• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI TEGALREJO 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI TEGALREJO 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN

HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS V SD NEGERI TEGALREJO 02

SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oleh

Valentino 292014702

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN

HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS V SD NEGERI TEGALREJO 02

SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2015/2016

Valentino

Romirio Torang Purba

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRAK

Taraf hidup orang tua siswa SD Negeri Tegalrejo 02 Salatiga tergolong rendah sehingga motivasi belajar dan hasil belajar siswa juga rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan sampel seluruh siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 02 Salatiga. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai rxy sebesar 0,127 yang berada pada 0,00-0,199 dan pada taraf signifikan 5% sebesar 0,312. Selain itu pula diketahui kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 02 hanya 1,6129% sedangkan 98,3871% ditentukan oleh faktor lain.

(7)

3

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kurang berperan aktif dalam pembelajaran membuat peserta didik malas, bosan, dan cepat mengantuk dalam proses pembelajaran. seperti yang diungkapkan Prof. Suyanto, Ph.D. Dirjen Mendidasmen(Ahmad Rizali dkk,2009): “Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajaran yang berbasis, inquiry, discovery, make a match, menggunakan alat bantunya, menyusun, evaluasinya, perubahan filosofinya, dan lain-lain”.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (SD) perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada jenjang berikutnya.

Oleh sebab itulah, motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik,siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kota Salatiga, motivasi belajar dan hasil pembelajaran bidang studi IPA terbukti kurang memuaskan. Karena rata-rata tingkat perekonomian siswa di sekitar SD Negeri Tegalrejo 02 taraf hidupnya rendah. Sehingga kurang mendukung siswa dalam proses pembelajaran dan membuat motivasi belajar siswa menjadi berkurang karena tuntutan ekonomi.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dilakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

(8)

Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

Manfaat Hasil Penelitian

1. Dapat menambah pengetahuan bagi dunia pendidikan dalam kaitannya tentang hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar 2. Bagi guru, dapat berguna sebagai masukan bagi guru SD Negeri

Tegalrejo 02 untuk memberikan bantuan motivasi belajar dan perbaikan dalam pembelajaran

3. Bagi sekolah, dapat meningkatkan hasil belajar sehingga sekolah mampu bersaing dengan sekolah lain.

KAJIAN PUSTAKA Motivasi Belajar

Motivasi adalah “pendorongan“ suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, (Ngalim Purwanto,1998: 71). Pengertian motivasi, yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya, (Martin Handoko,1992: 9). Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya (Hamzah B.Uno, 2008: 3).

Menurut Mc.Donald, Sardiman A.M (2009: 73) mengatakan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

(9)

5

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Duncan seorang ahli administrasi, dalam bukunya, ”Organization Behavior”, mengemukakan bahwa didalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki (Ngalim Purwanto,1998:72 ).

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar diri siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi atau menentukan intensitas dari motivasi dikenal sebagai dimensi motivasi (Singgih D. Gunarsa, 2008:52). Sedangkan menurut Hamzah B. Uno,( 2008 : 22 ) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang mempuyai indikator sebagai berikut, yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik ( Hamzah, 2008 & Elida 1989) yaitu :

(1) Perasaan senang dalam belajar : kesenangan siswa saat mengikuti pelajaran yang disukainya akan membuat siswa terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

(10)

(2) Ketertarikan : Tanggapan yang diberikan siswa menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.

(3) Kemauan : kondisi dimana seorang siswa cenderung untuk melakukan suatu aktifitas tanpa adanya paksaan. Siswa yang memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari suatu hal, maka dia akan berusaha untuk mencari pengetahuan yang lebih terhadap sesuatu itu..

(4) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar : siswa dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri belajar secara penuh, sehingga mampu meraih hasil belajar secara maksimal..

(5) Adanya hasrat dan keinginan berhasil : Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar pada diri anak berarti mereka mempunyai motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik..

(6) Adanya harapan dan cita-cita masa depan : Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut.

(7) Lingkungan belajar yang kondusif : lingkungan kelas yang tenang dan nyaman sangat merangsang siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Karena itu guru harus mengelola kelas dengan baik.

(8) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar : siswa akan merasakan cepat bosan apabila kegiatan belajar yang diikutinya tidak menarik. Maka dari itu penggunaan metode dan model belajar sangat penting untuk guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

(11)

7

(1) tingkah laku : perbuatan yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan (reinforcement). Penguatan perlu dilakukan pada setiap tingkat pengalaman belajar.

(2) dorongan dari orang tua siswa : dengan cara memberikan perhatian kepada siswa mengenai kegiatan belajarnya.

(3) dorongan umtuk berprestasi : adanya pemberian semangat untuk berprestasi dalam pembelajaran dari orang tua membuat siswa terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

(4) mendapatkan pujian : memberikan pujian terhadap hasil belajar siswa adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu.

(5) hadiah : suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada siswa yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.

(6) metode guru saat mengajar : bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi,cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan lain-lain.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek

(12)

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kerangka Pikir

Dalam proses belajar mengajar siswa tentunya harus memiliki motivasi yang kuat baik motivasi yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Sebab tanpa adanya motivasi maka seseorang tidak akan terdorong atau memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu.

Jika dalam diri siswa belum memiliki dorongan belajar maka pihak sekolah perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa tersebut sehingga sekolah semangat dalam belajar. Misalnya guru dapat melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui alasan seseorang tidak semanagat dalam belajar dan menanyakan tujuan siswa belajar di sekolah. Dari pendekatan tersebut maka guru akan memperoleh informasi terkait dengan motivasi belajar siswa dan mencari permasalahan masalah siswa tersebut. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa seperti pengaruh lingkungan baik itu lingkungan di rumah maupun lingkungan bermainnya, pengaruh guru dalam proses pembelajaran di kelas dan sebagainya. Maka dari itu, diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak seperti kepala sekolah, guru bidang studi, wali kelas, maupun orang tua siswa. Dengan begitu siswa akan semakin giat belajar karena siswa merasa diperhatikan dan diberi dukungan oleh semua pihak.

Jika siswa telah memiliki motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan merasa percaya diri dalam mengembangkan kemampuannya dan siswa pun akan semangat dan giat dalam belajar. Dengan adanya dorongan belajar yang kuat tersebut siswa akan mudah dalam memahami suatu pembelajaran dan akan mudah pula siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik.

(13)

9

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu :

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, karena memakai 1 kelompok dan 2 variabel. Dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan/manipulasi terhadap variabel- variabelnya namun bertujuan untuk menyelidiki hubungan antar variabel. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar pada IPA di kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (206: 131) sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi yang diteliti. Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel di kelas V karena hasil belajar IPA di kelas V kurang baik.

Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (variabel X) yaitu motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 2

b. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar.

Instrumen Penelitian

(14)

Penyusunan angket dalam penelitian ini menggunkan skala Likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS),dan tidak setuju (TS). Skor untuk setiap pertanyan positif adalah 4-1, sedangkan skor untuk pertanyaan negatif adalah 1-4.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Motivasi Belajar

Dimensi Indikator No Item

Positif Negatif

1. Intrinsik

Perasaan senang dalam belajar 1, 7 3 Ketertarikan 2, 33 10

Kemauan 6, 8 16

Kebutuhan belajar 9, 25, 14 Hasrat dan keinginan berhasil 15, 22 17 Harapan dan cita-cita masa depan 12 19 Lingkungan belajar yang kondusif 32 20 Ada kegiatan yang menarik dalam

belajar

18 30 , 36 2. Ekstrinsik Tingkah laku 4, 38 11, 39

Dorongan dari orang tua siswa 24, 35 26 Dorongan untuk berprestasi 21 23, 37 Mendapatkan pujian 28, 40 13

Hadiah 31 27

Metode guru saat mengajar 5, 34 29

b. Nilai ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam

Nilai ulangan harian digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini adalah nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam di bulan April. Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 2.

Uji Validitas Instrumen

Menurut Priyatno (2010) Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Metode pengambilan keputusan pada uji validitas biasanya ada dua model

(15)

11

yaitu menggunakan batasan r tabel dengan signifikan 0,005 dan uji 2 sisi atau menggunakan batasan 0,3 (Azwar, dalam Priyatno, 2010:21).

Menurut Azwar, semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Untuk batasan r tabel maka dengan n = 30 maka di dapat r tabel sebesar 0,361, artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.

Uji validitas ini peneliti menggunakan dua uji validitas yaitu

a. Metode pearson correlation (Product Moment Pearson) yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total.( Lampiran ).

b. Metode corrected item total correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi.(Lampiran).

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

Analisis Data No Item Soal Evaluasi

InstrumenValid InstrumenTidak Valid

Analisis 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 37,38,39 , 40.

24, 25, 28, 33, 36.

Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software SPSS versi 16 for

windows dengan uji teknik Alpha Cronbach’s. Adapun ringkasan hasil uji reliabilitas

dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.5

Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Cronbach's Alpha

N of Items

(16)

Berdasarkan data tabel 3.5 hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar, dapat diuraikan bahawa hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 35 soal memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.949. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen diinterpretasikan sangat tinggi, sehingga 35 soal yang valid dan reliabel dapat digunakandalam penelitian

Analisis Data dan Interpretasi Data

Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menyederhanakan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami. Untuk menganalisis hubungan kedua variabel tersebut, digunakan teknik analisa korelasional dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows rumus Product Moment Pearson.

Tabel 3.6 Interpretasi Data Besarnya r Product Moment Tingkat Hubungan

0,90 – 1,00 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat baik atau sangat kuat 0,70 – 0,899 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat

0,40 – 0,699 Antara variabel x dan y terdapat korelasi hubungan yang sedang 0,20 – 0,399 Antara korelasi x dan y terdapat hubungan yang lemah atau rendah

0,00 – 0,199 Antara variabel x dan y terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah sehingga dianggap tidak ada korelasi antara x dan y

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Penelitian

Dari angket yang telah dikembangkan oleh peneliti terdapat 14 indikator. 8 indikator dilihat dari dimensi intrinsik dan 6 indikator dilihat dari faktor ekstrinsik. Dari perhitungan angket yang telah diolah peneliti 70% motivasi belajar siswa berasal dari dimensi intrinsik siswa. Diantaranya aspek yang tinggi dalam hal kemauan siswa untuk belajar, hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil, harapan dan cita-cita dimasa depan, terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.

(17)

13

Tetapi hasil tersebut tidak sama saat pembelajaran berlangsung, karena saat pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Masih banyak siswa yang mengobrol dengan teman, dan sebagainya.

Jika dilihat dari dimensi ekstrinsik 30% motivasi belajar siswa tinggi dalam hal metode guru yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dorongan dari orang tua siswa dan juga pemberian hadiah.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa di SD Negeri Tegalrejo 2 didapat besarnya rxy yang diperoleh yaitu 0,127 ternyata terletak pada 0,00 – 0,0199 maka korelasi antara kedua variabel tersebut dinyatakan sangat rendah. Adapun dari besar kontribusi yang diperoleh yaitu sebesar 1,6129% dapat menunjukkan bahwa motivasi belajar tidak memberikan kontribusi yang cukup besar untuk hasil belajar siswa sehingga yang memberikan kontribusi yang sangat besar pada tingginya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 2 berasal dari faktor lain disamping motivasi belajar. Jadi dalam penelitian ini korelasi tersebut dianggap tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 2 Salatiga.

Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik (Prayitno, 1989: 3).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Iqbal Yulianto pada September 2012 hubungan motivasi dengan hasil belajar menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan nilai rxy lebih besar dari pada r tabel yaitu 0,342>0,207. Juga penelitian yang dilakukan oleh Ulya Uly pada tahun 2012 hubungan antara motivasi dengan hasil belajar menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikansi yaitu didapat rxy sebesar 0,717. Hal tersebut ternyata tidak sesuai dengan yang peneliti lakukan di SD Negeri Tegalrejo 2, dalam penelitian ini ternyata motivasi tidak memberikan sumbangan kontribusi yang besar terhadap hasil belajar siswa. Namun ada faktor lain yang berpengaruh, yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor

(18)

internal meliputi : kecerdasan/intelegensi, bakat, dan minat. Sedangkan faktor eksternal meliputi : keadaan lingkungan keluarga, keadaan lingkungan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat menurut Sunarto (2009) dalam Rusman (2012).

Kecerdasan/intelegensi berhubungan dengan hasil belajar karena semakin tinggi tingkat kecerdasan siswa daya serap terhadap materi yang diterima semakin tinggi, sehingga hasil belajar juga akan tinggi. Bakat berhubungan dengan hasil belajar karena jika seseorang memiliki bakat dalam bidang akademik akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki bakat dibidang akademik. Minat berhubungan dengan hasil belajar siswa karena semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajarnya.

Keadaan lingkungan keluarga berhubungan dengan hasil belajar karena jika siswa tinggal dalam lingkungan keluarga yang peduli dengan pendidikan maka hasil belajar siswa akan cenderung tinggi. Keadaan lingkungan sekolah meliputi : fasilitas dan infrastruktur sekolah, guru, lokasi sekolah, dan kondisi kelas. Jika keadaan lingkungan sekolah baik, maka hasil belajar siswa akan baik, dan sebaliknya. Keadaan lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena lingkungan masyarakat yang baik akan membuat hasil belajar menjadi tinggi.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 02 dapat disimpulkan adalah :

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 02. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisa korelasional yaitu nilai rxy sebesar 0,127 yang berada pada 0,00 – 0,199 dan pada taraf signifikan 5% sebesar 0,312. Selain itu pula diketahui kontribusi motivasi belajar terhadap prestasi siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 02 hanya 1,612% sedangkan 98,3871% ditentukan oleh faktor yang lain, yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi :

(19)

15

kecerdasan/intelegensi, bakat, dan minat. Sedangkan factor eksternal meliputi : keadaan lingkungan keluarga, keadaan lingkungan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat menurut Sunarto (2009) dalam Rusman (2012).

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian diatas,maka peneliti dapat menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka hendaknya guru lebih peka dalam mendekatkan diri ke siswa untuk memotivasi siswa sehingga siswa berkeinginan mengulang pelajarannya di rumah. Guru dan wali kelas pun hendaknya memberitahukan kepada orang tua siswa untuk selalu membantu dan memberikan perhatian kepada anaknya untuk belajar di rumah.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka hendaknya para guru melakukan penambahan waktu belajar, mengadakan bimbingan belajar dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Doland, et.al. 2010. Introduction to Research in Education. Canada.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arikutoro, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati, Mudjono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa, (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Hamalik, Oemar.2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara Himitshuqalbu. 2014 . Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli.

https://himitsuqalbu.wordpress.com/2014/03/21/definisi-hasil-belajar-menurut-para- ahli/. Diakses pada tanggal 11 Desember 2014.

(20)

Cipta.

Iskandar, Srini M. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud. Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka

Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA

Sardiman.2009. Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali Pers

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.

Sugiyono.2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D cetakan IV. Bandung. Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2010. Jakarta: Diperbanyak oleh Fokus Media

Uno, Hamzah.B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurnya. Jakarta: Bumi Aksara Winkel.1984. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-Kisi Motivasi Belajar
Tabel 3.6  Interpretasi Data  Besarnya r  Product  Moment  Tingkat Hubungan

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Kasus Pada Dewangga Furniture Gatak Sukoharjo) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja strategi yang diterapkan Dewangga Furniture dalam menembus pasar internasional,

Kesimpulan dari penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variasi substitusi tepung sukun dengan suhu yang sama terhadap daya serap air serta tidak ada pengaruh

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN 1.20.05.DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN

Plb dapat diperbanyak secara langsung (embriogenesis langsung) dan tidak langsung (embriogenesis tidak langsung). Keberhasilan perbanyakan melalui plb tergantung

Pengujian variabel pada estimasi faktor-faktor yang memengaruhi inflasi di Pulau Jawa dilakukan dengan menggunakan metode data panel Pooled Least Square (PLS).. Secara

Buñuel’in çağdaşı, hatta bir dönem sürrealist grupla da vakit geçirmiş Fran- sız psikanalist Jacques Lacan diyordu, arzu nesneleri aslında birer yansımamızdır aynadaki

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta1. HSP

In revising student writing, teacher underline the error word or letter, and then directly write the correct one above the word or