• Tidak ada hasil yang ditemukan

Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Emisi

Gas Rumah Kaca

Dalam Angka

KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

REPUBLIK INDONESIA

(2)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

EMISI GAS RUMAH KACA

DALAM ANGKA

Pengarah :

Sudariyono

Penanggung Jawab :

Nursiwan Taqim

Penyusun :

1. Maulyani Djajadilaga

2. Aksa Tejalaksana

3. Heru Harnowo

4. Agnes Swastikarina Gusthi

5. Sudarmanto

Pengolah Data :

1. Abdul Aziz Sitepu

2. Wiyoga

3. Sishatantri Dombot Sunaryedi

4. Ikhsan Mulyawan

Editor :

Maulyani Djajadilaga

Diterbitkan oleh :

Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan

Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Gambar Sampul :

(3)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

i

Kata Pengantar

Pada tahun 1992 KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil, telah menghasilkan komitmen

internasional dengan ditandatanganinya

United Nations Framework Convention on Climate

Change

oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kemudian pada tahun 1994 pemerintah

Republik Indonesia meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang Undang Nomor 6 Tahun

1994 tentang Pengesahan

United Nations Framework Convention on Climate Change

. Di

samping itu, sebagai salah satu penandatangan Deklarasi Millenium pada KTT Millenium

yang diadakan oleh PBB pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia berkewajiban

melaksanakan dan memantau perkembangan pencapaian indikator Millenium Development

Goals (MDGs) pada tingkat nasional, khususnya untuk tujuan

menjamin kelestarian

lingkungan hidup

dengan salah satu indikatornya adalah

emisi CO2 (karbon dioksida) per

kapita dan konsumsi bahan perusak ozon (CFC)

.

Pada tahun 2007 Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan

The United Nations

Children's Fund

(UNICEF) dan sektor terkait, termasuk Kementerian Negara Lingkungan

Hidup (KNLH), melakukan studi Alur Data Sektoral Indikator MDGs Tingkat Kecamatan dan

Kabupaten/Kota dengan lokasi studi di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Sebagai tindak lanjut dari studi tersebut, sejak tahun 2008 Asisten Deputi Urusan Data dan

Informasi Lingkungan mencoba untuk mengumpulkan data sumber-sumber emisi CO2 pada

tingkat provinsi yang hasilnya kemudian dipublikasikan melalui buku Emisi Gas Rumah

Kaca Dalam Angka.

Dalam buku edisi tahun 2009 ini kami mendapatkan data dari berbagai institusi pemerintah

dan swasta baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami

mengucapkan terima kasih terutama kepada Badan Pusat Statistik, Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen

Perhubungan, Departemen Kesehatan, serta Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,

atas kesediaannya untuk berbagi data. Semoga kerjasama yang baik ini dapat terus

berlanjut di masa mendatang.

Akhirnya, kami berharap agar buku ini dapat menjadi bahan masukan bagi para pemangku

kepentingan dalam menetapkan kebijakan dalam pengendalian emisi gas rumah kaca.

Jakarta, Nopember 2009

Deputi MENLH Bidang

Pembinaan Sarana Teknis dan

Peningkatan Kapasitas

(4)

ii

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Daftar Isi

Kata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

Daftar Tabel

iii

Daftar Gambar

v

Bab I Pendahuluan

1

A.

Latar Belakang

1

B.

Tujuan

2

C.

Ruang Lingkup

3

Bab II Metodologi

4

A.

Pengumpulan Data

4

B.

Pengolahan Data

4

C.

Penyajian Data

4

D.

Penghitungan Emisi GRK

5

Bab III Energi

11

A.

Rumah Tangga

11

B.

Industri

13

C.

Transportasi

16

Bab IV Industri

49

A.

Kelompok Industri Mineral

49

B.

Kelompok Industri Kimia

52

C.

Kelompok Industri Logam Dasar

53

Bab V Pertanian

61

A.

Lahan Sawah

61

B.

Peternakan

63

C.

Penggunaan Pupuk Urea

65

Bab VI Sampah

81

A.

Timbulan Sampah

81

B.

Emisi CO2 dan CH4

82

Bab VII Efek Rumah Kaca

89

A.

Dampak terhadap Iklim

89

B.

Dampak terhadap Kesehatan

91

(5)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

iii

Daftar Tabel

Tabel 1. Rumus Penghitungan Emisi CO2 dan CH4

5

Tabel 2. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar

6

Tabel 3. Faktor Emisi Industri Kapur

6

Tabel 4. Faktor Emisi Industri Semen

7

Tabel 5. Faktor Emisi Industri Kimia

7

Tabel 6. Faktor Emisi Industri Logam

7

Tabel 7. Faktor Emisi Pengelolaan Lahan

7

Tabel 8. Faktor Emisi dari Sampah

8

Tabel 9. Komposisi Sampah

8

Tabel 10. Konversi Satuan Energi

8

Tabel 11. Rata-Rata Konsumsi BBM menurut Jenis Kendaraan

9

Tabel 12. Kosumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar (SBM),

2000 - 2007

19

Tabel 13. Jumlah Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk

Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007

19

Tabel 14. Perkiraan Konsumsi Energi Rumah Tangga (SBM) menurut Provinsi dan

Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007

22

Tabel 15. Perkiraan Emisi CO2 (Ton) dari Rumah Tangga menurut Provinsi dan

Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004 dan 2007

25

Tabel 16. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 28

Tabel 17. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar,

2003 - 2005

29

Tabel 18. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kosumsi Energi Industri menurut Provinsi

dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005

32

Tabel 19. Konsumsi Energi Transportasi (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar,

2000 - 2007

35

Tabel 20. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan, 2000 - 2007

35

Tabel 21. Perkiraan Konsumsi Energi dari Kendaraan Bermotor (SBM) menurut Provinsi

dan Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007

41

Tabel 22. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kendaraan Bermotor menurut Provinsi,

2000 - 2007

48

Tabel 23. Produksi Kapur (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2006

57

Tabel 24. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006

57

Tabel 25. Produksi Semen dan Clinker (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008

57

Tabel 26. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Semen, 2004 - 2008

58

Tabel 27. Produksi Amoniak (juta ton) menurut Provinsi, 2001 - 2008

58

Tabel 28. Perkiraan Emisi CO2 (juta ton) dari Industri Amoniak, 2001 - 2008

58

Tabel 29. Produksi Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005

59

Tabel 30. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Besi Baja (ton) menurut Provinsi,

2002 - 2005

59

Tabel 31. Produksi Logam Non Baja (ribu ton) menurut Provinsi, 2001 - 2005

59

Tabel 32. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005

59

Tabel 33. Luas Panen Padi (hektar) menurut Provinsi, 2003 - 2008

67

(6)

iv

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Tabel 35. Populasi Hewan Ternak (ribu ekor) menurut Provinsi dan Jenis Ternak,

2004 - 2007

69

Tabel 36. Populasi Hewan Unggas (ekor) menurut Provinsi dan Jenis Unggas,

2005 - 2007

73

Tabel 37. Perkiraan Emisi CH4 (Ton) dari Hewan Ternak menurut Provinsi, 2004 -2007

76

Tabel 38. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Provinsi, 2005 - 2007

77

Tabel 39. Konsumsi Pupuk Urea (ribu ton) menurut Provinsi, 2003 - 2007

78

Tabel 40. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Konsumsi Pupuk Urea menurut Provinsi,

2003 - 2007

79

Tabel 41. Perkiraan Timbulan Sampah (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008

84

Tabel 42. Perkiraan Jumlah Sampah di TPA (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008

85

Tabel 43. Perkiraan Emisi CO2 (gigagram) dari Sampah Dibakar menurut Provinsi,

2004 - 2008

86

Tabel 44. Perkiraan Emisi CH4 (gigagram) dari Sampah di TPA menurut Provinsi,

2004 - 2008

87

Tabel 45. Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut (m3/tahun) di 170 Kota/Kabupaten

menurut Provinsi, 2007

88

Tabel 46. Suhu Udara Maksimum (

o

C) menurut Provinsi, 2000 -2007

94

Tabel 47. Suhu Udara Minimum (

o

C) menurut Provinsi, 2000 - 2007

95

Tabel 48. Curah Hujan Maksimum menurut Provinsi, 2000 - 2007

96

Tabel 49. Persentase Kabupaten/Kota Terjangkit Demam Berdarah menurut Provinsi,

2001 - 2007

97

Tabel 50. Jumlah Penderita Demam Berdarah menurut Provinsi, 2003 - 2007

98

Tabel 51. Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk menurut Provinsi, 2002 - 2007

99

(7)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

v

Daftar Gambar

Gambar 1. Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007

11

Gambar 2. Konsumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar, Tahun 2007

12

Gambar 3. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Rumah Tangga, 2000 - 2007

12

Gambar 4. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi LPG, Minyak Tanah, dan Kayu Bakar

untuk Rumah Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007

13

Gambar 5. Konsumsi Energi Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007

14

Gambar 6. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Industri menurut

Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007

14

Gambar 7. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi (Solar, Minyak Tanah dan

Batubara) Sektor Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005

15

Gambar 8. Perkiraan Emisi CO2 dari Pembangkit Tenaga Listrik PLN menurut Pulau,

2000 - 2004

16

Gambar 9. Konsumsi Energi Sektor Transportasi, 2000 - 2007

17

Gambar 10. Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007

17

Gambar 11. Perkiraan Emisi CO2 dari Kendaraan Bermotor menurut Pulau, 2000 - 2007 18

Gambar 12. Produksi Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006

49

Gambar 13. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Kapur, 2002 - 2006

50

Gambar 14. Produksi Semen dan Clinker menurut Provinsi, 2004 - 2008

51

Gambar 15. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Semen, 2004 - 2008

51

Gambar 16. Produksi Amoniak menurut Provinsi, 2001 - 2008

52

Gambar 17. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Amoniak, 2001 - 2008

53

Gambar 18. Produksi Besi Baja menurut Provinsi, 2002 - 2005

54

Gambar 19. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Besi Baja, 2002 - 2005

54

Gambar 20. Produksi Logam Non Baja menurut Provinsi, 2001 - 2005

55

Gambar 21. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005

56

Gambar 22. Luas Panen Padi menurut Pulau, 2003 - 2008

61

Gambar 23. Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah, 2003 - 2008

62

Gambar 24. Perkiraan Distribusi Emisi CH4 dari Lahan Sawah menurut Pulau, 2008

62

Gambar 25. Persentase Populasi Ternak menurut Jenis Ternak, 2007

63

Gambar 26. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Hewan Ternak menurut Pulau, 2004 - 2007 63

Gambar 27. Persentase Populasi Unggas menurut Jenis Unggas, 2007

64

Gambar 28. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Pulau, 2005 - 2007

64

Gambar 29. Konsumsi Pupuk Urea menurut Pulau, 2003 - 2007

65

Gambar 30. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea, 2003 - 2007

66

Gambar 31. Perkiraan Timbulan Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008

81

Gambar 32. Komposisi Sampah di Indonesia, 2001

82

Gambar 33. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008

82

Gambar 34. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008

83

Gambar 35. Suhu Udara Maksimum dan Minimum (

o

C) di Indonesia, 2000 - 2007

89

Gambar 36. Suhu Udara Maksimum menurut Pulau, 2000 - 2007

90

Gambar 37. Suhu Udara Minimum menurut Pulau, 2000 - 2007

90

Gambar 38. Curah Hujan Maksimum yang tercatat pada 33 stasiun menurut Pulau,

(8)

vi

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Gambar 39. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau,

2001 - 2007

92

Gambar 40. Persentase Desa terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau,

2005 dan 2008

92

(9)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

1

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebuah fenomena meningkatnya konsentrasi

Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer akibat berbagai aktifitas manusia, seperti penggunaan

bahan bakar fosil, perubahan tata guna lahan dan hutan, serta kegiatan pertanian dan

peternakan. Salah satu GRK yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap pemanasan

global dan perubahan iklim adalah CO2.

Sejak tahun 1995, dunia internasional melakukan pertemuan rutin setiap tahun untuk

membahas berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim, termasuk solusi yang harus

dilakukan. Akhirnya, pada tanggal 11 Desember 1997 Protokol Kyoto diadopsi dalam

konferensi ketiga para pihak (COP3) UNFCCC (

United Nations Framework Convention on

Climate Change

) di Kyoto, Jepang. Protokol tersebut resmi berkekuatan hukum secara

internasional pada tanggal 16 Februari 2005 setelah diratifikasi oleh 141 negara yang

mewakili 61% dari seluruh emisi. Indonesia sendiri telah meratifikasi protokol tersebut pada

tanggal 3 Desember 2004 melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang

Pengesahan

Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate

Change

.

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada

tahun 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi Deklarasi

Milenium. Deklarasi ini menghimpun komitmen para pemimpin dunia untuk menangani isu

perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi dan kebebasan fundamental. Komitmen

tersebut kemudian diterjemahkan menjadi

Millennium Development Goals

(MDGs) yang

mempunyai delapan tujuan. Salah satu tujuan dari MDGs adalah menjamin kelestarian

lingkungan hidup dengan target sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No. Target Indikator

1. Memadukan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang

1. Proporsi lahan yang tertutup hutan 2. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas

wilayah

3. Konsumsi energi per unit PDB

4. Emisi CO2 per kapita dan konsumsi bahan perusak ozon (CFC)

5. Proporsi penduduk atau rumah tangga menggunakan bahan bakar padat untuk memasak

2. Menurunkan separuh proporsi penduduk tanpa

akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015

6. Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan

7. Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

3. Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan

penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020

8. Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan status rumah tetap dan terjamin

(10)

2

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Indikator pertama sampai dengan kelima berkaitan dengan pemanasan global dan

perubahan iklim. Sementara indikator keenam dan ketujuh berkaitan dengan kualitas air dan

permukiman yang keduanya tidak dibahas dalam buku ini.

Upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target-target yang tercantum dalam

Millennium Development Goals perlu didukung oleh data sehingga hasilnya lebih terukur.

Oleh karena itu pada tahun 2007 BPS bekerjasama dengan UNICEF dan sektor-sektor terkait

seperti KNLH dan Departemen Kehutanan melakukan studi Alur Data Sektoral untuk

Indikator MDGs Tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil studi ini

kemudian diketahui bahwa sebagian besar data untuk menghitung emisi CO2 dan GRK

lainnya tersedia di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Pada Annex A Protokol Kyoto disebutkan sumber-sumber emisi GRK, antara lain dari sektor

energi, sektor atau proses industri, sektor pertanian (termasuk lahan), dan limbah (sampah).

Sumber-sumber emisi GRK dari sektor energi seperti penggunaan energi oleh industri,

rumah tangga dan transportasi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada emisi

GRK, khususnya CO2. Data yang ada menunjukkan bahwa ternyata penyumbang terbesar

CO2 dari konsumsi energi ini adalah rumah tangga. Penjelasan rinci mengenai konsumsi

energi ini dibahas pada Bab III.

Selanjutnya pada Bab IV dijelaskan beberapa jenis industri yang menghasilkan emisi GRK

dari proses produksinya. Adanya perbedaan penggunaan satuan (unit) produksi dengan

satuan yang digunakan pada pedoman IPCC menyebabkan tidak semua jenis industri dapat

ditampilkan meskipun datanya tersedia. Selain itu, perbedaan penggunaan satuan ini juga

menyebabkan banyak data produksi dari suatu jenis industri yang tidak dimasukkan dalam

perhitungan sehingga total produksi yang dihasilkan tidak menggambarkan kondisi yang

sebenarnya.

Pada Bab V dijelaskan mengenai sumber-sumber emisi GRK yang berasal dari kegiatan

pertanian seperti dari lahan penanaman padi (sawah), peternakan, dan penggunaan pupuk

urea. Emisi GRK yang disebabkan oleh perubahan lahan dan hutan (LULUCF) tidak disajikan

karena keterbatasan data.

Selanjutnya pada Bab VI dijelaskan perkiraan produksi sampah di Indonesia berdasarkan

populasi penduduk dan perkiraan emisi CO2 dan CH4 yang dihasilkan. Digunakannya angka

prediksi produksi sampah ini disebabkan terbatasnya ketersediaan data. Data produksi

sampah yang berasal dari program Adipura baru tersedia untuk 170 kabupaten/kota,

sebagian besar berada di pulau Jawa, sehingga tidak dapat digambarkan secara nasional.

Kemungkinan adanya dampak emisi GRK terhadap perubahan iklim seperti kenaikan suhu

udara, dan perubahan pola curah hujan serta dampak terhadap kesehatan seperti penyakit

malaria dan demam berdarah disajikan pada bab terakhir, yaitu Bab VII.

B. Tujuan

Tujuan dari penerbitan publikasi ini adalah :

1. Menyajikan data konsumsi dan atau produksi suatu bahan yang merupakan sumber

emisi gas rumah kaca.

2. Menyajikan perkiraan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan yang

tercantum dalam Annex A Protokol Kyoto.

(11)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

3

3. Menyajikan data mengenai dampak dari emisi gas rumah kaca terhadap perubahan

iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan, dan terhadap kesehatan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyajian data pada buku ini adalah :

1. Data bersumber dari instansi pemerintah, lembaga-lembaga penelitian, dan perusahaan

swasta yang telah dipublikasikan.

2. Data yang disajikan adalah data sumber emisi CO2 dan CH4.

3. Cakupan data dari tahun 2000 – 2007 atau 2008, tergantung pada publikasi terakhir dari

instansi terkait.

(12)

4

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Bab II

Metodologi

A. Pengumpulan Data

Data yang disajikan dalam publikasi ini sebagian besar merupakan data sekunder yang

berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,

Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, dan Badan

Meteorologi dan Geofisika. Data sekunder lainnya berasal dari situs PT. Pusri

(

www.pusri.co.id

) untuk produksi amoniak dan pupuk urea, dan BPH Migas

(

www.bphmigas.go.id

) untuk data konsumsi BBM bersubsidi rata-rata per hari per jenis

kendaraan. Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Menyusun daftar sumber data yang diperkirakan memproduksi atau mempumyai data

sumber-sumber emisi GRK yang tercantum dalam Protokol Kyoto.

2. Melakukan survei pendahuluan ke sumber-sumber data untuk mengetahui jenis data

yang dihasilkan.

3. Menyusun formulir berdasarkan format yang ada pada pedoman inventarisasi GRK yang

dikeluarkan oleh

Intergovernmental Panel on Climate Change

(IPCC) pada tahun 2006.

4. Membandingkan formulir dengan format data yang ada pada publikasi-publikasi yang

telah dikeluarkan oleh sumber data;

5. Melakukan pertemuan teknis dengan sumber-sumber data untuk mendapatkan data

terbaru dan untuk klarifikasi jika ada perbedaan format data.

6. Data yang sudah ada dan sesuai formatnya langsung diinput ke dalam basis data.

B. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Untuk data sekunder yang satuannya sudah sesuai dan disajikan per Provinsi, maka data

tersebut langsung dikalikan dengan faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC.

2. Data yang berbeda satuannya dengan satuan yang digunakan dalam pedoman tidak

dimasukkan dalam perhitungan. Perbedaan satuan dimaksud misalnya pedoman

menetapkan satuannya dalam berat (kg, ton, dll) sementara data yang tersedia dalam

satuan volume atau luas.

3. Untuk data per Provinsi yang dinyatakan dalam persentase, diolah terlebih dahulu

sehingga didapatkan angka absolutnya.

4. Data yang belum atau yang tidak tersedia per Provinsi diolah terlebih dahulu dengan

data lain yang mempunyai keterkaitan sehingga didapatkan angka rata-rata per Provinsi.

C. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Data sumber-sumber emisi GRK yang sudah diolah disajikan sesuai dengan sektor atau

kegiatan penghasil emisi GRK yaitu energi, industri, pertanian, dan sampah.

(13)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

5

3. Data yang disajikan adalah data produksi atau konsumsi atau luas (untuk lahan) sumber

emisi, dan data perkiraan emisi dari masing-masing sumber tersebut.

4. Penyajian tabel-tabel per provinsi dan per sektor sumber emisi didahului dengan ulasan

singkat yang dilengkapi dengan gambar (grafik).

D. Penghitungan Emisi GRK

Pada dasarnya penghitungan emisi GRK menggunakan rumus dasar sebagai berikut :

Emisi

GRK

=

i

A

i

x EF

i

Dimana :

Emisi

GRK

= Emisi suatu gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O)

Ai

= Konsumsi bahan jenis

i

atau jumlah produk

i

EF

i

= Faktor Emisi dari bahan jenis

i

atau produk

i

Faktor emisi ditentukan berdasarkan penelitian dan sangat spesifik untuk setiap bahan atau

produk. Oleh karena belum ada faktor emisi yang spesifik untuk Indonesia, maka digunakan

faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC. Rumus yang digunakan untuk menghitung

emisi CO2 dan CH4 dari beberapa sumber emisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan

faktor emisi disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 8.

Tabel 1. Rumus Penghitungan Emisi CO2 dan CH4

Sumber Emisi Rumus Keterangan

Konsumsi Energi EmisiCO2 = Ci x EFi Ci = konsumsi bahan bakar jenis i

EFi = faktor emisi CO2 bahan bakar jenis i

Industri Semen EmisiCO2 = Psemen x Fclinker x EFclinker Psemen = jumlah produksi semen (ton)

Fclinker = fraksi clinker dalam semen

EFclinker = faktor emisi CO2 clinker

Industri Kapur EmisiCO2 = Pkapur x EFkapur Pkapur = jumlah produksi kapur (ton)

EFkapur = faktor emisi CO2 kapur

Industri Amoniak EmisiCO2 = Pamoniak x EFamoniak Pamoniak = jumlah produksi amoniak (ton)

EFamoniak = faktor emisi CO2 amoniak

Industri Metanol EmisiCO2 = Pmetanol x EFCO2-metanol Pmetanol = jumlah produksi metanol

EmisiCH4 = Pmetanol x EFCH4-metanol EFCO2-metanol = faktor emisi CO2 metanol

EFCH4-metanol = faktor emisi CH4 metanol

Industri Besi Baja EmisiCO2 = Pbesi-baja x EFbesi-baja Pbesi-baja = jumlah produksi besi baja (ton)

EFbesibaja = faktor emisi CO2 besi baja

Industri Besi EmisiCO2 = Pbesi x EFbesi Pbesi = jumlah produksi besi (ton)

EFbesi = faktor emisi besi

Lahan Sawah EmisiCH4 = LT x HT x EFsawah LT = luas penanaman padi (Ha)

HT = lamanya penanaman (hari) EFsawah = faktor emisi sawah

(14)

6

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Hewan Ternak (Fermentasi) EmisiCH4 = JHT x EFfermentasi JHT = jumlah hewan ternak

Hewan Ternak (Pupuk) EmisiCH4 = JHT x EFppk-ternak EFfermentasi = faktor emisi fermentasi

EFppk-ternak = faktor emisi pupuk ternak

Hewan Unggas (Pupuk) EmisiCH4 = JHU x EFppk-unggas JHU = jumlah hewan unggas

EFppk-unggas = faktor emisi pupuk unggas

Konsumsi Pupuk Urea EmisiCO2 = Kurea x EFurea Kurea = konsumsi pupuk urea

EFurea = faktor emisi pupuk urea

Sampah (pembakaran) EmisiCO2 = JSB x FSi x EFCO2-i JSB = jumlah sampah dibakar (ton)

EmisiCH4 = JSB x EFCH4 FSi = fraksi sampah jenis i (%)

EFCO2-i = faktor emisi CO2 sampah jenis i

i = makanan, kertas, tekstil, karet, kayu EFCH4 = faktor emisi CH4 dari sampah

Sampah (kompos) EmisiCH4 = JSK x EFCH4 JSK = jumlah sampah yang dikompos

EFCH4 = faktor emisi CH4 dari kompos

Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006

Tabel 2. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar

No. Produk Faktor Emisi CO2 Satuan

1. Bensin 69.300 Kg/TJ 2. Solar 74.100 Kg/TJ 3. Minyak Tanah 71.900 Kg/TJ 4. Batubara 94.600 Kg/TJ 5. LPG 63.100 Kg/TJ 6. Briket Batubara 97.500 Kg/TJ 7. Arang Kayu 112.000 Kg/TJ 8. Kayu Bakar 112.000 Kg/TJ

Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006

Tabel 3. Faktor Emisi Industri Kapur

Tipe Kapur

Rasio Stoikiometri [ton CO2 per ton CaO atau CaO·MgO] Kisaran Kandungan CaO [%] Kisaran Kandungan MgO [%] Nilai Kandungan CaO atau CaO·MgO [Fraksi] Faktor Emisi [ton CO2 per ton kapur]

Kapur Kalsium Tinggi 0.785 93-98 0.3-2.5 0.95 0.75

Kapur Dolomit 0.913 55-57 38-41 0.95 or 0.85 0.86 atau 0.77

Kapur Hidraulik 0.785 65-92 NA 0.75 0.59

(15)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

7

Tabel 4. Faktor Emisi Industri Semen

Tipe Semen Fraksi Clinker (ton CO2/ton clinker) Faktor Emisi (EF)

Portland 90%

0,52

Lainnya 75%

Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006

Tabel 5. Faktor Emisi Industri Kimia

No. Produk Faktor Emisi CO2 Satuan

1. Amoniak 3,273 ton CO2/ton amoniak

2. Karbit 11,60 ton CO2/ton karbit

3. Metanol 0,67 ton CO2/ton metanol

Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006

Tabel 6. Faktor Emisi Industri Logam

No. Produk Faktor Emisi CO2 Satuan

1. Besi baja (billet) 0,03 ton CO2/ton besi baja

2. Besi baja (lainnya) 1,06 ton CO2/ton besi baja

3. Alumunium 1,70 ton CO2/ton alumunium

4. Seng 1,72 Ton CO2/ton seng

5. Timah Hitam 0,52 ton CO2/ton timah hitam

Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006

Tabel 7. Faktor Emisi Pengelolaan Lahan

No. Produk Faktor Emisi CH4 Satuan

1. Lahan Sawah 1,30 ton CH4/ha lahan sawah

2. Konsumsi Pupuk Urea 0,20 *) ton CO2/ton konsumsi pupuk

3. Hewan Ternak (Fermentasi Pencernaan)

Sapi perah 61 kg/ekor

Sapi potong 47 kg/ekor

Kerbau 55 kg/ekor

Kuda 18 kg/ekor

Kambing 5 kg/ekor

Domba 5 kg/ekor

Babi 1 kg/ekor

4. Hewan Ternak (Pupuk Kandang)

Sapi perah 31 kg/ekor

Sapi potong 1 kg/ekor

Kerbau 2 kg/ekor

Kuda 2,19 kg/ekor

Kambing 0,2 kg/ekor

Domba 0,22 kg/ekor

Babi 7 kg/ekor

5. Hewan Unggas (Pupuk Kandang)

Ayam pedaging 0,02 kg/ekor

Ayam petelur 0,03 kg/ekor

Itik 0,03 kg/ekor

Keterangan : *) Faktor emisi CO2

(16)

8

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

No. Produk (Kg/Gg sampah) Faktor Emisi CO2 Faktor Emisi CH4 (Kg/Gg sampah)

1. Sampah (dibakar) 6500 Makanan 0,323 Kertas 0,009 Plastik 1,595 Kayu 0,904 Tekstil 1,595 Karet 0,239 Lainnya 0,239 2. Sampah (dikompos) -- 10

Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006

Tabel 9. Komposisi Sampah

No. Jenis Sampah Persentase

1 Bahan organik 65% 2 Kertas 13% 3 Kayu/bambu 3% 4 Kain 1% 5 Karet/kulit 1% 6 Plastik 11% 7 Logam 1% 8 Gelas 1% 9 Lainnya 4% Sumber : BPS, 2001

Tabel 10. Konversi Satuan Energi

No. Produk Energi Satuan Konversi (SBM)

1. Bensin Kiloliter 5,8275

2. Solar (ADO) Kiloliter 6,4871

3. Minyak Tanah Kiloliter 5,9274

4. Minyak Diesel (IDO) Kiloliter 6,6078

5. Minyak Bakar (FO) Kiloliter 6,9612

6. Batubara Ton 4,2000

7. LPG Ton 8,5246

8. Briket Batubara Ton 3,5638

9. Listrik MWh 0,6130

10. Arang Kayu Ton 4,9713

11. Kayu Bakar Ton 2,2979

12. Oli (pelumas) Kiloliter 6,4156

(17)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

9

Tabel 11. Rata-Rata Konsumsi BBM menurut Jenis Kendaraan

No. Jenis Kendaraan Premium (liter/hari) Solar (liter/hari)

1 Beban 11,85 17,45

2 Penumpang pribadi 9,90 11,96

3 Penumpang umum 24,74 28,68

4 Bus besar pribadi -- 34,68

5 Bus besar umum -- 84,29

6 Bus kecil pribadi -- 17,77

7 Bus kecil umum -- 45,52

8 Truk besar -- 61,54

9 Truk kecil -- 20,74

10 Roda tiga 10,16 --

11 Roda dua 1,85 --

(18)
(19)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

11

Bab III

Energi

Dibandingkan dengan sumber lainnya, sektor energi merupakan penyumbang terbesar gas

rumah kaca (GRK) khususnya CO2. Konsumsi energi dapat dibagi atas 4 sektor pengguna

yaitu transportasi, industri, komersial, dan rumah tangga. Gambar 1 menunjukkan kontribusi

konsumsi energi selain listrik dari 4 sektor tersebut.

Gambar 1. Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007

A. Rumah Tangga

Menurut jenis bahan bakar yang digunakan, pada tahun 2007 biomasa paling banyak

digunakan oleh rumah tangga yaitu sekitar 79%, dan pada urutan berikutnya adalah minyak

tanah dan LPG masing-masing sebesar 17% dan 3%. Dibandingkan dengan tahun 2006,

konsumsi minyak tanah cenderung menurun dan konsumsi gas/LPG cenderung meningkat.

Emisi CO2 yang dihasilkan dari konsumsi energi sektor rumah tangga ini diperkirakan

rata-rata mencapai 178 juta ton per tahun dan kontribusi terbesar berasal dari penggunaan

biomasa.

(20)

12

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

(21)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

13

Berdasarkan wilayah kepulauan, maka rumah tangga di Pulau Jawa memberikan kontribusi

terbesar emisi CO2 yang bersumber dari penggunaan energi yaitu lebih dari 100 juta ton per

tahun.

Gambar 4. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi LPG, Minyak Tanah, dan Kayu Bakar untuk Rumah Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007

B. Industri

Sektor industri merupakan pengguna energi terbesar kedua setelah sektor rumah tangga.

Jenis bahan bakar utama yang digunakan sektor industri ini adalah biomasa, batubara, dan

gas. Semakin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan konsumsi batubara

untuk industri meningkat tajam sejak tahun 2004. Pada tahun 2007 konsumsi batubara

untuk industri tercatat mencapai 120 juta SBM.

Dalam periode tahun 2000 – 2003, emisi CO2 dari konsumsi energi sektor industri menurun

dari 130 juta ton menjadi 119 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya

konsumsi biomasa, minyak diesel, dan minyak bakar. Mulai tahun 2004 emisi CO2 kembali

meningkat hingga mencapai 154 juta ton pada tahun 2007. Peningkatan emisi CO2 ini

disebabkan oleh meningkatnya konsumsi batubara.

(22)

14

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Gambar 6. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007

Data hasil survei industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

bahwa pada tahun 2003 – 2005 terdapat sekitar 20 ribu industri di Indonesia yang

(23)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

15

menggunakan bahan bakar solar, minyak tanah, dan batubara. Penggunaan bahan bakar

tersebut menyebabkan emisi CO2 di pulau Jawa menempati urutan tertinggi, diikuti

Sulawesi, Kalimantan, Maluku – Papua, dan Bali – Nusa Tenggara. Di pulau Jawa emisi CO2

dari industri yang menggunakan ketiga bahan bakar tersebut terus meningkat dari sekitar 13

juta ton pada tahun 2003 menjadi 24 juta ton pada tahun 2005.

Gambar 7. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi (Solar, Minyak Tanah dan Batubara) Sektor Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005

Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) sebagai industri penghasil energi juga menggunakan

bahan bakar minyak untuk mesin-mesin pembangkit tenaga listriknya. Bahan bakar yang

digunakan adalah solar, minyak diesel, residu, gas alam, batubara dan panas bumi. Pada

tahun 2004 total emisi CO2 yang dikeluarkan dari penggunaan berbagai jenis bahan bakar

tersebut diperkirakan mencapai 55 juta ton dengan emisi terbesar berasal dari pembangkit

tenaga listrik di pulau Jawa dan Sumatera.

(24)

16

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

C. Transportasi

Sektor transportasi merupakan pengguna energi terbesar ketiga setelah sektor rumah

tangga dan industri. Data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

menunjukkan bahwa total konsumsi energi di sektor ini terus meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2000 konsumsi energi untuk transportasi sebesar 140 juta sbm, dan pada

tahun 2007 meningkat menjadi 179 juta sbm. Meskipun demikian dibandingkan dengan

tahun 2005, konsumsi energi sektor transportasi menurun sebesar 4 persen pada tahun

2006. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga bahan minyak (BBM)

pada tahun tersebut.

Secara nasional, emisi CO2 yang dihasilkan dari sektor transportasi juga meningkat yaitu

dari 58 juta ton pada tahun 2000 menjadi 73 juta ton pada tahun 2007. Kontribusi emisi

CO2 terbesar berasal dari konsumsi premium dan turunannya (pertamax, pertamax plus dan

super TT), dan solar.

(25)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

17

Gambar 9. Konsumsi Energi Sektor Transportasi, 2000 - 2007

Gambar 10. Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007

Perhitungan emisi CO2 menurut provinsi dilakukan berdasarkan jumlah kendaraan per

provinsi dan rata-rata konsumsi BBM nasional pada tahun bersangkutan. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa pulau Jawa dan Sumatera merupakan penyumbang emisi CO2

(26)

18

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

tertinggi. Pada tahun 2007 emisi CO2 dari kendaraan bermotor di pulau Jawa dan Sumatera

masing-masing diperkirakan mencapai 40 juta ton dan 14 juta ton.

Gambar 11. Perkiraan Emisi CO2 dari Kendaraan Bermotor menurut Pulau, 2000 - 2007

Perkiraan emisi CO2 dari kendaraan bermotor pada tahun 2007 menunjukkan pula bahwa

provinsi DKI Jakarta merupakan penyumbang emisi terbesar, yaitu 16 juta ton. Provinsi

lainnya yang perkiraan emisinya lebih dari 5 juta ton adalah provinsi Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Sedangkan provnsi dengan perkiraan emisi CO2 terkecil adalah Maluku Utara yaitu

sebesar 2 ribu ton.

(27)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

19

Tabel 12. Kosumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar (SBM), 2000 - 2007

Tahun Industri Transportasi Rumah Tangga Komersil Lainnya

2000 258.020.370 139.151.571 277.840.029 11.725.193 29.213.883 2001 253.167.740 148.229.565 280.912.234 11.900.098 30.585.603 2002 248.389.416 151.466.260 282.198.292 11.781.378 29.998.549 2003 230.847.791 156.200.454 287.133.102 11.246.346 28.445.439 2004 263.249.954 178.340.975 290.463.757 12.424.641 31.689.808 2005 261.420.944 178.418.926 289.579.277 11.888.031 29.102.164 2006 277.332.331 170.077.559 285.893.152 10.725.105 25.936.875 2007 297.449.186 179.083.756 289.567.878 10.660.507 24.912.049

Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2007, ESDM

Tabel 13. Jumlah Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

1 N. Aceh Darussalam 2001 - - - 2004 111.117 933.966 485.095 2007 108.449 339.469 468.441 2 Sumatera Utara 2001 137.286 1.210.779 1.151.532 2004 191.849 2.564.168 1.047.117 2007 260.735 1.347.961 1.213.634 3 Sumatera Barat 2001 85.578 343.128 554.880 2004 108.278 987.998 621.180 2007 129.308 321.639 637.877 4 Riau 2001 73.202 601.962 451.712 2004 144.175 1.289.798 466.488 2007 143.331 529.981 411.825 5 Jambi 2001 42.174 205.583 321.295 2004 68.200 609.224 402.178 2007 82.720 177.296 354.793 6 Sumatera Selatan 2001 124.085 535.061 801.918 2004 187.153 1.464.718 873.382 2007 199.746 577.702 808.684 7 Bengkulu 2001 18.007 131.565 197.867 2004 35.472 362.966 246.143 2007 39.720 92.349 256.075

(28)

20

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 8 Lampung 2001 79.690 348.482 1.144.733 2004 126.243 1.595.269 1.246.462 2007 132.713 310.380 1.311.549 9 Bangka Belitung 2001 17.698 110.467 79.223 2004 47.239 227.934 116.543 2007 66.478 113.472 85.909 10 Kepulauan Riau 2001 - - - 2004 - - - 2007 56.480 264.886 46.493 11 DKI Jakarta 2001 640.807 1.359.734 6.250 2004 752.985 1.603.240 6.456 2007 775.348 1.312.651 6.121 12 Jawa Barat 2001 748.626 5.843.683 2.530.797 2004 1.091.992 9.113.185 2.906.880 2007 1.220.297 5.145.092 3.869.903 13 Jawa Tengah 2001 504.810 2.768.160 4.360.010 2004 723.283 7.074.979 5.101.402 2007 755.379 2.227.943 5.290.196 14 DI Yogyakarta 2001 109.376 288.622 433.533 2004 174.336 697.248 497.280 2007 173.313 241.289 519.523 15 Jawa Timur 2001 543.400 4.102.100 4.391.850 2004 751.361 8.905.721 5.248.566 2007 687.672 3.431.311 5.681.598 16 Banten 2001 290.891 1.150.950 490.890 2004 367.766 1.898.562 645.498 2007 371.221 1.021.532 772.328 17 B al i 2001 179.440 221.360 362.720 2004 255.245 526.096 411.738 2007 195.474 209.639 437.958

18 Nusa Tenggara Barat 2001 30.031 462.336 511.356

2004 19.486 1.011.980 624.386

2007 18.102 376.229 702.398

19 Nusa Tenggara Timur 2001 3.335 128.390 647.189

2004 1.233 849.460 745.414

(29)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

21

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

20 Kalimantan Barat 2001 32.526 310.395 530.419 2004 61.789 869.232 599.508 2007 78.903 259.788 577.650 21 Kalimantan Tengah 2001 6.603 224.660 237.192 2004 10.685 466.411 254.241 2007 12.332 191.697 288.047 22 Kalimantan Selatan 2001 32.578 397.289 337.786 2004 34.444 801.891 398.402 2007 54.246 375.493 446.651 23 Kalimantan Timur 2001 82.878 313.182 180.529 2004 148.999 617.606 156.408 2007 141.908 384.660 174.846 24 Sulawesi Utara 2001 3.761 275.552 246.831 2004 2.209 555.329 327.275 2007 5.581 258.607 305.061 25 Sulawesi Tengah 2001 6.149 112.039 362.275 2004 17.952 522.086 409.939 2007 13.928 126.432 381.523 26 Sulawesi Selatan 2001 343.587 482.511 908.726 2004 531.638 1.794.374 1.213.250 2007 250.139 489.715 927.150 27 Sulawesi Tenggara 2001 6.626 136.811 252.885 2004 38.318 425.650 307.886 2007 13.514 122.309 293.278 28 Gorontalo 2001 - - - 2004 575 226.596 159.712 2007 2.204 75.527 162.148

29 Sulawesi Barat 2001 tad tad tad

2004 tad tad tad

2007 13.758 31.804 177.478

30 Maluku 2001 tad tad tad

2004 1.024 251.802 156.262

2007 3.316 89.976 182.060

31 Maluku Utara 2001 - - -

2004 419 178.760 145.800

(30)

22

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

32 Irian Jaya Barat 2001 - - -

2004 - - - 2007 4.656 66.429 98.344 33 Papua 2001 4.802 179.952 349.637 2004 2.947 445.421 402.221 2007 4.026 157.334 315.638 Indonesia 2001 4.147.945 22.244.752 21.844.032 2004 6.008.411 48.871.670 26.223.111 2007 6.021.599 20.839.881 28.163.603

Sumber : Diolah dari Statistik Indonesia 2008 dan Statistik Lingkungan Hidup 2008, BPS

Tabel 14. Perkiraan Konsumsi Energi Rumah Tangga (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

1 N. Aceh Darussalam 2001 - - - 2004 123.139 1.162.558 4.135.532 2007 150.304 818.201 3.839.871 2 Sumatera Utara 2001 204.271 3.392.576 12.170.080 2004 212.606 3.191.759 8.926.894 2007 361.363 3.248.909 9.948.320 3 Sumatera Barat 2001 127.333 961.437 5.864.304 2004 119.994 1.229.814 5.295.689 2007 179.214 775.228 5.228.761 4 Riau 2001 108.918 1.686.683 4.773.959 2004 159.774 1.605.482 3.976.908 2007 198.649 1.277.382 3.375.785 5 Jambi 2001 62.752 576.040 3.395.634 2004 75.579 758.334 3.428.652 2007 114.645 427.326 2.908.286 6 Sumatera Selatan 2001 184.629 1.499.228 8.475.150 2004 207.403 1.823.213 7.445.761 2007 276.836 1.392.399 6.628.888 7 Bengkulu 2001 26.794 368.642 2.091.173 2004 39.310 451.804 2.098.418 2007 55.050 222.583 2.099.080

(31)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

23

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

8 Lampung 2001 118.573 976.439 12.098.224 2004 139.902 1.985.717 10.626.345 2007 183.933 748.091 10.750.945 9 Bangka Belitung 2001 26.333 309.526 837.274 2004 52.350 283.722 993.552 2007 92.135 273.494 704.207 10 Kepulauan Riau 2001 - - - 2004 - - - 2007 78.278 638.438 381.110 11 DKI Jakarta 2001 953.470 3.809.945 66.050 2004 834.456 1.995.639 55.039 2007 1.074.587 3.163.803 50.176 12 Jawa Barat 2001 1.113.896 16.373.870 26.746.976 2004 1.210.143 11.343.673 24.781.756 2007 1.691.260 12.400.904 31.722.112 13 Jawa Tengah 2001 751.117 7.756.322 46.079.198 2004 801.541 8.806.609 43.490.515 2007 1.046.911 5.369.875 43.364.448 14 DI Yogyakarta 2001 162.742 808.713 4.581.838 2004 193.199 867.902 4.239.416 2007 240.201 581.563 4.258.597 15 Jawa Timur 2001 808.536 11.493.992 46.415.702 2004 832.657 11.085.431 44.745.118 2007 953.073 8.270.281 46.572.820 16 Banten 2001 432.822 3.224.936 5.188.024 2004 407.558 2.363.243 5.503.005 2007 514.490 2.462.136 6.330.878 17 B al i 2001 266.992 620.246 3.833.442 2004 282.862 654.860 3.510.155 2007 270.916 505.280 3.590.000

18 Nusa Tenggara Barat 2001 44.684 1.295.455 5.404.317

2004 21.594 1.259.667 5.323.025

(32)

24

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

19 Nusa Tenggara Timur 2001 4.962 359.745 6.839.885

2004 1.367 1.057.369 6.354.811 2007 6.997 285.622 6.656.823 20 Kalimantan Barat 2001 48.396 869.718 5.605.783 2004 68.474 1.081.980 5.110.931 2007 109.354 626.150 4.735.072 21 Kalimantan Tengah 2001 9.825 629.493 2.506.789 2004 11.841 580.566 2.167.458 2007 17.091 462.036 2.361.160 22 Kalimantan Selatan 2001 48.473 1.113.193 3.569.920 2004 38.171 998.157 3.396.459 2007 75.182 905.028 3.661.261 23 Kalimantan Timur 2001 123.315 877.528 1.907.933 2004 165.121 768.767 1.333.411 2007 196.676 927.123 1.433.232 24 Sulawesi Utara 2001 5.595 772.091 2.608.653 2004 2.448 691.248 2.790.091 2007 7.736 623.304 2.500.622 25 Sulawesi Tengah 2001 9.149 313.931 3.828.741 2004 19.894 649.869 3.494.817 2007 19.303 304.732 3.127.393 26 Sulawesi Selatan 2001 511.230 1.351.986 9.603.965 2004 589.161 2.233.555 10.343.213 2007 346.678 1.180.332 7.599.973 27 Sulawesi Tenggara 2001 9.859 383.340 2.672.637 2004 42.464 529.829 2.624.796 2007 18.730 294.794 2.404.043 28 Gorontalo 2001 - - - 2004 637 282.056 1.361.578 2007 3.055 182.039 1.329.151 29 Sulawesi Barat 2001 - - - 2004 - - - 2007 19.068 76.655 1.454.813

(33)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

25

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

30 Maluku 2001 - - - 2004 1.135 313.431 1.332.170 2007 4.596 216.864 1.492.369 31 Maluku Utara 2001 - - - 2004 464 222.513 1.242.977 2007 2.152 122.411 1.199.514

32 Irian Jaya Barat 2001 - - -

2004 - - - 2007 6.454 160.110 806.140 33 Papua 2001 7.146 504.221 3.695.171 2004 3.266 554.439 3.429.014 2007 5.579 379.213 2.587.327 Indonesia 2001 6.171.810 62.329.296 230.860.821 2004 6.658.509 60.833.207 223.557.504 2007 8.345.583 50.229.108 230.860.821

Sumber : Dihitung berdasarkan rata-rata penggunaan energi untuk memasak per rumah tangga

Tabel 15. Perkiraan Emisi CO2 (Ton) dari Rumah Tangga menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004 dan 2007

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

1 N. Aceh Darussalam 2001 - - - 2004 47.397 509.886 2.825.395 2007 57.854 358.855 2.623.400 2 Sumatera Utara 2001 78.626 1.487.950 8.314.599 2004 81.834 1.399.874 6.098.854 2007 139.092 1.424.939 6.796.692 3 Sumatera Barat 2001 49.012 421.677 4.006.493 2004 46.187 539.384 3.618.015 2007 68.981 340.007 3.572.289 4 Riau 2001 41.924 739.762 3.261.569 2004 61.499 704.148 2.717.023 2007 76.462 560.247 2.306.336 5 Jambi 2001 24.154 252.645 2.319.897 2004 29.091 332.598 2.342.455 2007 44.128 187.421 1.986.941

(34)

26

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 6 Sumatera Selatan 2001 71.065 657.546 5.790.222 2004 79.831 799.643 5.086.944 2007 106.557 610.692 4.528.856 7 Bengkulu 2001 10.313 161.683 1.428.689 2004 15.131 198.157 1.433.639 2007 21.189 97.623 1.434.091 8 Lampung 2001 45.640 428.257 8.265.507 2004 53.850 870.916 7.259.919 2007 70.797 328.105 7.345.046 9 Bangka Belitung 2001 10.136 135.755 572.026 2004 20.150 124.438 678.795 2007 35.464 119.952 481.114 10 Kepulauan Riau 2001 - - - 2004 - - - 2007 30.130 280.012 260.374 11 DKI Jakarta 2001 367.000 1.671.004 45.125 2004 321.191 875.267 37.602 2007 413.619 1.387.612 34.280 12 Jawa Barat 2001 428.750 7.181.415 18.273.534 2004 465.796 4.975.222 16.930.896 2007 650.983 5.438.913 21.672.547 13 Jawa Tengah 2001 289.112 3.401.845 31.481.308 2004 308.521 3.862.490 29.712.720 2007 402.966 2.355.174 29.626.591 14 DI Yogyakarta 2001 62.641 354.693 3.130.311 2004 74.364 380.653 2.896.369 2007 92.456 255.068 2.909.473 15 Jawa Timur 2001 311.213 5.041.150 31.711.208 2004 320.498 4.861.959 30.569.865 2007 366.847 3.627.263 31.818.550 16 Banten 2001 166.597 1.414.424 3.544.458 2004 156.873 1.036.495 3.759.653 2007 198.033 1.079.868 4.325.256

(35)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

27

No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar

17 B al i 2001 102.768 272.034 2.619.008

2004 108.876 287.215 2.398.138

2007 104.278 221.611 2.452.688

18 Nusa Tenggara Barat 2001 17.199 568.174 3.692.229

2004 8.312 552.477 3.636.690

2007 9.657 397.714 3.933.625

19 Nusa Tenggara Timur 2001 1.910 157.781 4.673.010

2004 526 463.751 4.341.607 2007 2.693 125.271 4.547.941 20 Kalimantan Barat 2001 18.628 381.450 3.829.871 2004 26.356 474.546 3.491.788 2007 42.092 274.623 3.235.001 21 Kalimantan Tengah 2001 3.782 276.089 1.712.638 2004 4.558 254.631 1.480.807 2007 6.579 202.644 1.613.144 22 Kalimantan Selatan 2001 18.658 488.236 2.438.969 2004 14.692 437.782 2.320.461 2007 28.938 396.936 2.501.374 23 Kalimantan Timur 2001 47.465 384.875 1.303.500 2004 63.557 337.174 910.986 2007 75.703 406.627 979.184 24 Sulawesi Utara 2001 2.154 338.631 1.782.231 2004 942 303.175 1.906.190 2007 2.977 273.375 1.708.425 25 Sulawesi Tengah 2001 3.522 137.687 2.615.796 2004 7.658 285.026 2.387.659 2007 7.430 133.652 2.136.635 26 Sulawesi Selatan 2001 196.778 592.967 6.561.429 2004 226.774 979.615 7.066.483 2007 133.440 517.682 5.192.301 27 Sulawesi Tenggara 2001 3.795 168.129 1.825.946 2004 16.345 232.378 1.793.261 2007 7.209 129.294 1.642.442

(36)

28

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 28 Gorontalo 2001 - - - 2004 245 123.707 930.230 2007 1.176 79.840 908.076 29 Sulawesi Barat 2001 - - - 2004 - - - 2007 7.339 33.620 993.928 30 Maluku 2001 - - - 2004 437 137.468 910.138 2007 1.769 95.114 1.019.587 31 Maluku Utara 2001 - - - 2004 179 97.592 849.202 2007 829 53.688 819.508

32 Irian Jaya Barat 2001 - - -

2004 - - - 2007 2.484 70.223 550.755 33 Papua 2001 2.750 221.146 2.524.541 2004 1.257 243.172 2.342.702 2007 2.147 166.319 1.767.662 Indonesia 2001 2.375.592 27.337.006 157.724.113 2004 2.562.927 26.680.836 152.734.486 2007 3.212.299 22.029.984 157.724.113

Sumber : Dihitung berdasarkan faktor emisi (default emission factor) yang ditetapkan oleh IPCC, 2006

Tabel 16. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007

Bahan Bakar 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Biomasa 58.980 55.186 52.305 50.168 46.916 43.920 46.677 42.109 Batubara 36.061 37.023 38.699 32.075 55.343 65.743 89.044 121.800 Briket 101 92 97 92 97 109 113 155 Gas 86.825 81.861 80.508 79.210 85.076 86.277 82.845 79.722 Kerosene 4.219 4.160 3.955 3.980 4.012 3.851 3.394 3.352 ADO 37.171 39.458 38.828 37.398 42.986 39.929 35.027 33.787 IDO 8.008 7.735 7.311 6.358 5.862 4.843 2.627 1.422 FO 25.581 26.680 25.596 20.756 21.859 15.617 16.154 13.856 LPG 1.074 972 1.091 810 1.100 1.134 1.449 1.245 Total 258.020 253.168 248.389 230.848 263.250 261.421 277.332 297.449

(37)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

29

Tabel 17. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005

No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar

Solar Minyak Tanah Batubara

1 NAD 2003 364,42 - 0,61 2004 792,91 0,02 0,41 2005 80,29 0,03 0,18 2 Sumatera Utara 2003 1.437,20 22,27 0,16 2004 2.356,14 288,76 37,71 2005 1.727,55 192,49 9,32 3 Sumatera Barat 2003 290,03 1,75 2.795,64 2004 416,30 2,15 337,77 2005 300,53 2,15 3.122,16 4 Riau 2003 4.831,57 0,23 - 2004 2.286,07 0,72 1.551,57 2005 2.021,16 2,40 1.591,50 5 Jambi 2003 2.405,80 1,44 0,02 2004 2.061,72 37,85 0,08 2005 2.489,94 0,79 0,11 6 Sumatera Selatan 2003 925,30 12,79 13,94 2004 959,51 2,00 0,00 2005 2.299,50 4,96 607,65 7 Bengkulu 2003 709,83 0,37 - 2004 42,55 0,35 - 2005 25,23 0,47 - 8 Lampung 2003 796,79 12,02 42,54 2004 1.148,77 12,89 18,82 2005 2.096,77 24,11 21,70 9 Bangka Belitung 2003 182,65 0,15 - 2004 82,98 0,51 0,00 2005 76,33 4,36 6,32 10 Kepulauan Riau 2003 - - - 2004 518,26 9,03 0,78 2005 456,41 4,61 35,47 11 DKI Jakarta 2003 1.697,08 28,77 34,48 2004 2.557,84 38,68 10,61 2005 2.986,94 32,23 9,31

(38)

30

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

No. Provinsi Tahun

Solar Minyak Tanah Batubara

12 Jawa Barat 2003 9.477,61 237,92 1.267,22 2004 13.190,69 167,78 487,67 2005 17.789,47 249,52 1.152,10 13 Jawa Tengah 2003 2.956,67 68,13 821,71 2004 3.738,96 116,88 962,68 2005 2.352,27 104,52 2.370,29 14 DI. Yogyakarta 2003 114,82 10,48 4,36 2004 117,06 35,30 13,28 2005 98,54 18,66 3,53 15 Jawa Timur 2003 4.132,29 92,84 616,98 2004 4.068,32 121,88 3.354,37 2005 4.559,11 199,55 5.112,95 16 Banten 2003 5.729,86 26,57 47,13 2004 14.848,51 57,47 270,35 2005 11.884,84 33,76 550,18 17 Bali 2003 43,25 0,82 0,00 2004 38,96 1,16 - 2005 32,38 1,71 0,76

18 Nusa Tenggara Barat

2003 5,52 1,06 -

2004 5,89 0,86 -

2005 5,67 14,88 0,12

19 Nusa Tenggara Timur

2003 4,66 0,61 55,52 2004 37,66 1,47 79,90 2005 26,97 1,23 130,29 20 Kalimantan Barat 2003 448,06 0,47 - 2004 690,02 0,59 - 2005 613,17 2,63 20,08 21 Kalimantan Tengah 2003 82,20 0,01 - 2004 103,67 0,16 - 2005 113,13 0,21 0,00 22 Kalimantan Selatan 2003 464,14 3,49 0,01 2004 506,09 1,50 338,01 2005 371,63 1,03 653,49 23 Kalimantan Timur 2003 560,64 2,34 - 2004 617,83 4,73 0,26 2005 676,18 2,18 -

(39)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

31

No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar

Solar Minyak Tanah Batubara

24 Sulawesi Utara 2003 131,15 2,21 - 2004 237,60 2,37 - 2005 177,18 3,43 - 25 Sulawesi Tengah 2003 46,27 0,52 - 2004 33,71 0,54 - 2005 22,04 2,90 - 26 Sulawesi Selatan 2003 224,28 6,79 - 2004 424,55 7,93 2.801,44 2005 312,62 6,02 4.255,55 27 Sulawesi Tenggara 2003 99,24 6,00 736,04 2004 39,47 59,77 - 2005 33,55 4,35 124,87 28 Gorontalo 2003 27,86 1,15 - 2004 47,25 1,42 0,00 2005 28,55 2,42 - 29 Sulawesi Barat 2003 - - - 2004 - - - 2005 - - - 30 Maluku 2003 343,81 2,11 67,06 2004 384,53 1,34 42,25 2005 334,49 1,22 0,00 31 Maluku Utara 2003 70,15 - - 2004 125,33 - - 2005 - - -

32 Irian Jaya Barat

2003 214,97 1,26 - 2004 371,93 3,21 0,00 2005 455,59 4,45 0,00 33 Papua 2003 157,42 0,58 - 2004 336,24 1,28 - 2005 256,81 0,94 - Indonesia 2003 38.975,54 545,14 6.503,42 2004 53.187,34 980,58 10.307,98 2005 54.704,85 924,21 19.777,91

(40)

32

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

Bahan Bakar, 2003 - 2005

No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar

Solar Minyak Tanah Batubara

1 NAD 2003 164,72 - 0,35 2004 358,41 0,01 0,24 2005 36,29 0,01 0,10 2 Sumatera Utara 2003 649,63 9,77 0,09 2004 1.065,00 126,65 21,76 2005 780,87 84,42 5,38 3 Sumatera Barat 2003 131,10 0,77 1.613,25 2004 188,17 0,94 194,92 2005 135,84 0,94 1.801,67 4 Riau 2003 2.183,92 0,10 - 2004 1.033,32 0,32 895,35 2005 913,58 1,05 918,39 5 Jambi 2003 1.087,45 0,63 0,01 2004 931,92 16,60 0,05 2005 1.125,48 0,35 0,07 6 Sumatera Selatan 2003 418,24 5,61 8,04 2004 433,71 0,88 0,00 2005 1.039,40 2,18 350,65 7 Bengkulu 2003 320,85 0,16 - 2004 19,23 0,15 - 2005 11,40 0,21 - 8 Lampung 2003 360,15 5,27 24,55 2004 519,26 5,66 10,86 2005 947,76 10,57 12,52 9 Bangka Belitung 2003 82,56 0,07 - 2004 37,51 0,22 0,00 2005 34,50 1,91 3,65 10 Kepulauan Riau 2003 - - - 2004 234,26 3,96 0,45 2005 206,30 2,02 20,47 11 DKI Jakarta 2003 767,10 12,62 19,90 2004 1.156,17 16,97 6,12 2005 1.350,13 14,13 5,37

(41)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

33

No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar

Solar Minyak Tanah Batubara

12 Jawa Barat 2003 4.283,97 104,35 731,26 2004 5.962,32 73,59 281,42 2005 8.041,02 109,44 664,83 13 Jawa Tengah 2003 1.336,44 29,88 474,17 2004 1.690,05 51,26 555,52 2005 1.063,25 45,84 1.367,80 14 DI. Yogyakarta 2003 51,90 4,60 2,52 2004 52,91 15,48 7,66 2005 44,54 8,19 2,04 15 Jawa Timur 2003 1.867,84 40,72 356,04 2004 1.838,92 53,45 1.935,67 2005 2.060,76 87,52 2.950,48 16 Banten 2003 2.589,95 11,65 27,20 2004 6.711,68 25,20 156,01 2005 5.372,07 14,81 317,49 17 Bali 2003 19,55 0,36 0,00 2004 17,61 0,51 - 2005 14,64 0,75 0,44

18 Nusa Tenggara Barat 2003 2,50 0,46 -

2004 2,66 0,38 -

2005 2,56 6,53 0,07

19 Nusa Tenggara Timur 2003 2,11 0,27 32,04

2004 17,02 0,64 46,11 2005 12,19 0,54 75,18 20 Kalimantan Barat 2003 202,53 0,20 - 2004 311,90 0,26 - 2005 277,16 1,15 11,59 21 Kalimantan Tengah 2003 37,15 0,00 - 2004 46,86 0,07 - 2005 51,13 0,09 0,00 22 Kalimantan Selatan 2003 209,80 1,53 0,00 2004 228,76 0,66 195,05 2005 167,98 0,45 377,10 23 Kalimantan Timur 2003 253,41 1,03 - 2004 279,27 2,08 0,15 2005 305,64 0,95 -

(42)

34

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

No. Provinsi Tahun

Solar Minyak Tanah Batubara

24 Sulawesi Utara 2003 59,28 0,97 - 2004 107,40 1,04 - 2005 80,09 1,51 - 25 Sulawesi Tengah 2003 20,92 0,23 - 2004 15,24 0,24 - 2005 9,96 1,27 - 26 Sulawesi Selatan 2003 101,38 2,98 - 2004 191,90 3,48 1.616,60 2005 141,31 2,64 2.455,71 27 Sulawesi Tenggara 2003 44,86 2,63 424,74 2004 17,84 26,21 - 2005 15,16 1,91 72,05 28 Gorontalo 2003 12,59 0,50 - 2004 21,36 0,62 0,00 2005 12,91 1,06 - 29 Sulawesi Barat 2003 - - - 2004 - - - 2005 - - - 30 Maluku 2003 155,40 0,93 38,70 2004 173,81 0,59 24,38 2005 151,19 0,54 0,00 31 Maluku Utara 2003 31,71 - - 2004 56,65 - - 2005 - - -

32 Irian Jaya Barat 2003 97,17 0,55 -

2004 168,12 1,41 0,00 2005 205,93 1,95 0,00 33 Papua 2003 71,15 0,26 - 2004 151,98 0,56 - 2005 116,08 0,41 - Indonesia 2003 17.617,33 239,09 3.752,86 2004 24.041,21 430,07 5.948,33 2005 24.727,14 405,35 11.413,04

(43)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

35

Tabel 19. Konsumsi Energi Transportasi (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007

Bahan Bakar 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Gas 174 139 117 108 85 43 42 49 Avgas 20 19 19 20 19 17 19 12 Avtur 7.085 8.680 9.409 11.365 14.361 13.682 14.303 14.845 Premium 70.274 74.043 77.642 80.109 89.380 96.863 92.901 98.847 Bio Premium - - - 9 326 Pertamax - - - 2.163 2.841 1.450 2.947 2.752 Bio Pertamax - - - 58 Pertamax Plus - - - 626 710 579 748 921 Dex - - - 9 8 Bio Solar - - - 1.408 5.692 Kerosene 28 28 26 26 27 25 22 22 ADO 60.754 64.493 63.463 61.126 70.259 65.262 57.250 55.224 IDO 320 309 292 254 234 193 105 57 Fuel Oil 498 519 498 404 425 304 314 269 Total 139.152 148.230 151.466 156.200 178.341 178.419 170.078 179.084

Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2008, ESDM

Tabel 20. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan, 2000 - 2007

No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor

1 N. Aceh Darussalam 2000 41.121 16.280 46.144 455.146 2001 27.722 11.109 32.324 332.171 2002 38.839 18.997 39.455 405.071 2003 44.069 19.555 42.240 493.970 2004 57.352 28.872 51.517 592.810 2005 63.254 33.884 54.371 634.188 2006 68.984 39.656 57.563 696.874 2007 86.801 51.812 87.856 1.235.894 2 Sumatera Utara 2000 159.741 25.679 123.307 873.452 2001 169.761 26.035 128.985 952.361 2002 182.333 26.301 134.502 1.025.187 2003 285.314 26.570 140.255 1.300.995 2004 326.015 27.011 146.703 1.461.760 2005 367.452 32.340 157.031 1.729.262 2006 406.101 37.420 166.879 2.014.975 2007 422.533 54.311 175.672 2.389.981 3 Sumatera Barat 2000 24.120 34.118 42.107 208.403 2001 72.160 38.323 45.109 234.508 2002 26.519 42.905 48.140 260.363 2003 27.857 48.035 52.340 289.067 2004 33.354 61.518 59.441 366.445 2005 35.765 69.245 75.520 501.920

(44)

36

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 2006 39.975 73.116 75.520 653.487 2007 44.689 77.809 123.645 887.982 4 R i a u 2000 58.660 25.195 44.508 392.154 2001 51.621 28.993 47.575 449.652 2002 86.098 32.904 51.727 518.262 2003 94.885 37.343 58.892 606.523 2004 139.689 41.029 69.520 704.423 2005 208.877 42.297 90.147 950.473 2006 292.082 43.399 111.523 950.473 2007 367.136 44.519 138.281 1.082.962 5 Jambi 2000 22.213 9.224 17.383 172.091 2001 23.711 9.301 18.932 198.999 2002 25.169 9.364 20.420 224.033 2003 28.922 9.427 22.240 252.216 2004 34.280 9.678 30.394 344.585 2005 45.829 14.419 49.022 516.671 2006 57.989 19.851 72.047 719.461 2007 77.461 26.238 129.921 1.201.362 6 Sumatera Selatan 2000 61.409 12.283 64.830 313.996 2001 69.515 14.616 65.519 392.755 2002 73.913 15.589 66.644 325.757 2003 79.721 16.627 67.788 334.395 2004 94.866 19.747 69.120 364.998 2005 150.733 28.477 76.599 508.150 2006 218.782 38.223 83.312 663.154 2007 301.955 63.891 99.861 850.639 7 Bengkulu 2000 11.358 633 9.352 51.558 2001 11.363 797 10.567 55.052 2002 11.439 914 11.327 59.166 2003 12.591 1.048 12.799 75.428 2004 13.554 1.141 15.381 98.014 2005 16.609 1.248 20.810 146.943 2006 19.891 2.265 26.940 203.289 2007 28.672 3.764 39.372 398.511 8 Lampung 2000 39.367 3.108 38.933 204.230 2001 42.165 3.298 41.244 227.865 2002 45.027 3.392 42.916 250.586 2003 49.397 3.489 49.446 328.944 2004 54.411 3.961 52.366 415.449 2005 61.501 6.356 56.477 549.514 2006 68.055 9.943 60.610 687.563 2007 73.272 14.782 66.396 921.521

(45)

EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA

37

No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor

9 Bangka Belitung 2000 - - - - 2001 - - - - 2002 - - - - 2003 - - - - 2004 8.127 14.833 13.777 190.535 2005 8.432 16.951 14.312 199.813 2006 8.623 18.144 14.312 204.712 2007 8.961 17.231 31.170 311.712 10 Kepulauan Riau 2000 - - - - 2001 - - - - 2002 - - - - 2003 - - - - 2004 - - - - 2005 38.360 8.065 18.439 313.307 2006 75.199 11.976 25.591 344.578 2007 75.465 6.252 25.699 378.691 11 DKI Jakarta 2000 1.237.778 311.627 397.076 2.212.961 2001 1.345.056 312.322 415.970 2.446.471 2002 1.470.516 312.606 435.010 2.645.597 2003 1.596.298 367.215 455.709 3.516.900 2004 1.747.921 389.311 495.464 3.894.457 2005 1.937.396 490.532 644.054 5.343.211 2006 2.127.535 590.384 802.198 5.359.956 2007 3.592.132 788.996 1.247.734 5.972.862 12 Jawa Barat 2000 344.359 90.369 202.477 1.151.817 2001 352.824 90.817 205.493 1.174.179 2002 377.644 94.431 221.734 1.237.775 2003 389.339 98.189 239.259 1.285.648 2004 411.250 103.385 264.767 1.343.902 2005 43.831 117.177 319.494 1.415.801 2006 466.117 129.547 373.703 1.481.789 2007 495.295 150.242 451.372 1.991.862 13 Jawa Tengah 2000 181.074 28.757 183.206 1.807.183 2001 226.221 29.917 216.108 2.418.534 2002 112.061 30.445 223.967 2.984.637 2003 146.266 30.982 264.189 3.516.900 2004 153.550 31.761 284.313 4.091.542 2005 205.404 37.751 330.628 5.069.421 2006 259.422 43.388 375.750 6.022.584 2007 309.235 63.941 399.273 6.785.135 14 DI Yogyakarta 2000 64.327 5.977 26.634 490.633 2001 67.309 6.591 22.083 539.448

Gambar

Gambar 1. Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007
Gambar  4.  Perkiraan  Emisi  CO2  dari  Konsumsi  LPG,  Minyak  Tanah,  dan  Kayu  Bakar  untuk  Rumah  Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007
Gambar  7.  Perkiraan  Emisi  CO2  dari  Konsumsi  Energi  (Solar,  Minyak  Tanah  dan  Batubara)  Sektor  Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005
Gambar 10. Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penimbunan sampah di TPA Benowo dan merekomendasikan program pengelolaan

 Pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK).  Cakupan Bidang,

Opsi mitigasi emisi gas rumah kaca dari lahan pertanian meliputi pengelolaan air, penggunaan benih dengan emisi gas rendah, penggunaan inhibitor methanogenesis dan

Pajak karbon membuat harga bahan minyak bensin meningkat 1,227 Rupiah dan disel meningkat 1,225 Rupiah, hal ini diperlukan untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca

Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari suatu proses kebakaran akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana pembakaran tersebut dilakukan, baik kondisi bahan

Diantara peraturan peraturan yang mewadahi kebijakan penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia adalah : (1) Undang-Undang 17 Tahun 2004 tentang pengesahan

Metodologi perhitungan untuk target emisi gas rumah kaca Indonesia yang dijelaskan dalam INDC meliputi IPCC (2006) dan angka 100 tahun GWP dari Laporan Penilaian Keempat IPCC

Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar kapal menghasilkan emisi gas buang yang cukup tinggi, terutama pada CO2 yang mana memiliki nilai emisi tertinggi dibanding