BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar (kolon) atau Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar (kolon) atau re
rectuctum m relrelatativive e umumumum. . AdAdenenokokarsarsininomoma a dadari ri ususus us bebesasar r dadan n rerektktum um adadalalahah termasuk dalam tiga keganasan yang paling umum dijumpai sebagai kanker baru termasuk dalam tiga keganasan yang paling umum dijumpai sebagai kanker baru dan penyebab kematian baik pada pria (setelah prostat dan paru-paru / bronkus) dan penyebab kematian baik pada pria (setelah prostat dan paru-paru / bronkus) dan wanita ( setelah payudara dan paru-paru / bronkus) di Amerika erikat. dan wanita ( setelah payudara dan paru-paru / bronkus) di Amerika erikat.!!
"iperkirakan bahwa pada tahun #$$%, ada !!#.&'$ kasus baru kanker usus besar "iperkirakan bahwa pada tahun #$$%, ada !!#.&'$ kasus baru kanker usus besar (.#$ pria dan %.$$ wanita) dan '!.'#$ kasus baru kanker rektal (#&.*'$ pria (.#$ pria dan %.$$ wanita) dan '!.'#$ kasus baru kanker rektal (#&.*'$ pria dan !%.*$ wanita) didiagnosis. +ada tahun #$$%, #.!*$ orang Amerika (#.$$$ dan !%.*$ wanita) didiagnosis. +ada tahun #$$%, #.!*$ orang Amerika (#.$$$ pria
pria dan dan #.!*$ #.!*$ wanita) wanita) diperkirakan diperkirakan meninggal meninggal akibat akibat kanker kanker kolorektal. kolorektal. "i"i Amerika erikat menempati urutan kedua untuk kanker organ visceral dan #$ Amerika erikat menempati urutan kedua untuk kanker organ visceral dan #$ dari kematian karena penyakit kanker adalah akibat kanker kolorektal.
dari kematian karena penyakit kanker adalah akibat kanker kolorektal.!,#!,#
arsinoma kolorektal banyak terdapat di ropa 0arat, Amerika 1tara. "i arsinoma kolorektal banyak terdapat di ropa 0arat, Amerika 1tara. "i As
Asiaia, , babanynyak ak teterdrdapapat at di di 2ep2epanang, g, dididuduga ga kakarerena na peperbrbededaan aan popola la hihidudup p dadann mak
makanaanan. n. 0eb0eberaperapa a 3ak3aktor tor antantara ara lain lain linlingkugkungangan, n, gengenetik etik dan dan immimmunounologlogii mer
merupaupakan kan 3ak3aktor tor prepredisdisposposisi isi tumtumbuhbuhnynya a kankanker ker kolkolon, on, di di samsampinping g bahbahanan kar
karsinsinogeogen, n, bakbakteri teri dan dan virvirus. us. 4en4enuruurut t +et+etrekrek, , loklokasi asi kegkeganaanasan san kolkoloreorektaktall te
terbrbanyanyak ak papada da rerektktum um (#(###), ), rekrekto to sisigmgmoioid d (*(*)), , sigsigmomoid id (#(#$$), ), kokololonn desenden (!#), 3le5ura lienalis (*), kolon tranversum (), 3le5ura hepatika desenden (!#), 3le5ura lienalis (*), kolon tranversum (), 3le5ura hepatika ('), kolon asenden (), cecum (!#),appendi5 (#).
('), kolon asenden (), cecum (!#),appendi5 (#).## 6ejala klinik karsinoma 6ejala klinik karsinoma
kol
koloreorektaktal l tertergangantuntung g dardari i loklokasi asi tumtumoror. . ananker ker cecucecum m dan dan kolkolon on asenasendenden biasanya
biasanya tidak tidak memberikan memberikan gejala gejala obstruksi, obstruksi, sedangkan sedangkan kanker kanker rekto rekto sigmoidsigmoid dapat menyumbat lumen atau berdarah. 7ebih dari !.$$$ orang terdiagnosa dapat menyumbat lumen atau berdarah. 7ebih dari !.$$$ orang terdiagnosa set
setiaiap p tatahuhunnnnyaya, , kikirara-ki-kira ra setsetenengagah h dadari ri jujumlmlah ah tertersebsebut ut memeniningnggagal l setsetiaiapp tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera.
diagnosis dini dan tindakan segera.!!
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
1
BAB II BAB II TUMOR KOLON TUMOR KOLON 2.1 DEFINISI 2.1 DEFINISI 8eoplasma
8eoplasma adalah adalah pertumbuhan pertumbuhan baru baru (atau (atau tumor) tumor) massa massa yang yang tidak tidak normal akibat proli3erasi sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan normal akibat proli3erasi sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. 8eoplasma terbagi atas jinak atau ganas. 8eoplasma ganas disebut juga tujuan. 8eoplasma terbagi atas jinak atau ganas. 8eoplasma ganas disebut juga sebagai kanker. 2ika menyerang kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai sebagai kanker. 2ika menyerang kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. 0ila mengenai kolon maupun rektum di rektum, maka disebut kanker rektum. 0ila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.
maka disebut kanker kolorektal.&,'&,'
2.2 TUMOR JINAK 2.2 TUMOR JINAK
Tu
Tumomor r jinjinak ak papada da kokololon n ataatau u bibisa sa didisesebubut t popolilip p adadalaalah h pepetumtumbubuhahann jaringan
jaringan yang yang menonjol menonjol ke ke dalam dalam lumen lumen traktus traktus gastrointestinal. gastrointestinal. ecara ecara umumumum ,terdapat # tipe polip jinak yaitu polip non-neoplastik dan polip neoplastik. +olip ,terdapat # tipe polip jinak yaitu polip non-neoplastik dan polip neoplastik. +olip non-neoplastik terdiri dari hamartoma, polip hyperplastik dan polip in3lamasi. non-neoplastik terdiri dari hamartoma, polip hyperplastik dan polip in3lamasi. +olip neoplastik terdiri dari berbagai macam polip adenomatous dan poliposis coli +olip neoplastik terdiri dari berbagai macam polip adenomatous dan poliposis coli herediter.
herediter.
2.2.1 Polip 2.2.1 Polip !
!.. ++oolliip np noonn--nneeooppllaassttiik k aa.. 99aammaarrttoommaa
9amarto
9amartoma ma dikaradikarakteristkteristikkan ikkan dengdengan an pertumpertumbuhan yang buhan yang berlebberlebihan ihan daridari komponen colon normal seperti epitel
komponen colon normal seperti epitel dan jaringan penghubung. 9amartoma tidak dan jaringan penghubung. 9amartoma tidak mem
mempunpunyayai i potpotensensi i kegkeganasanasan an dan dan kurkurang ang atipatipik ik atau atau invinvasiasi. . +ol+olip ip 2uv2uvenilenil,, ind
indroma roma :ronk:ronkhite-:hite-:anada, anada, indrindroma oma +eut;-+eut;-2egher2eghers s mempumempunyai nyai karakkarakteristik teristik hamartoma.
hamartoma.
•
• +olip 2uvenil +olip 2uvenil
Terdapat pada anak-anak, kadang-kadang pada dewasa, dan ditemukan pada Terdapat pada anak-anak, kadang-kadang pada dewasa, dan ditemukan pada selu
seluruh ruh colcolon. on. 0ia0iasanysanya a tumtumor or menmengalgalami ami regregresi resi spospontantan n dan dan tidtidak ak berbersi3asi3att ganas. 6ejala klinis utama adalah perdarahan spontan, kadang disertai lendir< ganas. 6ejala klinis utama adalah perdarahan spontan, kadang disertai lendir< karena selalu bertangkai, dapat menonjol keluar dari anus pada saat de3ekasi< karena selalu bertangkai, dapat menonjol keluar dari anus pada saat de3ekasi< ny
nyereri i ababdodomemen n kakarerena na auautotoamampuputastasi i popolilip p ataatau u inintutussussussessepspsi. i. ararenena a bibisasa mengalami regresi spontan, terapinya tidak perlu agresi3.
mengalami regresi spontan, terapinya tidak perlu agresi3.
•
• indroma :ronkhite-:anadaindroma :ronkhite-:anada
"ik
"ikarakarakterteristiistikan kan dendengan gan polpolipoiposis sis gasgastrotrointintestiestinal nal yanyang g menmenyelyeluruuruh,h, hiperpigmentasi kulit, alopecia, dan distro3i kuku. elainan ini tidak diturunkan hiperpigmentasi kulit, alopecia, dan distro3i kuku. elainan ini tidak diturunkan secara genetik. =nset rata-rata pada umur
secara genetik. =nset rata-rata pada umur $ tahun. +redilek$ tahun. +redileksi si polip yang palingpolip yang paling
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
2
ser
serining g di di gagastester r dadan n cocololon, n, jarjaranang g papada da oeoesosophphagagus us dadan n ususus us hahalulus. s. 6e6ejaljalaa kli
klinisnnisnya ya adaladalah ah nyenyeri ri abdabdomeomen, n, diadiare, re, perperdardarahaahan, n, anoanore5re5ia ia sehsehingingga ga terterjadijadi penurunan
penurunan berat berat badan, badan, malabsorbsi, malabsorbsi, dan dan anemia. anemia. >emisi >emisi terjadi terjadi spontan spontan atauatau se
setetelalah h ppemembeberirian an teraterappi i mmededikikamamenentotosa sa atatau au ggasastrtrecectotomy my ppararsisialal.. +enatalaksanaan dengan polipectomy untuk diagnosis dan terapi suporti3.
+enatalaksanaan dengan polipectomy untuk diagnosis dan terapi suporti3.
•
• indroma +eut;-2eghersindroma +eut;-2eghers
"ikarakteristikan dengan poliposis gastrointestinal yang menyeluruh dan "ikarakteristikan dengan poliposis gastrointestinal yang menyeluruh dan area pigmentasi pada mukokutan. indroma ini diturunkan melalui gen autosomal area pigmentasi pada mukokutan. indroma ini diturunkan melalui gen autosomal dominan. eluruh traktus gastrointestinal dapat terkena, namun paling sering di dominan. eluruh traktus gastrointestinal dapat terkena, namun paling sering di usus halus. =nsetnya pada usia muda, antara !$-&$ tahun. 6ejala klinik berupa usus halus. =nsetnya pada usia muda, antara !$-&$ tahun. 6ejala klinik berupa muntah, perdarahan, nyeri abdomen. +embedahan merupakan terapi konservati3 muntah, perdarahan, nyeri abdomen. +embedahan merupakan terapi konservati3 un
untutuk k mmenengagatatasi si gegejajala la sesekukundnder er akakibibat at ululseserarasi si popolilip, p, obobststruruksksi i atatauau intus
intussussepsisussepsi. . +rog+rogresi3itaresi3itas s ke ke arah keganasan jarang arah keganasan jarang terjaditerjadi. . 0eberap0eberapa a pasienpasien me
mempmpununyayai i kekecencendederurungngan an timtimbubulnlnya ya kekegagananasan san papada da ororgagan n lalain in sesepepertirti pankreas, payudara, dan ovarium.
pankreas, payudara, dan ovarium.',',
b.
b. +olip hiperplastik +olip hiperplastik
4erupakan polip kecil yang berdiameter kurang dari mm yang berasal 4erupakan polip kecil yang berdiameter kurang dari mm yang berasal dari epitel mukosa yang hiperplastik. "ikenal juga sebagai polip metaplastik. Tipe dari epitel mukosa yang hiperplastik. "ikenal juga sebagai polip metaplastik. Tipe ini merupakan polip colon yang paling sering. +olip hiperplastik sendiri adalah ini merupakan polip colon yang paling sering. +olip hiperplastik sendiri adalah no
non-n-neneopoplaslastitik, k, nanamumun n serserining g diditemtemukukan an papada da papasisien en cacarcircinonoma ma cocololon.n. tiologinya belum jelas, diduga karena in3eksi virus. 1mumnya polip ini tidak tiologinya belum jelas, diduga karena in3eksi virus. 1mumnya polip ini tidak bergejala,
bergejala, tetapi tetapi disarankan disarankan dilakukan dilakukan polypectomy polypectomy dan dan dibiopsi dibiopsi untuk untuk diagnosisdiagnosis histologik.
histologik.
c.
c. +o+olilip inp in3l3lamamasasii
Tipe polip ini dapat singel atau multipel. 0ila multipel, biasanya terdapat Tipe polip ini dapat singel atau multipel. 0ila multipel, biasanya terdapat in3
in3lammlammatoratory y bowbowel el disdiseaseease. . +o+olip lip sebsebaiknaiknya ya dibdibuanuang g dan dan dipdiperikeriksa sa secasecarara patologis. 2ika terdapat colitis ulserati3 akti3 maka harus diterapi.
patologis. 2ika terdapat colitis ulserati3 akti3 maka harus diterapi.',',
#.
#. +o+olilip p neneopoplalasisik k a.
a. +o+olilip p adadenenomomatatououss 8eoplastik
8eoplastik polip polip atau atau adenomatous adenomatous polip polip berpotensial berpotensial berdegenerasiberdegenerasi ma
maliligngna a dadan n beberdrdasasarkarkan an ?9?9= = didiklklasasi3ii3ikakasiksikan an sebsebagagai ai tutububulalar r adadenenomoma,a, tubulovillous adenoma dan villous
tubulovillous adenoma dan villous adenoma. Tujuh puluh persen dari polip berupaadenoma. Tujuh puluh persen dari polip berupa
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
3
adenomatous, dimana %-* tubular adenoma, !$-# tubulovillous adenoma dan villous adenoma dibawah .
• Adenoma Tubular
Adenoma tubular pada umumnya pedunculated tetapi dapat pula tumbuh 3lat. 4ikroskopis berupa proli3erasi kripti yang dilapisi epitel kolumner yang displastik. +ada perjalanannya bentuk tubular dapat dapat membentuk cabang-cabang. 7amina propria bersebukan pada lim3osit, sel plasma dan eosino3il.
Gambar Adenoma Tubular
• Adenoma @illosum
0erupa proli3erasi kelenjar yang membentuk pola seperti jari-jari atau berupa papilla-papilla runcing.+apilla dilapisi sel epitel yang displastik.
Gambar ! Adenoma @illosum
• Adenoma Tubulovillosum
4erupakan bentuk campuran bentuk tubular dan villi, dapat juga berupa struktur adenoma villosum yang mengandung struktur tubuler.+ada adenoma tipe ini struktur villi berkisar antara &-% .'
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
4
Gambar " Adenoma Tubulovillosum
+ato3isiologi adenoma dikarakteristikan sebagai proli3erasi berlebihan dengan maturasi sel yang lambat. 8ormalnya sel epitel mukosa colon diganti setiap ' sampai * hari, dengan keseimbangan antara pembentukan dan kematian sel, dan migrasi dari #/& basal kripta colon. +ada adenoma, proli3erasi juga terjadi pada bagian atas kripta dengan akumulasi sel pada permukaan luminar.'
ebanyakan pasien dengan polip adenoma adalah asimptomatik, namun dapat juga terdapat hematoche;ia, obstruksi, nyeri, mucus discharge, atau diare. ebanyakan polip ini ditemukan secara kebetulan.
"ewasa ini, hipotesis yang diterima adalah bahwa kebanyakan carcinoma colon berasal dari adenoma benign sebelumnya. +redileksi tersering pada adenoma dan carcinoma adalah di colon distal dan caecum. :arcinoma timbul dari adenoma yang tak diterapi. Adenoma yang lebih dari ! tahun akan berisiko menjadi carcinoma. ering terdapat koeksistensi antara bekas adenoma dengan carcinoma colon. "eteksi dini dan pembuangan polip adenoma diharapkan dapat menurunkan insidensi carcinoma colon.'
2.2.2 I#$%ri&%' (olor%)&al (ar)i#oma
a. amilial adenomatous poliposis (A+)
4erupakan kelainan herediter yang diturunkan secara autosomal dominan. 6ambaran utamanya adalah polip adenoma di3us pada seluruh traktus gastrointestinal bagian bawah. 0iasanya timbul pada dekade kedua, namun dapat juga timbul lebih awal. elainan ini berpotensi menjadi keganasan, dimana jika tidak diterapi, maka insidensi perubahan keganasan adalah !$$. 1sia rata-rata diagnosis carcinoma adalah '$ tahun, namun dapat juga didiagnosis pada awal
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
dekade pertama. +erjalanan penyakit dihambat dengan pembuangan colon yang terkait secepat dan seagresi3 mungkin sebelum onset keganasan. +roctocolectomy total dengan anastomosis ileal pouch-anal dapat mencegah carcinoma colorectal dan menyediakan jalur untuk de3ekasi. Alternati3 lainnya adalah colectomy subtotal dengan ileoproctostomy, jika tidak ada polip pada rectum. eluarga pasien perlu diperiksa dengan proctoscopy setiap tahunnya mulai dari usia !$ tahun, sehingga diagnosis dan terapi yang cepat dapat mencegah carcinoma colorectal.,
b. indroma 6ardnerBs
Adalah kelainan yang di turunkan secara dominan, yang di tandai oleh trias adenoma kolon, tumor tulang (oseoma) dan tumor jaringan lunak (lipoma, kista sebaea, 3ibroma, 3ibrosarkoma). 6ambaran penyerta lain mencangkup 3ibrosis retroperineum, gigi tambahan serta kecenderungan ke arah perkembangan karsinoma tiroidea, glandula adrenal dan duodenum dalam daerah ampula vater.
c. indroma TurcotBs
indroma Turcot menunjukan hubungan yang jarang antara adenoma kolon dengan berbagai tumor di sistem sara3 pusat. +olip mempunyai 3rekuensi tras3ormasi keganasan yang tinggi. 7esi sistem sara3 pusat mencangkup medulablastoma, ependimoma dan ganglioblastoma. :ara penularan dianggap autosom resesi3 walaupun hal ini belum jelas.
d. +enatalaksanaan&,
+olip berpedunkulasi ukuran apapun dan polip sesil kurang dari # cm biasanya dapat di buang menggunakan jerat kauter dengan kolonoskopi. ?alaupun polip sesil yang lebih besar dapat di eksisi secara segmental melalui kolonoskop, namun pendekatan ini mungkin tidak ideal karna banyak yang bersi3at kanker dan resiko komplikasi selama pembuangan meningkat secara bermakna. arena juga ada resiko yang terlibat dalam laparatomi dan eksisi, maka tiap pasien harus di pertimbangkan secara sendiri-sendiri. etelah polipektomi
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
6
endoskopi, pasien harus diperiksa secara periodik. 0iasanya kolonoskopi ulang di lakukan ! tahun kemudian dan & tahun setelah itu untuk mencari lesi baru atau tambahan. 2ika pasien menderita adenoma majemuk maka kolonoskopi di lakukan setiap tahun. 2ika laparatomi diperlukan untuk eksisi, setelah memaparkan kolon, polip di palpso dan dinding kolon di insisi pada tempat polip. emudian polip di buang dan kolotomi di tutup. olektomi segmental jarang di perlukan dan bahkan jika ditemukan perubahan ganas di ujung polip, jika polip tidak menembus lamina muskularis mukosa, maka tidak perlu di lakukan tindakan lebih lanjut. 2ika kanker telah menembus lamina muskularis mukosa dan invasi pemuluh lim3e telah terlihat, jika kanker berdi3rensiasi buruk atau jika telah meluas ketepi eksisi pada kolonoskopi maka laparatomi tindak lanjut dengan reseksi segmental seperti rutin di gunakan untuk adenokarsinoma kolon adalah tepat. ,
2.* TUMOR GANAS (OLON 2.*.1 D%+i#i,i
arsinoma kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (0oyle C 7angman, #$$$ D *$). arsinoma kolon adalah pertumbuhan sel yang bersi3at ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, #$$$ D !'&). anker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/ neoplasma yang muncul dari jaringan ephitalialdari kolon (0rooker, #$$! D%# ).
"ari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karsinoma kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersi3at ganas dan merusak sel "8A dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). 0isa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. 0ila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. 0ila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.
2.*.2 Epi'%miolo-i
"i dunia kanker kolon menduduki peringkat ketiga pada tingkat insiden dan mortalitas. +ada tahun #$$# terdapat lebih dari ! juta insiden kanker kolon dengan tingkat mortalitas lebih dari $. , pria penderita kanker terkena kanker kolon, sedangkan pada wanita angkanya mencapai ,& dari total jumlah
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
7
penderita kanker. Angka insiden tertinggi terdapat pada ropa, Amerika, Australia dan elandia baru, sedangkan angka insiden terendah terdapat pada Endia, Amerika elatan dan Arab Esrael. "idapatkan suatu hubungan yaitu !) terdapat perbedaan insiden pada pria dan wanita yang berusia lanjut, yang meningkat seiring dengan usia #) meningkatnya insiden kanker kolon seiring dengan kepadatan penduduk &) rendahnya insiden pada pria yang belum pernah menikah.,%
anker kolon merupakan salah satu dari lima kanker yang paling sering terdapat pada pria maupun wanita. "i Endonesia terdapat kenaikan jumlah kasus kanker kolon, data di "epartemen esehatan didapati angka !,* per !$$ ribu penduduk. ejak tahun !'-#$$&, terdapat &%# keganasan kolorektal yang datang berobat ke > anker "harmais (>"). 0erdasarkan data rekam medik hanya didapatkan #'% penderita dengan catatan lengkap, terdiri dari #$& (',%) pria dan ! ('&,') wanita berusia antara #$-%! tahun.',
Gambar Ensiden anker di Endonesia
2.*.* E&iolo-i 'a# Fa/&or R%,i/o !. elainan di kolon
a. +olip
+olip telah diketahui potensial untuk menjadi kanker kolorektal. volusi dari kanker itu sendiri merupakan sebuah proses yang bertahap, dimana proses dimulai dari hiperplasia sel mukosa, pembentukan adenoma, perkembangan dari
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
displasia menuju trans3ormasi maligna dan invasi3 kanker. Akti3asi onkogen, inakti3asi tumor supresi gen, dan kromosomal deletion memungkinkan perkembangan dari 3ormasi adenoma, perkembangan dan peningkatan displasia
dan invasi3 karsinoma.%
8eoplastik polip atau adenomatous polip berpotensial berdegenerasi maligna< dan berdasarkan ?9= diklasi3ikasikan sebagai tubular adenoma, tubulovillous adenoma dan villous adenoma. Tujuh puluh persen dari polip berupa adenomatous, dimana %-* tubular adenoma, !$-# tubulovillous adenoma dan villous adenoma dibawah .%
Gambar 0D Adenomatous +olip
"isplasia dapat dikategorikan menjadi low atau high grade. nam persen dari adenomatous polip berupa high grade displasia dan didalamnya berupa invasi3 karsinoma pada saat terdiagnosa. +otensi malignansi dari adenoma berkorelasi dengan besarnya polip, tingkat displasia, dan umur. +olip yang diameternya lebih besar dari ! cm, berdisplasia berat dan secara histologi tergolong sebagai villous adenoma dihubungkan dengan risiko tinggi untuk menjadi kanker kolorektal. +olip yang berukuran kecil ( F! cm) tidak berhubungan dengan meningkatnya timbulnya kanker kolorektal. Ensiden dari kanker meningkat dari #,-' kali lipat jika polip lebih besar dari ! cm, dan -% kali lipat pada pasien yang mempunyai multipel polip. ?aktu yang dibutuhkan untuk
menjadi malignansi tergantung beratnya derajat displasia.,%
b. Ediopathic En3lammatory 0owel "isease - 1lserati3 olitis
1lserati3 kolitis merupakan 3aktor risiko yang jelas untuk kanker kolon, sekitar ! dari pasien yang memiliki riwayat kronik ulserati3 kolitis. >isiko perkembangan kanker pada pasien ini berbanding terbalik pada usia terkena
kolitis dan berbanding lurus dengan keterlibatan dan keakti3an dari ulserati3
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
!
kolitis. >isiko kumulati3 adalah # pada !$ tahun, * pada #$ tahun, dan !* pada &$ tahun. +endekatan yang direkomendasikan untuk seseorang dengan ris iko tinggi dari kanker kolorektal pada ulserati3 kolitis dengan mengunakan kolonoskopi untuk menentukan kebutuhan akan total proktokolektomi pada pasien dengan kolitis yang durasinya lebih dari * tahun.*
+enyakit :rohnBs
+asien yang menderita penyakit crohnBs mempunyai risiko tinggi untuk menderita kanker kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulserati3 kolitis. eseluruhan insiden dari kanker yang muncul pada penyakit crohnBs sekitar #$. +asien dengan striktur kolon mempunyai insiden yang tinggi dari adenokarsinoma pada tempat yang terjadi 3ibrosis. Telah dilaporkan juga bahwa sGuamous sel kanker dan adenokarsinoma meningkat pada 3istula kronik pasien dengan crohnBs disease.*
#. aktor 6enetik
a. >iwayat eluarga
ekitar ! dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan riwayat kanker kolorektal pada keluarga terdekat. eseorang dengan keluarga terdekat yang mempunyai kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker kolorektal dua kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat kanker kolorektal pada keluarganya.%
b. 9erediter anker olorektal
Abnormalitas genetik terlihat mampu memediasi progresi dari normal menuju mukosa kolon yang maligna. ekitar setengah dari seluruh karsinoma dan adenokarsinoma yang besar berhubungan dengan mutasi. 7angkah yang paling penting dalam menegakkan diagnosa dari sindrom kanker herediter yaitu riwayat
kanker pada keluarga. 4utasi sangat jarang terlihat pada adenoma yang lebih kecil dari ! cm. Allelic deletion dari !%p ditunjukkan pada H dari seluruh kanker kolon, dan deletion dari G ditunjukkan lebih dari !/& dari karsinoma kolon dan adenoma yang besar. "ua sindrom yang utama dan beberapa varian yang utama dari sindrom ini menyebabkan kanker kolorektal telah dikenali karakternya. "ua sindrom ini, dimana mempunyai predisposisi menuju kanker kolorektal memiliki mekanisme yang berbeda, yaitu 3amilial adenomatous polyposis (A+) dan hereditary non polyposis colorectal cancer (98+::).%,*
&. "iet
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
1"
4asyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolorektal pada kebanyakan penelitian, meskipun terdapat juga penelitian yang tidak menunjukkan adanya
hubungan antara serat dan kanker kolorektal.
Ada dua hipotesis yang menjelaskan mekanisme hubungan antara diet dan resiko kanker kolorektal. Teori pertama adalah pengakumulasian bukti epidemiologi untuk asosiasi antara resistensi insulin dengan adenoma dan kanker kolorektal. 4ekanismenya adalah menkonsumsi diet yang berenergi tinggi mengakibatkan perkembangan resistensi insulin diikuti dengan peningkatan level insulin, trigliserida dan asam lemak tak jenuh pada sirkulasi. aktor sirkulasi ini mengarah pada sel epitel kolon untuk menstimulus proli3erasi dan juga memperlihatkan interaksi oksigen reakti3. +emaparan jangka panjang hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan kanker kolorektal. 9ipotesis kedua adalah identi3ikasi berkelanjutan dari agen yang secara signi3ikan menghambat karsinogenesis kolon secara e5perimental. "ari pengamatan tersebut dapat disimpulkan mekanismenya, yaitu hilangnya 3ungsi pertahanan lokal epitel disebabkan kegagalan di3erensiasi dari daerah yang lemah akibat terpapar toksin yang tak dapat dikenali dan adanya respon in3lamasi 3okal, karakteristik ini didapat dari bukti terakti3asinya en;im :=I-# dan stres oksidati3 dengan lepasnya mediator oksigen reakti3. 9asil dari proli3erasi 3okal dan mutagenesis dapat meningkatkan resiko terjadinya adenoma dan aberrant crypt 3oci. +roses ini dapat dihambat dengan (a) demulsi yang dapat memperbaiki permukaan lumen kolon< (b) agen anti-in3lamasi< atau (c) anti-oksidan. edua mekanisme tersebut, misalnya resistensi insulin yang berperan melalui tubuh dan kegagalan pertahanan 3okal epitel yang berperan secara lokal, dapat menjelaskan hubungan antara diet dan resiko kanker kolorektal.,%
'. 6aya 9idup
+ria dan wanita yang merokok kurang dari #$ tahun mempunyai risiko tiga kali untuk memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar. edangkan merokok lebih dari #$ tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali untuk menderita adenoma yang berukuran besar. +emakaian alkohol juga menunjukkan hubungan dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal.
+ada berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara akti3itas, obesitas dan asupan energi dengan kanker kolorektal. +ada percobaan terhadap
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
hewan, pembatasan asupan energi telah menurunkan perkembangan dari kanker. Enteraksi antara obesitas dan akti3itas 3isik menunjukkan penekanan pada akti3itas prostaglandin intestinal, yang berhubungan dengan risiko kanker kolorektal. The 8urses 9ealth tudy telah menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara akti3itas 3isik dengan terjadinya adenoma, yang dapat diartikan bahwa penurunan akti3itas 3isik akan meningkatkan risiko terjadinya adenoma.%
. 1sia
+roporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut (J thn) pria dan wanita adalah ! dan . rekuensi kanker pada pria berusia lanjut hampir % kali (#!* per !$$.$$$ orang per tahun) dan pada wanita berusia lanjut sekitar ' kali (!!# per !$$.$$$ orang per tahun) bila dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda (&$-' thn). +eningkatan resiko kanker kolorektal meningkat
sesuai dengan usia.*
4enurut ?9=, 3aktor resiko kanker kolorektal !. 0erusia K $ tahun
#. indroma adenomatous popilposis ( 3amilial, hamartomatous poliposis dan +eut; jagers sindrom)
&. >iwayat kanker kolorektal pada keluarga '. En3lamatory bowel disease
. >iwayat menderita kanker kolorektal . >iwayat menderita polip kolrektal
2.*.3 L%&a/
ekitar % carcinoma colorectal ditemukan di rectosigmoid.#,%
L%&a/ 4 P%r,%#&a,% :aecum dan colon ascendens #
:olon transversum !$
:olon descendens !
>ectosigmoid $
Tabel !. carcinoma colon
2.*.3 Kla,i+i/a,i
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
12
istem "ukes
"erajat keganasan karsinoma kolon dan rektum berdasarkan gambaran histologik dibagi menurut klasi3ikasi "ukes. lasi3ikasi "ukes dibagi berdasarkan dalamnya in3iltrasi karsinoma di dinding usus.,%
"ukes "alamnya in3iltrasi +rognosis hidup setelah tahun A 0 : :! :# "
Terbatas di dinding usus
4enembus lapisan muskularis mukosa 4etastasis kelenjar lim3e
0eberapa kelenjar lim3e dekat tumor primer
"alam kelenjar lim3e jauh 4etastasis jauh % *$ & F Tabel #. istem "ukes
S&a'i5m O menunjukkan cancer in situ. el kanker hanya terdapat di dalam mukosa kolon. +ada umumnya kanker kolon pada tahap ini dapat ditangani dengan polypectomy (menghilangkan massa jaringan yang berkembang di dalam dinding).
Gambar 16 anker stadium $
Pa'a /a#/%r ,&a'i5m I, kanker telah tumbuh melewati mukosa dan menginvasi lapisan otot kolon dan rectum. anker belum menyebar ke jaringan sekitar atau lim3onodi (T! atau T#, 8$, 4$).%
Gambar 11 anker stadium E
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
13
Pa'a /a#/%r ,&a'i5m IIa7 sel kanker telah menyebar melewati dinding kolon dan rektum dan mungkin telah menyebar ke jaringan sekitar. anker belum menyebar ke lim3onodi terdekat (T&, 8$, 4$). Pa'a ,&a'i5m IIb7 sel kanker telah menyebar melewati kolon atau rektum. anker belum menyebar ke lim3pnodi terdekat (T', 8$, 4$).
Gambar 12. anker stadium EEa dan b
Pa'a ,&a'i5m IIIa7 sel kanker telah tumbuh melewati batas dalam atau masuk ke lapisan otot saluran cerna dan satu sampai tiga lim3onodi, tetapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain (T! atau T#, 8!, 4$).
Gambar 1* anker stadium EEEa
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
14
Pa'a ,&a'i5m IIIb, sel kanker telah tumbuh melewati dinding saluran cerna atau organ sekitar dan terdapat pada satu sampai tiga lim3onodi, tetapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain (T& atau T', 8!, 4$).
Gambar 13 anker stadium EEEb
Pa'a ,&a'i5m III), sel kanker (semua ukuran) telah menyebar pada empat atau lebih lim3onodi, tetapi tidak pada organ distal tubuh. (semua T, 8#, 4$).
Gambar 1 anker stadium EEEc
+ada ,&a'i5m I8, sel kanker telah metastasis ke bagian distal tubuh, seperti hati dan paru-paru (semua T, semua 8, 4!)%
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
15
Gambar 1! anker stadium E@
istem T84
The American 2oint :ommittee on :ancer (A2::) dan the Enternational 1nion Against :ancer (E1A:) mengklasi3ikasikan karsinoma kolon dan rektum menggunakan sistem T84. lasi3ikasi T84 untuk kanker kolon dan rektum (A2::)D%
• Tumor primer (T)
TI D Tumor primer sulit dinilai atau kedalaman penetrasi tidak spesi3ik T$ D Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis D :arcinoma in situ (mukosal)< intraepithelial atau invasio pada lamina propria
T! D Tumor menginvasi submukosa
T# D Tumor menginvasi muscularis propria
T& D Tumor menginvasi melalui muscularis propria ke dalamsubserosa atau ke dalam perikolik nonperitonial atau jaringan perirektal
T' D Tumor secara langsung menginvasi organ lain atau struktur dan atau per3orasi peritoneum viseral.
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
16
7im3onodi regional (8)
8I D 7im3onodi regional tidak dapat dinilai 8$ D Tidak ada metastasis lim3onodi regional
8! D 4etastasis pada !-& lim3onodi perikolik atau perirektal 8# D 4etastasis pada ' atau lebih lim3onodi perikolik atau
perirektal
8& D 4etastasis pada semua lim3onodi yang ada dalam tubuh 4etastasis jauh (4)
4I D Adanya metastasis tidak dapat dinilai 4$ D Tidak ada metastasis jauh
4! D 4etastasis jauh
+erbandingan lasi3ikasi T84 taging ystem dengan klasi3ikasi "ukes
S&a'i5 m T N M D5/%, S&a'i5m E Tis 8$ 4$ A T! 8$ 4$ T# 8$ 4$ EE T& 8$ 4$ 0 T' 8$ 4$ EEE Any T 8! 4$ : Any T 8#, 8& 4$ E@ Any T Any 8 4!
Tabel &. +erbandingan T84 C "ukes
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
17
2.*.! Pa&olo-i
ecara makroskopis terdapat & tipe carcinoma colorectal. Tipe polipoid atau vegetati3 tumbuh menonjol ke dalam lumen usus., berbentuk bunga kol dan terutama ditemukan di caecum dan colon ascendens. Tipe skirus mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala obstruksi, terutama ditemukan di colon descendens, sigmoid dan rectum. 0entuk ulcerati3 terjadi karena nekrosis di bagian sentral, terdapat di rectum. +ada tahap lebih lanjut, sebagian besar
carcinoma colon dapat mengalami ulserasi dan menjadi ulcus maligna.#,%
2.*." Pa&o+i,iolo-i
ecara umumnya dinyatakan bahwa untuk perkembangan karsinoma kolon merupakan interaksi anatara 3aktor lingkungan dan genetik. aktor lingkungan multiple beraksi terhadap predisposisi genetik atau de3ek yang didapat dan berkembang menjadi karsinoma kolon. volusi dari kanker itu sendiri merupakan
sebuah proses yang bertahap, dimana proses dimulai dari hiperplasia sel mukosa, adenoma 3ormation, perkembangan dari displasia menuju trans3ormasi maligna dan invasi3 kanker. Akti3asi onkogen, inakti3asi tumor supresi gen, dan kromosomal deletion memungkinkan perkembangan dari 3ormasi adenoma, perkembangan dan peningkatan displasia dan invasi3 karsinoma.
Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel yaitu proto-onkogen, gen penekan tumor ( Tumor Suppresor Gene L T6), dan gen gatekeeper . +roto-onkogen menstimulasi dan meregulasi pertumbuhan dan pembelahan sel. T6 menghambat pertumbuhan sel atau menginduksi apoptosis (kematian sel yang terprogram). elompok gen ini dikenal sebagai anti-onkogen, karena ber3ungsi melakukan kontrol negati3 (penekanan) pada pertumbuhan sel. 6en p& merupakan salah satu dari T6 yang menyandi protein dengan berat molekul & k"a. 6en p& juga ber3ungsi mendeteksi kerusakan "8A, menginduksi reparasi "8A. 6en gatekeeper ber3ungsi mempertahankan integritas genomik dengan mendeteksi kesalahan pada genom dan memperbaikinya. 4utasi pada gen-gen ini karena berbagai 3aktor membuka peluang terbentuknya kanker. ,
+ada keadaan normal, pertumbuhan sel akan terjadi sesuai dengan kebutuhan melalui siklus sel normal yang dikendalikan secara terpadu oleh 3ungsi proto-onkogen, T6, dan gen gatekeeper secara seimbang. 2ika terjadi ketidakseimbangan 3ungsi ketiga gen ini, atau salah satu tidak ber3ungsi dengan
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
1
baik karena mutasi, maka keadaan ini akan menyebabkan penyimpangan siklus sel. +ertumbuhan sel tidak normal pada proses terbentuknya kanker dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu perpendekan waktu siklus sel, sehingga akan menghasilkan lebih banyak sel dalam satuan waktu, penurunan jumlah kematian sel akibat gangguan proses apoptosis, dan masuknya kembali populasi sel yang tidak akti3 berproli3erasi ke dalam siklus proli3erasi. 6abungan mutasi dari ketiga kelompok gen ini akan menyebabkan kelainan siklus sel, yang sering terjadi adalah mutasi gen yang berperan dalam mekanisme kontrol sehingga tidak ber3ungsi baik, akibatnya sel akan berkembang tanpa kontrol (yang sering terjadi pada manusia adalah mutasi gen p&). Akhirnya akan terjadi pertumbuhan sel
yang tidak diperlukan, tanpa kendali dan karsinogenesis dimulai.
Gambar 1"D Adenoma :arcinoma eGuences 2.*. Ma#i+%,&a,i Kli#i,"7
Tanda dan gejala dari kanker kolon sangat bervariasi dan tidak spesi3ik. eluhan utama pasien dengan kanker kolorektal berhubungan dengan besar dan lokasi dari tumor. 6ejala klinis karsinoma pada kolon kiri berbeda dengan kolon kanan. arsinoma kolon kiri sering bersi3at skirotik sehingga lebih banyak menimbulkan gejala obstruksi dan stenosis, terlebih karna 3eses sudah menjadi padat. +ada karsinoma kolon kanan jarang terjadi stenosis dan 3eses masih cair
sehingga tidak ada 3actor obstruksi.%
Kolo# /a#a# memiliki kaliber yang besar, tipis dan dinding distensi serta isi 3ecal ialah air. arena 3itur anatomisnya, karsinoma kolon kanan dapat tumbuh besar sebelum terdiagnosa. +asien sering mengeluh lemah karena anemia. "arah
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
1!
makroskopis sering tidak tampak pada 3eses tetapi dapat mendeteksi tes darah samar. +asien dapat mengeluh ketidaknyamanan pada kuadran kanan perut s etelah makan dan sering salah diagnosa dengan penyakit gastrointestinal dan kandung empedu. 2arang sekali terjadi obstruksi dan gangguan berkemih.%
Tumor dari /olo# /iri 'a# r%)&5m dapat secara gradual mengoklusi lumen yang menyebabkan gangguan pola de3ekasi yaitu konstipasi atau de3ekasi dengan tenesmi. olon kiri memiliki lumen yang lebih kecil dari yang kanan dan konsistensi 3eses ialah semisolid. 4akin ke distal letak tumor 3eses makin menitips atau seperti kotoran kambing atau lebih cair di sertai darah dan lendir. Tenesmi merupakan gejala yang biasa di dapatkan pada karsinoma rectum. elain itu Pa'a /a#/%r r%/&5m, gejala utama yang terjadi ialah hematoke;ia. +erdarahan seringkali terjadi persisten. "arah dapat tercampur dengan 3eses atau mukus. +ada pasien dengan perdarahan rektal pada usia pertengahan atau tua, walaupun ada hemoroid, kanker tetap harus dipikirkan.%
6ambaran klinis tumor ,a%)5m 'a# /olo# a,)%#'%#, tidak khas. "yspepsia, kelemahan umum, penurunana berat badan dan anemia merupakan gejala yang umum. =leh karena itu penderita sering datang dengan keadaan yang menyedihkan. 6ejala akut dari pasien biasanya adalah obstruksi atau per3orasi, sehingga jika ditemukan pasien usia lanjut dengan gejala obstruksi, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah kanker. =bstruksi total muncul pada F !$ pasien dengan kanker kolon, tetapi hal ini adalah sebuah keadaan darurat yang membutuhkan penegakan diagnosis secara cepat dan penanganan bedah. +asien dengan total obstruksi mungkin mengeluh tidak bisa 3latus atau buang air besar, kram perut dan perut yang menegang. 2ika obstruksi tersebut tidak mendapat terapi maka akan terjadi iskemia dan nekrosis kolon, lebih jauh lagi nekrosis akan menyebabkan peritonitis dan sepsis. +er3orasi juga dapat terjadi pada tumor primer, dan hal ini dapat disalah artikan sebagai akut divertikulosis. +er3orasi juga bisa terjadi pada vesika urinaria atau vagina dan dapat menunjukkan tanda tanda pneumaturia dan 3ecaluria. 4etastasis ke hepar dapat menyebabkan pruritus dan jaundice, dan yang sangat disa yangkan hal ini biasanya merupakan gejala pertama kali yang muncul dari kanker kolon.*
ecara garis besar gejala pada tumor colon terbagi menjadi tiga, yaitu gejala local, gejala sistemik, dan gejala peyebaran (metastasis)D%,*
!. 6ejala lokal
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
2"
a. +erubahan kebiasaan buang air
+erubahan 3rekuensi buang air, konstipasi atau diare
ensasi seperti belum selasai buang air besar (masih ingin tapi tidak bisa keluar)
eses bercampur darah atau keluar darah pada saat 0A0, 3eses bercampur lender, 3eses berwarna kehitaman
8yeri pada saat 0A0 4ual dan muntah
Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh pasien #. 6ejala umum
+enurunan berat badan 9ilangnya na3su makan ering merasa lelah, pucat &. 6ejala metastase
+asien tampak kuning, jika terdapat metastase ke hepar 8yeri pada perut
KOLON KANAN KOLON KIRI REKTUM ASPEK KLINIS olitis =bstruksi +roktitis N9ERI arena penyusupan =bstruksi =bstruksi DEFEKASI "iare/diare berkala onstipasi progresi3 Tenesmi terus
menerus
OBSTRUKSI 2arang 9ampir selalu 9ampir selalu DARAH PADA
FESES
amar amar/makroskopik 4akroskopik FESES 8ormal/diare berkala 8ormal +erubahan bentuk
DISPEPSIA ering 2arang 2arang
ANEMIA 9ampir selalu 7ambat 7ambat
MEMBURUKN9A KEADAAN UMUM
9ampir selalu 7ambat 7ambat Tabel ' 6ambaran klinis karsinoma kolorektal
2.*.0 Dia-#o,i, Anamnesis
Anamnesis yang cermat sering dapat menentukan diagnosis. 6ejala dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon adalah dyspepsia, hematoke;ia, anemia, bemjolan, dan obstruksi. Mang perlu ditanyakan adalah perubahan pola de3ekasi, 3rekuensi dan konsitensi tinja.*
+emeriksaan isik
Rectal toucheruntuk menilai D
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
21
a. Tonus s3ingter ani D kuat atau lemah.
b. Ampula rektum D kolaps, kembung atau terisi 3eses c. 4ukosa D kasar,berbenjol benjol, kaku
d. Tumor D teraba atau tidak, lokasi, lumen yang dapat ditembus jari, mudah berdarah atau tidak, batas atas dan jaringan
sekitarnya, jarak dari garis anorektal sampai tumor.
Gambar 1 P%m%ri/,aa# )olo/ '5b5r pa'a (a R%/&i
+ada pemeriksaan ini dapat dipalpasi dinding lateral, posterior, dan anterior< serta spina iskiadika, sakrum dan coccygeus dapat diraba dengan mudah. 4etastasis intraperitoneal dapat teraba pada bagian anterior rektum dimana sesuai dengan posisi anatomis kantong douglas sebagai akibat in3iltrasi sel neoplastik. 4eskipun !$ cm merupakan batas eksplorasi jari yang mungkin dilakukan, namun telah lama diketahui bahwa $ dari kanker kolon dapat dijangkau oleh jari, sehingga >ectal e5amination merupakan cara yang baik untuk mendiagnosa kanker kolon yang tidak dapat begitu saja diabaikan.*,!$
+emeriksaan +enunjang !. 7aboratorium
a. +emeriksaan darah samar pada 3aeces
"igunakan untuk tes skrining pada tumor colorectal yang asimptomatik, pada individu dengan risiko sedang. 3ikasi tes ini berdeasarkan tes serial karena
kebanyakan carcinoma colorectal berdarah secara intermiten. Tes ini merupakan tes nonspesi3ik untuk pero5idase yang terkandung dalam haemoglobin. +erdarahan traktus gastrointestinal akan memberikan hasil positi3. 0eberapa makanan (daging, beberapa buah dan sayuran, dan viamin :) dapat memberikan
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
3alse positi3, sehingga pasien sebaiknya diet selama #-& hari sebelum tes. Tes ini dapat ditingkatkan spesi3ik dan sensitivitasnya dengan menggunakan immunochemical. 9asil positi3 pada tes ini sebaiknya dilanjutkan dengan pemeriksaan colonoskopi.*
b. +emeriksaan "8A 3eces
+emeriksaan "8A 3eces adalah teknologi baru yang berkembang untuk skrining karsinoma colorectal. Adenoma premalignan dan karsinoma menhasilkan marker "8A yang tidak terdegradasi selama proses pencernaan dan tetap stabil di dalam 3eces. 9asil penelitian pemeriksaan ini memiliki sensitivitas %!-!.
c. Tumor marker
Tumor marker seperti :A, :A !-, dan :A-$ digunakan untuk pasien carcinoma colorectal. :arcinoembrionic antigen (:A) yang paling umum digunakan, sedangkan :A !- dan :A-$ tidak rutin digunakan. :A dapat meningkat pada $-$ pasien dengan carcinoma colorectal. 8amun :A bukan merupakan tes skrining yang e3ekti3 untuk keganasan. :A tidak spesi3ik karena dapat meningkat juga pada pasien dengan carcinoma selain carcinoma colorectal. +emeriksaan antigen karsinoembrionik (:A) dapat juga dilakukan, meskipun antigen karsinoembrionik mungkin bukan indicator yang dapat dipercaya dalam mendiagnosa kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi :A. +emeriksaan menunjukkan bahwa kadar :A dapat dipercaya dalam diagnosis prediksi. +ada eksisi tumor komplet, kadar :A yang meningkat harus kembali ke normal dalam '* jam. +eningkatan :A pada tanggal selanjutnya menunjukkan kekambuhan.
d. Tes serum
+emeriksaan 3ungsi hepar seperti alkali 3os3atase, 6+T, 6=T, 66T, dan 7"9 dapat memprediksi kemungkinan metastasis ke hepar.
#. ndoskopi
a. >ectosigmoidoskopi
>ectosigmoidoskop yang kaku digunakan untuk menilai rectum dan colon sigmoideum bagian distal.*
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
23
b. leksibel sigmoidoskopi dan colonoskopi
igmoidoskop dan colonoskop yang 3leksibel dengan video atau 3iberoptik dapat memperlihatkan gambaran colon dan rectum dengan mutu yang baik. igmoidoskopi dan colonoskopi dapat digunakan untuk diagnostik dan terapetik, merupakan metode yang paling akurat untuk menilai colon. +rosedur ini sangat sensiti3 untuk mendeteksi dan dapat untuk melakukan biopsi. :olonoskop untuk diagnostik memiliki satu saluran untuk lewatnya alat-alat seperti snare, 3orcep biopsi, elektrocauter, dan sebagai jalan untuk melakukan penghisapan dan irigasi. :olonoskop untuk terapetik mempunyai # saluran yang dapat digunakan secara simultan untuk irigasi / penghisapan dan untuk lewatnya alat-alat.
Gambar 10D 4etode pemeriksaan kolonoskopi
Gambar 26. olonoskopi dan sigmoidoskopi &. +encitraan
a. I-ray 3oto polos dan colon in loop
I-ray 3oto polos dan colon in loop memiliki peranan penting dalam mengevaluasi pasien yang diduga menderita carcinoma colorectal. oto polos abdomen (supine, tegak, dan 77") berguna untuk mendeteksi pola gas usus yang menunjukkan adanya obstruksi. :olon in loop berguna untuk mengevaluasi gejala
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
obstrukti3. :olon in loop dengan double contrast sensiti3 untuk mendeteksi massa yang berdiameter lebih besar dari ! cm. "eteksi massa yang kecil sangat sulit, sehingga colonoscopy lebih disukai untuk mengevaluasi massa colon yang nonobstruksi.
b. :T scan
:omputed Tomography (:T) digunakan untuk staging carcinoma colorectal, karena kesensitivitasnya dalam mendeteksi metastasis.
Gambar 21 :T scan pelvis menunjukkan adanya tumor kolon yang sudah metastasis pada hepar dan daerah intraperitoneal
c. :T :olonogra3i (@irtual colonoscopy)
@irtual colonoscopy menggunakan :T helical dan rekonstruksi & dimensi untuk mendeteksi lesi colon intralumen. 1ntuk memaksimalkan kesensitivitasan maka dilakukan persiapan usus per oral, pemberian kontras per oral dan rectal, pendistensian colon. Alat ini sensiti3 untuk melihat carcinoma colorectal yang berukuran lebih dari ! cm. colonoskopi tetap dibutuhkan jika terdapat lesi. Alat ini berguna sebagai pencitraan pada obstruksi colon pro5imal. eterbatasannya adalah terjadinya 3alse positi3 akibat 3aeces, penyakit divertikula, lipatan haustrae, arte3ak, dan ketidakmampuan mendeteksi adenoma yang datar.
d. 4>E
4agnetic >esonance Emaging (4>E) lebih sensiti3 daripada :T scan dalam mendeteksi keterlibatan tulang atau dinding pelvis akibat perluasan carcinoma colorectal. +enggunaan endorectal coil akan menambah sensitivitas.
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
25
Gambar 22D 4>E dari karsinoma kolon e. +T
+ositron mmision Tomography (+T) digunakan untuk pencitraan jaringan dengan kadar glikolisis anaerob yang tinggi seperti pada tumor ganas. +T digunakan sebagai tambahan pemeriksaan :T scan dalam staging carcinoma colorectal dan dapat digunakan untuk membedakan kanker rekuren dengan 3ibrosis.*
3. ndorectal ultrasound
ndorectal ultrasound digunakan untuk mengevaluasi kedalaman invasi carcinoma recti. "inding rectum yang normal terdiri atas lapisan. 1ltrasound dapat membedakan tumor jinak dari tumor invasi3 berdasarkan integritas lapiasan submukosa. 1ltrasound dapat membedakan tumor super3icial T!-T# dengan tumor yang lebih dalam T&-T'. eakurasian ultrasound dalam mendeteksi kedalamam invasi tumor intramural berkisar antara *!-'. 1ltrasound juga dapat mendeteksi pembesaran nodus lim3atikus perirectal, yang menunjukkan metastasis ke nodus lim3atikus, dimana keakurasiannnya adalah *-*&. 1ltrasound juga dapat digunakan untuk mendeteksi rekurensi lokal setelah pembedahan.
'. 0iopsi
0iopsi dilakukan melalui endoskopi. 9asil patologi dari biopsi dapat mendeskripsikan tipe sel dan gradasi tumor. Tipe sel yang paling sering didapat pada carcinoma colorectal adalah adenocarcinoma ().
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
26
2.*.16 P%#a&ala/,a#aa# A. +embedahan
+embedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima sebagai penanganan kurati3 untuk kanker kolon. +embedahan kurati3 harus mengeksisi dengan batas yang luas dan maksimal regional lymphadenektomi sementara mempertahankan 3ungsi dari kolon sebisanya. Tumor yang menyebabkan obstruksi pada kolon kiri dapat ditangani dengan dekompresi. Tumor yang menyebabkan per3orasi membutuhkan eksisi dari tumor primer dan proksimal kolostomi, diikuti dengan reanastomosis dan closure dari kolostomi.
0. +enyinaran (>adioterapi)
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan 5-ray berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian terapi radiasi, yaitu dengan eksternal radiasi dan internal radiasi. +emilihan cara radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker.
ksternal radiasi (e5ternal beam therapy) merupakan penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel kanker. ejak radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker, maka dibutuhkan pelindung khusus untuk melindungi jaringan yang sehat disekitarnya. Terapi radiasi tidak menyakitkan dan pemberian radiasi hanya berlangsung beberapa menit.*
Enternal radiasi (brachytherapy, implant radiation) menggunakan radiasi yang diberikan ke dalam tubuh sedekat mungkin pada sel kanker. ubstansi yang menghasilkan radiasi disebut radioisotop, bisa dimasukkan dengan cara oral, parenteral atau implant langsung pada tumor. Enternal radiasi memberikan tingkat radiasi yang lebih tinggi dengan waktu yang relati3 singkat bila dibandingkan dengan eksternal radiasi, dan beberapa penanganan internal radiasi secara sementara menetap didalam tubuh.*
:. emoterapi
emoterapi sangat e3ekti3 digunakan ketika kehadiran tumor sangat sedikit dan 3raksi dari sel maligna yang berada pada 3ase pertumbuhan banyak. =bat kemoterapi bisa dipakai sebagai single agen atau dengan kombinasi, contoh D -3luorouracil (1), 1 N levamisole, 1 N leucovorin. +emakaian secara kombinasi dari obat kemoterapi tersebut berhubungan dengan peningkatan
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
27
survival ketika diberikan post operati3 kepada pasien tanpa penyakit penyerta. Terapi 1 N levamisole menurunkan rekurensi dari kanker hingga &, menurunkan kematian akibat kanker hingga &#.*
2.*.11 Pro-#o,i,
+rognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu k!asi3ikasi tumor dan tingkat keganasan sel tumor. 0erikut merupakan pembagian prognosis dari karsinoma kolorektal berdasarkan klasi3ikasi dari "ukeBs D,%
lasi3ikasi "ukeBs
• "ukeBs A Terbatas pada mukosa Tidak ada Angka harapan hidup tahun
K$
• "ukeBs 0! ampai stratum muscularis propia Tidak didapatkan invasi
lim3onodi Angka harapan hidup tahun %$-*
• "ukeBs 0# 4enembus stratum muscularis propia Tidak didapatkan invasi
lim3onodi Angka harapan hidup tahun -
• "ukeBs :! ampai stratum muscularis propia Terdapat invasi pada
lim3onodi terdekat Angka harapan hidup tahun '-
• "ukeBs :# 4enembus stratum muscularis propia Terdapat invasi pada
lim3onodi jauh Angka harapan hidup tahun #$-&$
• "ukeBs " 4etastase jauh Tidak dapat dipakai Angka harapan hidup tahun
F!K
+rognosis hidup setelah tahun dengan klasi3ikasi T84
• tadium E, %# • tadium EE, ' • tadium EEE, & • tadium E@, %
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
2
BAB III KESIMPULAN
Tumor kolon merupakan sekelompok sel abnormal yang tumbuh tidak terkendali yang terletak pada kolon. Tumor kolon dibagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Mang membedakan dari kedua jenis tumor ini adalah
si3atnya. Tumor ganas mempunyai si3at invasi3 atau merusak jaringan sekitar sedangkan tumor jinak tidak.
Tumor jinak kolon atau disebut polip adalah petumbuhan jaringan yang menonjol ke dalam lumen traktus gastrointestinal. ecara umum ,terdapat # tipe polip jinak yaitu polip non-neoplastik dan polip neoplastik. +olip non-neoplastik
terdiri dari hamartoma, polip hyperplastik dan polip in3lamasi. +olip neoplastik terdiri dari berbagai macam polip adenomatous dan poliposis coli herediter. edangkan tumor ganas kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersi3at ganas dan merusak sel "8A dan jaringan sehat disekitar kolon (bersi3at invasi3).
+enatalaksanaan untuk tumor jinak atau polip adalah dengan jerat kauter dengan kolonoskopi sampai dengan eksisi segmental. 1ntuk tumor ganas ditambah dengan terapi radiasi dengan atau tanpa kemoterapi. +ada prinsipnya, semakin dini diagnosis karsinoma / tumor kolon, semakin baik prognosisnya karena penanganannya dapat dengan pembedahan kurati3.
Bagian Ilmu Bedah RSUD Datu Beru Takengon
2!
DAFTAR PUSTAKA
1. 2emal A, iegel >, ?ard , et alD :ancer statistics, #$$%. CA Cancer J Clin #$$%. En abiston Te5tbook o3 urgery, !*th edition. aunders. #$$%.
2. Erving 49, :atchpole 0D A0: o3 colorectal diseasesD Anatomy and physiology o3 the colon, rectum, and anus. En :urrent urgical "iagnosis C Treatment, !#th dition. 1A D 4c6raw-9ill. #$$
*. +hysiology =3 The :olon. En abiston Te5tbook o3 urgery, !*th edition. aunders. #$$%.
'. herwood 7. istem +encernaan. "alam isiologi 4anusia dari el ke istem, edisi ke #. 2akarta D 6:. 9al *#-'.
. 0runicardi, Andersen, 0illiar, "unn, 9unter, +ollock. :olon, >ectum and Anus En chwart;Bs +rinciples o3 urgery, th ed. #$!$. 1A D 4c6raw-9ill. + !-#$!#
. :uschieri, 6race, "ar;i, 0orley, >owley. "isorders o3 the :olon and >ectum. En :linical urgery, #nd ed. #$$&.1A D 0lackwell +ublishing. + '!-#$.
%. jamsuhidajat, ?im de 2ong. #$$&. 1sus halus, appendiks, kolon, dan anorektum. "alam 0uku ajar ilmu bedeah. disi #. 2akartaD 6:. 9al *-'