• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN ASAP CAIR GRADE 3 DALAM UPAYA MENGURANGI BAU SAMPAH PADA RUMAH TANGGA DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA (Cocos Nucifera) Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN ASAP CAIR GRADE 3 DALAM UPAYA MENGURANGI BAU SAMPAH PADA RUMAH TANGGA DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA (Cocos Nucifera) Oleh :"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN ASAP CAIR GRADE 3 DALAM UPAYA MENGURANGI BAU SAMPAH PADA RUMAH TANGGA DARI LIMBAH TEMPURUNG

KELAPA (Cocos Nucifera)

Oleh :

MUHAJIR ZAKARIA NIM. 120500030

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2 0 1 6

(2)

PEMANFAATAN ASAP CAIR GRADE 3 DALAM UPAYA MENGURANGI BAU SAMPAH PADA RUMAH TANGGA DARI LIMBAH TEMPURUNG

KELAPA (Cocos Nucifera)

Oleh :

MUHAJIR ZAKARIA NIM. 120500030

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2 0 1 6

(3)

PEMANFAATAN ASAP CAIR GRADE 3 DALAM UPAYA MENGURANGI BAU SAMPAH PADA RUMAH TANGGA DARI LIMBAH TEMPURUNG

KELAPA (Cocos Nucifera)

Oleh :

MUHAJIR ZAKARIA NIM. 120500030

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2 0 1 6

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan asap cair grade 3 dalam upaya

mengurangi bau sampah pada rumah tangga dari limbah tempurung kelapa (cocos nucifera)

Nama : Muhajir Zakaria

NIM : 120 500 030

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Jurusan : Teknologi Pertanian

Lulus Ujian Pada Tanggal :

Pembimbing, Ir, Wartomo, MP NIP. 19700503 199512 2 002 Penguji I, Ir. Yusdiansyah, MP NIP. 19591216 198903 1 002 Penguji II, Firna Novari,S.Hut, MP NIP. 19631028 19880 3 003 Menyetujui,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan

Hj. Eva Nurmarini, S.Hut, MP NIP. 19750808 199903 2 002

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan

Hamka, S.TP., MP., M,Sc NIP. 19760408 200812 1 002

(5)

ABSTRAK

Muhajir Zakaria, Pemanfaatan Asap Cair Grade 3 Dalam Upaya Mengurangi Bau Sampah pada Rumah tangga dari Limbah Tempurung Kelapa (Cocos

nucivera). (di bawah bimbingan Wartomo).

Penelitian ini bertujuan untuk memanfatkan limbah tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan asap cair grade III, dan untuk mengurangi bau sampah pada rumah tangga.

Contoh di ambil dari tempurung kelapa, kemudian tempurung kelapa dijemur hingga kering dan dikumpulkan untuk selanjutnya dilakukan pembakaran didalam drum pembakaran hingga mengahasilkan asap cair Grade 3 , kemudian asap cair di berikan sampel uji berupa sampah dengan 9 kali ulangan untuk semua konsenterasi. Bagian pertama berjumlah 3 wadah toples untuk perlakuan 50% asap cair dan bagian ke dua untuk perlakukan 75% asap cair dan bagian ke tiga untuk perlakuan 100% asap cair dan bagian ke 4 untuk control (tanpa perlakuan).

Hasil penelitian pada perlakuan 50% asap cair, dari hasil pengamatan yaitu pada hari ke 1 tidak bau, tidak ada lalat, dan hari ke ke 2 tidak bau, hari ke 3 tidak bau namun terdapat lalat sedikit, hari ke 4 tidak bau, hari ke 5 juga tidak bau. Pada perlakuan 75% asap cair, dari hasil pengamatan yaitu pada hari ke 1 tidak bau tidak ada lalat, hari ke 2 tidak bau, hari ke 3 tidak bau lalat sedikit, hari ke 4 tidak bau dan hari ke 5 juga tidak bau. Pada perlakuan 100% asap cair, dari hasil pengamatan yaitu hari ke 1 menunjukan tidak bau tidak ada lalat, hari ke 2 tidak bau, hari ke 3 tidak bau, hari ke 4 tidak bau, hari ke 5 juga tidak bau.

(6)

RIWAYAT HIDUP

MUHAJIR ZAKARIA, lahir pada tanggal 15 April 1994 di kota Bojonegoro, merupakan anak ke 2 (dua) dari tiga (tiga) bersaudara, dari pasangan bapak ishak dan ibunda tercinta tariyem. Pada tahun 2000 memulai pendidikan formal di SD negri malungai, Provinsi Kalimantan Tengah dan lulus tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Anggana Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Lulus tahun 2009, melanjutkan ke SMK NU Balikpapan Provinsi Kalimantan timur, lulus tahun 2012 dan pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan perguruan tinggi pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Bulan Maret - Mei 2015 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) di Industri Kayu Cepu (IKC), Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Sebagai syarat memperoleh predikat Ahli Madya Kehutanan, penulis mengadakan penelitian dengan judul "Pemanfaatan asap cair grade 3 (tiga) dalam upaya mengurangi bau sampah pada rumah tangga dari limbah tempurung kelapa (Cocos Nucifera)" di bawah bimbingan Bapak Ir. Wartomo, MP.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa, karna atas rahmat dan karunianya penulisan dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul

pada rumah tangga dari limbah tempurung kelapa (Cocos Nucifera)".

Adapun maksud penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari sepenuhnya dari segi teknis penunlisan dan segi uji materi penulisan masih sangat jauh dari kesempurnaan, dan penulisan menyadari pula bahwa keterbatasan akan kemampuan yang di miliki. Hal yang wajar jika dalam penyelesaian karya ilmiah ini masih banyak mengalami hambatan dan masalah..namun berkat bimbingan dan pejunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik doa maupun materi.

2. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh teknisi Program Studi Teknologi Hasil Hutan .

3. Bapak Askariansyah, Amd , bapak Kuddus serta bapak Atak sumedi. SP. MP selaku teknisi di Laboratorium Hasil Hutan Non Kayu yang banyak membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

4. Bapak Ir. Wartomo,MP selaku dosen pembimbing atas semua bimbingan dan saran yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini.

5. Bapak Ir. Yusdiansyah, MP. Selaku dosen elaku

dosen penguji II yang tel ah banyak memberikan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

6. Ibu Eva Nurmarini, S.Hut.MP selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negri Samarinda.

7. Bapak Hamka.S.TP.M,Sc selaku ketua jurusan Teknologi Pertanian.

(8)

Wismoyo Aris Munandar, Dela Karnegi, Putri Andika, Dwi Atini Putri dan M. Hendriansyah Jumari serta rekan-rekan angkatan 2013, yang mendorong

serta membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaa, oleh karna itu berbagai saran serta kritik akan sangat membantu dalam menyempurnakan karya imiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan sedikit manfaat, umumnya bagi Politekni Pertanian Negeri Samarinda dan khususnya Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

Samarinda, Juli 2016

Muhajir Zakaria

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Pengertian Asap Cair ... 4

B. Komonen Komponen Asap Cair ... 6

C. Jenis Asap Cair ... 5

D. Manfaat Asap Cair ... 6

E. Proses Pembuatan Asap Cair ... 7

F. Risalah kelapa ... 8

G. Definisi Sampah ... 12

H. Bahaya sampah ... 14

III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

B. Bahan dan Alat Penelitian ... 17

C. Prosedur Penelitian ... 18

D. Tahapan Pengujian ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Hasil Penelitian ... 22

B. Pembahasan ... 23

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Proses pengambilan bahan baku tempurung kelapa.. ... 18

2. Proses pembakaran asap cair ... 19

3. Proses pengambilan bahan baku sampah ... 20

Lampiran 4. Lokasi Pengambilan Bahan Baku Asap Cair ... 29

5. Proses Pengangkutan Tempurung ... 29

6. Menuju Lokasi Penimbangan ... 30

7. Proses Penimbangan ... 30

8. Persiapan Penjemuran ... 31

9. Penjemuran Bahan Baku Tempurung ... 31

10. Persiapan Pembakaran ... 32

11. Memasukan Bahan Baku Tempurung Ke tungku Pembakaran ... 32

12. Tahapan Pembakaran ... 33

13. Pompa Air ... 33

14. Wadah Penampung Asap Cair ... 34

15. Asap Cair Pertama Menetes ... 34

16. Asap Cair Grade 3 ... 35

17. Proses Pengambilan Sampel Sampah ... 35

18. Memilah Sampah ... 36

19. Memasukan Sampel Sampah Kedalam Baskom ... 36

(12)

21. Persiapan Penyemprotan Asap Cair Ke Sampel Sampah .... 37

22. Tahapan Pengamatan ... 38

23. Pencatatan Hasil Uji Bau ... 38

24. Sampah ... 39

25. Wadah Pembakaran ... 39

(13)

BAB I PENDAHULUAN

Sampah di Samarinda dan juga kota-kota lain di Indonesia sepertinya tidak pernah habis-habisnya, Selalu saja muncul dari hari-keharinya tanpa pernah putus. Berbagai metode penanganan sudah dicoba dan diterapkan, tetapi tetap saja tidak terselesaikan. Sampah berhamburan di jalan, di taman, dan parit dan sungai hal tersebut menyebabkan aroma yang tidak sedap. Tidak dapat dipungkiri, sampah yang bertebaran di Kota Samarinda adalah sampah dari 'kemajuan zaman' seperti bungkus plastik makanan ringan, bungkus rokok dan puntungnya, botol dan gelas minuman, dan yang paling banyak adalah tas plastik 'kresek' dan sampah sampah sisa rumah tangga.

Hal tersebut sangat berdampak negative bagi lingkungan salah satunya menyebabkan pencemaran pada tanah dan menimbulkan aroma yang tidak sedap di mana-mana dan untuk mengatasi bau pada sampah, asap cair adalah salah satu alternative yang dapat digunakan untuk mencegah bau pada sampah, untuk menghilangkan bau sampah yaitu menggunakan asap cair grade 3

Asap cair merupakan campuran terlarut dari disperse asap tempurung dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil priolisis, tempurung merupakan kondensat dari asap tempurung yang didalamnya terkandung berbagai unsur senyawa dengan titik didih yang berbeda beda. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi konsentrasi dan komposisi asap cair, yaitu suhu pada saat pirolisis dan jenis bahan yang digunakan. Potensi pemanfaatan limbah tempurung kelapa ini cukup besar, mengingat banyaknya limbah tempurung kelapa yang terdapat di pasar-pasar dan tempat penjual

(14)

? kelapa pemeras santan yang kurang pemanfaatannya,bahkan di buang Cuma-cuma .

Adapun tujuan penelitian ini adalah memanfatkan limbah tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan asap cair grade III, dan untuk mengurangi bau sampah pada rumah tangga.

Hasil penelitian di harapkan memberi nilai ekonomis limbah tempurung kelapa yang mana selama ini hanya di gunakan sebagai bahan bakar arang saja.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Asap Cair

Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu pirolisis (Darmaji dkk, 1998). Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil.

Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena terjadinya pirolisis tiga komponen kayu yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Lebih dari 400 senyawa kimia dalam asap telah berhasil diidentifikasi.

Astuti (2000) mengemukakan bahwa penggunaan asap cair lebih

menguntungkan dari pada menggunakan metode pengasapan lainnya Karena warna dan citarasa produk dapat dikendalikan, kemungkinan menghasilkan produk karsinogen lebih kecil, proses pengasapan dapat dilakukan dengan cepat dan bisa langsung ditambahkan pada bahan selama proses.

Pengasapan diperkirakan akan tetap bertahan pada masa yang akan datang karena efek yang unik dari citarasa dan warna yang dihasilkan pada bahan pangan.

B. Komponen Komponen Asap Cair 1. Senyawa - senyawa fenol

Senyawa fenol diduga berperan sebagai antioksidan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk asapan. Kandungan senyawa fenol

dalam asap sangat tergantung pada temperatur pirolisis kayu. Menurut (Girard 1992), kuantitas fenol pada kayu sangat bervariasi yaitu

(16)

?

antara 10 - 200 mg/kg Beberapa jenis fenol yang biasanya terdapat dalam produk asapan adalah guaiakol, dan siringol.

Senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam asap kayu umumnya hidrokarbon aromatik yang tersusun dari cincin benzena dengan sejumlah gugus hidroksil yang terikat. Senyawa - senyawa fenol ini juga dapat mengikat gugus gugus lain seperti aldehid, keton, asam dan ester (Maga,

1987).

2. Senyawa - senyawa karbonil

Senyawa - senyawa karbonil dalam asap memiliki peranan pada pewarnaan dan citarasa produk asapan. Golongan senyawa ini mepunyai aroma seperti aroma karamel yang unik. Jenis senyawa karbonil yang terdapat dalam asap cair antara lain adalah vanilin dan siringaldehida.

3. Senyawa - senyawa asam

Senyawa-senyawa asam mempunyai peranan sebagai antibakteri dan membentuk citarasa produk asapan. Senyawa asam ini antara lain adalah asam asetat, propionat, butirat dan valerat.

4. Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis

Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) dapat terbentuk pada proses pirolisis kayu. Senyawa hidrokarbon aromatik seperti benzopir na merupakan senyawa yang memiliki pengaruh buruk karena bersifat karsinogen (Girard, 1992).

(Girard, 1992) menyatakan bahwa pembentukan berbagai senyawa

HPA selama pembuatan asap tergantung dari b eberapa hal, seperti temperatur pirolisis, waktu dan kelembaban udara pada proses pembuatan asap serta kandungan udara dalam kayu. Dikatakan juga bahwa semua

(17)

?

proses yang menyebabkan terpisahnya partikel - partikel besar dari asap akan menurunkan kadar benzopirena. Proses tersebut antara lain adalah pengendapan dan penyaringan.

5. Senyawa benzopirena

Benzopirena mempunyai titik didih 310 0C dan dapat menyebabkan kanker kulit jika dioleskan langsung pada permukaan kulit. Akan tetapi proses yang terjadi memerlukan waktu yang lama.

C. Jenis Asap Cair

Senyawa HPA yang terbentuk adalah benzopyrene. Kandungan senyawa

benzopyrene dalam asap cair tempurung kelapa pada pembakaran dengan suhu

350 ºC sampai lebih dari 19 ppb (Maga,1987). Senyawa ini dapat dihilangkan

atau dikurangi dengan memberikan perlakuan khusus pada asap

cair sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan yang aman b agi kesehatan.

Adapun jenis asap cair yang dihasilkan menurut (Girard,J,P.1992) sebagai berikut : Asap cair grade 3 merupakan asap cair yang dihasilkan dari pemurnian dengan metode destilasi. Destilasi merupakan proses pemisahan campuran dalam fasa cair berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Dalam proses ini, asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisis yang diperkirakan masih mengandung tar dimasukan kedalam tungku destilasi. Suhu pemanasan dijaga agar tetap konstan sehingga diperoleh destilat yang terbebas dari tar. Suhu proses destilasi ini adalah sekitar 150 ºC. Asap cair yang dihasilkan dari proses ini memiliki ciri warna coklat pekat dan berbau tajam.

Asap cair grade 3 tidak dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan karena masih banyak mengandung tar atau ter, namun asap cair grade

(18)

?

3 ini dapat digunakan untuk pengolahan karet, penghilang bau, dan pengawet kayu agar tahan terhadap rayap.

D. Manfaat Asap Cair 1. Industri Pangan

Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik, juga sebagai pengawet karna sifat antimikrobia dan antioksidan. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dapat di kendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat di hindari.

Asap cair mempunyai kemampuan untuk mengawetkaan makanan karena adanya senyawa asam, fenol dan karbonil. Pengasapan konvensional seperti mutu, citra rasa dan aroma yang konsisten sulit di capai, senyawa ter terdeposit dan apabila suhunya terlalu tinggi akan terbentuk senyawa korsinogrenik benzopiren.

Pada penggunaan asap cair fungsi yang di haraokpkan dari asap seperti citra rasa, warna, anti oksidan dan anti mikrobia dapat di pertahankan, sedangkan kelemahan pengasapan kovensional dapat di atasi

2. Industri Perkebunan Karet

Asap cair dapat di gunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional, asap cair seperti pengganti asam formiat anti jamur, anti bakteri (Liquid Smoke Grade 3)

(19)

?

3. Industri Kayu

Asap cair dapat digunakan untuk pengawet kayu, yaitu sebagai lapisan luarnya kayu yang diolesi dengan menggunakan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap dari pada kayu yang tanpa diolesi asap cair.

E. Proses Pembuatan Asap cair Grade III

Pada proses pembuatan asap cair grade III ada beberapa langkah yang harus di lakukan yaitu sebagai berikut :

Pengambilan bahan baku dilakukan selama 1 hari, lokasi pengambilan bahan baku adalah di tempat penjual kelapa santan, di pasar harapan baru, samarinda seberang. Setelah mengumpulkan bahan baku, kemudian di timbang dan di peroleh berat total kurang lebih 100 kg. lalu di keringkan udara. Kegiatan selanjutnya adalah proses penyulingan, masukkan seluruh tempurung kelapa ke dalam drum tertutup dan yang terhubung pipa saluran asap,Bakar selama 6-8 jam. Asap akan keluar melalui pipa dan masuk ke drum penampung asap. Asap akan mulai mengembun menjadi cairan. Asap cair yang dihasilkan masih berupa asap grade III (masih mengandung ter sehingga warna coklat pekat).

F. Risalah Kelapa (Cocos Nucifera)

Menurut (Augustin Pyrame dan Candolle, 1882 1886) asal tanaman kelapa berasal dari india dan indo-malaya yang meliputi Indonesia, Cina, Malaysia dan Philipina. Tanaman kelapa dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan ditanam masyarakat dari berbagai suku bangsa yang hidup di daerah tropis meliputi benua Asia, Afrika, Amerika dan Australia.

Kedudukan tanaman dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

(20)

? Kerajaan : Plantae Ordo : Arecales Family : Arecaceae Bangsa : Cocoeae Genus : Cocos

Spesies : Cocos Nucifera L

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (Berbiji Tertutup)

Kelas : Monocotyledona (Biji Berkeping Satu)

Indonesia adalah sebagai salah satu produsen terbesar didunia, kelapa di Indonesia menjadi ajang bisnis raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida). Dengan produksi buah kelapa rata-rata 15,5 milyar butir per tahun, total bahan yang dapat diperoleh 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut dan 3,3 juta ton debus sabut. Industri pengolahan komponen buah kelapa tersebut umumnya hanya berupa industri tradisional dengan kapasitas industri yang masih sangat kecil dibandingkan potensi yang tersedia (Setyanto Yanus Sasongko, 2004).

Skema bagian -bagian buah kelapa.Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun merupakan daun tunggal dengan pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan

(21)

?

dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).

Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan

1. Manfaat

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedijatmo. Kayu dari batangnya, yang disebut kayu glugu, dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan

(22)

??

Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Daun kelapa yang sudah tua, bisa digunakan sebagi banahn anyaman untuk pembuatan atap maupun dinding bangunan.

2. Daun kelapa yang sudah kering dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan

anyaman untuk pembuatan tikar, topi, tas, dan aneka jenis kerajinan tangan lainnya. Selain itu, daun kelapa yang sudah kering dapat juga digunakan sebagai bahan dasar pembuat kertas setelah diekstrak menjadi bubur. Dan mungkin yang belum kita ketahui, ternyata daun kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai alternative pakan ternak. Daun kelapa merupakan makanan favorite bagi para gajah. Mayang kelapa, dengan seludang bunga (spatha). Tandan bunga yang masih muda, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma) atau manggar dalam bahasa Jawa, dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Mayang oleh orang Jawa-Mataraman dipakai sebagai bahan pengganti gori dalam pembuatan gudeg dan disebut gudeg

manggar. Bunga betina atau buah mudanya, disebut bluluk dalam bahasa

Jawa, dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut

(air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau

difermentasi menjadi tuak. Gula kelapa juga dibuat dari nira ini. Buah kelapa muda, air di dalamnya dapat diminum, bagian dalam tempurung kelapa, memperlihatkan "daging" buah kelapa, bahan baku kopra.Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi,

(23)

??

anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek . Tempurung atau

batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan

bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan. Air kelapa juga bias di jadikan minuman, dan Cairan buah tua biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun, cairan ini dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada masakan daging serta dapat dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah

3. Tempurung Kelapa

Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri atas lignin, selulosa, metoksil, dan berbagai mineral.Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat

tempurung sekitar 15-19% dari berat keseluruhan. Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat diguunakan sebagai kayu bakar biasa atau diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri pengolahan. Tempurung kelapa juga digunakan untuk membuat berbagai peralatan dapur.

G. Definisi Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak

(24)

??

ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

1. Sampah organic

Sampah Elastik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah Elastic adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan elastic seperti daun-daunan, jerami, ilalang, rumput, dan bahan lain yang sejenis pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya elastic seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah elastic sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organic dan sisanya anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organic dibagi menjadi:

a. Sampah organik basah, maksudnya sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi, Contohnnya : kulit buah dan sisa sayuran. b. Sampah organic kering, maksudnya bahan organic lain yang kandungan

airnya keci, contohnya : kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering, organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa

(25)

??

kehidupan, sebut lah molekul organik, dan planet planet sejenis. Ada juga di suatu tempat di jagat raya sekali lagi beberapa penemuan baru, memberikan rasa optimis yang cukup penting.

2. Sampah anorganik

Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sampah organik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral, minyak bumi, atau dari proses industri. Sebagai zat organik tidak dapat di uraikan oleh alam, sedangkan lainnya di uraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Contoh sampah organic adalah : potongan potongan/palet- palet dari logam, berbagai jenis bebatuan, botol bekas, bahkan kertas.

H. Bahaya Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit. Adapun dampak negatif sampahadalah sebagai berikut :

(26)

??

1. Dampak Sampah Bagi Kesehatan

Lokasi pengolahan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat, dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan sampah adalah sebagai berikut

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampa d. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000

orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air

(27)

??

akan menghasilkan asam organik dan gas -cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Sampah terhadap keadaan social dan ekonom

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.

b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatkan pembiayaan secara langsung (untuk mengobati oang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas)

c. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

d. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakuka n mulai tanggal 15 Desember 2015 sampai 15 febuari 2016 di Laboratorium Hasil Hutan Non Kayu meliputi pengambilan bahan baku, pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis data dan pelaporan hasil akhir penelitian. Penelitian dilakukan di Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan

a. Limbah tempurung kelapa b. Air

c. Sampah bekas rumah tangga

2. Alat

a. Tabung kondensasi b. Alat tulis menulis c. Baskom

d. Penyemprot e. Parang f. Timbangan

(29)

??

C. Prosedur Penelitian 1. Tahapan persiapan bahan baku tempurung kelapa

Gambar 1. Proses pengambilan bahan baku tempurung kelapa

Pada tahap ini bahan baku dari limbah tempurung kelapa dijemur dibawah sinar matahari secara langsung hingga kering kemudian dikumpulkan dan dilakukan persiapan pembakaran.

2. Tahapan karbonisasi dan produksi asap cair (liquid smoke)

(30)

??

Produksi ini dilakukan dengan menggunakan tungku dan dibakar secara langsung. Untuk menjadi asap cair, proses pembakaran pada tungku pirolisis dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:

a. Proses awal 1 - 2 jam.

b. Proses entotermis meliputi penguapan kadar air, penguraian komponen selulosa, hemiselulosa

c. Proses eksotermis meliputi penguraian lignin dan pemurnian arang. Proses pembakaran umumnya dilakukan selama 24 - 25 jam tergantung pada bahan baku yang digunakan, selama produksi asap cair berlangsung, air pendinginan disirkulasikan dan dikontrol suhunya agar asap atau uap dapat terkondensasi dalam jumlah yang banyak.

D. Tahapan pengujian

Adapun sebelum tahap pengujian,di lakukan pengambilan sampah untuk bahan sampel penelitian.

(31)

??

Setelah bahan baku terkumpul, lalu di urai atau di pisah untuk proses pengujian.tahap selanjutnya adalah memasuk an sampah ke dalam wadah toples, jumlah toples yang di isi sempel sampah berjumlah 12 wadah toples, dan di bagi menjadi 4 bagian,

Bagian pertama berjumlah 3 wadah toples untuk perlakuan 50% asap cair dan bagian ke dua untuk perlakukan 75% asap cair dan bagian ke tiga untuk perlakuan 100% asap cair dan bagian ke 4 untuk control (tanpa perlakuan).

Penyemprotan asap cair ke sampah di lakukan sebanyak 5 kali semprotan ke masing - masing wadah yang sudah di tandai konsentrasinya dan di amati setiap 1 hari sekali selam 5 hari.

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil penelitian tentang asap cair grade 3 dalam upaya

mengurangi bau sampah pada rumah tangga dari limbah tempurung kelapa

(cocos nucifera)

penyemprotan asap cair konsentrasi 50%, 75%, dan 100%, dapat di lihat pada tabel :

Tabel 1. Data pengamatan sampah control,50%, 75%, 100%

E K <KEdZK> ??? ??? ???? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? B LS TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL ? B

LS TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB

? SB TB

LS TB LS TB LS TB LS TB LS TB LS TAL TB TAL TB TAL TB

? SB LS TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL ? SB TB

TAL TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB TAL TB

Keterangan :

B : Bau

SB : Sangat Bau TB : Tidak Bau TAL : Tidak Ada Lalat LS : Lalat Sedikit LB : Lalat Banyak

(33)

23 Dari tabel di atas pada perlakuan control (tanpa perlakuan) dari hasil pengamatan yang telah dilakukan yaitu pada hari ke 1 bau dan lalat sedikit, hari ke 2 bau, lalat sedikit, hari ke 3 sangat bau lalat sedikit, hari ke 4 sangat bau dan lalat sedikit,dan hari ke 5 sangat bau.

Dan pada perlakuan 50% asap cair, dari hasil pengamatan yang telah di lakukan yaitu pada hari ke 1 tidak bau, tidak ada lalat, dan hari ke ke 2 tidak bau, hari ke 3 tidak bau namun terdapat lalat sedikit, hari ke 4 tidak bau, hari ke 5 juga tidak bau.

Pada perlakuan 75% asap cair, dari hasil pengamatan yang telah di lakukan yaitu pada hari ke 1 tidak bau tidak ada lalat, hari ke 2 tidak bau, hari ke 3 tidak bau lalat sedikit, hari ke 4 tidak bau dan hari ke 5 juga tidak bau

Dan pada perlakuan 100% asap cair, dari hasil pengamatanyang telah di lakukan yaitu hari ke 1 menunjukan tidak bau tidak ada lalat, hari ke 2 tidak bau, hari ke 3 tidak bau, hari ke 4 tidak bau, hari ke 5 juga tidak bau

B. Pembahasan

Bau adalah suatu rangsangan dari zat yang di terima oleh indera penciuman.bau menimbulkan ketidak nyamanan yang di keluhkan masyarakat yang beraktifitas di sekitarnya.asap cair di pilih sebagai alternative zat penghilang bau,asap, cair yang cocok di gunakan adalah asap cair grade III karena mengandung senyawa- senyawa seperti senyawa fenol, karbonil,asam dan senyawa hidrokarbon polisklis aromatis, sehingga apabila tercampur atau bereaksi oelh sampah yang mengandung hi drogen sulfida maka baunya akan hilang. Pada penelitian ini membandingkan antara control atau tanpa perlakuan konsentrasi 50%, 75% dan 100%.

(34)

24 Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan untuk control atau tanpa perlakuan, tidak ada perubahan bau pada sampel hal tersebut dapat terjadi karena tidak ada pemberian perlakuan terhadap sampel tersebut sehingga sampel tidak mengalami perubahan dari hari ke 1 sampai ke 5.

Sedangkan pada konsentrasi 50%, 75% dan 100% dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan dari hari ke 1 sampai hari ke 5 sampel mengalami perubahan bau, hal tersebut terjadi karena sampah sudah disemprot dengan asap cair. Dari ketiga perlakuan yang sudah dilakukan dari pengamatan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 100% lebih baik dibandingkan konsentrasi 50% dan 75%, hal tersebut terjadi karena pada konsentrasi 100% tidak diberi tambahan air, sedangkan untuk konsentrasi 50% ditambahkan air sebanyak 500 ml dan kosentrasi 75% ditambahakn air sebanyak 250 ml, sehingga perubahan bau pada sampel uji kurang efektif.

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji bau sampah setelah di semprot asap cair grade,3 dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% dapat di berikan kesimpula sebagai berikut :

Untuk control atau tanpa perlakuan, tidak ada perubahan bau pada sampel hal tersebut dapat terjadi karena ada pemberian perlakuan terhadap sampel tersebut sehingga sampel tidak mengalami perubahan dari hari ke 1 sampai ke 5. Sedangkan sampel yang sudah di berikan konsentrasi asap cair 50%, 75%, 100% mengalami perubahan bau, hal tersebut terjadi karena sampel di beri asap cair. Dari ketiga perlakuan yang sudah dilakukan dari pengamatan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 100% lebih baik dibandingkan konsentrasi 50% dan 75%, hal tersebut terjadi karena pada konsentrasi 100% tidak diberi tambahan air, sedangkan untuk konsentrasi 50% ditambahkan air sebanyak 500 ml dan kosentrasi 75% ditambahakn air sebanyak 250 ml, sehingga perubahan bau pada sampel uji kurang efektif.

B. Saran

Adapun saran dari hasil faatan asap cair grade 3 dalam

upaya mengurangi bau sampah pada rumah tangga dari limbah tempurung kelapa (cocos nucifera) adalah sebagai berikut :

1. Tidak perlu di lakukan perbandingan konsentrasi 50%, dan 75%, mengingat konsentrasi 100% hasilnya lebih b aik

2. Dapat di aplikasikan kepada masyarakat luas sebagai bahan penghilang bau.

(36)

?? 3. Di anjurkan menggunakan konsentrasi 100% asap cair saat menghilangkan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, 2000. Pembuatan Asap Cair dari Tempurung Kelapa.Laporan Penelitian,

Jakarta. Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 19, Januari 2013.

Darmaji, P.1996. Aktivitas antibakteri asap cair yang diproduksi dari bermacam

macam limbah pertanian. Agritech. 16 (4): 19 22.

Darmadji, Purnomo dan Triyudiana. 2006. Proses Pemurnian Asap Cair dan

Simulasi Akumulasi Kadar Benzopyren pada Proses Perendaman Ikan. Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian. Vol.XXVI, No.2 Th. 2006.

Demirbas, A., 2005, Pyrolysis of Ground Beech Wood in Irregular Heating Rate

Conditions, Analytical Applied and Pyrolysis Journal, 73, 39-43.

Girard, J.P. 1992. Smoking in Technology of Meat Products. Clemont Ferrand.

Ellis Horwood. New York. pp.123 129.

Haji, A.G. .

Karakterisasi Asap Cair Hasil Pirolisis Sampah Organik Padat (Charakterization of Liquid Smoke Pyrolizet from Solid Organic Waste). Jurnal Tek. Ind. Pert., 2008, 16 (3) : 111-118.

Komarayati, S., Gusmailina dan G. Pari. (2011). Produksi cuka kayu hasil

modifikasi tungku arang terpadu. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.29 (3) : 234-247. Bogor.

Maga, J.A. 1987. Smoke in Food Processing. CRC Press, Inc. Boca

Raton,Florida.

Prananta, J. 2007. Pemanfaatan Sabut Kelapa dan Tempurung Kelapa Serta

cangkang Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet Makanan Alami. http://www.scribd.com/doc/41428557/asapcair

Tranggono, Suhardi, B. Setiadji, P.Darmadji, Supranto, dan Sudarmanto. 1996. Identifikasi Asap Cair dari Berbagai jenis Kayu dan tempurung

Kelapa. J. Ilmu dan Teknologi Pangan 1(2);15 24.

Wijaya, M., Erliza, N., Irwadi, T.T., Pari G. 2008 B. Perubahan Suhu Pirolisis

Terhadap Struktur Kimia Asap Cair dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus.

(38)

??

Gambar 4. Lokasi Pengambilan Bahan Baku Asap Cair

(39)

??

Gambar 6. Menuju Lokasi Penimbangan

(40)

??

Gambar 8. Persiapan Penjemuran

(41)

??

Gambar 10. Persiapan Pembakaran

(42)

??

Gambar 12. Tahapan Pembakaran

(43)

??

Gambar 14. Wadah Penampung Asap Cair

(44)

??

Gambar 16. Asap Cair Grade 3

(45)

??

Gambar 18. Memilah Sampah

(46)

??

Gambar 20. Asap Cair Yang Sudah Di Beri Konsentrasi

(47)

??

Gambar 22. Tahapan Pengamatan

(48)

??

(49)

??

Gambar 25. Wadah Pembakaran

Gambar

Gambar 1. Proses pengambilan bahan baku tempurung kelapa
Tabel 1. Data pengamatan sampah control,50%, 75%, 100%
Gambar 4. Lokasi Pengambilan Bahan Baku Asap Cair
Gambar 6. Menuju Lokasi Penimbangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan Kuantitas Pekerjaan Dengan Durasi dan Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi Bangunan Bertingkat Tinggi, Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4 No 1, Universitas

The last part of this chapter, which also closes this study, contains some hints or suggestions from the writer, which may be useful for the teachers and the

tingginya kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan. Kelurahan Sei Sekambing C II Kecamatan Medan Helvetia

Pasal 3 UU Merek, menentukan “Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Analisis (roots) yang dapat ditangkap dari teks berita tersebut yaitu pemerintah mengambil kebujakan yang salah yaitu melakukan barter petugas DKP yang ditahan Polisi

Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) sebagai upaya meningkatkan motivasi dan

Kemudian secara spesifik yaitu sebuah kata, frase atau yang ditandai dengan tagar (#) yang dilepaskan dengan kecepatan lebih tinggi serta unggul dalam jumlah