• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI UMKM UNTUK KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS: UMKM BATIK DI KABUPATEN SUMENEP) JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI UMKM UNTUK KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS: UMKM BATIK DI KABUPATEN SUMENEP) JURNAL ILMIAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI UMKM UNTUK KEBERHASILAN USAHA (STUDI

KASUS: UMKM BATIK DI KABUPATEN SUMENEP)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Septian Agung Lesmana 165020101111044

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI UMKM UNTUK KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS: UMKM BATIK

DI KABUPATEN SUMENEP)

Lesmana, Septian Agung¹, Setiawan, Nurman Fadjar²

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: septianagung4y@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi UMKM berdasarkan pendapatan yang diterima oleh produsen batik tulis (studi kasus UMKM batik tulis di Kabupaten Sumenep). Penelitian ini menggunakan modal, tenaga kerja dan teknologi sebagai variabel independent, dan pendapatan produsen sebagai variabel dependent. Penelitian ini memiliki populasi sebanyak 134 pengrajin batik sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 40 orang. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal, tenaga kerja, dan teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan produsen batik tulis. Hal ini sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian.

Kata Kunci: Pendapatan, modal, tenaga kerja, dan teknologi.

A. PENDAHULUAN

Usaha berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar alasannya karena mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam kurs dolar. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi mengalami imbas krisis. Besarnya jumlah UMKM yang dimiliki oleh Kabupaten Sumenep tersebut diharapkan mampu menopang perekonomian daerah setempat karena menurut data DINKOPUKM Kabupaten Sumenep merupakan salah satu daerah dengan UMKM terbanyak di Jawa Timur.

Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa struktur modal Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya di Indonesia, hampir sebagian besar berdasar pada investasi pribadi. Fokus pembangunan dan pertumbuhan UMKM batik di Kabupaten Sumenep mulai dilakukan dan memberikan dampak bagi masyarakat

(3)

sekitar karena dapat menyerap tenaga kerja melalui pelatihan yang dilakukan oleh UMKM itu sendiri dan dengan bantuan pemerintah. Pusat UMKM batik di Kabupaten Sumenep terletak di Desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto yang merupakan batik yang sudah ada pada zaman dulu dan turun temurun sampai sekarang sehingga membentuk sistem cluster dewasa.

B. LANDASAN TEORI A. Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM); Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menambahkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan

B. Keberhasilan Usaha

Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003) keberhasilan usaha terdiri dari ; modal, pendapatan, volume penjualan, output produksi, tenaga kerja. Menurut Erliah (2007) dalam penelitian Agus S (2015) suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan. Menurut Saidi (2004) rofitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

C. Modal Usaha

Menurut Riyanto (2005) dalam Lies Indriyanti (2013) berdasarkan fungsi bekerjanya dalam perusahaan/usaha maka modal dapat dibedakan menjadi:

1. Modal Kerja, adalah sejumlah dana yang digunakan untuk menutup kebutuhan operasional sehari-hari.

2. Modal Tetap, adalah sejumlah dana yang dipakai untuk pengadaan

kekayaan/aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau peralatan-peralatan usaha. D. Tenaga Kerja

Dumairy (1996) menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan usia produktif atau siap kerja yaitu penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia

(4)

kerja berbeda-beda anatar negara yang satu dengan negara yang lain. Batas kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun, tanpa umur maksimum. Jadi, setiap orang atau semua penduduk yang sudah berusia 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja.

E. Teknologi

Todaro dan Smith (2011) Menyatakan teknologi memiliki pengertian sebagai suatu sarana yang memiliki tujuan untuk kebutuhan hidup manusia menjadi mudah tanpa menghilangkan kenyamanan penggunanya. Meningkatknya teknologi dan modal manusia itu didayakan secara maksimal akan berdampak terhadap perekonomian. Dengan demikian semakin berkembangnya kegiatan ekonomi dapat memperluas pemikiran masyarakat dalam meningkatkan produksi.

F. Teori Produksi

Sukirno (2002) menyatakan bahwa pengertian fungsi produksi adalah berkaitan antara faktor-faktor produksi dan capaian tingkat produksi yang dihasilkan, dimana faktor produksi sering disebut dengan istilah input dan jumlah produksi disebut dengan output. Fungsi produksi secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Q = f (K, L, R, T)

Dimana: K = Jumlah stok modal atau persediaan modal, L = Jumlah tenaga kerja (yang meliputi jenis tenaga kerja), T = Tingkat teknologi yang digunakan, R = Biaya sewa lahan, Q = Jumlah produksi yang dihasilkan.

G. Teori Human Capital

Menurut Schultz (1961) teori human capital mengasumsikan bahwa pendidikan formal merupakan salah satu instrumen terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi. Apabila seseorang menginvestasikan waktunya untuk memperoleh pendidikan demi kedudukan yang lebih tinggi kedepannya maka semakin tinggi pendidikan masyarakat semakin tinggi pula tingkat produktivitas masyarakat tersebut.

(5)

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap Keberhasilan UMKM Batik di Desa Pekandangan Barat, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei. Menurut Sugiyono (2014) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

A. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu Pendapatan, Modal, Tenaga Kerja, dan Teknologi. Variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah suatu variabel yang variasi nilainya dipengaruhi oleh variasi nilai lain. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah keberhasilan UMKM yang diukur menggunakan pendapatan atau profit para pelaku UMKM. Satuan yang digunakan yaitu rupiah.

2. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang variasi nilainya tidak dipengaruhi oleh variasi nilai variabel lain, namun akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Modal Usaha (X1)

Modal usaha dalam penelitian ini menggunakan indikator berupa modal kerja. Modal kerja yang dimaksud dalam penelitan ini adalah seluruh dana atau sejumlah uang yang digunakan oleh pelaku UMKM batik untuk menghasilkan batik dalam waktu satu bulan baik berupa modal sendiri, modal pinjaman, serta berupa bantuan dari pemerintah. Modal kerja tersebut meliputi jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku dan upah untuk karyawan. Satuan yang digunakan yaitu rupiah.

b. Tenaga Kerja (X2)

Tenaga kerja dalam penelitian ini berkaitan dengan keterampilan yang telah didapatkan melalui pelatihan sehingga mampu memproduksi batik. Tenaga kerja yang dimaksud dari sampel penelitian ini yaitu tenaga kerja dengan pelatihan batik tulis paling sedikit yaitu 2 kali pelatihan untuk menghasilkan batik tulis dengan kualitas baik. Dalam suatu industri atau perusahaan, tenaga

(6)

kerja dapat diukur melalui jumlah tenaga kerja yang telah berkerja untuk melakukan kegiatan produksi. Satuan yang digunakan yaitu orang.

c. Teknologi (DX)

Teknologi dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator jenis batik yang diproduksi yaitu batik tulis. Teknologi yang dimaksud adalah adalah cara yang digunakan oleh UMKM batik untuk mengolah usaha. Variabel ini menggunakan variabel Dummy yaitu variabel bebas berukuran kategori dan dikotomi. Angka 0 dan 1 merupakan penunjuk kualitas produksi dan efisiensi antara penggunaan teknologi penggunaan pewarna alami dan non alami untuk memproduksi batik tulis. Perbedaan mendasar dari jenis pewarnaan batik tulis yaitu dari bahan yang digunakan, Pewarna alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti daun jati, mohani. Sedangkan pewarnaan non alami menggunakan bahan-bahan campuran kimia untuk pakaian seperti caustic soda, asam sulfat dll. Angka 0 untuk pewarna alami dan angka 1 untuk pewarnaan non alami

D. HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN A. Hasil Regresi

1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa seluruh instrumen dalam variabel penelitian secara tepat dapat digunakan untuk mengukur Pendapatan, Modal, Tenaga Kerja, dan Teknologi pada UMKM batik tulis di kabupaten Sumenep.

2. Uji Realiabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa nilai semua variabel dalam penelitian ini dapat mengukur konsistensi dari responden dalam menjawab setiap item pertanyaan.

3. Koefisien Determinasi (R²)

Nilai R2 sebesar 0,844 hal ini menunjukkan bahwa 84% variasi dari keuntungan dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh variabel independent yang digunakan yaitu modal, tenaga kerja, teknologi. Sedangkan sisanya sebesar 6,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan dalam penelitian.

4. Uji Simultan (Uji F)

Nilai probabilitas F statistik sebesar 0,000 kurang dari 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independent yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel modal, tenaga kerja, dan teknologi

(7)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent Keuntungan UMKM batik di Kabupaten Sumenep

5. Uji Parsial (Uji t) 1) Modal (X1)

Hipotesis yang digunakan:

a. H0: Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan UMKM

batik di Kabupaten Sumenep

b. H1: Modal berpengaruh signifikan terhadap keuntungan UMKM batik

di Kabupaten Sumenep

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa modal memiliki nilai sig. t sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya modal kerja sebagai variabel X1 berpengaruh terhadap variabel Y yaitu

keuntungan UMKM dan menolak H0.

2) Tenaga Kerja (X2)

Hipotesis yang digunakan:

H0: Tenaga Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan

UMKM batik di Kabupaten Sumenep

H1: Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap keuntungan UMKM

batik di Kabupaten Sumenep

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa tenaga kerja memiliki nilai sig. t sebesar 0,008 < 0,05 yang artinya tenaga kerja sebagai variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y yaitu

keuntungan UMKM dan menolak H0.

3) Teknologi (X3)

Hipotesis yang digunakan:

H0: Teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan UMKM

batik di Kabupaten Sumenep

H1: Teknologi berpengaruh signifikan terhadap keuntungan UMKM batik di

Kabupaten Sumenep

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, dapat diketahui bahwa teknologi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,003 < 0,05 artinya teknologi

(8)

sebagai variabel dummy X3 berpengaruh terhadap variabel Y yaitu keuntungan

UMKM.

B. Analisis Pengujian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari modal, tenaga kerja dan teknologi terhadap pendapatan produsen pada UMKM batik di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden secara langsung dengan cara menyebarkan kuisioner. Hasil dari kuisioner tersebut kemudian dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Berikut ini merupakan pembahasan secara rinci dari variabel Modal (X1), Tenaga Kerja

(X2), dan Teknologi (DX) terhadap pendapatan produsen UMKM batik di

Kabupaten Sumenep.

1. Pengaruh Modal (X1) terhadap pendapatan produsen UMKM di Kabupaten

Sumenep

Variabel sumberdaya berwujud memiliki koefisien yang dalam hal ini Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa modal yang menggunakan modal kerja memilki nilai sig. t sebesar 0,000 atau lebih kecil dari α (alpha) yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05 (5%) sehingga secara parsial variabel modal dapat mempengaruhi variable keuntungan yang diperoleh oleh UMKM batik di Kabupaten Sumenep. Selain itu, variabel modal memiliki koefisien yang dalam hal ini berlaku sebagai parameter

intercept sebesar 0,658. Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal memiliki pengaruh

positif terhadap variabel keuntungan UMKM sehingga hubungannya juga searah. Apabila variabel modal yang dalam penelitian ini diukur menggunakan modal kerja naik satu rupiah, maka keuntungan UMKM naik sebesar 0,658 rupiah.

2. Pengaruh Tenaga Kerja (X2) terhadap pendapatan produsen UMKM di

Kabupaten Sumenep

Tenaga kerja memiliki nilai sig. t sebesar 0.000 < dari α (alpha) yang digunakan dalam penelitian yaitu 5% atau 0,05. Selain itu, tenaga kerja memiliki nilai coefficient sebesar 144797,969 yang artinya variabel tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap variabel keberhasilan UMKM sehingga hubungannya juga searah. Apabila variabel tenaga kerja naik satu unit, maka keuntungan UMKM naik sebesar 144797,969 unit. Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Tenaga kerja yaitu berpengaruh positif terhadap keberhasilan UMKM di Kabupaten Sumenep sehingga ia juga memiliki hubungan yang positif. Semakin banyak Tenaga kerja maka keuntungan dari UMKM tersebut akan meningkat.

3. Pengaruh Teknologi (DX) terhadap pendapatan produsen UMKM di Kabupaten Sumenep

(9)

Berdasarkan hasil regresi dan uji hipotesis yang telah dilakukan, Teknologi memiliki nilai sig. t 0.003 < dari α (alpha) yang digunakan dalam penelitian yaitu 5% atau 0,05. Selain itu, teknologi yang diukur menggunakan dummy berdasarkan pewarnaanya memiliki koefiien sebesar 206939,292 yang artinya teknologi memiliki signifikansi positif, artinya teknologi memiliki pengaruh terhadap produksi UMKM dan melalui pewarnaan non alami produksi UMKM akan lebih banyak sedangkan untuk pewarnaan alami produksi UMKM akan cenderung lebih sedikit tetapi kualitas yang dihasilkan lebih bagus dan harga produk menjadi mahal. Dalam kasus di lapangan permintaan paling banyak yang di peroleh dari sentra batik di Kabupaten Sumenep adalah batik dengan pewarna non alami dikarenakan harga yang terjangkau dan juga memiliki warna yang cerah. Sehingga para produsen cenderung menggunakan pewarna non alami sebagai bahan dasar untuk memproduksi batik tulis.

4. Pengaruh Modal (X1), Tenaga Kerja (X2), Teknologi (DX) terhadap

pendapatan produsen UMKM di Kabupaten Sumenep

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, ketiga variabel tersebut memiliki nilai prob (F-statistic) sebesar 0.000 artinya bahwa secara bersama-sama ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan UMKM batik di Kabupaten Sumenep. Variabel tenaga kerja yang diukur menggunakan keterampilan dan inovasi dengan koefisien sebesar 144797,969 artinya adalah tenaga kerja naik satu unit maka keuntungan produksi batik akan meningkat sebesar 144797,969 unit. Oleh sebab itu, semakin banyak tenaga kerja yang dipekerjakan untuk produksi UMKM maka akan meningkatkan penjualan dan produksi. Variabel teknologi memiliki pengaruh terhadap produksi UMKM sebesar 206939,292 dan melalui teknologi pewarnaan non alami, produksi UMKM akan lebih banyak sedangkan untuk pewarnaan alami, produksi UMKM akan cenderung lebih sedikit tetapi kualitas yang dihasilkan lebih bagus dan harga produk menjadi mahal. Variabel modal memiliki nilai koefisien sebesar 0,658. Sehingga, apabila modal naik satu rupiah maka keuntungan UMKM batik naik sebesar 0,658 rupiah. Artinya adalah ketika modal yang digunakan naik satu rupiah maka produsen batik akan meningkatkan keberhasilan produksi sebesar 0,658 rupiah.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sesuai dengan teori Sadono Sukirno (2000) tentang Teori Produksi serta beberapa penelitian terdahulu yang digunakan. Ketiga variabel ini juga

(10)

mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan UMKM sebesar 84,4%. Sehingga, model yang digunakan dalam penelitian ini sangat bagus.

E.KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada 40 responden UMKM batik tulis di Kabupaten Sumenep dengan alat analisis regresi linier berganda didapatkan beberapa hasil dan kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel modal yang diukur dalam modal kerja berpengaruh positif terhadap keuntungan UMKM batik di Kabupaten Sumenep. Sehingga semakin banyak modal atau modal kerja yang digunakan oleh produsen batik akan menambah produksi dan meningkatkan keuntungan dari UMKM tersebut. Produsen UMKM batik tulis menggunakan modal sendiri dalam memproduksi sehingga masalah yang dihadapi oleh produsen batik di Kabupaten Sumenep adalah kurangnya sumber permodalan dalam menerima permintaan untuk memproduksi.

2. Variabel tenaga kerja berpengaruh positif terhadap keberhasilan UMKM di Kabupaten Sumenep sehingga ia juga memiliki hubungan yang positif. Semakin banyak Tenaga kerja maka keuntungan dari UMKM tersebut akan meningkat. Hal ini sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan beberapa produsen UMKM batik mengaku kekurangan tenaga kerja sehingga apabila terdapat permintaan yang banyak akan menggunakan jasa pengrajin batik dari luar.

3. Variabel teknologi yang diukur melalui jenis pewarnaan alami dan non alami memiliki pengaruh positif signifikan terhadap produksi UMKM. Hal ini sesuai dengan kasus di lapangan bahwa permintaan paling banyak yang di peroleh dari sentra batik di Kabupaten Sumenep adalah batik dengan pewarna non alami dikarenakan harga yang terjangkau dan juga memiliki warna yang cerah. Sehingga para produsen cenderung menggunakan pewarna non alami sebagai bahan dasar untuk memproduksi batik tulis.

4. Kesimpulan dari hasil model tersebut bahwa secara bersama-sama ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan UMKM batik di Kabupaten Sumenep. Ketiga variabel ini juga mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan UMKM sebesar 84%. Sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini sangat bagus,

F. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan pada bab sebelumnya, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini untuk pemerintah, dan pelaku umkm adalah sebagai berikut:

(11)

1. Pemerintah bisa membantu dalam peningkatan produksi UMKM batik dengan pendataan UMKM yang kekurangan modal untuk produksi. Modal tersebut dapat berupa uang, maupun peralatan yang diperlukan seperti kompor. Namun, apabila pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang sangat diperlukan pengawasan agar bantuan uang tersebut tidak digunakan diluar kepentingan peningkatan UMKM.

2. Pelaku UMKM perlu mengenal teknologi untuk dijadikan alternatif dalam meningkatkan modal dan sebagai media pemasaran agar tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah dan sentra batik terdekat. Hal ini dapat menjadikan UMKM tersebut berdiri sendiri dengan usaha yang telah didirikannya sehingga mampu bertahan lama.

Pemerintah perlu memberikan pelatihan kepada anak muda sebagai generasi penerus sehingga pengrajin batik tidak akan berkurang dan juga meningkatkan aksesabilitas serta fasilitas yang ada sebagai pengembangan kawasan desa Pekandangan Barat untuk dijadikan sebagai Desa Wisata dapat menguntungkan kedua belah pihak yaitu pemerintah dan masyarakat setempat

(12)

DAFTARPUSTAKA

Agus, Kadek S. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha mikro dan kecil (studi pada usaha kerajinan ingka di desa bulian, kec. kubutambahan) : https://media.neliti.com/media/publications/5405-ID- analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-keberhasilan-usaha-mikro-dan-kecil-stud.pdf

Badan Pusat Statistik. (1999). Statistical Yearbook of Indonesia 1998. Biro Pusat Statistik, Jakarta.

Bank Indonesia. (2008). UU RI No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Diakses Juni 14, 2020, dari Bank Indonesia : https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf

Bank Indonesia. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Jakarta.

Dinas Koperasi Usaha Kecil & Menengah Provinsi Jawa Timur. (n.d.). Data UMKM. Retrieved November 15, 2019, from Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur: http://diskopukm.jatimprov.go.id/subkonten/details/57

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga

Ekananda, Mahyus. (2015). Ekonometrika Dasar untuk Penelitian dibidang Ekonomi, Sosial dan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fachrizal, R. (2016). Pengaruh Modal dan Teaga Kerja Terhadap Produksi Industri Kerajinan Kulit di Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan.

GhozaIi, Imam; Latan, Hengky. ( 2012). Partial Least Square: Konsep, Teknik dan Aplikasi Smart PLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hapsari, Ira Maya. (2014). Identifikasi Berbagai Permasalahan yang Dihadapi oleh UKM dan Peninjauan Kembali Regulasi UKM Sebagai Langkah Awal Revitalisasi UKM. Permana.

Indriyanti, L. (2013). Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro dann Kecil. Semarang. STIE Semarang.

Kementrian Dalam Negeri. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM. Diakses Juni 14, 2020, dari http://bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/ANALISIS_PERAN_LE MBAGA_PEMBIAYAAN_DALAM_PENGEMBANGAN_UMKM.pdf

(13)

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (n.d.). Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2012-2017. Diakses November 1, 2019, dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia:http://www.depkop.go.id/pdfviewer/?p=uploads/tx_rtgfiles/SANDI NGAN_DATA_UMKM_2012-2017_.pdf

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Maghfiroh, Aisyatul. (2018). Analisis Permintaan Garam sebagai Input Pada Rumah Tangga Usaha Pengawetan Kulit di Kabupaten Pamekasan Akibat Shock Harga Garam. Malang: Universitas Brawijaya.

Miarso. (2007) . Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta. Pustekom

Mubyarto. (2002). Perna Ilmu Ekonomi Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Universitas Gajah Mada

Narbuko, Colid & Abu Ahmadi. (1997). Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.

Nugroho, S & Muchamad, Joko Budianto,. (2014). “Pengaruh modal, tenaga kerja dan teknologi terhadap hasil produksi susu Kabupaten Boyolali”. Journal of Economics and Policy. Universitas Dipenogoro.

Porter, M. E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. New York: Free Press Saidi. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan

manufaktur go public di BEJ tahun 1997-2002. Dalam Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 11(1):h: 44-58

Schultz, Theodore W. "Investment in human capital." The American economic review (1961): 1-17

Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung: ALFABETA)

Sukirno, S. (2002). Teori Pengantar Mikroekonomi. Jakarta: Rajawali.

Sulistyowati, Eny & Lestari, Nining S. (2016). Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Yogyakarta. Jurnal Maksipreneur. Universitas Proklamasi 45

Suryana. (2003). Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta.

Todaro, Michael P. dan Smith, Stephen C. (2011). Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

(14)

Undang-Undang. Tahun 2008 tentang UMKM “Pengertian UMKM menurut Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah”.

Undang-Undang. Tahun 2008 tentang UMKM “Usaha Kecil”.

Visit Sumenep. Desa Pekandangan Dicanangkan Jadi Kampung Batik. Diakses November, 9 2019 dari: https://visitsumenep.com/desa-pakandangan-dicanangkan-jadi-kampung-batik/

Wulandari, I Gusti. Setiawina, Nyoman D & Djayastra, Ketut (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Perhiasan Logam Mulia di Kota Denpasar. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji hipotesis secara simultan (uji F) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel Word of Mouth dan Pengetahuan Produk secara

kemiringan menuju kesaluran pembuangan air kurang dari 1%. - Pengohan lahan dengan cara membuat terasiring. - Pengolahan lahan dengan cara membuat rorak searah garis kontur. Pada

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, secara simultan bahwa variabel self efficacy dan variabel beban kerja secara bersama-sama dengan nilai F hitung 474.764

Untuk mewujudkan maka petugas KB perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuan, serta keterampilan dalam komunikasi melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal/Konseling, oleh karena

Hasil akhir yang diperoleh dari analisis untuk mengetahui usia ketiga bahasa, yaitu bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli merupakan bahasa tunggal pada 216 ± 48 tahun yang

Terkait pembahasan disleksia pada anak maka hal yang dapat dilakukan pada aspek pengembangan jejaring ialah memper- luas kerjasama dengan stake holder misalnya

peningkatan harga diri penyandang disabilitas fisik, terutama pada sesi menghitung kembali nikmat yang dilakukan dalam dua tahap yaitu secara berkelompok dan

Disamping itu penelitian ini juga membuktikan bahwa transparansi kebijakan publik tidak memoderasi hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan APBD, tetapi