• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KELURAHAN PURUS KECAMATAN PADANG BARAT JURNAL. Oleh: FRANSISKA TENISA FITRI NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KELURAHAN PURUS KECAMATAN PADANG BARAT JURNAL. Oleh: FRANSISKA TENISA FITRI NPM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KELURAHAN PURUS KECAMATAN PADANG BARAT

JURNAL

Oleh:

FRANSISKA TENISA FITRI NPM 10070095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KELURAHAN PURUS KECAMATAN PADANG BARAT

Fransiska Tenisa Fitri1 Rinel Fitlayeni2 Surya Prahara3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, email: Fransiskatenisafitri@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research because of the teen couples who make sexual behavior such as cafes tent shaped umbrellas are located in the Village area Purus. Where the conditions of these umbrellas are very low and can be set so that the teen couple easily perform sexual behavior in the cafe. Sexual behavior that they do from holding hands, kissing up to making out (petting) The purpose of this study is to see 1) Forms of sexual behavior in the cafes do tent shaped umbrellas are located in the Village Purus Western District of Padang 2). Motif teens doing sexual behavior in the cafes shaped umbrellas are located in the Village Purus Western District of Padang

The theory used is a theory developed by Alfred Phenomenology Shcutz. According to Alfred Schutz human action is determined by the meaning that is understood about something called the motif . Where they have reason to perform certain actions. Alfred Schtuz divide motives that influence human action into two parts: 1.) Because motive, which means the motivation that grows through experience and the individual as a member community. In order motive, the means and the motivation that comes from seeing growing presence values of the range of action now for the future. (Craib, 1986. 143) This research approach is qualitative descriptive type of research to develop the problem under study, and subjects taken Purposive Sampling totaling 14 informants study. The technique of collecting data through observation, interviews, document study. Data analysis techniques: 1). Data collection, 2). Data reduction, 3). Presentation of data, 4). Conclusion. Location of the study was conducted in the Village Purus Western District of Padang Padang.

Based on the results obtained the following conclusions: 1 Shape of sexual behavior carried out by a pair of teenagers: a) In contact (touching), b) Kissing c) petting. 2 Motif teens doing sexual behavior in the cafe tent shaped umbrellas are located in the Village of Purus. a) Availability of facilities, b) Affordable Price c) Place Romance, d) Closed & Dark.

Keyword: Behavior, Sexsual, Teenegers

1

Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Pembimbing I

3

(3)

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah dimana seseorang ingin mencari jati dirinya. masih dalam proses pembentukan kepribadian, untuk itu, perlunya perhatian khusus dari orang tua agar anak atau remaja tidak terjerumus dalam hal yang berbau negatif. (Chomaria,2008:33).

Menurut Prayitno (2006:6) bahwa yang disebut remaja adalah seorang individu yang berada pada rentangan umur antara 13 sampai 21

tahun. Untuk memulai

pengembaraan aspek biologisnya, remaja mulai mempunyai teman lawan jenis. Dan hubungan dengan lawan jenisnya terkadang sampai pada perilaku seksual (Suhendi, 2001:78). Bentuk-bentuk tingkah laku ini bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, berciuman, atau bersenggama (Sarwono,2012: 174).

Fenomena perilaku menyimpang atau perilaku seksual dalam kehidupan masyarakat memang menarik untuk diteliti. Sisi yang menarik bukan saja karena pemberitaan tentang berbagai perilaku manusia yang ganjil dapat

mendongkrak oplah media massa dan rating dari suatu mata acara di stasiun televisi, tetapi juga karena tindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat (Setiadi & Usman,2011:186).

Tindakan perilaku seksual, juga disebabkan karena adanya ketersedian fasilitas untuk kegiatan tersebut. Seperti yang terdapat di sepanjang pantai Purus di dirikan cafe tenda yang berbentuk payung-payung bagi pasangan remaja untuk melakukan perilaku seksual salah satunya di Jl Purus IV, V& Pasar Pagi dilihat dari bentuk cafe tenda tersebut berupa payung-payung dari kain yang bisa disetel diturun dan dinaikkan sesuai keinginan pasangan remaja dan payung tersebut bisa disetel sangat rendah dengan kondisi dalam payung tersebut terdapat sepasang kursi plastik santai dan satu meja yang sangat cocok bagi remaja untuk melakukan bentuk aktivitas perilaku seksual.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:1).Apa bentuk

(4)

perilaku seksual yang dilakukan pasangan remaja di Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat?,2).Apa motif remaja melakukan perilaku seksual di Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat?

Penelitian yang berkaitan dengan konsep perilaku seksual pernah dilakukan oleh penelitian terdahulu. Seperti yang peneliti ketahui antara lain: Mice Andriana (2009) dengan judul “ fenomena “manggampang “ pada masyarakat pedesaan di Air Bangis”,

David( 2001) dengan judul “ Perilaku Seksual Anak Jalanan Laki-laki di Pasar Raya Padang” Roy Chronika (2011) dengan judul “Makna Seks Bebas Bagi Pelajar SMP di Kota Padang”

Berbeda dengan penelitian sebelumnya Penelitian penulis lebih menitik beratkan pada perilaku

seksual remaja yang berada di Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Sedangakan tipe penelitian ini merupakan studi kasus. Informan penelitian di ambil

menggunakan teknik

porposivesampling dan Informan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini yaitu remaja yang berumur mulai dari 17-21 tahun. Jumlah informan yang peneliti teliti yaitu berjumlah 10 remaja, diantara nya 4 masyarakat .

data yang dikumpulkan adalah Data primer dan data sekunder.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil: Pertama, Bentuk perilaku seksual yang

dilakukan remaja yang berada di cafe tenda yang berbentuk payung-payung di Kelurahan Purus:

(5)

a). Bersentuhan atau touching maksudnya pasangan ini melakukan bentuk perilaku seksual dengan memegang tangan pasangan nya serta memeluk tubuh pasangannya.

b).Berciuman atau kissing yaitu batasan dari perilaku ini adalah mulai dari hanya sekedar kecupan (light kissing), sampai dengan (French kiss), yaitu adanya gerakan lidah di mulut(deep kissing).

c). bercumbu(petting) mulai dari menyentuh bagian yang sensitif dari pasangan masing-masing lebih dari sekedar berciuman atau berpelukan sampai dengan membangkit kan gairah seksual pasangannya.

Kedua, Motif remaja melakukan perilaku seksual di Kelurahan Purus yaitu

a).Ketersediaan fasilitas memudahkan para remaja datang berkunjung.

b). Harga terjangkau juga merupakan motif lain mereka berkunjung karena harga di tempat ini sesuaidengan kantong mereka yang kebanyakan anak kos, cukup mengeluarkan uang berkisar antara Rp.25.000-30.000 mereka bisa melakukan perilaku seksual. c). Tempat yang romantis juga menjadi daya tarik remaja

berkunjung ketempat ini di karenakan kawasan ini terletak di bibir pantai, sehingga mereka bergairah melakukan perilaku seksual.

d). Tempat tertutup dan gelap memudahkan pasangan remaja untuk melakukan perilaku seksual.

KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1).Bentuk-bentuk perilaku seksual yang dilakukan remaja yang berda di cafe-cafe tenda yang berbentuk payung-payung yang berada di

Kelurahan Purus

ialah:(1).Bersentuhan (touching), (2). Berciuman (kissing), (3). Bercumbu (petting),

2). Motif remaja melakukan perilaku seksual di cafe-cafe tenda yang berbentuk payung-payung di Kelurahan Purus ialah :

(1). Ketersedian fasilitas seksual,(2). Harga yang terjangkau, (3). Tempat yang romantis pemandangan yang indah karena berada di kawasan bibir pantai, (4). Tempat tertutup dan gelap memudahkan para remajauntuk melakukan kegiatan perilaku seksual.

(6)

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Chomaria, Nurul.2009. Aku sudah gede (ngobrolin pubertas remaja islam).solo: Samudera. Prayitno, Elida.2006. Psikologi perkembangan remaja. Padang: Angkasa Raya

Setiadi, M. Elly & Kolip Usman.2011.Pengantar sosiologi, pemahaman fakta dan gejala permasalahan social:Teori, Aplikasi,Dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suhendi, Hendi & Wahyu, Ramdani.2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Jakarta: CV Pustaka Setia. Sarwono, Sarlito, Wirawan.2012.

Psikologi remaja edisi revisi 11. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

B. SKRIPSI

Andriana,Mice.(2009). Fenomena “Manggampang” pada Masyarakat Pedesaan.

David.(2001). Perilaku Seksual Anak Jalanan Laki-laki di Pasar Raya Padang.

Chronika, Roy.(2011). Makna seks bebas bagi pelajar SMP di Kota Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran yang terjadi masih monoton, penyampaian materi dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dengan bantuan media cetak, berupa buku pegangan guru dan

3 Pasal 49 ayat (3) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyebutkan Dana Pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan

• Manfaatkan kondisi alam sebagai penunjang kegiatan anda dan mempengaruhi bentuk naungan anda.. Pilih bentuk yang paling

[r]

Eksplorasi material.. Sumber

[r]

[r]

In this paper, we present an approach based on RS, GIS and two-dimensional (2D) flood modelling to generate new flood layers (in addition to the usual flood depths and hazard