• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK KERJA SANITASI (POKJA SANITASI) KOTA PADANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELOMPOK KERJA SANITASI (POKJA SANITASI) KOTA PADANG TAHUN 2015"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padang 2015 ii

KELOMPOK KERJA SANITASI

(POKJA SANITASI)

KOTA PADANG

(3)

Kata Pengantar iii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Padang 2016-2020 ini dapat diselesaikan.

Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Padang 2016-2020 ini disusun sebagai rangkaian dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahap II (PPSP II) yang telah dicanangkan pada tahun ini sebagai program yang berlaku secara nasional. Dokumen ini cukup spesifik karena merupakan gabungan dari tiga dokumen sanitasi sebelumnya yaitu Buku Putih Sanitasi Kota Padang (BPS), Dokumen Strategi Sanitasi Kota Padang (SSK) dan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kota Padang yang disusun pada tahun 2010 s/d 2012 yang lalu sebagai bentuk keikutsertaan Kota Padang pada Program PPSP I.

Penyusunan dokumen ini sepenuhnya dilakukan oleh Kelompok Kerja Sanitasi Kota Padang dan dipandu oleh Petugas Progam PPSP di tingkat nasional dan propinsi, sementara khusus untuk pendampingan kota, program PPSP telah menugaskan 1 (satu) orang City Facilitator guna memfasilitasi penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK ini.

Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Padang ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi Pemerintah Kota, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Pusat dalam mengimplementasikan program-program sanitasi untuk mencapai target pelayanan sanitasi pada tahun 2019 yaitu target Universal

Access 100-0-100. Dalam target yang dituangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019 diharapkan pada tahun 2019 nanti masyarakat memiliki akses 100% terhadap air bersih, 0% kawasan kumuh dan 100% akses sanitasi.

Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat memiliki posisi strategis baik secara wilayah provinsi maupun secara nasional sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Hal ini memberikan beban yang berat bagi Kota dalam mendukung aktifitas dan kegiatan perekonomian daerah dan nasional. Tentunya ini memberi dampak penurunan kualitas kehidupan masyarakat kota dan kelestarian lingkungan.

Untuk itu dalam dokumen ini telah ditargetkan pelayanan sanitasi kepada warga kota Padang dimana dalam jangka pendek yaitu tahun 2017 diharapkan akses warga terhadap sanitasi meningkat menjadi 90% (sembilan puluh persen). Untuk target jangka menengah pada tahun 2019 nanti diharapkan tercapai target 100-0-100, dan dalam jangka panjang diharapkan sepenuhnya masyarakat kota padang telah menikmati akses pelayanan sanitasi yang layak dan penerapan teknologi tepat guna serta kearifan lokal dalam pengelolaan sanitasi kota.

Dengan target ambisius tersebut, kami telah berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan sanitasi Kota Padang sesuai dengan ikrar Resolusi Padang pada City Sanitation Summit

XV yang diselenggarakan di Padang yaitu komitmen dalam pengalokasian anggaran untuk

pembangunan sanitasi minimal 2%(dua persen)dari belanja langsung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Untuk itu kami himbau kepada segenap stakeholder baik itu Pemerintah Pusat, Provinsi, dunia usaha dan masyarakat untuk dapat mensukseskan program-program yang telah disusun dalam dokumen ini sehingga target yang kita tetapkan bersama dapat tercapai.

Aie Pacah, 29 Desember 2015

WALIKOTA PADANG,

(4)

Ringkasan Eksekutif iv

Ringkasan Eksekutif

Pada Tahun 2015 Kota Padang telah melakukan Pemutakhiran 3 (tiga) dokumen sanitasi yang telah habis masa berlakunya yaitu Buku Putih Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Memorandum Program Sanitasi (PMS) yang berturut-turut disusun pada tahun 2010, 2011 dan 2012 yang lalu. Dokumen-dokumen tersebut digabungkan dalam 1 (satu) dokumen sanitasi kota yang dinamakan Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Padang tahun 2016-2020.

Penulisan dokumen ini didahului oleh pelaksanaan studi EHRA (Environmental Health Risk

Assessment) yang merupakan kegiatan pengumpulan data primer yang diperlukan untuk memahami

kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Sebagai salah satu bahan dalam penyusunan dokumen ini.

Pelaksanaan pemutakhiran SSK ini dilakukan bersama sama oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Padang dengan pendampingan dari Pokja AMPL Nasional dan Kementerian Pekerjaa Umum dan Perumahan Rakyat Ditjen Cipta Karya melalui Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP). Dalam melakukan pengumpulan data, analisa dan sintesa baik data primer dari EHRA, data sekunder yang tersedia, serta persepsi SKPD, tim penyusun yang dibentuk oleh Pokja Sanitasi Kota Padang telah melakukan serangkaian rapat, pertemuan dan diskusi yang pertama kali dicanangkan dalam Kick-off

meeting PPSP Kota Padang pada tanggal 16 Juni 2015, dimana pada acara tersebut dilakukan

internalisasi program dan penyusunan kesepakatan pembagian tugas serta tanggung jawab penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kota Padang 2016-2020.

Dokumen ini disusun sesuai dengan panduan penyusunan dokumen pemutakhiran SSK serta menggunakan instrumen-istrumen analisa yang telah disediakan oleh program PPSP. Secara ringkas buku ini mengevaluasi pencapaian target tahap sebelumnya, profil sanitasi kota, target dan pencapaian visi misi sanitasi kota, serta program kegiatan dan indikasi pendanaan yang diusulkan untuk 5 tahun kedepan.

Selengkapnya dalam profil sanitasi kota dipetakan kondisi pengelolaan sanitasi sub-sektor Air Limbah Domestik, Persampahan dan sub-sektor Drainase sebagai berikut:

1. Sub-sektor Air Limbah Domestik

Untuk pengelolaan air seb-sektor air limbah domestic terbagi atas dua komponen yang dikelola yaitu limbah dalam bentuk urin dan tinja manusia yang disebut Black Water dan limbah dari kegiatan di rumah tangga seperti limbah dapur dan kamar mandi yang disebut

Grey Water.

Untuk komponen black water, data profil kota adalah sebagai berikut:

Sebanyak 15.546 Kepala Keluarga (KK) di Kota Padang atau 7,32 % warga kota diperkirakan masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan. 137.983 KK atau 64,97% warga kota telah memiliki akses tehadap jamban namun belum layak, antara lain disebabkan oleh tangki septik yang belum memenuhi standar dan masih menggunakan cubluk pada daerah yang padat maupun yang berjarak kurang dari 10 m dari sumber air non-perpipaan. Selanjutnya 26,45% atau sekitar 56.182 KK telah memiliki akses terhadap jamban pribadi yang sesuai dengan standar. Dengan demikian sebanyak 91,42% warga kota telah memiliki akses ke system on-site. Selebihnya yaitu 1,26% atau sebanyak 2.684 warga kota menggunakan fasilitas system off-site yaitu MCK atau jamban bersama.

Untuk pengelolaan limbah dalam bentuk grey water, warga kota padang sebagaian besar masih menggunakan sarana drainase di permukiman. Adapun masyarakat yang menggunakan drainase yang layak (tidak mencemari daerah resapan) yaitu …

(5)

Ringkasan Eksekutif v Berdasarkan analisa yang dihasilkan dari instrument profil sanitasi sebanyak 21 kelurahan pada Kecamatan beresiko tinggi yaitu kelurahan Alang Lawas, Balai Gadang, Bukit Gado-Gado, Banuaran Nan XX, Bungus Barat, Indarung, Kalumbuk, Kubu Dalam Parak Karakah, Koto Baru Nan XX, Korong Gadang, Kampung Jua Nan XX, Limau Manis, Lubuk Minturun, Padang Pasir, Pisang, Ranah Parak Rumbio, Simpang Haru, Seberang Padang, Teluk Kabung Selatan, Teluk Kabung Utara, dan Ujung Gurun.

Sedangkan yang beresiko sedang sebanyak 69 kelurahan ( 66.3% ) dan sisanya sebanyak 12 kelurahan ( 11.5%) beresiko rendah.

2. Sub-sektor Persampahan

Sebanyak 5 kelurahan ( 5% ) beresiko sangat tinggi persampahan yaitu kelurahan Air Tawar Barat, Gunung Sarik, Kampung Jua Nan XX, Lambung Bukik, dan Teluk Bayur .

Untuk kelurahan yang beresiko tinggi terdapat 10 kelurahan ( 9,6 %) yaitu Batu Gadang, Ganting Parak Gadang, Gunung Pangilun , Indarung, Koto Baru Nan XX, Korong Gadang, Koto Lalang, Seberang Padang, dan Tanah Sirah Piai Nan XX.

Kemudian sebanyak 47 kelurahan ( 45,.1%) beresiko sedang dan sebanyak 42 kelurahan ( 40,3%) beresiko rendah.

3. Subsektor Drainase

Sebanyak 8 kelurahan ( 8 % ) beresiko sangat tinggi berdasarkan air limbah domestik ini yaitu kelurahan Balai Gadang, Bungus Timur, Kalumbuk, Lubuk Minturun, Mata Air, Olo, Padang Pasir, dan Ujung Gurun.

Untuk area yang beresiko tinggi terdapat sebanyak 35 kelurahan ( 33,6%) adalah kelurahan kelurahan Ampang, Anduring, Air Tawar Barat, Air Tawar Timur, Binuang Kp Dalam, Belakang Tangsi, Batang Arau, Bungo Pasang, Cupak Tangah, Dadok Tunggul Hitam, Gubung Pangilun, Jati, Kubu Marapalam, Koto Baru Nan XX, Kapalo Koto, Kampung Lapai, Kampung Olo, Lubuk Buaya, Lubuk Lintah, Limau Manis Selatan, Lolong Belanti, Parak Gadang Timur, Pegambiran Ampalu Nan XX, Pampangan Nan XX, Pasar Ambacang, Purus, Sungai Sapih, Sawahan, Teluk Kabung Tengah,Tabing Banda Gadang, Ulak Karang Selatan dan Ulak Karang Utara.

Sedangkan sisanya sebanyak 47 kelurahan ( 45%) beresiko sedang dan 14 kelurahan ( 13,4% ) beresiko rendah.

Apabila dibandingkan dengan indeks Resiko Sanitasi dari studi EHRA, Secara Skala Kota, kelurahan yang mempunyai IRS Sangat Tinggi ( skor antara 214 – 250 ) adalah sebanyak 20 kelurahan ( 19,2% ) yaitu kelurahan Ampang, Balai Gadang,Belakang Pondok, Batang Arau, Batu Gadang, Bungus Timur, Gunung Pangilun, Indarung, Kampung Jao, Koto Lalang, Lubuk Minturun, Olo, Parak Gadang Timur, Padang Pasir, Pegambiran Ampalu Nan XX, Purus, Sungai Sapih, Seberang Padang, Tarantang dan Ujung Gurun.

Kelurahan dengan IRS Tinggi ( skor antara 177 – 213 ) sebanyak 47 kelurahan ( 45%), kelurahan dengan IRS Sedang ( skor antara 139 – 176 ) sebanyak 32 kelurahan ( 29,8% ) dan kelurahan dengan IRS Rendah ( skor antara 102 – 138 ) sebanyak 5 kelurahan ( 4,8 % ).

Dari hasil indeks resiko yang telah didapatkan tadi dapat diketahui beberapa permasalahan yang cukup mendesak untuk perlu dilakukan strategi perbaikan yaitu :

1. Perlunya peningkatan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) kemasyarakat dengan meningkatkan akses masyarakat yang Buang Air Besar di jamban sehat ( peningkatan stop BABS ) melalui kegiatan MPA – PHAST dan pembangunan jamban sehat dengan tangki septik. Selain itu perlu juga dilakukan peningkatan sarana saluran pembuangan air limbah selain tinja ( air bekas buagan dari kamar mandi, cuci, wastafel ) ke saluran tertutup / melalui IPAL Sanimas.

(6)

Ringkasan Eksekutif vi 2. Pengurangan resiko genangan air

(7)

Daftar Isi vii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... III RINGKASAN EKSEKUTIF ... IV DAFTAR ISI ... VII DAFTAR GAMBAR ... IX DAFTAR TABEL ... X BAB 1 PENDAHULUAN ... 12 1.1. LATAR BELAKANG ... 12 1.2. METODOLOGI PENYUSUNAN ... 14 1.3. DASAR HUKUM ... 15 1.4. SISTEMATIKA PENULISAN ... 17

BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI ... 18

2.1. GAMBARAN WILAYAH ... 18

2.1.1. GEOGRAFIS,TOPOGRAFIS,KLIMATOLOGI DAN GEOHIDROLOGI ... 18

2.1.2. WILAYAH ADMINISTRASI KOTA PADANG ... 23

2.1.3. PENDUDUK ... 26

2.1.4. SOSIAL,PENDIDIKAN DAN ANGKATAN KERJA ... 31

2.1.5. KESEHATAN ... 32

2.1.6. PEREKONOMIAN ... 33

2.1.7. INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH KOTA ... 34

2.1.8. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG ... 34

2.2. KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK ... 42

2.2.1. SUBSEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK ... 42

2.2.2. SUBSEKTOR PERSAMPAHAN ... 44

2.2.3. SUBSEKTOR DRAINASE ... 46

2.3. PROFIL SANITASI SAAT INI ... 47

2.3.1. PROFIL AIR LIMBAH DOMESTIK KOTA PADANG SAAT INI ... 47

2.3.2. PROFIL PERSAMPAHAN KOTA PADANG SAAT INI ... 55

2.3.3. PROFIL DRAINASI KOTA PADANG ... 63

2.4. AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI ...109

2.4.1. AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK ...109

2.4.2. AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN PERSAMPAHAN ...112

2.4.3. AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN DRAINASE PERKOTAAN ...116

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI ... 120

3.1. VISI DAN MISI SANITASI ...120

3.2. PENTAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI ...123

3.2 1 Tahapan pengembangan sanitasi ...123

(8)

Daftar Isi viii

3.2.3 Skenario pencapaian sasaran ...134

3.3. KEMAMPUAN PENDANAAN SANITASI DAERAH ...135

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI ... 137

4.1. AIR LIMBAH DOMESTIK ...138

4.2. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN ...140

4.3. DRAINASE PERKOTAAN ...142

BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI ... 148

5.1. RINGKASAN ...148

5.2. KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN SANITASI DENGAN SUMBER PENDANAAN PEMERINTAH ...149

5.3. KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN SANITASI DENGAN SUMBER PENDANAAN NON PEMERINTAH ...149

5.4. ANTISIPASI FUNDING GAP ...150

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK ... 151

6.1.GAMBARAN UMUM STUKTUR MONITORING DAN EVALUASI SANITASI ...151 LAMPIRAN 1: HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO ... XIV 1.1 LAMPIRAN 1.1: STRUKTUR ORGANISASI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH ... XIV 1.2 LAMPIRAN 1.2: LEMBAR KERJA ANALISIS BERESIKO MENGGUNAKAN INSTRUMEN PROFIL SANITASI ... XVI 1.3 LAMPIRAN 1.3: RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL STUDI EHRA DAN KAJIAN LAINNYA ... XLIII

1.3.1 Ringkasan Eksekutif Studi EHRA ... xliii

LAMPIRAN 2: HASIL ANALISIS SWOT ... XLIX LAMPIRAN 3: TABEL KERANGKA KERJA LOGIS ... LXIV LAMPIRAN 4: HASIL PEMBAHASAN PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN ... LXXVIII LAMPIRAN 5: DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN ... XCV LAMPIRAN 6: DAFTAR PERUSAHAAN PENYELENGGARA CSR YANG POTENSIAL ... XCVIII LAMPIRAN 7: KESIAPAN IMPLEMENTASI ... C LAMPIRAN 8: RENCANA KERJA TAHUNAN ... CV

(9)

Daftar Gambar ix

Daftar Gambar

Gambar 1-1 Posisi Pemutakhiran SSK terhadap dokumen perencanaan kota ... 13

Gambar 2-1 Peta Orientasi Kota Padang ... 18

Gambar 2-2 Presentase Ketinggian dan Kelerengan Kota Padang ... 19

Gambar 2-3 Peta Administrasi Kota Padang ... 25

Gambar 2-4 Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik ... 50

Gambar 2-5 Komposisi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Padang ... 55

Gambar 2-6 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan ... 58

Gambar 2-7 Hasil Pemetaan Persampahan ... 62

Gambar 2-8 Areal Drainase Air Pacah ... 65

Gambar 2-9 Areal drainase Pasir Putih ... 66

Gambar 2-10 Areal Drainase Tabing ... 67

Gambar 2-11 Areal Drainase Airport ... 68

Gambar 2-12 Areal Drainase Baung Panjalinan ... 69

Gambar 2-13 Areal Drainase Siteba ... 70

Gambar 2-14 Areal Drainase Sawah Liat ... 71

Gambar 2-15 Areal Drainase Kandis ... 72

Gambar 2-16 Areal Drainase Lapai ... 73

Gambar 2-17 Areal drainase Ulak Karang ... 74

Gambar 2-18 Areal Drainase Lolong ... 75

Gambar 2-19 Areal Drainase Alai ... 76

Gambar 2-20 Areal Drainase Purus ... 77

Gambar 2-21 Areal drainase Jati ... 78

Gambar 2-22 Areal Drainase Ujung Gurun ... 79

Gambar 2-23 Areal Drainase Aur Duri ... 80

Gambar 2-24 Areal Drainase Olo Nipah ... 81

Gambar 2-25 Areal Drainase Kali Mati ... 82

Gambar 2-26 Areal Drainase Rawang Barat ... 83

Gambar 2-27 Diagram Sanitasi Drainase Lingkungan ... 108

Gambar 2-28 Daerah Beresiko Air Limbah Domestik ... 110

Gambar 2-29 Peta Daerah beresiko Persampahan ... 114

Gambar 2-30 Peta Daerah beresiko Drainase Lingkungan ... 117

Gambar 3-1 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik ... 125

Gambar 3-2 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan persampahan. ... 128

(10)

Daftar Tabel x

Daftar tabel

Tabel 2-1 Kondisi Topografi dan Kemiringan Kota Padang. ... 19

Tabel 2-2 Kondisi Iklim Kota Padang ... 20

Tabel 2-3 Nama Sungai, Panjang/Lebar dan Daerah Yang Dilaluinya Di Kota Padang ... 22

Tabel 2-4 Perubahan Wilayah Administrasi Kota Padang ... 23

Tabel 2-5 Nama dan Luas Wilayah Daratan per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan... 24

Tabel 2-6 Struktur penduduk Kota Padang berdasarkan jenis kelamin tahun 2014 ... 26

Tabel 2-7 Proyeksi Penduduk Kota Padang 2016-2020 ... 27

Tabel 2-8 Proyeksi Jumlah Kepala Keluarga (KK) Kota Padang 2016-2020 ... 28

Tabel 2-9 Data Penduduk (KK) miskin Kota Padang Tahun 2010 ... 29

Tabel 2-10 Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Padang 2016-2020 ... 30

Tabel 2-11 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ... 31

Tabel 2-12 Jumlah penduduk pencari kerja Menurut ijasah tertinggi yang dimiliki tahun 2014 ... 31

Tabel 2-13 Distribusi PDRB berdasarkan Harga Konstan 2000 (Milyar) 2011-2013Di Kota Padang tahun 2012-2014 ... 33

Tabel 2-14 Rencana Peruntukan Lahan Kota Padang Tahun 2030 ... 38

Tabel 2-15 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Subsektor air limbah domestik ... 42

Tabel 2-16 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Subsektor Persampahan ... 44

Tabel 2-17 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Subsektor Drainase ... 46

Tabel 2-18 Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kota Padang ... 51

Tabel 2-19 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Padang... 53

Tabel 2-20 Timbulan sampah per kecamatan ... 56

Tabel 2-21 cakupan akses dan sistem layanan persampahan kecamatan... 56

Tabel 2-22 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Kota Padang ... 59

Tabel 2-23 Areal Sistem Drainase Kota Padang ... 64

Tabel 2-24 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kota Padang ... 84

Tabel 2-25 Kondisi genangan pada areal drainase Kota Padang ... 92

Tabel 2-26 Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan pada area terbangun ... 93

Tabel 2-27 Infrastruktur Drainase Primer Kota Padang yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum ... 103

Tabel 2-28 Infrastruktur Drainase Sekunder Kota Padang yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum ... 105

Tabel 2-29 Infrastruktur drainase Kota Padang yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan ... 106

Tabel 2-30 Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik ... 109

Tabel 2-31 Permasalahan mendesak Air Limbah Domestik Kota Padang ... 111

Tabel 2-32 Area berisiko sanitasi Persampahan ... 112

(11)

Daftar Tabel xi

Tabel 2-34 Area berisiko sanitasi Drainase Lingkungan ... 118

Tabel 2-35 Permasalahan Mendesak Drainase Lingkungan ... 119

Tabel 3-1 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Padang ... 126

Tabel 3-2 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota ... 127

Tabel 3-3 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten/Kota... 130

Tabel 3-5 Skenario pencapaian sasaran ... 134

Tabel 3-6 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/kota untuk Sanitasi ... 135

Tabel 4-1 Strategi Pengelolaan Sub-sektor Air Limbah Domestik ... 138

Tabel 4-2 Pengelolaan Sub-sektor Persampahan ... 140

Tabel 4-3 Pengelolaan Sub-sektor Drainase Perkotaan ... 142

Tabel 4-4 Pengembangan kawasan drainase lingkungan Kota Padang ... 144

Tabel 4-5 Pengembangan II kawasan drainase lingkungan Kota Padang ... 145

Tabel 5-1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ... 148

Tabel 5-2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per Sumber Anggaran ... 148

Tabel 5-3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota ... 149

Tabel 5-4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi ... 149

Tabel 5-5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN ... 149

Tabel 5-6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR ... 150

Tabel 5-7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat ... 150

Tabel 5-8 Funding Gap ... 150

(12)

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Peningkatan pelayanan sanitasi suatu kota sangat bergantung pada pertambahan penduduk, tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, aktivitas perekonomian dan pembangunan serta ketersediaan infrastruktur sanitasi dan sumber daya alam khususnya air bersih.

Pembangunan sarana prasarana pelayanan sanitasi kota melibatkan berbagai pihak ber-kepentingan yang harus disiapkan secara cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan pembangunan sarana prasarana pelayanan sanitasi berdasarkan pada hasil studi yang komprehensif berdasarkan data yang akurat sebagai bahan analisis dan perencanaan berkaitan dengan kebutuhan infrastruktur sanitasi serta perumusan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dilaksanakan dan berdampak positif pada kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai salah satu dari Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang harus memantapkan fungsi dan perannya sebagai Service City yang ditunjang oleh keberadaan pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan pusat pelayanan dengan potensi wilayah yang menunjang kepariwisataan. Dilain pihak, kondisi sanitasi Kota Padang merupakan cerminan taraf hidup masyarakat Kota Padang akan berpengaruh besar pada fungsi kota ini nantinya. Dengan demikian apabila kondisi sanitasi tidak memadai atau kurang baik di Kota Padang hal ini akan berdampak buruk terhadap fungsi kota dan sektor-sektor strategis kota. Selain itu kondisi pelayanan sanitasi yang tida baik akan berdampak pada kondisi kesehatan dan lingkungan hidup masyarakat Kota Padang.

Dengan pertumbuhan penduduk Kota Padang yang setiap tahun mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,57% (RPJMD, 2014-2019). Hal ini berarti meningkat pula tingkat kepadatan penduduk di Kota Padang, sementara itu luasan lahan permukiman semakin menyempit sebagai konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk. Bertambahnya penduduk juga menyebabkan produksi sampah dan air limbah meningkat, dimana bila sarana dan prasarana sanitasi belum tersedia secara memadai akan berdampak buruk terhadap kesehatan lingkungan seperti meningkatnya angka kesakitan dan bahkan angka kematian bayi dan ibu hamil.

Secara umum Kota Padang telah mengalami perkembangan pesat pula dari segi aktivitas ekonomi dan kegiatan pembangunan fisik, namun hal-hal tersebut belum mampu mendorong meningkatnya pelayanan sanitasi yang baik kepada masyarakat (pelayanan prima), mencakup pelayanan air minum, pelayanan air limbah (domestik dan non domestik), pelayanan kebersihan/persampahan, dan penanganan drainase. Menjawab kebutuhan akan layanan sanitasi yang lebih baik, pada tahun 2010 dengan difasilitasi oleh USAID, Pokja Kota Padang telah berhasil menyusun tiga rangkaian dokumen perencanaan pembangunan sanitasi yaitu Buku Putih Sanitasi, Rencana Strategi Sanitasi Kota Padang 2010 – 2015 dan Memorandum Program Sanitasi Kota Padang 2012.

Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan strategis 5 (lima) Tahun yang disusun untuk menjadi pedoman bagi pelaksanaan pembangunan sanitasi kota secara komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif untuk mencapai target minimal layanan sanitasi. Pemerintah Kota Padang telah menyusun dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS),

Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada Tahun 2010 (1st

cycle). Mengingat dokumen BPS, MPS dan SSK telah melewati masa perencanaannya maka Pemerintah Kota Padang melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 648-565/kep/bangda/2014 tanggal 17 desember 2014 tentang penetapan Kabupten/kota

(13)

PENDAHULUAN

13 sebagai pelaksana program PPSP tahun 2015, Pemerintah Kota Padang diamanatkan untuk melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi kota (SSK) Tahun 2016 – 2020 (2nd cycle), yang didahului dengan pelaksanaan pengumpulan data primer melalui Study Environmental

Health Risks Assessment (Studi EHRA).

Secara keseluruhan, Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang sedang direview akan menjadi acuan utama dalam pembangunan sanitasi di Kota Padang yang mencakup 3 sub-sektor sanitasi yaitu air limbah domestik, persampahan dan drainase, serta ditambah dengan aspek Promosi Higiene dan Sanitasi.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mencapai target Bidang Cipta Karya yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019. Target bidang Cipta Karya ini dikenal dengan Universal Access (100-0-100) dimana ditargetkan 100% akses Air Minum, 0% Permukiman Kumuh dan 100% akses Sanitasi.

Pemutakhiran SSK dilakukan dengan menggabungkan tiga dokumen (BPS, SSK dan MPS) dalam satu dokumen, dan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Pemutakhiran SSK merupakan singkronisasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang Tahun 2010 – 2030, Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi/ Nasional serta sebagai penjabaran operasional dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014 – 2019 khususnya bidang sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif dengan mengakomodasi Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pemutakhiran SSK diharapkan dapat menjadi salah satu dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) khususnya di bidang sanitasi.

(14)

PENDAHULUAN

14 1.2. Metodologi Penyusunan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Padang ini disusun oleh Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja Sanitasi) secara partisipatif dan terintegrasi melalui diskusi, pembekalan, maupun pelatihan-pelatihan yang didukung oleh Pokja Sanitasi Propinsi Sumatera Barat, Provincial Fasilitator (PF) dan City Fasilitator (CF). Metode dalam penyusunan Pemutakhiran SSK ini mengunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap dan menyeluruh. Metode penyusunan Strategi Sanitasi Kota ini, terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam dokumen ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder memanfaatkan data Padang Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka Tahun 2015 serta data terupdate dari SKPD terkait. Data sekunder meliputi data teknis, partisipasi swasta, pemberdayaan masyarakat gender dan kemiskinan, media dan komunikasi, kelembagaan serta keuangan.

Sedangkan data Primer diperoleh dengan melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kota saat ini dari Studi EHRA, dilandasi kondisi eksisting sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali permasalahan-permasalahan yang ada untuk memastikan pengelolaan sanitasi yang lebih tepat. Kondisi semua sub-sektor layanan sanitasi yang terdiri dari sub-sektor air limbah, sub-sektor persampahan, dan sub-sektor drainase lingkungan serta aspek pendukung lainnya. Metode yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan melalui Studi EHRA. 2. Analisis

Dengan melakukan pengkajian dokumen Buku Putih Sanitasi Tahun 2010 dan dokumen rujukan lainnya dimaksudkan untuk mengingatkan kembali mengenai hal – hal yang dituliskan dalam Buku Putih maupun dokumen lainnya serta menyusun strategi menggunakan metode SWOT. Pada pelaksanaan analisis tersebut, isu strategis diidentifikasi dari setiap data yang ada untuk kemudian diberi bobot dan skor untuk mendapatkan posisi pengelolaan sanitasi dari setiap sub sektor sanitasi. Analisis dalam penyusunan dokumen ini juga memanfaatkan tools yang disebut Sanitation Planning Tools, yaitu rangkaian tools yang digunakan untuk menganalisis dan menentukan area beresiko serta rencana zona sistem sanitasi (tahapan pengembangan sanitasi) dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

3. Penyusunan strategi hingga program dan kegiatan

Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan dalam Visi, Misi Sanitasi Kota Padang, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusan ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kota Padang.

Dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ini terdiri dari 5 (lima) Milestone adalah: 1. Milestone 1 : Internalisasi dan penyamaan persepsi

2. Milestone 2 : Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi 3. Milestone 3 : Skenario pembangunan sanitasi

4. Milestone 4 : Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi 5. Milestone 5 : Finalisasi dokumen

(15)

PENDAHULUAN

15 1.3. Dasar Hukum

Penyusunan SSK ini memiliki landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 69);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5818);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5657); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3164); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

(16)

PENDAHULUAN

16 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman

Perencanaan Kawasan Perkotaan;

19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan;

21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

684-565/Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/ Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015;

22. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 17), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2015 (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 6);

23. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 7); 24. Peraturan Walikota Padang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Tahun 2014 Nomor 41).

(17)

PENDAHULUAN

17 1.4. Sistematika Penulisan

Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Padang disajikan dalam satu buku yang terdiri dari 6 (enam) bab serta lampirannya, meliputi:

Bab 1. Pendahuluan

Menggambarkan tentang latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum dan sistematika penulisan.

Bab 2. Profil Sanitasi Saat Ini

Berisi tentang gambaran wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi.

Bab 3. Kerangka Pengembangan Sanitasi

Berisi uraian tentang visi dan misi sanitasi, pentahapan pengembangan sanitasi, serta kemampuan pendanaan sanitasi daerah.

Bab 4. Strategi Pengembangan Sanitasi

Berisi uraian dari strategi pengembangan sanitasi pada sub sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan.

Bab 5. Program dan Kegiatan

Berisi ringkasan yang berkaitan kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah dan non pemerintah serta antisipasi Funding Gap.

Bab 6. Monitoring Dan Evaluasi Capaian SSK

Berisi mengenai strategi pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari program dan kegiatan sanitasi yang akan dilakukan Kota Padang dalam rangka pencapaian target yang diharapkan. Lampiran.

Gambar

Gambar 1-1 Posisi Pemutakhiran SSK terhadap dokumen perencanaan kota

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan dan hidayah-Nya sehingga s kripsi yang berjudul “ Hubungan Sanitasi Lingkungan, Sosial Ekonomi dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik, personal hygiene, dan sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian kecacingan pada anak balita di

Pada hari ini Jumat tanggal Tiga puluh satu bulan Oktober tahun Dua Ribu Empat Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Pokja ULP berdasarkan Surat Keputusan

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Lima bulan April tahun Dua ribu tiga belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja 10 ULP Provinsi Kepulauan Riau, telah mendownload

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat pada Klinik Berhenti Merokok di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Kota Medan sehingga bisa diketahui

Kepadatan hunian kamar memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian skabies pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2015..

Judul Skripsi : PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRAT PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA PADANG TAHUN 2012.. Nama Mahasiswa :

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu dibentuk suatu wadah koordinasi pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi