KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GRAFIK iv DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR ix RINGKASAN EKSEKUTIF x
BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1
1.1. PENDAHULUAN 1
1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 2
1.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2
1.2.2. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2
1.3. TANTANGAN DAERAH 3
1.3.1. Tantangan Ekonomi Daerah 3
1.3.2. Tantangan Sosial Kependudukan 4
1.3.3. Tantangan Geografi Wilayah 5
BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 6
2.1. INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 6
2.1.1. Produk Dosmetik Regional Bruto 6
2.1.2. Suku Bunga 16
2.1.3. Inflasi 17
2.1.4. Nilai Tukar 20
2.2 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21
2.2.2. Tingkat Kemiskinan 23
2.2.3. Tingkat Ketimpangan[Rasio Gini] 25
2.2.4. Kondisi Ketenagakerjaan Dan Tingkat Pengangguran 26 2.3. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 27 BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29
3.1. APBN TINGKAT PROVINSI 29
3.2 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 30
3.2.1. Penerimaan Perpajakan 30
3.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 32
3.3 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 34
3.4. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 39
3.4.1. Pagu dan Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa 39
3.4.2 Analisis Komparatif Tren Alokasi Dana Transfer Terhadap Indikator Fiskal 40
3.4.3. Dana Transfer Umum 40
3.4.4. Dana Transfer Khusus 42
3.4.5. Dana Desa 44
3.4.6. Dana Insentif Daerah 45
3.5. ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 45
3.5.1 Arus Kas Masuk [Penerimaan Negara] 45
3.5.2. Arus Kas Keluar [Belanja dan TKDD] 46
3.5.3. Surplus /Defisit 46
3.7.1. Penerusan Pinjaman 50
3.7.2. Kredit Program 51
3.8 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB [MANDAROTY SPENDING]
DAN BELANJA INFRASTRKTUR PUSAT DI DAERAH 52
3.8.1 Mandatory Spending 52
3.8.2 Belanja Sektor Infrastruktur 54
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 56
4.1. APBD TINGKAT PROVINSI [KONSOLIDASI PEMDA] 56
4.2. PENDAPATAN DAERAH 57
4.2.1. Dana Transfer /Perimbangan 58
4.2.2. Pendapatan Asli Daerah 61
4.2.3 Pendapatan Lain Lain 65
4.3. BELANJA DAERAH 66
4.4. SURPLUS /DEFISIT APBD 68
4.5. PEMBIAYAAN 69
4.6. ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 70
4.6.1. Analisis Kesehatan Fiskal Daerah 70
4.6.2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah 73
4.7. PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 74
4.7.1. Belanja Daerah Bidang Pendidikan 74
4.7.2. Belanja Daerah Bidang Kesehatan 76
4.7.3. Belanja Bidang Infrastruktur 77
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
[APBN DAN APBD ] 78
5.1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 78
5.2. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 79
5.3. BELANJA KONSOLIDASIAN 82
5.4. SURPLUS /DEFISIT KONSOLIDASIAN 84
5.5. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PDRB 85
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 87
6.1. ANALISIS POTENSI SEKTORAL DENGAN LOCATION QUOTIENT 87
6.2. SEKTOR UNGGULAN DAERAH 89
6.3. SEKTOR POTENSIAL DAERAH 90
6.4. TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 92
BAB VII SINERGI DAN KONVERGENSI PENANGGULANGAN STUNTING 93
7.1. LATAR BELAKANG 93
7.2. KONVERGENSI PERCEPATAN PENANGGULANGAN STUNTING 95
7.3. PENANGANAN STUNTING OLEH PEMERINTAH 97
7.3.1. Belanja Kementerian/Lembaga dalam APBN 97
7.3.2. Belanja DAK Fisik dan Dana Desa 102
7.3.3. Belanja APBD 114
BAB VIII PENUTUP 117
7.1. KESIMPULAN 117
DAFTAR GAMBAR ix
RINGKASAN EKSEKUTIF x
BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1
1.1. PENDAHULUAN 1
1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 2
1.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2
1.2.2. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2
1.3. TANTANGAN DAERAH 3
1.3.1. Tantangan Ekonomi Daerah 3
1.3.2. Tantangan Sosial Kependudukan 4
1.3.3. Tantangan Geografi Wilayah 5
BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 6
2.1. INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 6
2.1.1. Produk Dosmetik Regional Bruto 6
2.1.2. Suku Bunga 16
2.1.3. Inflasi 17
2.1.4. Nilai Tukar 20
2.2 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21
2.2.2. Tingkat Kemiskinan 23
2.2.3. Tingkat Ketimpangan[Rasio Gini] 25
2.2.4. Kondisi Ketenagakerjaan Dan Tingkat Pengangguran 26 2.3. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 27 BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29
3.1. APBN TINGKAT PROVINSI 29
3.2 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 30
3.2.1. Penerimaan Perpajakan 30
3.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 32
3.3 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 34
3.4. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 39
3.4.1. Pagu dan Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa 39
3.4.2 Analisis Komparatif Tren Alokasi Dana Transfer Terhadap Indikator Fiskal 40
3.4.3. Dana Transfer Umum 40
3.4.4. Dana Transfer Khusus 42
3.4.5. Dana Desa 44
3.4.6. Dana Insentif Daerah 45
3.5. ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 45
3.5.1 Arus Kas Masuk [Penerimaan Negara] 45
3.5.2. Arus Kas Keluar [Belanja dan TKDD] 46
3.5.3. Surplus /Defisit 46
3.8.1 Mandatory Spending 52
3.8.2 Belanja Sektor Infrastruktur 54
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 56
4.1. APBD TINGKAT PROVINSI [KONSOLIDASI PEMDA] 56
4.2. PENDAPATAN DAERAH 57
4.2.1. Dana Transfer /Perimbangan 58
4.2.2. Pendapatan Asli Daerah 61
4.2.3 Pendapatan Lain Lain 65
4.3. BELANJA DAERAH 66
4.4. SURPLUS /DEFISIT APBD 68
4.5. PEMBIAYAAN 69
4.6. ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 70
4.6.1. Analisis Kesehatan Fiskal Daerah 70
4.6.2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah 73
4.7. PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 74
4.7.1. Belanja Daerah Bidang Pendidikan 74
4.7.2. Belanja Daerah Bidang Kesehatan 76
4.7.3. Belanja Bidang Infrastruktur 77
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
[APBN DAN APBD ] 78
5.1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 78
5.2. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 79
5.3. BELANJA KONSOLIDASIAN 82
5.4. SURPLUS /DEFISIT KONSOLIDASIAN 84
5.5. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PDRB 85
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 87
6.1. ANALISIS POTENSI SEKTORAL DENGAN LOCATION QUOTIENT 87
6.2. SEKTOR UNGGULAN DAERAH 89
6.3. SEKTOR POTENSIAL DAERAH 90
6.4. TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 92
BAB VII SINERGI DAN KONVERGENSI PENANGGULANGAN STUNTING 93
7.1. LATAR BELAKANG 93
7.2. KONVERGENSI PERCEPATAN PENANGGULANGAN STUNTING 95
7.3. PENANGANAN STUNTING OLEH PEMERINTAH 97
7.3.1. Belanja Kementerian/Lembaga dalam APBN 97
7.3.2. Belanja DAK Fisik dan Dana Desa 102
7.3.3. Belanja APBD 114
BAB VIII PENUTUP 117
7.1. KESIMPULAN 117
Grafik 4.5 Kemandirian Fiskal Tahun 2018 dan 2019 60
Grafik 4.6 PAD Pemda Lingkup Bengkulu Tahun 2018 dan 2019 61
Grafik 4.7 Pajak Daerah Pemda Lingkup Provinsi Bengkulu 62
Grafik 4.8 Retribusi Daerah Pemda Lingkup Provinsi Bengkulu 62
Grafik 4.9 Hasil Kekayaan Daerah yang di Pisahkan Pemda Lingkup Provinsi Bengkulu 63 Grafik 4.10 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Pemda Lingkup Bengkulu 66
Grafik 4.11 Surplus/Defisit Pemda Lingkup Bengkulu 69
Grafik 4.12 Pembiayaan Pemda Lingkup Bengkulu 69
Grafik 4.13 Nilai Kesehatan Fiskal Daerah 72
Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan APBD)
Grafik 5.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian 79
Grafik 5.2 Pendapatan Pemerintah Umum Provinsi Bengkulu Tahun 2019 80
Grafik 5.3 Perubahan Pendapatan Konsolidasian 2018 ke 2019 80
Grafik 5.4 Perbandingan Komposisi Belanja Pemerintah Umum 82
Grafik 5.5 Belanja Konsolidasian Provinsi Bengkulu Tahun 2019 82
Grafik 5.6 Perubahan Belanja Pemerintah Umum 2018 ke 2019 83
Grafik 5.7 Surplus Defisit Konsolidasian Tahun 2019 84
Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional
Grafik 6.1 Jumlah Angkatan Kerja Per Sektor di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 89 Grafik 6.2 Persentase Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Nusantara
Per Kelompok Pengeluaran Tujuan Provinsi Bengkulu 2018 91
Bab VII Sinergi dan Konvergensi Penanggulangan Stunting
Grafik 7.1 Skema Penanganan Stunting di Indonesia 93
Grafik 7.2 Konsep Malnutrisi 96
Grafik 7.3 Komposisi Belanja DAK Fisik untuk Penanggulangan Stunting 105 Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah
Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Grafik 2.1. Perkembangan PDRB ADHB-ADHK Prov. Bengkulu Tahun 2017-2019 6 Grafik 2.2 Perkembangan Pangsa Distribusi dan Laju Pertumbuhan Konsumsi
Rumah Tangga Tahun 2015-2019 8
Grafik 2.3 Realisasi Investasi s.d Th 2019 Per Kab/Kota 10
Grafik 2.4 Neraca Perdagangan Provinsi Bengkulu Januari 2018 – Desember 2019 12 Grafik 2.5 Perkembangan Pangsa Distribusi Dan Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
Tahun 2015-2019
Grafik 2.6 Perkembangan Sumber Pertumbuhan Dan Laju Pertumbuhan Sektor
Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan motor Tahun 2015-2019 15 Grafik 2.7 Perkembangan Sumber Pertumbuhan Dan Laju Pertumbuhan
Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2015-2019 15
Grafik 2.8 Perkembangan Sumber Pertumbuhan dan Laju
Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan Tahun 2015-2019 16 Grafik 2.9. Nilai PDRB ADHB Per Kapita Prov. Bengkulu dan Nasional
Tahun 2015-2019 16
Grafik 2.10 Perkembangan Tingkat suku bunga dan perubahan jumlah pinjaman
wilayah Bengkulu Tahun 2019 17
Grafik 2.11 Perkembangan Laju Inflasi Bulanan Prov. Bengkulu-Nasional Tahun 2019 18 Grafik 2.12 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing Dollar AS Per Bulan 2019 20 Grafik 2.13 Perkembangan Garis Kemiskinan Prov. Bengkulu dan Nasional Periode 2016-2019 23 Grafik 2.14 Perkembangan Jumlah Dan Presentase Penduduk Miskin
Prov. Bengkulu Tahun 2016-2019 24
Grafik 2.15 Perkembangan Gini Rasio Menurut Daerah Tempat Tinggal Maret 2016-Sept 2019 25 Grafik 2.16 Perkembangan TPAK Prov. Bengkulu Periode Agustus 2015 s.d Agustus 2019 26 Grafik 2.17 Perkembangan TPT Prov. Bengkulu dan Nasional Periode 2015-2019 27 Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Grafik 3.1 Tren Realisasi Penerimaan dan Belanja 29
Grafik 3.2 Tren Realisasi Penerimaan Pajak di Provinsi Bengkulu Tahun 2017 s.d. 2019 31 Grafik 3.3 Tren Rasio Pajak Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2017 s.d. 2019 32 Grafik 3.4 Perbandingan Target dan Realisasi PNBP, Tahun 2018-2019 32 Grafik 3.5 Pagu Realisasi Pendapatan Jasa Pendidikan BLU Tahun 2019 34 Grafik 3.6 Perkembangan Pagu,Realisasi dan Penyerapan Belanja Pemerintah
Pusat Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2018 35
Grafik 3.7 Perbandingan Alokasi Pagu Per Jenis Belanja 38
Grafik 3.8 Tren Realisasi Bulanan DAU Lingkup Provinsi Bengkulu Tahun 2019 41 Grafik 3.9 Realisasi Bulanan Dana Bagi Hasil Lingkup
Provinsi Bengkulu Tahun 2019 42
Grafik 3.10 Pagu Realisasi dan Pendapatan BLU 52
Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Grafik 4.1 Pendapatan Transfer Pemda Lingkup Bengkulu 58
Grafik 4.2 Dana Bagi Hasil Pemda Lingkup Provinsi Bengkulu 58
Grafik 4.9 Hasil Kekayaan Daerah yang di Pisahkan Pemda Lingkup Provinsi Bengkulu 63 Grafik 4.10 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Pemda Lingkup Bengkulu 66
Grafik 4.11 Surplus/Defisit Pemda Lingkup Bengkulu 69
Grafik 4.12 Pembiayaan Pemda Lingkup Bengkulu 69
Grafik 4.13 Nilai Kesehatan Fiskal Daerah 72
Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan APBD)
Grafik 5.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian 79
Grafik 5.2 Pendapatan Pemerintah Umum Provinsi Bengkulu Tahun 2019 80
Grafik 5.3 Perubahan Pendapatan Konsolidasian 2018 ke 2019 80
Grafik 5.4 Perbandingan Komposisi Belanja Pemerintah Umum 82
Grafik 5.5 Belanja Konsolidasian Provinsi Bengkulu Tahun 2019 82
Grafik 5.6 Perubahan Belanja Pemerintah Umum 2018 ke 2019 83
Grafik 5.7 Surplus Defisit Konsolidasian Tahun 2019 84
Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional
Grafik 6.1 Jumlah Angkatan Kerja Per Sektor di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 89 Grafik 6.2 Persentase Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Nusantara
Per Kelompok Pengeluaran Tujuan Provinsi Bengkulu 2018 91
Bab VII Sinergi dan Konvergensi Penanggulangan Stunting
Grafik 7.1 Skema Penanganan Stunting di Indonesia 93
Grafik 7.2 Konsep Malnutrisi 96
Grafik 7.3 Komposisi Belanja DAK Fisik untuk Penanggulangan Stunting 105
Rumah Tangga Tahun 2015-2019 8
Grafik 2.3 Realisasi Investasi s.d Th 2019 Per Kab/Kota 10
Grafik 2.4 Neraca Perdagangan Provinsi Bengkulu Januari 2018 – Desember 2019 12 Grafik 2.5 Perkembangan Pangsa Distribusi Dan Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
Tahun 2015-2019
Grafik 2.6 Perkembangan Sumber Pertumbuhan Dan Laju Pertumbuhan Sektor
Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan motor Tahun 2015-2019 15 Grafik 2.7 Perkembangan Sumber Pertumbuhan Dan Laju Pertumbuhan
Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2015-2019 15
Grafik 2.8 Perkembangan Sumber Pertumbuhan dan Laju
Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan Tahun 2015-2019 16 Grafik 2.9. Nilai PDRB ADHB Per Kapita Prov. Bengkulu dan Nasional
Tahun 2015-2019 16
Grafik 2.10 Perkembangan Tingkat suku bunga dan perubahan jumlah pinjaman
wilayah Bengkulu Tahun 2019 17
Grafik 2.11 Perkembangan Laju Inflasi Bulanan Prov. Bengkulu-Nasional Tahun 2019 18 Grafik 2.12 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing Dollar AS Per Bulan 2019 20 Grafik 2.13 Perkembangan Garis Kemiskinan Prov. Bengkulu dan Nasional Periode 2016-2019 23 Grafik 2.14 Perkembangan Jumlah Dan Presentase Penduduk Miskin
Prov. Bengkulu Tahun 2016-2019 24
Grafik 2.15 Perkembangan Gini Rasio Menurut Daerah Tempat Tinggal Maret 2016-Sept 2019 25 Grafik 2.16 Perkembangan TPAK Prov. Bengkulu Periode Agustus 2015 s.d Agustus 2019 26 Grafik 2.17 Perkembangan TPT Prov. Bengkulu dan Nasional Periode 2015-2019 27 Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Grafik 3.1 Tren Realisasi Penerimaan dan Belanja 29
Grafik 3.2 Tren Realisasi Penerimaan Pajak di Provinsi Bengkulu Tahun 2017 s.d. 2019 31 Grafik 3.3 Tren Rasio Pajak Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2017 s.d. 2019 32 Grafik 3.4 Perbandingan Target dan Realisasi PNBP, Tahun 2018-2019 32 Grafik 3.5 Pagu Realisasi Pendapatan Jasa Pendidikan BLU Tahun 2019 34 Grafik 3.6 Perkembangan Pagu,Realisasi dan Penyerapan Belanja Pemerintah
Pusat Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2018 35
Grafik 3.7 Perbandingan Alokasi Pagu Per Jenis Belanja 38
Grafik 3.8 Tren Realisasi Bulanan DAU Lingkup Provinsi Bengkulu Tahun 2019 41 Grafik 3.9 Realisasi Bulanan Dana Bagi Hasil Lingkup
Provinsi Bengkulu Tahun 2019 42
Grafik 3.10 Pagu Realisasi dan Pendapatan BLU 52
Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Grafik 4.1 Pendapatan Transfer Pemda Lingkup Bengkulu 58
Grafik 4.2 Dana Bagi Hasil Pemda Lingkup Provinsi Bengkulu 58
Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Tabel 2.1. Laju Pertumbuhan PDRB 2018-2019 (y-o-y) Provinsi Bengkulu 7 Tabel 2.2 PDRB Provinsi Bengkulu ADHB dan ADHK Dari Sisi Permintaan
Tahun 2018-2019 7
Tabel 2.3 Perkembangan Investasi di Provinsi Bengkulu 9
Tabel 2.4 PDRB Provinsi Bengkulu ADHK Dari Sisi Penawaran 2018-2019 14 Tabel 2.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dengan PDRB, Investasi dan Inflasi
di Prov. Bengkulu Tahun 2015-2019 21
Tabel 2.6 IPM Menurut Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 23 Tabel 2.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Prov. Bengkulu Periode Sept 2016 – Sept 2019 24
Tabel 2.8 Distribusi Pengeluaran Penduduk Per Kapita dan Gini Ratio
di Provinsi Bengkulu September 2018 – September 2019 26
Tabel 2.9. Realisasi Indikator Makro Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2019 28 Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Tabel 3.1 Pendapatan dan Belanja Negara di Provinsi Bengkulu Tahun 2018 s.d. 2019 29 Tabel 3.2 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat
Provinsi Bengkulu 2017-2019 30
Tabel 3.3 Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat per Jenis PNBP
Tingkat Provinsi Bengkulu, Tahun 2017-2019 33
Tabel 3.4 Sumber Pendapatan Terbesar di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 33 Tabel 3.5 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran
di Provinsi Bengkulu 35
Tabel 3.6 Tabel 3.6 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Di Provinsi Bengkulu 36
Tabel 3.7 Alokasi Anggaran Fungsi Pendidikan di Provinsi Bengkulu 37
Tabel 3.8 Perkembangan Capaian Indikator Pendidikan di Bengkulu 37
Tabel 3.9 Alokasi Anggaran Fungsi Kesehatan di Provinsi Bengkulu 38
Tabel 3.10 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja Di Provinsi Bengkulu 38 Tabel 3.11 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Dana Transfer Bengkulu, Tahun 2017-2019 39 Tabel 3.12 Perbandingan Alokasi Dana Transfer Ke Daerah Terhadap
Indikator Fiskal Di Bengkulu, Tahun 2017 s.d. 2019 40
Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Lingkup Wilayah
Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 2019 40
Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Dana Bagi Hasil Lingkup Wilayah
Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 2019 41
Tabel 3.15 Pagu dan Realisasi DAK Non Fisik Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 201 43 Tabel 3.16 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 43
Tabel 3.17 Pagu dan Realisasi Dana Desa Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 44
Tabel 3.18 Pagu dan Realisasi Dana Desa Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 - 2019 44
Tabel 3.19 Pagu dan Realisasi Dana DesaLingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 45
Tabel 3.20 Penerimaan Negara Tahun 2018 s.d. 2019 45
Tabel 3.21 Pengeluaran Negara Tahun 2018 s.d. 2019 46
Tabel 3.22 Surplus (Defisit) Provinsi Bengkulu Tahun 2018 s.d. 2019 46 Tabel 3.23 Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat di Bengkulu Tahun 2019 47
Tabel 3.24 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU Di Bengkulu 47
Tabel 3.25 Perkembangan Pagu Satker BLU Di Bengkulu 47
Tabel 3.26 Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Bengkulu, Tahun 2017-2019 48 Tabel 3.27 Profil dan Jenis Layanan Satker Pengelola PNBP Bengkulu Tahun 2019 49
Tabel 3.28 Potensi satker PNBP menjadi Satker BLU Tahun 2018 50
Tabel 3.29 Profil Penerusan Pinjaman Provinsi Bengkulu 50
Tabel 3.30 Penyaluran Kredit Program Berdasarkan Sektor Penyaluran
di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 51
Tabel 3.31 Realisasi Penyaluran KUR dan Kredit Ultra Mikro (Umi) Per 31 Desember 2019 51 Tabel 3.32 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Pendidikan Tahun 2019 52 Tabel 3.33 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Kesehatan Tahun 2019 53 Tabel 3.34 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Infrastruktur Tahun 2019 55 Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Tabel 4.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bengkulu s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 56 Tabel 4.2 Pagu dan Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Bengkulu
s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 57
Tabel 4.3 Perkembangan Ruang Fiskal Pemda Lingkup Bengkulu 60
Tabel 4.4 Perbandingan Pendapatan Daerah dengan PDRB 64
Tabel 4.5 Perbandingan PAD dengan Belanja Daerah 64
Tabel 4.6 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 65
Tabel 4.7 Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Pemda
Lingkup Bengkulu s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 66
Tabel 4.8 Realisasi Belanja Daerah Per Jenis Belanja Lingkup Provinsi Bengkulu s.d.
Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 67
Tabel 4.9 Perbandingan Belanja Pegawai dengan Total Belanja 68
Tabel 4.10 Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah 70
Tabel 4.11 Nilai Rasio Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah 72
Tabel 4.12 Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu 74
Tabel 4.13 Peta Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu 74
Tabel 4.14 Anggaran Pendidikan Bersumber dari APBD 74
Tabel 4.15 Output DAK Fisik Bidang Pendidikan 75
Tabel 4.16 Penyaluran dan Realisasi Capaian Output DAK Fisik Bidang
Pendidikan Tahun Anggaran 2019 75
Tabel 4.17 Output Dana Desa dalam Bidang Pendidikan 76
Tabel 4.18 Penggunaan APBD dalam Bidang Kesehatan 77
Tabel 4.19 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari APBD 77 Tabel 4.20 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari DAK Fisik 77 Tabel 4.21 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari Dana Desa 77
Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan APBD) Tabel 5.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian
Tingkat Wilayah Provinsi Bengkulu 78
Tabel 5.2 Pendapatan Perpajakan Konsolidasian terhadap PDRB 81
Tabel 5.3 Realisasi Pendapatan Konsolidaian Terhadap PDRB 81
Tabel 5.4 Rasio Belanja Operasi Provinsi BengkuluTahun 2018 dan 2019 83 Tabel 5.5 Rasio Belanja Pemerintah Umum terhadap Jumlah Penduduk 84
Tabel 5.6 Perbandingan Surplus/Defisit Terhadap PDRB 85
Tabel 5.7 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah
Provinsi Bengkulu Tahun 2019 85
Tabel 5.8 Rasio Laporan Operasional terhadap PDRB 85
Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Tabel 6.1 Data PDRB Provinsi Bengkulu Berdasarkan Lapangan
Usaha ADHK 2010 Tahun 2015 - 2019 87
Tabel 6.2 Data PDB Indonesia Berdasarkan Lapangan Usaha ADHK 2010
Tahun 2015 - 2019 88
Tabel 6.3 LQ Berdasarkan Lapangan Usaha pada
Provinsi Bengkulu Tahun 2015 - 2019 88
Bab VII Sinergi dan Konvergensi Penanggulangan Stunting
Tabel 7.1 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019:
Intervensi Gizi Spesifik 97
Tabel 7.2 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019:
Intervensi Gizi Sensitif 98
Tabel 7.3 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019: Pendampingan, Koordinasi dan
Dukungan Teknis 99
Tabel 7.4 Alokasi Dana Transfer dan Dana Desa untuk Mendukung
Program Prioritas Nasional Penurunan Stunting pada Pemerintah
Daerah di Provinsi Bengkulu TA 2019 100
Tabel 7.5 Konvergensi Pendanaan Lintas Bidang Penanggulangan Stunting
Provinsi Bengkulu TA 2019 104
Tabel 7.6 Pagu dan Realisasi DAK Penugasan Kesehatan TA 2019
Subbidang Penanggulangan Stunting 106
Tabel 7.7 Realisasi Belanja dan Capaian Output Dana Desa Yang
Mendukung Program Pengentasan Stunting Di Provinsi Bengkulu TA 2019 111 Tabel 7.8 Penanganan Stunting Intervensi Gizi Spesifik Melalui APBD 114 Tabel 7.9 Penanganan Stunting Intervensi Gizi Sensitif Melalui APBD 114
Tahun 2018-2019 7
Tabel 2.3 Perkembangan Investasi di Provinsi Bengkulu 9
Tabel 2.4 PDRB Provinsi Bengkulu ADHK Dari Sisi Penawaran 2018-2019 14 Tabel 2.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dengan PDRB, Investasi dan Inflasi
di Prov. Bengkulu Tahun 2015-2019 21
Tabel 2.6 IPM Menurut Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 23 Tabel 2.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Prov. Bengkulu Periode Sept 2016 – Sept 2019 24
Tabel 2.8 Distribusi Pengeluaran Penduduk Per Kapita dan Gini Ratio
di Provinsi Bengkulu September 2018 – September 2019 26
Tabel 2.9. Realisasi Indikator Makro Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2019 28 Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Tabel 3.1 Pendapatan dan Belanja Negara di Provinsi Bengkulu Tahun 2018 s.d. 2019 29 Tabel 3.2 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat
Provinsi Bengkulu 2017-2019 30
Tabel 3.3 Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat per Jenis PNBP
Tingkat Provinsi Bengkulu, Tahun 2017-2019 33
Tabel 3.4 Sumber Pendapatan Terbesar di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 33 Tabel 3.5 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran
di Provinsi Bengkulu 35
Tabel 3.6 Tabel 3.6 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Di Provinsi Bengkulu 36
Tabel 3.7 Alokasi Anggaran Fungsi Pendidikan di Provinsi Bengkulu 37
Tabel 3.8 Perkembangan Capaian Indikator Pendidikan di Bengkulu 37
Tabel 3.9 Alokasi Anggaran Fungsi Kesehatan di Provinsi Bengkulu 38
Tabel 3.10 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja Di Provinsi Bengkulu 38 Tabel 3.11 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Dana Transfer Bengkulu, Tahun 2017-2019 39 Tabel 3.12 Perbandingan Alokasi Dana Transfer Ke Daerah Terhadap
Indikator Fiskal Di Bengkulu, Tahun 2017 s.d. 2019 40
Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Lingkup Wilayah
Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 2019 40
Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Dana Bagi Hasil Lingkup Wilayah
Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 2019 41
Tabel 3.15 Pagu dan Realisasi DAK Non Fisik Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 201 43 Tabel 3.16 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 43
Tabel 3.17 Pagu dan Realisasi Dana Desa Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 44
Tabel 3.18 Pagu dan Realisasi Dana Desa Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 - 2019 44
Tabel 3.22 Surplus (Defisit) Provinsi Bengkulu Tahun 2018 s.d. 2019 46 Tabel 3.23 Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat di Bengkulu Tahun 2019 47
Tabel 3.24 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU Di Bengkulu 47
Tabel 3.25 Perkembangan Pagu Satker BLU Di Bengkulu 47
Tabel 3.26 Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Bengkulu, Tahun 2017-2019 48 Tabel 3.27 Profil dan Jenis Layanan Satker Pengelola PNBP Bengkulu Tahun 2019 49
Tabel 3.28 Potensi satker PNBP menjadi Satker BLU Tahun 2018 50
Tabel 3.29 Profil Penerusan Pinjaman Provinsi Bengkulu 50
Tabel 3.30 Penyaluran Kredit Program Berdasarkan Sektor Penyaluran
di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 51
Tabel 3.31 Realisasi Penyaluran KUR dan Kredit Ultra Mikro (Umi) Per 31 Desember 2019 51 Tabel 3.32 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Pendidikan Tahun 2019 52 Tabel 3.33 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Kesehatan Tahun 2019 53 Tabel 3.34 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Infrastruktur Tahun 2019 55 Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Tabel 4.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bengkulu s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 56 Tabel 4.2 Pagu dan Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Bengkulu
s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 57
Tabel 4.3 Perkembangan Ruang Fiskal Pemda Lingkup Bengkulu 60
Tabel 4.4 Perbandingan Pendapatan Daerah dengan PDRB 64
Tabel 4.5 Perbandingan PAD dengan Belanja Daerah 64
Tabel 4.6 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 65
Tabel 4.7 Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Pemda
Lingkup Bengkulu s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 66
Tabel 4.8 Realisasi Belanja Daerah Per Jenis Belanja Lingkup Provinsi Bengkulu s.d.
Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 67
Tabel 4.9 Perbandingan Belanja Pegawai dengan Total Belanja 68
Tabel 4.10 Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah 70
Tabel 4.11 Nilai Rasio Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah 72
Tabel 4.12 Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu 74
Tabel 4.13 Peta Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu 74
Tabel 4.14 Anggaran Pendidikan Bersumber dari APBD 74
Tabel 4.15 Output DAK Fisik Bidang Pendidikan 75
Tabel 4.16 Penyaluran dan Realisasi Capaian Output DAK Fisik Bidang
Pendidikan Tahun Anggaran 2019 75
Tabel 4.17 Output Dana Desa dalam Bidang Pendidikan 76
Tabel 4.18 Penggunaan APBD dalam Bidang Kesehatan 77
Tabel 4.19 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari APBD 77 Tabel 4.20 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari DAK Fisik 77 Tabel 4.21 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari Dana Desa 77
Tabel 5.3 Realisasi Pendapatan Konsolidaian Terhadap PDRB 81
Tabel 5.4 Rasio Belanja Operasi Provinsi BengkuluTahun 2018 dan 2019 83 Tabel 5.5 Rasio Belanja Pemerintah Umum terhadap Jumlah Penduduk 84
Tabel 5.6 Perbandingan Surplus/Defisit Terhadap PDRB 85
Tabel 5.7 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah
Provinsi Bengkulu Tahun 2019 85
Tabel 5.8 Rasio Laporan Operasional terhadap PDRB 85
Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Tabel 6.1 Data PDRB Provinsi Bengkulu Berdasarkan Lapangan
Usaha ADHK 2010 Tahun 2015 - 2019 87
Tabel 6.2 Data PDB Indonesia Berdasarkan Lapangan Usaha ADHK 2010
Tahun 2015 - 2019 88
Tabel 6.3 LQ Berdasarkan Lapangan Usaha pada
Provinsi Bengkulu Tahun 2015 - 2019 88
Bab VII Sinergi dan Konvergensi Penanggulangan Stunting
Tabel 7.1 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019:
Intervensi Gizi Spesifik 97
Tabel 7.2 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019:
Intervensi Gizi Sensitif 98
Tabel 7.3 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019: Pendampingan, Koordinasi dan
Dukungan Teknis 99
Tabel 7.4 Alokasi Dana Transfer dan Dana Desa untuk Mendukung
Program Prioritas Nasional Penurunan Stunting pada Pemerintah
Daerah di Provinsi Bengkulu TA 2019 100
Tabel 7.5 Konvergensi Pendanaan Lintas Bidang Penanggulangan Stunting
Provinsi Bengkulu TA 2019 104
Tabel 7.6 Pagu dan Realisasi DAK Penugasan Kesehatan TA 2019
Subbidang Penanggulangan Stunting 106
Tabel 7.7 Realisasi Belanja dan Capaian Output Dana Desa Yang
Mendukung Program Pengentasan Stunting Di Provinsi Bengkulu TA 2019 111 Tabel 7.8 Penanganan Stunting Intervensi Gizi Spesifik Melalui APBD 114 Tabel 7.9 Penanganan Stunting Intervensi Gizi Sensitif Melalui APBD 114
Tahun 2018-2019 7
Tabel 2.3 Perkembangan Investasi di Provinsi Bengkulu 9
Tabel 2.4 PDRB Provinsi Bengkulu ADHK Dari Sisi Penawaran 2018-2019 14 Tabel 2.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dengan PDRB, Investasi dan Inflasi
di Prov. Bengkulu Tahun 2015-2019 21
Tabel 2.6 IPM Menurut Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 23 Tabel 2.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Prov. Bengkulu Periode Sept 2016 – Sept 2019 24
Tabel 2.8 Distribusi Pengeluaran Penduduk Per Kapita dan Gini Ratio
di Provinsi Bengkulu September 2018 – September 2019 26
Tabel 2.9. Realisasi Indikator Makro Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2019 28 Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Tabel 3.1 Pendapatan dan Belanja Negara di Provinsi Bengkulu Tahun 2018 s.d. 2019 29 Tabel 3.2 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat
Provinsi Bengkulu 2017-2019 30
Tabel 3.3 Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat per Jenis PNBP
Tingkat Provinsi Bengkulu, Tahun 2017-2019 33
Tabel 3.4 Sumber Pendapatan Terbesar di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 33 Tabel 3.5 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran
di Provinsi Bengkulu 35
Tabel 3.6 Tabel 3.6 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Di Provinsi Bengkulu 36
Tabel 3.7 Alokasi Anggaran Fungsi Pendidikan di Provinsi Bengkulu 37
Tabel 3.8 Perkembangan Capaian Indikator Pendidikan di Bengkulu 37
Tabel 3.9 Alokasi Anggaran Fungsi Kesehatan di Provinsi Bengkulu 38
Tabel 3.10 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja Di Provinsi Bengkulu 38 Tabel 3.11 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Dana Transfer Bengkulu, Tahun 2017-2019 39 Tabel 3.12 Perbandingan Alokasi Dana Transfer Ke Daerah Terhadap
Indikator Fiskal Di Bengkulu, Tahun 2017 s.d. 2019 40
Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Lingkup Wilayah
Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 2019 40
Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Dana Bagi Hasil Lingkup Wilayah
Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 2019 41
Tabel 3.15 Pagu dan Realisasi DAK Non Fisik Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 – 201 43 Tabel 3.16 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 43
Tabel 3.17 Pagu dan Realisasi Dana Desa Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 – 2019 44
Tabel 3.18 Pagu dan Realisasi Dana Desa Lingkup Wilayah Provinsi Bengkulu
Tahun 2018 - 2019 44
Tabel 3.22 Surplus (Defisit) Provinsi Bengkulu Tahun 2018 s.d. 2019 46 Tabel 3.23 Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat di Bengkulu Tahun 2019 47
Tabel 3.24 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU Di Bengkulu 47
Tabel 3.25 Perkembangan Pagu Satker BLU Di Bengkulu 47
Tabel 3.26 Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Bengkulu, Tahun 2017-2019 48 Tabel 3.27 Profil dan Jenis Layanan Satker Pengelola PNBP Bengkulu Tahun 2019 49
Tabel 3.28 Potensi satker PNBP menjadi Satker BLU Tahun 2018 50
Tabel 3.29 Profil Penerusan Pinjaman Provinsi Bengkulu 50
Tabel 3.30 Penyaluran Kredit Program Berdasarkan Sektor Penyaluran
di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 51
Tabel 3.31 Realisasi Penyaluran KUR dan Kredit Ultra Mikro (Umi) Per 31 Desember 2019 51 Tabel 3.32 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Pendidikan Tahun 2019 52 Tabel 3.33 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Kesehatan Tahun 2019 53 Tabel 3.34 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Infrastruktur Tahun 2019 55 Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Tabel 4.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bengkulu s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 56 Tabel 4.2 Pagu dan Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Bengkulu
s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 57
Tabel 4.3 Perkembangan Ruang Fiskal Pemda Lingkup Bengkulu 60
Tabel 4.4 Perbandingan Pendapatan Daerah dengan PDRB 64
Tabel 4.5 Perbandingan PAD dengan Belanja Daerah 64
Tabel 4.6 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 65
Tabel 4.7 Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Pemda
Lingkup Bengkulu s.d. Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 66
Tabel 4.8 Realisasi Belanja Daerah Per Jenis Belanja Lingkup Provinsi Bengkulu s.d.
Akhir Tahun 2018 dan Tahun 2019 67
Tabel 4.9 Perbandingan Belanja Pegawai dengan Total Belanja 68
Tabel 4.10 Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah 70
Tabel 4.11 Nilai Rasio Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah 72
Tabel 4.12 Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu 74
Tabel 4.13 Peta Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu 74
Tabel 4.14 Anggaran Pendidikan Bersumber dari APBD 74
Tabel 4.15 Output DAK Fisik Bidang Pendidikan 75
Tabel 4.16 Penyaluran dan Realisasi Capaian Output DAK Fisik Bidang
Pendidikan Tahun Anggaran 2019 75
Tabel 4.17 Output Dana Desa dalam Bidang Pendidikan 76
Tabel 4.18 Penggunaan APBD dalam Bidang Kesehatan 77
Tabel 4.19 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari APBD 77 Tabel 4.20 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari DAK Fisik 77 Tabel 4.21 Penggunaan Anggaran Bidang Infrastruktur bersumber dari Dana Desa 77
Tabel 5.3 Realisasi Pendapatan Konsolidaian Terhadap PDRB 81
Tabel 5.4 Rasio Belanja Operasi Provinsi BengkuluTahun 2018 dan 2019 83 Tabel 5.5 Rasio Belanja Pemerintah Umum terhadap Jumlah Penduduk 84
Tabel 5.6 Perbandingan Surplus/Defisit Terhadap PDRB 85
Tabel 5.7 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah
Provinsi Bengkulu Tahun 2019 85
Tabel 5.8 Rasio Laporan Operasional terhadap PDRB 85
Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Tabel 6.1 Data PDRB Provinsi Bengkulu Berdasarkan Lapangan
Usaha ADHK 2010 Tahun 2015 - 2019 87
Tabel 6.2 Data PDB Indonesia Berdasarkan Lapangan Usaha ADHK 2010
Tahun 2015 - 2019 88
Tabel 6.3 LQ Berdasarkan Lapangan Usaha pada
Provinsi Bengkulu Tahun 2015 - 2019 88
Bab VII Sinergi dan Konvergensi Penanggulangan Stunting
Tabel 7.1 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019:
Intervensi Gizi Spesifik 97
Tabel 7.2 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019:
Intervensi Gizi Sensitif 98
Tabel 7.3 Belanja Penanganan Stunting Tahun Anggaran 2019: Pendampingan, Koordinasi dan
Dukungan Teknis 99
Tabel 7.4 Alokasi Dana Transfer dan Dana Desa untuk Mendukung
Program Prioritas Nasional Penurunan Stunting pada Pemerintah
Daerah di Provinsi Bengkulu TA 2019 100
Tabel 7.5 Konvergensi Pendanaan Lintas Bidang Penanggulangan Stunting
Provinsi Bengkulu TA 2019 104
Tabel 7.6 Pagu dan Realisasi DAK Penugasan Kesehatan TA 2019
Subbidang Penanggulangan Stunting 106
Tabel 7.7 Realisasi Belanja dan Capaian Output Dana Desa Yang
Mendukung Program Pengentasan Stunting Di Provinsi Bengkulu TA 2019 111 Tabel 7.8 Penanganan Stunting Intervensi Gizi Spesifik Melalui APBD 114 Tabel 7.9 Penanganan Stunting Intervensi Gizi Sensitif Melalui APBD 114
Gambar 2.1. IPM Menurut Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2018 22 Gambar 6.1 Pembukaan “Ken Durian Festival 2019” di Desa Lemeu Kab. Lebong 90
Bengkulu merupakan salah satu Provinsi di pulau Sumatera yang berpenduduk sekitar 2 juta. Perekonomian bengkulu termasuk kecil di Wilayah Sumatera yang mempunyai Produk Domestik regional bruto pada tahun 2019 sebesar Rp72 triliiun. Masyarakat Bengkulu sebagian besar mempunyai mata pencaharian dalam bidang pertanian dan perkebunan. Provinsi Bengkulu mempunyai misi Terwujudnya Bengkulu yang Maju, Sejahtera, Bermartabat dan Berdaya Saing. Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang diemban lima tahun ke depan antara lain.
a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yan berorientasi pada pelayanan publik;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan;
c. Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis;
d. Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal;
e. Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing;
f. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, untuk meningkatnya kualitas dan kuantitas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
g. Meningkatkan daya saing kepemudaan dan keolahragaan;
h. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, dan demokratis.
Untuk mewujudkan visi misi tersebut, Provinsi Bengkulu mempunyai beberapa tantangan antara lain: a. Produktivitas pertanian yang rendah
b. Tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi c. Kualitas sumber daya manusia yang rendah d. Akses daerah yang terpinggirkan
Perekonomian Bengkulu sepanjang tahun 2019 mampu tumbuh 4,96 persen (c on c) lebih rendah dari tingkat nasional yang mencapai 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi Bengkulu menurut pengeluaran didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, Investasi masih ditopang dari industri perkebunan, kelistrikan, perdagangan besar hasil pertanian dan perhotelan. Sementara menurut lapangan usaha didorong oleh Perdagangan besar dan eceran dan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan.
Inflasi Tahun 2019 di Bengkulu sebesar 2,91 persen lebih tinggi dari tingkat nasional yang mencapai 2,72. Tingkat inflasi ini disebabkan oleh andil kenaikan kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sedangkan yang menahan terjadinya inflasi adalah kelompok dan kelompok jasa transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Indikator Kesejahteraan Bengkulu pada tahun 2018 yang diukur melalui Indeks Pembangunan sebesar 70,64. Status pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu pada tahun 2018 masuk dalam kategori “tinggi” dan mengalami peningkatan sebesar 0,69 poin dari tahun 2017. Sementara tingkat kemiskinan mengalami peningkatan dari 15,41 Persen pada September 2018 menjadi 15,91 Persen pada September 2019. Tingkat Pengangguran mengalami penurunan dari 5,34 Persen pada Agustus 2018 menjadi 5,28 Persen pada Agustus 2019. Indikator IPM dan tingkat kemiskinan meskipun lebih baik namun belum dapat mengejar pertumbuhan di tingkat nasional. Sementara indikator gini rasio memperlihatkan lebih baik dari tingkat nasional yaitu sebesar 0,329.
Indikator Makro ekonomi di Bengkulu apabila dibandingkan dengan target yang ada dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Belanja Daerah (KUA) tahun 2019 Provinsi Bengkulu, semuanya tidak terpenuhi kecuali tingkat inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,20 persen terealisasi 4,96 persen sementara tingkat kemiskinan dengan target 14,40 persen terealisasi 14,91 persen dan tingkat pengangguran dengan target 3,21 persen terealisasi 3,39 persen. Untuk Indeks Pembangunan Manusia dengan target 71,36 persen terealisasi 70,64 persen.
Pendapatan negara tahun 2019 mencapai Rp2.226,36 miliar tumbuh 1,18 Persen dari tahun 2018 dengan realisasi sebesar Rp2.200,05 miliar. Pendapatan ini disumbangkan dari penerimaan pajak sebesar Rp1.826,20 miliar dan Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp400,16 miliar. Sementara realisasi belanja mencapai Rp15.197,69 miliar atau meningkat 7,26 Persen dari tahun 2018 dengan realisasi sebesar Rp14.168,47 miliar. Realisasi ini disumbangkan oleh belanja pemerintah pusat sebesar Rp4.576,96 miliar dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp10.620,72 miliar.
Realisasi Pendapatan APBD secara agregat sampai dengan akhir tahun 2019 mencapai Rp12,24 triliun atau tumbuh 7,90 persen dibandingkan tahun 2018. Peningkatan pendapatan ini disumbangkan oleh Dana Transfer dari Pusat yang mengalami kenaikan sebesar 8,21 persen, dan Lain-lain Pendapatan yang sah mampu tumbuh 4931,68 persen. Sementara PAD mengalami penurunan 1,20 persen.
Capaian belanja dan transfer secara agregat sampai dengan akhir tahun 2019 sebesar Rp12.48 triliun, atau mengalami peningkatan 9,76 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2018. Peningkatan ini
didorong oleh transfer pemerintah daerah mengalami peningkatan 4,99 persen, dan belanja daerah yang meningkat 10,59 persen. Peningkatan belanja daerah dipengaruhi oleh belanja langsung yang meningkat 2,04 Persen dan belanja tidak langsung yang mampu meningkat 18,92 persen.
Secara keseluruhan APBN dan APBD di Bengkulu memberikan andil sebesar 19,23 Persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu. Andil APBN dan APBD di wilayah bengkulu tersebut berupa program dan output kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2019. Output kegiatan tersebut dalam bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Penerima Bantuan Operasional Sekolah lingkup kementerian agama sebanyak 43.943 siswa sebesar Rp48,23 miliar
2. Bantuan Operasional Kesehatan sebesar Rp335.70 miliar
3. Penanganan stunting terhadap 20 lokus desa masing-masing 10 desa di Kabupaten Kaur dan 10 Desa di Kabupaten Bengkulu Utara.
4. Pembangunan dan pemeliharaan jalan sebesar Rp349,98 miliar. 5. Pembangunan dan penggantian jembatan sebesar Rp212,54 miliar.
Terkait dengan output penanganan stunting, Provinsi Bengkulu telah mendapatkan pembiayaan melalui APBN dan APBD (DAK Fisik, Dana Desa, APBD Murni). Terhadap pelaksanaan penanganan stunting di Bengkulu, Kanwil DJPb telah melakukan FGD dan survey langsung ke lapangan. Hasil dari FGD dan survey tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Belum ada leading sector dalam penanganan stunting di Bengkulu sehingga belum ada yang mengkoordinasikan semua sumber pembiayaan untuk menangani stunting secara spesifik. 2. Dalam penentuan lokus stunting juga belum tepat, hal ini berdasarkan survey di desa Cucupan
yang hanya terdapat 3 balita penderita stunting yang saat ini sudah tidak dapat dikategorikan balita stunting.
3. Satuan Kerja dan Organsasi Perangkat Daerah telah menangani stunting sesuai dengan tupoksinya, namun belum ada sinergi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kegiatan diantaranya pemberian bibit ayam kepada desa yang merupakan lokus stunting oleh Dinas Ketahanan Pangan, namun tidak desa tidak mendapatkan pendampingan dari dinas peternakan dalam memelihara ayam tersebut.
4. APBN, APBD dan Dana Desa yang merupakan pembiayaan utama dalam penganan stunting, telah memberikan output yang jelas sesuai dengan rencana masing-masing satuan kerja atau organisasi perangkat daerah, namun sasarannya belum tepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembuatan sarana air bersih di desa Cucupan, padahal PDAM telah masuk dalam daerah tersebut.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia serta menurunkan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran maka dapat direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai berikut :
1. Pemanfaatan Dana Transfer Pemerintah berupa penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa untuk lebih menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat dengan menggunakan potensi setempat, Serta dapat memanfaatkan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Ultra Mikro untuk mengembangkan kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti Kopi. 2. Memanfaatkan Dana Desa untuk Penguatan kelembagaan petani melalui optimalisasi BUMDes
sebagai pusat produksi dan distribusi pangan.
3. Pembangunan infrastruktur berkelanjutan khususnya pada sektor pertanian dan pariwisata dengan memanfaatkan pembiayaan yang komprehensif antara APBN dan APBD. Pemerintah daerah dapat mengusulkan melalui DAK Fisik rencana kegiatan yang dapat menggerakkan sektor Pertanian dan Pariwisata. Rencana kegiatan tersebut berupa akses jalan ke sentra pertanian dan pariwisata, Pengadaan sarana prasarana peralatan pertanian dan sarana prasarana pariwisata.
4. Mendorong investasi di wilayah Bengkulu dengan cara menawarkan kepada investor untuk mengolah sumber daya alam terutama dalam sektor pertanian. Pengembangan dan pengolahan kopi Bengkulu dapat menjadi pintu masuknya investasi.
5. Memanfaatkan APBN dan APBD untuk meningkatkan kompetensi SDM, yaitu dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak Bengkulu, terutama untuk jenjang perguruan tinggi.
Terkait dengan penanganan stunting dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlu ditunjuk Bappeda sebaga leading sektor penanggulangan stunting untuk mengkoordinasikan semua instansi pemerintah di daerah, baik vertikal maupun OPD sampai dengan penentuan lokasi prioritas penanggulangan stunting dan kegiatan yang akan dilakukan;
2. Perlu dilaksanakan rapat koordinasi secara berkala sehingga apabila di suatu daerah telah baik sarana dan prasarana, pendidikan masyarakat dan lingkungannya, alokasi yang ada di K/L dan OPD agar dilakukan revisi lokasi kegiatannya supaya terjadi pemerataan dan sesuai dengan kebutuhan;
3. Selanjutnya Gubernur yang merupakan wakil Pemerintah Pusat di Daerah dapat mensinergikan sumber daya pembiayaan dari APBN, APBD dan Dana Desa untuk lebih fokus dalam penanganan stunting.
1.1. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintahan memiliki tujuan utama untuk mewujudkan peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Hal ini juga sejalan dengan penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Bengkulu yang memiliki visi untuk mewujudkan Bengkulu yang maju, sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing tinggi. Oleh sebab itu, untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan visi tersebut maka diperlukan pendanaan yang bersumber dari pendapatan negara maupun pengalokasian anggaran belanja baik yang berasal dari APBN maupun APBD. Sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Nomor 17 Tahun 2003, pemegang kekuasaan tertinggi pengelola keuangan negara adalah Presiden, sedangkan di daerah adalah Gubernur/Bupati/Walikota, oleh karena itu dalam tataran implementasi kebijakan fiskal di daerah, diperlukan sinergi dan harmonisasi kebijakan serta pengelolaan keuangan pusat dan daerah agar tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Kebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dan kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan daerah dalam memastikan efektifitasnya. Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi, maka kebijakan fiskal Pemerintah Daerah yang efektif diharapkan mampu meningkatkan perbaikan dan kualitas indikator-indikator ekonomi makro dan kesejahteraan di Provinsi Bengkulu. Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah harus memetakan terlebih dahulu tantangan-tantangan daerah yang dihadapi baik dari sisi ekonomi, sosial-kependudukan, serta tantangan wilayahnya, sehingga intervensi kebijakan fiskal melalui program prioritas dapat secara langsung menjawab tantangan yang dihadapi.
1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
1.2.1. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan dalam lima tahun ke depan yaitu terwujudnya Bengkulu yang Maju, Sejahtera, Bermartabat dan Berdaya Saing. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang diemban lima tahun ke depan antara lain:
a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yan berorientasi pada pelayanan publik;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan;
c. Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan strategis;
d. Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan SDA serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal;
e. Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing; f. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
g. Meningkatkan daya saing kepemudaan dan keolahragaan;
h. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, dan demokratis.
1.2.2. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Pada penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Bengkulu, RKPD berisi tentang sasaran pembangunan daerah serta program-program strategis pemda yang akan didanai dari APBD maupun dukungan pemerintah pusat melalui APBN. Program-program strategis yang didanai oleh APBD maupun APBN yang tercantum dalam RKPD Provinsi Bengkulu:
a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan akuntabel melalui reformasi tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik yaitu intensifikasi pengaduan masyarakat, pembinaan serta pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur daerah;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan melalui pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; serta perlindungan dan jaminan sosial;
c. Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis melalui program pembinaan dan pengembangan ketenagalistrikan; peningkatan produksi pertanian/perkebunan; serta pengembangan perumahan;
d. Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal dengan peningkatan promosi dan kerjasama investasi; peningkatan produksi pertanian/perkebunan; serta pengolahan dan pemasaran hasil produksi;
e. Mewujudkan pembangunan kemaritiman yang integratif dan berdaya saing, yakni pengembangan destinasi pariwisata; pengembangan perikanan tangkap; serta peningkatan saranan dan prasarana perhubungan;
f. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, meningkatkan daya saing kepemudaan dan keolahragaan melalui program peningkatan peran serta kesetaraan gender dalam pembangunan; penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan
g. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, dan demokratis, melalui program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda; program peningkatan peran serta kepemudaan; serta program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga;.
h. Mewujudkan masyarakat Bengkulu yang agamis, berbudaya, dan demokratis dengan strategipengembangan wawasan kebangsaan dan pendidikan politik masyarakat.
1.3. TANTANGAN DAERAH 1.3.1. Tantangan Ekonomi Daerah
Tantangan ekonomi daerah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Bengkulu merupakan masalah/kendala bagi Provinsi Bengkulu dalam mengakselerasi perekonomian di daerah. Tantangan tersebut antara lain:
a. Pembangunan ekonomi meskipun telah menghasilkan berbagai kemajuan, masih jauh dari cita-citanya untuk mewujudkan perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Persaingan ekonomi secara global baik regional, nasional maupun internasional akan terjadi pada tahun 2025. Oleh karena itu, tantangan besar pada 20 tahun yang akan datang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkualitas secara berkelanjutan untuk mewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketertinggalan dari provinsi lain yang lebih maju.
b. Perekonomian masyarakat Provinsi Bengkulu bertumpu pada kegiatan pertanian rakyat di perdesaan dengan produktivitas yang rendah. Dua faktor utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas sektor pertanian adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kurangnya infrastruktur baik fisik (sarana dan prasarana produksi, transportasi dan komunikasi) maupun non fisik (kelembagaan pemasaran). Rendahnya Produktivitas sektor pertanian secara keseluruhan berakibat pada tingginya tingkat kemiskinan masyarakat di perdesaan. Basis kekuatan ekonomi yang masih banyak mengandalkan upah tenaga kerja yang murah dan ekspor bahan mentah dari eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan, ke depan perlu diubah menjadi perekonomian yang mengandalkan produk yang mempunyai nilai tambah sehingga ekspor bahan mentah bias dikurangi dan beralih ke ekspor barang jadi. Oleh karena itu, pembangunan perlu difokuskan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang menyebabkan rendahnya produktivitas dan meraih nilai tambah produk di sektor pertanian.
diturunkan. Seiring dengan proses industrialisasi, sebagian tenaga kerja manusia di sektor pertanian dapat diganti dengan mesin melalui program mekanisme pertanian. Dengan demikian, produktivitas di sektor pertanian khususnya subsektor pertanian primer diharapkan meningkat pada kurun waktu 20 tahun ke depan. Sisa tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 42,74% harus disalurkan pada subsektor pertanian sekunder (industri pengolahan hasil pertanian), subsektor pertanian tersier (pemasaran produk pertanian), dan sektor-sektor lain di luar pertanian seperti industri dan jasa.
1.3.2. Tantangan Sosial Kependudukan
Kondisi/gambaran sosial kependudukan regional yang memiliki potensi baik yang akan menjadi keuntungan/penyokong maupun yang akan menjadi masalah/kendala bagi suatu daerah. Pembangunan bidang sosial budaya dan keragaman terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat Provinsi Bengkulu. Kondisi kehidupan masyarakat dapat tercermin pada aspek kuantitas dan struktur umur penduduk serta kualitas penduduk, seperti pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yaitu 2,94% per tahun yang akan menjadi tekanan besar pada tahun 2025. Diperkirakan parameter kependudukan akan mengalami perbaikan yaitu meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan peningkatan gizi masyarakat maka perlu diimbangi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
b. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia Bengkulu yang diukur dengan tingkat gizi rendah, pendidikan rendah, kesenjangan pendidikan antara daerah kota dan kabupaten serta antara penduduk yang kaya dengan penduduk miskin menyebabkan daya saing tenaga kerja Bengkulu masih rendah.
c. Banyaknya anak usia pendidikan dasar (7-15 tahun) tidak mengikuti pendidikan SD/Mi dan SMP/MTs disebabkan oleh kondisi faktual di kabupaten-kabupaten dalam wilyah Provinsi Bengkulu masih termasuk daerah tertinggal.
d. Tantangan di bidang pembangunan perempuan dan anak antara lain meningkatnya tuntunan kualitas dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan. Pembangunan pemberdayaan perempuan, kependudukan dan keluarga, peningkatan kesejahteraan sosial perlu lebih ditingkatkan. Hal ini seiring dengan meningkatnya persentase pengangguran terbuka pada penduduk lebih tinggi daripada tingkat pengangguran pada laki-laki. Perempuan juga masih mengalami berbagai bentuk praktek diskriminasi dalam hal partisipasi kerja, sistem promosi dan penggajian.
e. Kualitas pemuda di Provinsi Bengkulu ini masih rendah. Sebagian para pemuda kurang memiliki keterampilan hidup fungsional, kurang memiliki sikap mental Wira Usaha, serta rendahnya minat pemuda untuk tinggal di desa.
f. Indikator lainnya kualitas SDM adalah moral yang sehat dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan agama, secara kuantitas bagi seluruh anak didik telah mendapat pendidikan agama.
1.3.3. Tantangan Geografi Wilayah
Tantangan pada peyelenggaraan pemerintahan Provinsi Bengkulu meliputi kondisi geografis regional yang dapat mejadi faktor pendorong maupun menjadi penghambat perkembangan ekonomi. Tantangan-tantangan tersebut antara lain :
a. Konflik perbatasan antar wilayah, antar provinsi maupun antar kabupaten/kota; b. Interaksi kawasan pantai timur dan pantai barat melalui sistem jaringan transportasi yang
handal;
c. Pengembangan komoditas unggulan wilayah yang handal melalui kerjasama pengelolaan dan pemasaran melalui konsep regional management;
d. Pengembangan akses bagi daerah terisolir dan pulau-pulau kecil di pesisir barat dan timur sebagai sentra produksi perikanan, pariwisata dan migas ke pusat industri pengolahan.
e. Mempertahankan kawasan lindung sebesar 40% dari luas Pulau Sumatera dan memperoleh manfaat dari pelestarian kawasan lindung tersebut;
f. Penguatan pusat-pusat di pantai timur yang dapat dimanfaatkan menjadi pasar regional dan internasional;
g. Kemandirian akses ke pasar global untuk mengurangi ketergantungan pada Singapura; h. Pengembangan komoditas berdaya saing global yang didukung oleh industri
pengolahan bertaraf internasional;
i. Pengembangan sistem transportasi yang menghubungkan kota-kota pusat kegiatan di wilayah sumatera dengan pusat-pusat kawasan bisnis di Asia-Afrika
2.1 INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL 2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu dan dalam satu tahun. Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2019 yang tumbuh 4,96 persen tercatat lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang ditetapkan sebesar 5,20 persen. Selain itu, capaian ini juga masih lebih rendah dibawah
pertumbuhan ekonomi Nasional yang sebesar 5,02 persen. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) PDRB Provinsi Bengkulu 2019 mencapai Rp72,14 triliun. Sedangkan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp46,36 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp36,219 juta.1 PDRB per kapita tersebut
meningkat 7,07 persen dibanding 2018.
2.1.1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
Laju pertumbuhan PDRB sebesar 4,96 persen (c-to-c) tersebut sedikit melambat dibandingkan laju pertumbuhan tahun 2018 (4,99 persen). Sementara bila dibanding triwulan III 2019 yang mampu tumbuh 4,95 persen, perekonomian Provinsi Bengkulu mengalami pertumbuhan sebesar 1,46 persen (q-to-q). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2019 didukung oleh seluruh lapangan usaha. Sumber pertumbuhan terbesar berasal lapangan usaha Perdagangan besar dan eceran sebesar 1,11 persen. Kategori lain mempunyai andil dibawah 1,0 persen yakni berturut-turut Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,97 persen, Transportasi dan Pergudangan sebesar 0,59 persen serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,44 persen. Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh semua komponen. Sumber pertumbuhan
1 angka PDRB per Kapita didapatkan dari PDRB ADHB sebesar Rp.72,14 triliun dibagi proyeksi jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2019 sebesar 1.991.800 jiwa).
60,66 66,41 72,14 42,07 44,17 46,36 2017 2018 2019 Tr ili un R upi ah Sumber : BPS Bengkulu
Grafik 2.1. Perkembangan PDRB ADHB-ADHK Prov. Bengkulu Tahun 2017-2019
PDRB ADHB PDRB ADHK Kinerja Perekonomian Provinsi Bengkulu tahun 2018 yang diukur berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp72,14 Triliun dan PDRB Per Kapita mencapai Rp36,219 Juta.
PDRB
Laju Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu 2019 sebesar 4,96 persen masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persenPertumbuhan
Ekonomi
terbesar berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,07 persen, kemudian komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2,16 persen dan pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 0,24 persen. Secara pangsa distribusi, tidak ada perubahan signifikan jika dibanding dengan struktur permintaan akhir PDRB tahun 2018. Aktivitas perekonomian Provinsi Bengkulu tahun 2019 masih didominasi pengeluaran konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 62,92 persen.
Tabel 2.1. Laju Pertumbuhan PDRB 2018-2019 (y-o-y) Provinsi Bengkulu
Wilayah 2018 2019
I II III IV Tahunan I II III IV Tahunan
Provinsi Bengkulu
5,10 5,11 4,99 4,76 4,99 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96
Nasional 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,06 5,27 5,17 5,18 5,02
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu
Data tabel di atas, nampak bahwa dalam periode 2018-2019, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tercatat berfluktuasi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh di atas 5 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2019 sebesar 4,79 persen bila dibandingkan terhadap perekonomian pulau Sumatera secara spasial menempatkan Provinsi Bengkulu berada di posisi kelima tertinggi di Sumatera. Namun kontribusi PDRB Provinsi Bengkulu terhadap struktur perekonomian regional Pulau Sumatera hanya sebesar 2,11 persen. Angka tersebut menempatkan kontribusi Provinsi Bengkulu pada posisi terkecil se-pulau Sumatera.
2.1.1.2 Nominal PDRB
a. PDRB Sisi Permintaan
Tabel 2.2. PDRB Provinsi Bengkulu ADHB dan ADHK Dari Sisi Permintaan Tahun 2018-2019 (dalam Miliar Rupiah)
ADHB ADHK Dist Growth ADHB ADHK Dist Growth Konsumsi RT 42.192,93 28.146,02 63,53 4,96 45.570,35 29.503,66 63,17 4,82 Konsumsi LNPRT 1.604,09 1.193,81 2,42 8,03 1.810,55 1.299,18 2,51 8,83 Konsumsi Pemerintah 13.051,20 8.378,77 19,65 5,23 13.871,11 8.694,70 19,23 3,77
PMTB 27.499,72 19.518,43 41,41 5,72 29.683,67 20.471,50 41,15 4,88
Perubahan Inventori 415,51 313,01 0,63 - 1.481,95 303,97 2,05 -Ekspor Luar Negeri 24.173,88 16.195,17 36,40 1,47 24.614,56 16.523,81 34,12 2,03 Impor Luar Negeri 42.524,44 29.574,04 64,03 2,35 44.888,83 30.434,49 62,22 2,91
Total 66.412,90 44.171,16 100,00 4,99 72.143,37 46.362,33 100,00 4,96
Sumber 2018 2019
Struktur PDRB Provinsi Bengkulu dari sisi permintaan didominasi oleh konsumsi
rumah tangga. Di tahun 2019 ini Konsumsi Rumah Tangga mencapai Rp45,57 triliun
atau 63,17 persen terhadap total PDRB. Komponen terbesar pembentuk struktur PDRB Provinsi Bengkulu berikutnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tercatat sebesar Rp29,68 triliun (41,15 persen) dan Ekspor luar negeri sebesar Rp24,61 triliun (34,12 persen).
1) Konsumsi Rumah Tangga
Setelah sempat berfluktusi pada periode 2015-2018, di tahun 2019 komponen ini mengalami kontraksi sebesar 4,82 persen, turun 0,14 persen dibanding tahun sebelumnya. Secara pangsa distribusi, konsumsi Rumah Tangga tetap menjadi kontributor utama dengan menyumbang sebesar Rp45,57 triliun, atau sebesar 63,17 persen dari total nilai PDRB. Jika dibanding kondisi tahun 2018, kontribusi Konsumsi Rumah Tangga menurun sebesar 0,36 persen. Fenomena pengaruh musim liburan semester anak sekolah Hari-hari besar keagamaan dan Tahun Baru, semakin menjamurnya kuliner baru yang menyediakan menu makanan dan minuman kekinian serta harga komoditas perkebunan yang stabil. Disisi lain terdapat penurunan bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara Fatmawati (y-on-y) dibanding dengan tahun lalu berdampak terhadap penurunan konsumsi rumah tangga di Provinsi Bengkulu.
2) Investasi
Kontribusi terbesar berikutnya adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan share sebesar 41,15 persen. Di tahun 2019 nilai PMTB mencapai Rp29,68 triliun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 4,88 persen. Meski secara nominal kontribusi Investasi meningkat, namun bila dicermati laju pertumbuhannya, nampak bahwa laju pertumbuhan Investasi tahun 2019 yang sebesar 4,88 persen mengalami perlambatan jika dibanding tahun 2018 yang mampu tumbuh 5,72 persen. Hal ini menunjukkan perannya untuk menggerakkan perekonomian daerah belum
65,89 65,86 64,8 63,53 63,17 5,32 5,82 5,56 4,96 4,82 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 61,00 62,00 63,00 64,00 65,00 66,00 67,00 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: BPS Provinsi BENGKULU (DIOLAH)
Grafik 2.2 Perkembangan Pangsa Distribusi dan Laju Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2015-2019
Share Pertumbuhan Dominasi komponen Konsumsi Rumah Tangga mencapai 63,17 persen dari struktur PDRB Provinsi Bengkulu
Konsumsi RT
Kontribusi PMTB terhadap PDRB Provinsi Bengkulu mencapai Rp29,68 triliun atau 41,15 persen dari total PDRBoptimal. Terjadinya penurunan impor barang modal dari luar negeri dan realisasi belanja modal pemerintah yang mengalami penurunan menjadi penyebab fenomena perlambatan Pembentukan Modal Tetap Bruto. Meski demikian, investasi di Provinsi Bengkulu menunjukkan nilai yang positif dengan pertumbuhan positif realisasi pengadaan semen yang mengalami kenaikan sebesar 6,98 persen. Ditambah lagi masih berjalannya proses pembangunan pembangunan PLTU Pulau Baai dan Hotel Mercure di Kota Bengkulu.
Selama kurun waktu tahun 2019 Investasi di Provinsi Bengkulu masih diutamakan untuk industri sektor perkebunan, kelistrikan, perdagangan besar hasil pertanian, dan perhotelan, sehingga dalam perkembangannya investasi yang tumbuh disesuaikan dengan daya dukung sumber daya alam yang berlimpah.
Perkembangan investasi di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan tren yang positif dan mengalami peningkatan angka yang terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bengkulu, realisasi penanaman modal secara kumulatif tahun 2019 mencapai Rp7,65 triliun, atau meningkat 13,72 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp6,73 triliun Sebagai rincian Realisasi sumber penanaman modal pada tahun 2019 di Provinsi Bengkulu tersebut terdiri dari PMDN Rp5,47 triliun dan PMA Rp2,18 triliun.
Tabel 2.3. Perkembangan Investasi di Provinsi Bengkulu (Miliar Rupiah)
Tahun Investasi PMDN Investasi PMA Total Investasi Kenaikan/ Penurunan Pertumbuhan Investasi (%)
s.d 2015 257,23 533,92 791,15 - -
s.d 2016 763,32 949,08 1.712,41 921,26 116,45%
s.d 2017 296,58 1.850,78 2.147,36 434,95 25,40%
s.d 2018 4.902,83 1.830,84 6.733,67 4.586,31 213,58%
s.d 2019 5.470,91 2.186,84 7.657,75 924,08 13,72%
Sumber : DPMPTSP Prov. Bengkulu
Bila dibandingkan dengan penetapan target nasional untuk Provinsi Bengkulu yang sebesar Rp8 Triliun maka pencapaian total investasi tahun 2019 sebesar Rp7,65 masih berada dibawah target yang ditetapkan sebesar 0,35 persen. Namun penetapan target tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dibanding tahun lalu yang semula targetnya sebesar Rp3,75 Triliun. Secara agregat data realisasi didapat dari sumber data terpusat pada BKPM RI dengan menggunakan Sistem Informasi Terpadu namun secara fakta dilapangan masih banyak pelaku usaha di daerah yang telah memiliki
Nomor Induk Berusaha yang belum terinventarisir dalam data tersebut mengingat si pelaku usaha seharusnya juga segera melaporkan nilai investasi mereka kedalam Sistem terpadu tersebut secara mandiri. Faktor penyebab disinyalir masih terkendala pelaku usaha belum seutuhnya memahami kewajiban menyampaikan laporannya dan keterbatasan Sistem yang belum sepenuhnya terintegrasi yaitu antara proses perijinan dengan pasca didapatnya perijinan masih menggunakan sistem yang berbeda. Diperlukan usaha sosialisasi yang lebih intens dari pemerintah daerah untuk lebih memberikan pendampingan terhadap para pelaku usaha agar lebih patuh dalam melaporkan kegiatan investasi kedalam Sistem yang telah baku diperuntukkan sebagai pencatatan pelaku usaha oleh BKPM RI
Sedangkan berdasarkan wilayah, investasi di Provinsi Bengkulu dalam tiga terbesar berada di Kabupaten Lebong, Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma Bengkulu. Salah satu alasan para investor memilih menanamkan investasinya karena daerah tersebut terdapat ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah utamanya dari sektor kelistrikan panas bumi di kabupaten Lebong dan PLTU di kota Bengkulu. Investasi meningkat sejalan dengan berlanjutnya proses pembangunan proyek pemerintah maupun swasta antara lain pembangunan proyek geothermal PGE di Hululais dengan kapasitas terpasang 2 x 55 MW di Kabupaten Lebong dan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan pelabuhan Pulau Baai, pembangunan terminal curah cair pelabuhan. Pada tahun ini pula pembangunan salah satu hotel berbintang 4 telah terselesaikan dan mulai beroperasi berlokasi di Kota Bengkulu. Hal ini seharusnya membawa dampak multiplier effect terhadap banyaknya kunjungan wisata ke daerah ini. Tidak hanya banyaknya kedatangan namun harus pula mendapat perhatian agar berpengaruh terhadap pengembangan kunjungan wisata sekitarnya selama mereka memperpanjang waktu menginap. Pihak Hotel harus bekerjasama dengan pihak tour and travel yang lebih mempromosikan event dan spot wisata yang layak dikunjungi agar menjadi pengungkit perekonomian daerah dan mampu menggerakkan ekonomi kreatif kerakyatan sekitar
0,00 2,00 4,00 (24,27%) ; 1,86 (23,62%) ; 1,81 (16,47%) ; 1,26 (35,64%) ; 2,73
Sumber : DPMPTSP Prov. Bengkulu
Grafik 2.3 Realisasi Investasi s.d Th 2019 Per Kab/Kota (Dlm Miliar)
Kab. Lebong Kota Bengkulu