• Tidak ada hasil yang ditemukan

187 276 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "187 276 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Deni Bram

Fakult as Hukum Universit as Pancasila E-mail: deni_up@yahoo. co. id

Abst ract

The i ssue of cl i mat e change has become a cent r al poi nt of at t ent i on t he wor l d communit y on t hi s cent ur y. In scient i st s view says t hat i f we f ai l t o make si gnif i cant r educt ions i n gr eenhouse gas emi ssi ons f or t en t o t went y year s ahead, we f ace t he possi bi l i t y of har mf ul envi r onment al di sast er at t he end of t his cent ur y. Legal inst r ument s at i nt er nat i onal l evel whi ch i s pr esent as a st ep t o mi t i gat e cl i mat e change wer e f el t onl y i n t he i nt er est s of devel opi ng count r i es al one t hat put s t he asymmet r i c advant age. The concept of cl i mat e j ust i ce i s f el t not t ouched so t hat t he r egi me t o combat cl i mat e change of t en f ai l i n t he f ul f i l l ment of j ust i ce f or pr esent and f ut ur e.

Keywor ds: cl imat e change, int er gener at ional equi t y, int r a gener at ional equi t y.

Abst rak

Isu mengenai perubahan iklim t elah menj elma menj adi t it ik sent ral perhat ian masyarakat dunia abad ini. Dalam pandangan para ilmuwan dikat akan bahwa j ika kit a gagal membuat penurunan yang signif ikan pada emisi gas rumah kaca selama sepuluh sampai dua puluh t ahun ke depan, kit a menghadapi kemungkinan bencana lingkungan membahayakan pada akhir abad ini. Inst rumen hukum pada t at aran int ernasional yang hadir sebagai langkah penanggulangan perubahan iklim pun dirasakan hanya menj adi kepent ingan negara maj u semat a yang mengedepankan keunt ungan asimet ris. Konsep keadilan iklim dirasakan t idak t ersent uh sehingga rej im penanggulangan perubahan iklim kerap gagal dalam pemenuhan keadilan bagi saat ini dan saat yang akan dat ang.

Kat a kunci: perubahan iklim, keadilan ant ar generasi, keadilan int er generasi

Pendahuluan

Salah sat u isu lingkungan hidup yang memberikan pengaruh signif ikan t erhadap se-mua komponen kehidupan dan sist em kehidup-an bkehidup-anyak kalkehidup-angkehidup-an saat ini adalah mengenai f enomena perubahan iklim (cl i mat e change).1

1 Menurut Konvensi Kerj a Perser ikat an Bangsa-Bangsa t

en-t ang Perubahan Ikl i m (Uni t ed Nat i on Fr amewor k Con-vent i on on Cl i mat e Change at au UNFCCC), sist em ikl i m dal am hubungannya dengan perubahan ikl i m didef ini-sikan sebagai t ot al it as at mosf er, hidrosf er, biosf er, dan geosf er dengan int er aksi nya. Sedangkan per ubahan ik-l im di nyat akan sebagai per ubahan pada ikik-l i m yang di pe-ngaruhi l angsung at au t i dak l angsung ol eh akt ivit as ma-nusi a yang mengubah komposisi at mosf er , yang akan memper besar keragaman ikl i m t er amat i pada periode yang cukup panj ang. Sat u hal yang t i dak dapat di pung-kiri adal ah bahw a pada abad 20, t emper at ur rat a-rat a bumi naik 0, 4-0, 8oC. Kenaikan i ni di duga akan t er us berl angsung, dan pada t ahun 2100 t emperat ur r at a-rat a gl obal akan menj adi 1, 4-5, 8oC l ebih hangat . Isu peru-bahan ikl i m merupakan sal ah sat u isu yang menj adi

Perubahan iklim hadir sebagai suat u bent uk f e-nomena kerusakan lingkungan yang memiliki dampak pada hampir set iap bidang kehidupan yang mengancam eksist ensi kehidupan manusia baik pada t at aran lokal, nasional dan j uga pada t at aran global.2

perhat i an besar set i ap negar a di duni a, bahkan sal ah se-orang il muw an t erkemuka asal Inggri s, Sir David King, mengat akan bahwa isu perubahan ikl i m l ebih meng-khawat irkan dar ipada isu t erori sme. Lihat dan banding-kan dengan Arum Siw iendr ayant i, “ Perubahan Ikl i m dan Pengaruhnya t erhadap Sekt or Kese-hat an” , Jur nal Kese-hat an Masyar akat Vol . 3 No. 1 2007, Uni versit as Negeri Semar ang, hl m. 17-26; Lihat j uga Her man Haeruman, “ Per spekt if Kebij akan Terkai t Per ubahan Ikl i m dan Dampaknya Terhadap Ekonomi ”, Jur nal Ekonomi Li ng-kungan, Vol . 13 No. 1 2009, Pusat St udi Ekonomi dan Lingkungan Kement eri an Li ngkungan Hi dup, hl m. 15-32 2 Saat ini t i dak ada l agi pert anyaan mengenai apakah

(2)

Berdasarkan hasil laporan t ahunan rut in yang disampaikan pada f orum Int er gover nmen-t al Panel on Cl imanmen-t e Change (IPCC) pada 6 Ap-ril 2007 yang berj udul Cl i mat e Change 2007: Impact s, Adapt at ion and Vul ner abi l it y, dit u-angkan beberapa proyeksi ilmiah dampak dari perubahan iklim yang akan t erj adi secara masif di beberapa negara secara berbeda, ant ara lain di benua Af rika, ant ara 75 dan 250 j ut a orang yang diproyeksikan akan menghadapi pening-kat an air st res akibat perubahan iklim pada t ahun 2020. Produksi pert anian, t ermasuk akses ke makanan, diproyeksikan akan sangat mem-bahayakan dan hal ini akan berdampak buruk mat a pencaharian, keamanan pangan dan mem-perparah gizi buruk di seluruh benua Af rika.3

Dampak yang diperkirakan t erj adi di Be-nua Asia diproyeksikan akan t imbul dari proses pencairan glet ser di sekit ar pegunungan Hima-laya yang akan mengakibat kan banj ir besar dan mempengaruhi sumberdaya air dalam dua hing-ga t ihing-ga dekade mendat ang. Fenomena ini akan diikut i oleh arus sungai yang menurun dan mempengaruhi ket ersediaan air t awar di kawa-san Asia Tengah, Asia Selat an, Asia Timur dan Asia Tenggara dan memberikan dampak kepada lebih dari sat u miliar orang pada t ahun 2050. Sedangkan unt uk negara-negara kepulauan yang t erlet ak di sekit ar garis khat ulist iwa diproyeksi-kan adiproyeksi-kan menerima dampak dari kenaidiproyeksi-kan per-mukaan air laut yang akan menyebabkan maj u-nya garis pant ai dan akan mempengaruhi akt i-vit as secara keseluruhan.

Dampak perubahan iklim yang nyat a akan t erj adi dalam kont eks Indonesia adalah kenaik-an muka air laut set inggi sat u met er ykenaik-ang akkenaik-an mengakibat kan masalah besar pada masyarakat yang t inggal di daerah pesisir. Abrasi dan mun-durnya garis pant ai sampai beberapa kilomet er menyebabkan banyak masyarakat kehilangan

il muw an dikat akan bahw a j ika kit a gagal membuat pe-nurunan yang signi f ikan pada emi si gas rumah kaca sel a-ma sepul uh sampai dua pul uh t ahun, kit a menghadapi kemungkinan bencana l ingkungan membahayakan pada akhir abad ini. Lihat Joko Parwat a, “ 90 Persen Bencana Terkai t Perubahan Ikl im” , War t a Geol ogi Vol . 3 No. 3 2008, Badan Geol ogi Bandung, hl m. 32-33

3 Lihat Int ergovernment al Panel on Cl imat e Change (IPCC)

Report , Cl i mat eChange 2007: Impact s, Adapt at i on and Vul ner abi l i t y.

t empat t inggal dan sumber daya. Beberapa ha-sil penelit ian menunj ukkan bahwa kenaikan permukaan air laut set inggi 60 cm akan berpe-ngaruh langsung t erhadap j ut aan penduduk yang hidup di daerah pesisir. Panj ang garis pan-t ai Indonesia yang lebih dari 80. 000 km memili-ki konsent rasi penduduk dan kegiat an sosial ekonomi masyarakat yang t inggi, t ermasuk kot a pant ai dan pelabuhan. Demikian j uga ekosist em alami sepert i mangrove akan banyak mengalami gangguan dari pelumpuran dan penggenangan yang makin t inggi. 4

Uraian dat a ilmiah mengenai akibat yang dihasilkan dari perubahan iklim sebagaimana t ert uang dalam paragraf di at as secara j elas menggambarkan bahwa dampak dari perubahan iklim t elah t erj adi secara nyat a saat ini dan berimbas pada masa yang akan dat ang. Ek-sist ensi Negara-negara kepulauan yang semakin t erancam sert a dampak simult an yang akan di-alami oleh negara–negara miskin menj adi cer-minan ket idakadilan iklim bagi saat ini.5 Pada masa yang akan dat ang, kondisi sekarang ini t u-rut andil dalam memperburuk iklim yang akan dirasakan oleh generasi ke depan.

Di t engah derasnya inf ormasi sert a pro-yeksi ilmiah mengenai bet apa hebat nya dampak dari perubahan iklim t erhadap ekosist em bumi,

4

Kerusakan kawasan pant ai akan mengaki bat kan hil ang-nya l ahan pot ensi dengan nil ai ekonomis dan ekol ogi yang sangat besar. Sal ah sat u kawasan pant ai yang t el ah mengal ami kerusakan adal ah Pant ai Kal ianda yang t er-l et ak di Teer-l uk Lampung Kabupat en Lampung Seer-l at an. Kawasan ini sudah t i dak t erl i ndungi ol eh hut an bakau dan mengal ami abr asi pant ai yang cukup t inggi. Pant ai ini j uga t el ah mengal ami erosi akibat perubahan ar ah gel ombang. Lihat Cahya Suj at miko, “ St udi Penanggul a-ngan Abr asi Pant ai Kal i anda” , Jur nal Sai ns dan Inovasi

Vol . 5 No. 1 t ahun 2009, Lembaga Penel it i an Uni versit as Sang Bumi Ruw a Jurai, hl m. 6-16

5 Perubahan ikl i m gl obal yang berl angsung saat ini

(3)

t erdapat pendapat lain yang mengambil sisi berseberangan dengan mai nst r eam yang ber-kembang. Bj orn Lomborg dalam karya f enome-nalnya The Skept i cal Envi r onment al i st 's mena-rik perhat ian beberapa kalangan pemikir ling-kungan hidup dengan menyat akan secara t egas bahwa isu perubahan iklim t idak cukup signi-f ikan unt uk dit angani secara serius dengan ke-t enke-t uan yang mengake-t ur secara keke-t ake-t dan ke-t egas. Bahkan Lomborg dengan manif est o berupa Co-penhagen Consensus menempat kan isu penuru-nan j umlah emisi karbon dalam nomor urut 30 (t iga puluh) dari 30 (t iga puluh) masalah global yang dihadapi dunia saat ini.6

Lomborg dalam hipot esanya mengguna-kan perhit ungan secara ekonomis sampai pada kesimpulan bahwa masalah perubahan iklim bu-kanlah masalah serius yang dihadapi dunia saat ini. Bahkan dengan pengat uran yang t erdapat di dalam Prot okol Kyot o secara t egas mengenai limit asi j umlah emisi gas buang Negara-negara akan menanggung biaya yang lebih besar daripada manf aat yang diraih.7 Hal ini sej alan dengan hasil penelit ian yang dilakukan oleh Wigley pada t ahun 1996 yang menyat akan bah-wa ef ekt if it as dari Prot okol Kyot o sekarang ini pat ut diragukan sebagai salah sat u inst rumen awal penurunan emisi gas rumah kaca. Dalam kesimpulannya, Wigley berpendapat bahwa le-bih baik mengedepankan “doi ng not hing pol i -cy” dalam menghadapi perubahan iklim.8 Hal ini pun menj adi perdebat an menarik di kalang-an pemerhat i lingkungkalang-an mengenai validit as dari ancaman perubahan iklim yang t erj adi.

6 Bj orn Lomborg¸ 2008, Copenhagen Consensus2008

Re-sul t s. , t erdapat dal am sit us www. copenhagen consen-sus. com diakses pada t anggal 25 Apr il 2011.

7 Dal am karya Lomborg l ai nnya, mengut i p hasil penel it

-ian yang dil akukan ol eh Nor dhaus dan Boyer pada t ahun 2000 t ergambarkan bahwa mekani sme penurunan nil ai emi si gas rumah kaca yang t erdapat dal am inst r umen Prot okol Kyot o hanya mampu memberikan sumbangsi h mini mal dibandingkan dengan t anpa adanya Prot okol Kyot o. Lihat Marsudi Tr iat modj o, “ Impl ikasi Berl akunya Prot ocol Kyot o-1997 Terhadap Indonesia” , Jur nal Hukum Int er nasi onal Vol . 2 No. 2 t ahun 2005, Lembaga Pengkaj ian Hokum Int ernasional Universi t as Indonesia, hl m. 294-310

8 Lihat T. M. L. Wigl ey, et . al . , “ Economi c and Environ-ment al Choices i n t he St abil izat ion of At mospheri c CO2 Concent r at ion” , Nat ur e, Vol . 379, Januar y, hl m. 379.

Tonggak kepedulian masyarakat int erna-sional t erhadap perubahan iklim selanj ut nya diwuj udkan dalam hasil Konf erensi Tingkat Tinggi di Rio de Jainero melalui suat u inst ru-men Uni t ed Nat i ons Fr amewor k Convent ion on Cl i mat e Change (UNFCCC) yang menj adi suat u bent uk keseriusan masyarakat int ernasional unt uk menent ukan t uj uan bersama dan rencana st rat egis penanggulangan perubahan iklim.9 Negara-negara yang t ergabung dalam UNFCCC kemudian sepakat unt uk menst abilkan konsen-t rasi gas rumah kaca ankonsen-t hropogenik sebagai sumber ut ama dari perubahan iklim dan unt uk menghindari gangguan dari sist em iklim dengan mengendalikan penyebab ut ama berupa met an, asam nit rat , khususnya emisi karbon dioksida.10 Kehadiran Prot okol Kyot o yang semula di harapkan dapat memberikan kont ribusi dalam usaha penurunan nilai emisi gas rumah kaca yang memicu t erj adinya perubahan iklim, t er-nyat a t idak dapat memberikan hasil yang me-muaskan. Hal ini paling t idak disebabkan oleh beberapa hal, pert ama, lemahnya keikut sert a-an da-an komit men Amerika Serikat sebagai ne-gara yang memiliki sumbangsih dalam pening-kat an emisi CO2 dari sekt or bahan bakar f osil.11 Selanj ut nya, Prot okol Kyot o j uga t idak dapat berperan maksimal pada saat negara–negara Annex I yang diharapkan menj adi subyek ut ama dalam usaha penanggulangan perubahan iklim j ust ru merumuskan kebij akan–kebij akan pada

9

Lihat Unit ed Nat ions Framework Convent ion on Cl imat e Change (UNFCCC), “ Cl imat e Change Inf or mat ion Kit : The Int er nat ional Response t o Cl i mat e Change Inf or-mat ion” Sheet 17.

10

Angel a Chur ie et al . , Summary of t he Eight eent h Sess-ions of t he Subsi di ary Bodies of t he UN Fr amework Con-vent ion on Cl i mat e Change, 12 Eart h Negot i at ions Bul l . 11 Tercat at pada t ahun 2005 Amerika Ser ikat

(4)

skala lokal dan nasional yang j ust ru t idak men-dukung dari Prot okol Kyot o dan membuat t ar-get penurunan konsent rasi gas rumah kaca menj adi sulit unt uk dicapai.12 Akhirnya, besar-nya kepent ingan yang t ermuat dalam proses pembuat an dan pelaksanaan mekanisme pena-t aan yang pena-t ermuapena-t dalam Propena-t okol Kyopena-t o sema-kin memberikan ant ipat i dalam usaha penang-gulangan perubahan iklim.13

Masa depan t ent ang rezim perubahan ik-lim saat ini berada dalam kondisi yang proble-mat is. Keberadaan Prot okol Kyot o yang akan segera berakhir pada t ahun 2012 sert a perde-bat an seput ar kehadiran inst rumen hukum dan mekanisme yang t elah dilakukan dalam bebera-pa t ahun belakangan membuat beberabebera-pa kala-ngan akademisi dan ilmuwan mempert anyakan t erhadap ef ekt if it as pasca Prot okol Kyot o unt uk menurunkan nilai konsent rasi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiat an manusia.14

Secara umum eksist ensi dari hukum int er-nasional yang pada awalnya hanya berada da-lam pemikiran hukum di masa lalu mulai diper-t anyakan undiper-t uk kependiper-t ingan saadiper-t ini dan saadiper-t yang akan dat ang.15 Kehadiran inst rumen hu-kum lingkungan int ernasional pada umumnya dan yang menyangkut pada bidang perubahan iklim pada khususnya dirasakan t idak memberi-kan sumbangsih yang simet ris baik pada kondisi saat ini dalam belahan dunia yang berbeda, maupun dalam kondisi yang bersif at lint as wak-t u yaiwak-t u anwak-t ara kepenwak-t ingan saawak-t ini dan saawak-t

12

Konsensus yang di sepakat i pada t ahun 2004 adal ah ke-waj i ban unt uk menurunkan nil ai emisi gas rumah kaca sebesar 5, 2% dar i nil ai emisi yang ada pada t ahun 1990. Lihat Mir anda A. Schreurs, “ Compet ing Agendas and t he Cl imat e Change Negot iat ions: The Unit ed St at es, t he European Union, and Japan” , 31 Envi r onment al Law. Repor t . 2001.

13 Krit ik l ain yang mengungkapkan proyeksi kegagal an

Pro-t okol KyoPro-t o didasari ol eh pemahaman bahwa ProPro-t okol Kyot o hanya memberikan l i mit asi dan t arget penurunan emi si yang rel at if sedikit bagi negar a – negar a maj u. Hal ini pun di perburuk dengan keengganan dar i negar a maj u dal am mencapai t arget penurunan emi si. Seir ing dengan wakt u dampak t erhadap perubahan ikl im akan segera dihadapi dan kebij akan Prot okol Kyot o akan dir asakan t erl ambat .

14

Lihat Feng Gao, The Int ernat ional Cl i mat e Regi me: Where Do We St and?, i n The Kyot o Prot ocol and Beyond. , hl m. 7-8.

15 Lihat E. Brown Weiss, "The Pl anet ary Trust :

Conserva-t ion and InConserva-t ergener aConserva-t ional EquiConserva-t y, " 11 Ecol ogy Law. Quar t er l y. Vol . 295 1984,

akan dat ang. Kondisi inilah yang kemudian menj adi perhat ian pada pemerhat i di bidang lingkungan int ernasional bahwa kebij akan per-ubahan iklim yang hadir saat ini sering kali menj adi inst rumen yang mengakomodir kepen-t ingan negara maj u semakepen-t a dan kepen-t idak meng-akomodir semangat dalam keadilan iklim.16

Mencermat i hal di at as, maka dalam dis-kursus perubahan iklim, wacana yang berkem-bang adalah meningkat kan kepedulian dari masyarakat int ernasional t ermasuk peran yang diharapkan dari negara-negara berkembang da-lam usaha perbaikan iklim. Namun, dada-lam be-berapa indikasi awal dapat t erlihat adanya ke-t idakadilan dalam kriske-t alisasi kepedulian yang dit uangkan dalam perj anj ian int ernasional di bidang perubahan iklim. Hal inilah yang men-j adi perhat ian ut ama dalam pembahasan art i-kel ini unt uk menguj i validit as dari perj anj ian int ernasional di bidang perubahan iklim dalam perspekt if keadilan iklim.

Keadilan Iklim: Now and Beyond

Permasalahan seput ar perubahan iklim t elah menyent uh suat u kondisi yang mult idi-mensional dengan kompleksit as yang t inggi di bidang ilmu penget ahuan, ekonomi dan keadil -an. Saat ini perhat ian banyak dit uangkan dalam dampak dari perubahan iklim t erhadap sekt or ekonomi dan ilmu penget ahuan, namun pemba-hasan dalam perspekt if keadilan t erhadap kon-disi iklim j arang mendapat perhat ian yang se-rius. Konsep keadilan dalam dimensi lingkungan hidup menj adi suat u pembahasan yang bersif at lint as sekt oral dan lint as kepent ingan. Dalam perspekt if keadilan lingkungan, kondisi geogra-f is set iap negara merupakan suat u ket ent uan yang harus diperlakukan bij aksana dan hak un-t uk mendapaun-t kan lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak asasi manusia.17

16

Lihat j uga M. Daud sil al ahi , “ Per anan dan Kedudukan Hukum Lingkungan Int ernasional Dewasa Ini” , Jur nal Hukum Int er nasi onal Vol . 2 No. 2 Tahun 2005, Lembaga Pengkaj ian Hukum Int ernasional Universit as Indonesia,

hl m. 249-265. 17

(5)

Perubahan iklim t elah memperumit isu– isu t ent ang pembagian sumber daya di ant ara generasi–generasi masa kini dan j uga generasi yang akan dat ang. Ket ika j alan sat u-sat unya menuj u sumber daya yang dapat diperbaharui adalah lewat pengelolaan dan pemeliharaannya di dalam kondisi yang dapat diperbaharui, ekosist em hut an kini sedang dihancurkan oleh huj an asam dan pemanasan global. Pengendali-an emisi karbon Pengendali-ant hropogenik j elas memerlu-kan solusi int ernasional unt uk menghindarmemerlu-kan malapet aka ut ama dan mencegah subversi ke-pada ekosist em yang sudah t ua. Pelaksanaan komit men ini secara nyat a mengharuskan se-mua negara menurunkan emisi yang ada, pada saat yang bersamaan negara–negara yang se-dang berkembang dapat mengklaim secara ra-sional bahwa masalah muncul sebagian besar dari negara–negara maj u yang selama ini meng-gunakan energi yang memicu emisi unt uk mak-sud–maksud prakt is.

Kondisi ekosist em bumi yang t idak t erikat pada suat u bat as administ rat if wilayah sert a ket erkait an ant ara kondisi saat ini dengan pro-yeksi keadaan iklim ke depan menj adikan kon-sep keadilan lingkungan bert it ik t umpu pada 2 (dua) konsep ut ama yait u keadilan int er gene-rasi dan keadilan ant ar genegene-rasi.18 Terdapat 2 (dua) relevansi pent ing dalam pembahasan me-ngenai keadilan int er generasi yang diungkap-kan oleh pemikir di bidang ekologi manusia, yait u hubungan ant ara manusia dengan spesies mahluk hidup lainnya dan hubungan ant ara ma-nusia dengan sist em lingkungan yang mama-nusia t erdapat di dalamnya. Tercipt anya keadilan lingkungan secara umum dalam lint asan pemi-kiran f ilosof is membut uhkan suat u net ralit as sebagai dasar pij akan ut ama. Oleh karena it u,

Social Responsi bil it y, 33 Ecol ogy Law Quar t er l y. 443, 470 & nn 2006, hl m. 153

18

Dal am mendef i ni sikan keadil an int er generasi akan sa-ngat berguna j ika menganggap komuni t as manusi a sebgai suat u bent uk kemit raan yang ber si f at l int as gener a-si. Edmund Burke mendef ini sikan negara sebagai suat u bent uk kemit raan dal am pemikir annya Burke menge-mukakan bahw a "as t he ends of such a par t ner shi p cannot be obt ai ned i n many gener at i ons, i t becomes a par t ner shi p not onl y bet ween t hose who ar e l i vi ng but bet ween t hose who ar e l i vi ng, t hose w ho *200 ar e dead, and t hose who ar e t o be bor n." Li hat E. Burke, 1790, Ref l ect ions on t he Revol ut ion in Fr ance

pembahasan mengenai keadilan int er generasi t idak hanya berkut at pada kenyat aan perlindu-ngan generasi yang akan dat ang unt uk menda-pat kan hak t erhadap lingkungan yang layak semat a, namun j uga menyent uh pembahasan mengenai kondisi bumi yang proporsional seba-gai kaidah dasar moral.19

Konsep keadilan int er generasi t elah ber-kembang dalam pergumulan hukum int ernasio-nal pada umumnya. Hal ini dapat diindikasi dalam Pembukaan dalam Univer sal Decl ar at ion of Human Ri ght s yang berisi, “Wher eas r ecog-ni t ion of t he i nher ent di gecog-ni t y and of t he equal and i nal i enabl e r i ght s of al l member s of t he human f ami l y i s t he f oundat ion of f r eedom, j ust i ce and peace i n t he wor l d." Terminologi “al l member s” yang digunakan dalam kalimat di at as t ent u t idak hanya t erbat as pada kondisi saat ini namun j uga bersif at pemikiran ke de-pan dan cit a-cit a dari hukum int ernasional yang hendak dicapai.20

Konsep keadilan int er generasi dalam perkembangan hukum lingkungan int ernasional pada khususnya, mulai dibicarakan pada saat persiapan St ockhol m Conf er ence on t he Human Envi r onment t ahun 1972 sebagai pert emuan in-t ernasional perin-t ama kali yang membicarakan eksist ensi manusia dan lingkungan hidup.21

19

Secar a mor al , negar a-negara maj u waj ib mener ima kuo-t a dan memakuo-t uhi pembakuo-t asan emi si yang dirumuskan dal am Prot okol Kyot o t anpa menghar apkan it u t erl ebih dahul u ol eh negara – negara berkembang karena mereka perl u mel akukan kegiat an yang dit engarai dapat men-j adi pemicu emisi dal am rangka memenuhi kebut uhan warga nya. Lihat Laur a West r a, 2006, Envi r onment al Just i ce and The Ri ght s of Unbor n and Fut ur e Gene-r at i ons. , London : Eart hscan, hl m. 135.

20 Kehadir an konsep Keadil an Int er Gener asi i ni j uga

se-cara perl ahan diadopsi dal am beberapa dokumen Per-j anPer-j ian Int ernasional baik secara umum maupun yang l angsung berkai t an dengan l ingkungan hi dup, sepert i: The Unit ed Nat ions Chart er, t he Int ernat ional Covenant on Civil and Pol it ical Right s, t he Convent ion on t he Pre-vent ion and Puni shment of t he Cri me of Genocide, t he American Decl arat ion on t he Right s and Dut i es of Man, t he Decl arat ion on t he El iminat ion of Discri minat ion against Women, t he Decl arat ion on t he Right s of t he Chil d. Li hat Agora, Januar y 1992, What Obl igat ion Does Our Generat ion Owe t o t he Next ? An Approach t o Gl obal Environment al Responsi bil it y, Amer i can Jour nal of Int er nat i onal Law

21 Lihat Conf erence on t he Human Environment , St

(6)

lam kalimat pembukaan konvensi, beberapa ka-li dit egaskan secara ekspka-lisit bahwa t uj uan yang hendak dicapai dalam konvensi ini adalah t ercipt anya kondisi lingkungan yang layak unt uk saat ini dan masa yang akan dat ang.22 Pemba-hasan selanj ut nya mengenai konsep keadilan int er generasi t ermuat dalam laporan U. N. Wor l d Commi ssion on Envi r onment and Deve-l opment (WCED) yang dikenal dengan Br unt l and Commi ssion Repor t on Our Common Fut ur e

yang memberikan def inisi keadilan int er gene-rasi secara konkrit dan nyat a. Dalam perumus-an Burt lperumus-and Report , keadilperumus-an int er generasi me-nekankan pada konsep pemenuhan kebut uhan saat ini t anpa menelant arkan kebut uhan gene-rasi masa yang akan dat ang.23 Isu keadilan int er generasi ini pun bergulir sampai dengan perhe-lat an Ear t h Summit pada t ahun 1992 yang menghasilkan Ri o Decl ar at ion on Envi r onment and Devel opment dan Agenda 21 yang menem-pat kan eksist ensi generasi saat ini dan yang akan dat ang sebagai priorit as ut ama.24

Secara umum, set iap generasi memiliki 2 (dua) kewaj iban ut ama yang diemban unt uk ge-nerasi selanj ut nya, yait u per t ama kewaj iban unt uk menghadirkan kondisi lingkungan hidup

22 Lihat St ockhol m Decl arat ion, Pri ncipe. 1. Dal am t

ambah-annya yang t er dapat dal am, Princi pl e 2 dari St ockhol m Decl ar at ion dikat akan bahwa "t he nat ur al r esour ces of t he ear t h, i ncl udi ng t he ai r , wat er , l and, f l or a and f auna, and especi al l y r epr esent at i ve sampl es of nat ur al ecosyst ems, must be saf eguar ded f or t he benef i t of pr esent and f ut ur e gener at i ons t hr ough car ef ul pl an-ni ng or management , as appr opr i at e. ". Pada saat yang hampir bersamaan hadir pul a perj anj i an i nt ernasional yang mengedepankan i su keadil an int er generasi seper t i 1972 London Ocean Dumpi ng Convent ion, 1972 Worl d Cul t ural and Nat ural Herit age Convent ion, 1973 Endang-ered Speci es Convent ion, dan 1974 Chart er of Economic Right s and Dut ies of St at es, sedangkan pada t at aran re-gional j uga t erdapat kont en sej enis sepert i yang dapat dit emui pada 1976 Barcel ona Medit err anean Sea Con-vent ion. Tonggak kepedul i an masyar akat i nt ernasional t erhadap i su keadil an int er generasi ini j uga dit uangkan dal am 1982 U. N. Worl d Chart er f or Nat ure dan 1997 UNESCO Decl arat ion on Responsibil it ies Towards Fut ure Gener at ions sebagai dokumen hukum int ernasional yang secara ekspl isit mengemukakan t ent ang konsep keadil an int er gener asi.

23

Lihat Gro Harl em Brundt l and Et Al . , 1987, Our Common Fut ure: The Worl d Commi ssion On Environment And Devel opment , Our Common Fut ure. hl m. 8. Lihat pul a WCED report U. N. G. A. Res. 42/ 427.

24 Lihat Conf er ence on Environment and Devel opment , Rio

de Janeiro, Br az. , June 13, 1992, Repor t of t he Uni t ed Nat i ons Conf er ence on Envi r onment and Devel opment, U. N. Doc. A/ CONF. 151/ 26, vol . I, Aug. 12, 1992

yang layak unt uk dinikmat i oleh generasi yang akan dat ang sebagaimana digunakan pada saat ini dan kedua, berkewaj iban unt uk memper-baiki kondisi kerusakan lingkungan yang t erj adi sebagai akibat perbuat an generasi t erdahulu sebagai upaya unt uk menj amin keberlanj ut an lingkungan.25 Pada t at aran paling lemah, set iap generasi dibebani kewaj iban moral unt uk dapat mewariskan kondisi lingkungan hidup yang pa-ling t idak sama dengan kondisi yang dinikmat i saat ini dari generasi t erdahulu. Walaupun sa-ngat sulit unt uk mencapai suat u t it ik yang ideal dalam konsep di at as, dalam laporan Int er -go-ver nment al Panel on Cl i mat e Change (IPCC) usaha maksimal yang dapat dilakukan adalah melakukan proyeksi dampak kerusakan lingku-ngan yang akan muncul sert a upaya alt ernat if penanggulangan dampak t ersebut .26

Bersandar pada dua premis ut ama kewa-j iban dari set iap generasi yang diungkapkan di at as, hal ini unt uk kemudian diderivasikan da-lam beberapa variabel khusus yang memuat hak dan kewaj iban dari set iap generasi secara khusus. Edit h Brown Weiss dalam t ulisannya mengemukakan 4 (empat ) t ugas khusus dari se-t iap generasi unse-t uk menj amin keberlanj use-t an iklim yait u, per t ama, memelihara keanekara-gaman sumber alam dan budaya yang ada pada saat ini. Kedua, Memelihara kualit as dari ling-kungan hidup saat ini unt uk dapat dinikmat i oleh generasi yang akan dat ang. Selanj ut nya,

25

Lihat Edi t h Brown Weiss, “ The Pl anet ar y Trust : Conser-vat ion and Int ergenerat ional Equit y” , 11 Ecol ogy Law. Quar t er l y Vol . 495 1984; Lihat pul a Edit h Brown Weiss, ” In Fairness t o Fut ure Gener at ions” , Envi r onment, Apr. 1990, hl m. 23 - 26.

26 Lihat U. N. Env't Programme & Worl d Met eorol ogical

(7)

menyediakan akses bagi semua komunit as ekosist em bumi unt uk dapat menikmat i kondisi lingkungan saat ini yang diwariskan dari gene-rasi sebelumnya. Ter akhir, menj aga akses yang dimiliki sekarang unt uk dapat diberikan kepada generasi yang akan dat ang.27

Tidak semua negara memiliki kemampuan sert a pot ensi yang sama dalam melakukan usah perlindungan lingkungan dan perbaikan lingku-ngan. Sebaliknya, set iap negara j uga memiliki kont ribusi yang berbeda dalam perubahan ik-lim. Menelisik t r ack r ecor d sumbangsih dalam perubahan iklim dan inisiat if yang berbeda dari set iap negara t ersebut , Edit h Brown Weiss me-ngint rodusir keadilan int ra generasi yang meru-pakan suat u konsep kewaj iban ant ara negara maj u kepada negara berkembang at au miskin dalam upaya perbaikan kondisi iklim saat ini unt uk kepent ingan generasi yang akan dat ang.28

Keadilan int ra generasi secara umum da-pat diart ikan sebagai suat u pemahaman bahwa set iap orang yang berada dalam lingkup sat u generasi yang sama memiliki hak dan akses yang sama unt uk memperoleh manf aat dari sumber alam yang ada sert a dapat memperoleh kondisi lingkungan hidup yang baik dan sehat .29 Pengert ian lain mengenai konsep keadilan int er generasi hadir sebagai bent uk pemenuhan sega-la kebut uhan dasar dari manusia yang meliput i lingkungan hidup yang sehat , ket ersediaan ma-kanan dan t empat t inggal yang layak sert a pe-menuhan kebut uhan spirit ual dan budaya. Da-lam pelaksanaan kebut uhan t ersebut , konsep t ransf er kesej aht eraan dan t ransf er t eknologi

27 Ibi d. hl m. 38.

28 Lihat Edit h Brown Wei ss, “ Our Right s and Obl igat ions t o

Fut ure Generat ions f or t he Environment ” , 84 Amer i ca. Jour nal . Int er nat i onal Law Vol . 198 year 1990; Lihat pul a Edit h Brown Weiss, Int ergenerat ional Equit y in In-t ernaIn-t ional Law, 1987 Pr oc. Annual . Meet i ng Amer i can. Soci et y Int er nat i onal Law. 126; Li hat pul a Edit h Brown Wei ss, “ The Pl anet ar y Trust : Conservat ion and Int erge-nerat ional Equit y” , 11 Ecol ogy Law Quar t er l y. Vol . 495 year 1984, ; Lihat pul a Edit h Brown Weiss, Apr. 1990, “ In Fairness t o Fut ure Generat ions” , Environment , hl m. 27-28

29 Lihat Ronni e Harding et al . , 1994, Int er pr et at i on of t he

Pr i nci pl es f or t he Fi ner Conf er ence on t he Envi r onment : Sust ai nabi l i t y - Pr i nci pl es t o Pr act i ce 1. , Unisear ch: Uni versit y of New Sout h Wal es, hl m. 21-29.

dari negara kaya kepada negara miskin menj adi salah sat u alt ernat if yang dapat dilakukan.30

Konsep keadilan int ra generasi dapat di-maknai secara umum dalam kont eks nasional maupun dalam kont eks int ernasional. Dalam skala nasional, konsep ini mencoba memberikan akses secara merat a kepada seluruh warga ne-gara t erhadap sumber daya alam yang ada t er-masuk di dalamnya air bersih, udara sert a pe-manf aat an sumber laut . Konsep ini j uga dapat digunakan unt uk mempert anyakan kembali pe-manf aat an sumber daya alam oleh sekt or swas-t a dalam pemanf aaswas-t an lingkungan hidup di ling-kup nasional. Sedangkan pada t at aran int erna-sional, konsep ini menekankan pada keset araan alokasi dari udara, air sert a keanekaragaman hayat i yang t erdapat di belahan dunia unt uk masing–masing pihak dapat memperoleh man-f aat yang sama sert a mendayagunakan sesuai dengan kebut uhan dan sist em penyangga kehi-dupan bumi yang ada.31 Bahkan dalam t at aran yang lebih ekst rem, konsep keadilan int ra ge-nerasi menunt ut adanya pembat asan konsumsi negara–negara maj u dari sumber alam baik be-rupa air, udara dan barang lainnya. Konsep ke-adilan int ra generasi ini memang disadari at au t idak berhubungan erat dengan komit men poli-t ik dan ekonomi dalam pelaksanaannya. Oleh karena it u, perlu ada kesungguhan komit men dari masyarakat int ernasional dalam pelaksa-naan konsep keadilan int ra generasi t erut ama dalam perubahan cara pandang dari negara dan pemangku kepent ingan int ernasional.32

Konsep keadilan yang menyent uh keadil-an int er generasi dkeadil-an keadilkeadil-an int ra generasi bersif at saling melengkapi sat u sama lain dalam rangka menghadirkan suat u hipot esis yang sa-ling t erkait sat u sama lain. Pasa-ling t idak t erda-pat 3 hipot esis ut ama yang menggambarkan korelasi ant ara keadilan int er generasi dan keadilan int ra generasi yait u independensi, f

30

Lihat R. Goodl and & G. Ledec, “ Neocl assi cal Economics and Princi pl es of Sust ai nabl e Devel opment ” , 38 Ecol ogi cal Model i ng, 19 (36) year 1987, hl m. 10. 31

(8)

silit asi dan persaingan.33 Korelasi independensi ant ara keadilan int er generasi dan keadilan in-t ra generasi diarin-t ikan sebagai benin-t uk keman-dirian set iap konsep dalam pencapaian t uj u-annya masing-masing. Pelaksanaan keadilan yang bersif at int ra generasi pada saat ini t idak akan menghilangkan kewaj iban dan j uga kega-galan unt uk mewuj udkan t uj uan yang dikehen-daki oleh keadilan int er generasi.

Kehadiran konsep keadilan int er generasi dan int ra generasi dalam t at aran f asilit asi, sa-ling mendukung sat u sama lain. Pelaksanaan konsep keadilan int ra generasi yang dilakukan secara opt imal dalam kurun wakt u saat ini da-lam pemahaman ini dapat menunj ang pelaksa-naan dan kesempurpelaksa-naan t uj uan dari keadilan int er generasi di masa yang akan dat ang.34 Se-dangkan pada t at aran hipot esis persaingan, me-ngat akan bahwa masing–masing konsep keadil-an saling berkompet isi sat u sama lain. Hipot esis ini menyat akan secara umum bahwa maksima-lisasi dari sat u konsep akan mengakibat kan me-lemahnya konsep keadilan yang lain.35

Kehadiran konsep keadilan iklim saat ini mut lak unt uk diperhat ikan dan dij adikan seba-gai landasan idealis unt uk perumusan sumber– sumber hukum lingkungan int ernasional. Per-j anPer-j ian int ernasional yang hadir dalam rangka kepent ingan perubahan iklim saat ini dapat di-kat akan sangat minim dalam upaya mencipt a-kan keadilan lingkungan baik dalam t at aran keadilan int er generasi maupun dalam t at aran keadilan int ra generasi. Sebagaimana yang t er-j adi di banyak negara berkembang, komunit as yang miskin dan t erpinggirkan di Indonesia di-duga memikul penderit aan akibat ef ek dari perubahan iklim. Dampak yang diprediksi meli-put i curah huj an dan banj ir yang lebih hebat , ancaman t erhadap ket ahanan pangan, ket inggi-an air laut meningkat yinggi-ang merugikinggi-an masyara-kat pant ai dan meningmasyara-kat nya penyakit sepert i malaria dan demam berdarah. Sebagai negara

33

Lihat St ef anie Gl ot zbach dan St ef an Baumgar t ner, The Rel at i onshi p Bet ween Int r agener at i onal And Int er gene-r at i onal Ecol ogi cal Just i ce. Depar t ment of Sust ai na-bi l i t y Sci ences and Depar t ment of Economi cs, Leuphana Uni versit y. hl m. 2

34 Ibi d. , hl m. 15. 35 Ibi d, hl m. 18.

kepulauan, Indonesia rent an t erhadap pening-kat an ket inggian air laut , badai dan pengelan-t angan bapengelan-t u karang (cor al r eef bl eachi ng) yang diakibat kan oleh pemanasan global yang me-ngancam masyarakat pant ai dan penghidupan mereka, baik it u karena pola iklim yang makin t ak dapat diperkirakan unt uk musim t anam mau pun panen. Laporan t erkini t ent ang Indonesia oleh Unit ed Nat ions Development Programme (UNDP) mendesak agar masalah adapt asi ma-syarakat miskin t erhadap dampak perubahan iklim diberikan perhat ian lebih besar.

Laporan berj udul The Ot her Hal f of Cl i -mat e Change memperingat kan bahwa perubah-an iklim ” meningkat kperubah-an risiko dperubah-an kerent perubah-anperubah-an yang dihadapi rakyat miskin, menimbulkan t e-kanan lebih banyak pada mekanisme pert ahan-an diri yahan-ang sudah menipis” dahan-an “ menghambat upaya at au orang miskin unt uk membangun kehidupan dengan lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga mereka. ” Yang lebih mengecewa-kan lagi adalah bahwa para j uru runding peme-rint ah yang menghadiri konf erensi Desember lalu (resminya bert aj uk UN Framework Conven-t ion on ClimaConven-t e Change 13t h Conf erence of Par-t ies, UNFCCC COP13) Par-t idak dapaPar-t mencapai ke-sepakat an unt uk menarget kan penurunan dras-t is emisi gas rumah kaca yang dibudras-t uhkan sa-ngat mendesak unt uk memperlambat perubah-an iklim. Uni Eropa, Cina dperubah-an sebagiperubah-an besar negara berkembang mendesak negara-negara kaya unt uk memangkas emisi mereka sebesar 25-40%, namun hal ini dihalangi oleh AS. Pada akhirnya, dokumen ut ama hanya menyat akan bahwa perlu adanya ‘ pemangkasan besar’ pada emisi global.

(9)

mem-pert imbangkan j umlah penduduk yang ada, hal ini t ent u t idak memberikan suat u keunt ungan simet ris pada saat negara–negara maj u hanya dibebani kewaj iban sedangkan negara berkem-bang dengan j umlah penduduk yang relat if be-sar dibat asi pula dengan paramet er yang sama dengan negara maj u. Penghit ungan emisi per kapit a menj adi salah sat u solusi alt ernat if da-lam melakukan derivasi t erhadap keadilan in-t ragenerasi dengan memberikan hak emisi yang secara t idak langsung memberikan hak negara unt uk berkembang.36

Khusus dalam mekanisme yang t erdapat dalam perundingan t ahunan Conf er ence of t he Par t i es yang merupakan salah sat u inst it usi yang hadir dalam pelaksanaan Prot okol Kyot o dapat dikat akan negara–negara maj u t idak me-lihat konsep perubahan iklim sebagai suat u yang krusial. Hal ini paling t idak dapat dilihat dalam perundingan sert a negosiasi yang t erj adi dalam f orum t ahunan yang mencerminkan ada-nya pengarusut amaan dari negara–negara maj u unt uk memasukkan kepent ingan secara parsial. Meruj uk kepada pemahaman Hikmahant o Juwa-na yang mengident ikkan hukum int erJuwa-nasioJuwa-nal sebagai salah sat u inst rumen dari negara–nega-ra maj u dalam menekan kepent ingan neganegara–nega-ra berkembang hendaknya ke depan negara–nega-ra berkembang dapat memiliki daya krit is yang lebih t aj am dalam melihat keberadaan suat u perj anj ian int ernasional.37

Penut up Simpulan

36

Lihat Decl arat ion on t he Right t o Devel opment , G. A. Res. 128, U. N. GAOR, 41st Sess. , Supp. No. 53, U. N. Doc. A/ 41/ 53, Dec. 4, 1986.

37 Dal am kepent ingan Negara Maj u ser ingkal i

meman-f aat kan Hukum Int ernasional sebagai sarana pengubah konsep unt uk dapat mengakomodasi kepent ingan dar i Negara Maj u. Per debat an mengenai perbedaan car a pandang dari negar a maj u dan negara berkembang da-pat dil ihat dal am Hikmahant o Juwana, “ Hukum Int er-nasional dal am Konf l ik Kepent ingan ekonomi Negar a Berkembang dan Negara Maj u” . , hl m. 4–5. Sedangkan pembahasan mengenai Hukum Int ernasional sebagai pe-ngubah konsep dapat dil ihat dal am Hikmahant o Juwa-na, “ Hukum Int ernasional Sebagai Inst rumen Pol it ik : Beberapa Pengal aman Indonesi a sebagai St udi Kasus” . , hl m. 27. Terdapat dal am Hikmahant o Juw ana, 2010,

Hukum Int er nasi onal : Dal am Per spekt i f Indonesi a Seba-gai Negar a Ber kembang, Jakart a: PT Yar si f Wat ampo-ne.

Konsep keadilan iklim dengan bersandar pada 2 (dua) konsep ut ama yait u keadilan int er generasi dan keadilan int ra generasi pada kon-sep kekinian dapat dij adikan salah sat u kerang-ka pemikiran yang mengedepankerang-kan kehidupan iklim yang lebih baik. Lemahnya proses akomo-dasi konsep keadilan iklim baik yang t ert uang dalam sof t l aw maupun har d l aw di sumber – sumber hukum int ernasional dewasa ini dapat dikat akan sebagai suat u bent uk kegagalan ins-t iins-t usi dan insins-t rumen hukum unins-t uk dapains-t berins-t in-dak ot onom dan mengedepankan konsep keadil-an ykeadil-ang t idak hkeadil-anya sekedar berpij ak pada sua-t u kerangka kepassua-t ian semasua-t a.

Saran

Tidak dapat dipungkiri bahwa kepent ing-an dari Negara-negara maj u kerap kali mempe-ngaruhi l aw making pr ocess suat u perj anj ian int ernasional pada umumnya dan bidang per-ubahan iklim pada khususnya. Eksist ensi negara berkembang dengan ket erbat asan pengaruh sert a limit asi kemampuan secara f inansial se-benarnya dapat dit unj ang dengan keunggulan sumber daya alam yang dapat meningkat kan posisi t awar dari negara berkembang. Pada saat yang bersamaan konsep keadilan iklim dapat menj adi konsep yang mengawal perumusan me-kanisme adapt asi maupun mit igasi dari negara– negara dalam rangkaian upaya penyelamat an iklim yang lebih baik.

Daft ar Pust aka

Agora, “ What Obligat ion Does Our Generat ion Owe t o t he Next ? An Approach t o Global Environment al Responsibilit y” . Amer i can Jour nal of Int er nat i onal Law January 1992;

Brundt land et al. , Gro Harlem. 1987. Our Com-mon Fut ur e: The Wor l d Commi ssi on On Envi r onment And Devel opment, Our Com-mon Fut ur e;

Churie et al. , Angela. Summary of t he Eigh-t eenEigh-t h Sessions of Eigh-t he Subsidiary Bodies of t he UN Framework Convent ion on Climat e Change. 12 Eart h Negot iat ions Bull;

(10)

Envi r onment and Devel opment, U. N. Doc. A/ CONF. 151/ 26, vol. I, Aug. 12, 1992

Conf erence on t he Human Environment , St ock-holm, Swed. , June 5-16, 1972, Repor t of t he Unit ed Nat i ons Conf er ence on t he Hu-man Envir onment, 3, U. N. Doc. A/ CONF. 48/ 14/ REV. 1, June 16, 1972;

Declarat ion on t he Right t o Development , G. A. Res. 128, U. N. GAOR, 41st Sess. , Supp. No. 53, U. N. Doc. A/ 41/ 53, Dec. 4, 1986;

Dellapenna, Joseph W. “ Int ernat ional Law's Lessons f or t he Law of t he Lakes” , 40 U. Mi chi gan Jour nal Law Ref or m 747, 791 & n. 274, 792 (2007);

Gao, Feng. The Int er nat i onal Cl i mat e Regi me: Wher e Do We St and?. in The Kyot o Pro-t ocol and Beyond;

Glot zbach, St ef anie dan St ef an Baumgart ner.

The Rel at i onshi p Bet ween Int r agener at i -onal and Int er gener at i-onal Ecologi cal Just i ce. Depar t ment of Sust ainabi l i t y Sci ences and Depar t ment of Economi cs. Leuphana Universit y;

Goodland, R. & G. Ledec, “ Neoclassical Econo-mics and Principles of Sust ainable Deve-lopment ” ; 38 Ecologi cal Model i ng19 (36) year 1987;

Haeruman, Herman. “ Perspekt if Kebij akan kait Perubahan Iklim dan Dampaknya Ter-hadap Ekonomi” . Jur nal Ekonomi Lingku-ngan, Vol. 13 No. 1 2009. Pusat St udi Eko-nomi dan Lingkungan Kement erian Ling-kungan Hidup;

Harding et al. , Ronnie. 1994. Int er pr et at ion of t he Pr i nci pl es f or t he Fi ner Conf er ence on t he Envir onment : Sust ainabi l i t y – Pr inci p-l es t o Pr act i ce 1. Unisearch: Universit y of New Sout h Wales;

Int ergovernment al Panel on Climat e Change (IP-CC) Report . Cl i mat e Change 2007: Im-pact s, Adapt at ion and Vul ner abi l i t y;

Juwana, Hikmahant o. 2010. Hukum Int er nasi o-nal : Dal am Per spekt i f Indonesi a Sebagai Negar a Ber kembang. Jakart a: PT Yarsif Wat ampone;

Lean, Geof f rey. Di sappear i ng Wor l d: Gl obal War mi ng Cl ai ms Tr opi cal Isl and, The In-dependent. Dec. 24, 2006, t erdapat da-lam sit us www. independent . co. uk/ en-vironment / climat e-change/ disappearing-world-global-warming-claims-t ropical-island-429764. ht ml. diakses 5 Februari 2011;

Lomborg¸ Bj orn. 2008. Copenhagen Consensus 2008 Resul t s. t erdapat dalam sit us ht t p: / / www. copenhagen consensus.com diakses pada t anggal 25 April 2011; Lynas, Mark. 2007. Si x Degr ees: Our Fut ur e On

A Hot t er ;

Pardy, Bruce. “ The Kyot o Prot ocol: Bad News f or t he Global Environment ” , Jour nal of Envi r onment al Law and Pr act i ce 2004; Parwat a, Joko. “ 90 Persen Bencana Terkait

Pe-rubahan Iklim” , War t a Geol ogi , Vol. 3 No. 3 2008. Badan Geologi Bandung;

Prihadi, Tri Heru; Erlania, Iswari Rat na Ast ut i. “ Kaj ian Dampak Lingkungan Global dari Kegiat an Keramba Jaring Apung Melalui LCA” , Jur nal Ri set Akuakul t ur . Pusat Ri-set Perikanan Budidaya;

Schreurs, Miranda A. “ Compet ing Agendas and t he Climat e Change Negot iat ions: The Unit ed St at es, t he European Union, and Japan” , 31 Envi r onment al Law. Repor t

2001;

Silalahi, M. Daud. “ Peranan dan Kedudukan Hu-kum Lingkungan Int ernasional Dewasa Ini” , Jur nal Hukum Int er nasi onal Vol. 2 No. 2 2005, Lembaga Pengkaj ian Hukum Int ernasional Universit as Indonesia; Siwiendrayant i, Arum. “ Perubahan Iklim dan

Pe-ngaruhnya t erhadap Sekt or Kesehat an” .

Jur nal Kesehat an Masyar akat , Vol. 3 No. 1 2007. Universit as Negeri Semarang;

Suj at miko, Cahya. “ St udi Penanggulangan Abra-si Pant ai Kalianda” . Jur nal Sai ns dan Ino-vasi , Vol. 5 No. 1 2009. Lembaga Peneli-t ian UniversiPeneli-t as Sang Bumi Ruwa Jurai; Triat modj o, Marsudi. “ Implikasi Berlakunya

Prot ocol Kyot o-1997 Terhadap Indo-nesia” , Jur nal Hukum Int er nasional , Vol. 2 Vol. 2 2005, Lembaga Pengkaj ian Hu-kum Int ernasional Universit as Indonesia; U. N. Dev. Programme, Human Development

Re-port 2007/ 2008, Fight ing Climat e Change: Human Solidarit y in a Divided World, 2 (2007), t erdapat dalam sit us ht t p: / / hdr. undp. org/ en/ report s/ global/ hdr-2007-2008 diakses 5 Feb. i 2011;

(11)

1995/ ipcc-2nd-as-sessment / 2nd-assess-ment en. pdf . Diakses 5 Februari 2011;

U. N. Env't Programme & World Met eorological Org. , IPCC, IPCC Fourt h Assessment port , Climat e Change 2007: Synt hesis Re-port (2007);

Unit ed Nat ions Framework Convent ion on Cli-mat e Change (UNFCCC). Cl i mat e Change Inf or mat ion Kit : The Int er nat i onal Res-ponse t o Cl i mat e Change Inf or mat i on. Sheet 17;

Weiss, E. Brown. "The Planet ary Trust : Conser-vat ion and Int ergenerat ional Equit y," 11 Ecol ogy Law. Quar t er l y Vol. 295 1984; ---. “ In Fairness t o Fut ure Generat ions” .

En-vi r onment Apr. 1990;

---. Int ergenerat ional Equit y in Int ernat ional Law. Pr oc. Annual . Meet i ng Amer i can. Soci et y Int er nat ional Law. 126 1987;

---. “ Our Right s and Obligat ions t o Fut ure Generat ions f or t he Environment ” . 84 Amer i ca. Jour nal . Int er nat ional Law, Vol. 198 1990;

West ra, Laura. 2006. Envir onment al Just i ce and The Ri ght s of Unbor n and Fut ur e Ge-ner at ions. London: Eart hscan;

Wigley, et . al . , T. M. L. “ Economic and Environ-ment al Choices in t he St abilizat ion of At mospheric CO2 Concent rat ion” , Nat ur e

Vol. 379, January;

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2013

1) Saudara diminta membawa Dokumen Penawaran asli yang telah diupload dalam aplikasi SPSE sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan nomor: 03/POKJA

of SMBs haven’t deployed mobile management solutions for phones and other

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga, maka sesuai jadwal LPSE Pembuktian Kualifikasi atas Dokumen Penawaran yang saudara

Adapun agenda kegiatan Keluarga Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM Periode XIII Tahun

Penciptaan karya seni lukis merupakan kegiatan yang bersifat pribadi, dimana lukisan merupakan cerminan dari perasaan, kreativitas, individualitas atau kepribadian

– Bentuk jaringan/network station yang dapat di desain secara series dengan pelayanan lebih dari satu pada setiap stasiun. atau secara paralel dengan stasiun

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2005, perlu menetapkan Wilayah Kerja Gas Metana Batubara, Bentuk Kontrak Kerja Sama, dan Ketentuan Pokok Kerja