BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam memecahkan masalah
yang terjadi di dalam kelas dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)
yang sengaja dimunculkan kepada peserta didik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.
Penelitian tindakan ini dilakukan dengan melibatkan peneliti dann guru
kelas untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan dukungan
prosedur, metode serta model dan media yang digunkaan selama ini dan
selanjutnya mendapatkan metode dan model baru yang dipandang paling
efisien lalu diujicobakan, dievaluasi secara terus-menerus dalam
pelaksanaannya sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien untuk
dilaksanakan.
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model penelitian daur siklus yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat
komponen, yaitu:
1. Tahap rencana (planning),
2. Tahap tindakan (action),
3. Tahap observasi (observation), dan
4. Tahap refleksi (reflection).
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya
sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya
berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan
dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah
terjadi. Dengan kata lain objek pengamatan sudah lampau terjadi. (Arikunto,
2006, hlm. 97)
Untuk melihat dengan jelas seperti apa metode penelitian yang digunakan
berdasarkan daur siklus, berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian
tindakan kelas :
Bagan 3.1
Model Siklus PTK dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2008, hlm. 16)
Menurut Arikunto (2008, hlm. 17-20), Secara utuh, tindakan yang
diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan,
melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan (Planning).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (observer).
2. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Action),
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasiatau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini guru harus ingat dan
berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan pelaksanaan
pembelajaran, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Dalam
refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan
secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.
3. Tahap 3: Pengamatan (Observing),
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer.
sebetulnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan pelaksanaan pembelajaran sedang dilakukan. Sehingga, keduanya bisa
dilakukan secara bersamaan.
4. Tahap 4: Refleksi (Reflection).
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection,
yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan
refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan
tindakan pelaksanaan pembelajaran, kemudian berhadapan dengan observer
untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi disini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kaca.” Dalam hal ini guru pelaksana kegiatan pembelajaran sedang memantulkan
pengalamannya pada observer yang baru saja mengamati kegiatan dalam
tindakan pembelajaran di dalam kelas. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu
ketika guru mengatakan kepada observer tentang hal-hal yang dirasa sudah
berjalan dengan baik dan hal-hal yang belum berjalan dengan baik. Dengan
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus,
yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai
dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan
contoh tindakan perbaikan catatan sebagaimana dikemukakan dalam bagian
terdahulu, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah pengumpulan
catatan mengoreksi, dan memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara
membuat catatan yang baik.
Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan
yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana (bersama
peneliti pengamat)menentukan rancangan untuk siklus kedua. Dengan
menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan
tahap 2, 3, dan 4, seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai
dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan
siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.
A. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan penelitian ini yaitu siswa kelas III SD di kecamatan Sukasari
kota Bandung tahun pelajaran 2015/ 2016 dengan jumlah partisipan sebanyak
36 orang.
Partisipan penelitian mempunyai karakteristik berbeda-beda dimulai dari
sifat, keterampilan, kemampuan bersosial sampai kemampuan intelektualnya.
Beberapa partisipan aktif dikelas sering kali mendominasi dari pada partisipan
yang kurang aktif, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan
pembelajaran. Sebanyak 80% siswa tidak suka apabila belajar secara
berkelompok dan 20% siswa suka belajar kelompok asal bersama orang-orang
tertentu saja, sehingga pada saat kegiatan pembelajaran mereka kesulitan untuk
bekerja sama. 2 orang partisipan terlihat pendiam dan cenderung kurang
bersosialisasi dengan teman yang lain di kelasnya. 1 orang partisipan tinggal
kelas dan belum lancar saat membaca.
Jumlah kelas yang terdapat di SD ini yaitu berjumlah 18 kelas dengan
sebanyak 34 orang yang terdiri dari 26 dan 8 guru honorer temasuk TU, selain
itu ada juga seorang TU/operator dan seorang penjaga sekolah.. Waktu belajar
kelas III yaitu pagi, dimulai dari pukul 07.30 sampai 11.40. Lokasi SD terletak
di kecamatan Sukasari kota Bandung. Kondisi belajar disekolah cukup nyaman
dengan suasana sekolah yang bersih dan fasilitas sekolah yang cukup memadai.
Dilengkapi dengan mushola dan WC guru.
B. Prosedur Administratif Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus hingga
pembelajaran yang dialami siswa efektif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kunandar (2012, hlm. 76) bahwa “Apakah masalah itu selesai teratasi atau tidak. Jika teratasi, berapa persen yang teratasi dan berapa
persen yang belum. Jika belum teratasi, apakah perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak”.
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan studi
pendahuluan untuk mengidentifikasi, menentukan fokus dan menganalisis
masalah yang akan diteliti. Hasil studi kasus pendahuluan, direfleksi oleh
peneliti agar dapat menentukan strategi pemecahannya.
Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Tahap Prapenelitian
a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah di sekolah dasar yang akan menjadi
tempat penelitian.
b. Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan sebagai studi pendahuluan
mengenai pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan masalah yang akan
dikaji terutama masalah yang terdapat pada siswa kelas III sekolah dasar yang
akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
c. Identifikasi permasalahan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
d. Melakukan observasi.
e. Melakukan pengamatan untuk memperoleh dukungan teori mengenai
strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah.
f. Menentukan pendekatan, metode atau model yang relevan dengan
karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar di kelas III
sekolah dasar.
g. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan
penelitian.
h. Kegiatan ini merupakan kegiatan melakukan kajian terhadap Kurikulum
2013, buku panduan guru dan buku panduan siswa Kurikulum 2013.
i. Menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK)
b) Tahap Perencanaan Penelitian
Setelah melakukan studi pendahuluan atau pra penelitian dan
langkah-langkah yang terdapat pada pra penelitian, peneliti merancang perencanaan
tindakan untuk pelaksanaan tindakan. Di bawah ini dijelaskan langkah
perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan sebagai beriku:
a. Siklus I
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
siklus I disusun dalam upaya meningkatkan kemampuan kerja sama siswa
kelas III di salah satu sekolah dasar yang ada di kota Bandung. Perencanaan
pembelajaran pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Rencana
Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berdasarkan Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang berlaku disekolah.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu menentukan subtema,
pembelajaran, kompetensi dasar dan menentukan indikator pencapaian
kompetensi serta tujuan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
Permendikbud No. 81A/2013 yang di dalamnya terdiri dari komponen
indentitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kompetensi inti (KI),
pembelajaran, media/ alat, bahan dan sumber belajar, metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disusun berdasarkan pendekatan saintifik pada buku tema 8 yaitu “Bumi dan Alam Semesta” pada subtema 2 pembelajaran ke 5 dengan materi bentuk muka bumi di dasar laut.
Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe
question students have dan metode yang digunakan adalah Tanya jawab,
diskusi, dan ceramah. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran question students have untuk meningkatkan
kerja sama siswa.
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran question students have.
2) Menyiapkan bahan ajar berupa materi tentang bentuk rupa bumi di dasar
laut serta video pembelajaran.
3) Mengelompokan siswa seacara heterogen agar mempermudah prosesp
pembelajaran kooperatif tipe question students have.
4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan lembar evaluasi.
5) Menyiapkan lembar observasi bagi observer yaitu berupa RPP, lembar
observasi guru dan lembar kerja sama siswa.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2016,
pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30-11.40 WIB di kelas IIIA dengan
jumlah siswa sebnyak 36 orang namun dikarenakan pada 4 orang yang tidak
hadir, maka terfokus pada 32 orang siswa saja secara berkelompok 3-4 orang
dalam satu kelompok.
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I disusun dalam
upaya meningkatkan kerja sama siswa kelas III A disalah satu sekolah dasar
yang ada di Kecamatan Sarijadi. Penelitian ini melibatkan 3 orang observer
pembelajaran. Ketiga observer ini terdiri dari praktikan satu angkatan dengan
peneliti. Tugas dari ketiga observer yaitu untuk mengobservasi aktivitas guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus satu ini berisi kegiatan dengan tema “Bumi dan Alam Semesta” dengan menggunakan metode question students have. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dalam
tiga tahap kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Untuk lebih jelas berikut ini deskripsi langkah-langkah spesifik
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode question students have.
b. Siklus II
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. perencanaan pembelajaran
yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai
berikut:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi
siklus I. perencanaan pembelajaran dalam siklus II ini tidak jauh berbeda
dengan perencanaan pada siklus I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang dipakai masih berdasarkan Permendikbud No. 81A/2013 yang di
dalamnya terdiri dari komponen indentitas rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, media/ alat, bahan dan sumber belajar,
metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir
penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disusun berdasarkan buku tema 8 yaitu “Bumi dan Alam Semesta” pada subtema 3 pembelajaran ke 1 dengan materi perubahan rupa bumi. Adapun model pembelajaran yang
digunakan adalah model kooperatif tipe question students have dan metode
yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Sebelum melakukan
students have untuk meningkatkan kerja sama siswa, peneliti membuat
perencanaan pembelajaran yang meliputi:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran question students have.
2) Menyiapkan bahan ajar berupa materi tentang perubahan rupa bumi serta
video pembelajaran.
3) Mengelompokan siswa seacara heterogen agar mempermudah proses
pembelajaran kooperatif tipe question students have.
4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan lembar evaluasi.
5) Menyiapkan lembar observasi bagi observer yaitu berupa RPP, lembar
observasi guru dan lembar kerja sama siswa.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
b. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
langkah-langkah model kooperatif tipe question students have pada siklus I adalah
sebagai berikut:
a) Pembagian selembar kertas.
1. Guru membagikan selembar kertas.
2. Selembar kertas tersebut dilengkapi dengan petunjuk model question
students have
b) Guru mengarahkan siswa untuk menulis delapan pertanyaan.
1. Guru menjelaskan materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar laut.
2. Guru meminta siswa untuk menuliskan delapan pertanyaan secara
berkelompok mengenai materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar
laut.
c) Memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.
1. Guru membimbing siswa untuk memutarkan pertanyaan pada kelompok
selanjutnya
2. Guru melakukan aba-aba sebelum pemutaran kertas pertanyaan.
d) Menjawab satu pertanyaan dan memberikan tanda centang pada
1. Guru mengintruksikan siswa untuk memilih dan menjawab hanya satu
pertanyaan saja
2. Guru meminta siswa untuk mencentang pertanyaan yang dianggap
pertanyaan paling baik.
e) Kertas kembali pada setiap kelompoknya , kumpulkan pada guru dan
bacakan di depan kelas oleh perwakilan kelompok.
1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas yang telah kembali pada
kelompoknya
2. Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil pertanyaannya
di depan kelas
3. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah ceklis yang telah
diperolehnya
f) Bacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang
1. Guru hanya meminta siswa untuk membacakan semua pertanyaan yang
telah ditulisnya
g) Jika waktu habis bahas di waktu yang akan datang
1. Guru tidak membahas pertanyaan yang tiak mendapatkan tanda centang.
c. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
langkah-langkah model kooperatif tipe question students have pada siklus II
dilaksanakan berdasarkan hasil regfleksi siklus I. dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Pembagian selembar kertas.
1. Guru membagikan selembar kertas.
2. Selembar kertas tersebut dilengkapi dengan petunjuk model question
students have.
3. Guru menjelaskan tentang petunjuk tersebut sebelum model question
studnts have dimulai.
4. Guru mengarahkan siswa untuk menulis delapan pertanyaan.
6. Guru meminta siswa untuk menuliskan delapan pertanyaan secara
berkelompok mengenai materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar
laut.
b) Memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.
1. Guru membimbing siswa untuk memutarkan pertanyaan pada kelompok
selanjutnya.
2. Guru melakukan aba-aba sebelum pemutaran kertas pertanyaan.
c) Menjawab satu pertanyaan dan memberikan tanda centang pada
pertanyaan yang dianggap pertanyaan yang paling baik.
1. Guru mengintruksikan siswa untuk memilih dan menjawab hanya satu
pertanyaan saja.
2. Guru meminta siswa untuk mencentang pertanyaan yang dianggap
pertanyaan paling baik.
d) Kertas kembali pada setiap kelompoknya , kumpulkan pada guru dan
bacakan di depan kelas oleh perwakilan kelompok.
1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas yang telah kembali pada
kelompoknya.
2. Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil pertanyaannya
di depan kelas.
3. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah ceklis yang telah
diperolehnya
e) Bacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang
1. Guru meminta siswa secara spesifik membacakan pertanyaan yang tidak
mendapatkan tanda centang agar mengetahui penyebab tidak
mendapatkanya tanda centang tersebut.
f) Jika waktu habis bahas di waktu yang akan datang
1. Guru sudah membahas pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang.
Dang mengetahui penyabab tidak adanya tanda centang adalah
ketidaksesuaian pertanyaan dengan materi perubahan bentuk rupa bumi.
C. Prosedur Substantif Penelitian
Setiap tahapan penelitian pada pelaksanaan tindakan siklus I, dan II
pelaksanaan tindakan dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan diolah
dan dianalisis untuk mengetahui pencapaian kemampuan kerja sama siswa
kelas III SD dengan menggunakan model kooperatif tipe question students
have. Pemaparan mengenai pengumpulan data dan pengolahan data adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan seluruh data ketika
pelaksanaan tindakan penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi/pengamatan merupakan pengambilan data untuk mengetahui
seberapa jauh tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer yang bertugas
mengamati setiap tahapan pelaksanaan tindakan aktivitas guru, aktivitas siswa
dan kemampuan kerja sama siswa dengan menggunakan alat instrumen
aktivitas guru, aktivitas siswa dan lembar kemampuan kerja sama siswa
sebagai alat pengumpul data. Observer merekam kegiatan yang berlangsung
dan mencatat temuan data selama proses pembelajaran. Hasil observasi ini juga
dilakukan untuk melihat kemampuan kerja sama dengan menggunakan model
kooperatif tipe question students have pada tema Bumi dan Alam Semesta.
2) Catatan lapangan
Selain lembar observasi aktivitas guru, siswa dan lembar kemampuan kerja
sama siswa observer juga menuliskan temuan yang ada pada saat pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar catatan lapangan untuk memperoleh
seluruh data mengenai aktivitas pembelajaran baik positif maupun negatif yang
berhubungan dengan penerapan model kooperatif tipe question students have.
Dokumentasi yaitu pengumpulan foto dan video pelaksanaan tindakan
penelitian pada setiap siklus baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe question
students have.
2. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik analisis data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan
menggunakan alat pengungkap data berupa instrumen aktivitas guru, aktivitas
siswa, lembar kemampuan kerja sama siswa serta catatan lapangan dalam
setiap siklus yang dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dan observer,
sedangkan data kuantitatif diperoleh menggunakan statistik sederhana.
Pengolahan data secara kuantitatif dijelaskan sebagai berikut:
a. Penyekoran hasil kerja sama
Lembar yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan kerja
sama siswa terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek penilaian kemampuan
kerja sama dengan menggunakan indikator kerja sama yaitu menggunakan
kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas,
berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi,
mengundang orang lain, menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghargai
perbedaan individu. Untuk lebih jelas format penilaian kemampuan kerja sama
dengan menggunakan model kooperatif tipe question students have dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Format Penilaian Kemampuan Kerja sama
No Aspek yang dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4
Kesepakatan
2 Menghargai Kontribusi
3 Mengambil giliran dan
berbagi tugas
4 Berada dalam kelompok
5 Berada dalam tugas
6 Mendorong partisipasi
7 Mengunang orang lian
8 Menyelesaikan tugas
tepat waktu
9 Menghargai perbedaan
individu
Skor Total
Diadaptasi dari Nursetiawati
(2015 dengan modifikasi penulis)
Setiap aspek penilaian kemampuan kerja sama tersebut disesuaikan dengan
kapasitas kemampuan siswa kelas III sekolah dasar. Dengan melihat latar
belakang permasalahan dan untuk meningkatkan kerja sama siswa, maka
digunakan indikator menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi,
mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam
tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas
Menurut Hake (dalam Rohaenitasari. 2013, hlm. 41) penilaian kerja sama
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memberikan skor : skor 4 jika siswa melaksanakan dengan sangat baik, 3
jika siswa melaksanakan dengan baik, 2 jika siswa melaksanakan dengan
cukup baik, 1 jika siswa melaksanakan dengan kurang baik.
b. Menjumlahkan skor yang diperoleh.
c. Merata-ratakan skor yang diperoleh.
d. Merubah rata-rata skor ke bentuk presentase dengan rumus
e. Memberikan kategori penilaian : sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
Tabel 3.2 Bobot Presentase Kategori
Kriteria Bobot
75-100% Sangat Baik
50-74% Baik
25-49% Cukup
0-24% Kurang
2. Pengolahan nilai persentase kelas.
Rumusan perhitungan persentase yang digunakan menurut Sudjana (2013,
hlm. 8) diantaranya sebagai berikut:
P = � � � �� � ��