• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1202758 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1202758 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam memecahkan masalah

yang terjadi di dalam kelas dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)

yang sengaja dimunculkan kepada peserta didik yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

Penelitian tindakan ini dilakukan dengan melibatkan peneliti dann guru

kelas untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan dukungan

prosedur, metode serta model dan media yang digunkaan selama ini dan

selanjutnya mendapatkan metode dan model baru yang dipandang paling

efisien lalu diujicobakan, dievaluasi secara terus-menerus dalam

pelaksanaannya sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien untuk

dilaksanakan.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model penelitian daur siklus yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat

komponen, yaitu:

1. Tahap rencana (planning),

2. Tahap tindakan (action),

3. Tahap observasi (observation), dan

4. Tahap refleksi (reflection).

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya

sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya

berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan

(2)

dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah

terjadi. Dengan kata lain objek pengamatan sudah lampau terjadi. (Arikunto,

2006, hlm. 97)

Untuk melihat dengan jelas seperti apa metode penelitian yang digunakan

berdasarkan daur siklus, berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian

tindakan kelas :

Bagan 3.1

Model Siklus PTK dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2008, hlm. 16)

Menurut Arikunto (2008, hlm. 17-20), Secara utuh, tindakan yang

diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan,

melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan (Planning).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

(3)

yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (observer).

2. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Action),

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasiatau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas. Hal

yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini guru harus ingat dan

berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan pelaksanaan

pembelajaran, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Dalam

refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan

secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

3. Tahap 3: Pengamatan (Observing),

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer.

sebetulnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu

tindakan pelaksanaan pembelajaran sedang dilakukan. Sehingga, keduanya bisa

dilakukan secara bersamaan.

4. Tahap 4: Refleksi (Reflection).

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection,

yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan

refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan

tindakan pelaksanaan pembelajaran, kemudian berhadapan dengan observer

untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi disini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kaca.” Dalam hal ini guru pelaksana kegiatan pembelajaran sedang memantulkan

pengalamannya pada observer yang baru saja mengamati kegiatan dalam

tindakan pembelajaran di dalam kelas. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu

ketika guru mengatakan kepada observer tentang hal-hal yang dirasa sudah

berjalan dengan baik dan hal-hal yang belum berjalan dengan baik. Dengan

(4)

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus,

yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai

dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan

contoh tindakan perbaikan catatan sebagaimana dikemukakan dalam bagian

terdahulu, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah pengumpulan

catatan mengoreksi, dan memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara

membuat catatan yang baik.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan

yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana (bersama

peneliti pengamat)menentukan rancangan untuk siklus kedua. Dengan

menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan

tahap 2, 3, dan 4, seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai

dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan

siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.

A. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan penelitian ini yaitu siswa kelas III SD di kecamatan Sukasari

kota Bandung tahun pelajaran 2015/ 2016 dengan jumlah partisipan sebanyak

36 orang.

Partisipan penelitian mempunyai karakteristik berbeda-beda dimulai dari

sifat, keterampilan, kemampuan bersosial sampai kemampuan intelektualnya.

Beberapa partisipan aktif dikelas sering kali mendominasi dari pada partisipan

yang kurang aktif, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan

pembelajaran. Sebanyak 80% siswa tidak suka apabila belajar secara

berkelompok dan 20% siswa suka belajar kelompok asal bersama orang-orang

tertentu saja, sehingga pada saat kegiatan pembelajaran mereka kesulitan untuk

bekerja sama. 2 orang partisipan terlihat pendiam dan cenderung kurang

bersosialisasi dengan teman yang lain di kelasnya. 1 orang partisipan tinggal

kelas dan belum lancar saat membaca.

Jumlah kelas yang terdapat di SD ini yaitu berjumlah 18 kelas dengan

(5)

sebanyak 34 orang yang terdiri dari 26 dan 8 guru honorer temasuk TU, selain

itu ada juga seorang TU/operator dan seorang penjaga sekolah.. Waktu belajar

kelas III yaitu pagi, dimulai dari pukul 07.30 sampai 11.40. Lokasi SD terletak

di kecamatan Sukasari kota Bandung. Kondisi belajar disekolah cukup nyaman

dengan suasana sekolah yang bersih dan fasilitas sekolah yang cukup memadai.

Dilengkapi dengan mushola dan WC guru.

B. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus hingga

pembelajaran yang dialami siswa efektif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kunandar (2012, hlm. 76) bahwa “Apakah masalah itu selesai teratasi atau tidak. Jika teratasi, berapa persen yang teratasi dan berapa

persen yang belum. Jika belum teratasi, apakah perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak”.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan studi

pendahuluan untuk mengidentifikasi, menentukan fokus dan menganalisis

masalah yang akan diteliti. Hasil studi kasus pendahuluan, direfleksi oleh

peneliti agar dapat menentukan strategi pemecahannya.

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai

berikut:

a) Tahap Prapenelitian

a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah di sekolah dasar yang akan menjadi

tempat penelitian.

b. Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan sebagai studi pendahuluan

mengenai pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan masalah yang akan

dikaji terutama masalah yang terdapat pada siswa kelas III sekolah dasar yang

akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

c. Identifikasi permasalahan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang

(6)

d. Melakukan observasi.

e. Melakukan pengamatan untuk memperoleh dukungan teori mengenai

strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah.

f. Menentukan pendekatan, metode atau model yang relevan dengan

karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar di kelas III

sekolah dasar.

g. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan

penelitian.

h. Kegiatan ini merupakan kegiatan melakukan kajian terhadap Kurikulum

2013, buku panduan guru dan buku panduan siswa Kurikulum 2013.

i. Menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK)

b) Tahap Perencanaan Penelitian

Setelah melakukan studi pendahuluan atau pra penelitian dan

langkah-langkah yang terdapat pada pra penelitian, peneliti merancang perencanaan

tindakan untuk pelaksanaan tindakan. Di bawah ini dijelaskan langkah

perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan sebagai beriku:

a. Siklus I

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan

siklus I disusun dalam upaya meningkatkan kemampuan kerja sama siswa

kelas III di salah satu sekolah dasar yang ada di kota Bandung. Perencanaan

pembelajaran pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Rencana

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) berdasarkan Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang berlaku disekolah.

Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu menentukan subtema,

pembelajaran, kompetensi dasar dan menentukan indikator pencapaian

kompetensi serta tujuan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan

Permendikbud No. 81A/2013 yang di dalamnya terdiri dari komponen

indentitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kompetensi inti (KI),

(7)

pembelajaran, media/ alat, bahan dan sumber belajar, metode pembelajaran,

langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disusun berdasarkan pendekatan saintifik pada buku tema 8 yaitu “Bumi dan Alam Semesta” pada subtema 2 pembelajaran ke 5 dengan materi bentuk muka bumi di dasar laut.

Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe

question students have dan metode yang digunakan adalah Tanya jawab,

diskusi, dan ceramah. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran question students have untuk meningkatkan

kerja sama siswa.

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran question students have.

2) Menyiapkan bahan ajar berupa materi tentang bentuk rupa bumi di dasar

laut serta video pembelajaran.

3) Mengelompokan siswa seacara heterogen agar mempermudah prosesp

pembelajaran kooperatif tipe question students have.

4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan lembar evaluasi.

5) Menyiapkan lembar observasi bagi observer yaitu berupa RPP, lembar

observasi guru dan lembar kerja sama siswa.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2016,

pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30-11.40 WIB di kelas IIIA dengan

jumlah siswa sebnyak 36 orang namun dikarenakan pada 4 orang yang tidak

hadir, maka terfokus pada 32 orang siswa saja secara berkelompok 3-4 orang

dalam satu kelompok.

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I disusun dalam

upaya meningkatkan kerja sama siswa kelas III A disalah satu sekolah dasar

yang ada di Kecamatan Sarijadi. Penelitian ini melibatkan 3 orang observer

(8)

pembelajaran. Ketiga observer ini terdiri dari praktikan satu angkatan dengan

peneliti. Tugas dari ketiga observer yaitu untuk mengobservasi aktivitas guru

dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus satu ini berisi kegiatan dengan tema “Bumi dan Alam Semesta” dengan menggunakan metode question students have. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dalam

tiga tahap kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Untuk lebih jelas berikut ini deskripsi langkah-langkah spesifik

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode question students have.

b. Siklus II

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan

siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. perencanaan pembelajaran

yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai

berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi

siklus I. perencanaan pembelajaran dalam siklus II ini tidak jauh berbeda

dengan perencanaan pada siklus I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang dipakai masih berdasarkan Permendikbud No. 81A/2013 yang di

dalamnya terdiri dari komponen indentitas rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, media/ alat, bahan dan sumber belajar,

metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir

penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disusun berdasarkan buku tema 8 yaitu “Bumi dan Alam Semesta” pada subtema 3 pembelajaran ke 1 dengan materi perubahan rupa bumi. Adapun model pembelajaran yang

digunakan adalah model kooperatif tipe question students have dan metode

yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Sebelum melakukan

(9)

students have untuk meningkatkan kerja sama siswa, peneliti membuat

perencanaan pembelajaran yang meliputi:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran question students have.

2) Menyiapkan bahan ajar berupa materi tentang perubahan rupa bumi serta

video pembelajaran.

3) Mengelompokan siswa seacara heterogen agar mempermudah proses

pembelajaran kooperatif tipe question students have.

4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan lembar evaluasi.

5) Menyiapkan lembar observasi bagi observer yaitu berupa RPP, lembar

observasi guru dan lembar kerja sama siswa.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Siklus I

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

langkah-langkah model kooperatif tipe question students have pada siklus I adalah

sebagai berikut:

a) Pembagian selembar kertas.

1. Guru membagikan selembar kertas.

2. Selembar kertas tersebut dilengkapi dengan petunjuk model question

students have

b) Guru mengarahkan siswa untuk menulis delapan pertanyaan.

1. Guru menjelaskan materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar laut.

2. Guru meminta siswa untuk menuliskan delapan pertanyaan secara

berkelompok mengenai materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar

laut.

c) Memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.

1. Guru membimbing siswa untuk memutarkan pertanyaan pada kelompok

selanjutnya

2. Guru melakukan aba-aba sebelum pemutaran kertas pertanyaan.

d) Menjawab satu pertanyaan dan memberikan tanda centang pada

(10)

1. Guru mengintruksikan siswa untuk memilih dan menjawab hanya satu

pertanyaan saja

2. Guru meminta siswa untuk mencentang pertanyaan yang dianggap

pertanyaan paling baik.

e) Kertas kembali pada setiap kelompoknya , kumpulkan pada guru dan

bacakan di depan kelas oleh perwakilan kelompok.

1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas yang telah kembali pada

kelompoknya

2. Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil pertanyaannya

di depan kelas

3. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah ceklis yang telah

diperolehnya

f) Bacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang

1. Guru hanya meminta siswa untuk membacakan semua pertanyaan yang

telah ditulisnya

g) Jika waktu habis bahas di waktu yang akan datang

1. Guru tidak membahas pertanyaan yang tiak mendapatkan tanda centang.

c. Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

langkah-langkah model kooperatif tipe question students have pada siklus II

dilaksanakan berdasarkan hasil regfleksi siklus I. dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Pembagian selembar kertas.

1. Guru membagikan selembar kertas.

2. Selembar kertas tersebut dilengkapi dengan petunjuk model question

students have.

3. Guru menjelaskan tentang petunjuk tersebut sebelum model question

studnts have dimulai.

4. Guru mengarahkan siswa untuk menulis delapan pertanyaan.

(11)

6. Guru meminta siswa untuk menuliskan delapan pertanyaan secara

berkelompok mengenai materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar

laut.

b) Memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.

1. Guru membimbing siswa untuk memutarkan pertanyaan pada kelompok

selanjutnya.

2. Guru melakukan aba-aba sebelum pemutaran kertas pertanyaan.

c) Menjawab satu pertanyaan dan memberikan tanda centang pada

pertanyaan yang dianggap pertanyaan yang paling baik.

1. Guru mengintruksikan siswa untuk memilih dan menjawab hanya satu

pertanyaan saja.

2. Guru meminta siswa untuk mencentang pertanyaan yang dianggap

pertanyaan paling baik.

d) Kertas kembali pada setiap kelompoknya , kumpulkan pada guru dan

bacakan di depan kelas oleh perwakilan kelompok.

1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas yang telah kembali pada

kelompoknya.

2. Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil pertanyaannya

di depan kelas.

3. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah ceklis yang telah

diperolehnya

e) Bacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang

1. Guru meminta siswa secara spesifik membacakan pertanyaan yang tidak

mendapatkan tanda centang agar mengetahui penyebab tidak

mendapatkanya tanda centang tersebut.

f) Jika waktu habis bahas di waktu yang akan datang

1. Guru sudah membahas pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang.

Dang mengetahui penyabab tidak adanya tanda centang adalah

ketidaksesuaian pertanyaan dengan materi perubahan bentuk rupa bumi.

C. Prosedur Substantif Penelitian

Setiap tahapan penelitian pada pelaksanaan tindakan siklus I, dan II

(12)

pelaksanaan tindakan dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan diolah

dan dianalisis untuk mengetahui pencapaian kemampuan kerja sama siswa

kelas III SD dengan menggunakan model kooperatif tipe question students

have. Pemaparan mengenai pengumpulan data dan pengolahan data adalah

sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan seluruh data ketika

pelaksanaan tindakan penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi/pengamatan merupakan pengambilan data untuk mengetahui

seberapa jauh tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer yang bertugas

mengamati setiap tahapan pelaksanaan tindakan aktivitas guru, aktivitas siswa

dan kemampuan kerja sama siswa dengan menggunakan alat instrumen

aktivitas guru, aktivitas siswa dan lembar kemampuan kerja sama siswa

sebagai alat pengumpul data. Observer merekam kegiatan yang berlangsung

dan mencatat temuan data selama proses pembelajaran. Hasil observasi ini juga

dilakukan untuk melihat kemampuan kerja sama dengan menggunakan model

kooperatif tipe question students have pada tema Bumi dan Alam Semesta.

2) Catatan lapangan

Selain lembar observasi aktivitas guru, siswa dan lembar kemampuan kerja

sama siswa observer juga menuliskan temuan yang ada pada saat pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar catatan lapangan untuk memperoleh

seluruh data mengenai aktivitas pembelajaran baik positif maupun negatif yang

berhubungan dengan penerapan model kooperatif tipe question students have.

(13)

Dokumentasi yaitu pengumpulan foto dan video pelaksanaan tindakan

penelitian pada setiap siklus baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe question

students have.

2. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik analisis data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan

menggunakan alat pengungkap data berupa instrumen aktivitas guru, aktivitas

siswa, lembar kemampuan kerja sama siswa serta catatan lapangan dalam

setiap siklus yang dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dan observer,

sedangkan data kuantitatif diperoleh menggunakan statistik sederhana.

Pengolahan data secara kuantitatif dijelaskan sebagai berikut:

a. Penyekoran hasil kerja sama

Lembar yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan kerja

sama siswa terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek penilaian kemampuan

kerja sama dengan menggunakan indikator kerja sama yaitu menggunakan

kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas,

berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi,

mengundang orang lain, menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghargai

perbedaan individu. Untuk lebih jelas format penilaian kemampuan kerja sama

dengan menggunakan model kooperatif tipe question students have dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Format Penilaian Kemampuan Kerja sama

No Aspek yang dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4

(14)

Kesepakatan

2 Menghargai Kontribusi

3 Mengambil giliran dan

berbagi tugas

4 Berada dalam kelompok

5 Berada dalam tugas

6 Mendorong partisipasi

7 Mengunang orang lian

8 Menyelesaikan tugas

tepat waktu

9 Menghargai perbedaan

individu

Skor Total

Diadaptasi dari Nursetiawati

(2015 dengan modifikasi penulis)

Setiap aspek penilaian kemampuan kerja sama tersebut disesuaikan dengan

kapasitas kemampuan siswa kelas III sekolah dasar. Dengan melihat latar

belakang permasalahan dan untuk meningkatkan kerja sama siswa, maka

digunakan indikator menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi,

mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam

tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas

(15)

Menurut Hake (dalam Rohaenitasari. 2013, hlm. 41) penilaian kerja sama

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memberikan skor : skor 4 jika siswa melaksanakan dengan sangat baik, 3

jika siswa melaksanakan dengan baik, 2 jika siswa melaksanakan dengan

cukup baik, 1 jika siswa melaksanakan dengan kurang baik.

b. Menjumlahkan skor yang diperoleh.

c. Merata-ratakan skor yang diperoleh.

d. Merubah rata-rata skor ke bentuk presentase dengan rumus

e. Memberikan kategori penilaian : sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

Tabel 3.2 Bobot Presentase Kategori

Kriteria Bobot

75-100% Sangat Baik

50-74% Baik

25-49% Cukup

0-24% Kurang

2. Pengolahan nilai persentase kelas.

Rumusan perhitungan persentase yang digunakan menurut Sudjana (2013,

hlm. 8) diantaranya sebagai berikut:

P = � � � �� � ��

(16)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Bobot Presentase Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Pada Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung. :

Namun demikian, ”komunitas” masuk dalam kedalam masyarakat sebagai salah satu wujud kesatuan manusia yang menekankan aspek lokasi hidup dan wilayah, sementara wujud yang lain

Sahabat MQ/ Meski hingga kini soal Rancangan Undang-Undang Keistimewaan RUUK DIY belum ada kejelasan yang pasti/ namun Sri Sultan Hamengku Buwono X/ baik selaku pribadi maupun

Penelitian yuridis normatif adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap kajian perundang – undangan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap anak, baik dalam KUHP maupun

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau kelompok yang secara kultural terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda

getah kualitas pertama dengan ciri-ciri memiliki aroma yang lebih wangi,.. berwarna putih dan tidak lengket.Sedangkan ciri khas jenis

Predicting Cesarean Section and Uterine Rupture among Women Attempting Vaginal Birth after Prior Cesarean Section.. Cesarean Scar Dehiscence Associated with Intrauterine