BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam sebuah proses penelitian ada hal penting yang harus diperhatikan, yaitu mengenai teknik dan metode penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini disesuaikan dengan kajian penelitian yang banyak memerlukan data berupa kata atau lisan, dokumen, dan foto dari objek mahkota Binokasih Sanghyang Pake, dalam penyajiannya banyak menggunakan kutipan baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumen-dokumen yang relevan. Pada tahap akhir, kemudian data tersebut dianalisis atau dibahas menurut rumusan masalah.
Untuk memudahkan dalam menganalis kajian estetik mahkota Binokasih Sanghyang Pake, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini berfungsi untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai Mahkota Binokasih Sanghyang Pake di Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang.
B. Teknik Pengumpulan Data
Bagian penting lain dari proses penelitian adalah teknik pengumpulan data. Dengan terkumpulnya data, peneliti bisa dengan mudah mengkaji ornamen dan makna simbolik yang terkandung dalam mahkota Binokasih Sanghyang Pake. Mengumpulkan data merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah karena membutuhkan waktu yang relatif lama. Proses pengumpulan data ini harus dilakukan secara serius agar data sesuai dengan hasil yang akan diteliti.
Melihat pentingnya fungsi dari teknik pengumpulan data, maka tahapan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Observasi
Teknik observasi merupakan teknik yang sangat dibutuhkan dalam penelitian ini karena peneliti bisa mendapatkan data-data secara utuh, langsung, dan dapat dipercaya (valid). Hal ini senada dengan penjelasan Dhohiri (2001:120) bahwa “observasi merupakan suatu aktivitas penelitian dalam rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan”.
yang diperoleh dari buku-buku dan artikel yang sudah tersedia di perpustakaan Museum. Dengan observasi langsung ke lapangan, peneliti bisa diizinkan memotret dan membuat sketsa mahkota Binokasih Sanghyang Pake.
2. Wawancara
Pengumpulan data dapat juga dilakukan melalui teknik wawancara atau interview. Dhohiri (2001:121) menjelaskan bahwa “pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumber/pemberi informasi (informan)”.
Responden dalam penelitian ini meliputi pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan informasi yang valid mengenai mahkota. Responden yang terpilih untuk mendapatkan informasi tentang mahkota Binokasih Sanghyang Pake diantaranya adalah pihak dari Museum Prabu Geusan Ulun yang sudah pasti mengetahui tentang riwayat mahkota Binokasih. Responden tersebut diantaranya adalah Bu Ani (Bagian Perpustakaan Museum), dan Pak Abdul Syukur (Pemandu Museum). Untuk melancarkan proses wawancara tersebut, pedoman wawancara yang disusun peneliti hanya berupa poin-poin penting yang akan ditanyakan, namun pertanyaan itu akan berkembang apabila ada beberapa hal penting lain yang perlu digali informasinya. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara terbuka yang lebih mirip dengan percakapan informal.
dari beliau adalah perihal ornamen yang terkandung dalam mahkota Binokasri pada wayang golek purwa. Dalam hal ini, peneliti mencoba mengkomparasikan data-data mahkota di museum dengan penjelasan dari pakar perajin wayang golek.
Tahapan wawancara dalam penelitian ini baru dapat dilaksanakan setelah hal-hal pendukung sudah dipersiapkan. Beberapa hal tersebut seperti responden pengganti jika responden utama yang telah ditetapkan sebelumnya ada yang tidak bisa ditemui, pedoman wawancara (interview guide) sudah disusun dengan baik, dan penyusunan jadwal kerja harian dilapangan.
Dalam pelaksanaan wawancara ini, peneliti harus mampu menggali lebih dalam sejumlah informasi yang diberikan oleh responden, serta dapat membimbing responden agar mau memberikan keterangan yang baik, benar, dan jelas.
Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti sebelum memulai wawancara, yaitu:
a. Menerangkan tujuan dan kegunaan dari penelitian
b. Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
c. Menjelaskan institusi atau badan apa yang melaksanakan penelitian, dan
Gambar 3.1
Wawancara dengan Pemandu Museum di Dalam Gedung Pusaka. Sumber: Koleksi pribadi
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi sering disebut juga studi kepustakan karena di dalamnya mencakup kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Kegiatan ini sangat penting dalam penelitian, karena dapat digunakan untuk mencari data yang akan mendukung penelitian. Dhohiri (2001:118) menjelaskan bahwa “dengan teknik ini peneliti dapat belajar lebih sistematis dan analitis dalam melakukan penelitian”. Pada dasarnya teknik ini merupakan suatu cara memperoleh informasi
dengan cara penggunaan bahan-bahan dokumentasi seperti referensi buku, gambar, dan foto-foto yang terkait dengan aspek yang diteliti.
riwayat Mahkota Binokasih Sanghyang Pake dan foto-foto mahkota Binokasih Sanghyang Pake. Dokumentasi foto sebagian diperoleh dari perpustakaan dan sebagian lagi merupakan hasil pemotretan sendiri. Sketsa mahkota juga merupakan bagian dokumen yang penting, karena bisa membantu peneliti dalam proses pengamatan.
Pada proses pemotretan, peneliti merasa kurang leluasa karena objek mahkota yang diteliti berada di dalam etalase kaca yang dipatenkan (jarang dibuka lagi), sementara itu objek mahkota disimpan terlalu tinggi sehingga detil bagian atas mahkota tidak bisa dipotret dengan baik.
Sketsa dari mahkota Binokasih Sanghyang Pake dibuat langsung oleh peneliti dengan melihat foto digital tersebut di komputer. Lewat bantuan komputer peneliti bisa menganalisis foto hasil observasi dari Museum Prabu Geusan Ulun-YPS dengan cukup leluasa. Foto-foto ornamen yang didapatkan peneliti sebagian besar diolah lagi dengan bantuan komputer (Program Adobe Photoshop® CS3). Pengolahan foto lewat komputer ini bertujuan untuk memperjelas bagian foto yang dianggap kurang detail.
Dokumen historis merupakan bagian penting lainnya dari penelitian kualitatif ini, karena objek penelitian yang dikaji mempunyai nilai sejarah dan dokumen-dokumen ini sering menjelaskan sebagian dari fokus penelitian.
C. Sumber Data
Penelitian ini tidak bermaksud mengumpulkan dan mengolah data dalam bentuk angka-angka sebagai usaha pengukuran, tetapi dengan cara menemukan kedalaman pemahaman terhadap visualisasi dan ciri-ciri khas pada mahkota Binokasih Sanghyang Pake. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini antara lain:
1. Tulisan ilmiah dari buku-buku, skripsi, artikel, internet, koran serta dokumentasi foto objek mahkota Binokasih Sanghyang Pake yang akan dikaji/diteliti.
2. Dokumentasi berupa rekaman hasil wawancara.
3. Narasumber dalam penelitian ini meliputi pihak museum (Pak Abdul Syukur), dan ahli wayang/juru golek (Pak Asep).
D. Teknik Analisis Data
Tujuan utama penelitian ini adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah, agar hal ini tercapai maka yang harus dilakukan adalah menganalisis data.
analisis data dapat juga memanfaatkan sumber-sumber lain seperti teori atau metode yang mendukung.
Di dalam sebuah penelitian kualitatif analisa data tidak hanya dilakukan di akhir penelitian, melainkan sepanjang proses penelitian berlangsung. Hal ini bertujuan agar semua hasil data saat penelitian bisa teranalisis dengan baik.
Data-data yang telah terkumpul melalui observasi, studi literatur, dan wawancara, kemudian dievaluasi, data-data yang dianggap meragukan atau sulit ditafsirkan akan diproses kembali dengan wawancara ulang, diskusi, atau studi literatur.
Setelah data-data dianggap relevan dengan penelitian, kemudian data dikelompokkan dan disusun secara sistematis sehingga dapat menjadi laporan penelitian ilmiah.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam hal ini peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahapan ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang meliputi; memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus penelitian, memilih pendekatan, menentukan sistem pola yang diamati dan sumber data. Pada tahap ini peneliti membuat proposal untuk dikonsultasikan dengan pembimbingyang telah ditunjuk oleh Prodi. Seni SPs-UPI. Mengurus perizinan merupakan suatu persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dalam penelitian ini surat perizinan merupakan faktor penting yang bisa melancarkan peneliti selama proses penelitian di lokasi.
Proposal penelitian yang sudah disetujui, merupakan syarat yang harus dilampirkan dalam mengajukan surat perizinan penelitian. Surat izin penelitian itu dikeluarkan langsung oleh Sekolah Pascasarjana UPI. Setelah surat perizinan penelitian diperoleh, maka ditujukan langsung ke Museum Prabu Geusan Ulun-Yayasan Pangeran Sumedang.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan sekaligus menseleksi data-data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian dan akhirnya menyimpulkan data tersebut secara deskriptif.
a. Mengumpulkan data berupa catatan lapangan dan hasil observasi secara keseluruhan.
b. Menyusun dan mengelompokkan data sejenis sesuai dengan fokus penelitian. c. Menyusun data-data apa saja yang dinilai berhubungan dengan fokus
penelitian.
d. Memberikan komentar dan tafsiran terhadap data secara kontekstual.
e. Menyimpulkan data tersebut menjadi suatu pernyataan umum sekaligus menyusun temuan penelitian.
3. Tahapan Analisis Intensif
Tahapan ini merupakan tahap puncak dari penelitian. Semua pengorganisasian penulisan laporan penelitian dituangkan dalam satu karya ilmiah yang terbagi dalam lima bab yang meliputi pendahuluan, landasan teori, metodelogi penelitian, pembahasan mahkota Binokasih Sanghyang Pake, dan penutup.
Kegiatan pada tahap analisis ini meliputi:
a. Mengumpulkan catatan-catatan hasil observasi, studi pustaka, dan wawancara. b. Mengelompokkan data penelitian ke dalam data sejenis.
c. Menyusun data sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan penelitian. d. Menganalisa hubungan antara data yang satu dengan data yang lainnya. e. Memberikan komentar berupa tanggapan, tafsiran terhadap data.
f. Menyusun temuan-temuan dan gagasan.
F. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sumber informasi dari penelitian ini terletak diMuseum
Prabu Geusan Ulun Jl. Pangeran Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang. Museum ini terdiri
dari beberapa gedung yang saling terpisahdan membentuk sebuah komplek.
Masing-masing gedung menyimpan benda pusaka leluhur. Gedungyang berada dalam komplek
museum ini diantaranya Gedung Srimanganti, Gedung Bumi Kaler, Gedung Gendeng,
Gedung Gamelan, Gedung Kereta, dan Gedung Pusaka.Objek Mahkota Binokasih Sanghyang Pake yang diteliti berada di dalam Gedung Pusaka yang bersebelahan dengan Gedung Gendeng.
Gambar 3.2
Gedung Utama Museum YPS-Prabu Geusan Ulun. (Gedung Srimanganti)