• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1205628 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1205628 Chapter3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009, hlm. 1) mengemukakan bahwa

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.

Dari pengertian diatas, intinya bahwa metode kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dan dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1989, hlm. 3) mengemukakan bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Senada dengan itu, menurut Strauss dan Corbin (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 1) menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, dan hubungan kekerabatan.

Sementara itu, Creswell (2013,hlm.4) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna

yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok orang-dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”.

(2)

tujuan peneliti yang ingin diperoleh yakni berusaha untuk memperoleh gambaran yang relevan dengan kondisi subjek dan objek yang diteliti sehingga nantinya peneliti berharap akan memperoleh hal berupa data deskriptif tentang peranguru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa di SMK Negeri 9 Bandung ini.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012, hlm. 72) bahwa

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditunjukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Banyak temuan penting yang dihasilkan dari penelitian deskriptif, umpamanya temuan-temuan tentang sistem tata surya, peredaran bumi, bulan, dan planet-planet lainnya, pertumbuhan tanaman, kehidupan binatang, kehidupan orang dalam berbagai lingkungan kehidupan, bagaimana guru-guru mengajar, bagaimana para siswa atau mahasiswa, dll.

Selanjutnya, menurut Nazir (1988, hlm. 63) metode deskriptif adalah

suatu metoda dalam meneliti status kelompok manusia atau objek, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau ukuran yang sistematik serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Jadi, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui metode deskriptif ini dapat menghasilkan suatu gambaran dari fenomena yang akan diteliti pada saat penelitian dilakukan.

Dengan menggunakan metode ini peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana peran guru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa di SMK Negeri

9 Bandung berkenaan dengan mengintegrasikan materi pembelajaran PKn dengan nilai-nilai antikorupsi.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

(3)

Tempat penelitian merupakan salah satu unsur dalam melakukan suatu penelitian. Sukardi (2004, hlm.53) mengatakan bahwa “ tempat penelitian tidak lain adalah tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.” Pada penelitian ini, tempat penelitiannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Bandung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta KM 10 Bandung, Jawa Barat.

Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena sekolah tersebut telah dan masih menerapkan Pendidikan Antikorupsi di sekolah. Serta menjalin kemitraan atau menjadi mitra dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Selain itu, bahwa sekolah tersebut telah mengintegrasikan Pendidikan Antikorupsi kedalam kurikulum dan pembelajaran semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Maka dari itu, timbul keinginan dari peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang peran guru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa pada siswa di lokasi tersebut.

2. Partisipan

Partisipan merupakan salah satu unsur dalam suatu penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2009, hlm.50) mengemukakan bahwa “Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.” Partisipan atau subjek penelitian dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang fundamental dalam penelitian kualitatif. Untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, tentunya peneliti harus menentukan subjek penelitian yang akan membantu dalam pencarian informasi. Menurut Nasution (2003, hlm.32), subjek penelitian adalah “sumber penelitian yang dapat memberikan informasi secara purposif dan bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu”. Senada dengan itu, Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 300) menyatakan bahwa

(4)

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan hal-hal tertentu yakni subjek penelitian berupa orang yang paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan sebagai kunci untuk membantu peneliti dalam menemukan informasi dan data-data yang relevan untuk kepentingan penelitian.

Berdasarkan hal di atas, maka partisipan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah.

2. Guru-guru PKn di SMK Negeri 9 Bandung berjumlah 3 orang.

3. Peserta didik SMK Negeri 9 Bandung kelas X berjumlah satu orang, kelas XI berjumlah satu orang, dan Kelas XII berjumlah satu orang yang diambil untuk dijadikan partisipan penelitian.

4. Pembina OSIS berjumlah 1 orang. 5. Wakasek Kesiswaan berjumlah 1 orang.

6. Pembina Ekstrakulikuler berjumlah 1 orang. 7. Komite Sekolah berjumlah 1 orang.

Penentuan sampel responden tersebut dianggap cukup dan memadai untuk

menjawab informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Selain itu, pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan oleh responden. Jika informasi yang diberikan responden mampu menjawab informasi yang dibutuhkan peneliti, maka sudah dianggap cukup. Dengan begitu peneliti tidak perlu lagi untuk meminta keterangan atau informasi dari responden lainnya.

C. Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan data

(5)

data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.” Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat bergantung pada peneliti sebagai pengumpul datanya. Oleh sebab itu, peneliti harus benar-benar mempersiapkan instrumen penelitian yang baik dan matang. Apabila instrumen yang dibuat baik, maka akan menentukan hasil berupa informasi yang relevan pada penelitian tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2013, hlm.308) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dari pendapat di atas, begitu jelas bahwa yang paling utama dalam proses

pengumpulan data adalah seorang peneliti harus dapat menentukan instrumen dan teknik pengumpulan datanya dengan baik.

Teknik pengumpulan data dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu teknik interaktif dan teknik noninteraktif.Sepertimenurut Mantja (dalam Gunawan, 2013, hlm. 142) menyatakan bahwa “teknik interaktif terdiri dari wawancara dan pengamatan berperan serta, sedangkan noninteraktif meliputi pengamatan tak berperan serta, analisis isi dokumen, dan arsip”.

Dari kedua pendapat tersebut yang membedakan hanyalah istilah. Dalam penerapan teknik sebenarnya sama saja. Oleh sebab itu, kedua teknik tersebut dilakukan sesuai dengan instrumen yang sudah disusun dalam melakukan penelitian. Pada dasarnya instrumen penelitian yang diutarakan di atas adalah sebagai pendukung dan sifatnya pasif. Ada satu hal yang utama agar data yang diperoleh dari lapangan akurat dan valid, maka peneliti bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) serta turun ke lapangan dan menyatu dengan sumber data dalam situasi alamiah (natural setting). Sebagaimana Creswell (2013, hlm.261) bahwa “peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument); para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan”. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa peneliti memiliki peran penting dalam mengumpulkan data atau

(6)

Menurut Arikunto dan Supardi (2006, hlm.149) bahwa “instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode”. Dalam hal ini instrumen berfungsi sebagai alat untuk pengumpul dan memperoleh data yang berupa informasi untuk keperluan penelitian.

Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu teknik yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif, karena sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Nazir (2005, hlm.193) mengatakan bahwa

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview guide (panduan wawancara).

Senada dengan itu, menurut Moleong (1989, hlm. 148) mengemukakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa wawancara merupakan percakapan tanya jawab dari pewawancara dan pihak yang diwawancarai mengenai masalah yang sedang diteliti.

Selanjutnya, Nasution (1996, hlm. 73) menyatakan bahwa tujuan dari wawancara adalah “untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.

Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada warga sekolah SMK Negeri 9 Bandung, yakni meliputi diantaranya guru PKn, siswa-siswi, dan kepala sekolah di SMK Negeri 9 Bandung. Wawancara ini dapat berfungsi untuk menggali informasi mengenai peran guru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa.

(7)

Berbicara mengenai observasi, menurut Purwanto (dalam Basrowi dan

Suwandi, 2008, hlm. 93) menyatakan bahwa observasi “ialah metode atau cara

-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan se-cara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 310) menyatakan bahwa observasi adalah “dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Dari pendapat tersebut inti dari teknik observasi adalah penyelidikan untuk menemukan fakta-fakta penelitian yang akan menghasilkan suatu data penelitian.

Metode observasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai peran guru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa di SMK Negeri 9 Bandung. Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan terhadap bagaimana guru PKn dalam mengembangkan profesinya, pengajaran yang ia berikan kepada siswa-siswinya di kelas, dan bentuk evaluasi yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran sebagai alat untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

3. Studi Literatur

Setiap penelitian yang dilakukan tentu tidak bisa dilepaskan dari penggunaan studi literatur. Seperti menurut Danial dan Wasriah (2009, hlm.80) menyatakan

bahwa “Studi literatur adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa studi literatur adalah upaya mencari dan mempelajari buku-buku atau sumber-sumber teori yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Teori yang relevan dalam penelitian ini diantaranya meliputi teori peran guru dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Lebih lanjut Nasution (2003, hlm.145-146) menuturkan empat hal mengapa sumber literatur diperlukan, yaitu:

a. Untuk mengetahui apakah topik penelitian kita telah diselidiki orang lain sebelumnya, sehingga pekerjaan kita tidak merupakan duplikasi; b. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidang

(8)

c. Untuk memperoleh bahan yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis kita tentang masalah penelitian kita;

d. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan.

Dengan demikian studi literatur digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mencari informasi dan data secara teoritis serta faktual yang relevan dengan penelitian ini.

4. Studi Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini karena dapat dimanfaatkan untuk menguji, mengkonfirmasi, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan. Menurut Sugiyono (2013, hlm.329) dokumen merupakan “catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dalam hal ini dokumentasi diartikan sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Sebagaimana Arikunto (2013, hlm.274) menambahkan penjelasan tentang proses dari pengambilan dokumen yaitu metode dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”. Sedangkan menurut Danial (2009, hlm. 79) menyatakan bahwa

studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akta, dsb”.

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dilakukan untuk menelusuri dan menemukan informasi mengenai muatan pembinaan perilaku antikorupsi yang

dilakukan oleh guru PKn di SMK Negeri 9 Bandung berupa Silabus, RPP, alat evaluasi, dan foto kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.

5. Catatan Lapangan

(9)

pengamatan. Pembuatan catatan ketika berada di lapangan tidak boleh di kesampingkan mengingat ingatan manusia yang sangat terbatas. Seperti menurut Bogdan dan biklen (dalam Gunawan, 2013, hlm.184) mengemukakan bahwa

catatan lapangan adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami dan bahkan dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pengumpulan data dan merefleksikan data tersebut dalam kajian penelitiannya.

Merujuk pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan merupakan salah satu bagian yang tak terlepaskan dari proses penelitian karena fungsinya sebagai pendukung dan sebagai pengingat dalam menjalankan proses penelitian.

Dalam hal ini, peneliti membuat catatan-catatan singkat selama berada di

lapangan tentang segala hal yang didengar, dilihat, dirasakan, dan dipikirkan, terutama yang berkaitan dengan masalah penelitian peran guru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa di SMK Negeri 9 Bandung. Catatan-catanan singkat itu kemudian disusun secara lebih lengkap dan dirubah menjadi catatan lapangan setelah kegiatan di lapangan selesai.

b. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan dalam penelitian secara sistematis maka harus melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut ialah sebagai berikut : 1. Persiapan Penelitian

Dalam tahapan ini, penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Seperti menentukan fokus permasalahan serta objek penelitian. Selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan propsal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti. Setelah proposal atau rancangan penelitian disetujui oleh pembimbing skripsi maka penulis melakukan pra penelitian sebagai upaya menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan

(10)

1) Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Departemen PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat nomor : 125/UN.40.2.4/DT/2016 sebagai rekomendasi dari Departemen PKn FPIPS UPI untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

2) Mengajukan syarat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat permohonan rekomendasi mengadakan penelitian nomor : 638/UN.40.2.DI/PL/2016 dari FPIPS UPI.

3) Dengan membawa surat rekomendasi mengadakan penelitian nomor : 638/UN.40.2.DI/PL/2016 dari FPIPS UPI, penulis meminta izin penelitian kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung untuk mendapatkan surat rekomendasi penelitian/Survey/Praktek Kerja nomor : 070/216/BKBPM, kemudian membawa surat tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung agar memperoleh surat izin untuk mengadakan penelitian dan sejenisnya di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk Karya Tulis Ilmiah

dan sejenisnya nomor : 070/1434-Disdik/2016.

4) Setelah mendapatkan surat izin untuk mengadakan penelitian dan sejenisnya di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk Karya

Tulis Ilmiah dan sejenisnya nomor : 070/1434-Disdik/2016 kemudian penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMKN 9 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahapan ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(11)

ditujukan kepada Kepala SMK Negeri 9 Bandung melalui pihak Tata Usaha SMK Negeri 9 Bandung untuk di disposisi.

2) Menghubungi Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMKN 9 Bandung untuk meminta kesediaannya dalam memberikan informasi yang relevan berkenaan dengan penelitian berjudul PERAN GURU PKn DALAM UPAYA MEMBINA PERILAKU ANTIKORUPSI SISWA di SMK NEGERI 9 BANDUNG yang dilakukan oleh peneliti mulai tanggal 8 Maret 2016 di SMK Negeri 9 Bandung .

3) Mengadakan wawancara dan observasi dengan 3 orang guru PKn di SMKN 9 Bandung yaitu bapak Idfi Nurfajar, S.Pd., ibu Rina Marliani, S.Pd., dan ibu Dra. Heni Maryani.

4) Mengadakan wawancara dengan 3 orang siswa yaitu Febian Bayu, Ratih Nurrizkiani, dan Sebri Sundapa.

5) Mengadakan wawancara dengan Kepala SMK Negeri 9 Bandung yaitu bapak Drs. Ontahari.

6) Mengadakan wawancara dengan Wakasek Kesiswaan SMK Negeri 9

Bandung yaitu ibu Elly Takarini, S.Pd.

7) Mengadakan wawancara dengan Pembina OSIS di SMK Negeri 9 Bandung yaitu bapak Riki Khaerul Anwar, S.Pd.

8) Mengadakan wawancara dengan Pembina Ekstrakurikuler di SMK Negeri 9 Bandung yaitu ibu Dra. Nina Murni Indriati.

9) Mengadakan wawancara dengan Perwakilan Komite Sekolah di SMK Negeri 9 Bandung yaitu bapak Agan Zainal.

10)Membuat catatan-catatan selama penelitian berlangsung yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

D. Pengolahan dan Analisis Data

(12)

kemudian mengkonstruksikan data yang diperoleh tersebut agar data yang dapat di deskripsikan.

Dalam mendeskripsikan data, peneliti melakukan analisis data yaitu tahap dimana peneliti mengelompokkan dan menyusun data yang telah diperoleh dari hasil temuan dilapangan. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 88) mengemukakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Lebih lanjut berkaitan dengan analisis data penelitian kualitatif Sugiyono (2013, hlm.333) mengungkapkan “data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh”. Hal ini menandakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan terus menerus untuk sampai ditemukan variasi data yang tinggi sekali atau relevan.

Selanjutnya, Nasution (2003, hlm. 129) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa tahap awal dalam penelitian kualitatif adalah melakukan analisis data. Pengolahan dan analisis data dapat dikatakan sebagai salah satu tahapan krusial dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang sudah dikumpulkan selama penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu “reduksi data, penyajian data,

(13)

Data collection

Data Display

Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data. Sumber: Sugiyono (2013, hlm.338)

Gambar di atas menunjukkan model interaktif dalam analisis data. Lebih lanjut penjelasan tentang ketiga tahap analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Dalam proses pencarian data tentunya data yang dihasilkan di lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu perlu adanya proses pemilahan atau memilih data mana saja yang penting untuk disusun dan difokuskan. Sesuai dengan pendapat Bungin (2003, hlm.70) mengemukakan bahwa “reduksi data adalah mencakup kegiatan mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya kedalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu”.

Senada dengan itu, Sugiyono (2013, hlm.338) mengemukakan bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa reduksi data merupakan proses yang patut memerlukan ketelitian. Karena ketelitian dan sensitifitas sangat dibutuhkan untuk menemukan data yang cocok dan penting untuk penelitian ini.

2. Data Display (Penyajian Data)

Conclusion:

(14)

Tahap selanjutnya setelah melakukan reduksi data adalah melakukan display data atau penyajian data. Data hasil reduksi kemudian dipaparkan atau disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategoridan sejenisnya. Akan tetapi,pada umumnya yang sering digunakan adalah penyajian dengan teks yang bersifat naratif.Dalam hal ini Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013 hlm:341) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. (yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif).

Dengan begitu hasil penelitian berupawawancara dan observasi kemudian disusun dalam bentuk uraian dan dipadukan dengan data-data pendukung lainnya seperti studi literatur, dokumentasi dan catatan lapangan sebagai pelengkap data penelitian ini.

3. Conclusion/Verification (Kesimpulan Awal dan Verifikasi)

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan awal dan verifikasi. Menurut Sugiyono (2009, hlm.99) menyatakan bahwa

kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Sementara itu, menurut Gunawan (2013, hlm. 212) “penarikan kesimpulan

merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian”.

(15)

4. Uji Keabsahan Data

Pada tahapan ini adalah proses yang menentukan hasil dari penelitian. Apakah data yang diteliti relevan dengan objek yang dikaji. Maksudnya adalah kesesuaian antara data yang diperoleh dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan. Pengujian keabsahan data bertujuan untuk mendapatkan tingkat kepercayaan berkenaan dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan.

Menurut Sugiyono (2013, hlm.365) dalam penelitian kualitatif “temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesugguhnya terjadi ada objek yang diteliti”.

Selanjutnya Moleong (1989, hlm.189) mengemukakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi, “credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability

(objetivitas)”. Penjelasan empat kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian antara lain dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check (Sugiyono, 2012, hlm.377-378).

1) Perpanjangan pengamatan

Salah satu dari tujuan dari perpanjangan pengamatan menurut Moleong (2010, hlm. 328) adalah “untuk mendeteksi dan memperhitungkan kemungkinan adanya distorsi atau kebiasaan dari data yang diperoleh. Kebiasaan data tersebut bisa berasal dari peneliti itu sendiri maupun responden”.

(16)

Selanjutnya kebiasan data yang diperoleh dari responden bisa terjadi karena disengaja atau pun tidak. Jika ternyata itu disengaja, bisa dicari tahu faktor penyebabnya apa. Misalnya, responden berdusta, berpura-pura tahu sesuatu hal atau ingin menyenangkan peneliti. Kemudian strategi untuk mengatasinya bisa dengan membangun lebih erat kepercayaan antara peneliti dengan responden, mencari responden baru, dan lain sebagainya. Kemungkinan-kemungkinan hambatan dan strategi untuk mengatasinya tersebut tentu hanya dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa lamanya perpanjangan pengamatan yang dilakukan sangat bergantung dari kedalaman, keluasan dan kepastian data. Ia menyatakan bahwa

Kedalaman artinya apakah peneliti berkeinginan menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti sesuatu dibalik yang tampak. Hal ini dapat kita pahami bahwa dibalik penelitian utama, ada informasi yang perlu digali kembali atau perlu adanya penambahan fokus penelitian. (hlm.369)

Oleh sebab itu, sebaiknya perpanjangan pengamatan lebih memfokuskan pada pengujian data yang telah diperoleh, apakah data tersebut itu setelah dicek benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2) Meningkatkan ketekunan

Kerja penelitian bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena banyaknya hambatan yang dihadapi baik itu hambatan dari dalam peneliti maupun dari luar. Hambatan seperti kejenuhan atau pun tekanan agar penelitian segera diselesaikan akan mengakibatkan proses pengolahan data menjadi terganggu sehingga keabsahan data menjadi relatif. Oleh sebab itu, setiap peneliti dalam penelitian kualitatif diharuskan untuk dapat meningkatkan ketekunan. Seperti menurut

Sugiyono (2013, hlm.370) meningkatkan ketekunan berarti “melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan”. Merujuk pada pendapat

(17)

Selanjutnya, Moleong (1989, hlm. 194) mengemukakan bahwa ketekunan pengamatan bermaksud “menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci”. Berdasarkan pada pendapat tersebut, dapat diasumsikan bahwa dengan meningkatkan ketekunan dan kesabaran diharapkan kredibilitas data dapat ditingkatkan.

3) Triangulasi

Peneliti melakukan triangulasi. Sebagaimana menurut Stainback (dalam Sugiyono,2009, hlm.85) bahwa “ the aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated.” tujuannya bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, akan tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukannya dalam penelitian mengenai peran guru PKn dalam upaya membina perilaku antikorupsi siswa di SMK Negeri 9 Bandung.

Triangulasi menurut Sugiyono (2012, hlm.125) diartikan sebagai“pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.” Dengan demikian terdapat tiga triangulasi, yakni triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu.

a) Triangulasi Sumber

(18)

sama, pandangan berbeda dan data yang spesifik dari ketiga sumber tersebut. Setelah dianalisis oleh peneliti, data itu kemudian disimpulkan dan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) kepada ketiga sumber tersebut.

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Sumber: Diolah oleh peneliti 2015

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.Misalnya, dalam penelitian tentang pembinaan perilaku antikorupsi siswa di SMK Negeri 9 Bandung dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Jika setelah dibandingkan data yang diperoleh berbeda-beda maka peneliti bisa mengkonfirmasi ulang kepada sumber data yang bersangkutan atau kepada sumber lain untuk menemukan titik temu mana yang dianggap benar.

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik

Sumber: Data diolah oleh peneliti 2015 Kepala SMK Negeri

9 Bandung

Siswa SMK Negeri 9 Bandung

Guru PKn SMK Negeri 9 Bandung

Wawancara

Observasi

(19)

c) Triangulasi waktu

Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data yang didapatkan dari responden. Selain itu waktu dan situasi juga sangat mempengaruhi kondisi responden dalam memberikan informasi. oleh sebab itu, proses ini juga sangat menentukan untuk menguji kredibilitas data penelitian.Misalnya, saat diwawancara pada minggu ke-1 responden tidak dapat memberikan jawaban mengenai langkah-langkah membuat RPP PKn yang bermuatan Pendidikan Antikorupsi. Namun, ketika minggu ke-2 responden dapar memberikan jawaban mengenai hal tersebut.

Gambar 3.4. Triangulasi waktu Sumber: Diolah oleh peneliti 2015

4) Analisis kasus negatif

Menurut Moleong (2010, hlm. 334) mengemukakan bahwa “teknik analisis kasus negatif dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding”. Kasus negatif dapat dikatakan sebagai kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan hal ini berarti peneliti mencari data yang bertentangan atau berbeda dengan data yang sebelumnya sudah ditemukan. Jika ada data maka peneliti harus menganalisis atau mendalami yang menyebabkan perbedaan

tersebut bisa terjadi.

5) Menggunakan Bahan Referensi

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 128) mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan bahan referensi adalah “adanya pendukung untuk membuktikan data yang

telah ditemukan oleh peneliti”. Merujuk pada pendapat tersebut, dapat

Minggu ke-1

Minggu ke-3

(20)

diasumsikan bahwa penggunaan bahan referensi adalah upaya dalam rangka mendukung atau semakin menguatkan data yang diperoleh sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Penggunaan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data yang diperoleh dari wawancara atau observasi tentu akan lebih kredibel jika dilengkapi dengan bukti foto atau rekaman saat penelitian dilakukan.

6) Menggunakan Member Check

Berbicara tentang member check, menurut Sugiyono (2009, hlm.129) mengemukakan bahwamember checkadalah

proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data untuk menyempurnakan penafsiran data tersebut agar data semakin kredibel.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan member check adalah agar

informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

b. Pengujian Transferability

Menurut Sugiyono (2013, hlm.376) transferability “nilai transfer yang

berkenaan dengan pertanyaan sejauh mana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain”. Dengan kata lain maksud pendapat tersebut diperuntukan supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian dan diterapkan juga oleh orang lain. Maka dari itu diperlukan sebuah laporan untuk memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

(21)

untuk mengatasinya dan juga dalam mengembangkan kapasitas mahasiswa keguruanagar kelak mampu menjadi seorang guru yang profesional di bidangnya.

c. Pengujian Dependability

Sugiyono (2013, hlm.377) cara untuk melakukan dependability adalah “melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dengan dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian”.

Hal tersebut dilakukan karena sering ditemukan penelitian tanpa dilakukan penelitian langsung terjun ke lapangan. Menggunakan auditing diharapkan adanya penelitian yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan kredibel.

d. Pengujian Konfirmability

Sugiyono (2013, hlm.377) “penelitian dapat dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang”. Uji konfirmability mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan

demikian pentingnya kedua aspek ini sebagai bentuk standarisasi hasil penelitian yang benar-benar ilmiah.

E. Isu Etik

(22)

Gambar

Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data.
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kapal ada yang dirancang khusu untuk memberikal informasi komunikasi dari perairan lepas, kapal-kapal ini ada yang secara khusus menggunakan cat militer namun ada juga

2 Saya termotivasi untuk berwirausaha karena saya ingin menjadi pribadi yang mandiri.. 3 Saya selalu berorientasi kemasa depan dalam

diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), skor tiga. diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), skor dua

Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen yaitu kebiasaan menggigit kuku, kebiasaan makan sayuran mentah, kebiasaan

Berdasarkan Tabel 2a, Lampiran 2 dapat diketahui bahwa secara umum jenis pollinator di perkebunan organik dan anorganik sama dan secara kuantitas pollinator di perkebunan organik

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membatasi pada asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa penyakit fraktur di ruang anggur RS6.

Sebuah pepejal lain berbentuk prisma tegak dengan FPUV sebagai keratan rentas seragam dicantumkan kepada prisma dalam Rajah 15.1 pada satah mencancang FRSV.Gabungan pepejal

Fungsi dari pipa ini yaitu untuk melindungi kabel yang nanti akan diinstalasi ke dalam pipa agar kabel tersebut tidak mudah terkelupas pada saat penginstalasian, selain