• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PARA BINARAGA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PARA BINARAGA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN

BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PARA BINARAGA

BANDAR LAMPUNG

(Jurnal)

Oleh

Roby Sandra Ary Shandy

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014

(2)

ABSTRACT

UNDERSTANDING ABOUT RELATIONSHIP WITH PATTERN PROTEIN

FOODS BODYBUILDING EXERCISE OF BANDAR LAMPUNG

By

Roby Sandra AryShandy

Mentor :

Drs. Suranto, M.Kes

Drs. Herman Tarigan, M.Pd

The objectives of this study was to determine whether there is a relationship of

understanding of the pattern of protein foods with bodybuilding exercises on the

fitness center of Bandar Lampung hercules. The research methodology used is

descriptive analytical method, with a sample of 40 respondents fitness center of

Bandar Lampung. Data collected through questionnaires understanding of protein

foods. Exercise patterns obtained by observation. The results showed no significant

relationship between the understanding of protein foods with exercise pattern (p =

0.011). Average pattern of practice in bodybuilding is correct. The number of

respondents as many as 40 people. A total of 21 respondents have a good exercise

regimen (52.5%) and a total of 19 respondents have less training pattern (47.5%). The

majority of respondents have a good understanding of as many as 25 (62.5%) and has

a lack of understanding as much as 15 (37.5%). Conclusions The pattern of exercise

on the respondent's right, nothing to do with the understanding of protein foods that

dimiiki by respondents who are already good.

(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN

DENGAN POLA LATIHAN PARA BINARAGA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RobySandraAryShandy

Pembimbing :

Drs. Suranto, M.Kes

Drs. Herman Tarigan, M.Pd

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan pada para Binaraga dipusat kebugaran hercules Bandar Lampung. Metodologi penekitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, dengan sampel sebesar 40 responden dipusat kebugaran Bandar Lampung. Data dikumpulkan melalui angket pemahaman tentang makanan berprotein. Pola latihandiperoleh dengan cara observasi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan (p=0,011). Rata-rata pola latihan pada binaraga sudah benar. Jumlah responden sebanyak 40 orang. Sebanyak 21 responden memiliki pola latihan baik (52,5%) dan sebanyak 19 responden memiliki pola latihan kurang (47,5 %). Sebagian besar reponden memiliki pemahaman baik sebanyak 25 (62,5%) dan memiliki yang pemahaman kurang sebanyak 15 (37,5%). Kesimpulan Pola latihan pada responden yang benar, ada hubungannya dengan pemahaman tentang makanan berprotein yang dimiiki oleh responden yang sudah baik.

(4)

I. PENDAHULUAN LatarBelakang

Setiap orang akan mempunyaigizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu menyediakan gizi yang cukup diperlukan tubuh. Oleh karena itu pemahaman tentang gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik, sehingga dapat mencapai gizi seimbang. Suhardjo(2003: 23 ).

Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh, mempunyai fungsi sebagai

pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai bahan bakar dalam tubuh manusia, dalam Husni (2007).

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan pada Binaraga di Pusat kebugaran Hercules

Rumusan Masalah

“Apakah Adahubungan pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan?”

Tujuan Penelitian

Untuk menelusuri hubungan pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan pada para binaraga di pusat kebugaran hercules Bandar Lampung

Manfaat Penelitian

Penelitiandiharapkandapatmemberim anfaat :

1. BagiSeorang. 2. Bagipeneliti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemahaman

Pengertian Pemahaman Menurut Asriyani (2007: 12)

Pemahaman berasal dari kata paham, yang mempunyai arti benar,

(5)

sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.

Makanan Berprotein

Pengertian Makanan Berprotein Makanan berprotein adalah makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari hewani maupun nabati. Fungsi utama dalam protein adalah membentuk jaringan baru dan memperbaiki jaringan yang rusak dalam tubuh. Dewi dan Mustika (2012: 9).

Latihan

Menurut Sukadiyanto (2002: 5-6) istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat

mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training. Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan

(kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan

sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya.

Prinsip-prinsip Latihan

Menurut Suharjana (2007: 88) agar latihan dapat dilakukan secara efektif dan aman maka dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa prinsip. Tiga prinsip yang paling penting dan tidak boleh diabaikan adalah : Beban Lebih (Overload), Kekhususan (Specificyty) dan Kembali Asal (Reversibility).

Binaraga/Bodybuider

Binaraga adalah salah satu olahraga yang mengandalkan massa otot termasuk kedalam kategori olahraga beban sekaligus seni pahat tubuh (Bodysculpture). Fhink dan William MH dalam Hanif (2011: 2).

Kerangka Pemikiran

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa seorang Binaraga Dengan

(6)

pemahaman tentang makan berprotein baik dan tahu berapa takaran yang harus dikonsumsi nyamaka diduga juga seorang Binaraga dapat melakukan latihan kondisi fisik terprogram dan tersusun dengan sistematis sehingga seorang Binaraga tahu dimana tempat bagian tubuh yang harus dilatih secara baik benar dan tubuh yang di inginkan mendapat hasil yang baik. Latihan beban ini dapat menghemat waktu, karena dalam waktu yang relative singkat dan latihan ini juga memberikan dampak positif bagi tubuh dan psikisnya.

Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini adalah

H1= ada hubungan antara

pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan Pada Binaraga di pusat

kebugaran Hercules fitness di Bandar Lampung

H0 = Tidak ada Hubungan antara pemhaman tentang makanan berprotein dengan Pola latihan Pada Binaraga di pusat kebugaran Hercules di Bandar Lampung

III. METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Arikunto (2010).

VariabelPenelitian

Variabel penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah

Pemahaman makanan berprotein Binaraga.

(7)

2. Variabel terikat adalah Pola latihan Binaraga.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah binaraga di Hercules yang keseluruhan berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini

menggunakan populasi sample sehingga 40 orang Binaraga yang ada dijadikan sebagai objek penelitian.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di tempat Hercules. Jl. SoemantriBrojonegoro No. 89 Universitas Lampung.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, instrumen yang digunakan sebagai berikut:

1. angket 2. Observasi

Teknik Analisis Data

Untuk analisis data digunakan analisis data univariat dan analisis data bivariat. Maka analisis untuk mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini digunakan rumus Chi Square Data diolah dengan alat bantu perangkat computer Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS for Windowsversi 17.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian mengenai hubungan pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan pada Binaraga diPusat kebugaran hercules fitness

(8)

Bandar Lampung telah dilakukan pada bulan Juni 2014. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 40

responden. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data melalui observasi dan kuesioner dengan cara tes. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner berupa data mengenai pendidikan, pemahaman Binaraga tentang makan berprotein dan dari hasil observasi pola latihan Binaraga. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mengunakan analisis Univariat dan Analisis Bivariat, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Analisis Data Univariat a. Karakteristik Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan 40 responden. Responden ini dapat diklasifikasikan berdasarkan Pendidikan.

Jenis pendidikan

Berdasarkan hasil Penelitian Didapatkan Responden Yang Telah sarjan sebanyak 16 (40%)orang dan responden Mahasiswa sebanyak 24(60%) orang.

b. Pemahaman Makanan Berprotein

Pemahaman responden diukur melalui kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan kuesioner yang meliputi definisi makanan berprotein, jenis-jenis makanan berprotein, kebutuhan protein, manfaat dan sumber protein. Data sebaran kelompok responden berdasarkan pemahaman Dapat diketahui bahwa dari 40 responden, sebanyak 25 Responden memiliki

(9)

pengetahuan baik (62,5%) dan sebanyak 15responden memiliki pengetahuan kurang (37,5%).

c. Pola Latihan

Pola latihan responden diukur melalui observasi secara terselubung dalam melakukan latihan. Data obbservasi kelompok responden berdasarkan pola latihan. Dapat diketahui bahwa dari 40 responden, sebanyak 21 responden memiliki pola latihan baik (52,5%) dan sebanyak 19 mahasiswa memiliki pola kurang baik(47,5%).

2. Analisis Data Bivariat a.Hubungan Pemahaman

Makanan Berprotein dengan Pola Latihan

Berdasarkan data yang didapatkan, maka selanjutnya dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan. Dalam tabulasi silang diatas tidak terdapat sel yang nilai observed nya 0, dan juga jumlah responden >40 maka nilai expected tidak dilihat sehingga syarat uji Chi Square terpenuhi. Didapatkan nilai p=0,011 (<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan.

Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

(10)

yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi. Pemahaman adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang di pelajari. Pemahaman berisikan segi positif dan negatif, bila suatu kegiatan dianggap lebih banyak segi positifnya, maka kemungkinan besar seseorang akan mengikuti kegiatan tersebut.

Misalnya jika seseorang telah memahami akibat yang dapat ditimbulkan dari kelebihannya mengkonsumsi makanan berprotein, seseorang tersebut akan berusaha agar tidak mengalami penyakit yang ditimbulkan apabila kelebihan mengkonsumsi makanan berprotein. Semakin baik pengetahuan atau pemahamangizi maka akan seimbang konsumsi protein makanannya. Hal ini ini diperkuat oleh pendapat Suhardjo (1989) bahwa pengetahuan gizi berpengaruh positif pada asupan makanan.

Latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Latihan itudi peroleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas intensitas,

(11)

frekuensi, dan lama latihan. Tetapi semua harus dipertimbangkan dalam menyesuaikan kondisi saat latihan Joe Luxbacher (2004:1).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pemahaman makanan berprotein dan pola latiahan makanan pada Binaraga diPusat kebugaran hercules fitness Bandar Lampung yang dilakukan pada bulan Juni dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang bermakna antara pemahaman makanan berprotein responden dengan pola latihan , dengannilai p=0,011 (α<0,05).

Saran

1. Bagi responden yang memiliki pemahaman dan pola latihan yang baik mohon dipertahankan dan sebaiknya ditingkatkan lagi tentang pemahaman tentang makanan berproteinnya dan di harapkan juga untuk membagi pengalamannya dengan rekan-rekan yang ada di tempat fitness. 2. Bagi responden yang memilik

pemahaman dan pola latihan yang kurang mohon ditingkatkan tentang pemahaman makanan berprotein dan pola latihannya agar dapat bentuk hasil bentuk tubuh yang di inginkan. 3. Diharapkan bagi peneliti yang

lain dapat mengkaji lebih lanjut penelitian yang serupa dengan model yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. JakartaPT. Rineka Cipta.

(12)

2. Asriyani. 2007. Pengaruh Pemahaman Budaya Demokrasi. Bandung ALFABETA

3. Cakrawati, Dewi,NH, Mustika. 2012.Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung

:ALFABETA.

4. Hanif Permata Putri. 2011. Hubungan Tingkat pengetahauan Gizi Dengan Asupan Zat Gizi Pada Bodybuilder .Jurnal Ilmu Gizi .Universitas Diponegoro. 5. Husni E., Samah A., dan Ariati

R. 2007. Analisa Zat Pengawet dan Protein dalam Makanan Siap Saji Sosis. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 12 (2) : 108-111.

6. Joe Luxbacher. (2004). Sepakbola: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: Raj Grafindo Persada.

7. Notoadmodjo,S. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Rineka Cipta:Jakarta.

8. Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Sinar Grafika Offset.

9. Suharjana. (2007). Latihan Beban. Yogyakarta: FIK UNY

10. Sukadiyanto. (2002). Teoridan Metodologi Melatih Fisik Petenis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu norma dalam masyarakat yang memiliki sanksi yang bersifat tegas dan mengikat adalah norma hukum, sanksi yang terdapat di dalam norma hukum berupa ancaman pidana

Pandangan itu juga memaksa seseorang untuk membongkar asumsinya tentang gerakan mahasiswa 1966 yang kemudian dimitoskan sebagai Angkatan 66 yang dianggap heroik

Hipotesis adalah: diduga kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dan diduga

Pada hari ini, Jumat tanggal Dua puluh bulan Mei tahun Dua ribu enam belas, pada pukul 17.00 WIB yang merupakan batas akhir waktu pembukaan dokumen penawaran

Terhadap gugatan tersebut, Para Tergugat membantah atau keberatan terhadap gugatan tersebut yang secara tegas dalam eksepsinya menyatakan tentang dasar alasannya

terhadap variabel y yaitu nilai prestasi memiliki hubungan korelasi sangat kuat dengan nilai 0,498 yang berarti semakin sering menggunakan gadget akan berpengaruh terhadap

T tabel dan F tabel, kartu bimbingan skripsi, surat keterangan selesai rise.

Puji syukur dan limpah terima kasih kepada Allah Bapa yang telah menyertai, membimbing, menuntun, dan menerangi penulis dengan rahmat serta kasih setia- Nya, sehingga penulis