• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAYASA VEGETATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO LONGSOR"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian

Lingkungan Hidup

dan Kehutanan

REKAYASA VEGETATIF

UNTUK MENGURANGI

RISIKO LONGSOR

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend. A. Yani – Pabelan, Kartasura PO BOX 295 Surakarta 57102

Telepon : (0271) 716709 dan Fax (0271) 716959 Email: bpt.kpdas@gmail.com0

Oleh :

(2)

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Jl. Jend. A. Yani Pabelan, Kartasura PO BOX 295 Surakarta 57102 Telephon : (0271) 716709 dan Fax (0271) 716969

(3)

Prinsip pencegahan longsor adalah mencegah air supaya tidak terkonsentrasi di bidang luncur, mengikat massa tanah agar tidak meluncur dengan cara merembeskan air ke lapisan tanah yang lebih dalam dari lapisan kedap air (bidang luncur).

Rekayasa vegetatif untuk mengurangi risiko longsor ini adalah salah satu metoda dalam upaya mencegah terjadinya longsor dangkal melalui upaya penanaman pepohonan yang didasarkan pada tiga tipologi tanaman serta ketinggian dari muka laut sebagai tempat tumbuh tanaman.

Buku ini berisi tentang jenis-jenis tanaman/pohon-pohonan yang berhasil dihimpun dan dikaji dalam upaya rekayasa vegetative untuk mengurangi risiko longsor. Tujuan penulisan buku ini adalah untuk memberikan informasi mengenai jenis pepohonan yang dapat dipergunakan dalam mencegah longsor dangkal melalui rekayasa vegetatif.

Hasil yang disampaikan dalam buku ini akan terus dilakukan penyempurnaannya. Baik penambahan jenis-jenisnya ataupun melalui kajian/penelitian lapangan lebih lanjut. Kritik dan saran masukan guna perbaikan dan updating status kajian/riset ini sangat diharapkan.

Surakarta, Agustus 2016 Kepala Balai,

Dr. Nur Sumedi

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

PENDAHULUAN ... 1

ZONA BERPOTENSI LONGSOR ... 2

PERAN VEGETASI UNTUK STABILITASI LERENG ... 4

PEMILIHAN JENIS ... 7

SUMBER BACAAN ... 22

(5)

REKAYASA VEGETATIF UNTUK

MENGURANGI RISIKO LONGSOR

PENDAHULUAN

Secara geografis sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah bencana longsor. Longsor adalah suatu proses

perpindahan massa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula, sehingga terpisah dari massa yang mantap, karena pengaruh gravitasi; dengan jenis gerakan berbentuk rotasi dan translasi. (Permen PU. No.22,2007) Prinsip pencegahan longsor adalah mencegah air supaya tidak terkonsentrasi zdi bidang luncur, mengikat massa tanah agar tidak meluncur dengan cara merembeskan air ke lapisan tanah yang lebih dalam dari lapisan kedap air (bidang luncur).

Bencana itu dapat dicegah dengan menjaga pepohonan di lereng. Tumbuhan akan menyerap air dan akarnya mengikat tanah. Tanah gundul di lereng harus dihijaukan. Lereng terjal yang berpotensi longsor sebaiknya dihindari dengan tidak membangun rumah di kaki lereng. Tebing terjal dekat jalan dan permukiman sebaiknya dilandaikan untuk mencegah runtuh.

(6)

Umumnya pembahasan tentang longsor lebih banyak ditekankan pada “air (curah hujan) dan lahan” .Padahal kejadian longsor berkaitan dengan komponen “air, tanah dan tanaman”, pembahasan tentang pentingnya tanaman dalam penanggulangan longsor belum banyak dilakukan karena itu pemahaman tipologi tanaman dalam penanggulangan longsor menjadi penting untuk kita kaji.

ZONA BERPOTENSI LONGSOR

Sumber: Permen Pekerjaan Umum No. 22 Tahun 2007

Zona Potensi Longsor adalah :

*daerah dengan kondisi terrain dan geologi yang sangat

(7)

*Bersifat alami maupun aktivitas manusia sebagai faktor pemicu

*kawasan dengan curah hujan rata-rata yang tinggi (di atas 2500 mm/tahun)

* kemiringan lereng yang curam (lebih dari 40%), dan/atau kawasan rawan gempa

Pengkajian untuk menetapkan apakah suatu kawasan dinyatakan rawan terhadap bencana longsor dilakukan: tiga disiplin ilmu atau bidang studi yang berbeda. Geologi, teknik sipil, dan kehutanan/pertanian. Kehutanan/pertanian mengkaji jenis tutupan lahan atau vegetasi.

Zona Tipe A

Zona berpotensi longsor pada daerah lereng gunung, lereng pegunungan, lereng bukit, lereng perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringan lereng lebih dari 40%, dengan ketinggian di atas 2000 meter di atas permukaan laut.

Zona Tipe B

Zona berpotensi longsor pada daerah kaki gunung, kaki pegunungan, kaki bukit, kaki perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringan lereng berkisar antara 21% sampai dengan 40%, dengan ketinggian 500 meter sampai dengan 2000 meter di atas permukaan laut.

(8)

Zona Tipe C

Zona berpotensi longsor pada daerah dataran rendah, tebing sungai, atau lembah sungai dengan kemiringan lereng berkisar antara 0% sampai dengan 20%, dengan ketinggian 0 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut.

PERAN VEGETASI UNTUK STABILISASI LERENG

Tanaman dengan tipologinya yaitu tentang tajuk dan perakaran mempunyai peran yang penting dalam mencegah atau mengeliminir kejadian longsor. Vegetasi dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisinya yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia antara lain sebagai pengendali longsor lahan. Peran tersebut antara lain terhadap intersepsi, evapotranspirasi, infiltrasi, lengas tanah dll. Peran tersebut diilustrasikan yang menggambarkan mekanisme secara hidrologi maupun mekanisme secara mekanik dari tanaman, sebagaimana Gambar dan keterangannya sebagai berikut:

(9)

Sumber: Greenway 87 dlm Hardiatmo 2012

No Mekanisme secara hidrologi Pengaruh 1 Daun-daunan memotong hujan, menyebabkan

hilangnya absorpsi dan transpirasi yang mereduksi air hujan untuk berinfiltrasi

(+)

2 Akar dan batang menambah kekasaran permukaan tanah dan permeabilitasnya, sehingga menambah kapasitas infiltrasi

(-)

3 Akar menyerap air dari tanah, air yang hilang ke udara oleh transpirasi, menyebabkan tekanan air pori berkurang

(+)

4 Pengurangan kelembaban tanah akibat penyerapan akar dapat menyebabkan tanah retak, sehingga menambah kapasitas infiltrasi

(10)

No Mekanisme secara mekanik Pengaruh 5 Akar memperkuat tanah, menambah kuat geser (+)

6 Akar pohon menembus sampai ke lapisan kuat, memberikan dukungan pada tanah bagian atas, karena berfungsi sebagai penyangga dan member efek lengkung

(+)

7 Berat pohon membebani lereng, menambah

komponen gaya normal dan gaya ke bawah lereng (-)/(+) 8 Tumbuh-tumbuhan mengirim gaya dinamik ke lereng

akibat angin (-)

9 Akar mengikat partikel tanah di permukaan dan menambah kekasaran permukaan, sehingga mengurangi kemudahan tererosi

(+)

Peran pertama vegetasi dimulai dari peran tajuk

menyimpan air intersepsi  mengurangi jumlah air hujan yang sampai permukaan tanah  mengurangi jumlah air yang terinfiltrasi dan pemenuhan lengas tanah. Semakin tinggi / berat kerapatan tajuk kemampuan tajuk untuk menangkap air hujan dalam bentuk air intersepsi juga semakin besar.

Peran kedua adalah morfologi akar. Berbagai jenis vegetasi

memiliki ciri khas sistem perakaran yang beragam. Pada lahan-lahan yang miring diperlukan vegetasi dengan jenis

perakaran yang dalam dan akar serabut yang banyak. Hal

ini akan meningkatkan daya cengkram tanah oleh akar dan akan mampu mengurangi kemungkinan terjadinya pergerakan tanah  menaikkan kuat geser tanah

(11)

Peran ketiga adalah evapotranspirasi. Pada kawasan yang

memiliki intensitas hujan yang tinggi, proses evapotranspirasi berperan mengurangi kejenuhan tanah agar tidak terjadi akumulasi air di lapisan impermeabel yang justru akan menjadi bahan gelincir dalam kejadian longsor dangkal.

PEMILIHAN JENIS

Pemilihan jenis tanaman merupakan kunci penting dalam keberhasilan pengendalian longsor lahan secara rekayasa vegetative. Selain didasarkan pada tiga Peran Vegetasi Tanaman Keras (Pohon) dan Zona Potensi Longsor, pemilihan jenis juga didasarkan pada ketinggian tempat tumbuh tanaman dari muka laut (elevasi). Elevasi adalah rentang ekologis untuk tumbuh tanaman di mana ada tanaman yang memiliki rentang ekologis sempit dan lebar. Jenis tanaman/pohon terpilih tersebut adalah sebagai berikut:

(12)
(13)
(14)

`

Sukun Nangka

(15)

Kupu-kupu Kenanga

(16)

Asem Jawa Laban

(17)

Mahoni Bidara Laut

(18)

Jengkol Pinus

(19)

Petai Rambutan

(20)

Lamtoro Lamtoro Sabrang

(21)

Waru Laut Waru Gunung

(22)

Eucaliptuis alba Durian

(23)

Pilang Sono brits

(24)

Kaliandara Putih Aren

(25)

Agathis Bambu

(26)

Sumber Bacaan

Kementerian PU, 2007. Pedoman Penataan Ruang, Kawasan Rawan Bencana Longsor, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/ 2007

Daniel T.W, J.A. Helms and F.S.Baker. 1987. Prinsip-Prinsip

Silvikultur. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Setyawati. T. 1998. Studi Fisiognomi Vegetasi Hutan di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa barat, Buletin Penelitian Hutan No. 612/1998 Bogor

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.

Hardiatmo, H.C. 2012. Tanah Lingsor dan Erosi. Kejadian dan Penanganan. Gadjah Mada University Press

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2007. Teknologi Pengendalian Lingsor. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian

Suryatmojo, 2016. Strategi of Vegetatif Selection for Landslide Hazard Reduction. http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/wp- content/uploads/2009/02/strategirehabilitasilahanrawan-longsor.pdf.

(27)

Sumber Foto

No. Jenis (spesies) sumber

1. Sukun (Artocarpus communis) Top Tropikal

2. Nangka (Artocarpus heterophylla) petanihebat.com

3. Mimba (Azadirachta indica) bptsitubondo.wordpress.com

4. Tayuman (Bauhinia hirsula) www.tamanmurah.com

5. Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) www.tamanmurah.com

6. Kenanga (Cananga odorata) manfaat.co.id

7. Trengguli(Cassia fistula) googlet.com

8. Johar (cassia siamea) update-beritaharian.blogspot.com

9. Asem (Tamarindus indica) alamendah.org

10. Laban (Vitex pubescens) diansyah86.blogspot.com

11. Jati (Tectona grandis) fjb.kaskus.co.id

12. Cengkeh (Syzygium aromaticum) www.tanobat.com

13. Mahoni (Swietenia macrophlla) infoherbalis.com

14. Bidara laut (Strychnos sp) infotoga.blogspot.com

15. Kesambi (Schleichera oleosa) jualtanamanhias.net

16. Angsana (Pterocarpus indicus) Rynari.wordpress.com

17. Jengkol (Pithecelobium jiringa) warasfarm.wordpress.com

18. Pinus (Pinus merkusii) makassar.tribunnews.com

19. Sengon (Periserianthes falcataria) budidayasengon.blogspot.com

20. Alpukat (Persea Americana) masandry.com

21. Petai (Parkia speciosa) ipnn.com

22. Rambutan (Nephelium lappaceum) www.pupukkebun.biz

23. Mindi (Melia azedarach) alampriangan.com

24. Mangga (Mangifera indica) Samrtinyourhand.blogspot.com

25. Lamtoro (Leucaena leucocephala) kumpulanresepalami.blogspot.com

(28)

No. Jenis (spesies) sumber 27. Bungur (Lagerstromia speciosa) jualbibitunggul.com

28. Dlingsem (Homalium tomentosum) flickriver.com

29. Waru laut (Hibiscus tiliaceus) istianggana.com

30. Waru gunung (Hibiscus seminis) forestryinformation.wordpress.com

31. Rengas (Gluta renghas) id.wikipedia.org

32. Lengkeng (Euphoria longana) ragambudidaya.blogspot.com

33. Eucaliptus (Eucalyptus alba) www.onlineplantsnt.com.au

34. Durian (Durio zibethinus) Toba Go Green

35. Sonokeling (Dalbergia latifolia) Wibowo Djatmiko (Wie 146)

36. Sono siso (Dalbergia siso) Top Tropical

37. Pilang (Acacia leucophloea) Wibowo Djatmiko (Wie 146)

38. Sono brit (Dalbergia sissoides) Wibowo Djatmiko (Wie 146)

39. Kayu manis (Cinnamomum burmani) obat-kolesterol.com

40. Kaliandra merah (Calliandra callothyrsus) agroplus

41. Kaliandra putih (Calliandra tetragana) bahankuesehat.blogspt.com

42. Aren (Arenga pinnata) Anak gunung.com

43. Jambu mente (Anacardium occidentale) tipspetani.blogspot.co.id

44. Kemiri (Aleurites mollucana) tipspetani.blogspot.co.id

45. Damar (Agathis alba) academia.edu

46. Bambu (Bambusa sp) Noah Bell

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian produk air minum isi ulang (Studi Kasus masyarakat

Adam Malik Medan memiliki resiliensi yang baik dalam mengatasi stres dan kecemasan yang dialaminya. Peneliti mengharapkan agar perawat memberikan asuhan keperawatan yang

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami saat antenatal dan intranatal dengan bounding attachment pada ibu post partum di RSU Pancaran

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

Berdasarkan fakta sejarah tersebut di atas, maka sesuai dengan prinsip asas uti possidetis penentuan batas wilayah negara Indonesia-dengan Ma- laysia dilakukan berdasarkan

Aturan perundang-undangan di Indonesia menyebutkan dengan jelas dalam pasal 31 ayat 1 bahwa, “ setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.

pangan.Dari Gambar 10dapat dilihat bahwa semakin lama penyimpanan pada suhu ruang maka nilai uji organoleptik aroma tahuakan semakin menurun.Hal ini dikarenakan

Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil menyatakan