• Tidak ada hasil yang ditemukan

E M I S A H D : P D M / P G I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E M I S A H D : P D M / P G I"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

P T P L N ( P E R S E R O )

J l T r u n o j o y o B l o k M I / 1 3 5

J A K A R T A

P E M I S A H

(4)

PT PLN (PERSERO)

PT PLN (Persero) No. 0520-2.K/DIR/2014

BUKU PEDOMAN PEMELIHARAAN

PEMISAH (PMS)

(5)

Susunan Tim Review KEPDIR 113 & 114 Tahun 2010

Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.0309.K/DIR/2013

Pengarah

: 1. Kepala Divisi Transmisi Jawa Bali

2. Kepala Divisi Transmisi Sumatera

3. Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur

4. Yulian Tamsir

Ketua

:

Tatang Rusdjaja

Sekretaris

:

Christi Yani

Anggota

:

Indra Tjahja

Delyuzar

Hesti Hartanti

Sumaryadi

James Munthe

Jhon H Tonapa

Kelompok Kerja Pemutus Tenaga (PMT) dan Pemisah (PMS)

1.

Sanggam Robaga PS (PLN Pusat)

: Koordinator merangkap anggota

2.

Arief Setyo W (PLN P3BJB)

: Anggota

3.

Indra Samsu (PLN P3BJB)

: Anggota

4.

Sahat Sianturi (PLN P3BS)

: Anggota

5.

Soni Irwansyah (PLN P3BS)

: Anggota

6.

Krie Elison (PLN Sulselrabar)

: Anggota

7.

Budi Wiyono (PLN Kalselteng)

: Anggota

Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 113 & 114 Tahun

2010 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 0018/432/KDIVTRS JBS/2014)

Tanggal 27 Mei 2014

1. Jemjem Kurnaen

2. Sugiartho

3. Yulian Tamsir

4. Eko Yudo Pramono

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...I DAFTAR GAMBAR ...III DAFTAR TABEL ... IV DAFTAR LAMPIRAN ... V PRAKATA ... VI

PEMISAH ...1

1 PENDAHULUAN...1

1.1 Pengertian dan Fungsi Pemisah (PMS)...1

1.2 Penempatan Posisi Pemisah...1

1.3 Komponen dan Fungsi Pemisah...2

1.3.1 Dielektric...2

1.3.2 Primary...3

1.3.2.1 Pisau-pisau/KontakPMS ...3

1.3.2.2 Klem ...5

1.3.3 Drive Mechanism / Mekanik Penggerak...5

1.3.4 Secondary ...7

1.3.4.1 Lemari Mekanik ... 7

1.3.4.2 Kontrol dan Auxillary...7

1.3.5 Pisau Pentanahan ...8

1.4 Failure Mode Effect Analysis (FMEA) ... 8

2 PEDOMAN PEMELIHARAAN PEMISAH ...9

2.1 In Service/ Visual Inspection ...9

2.2 In Service Measurement...13

2.3 Shutdown Measurement...14

2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi ...15

2.3.2 Pengukuran Tahanan Kontak Pisau - Pisau ...16

2.3.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan ... 16

2.3.4 Pengukuran Tegangan AC/DC ...17

2.4 Shutdown Function Check...17

2.4.1 Pengujian Sistem Mekanik Penggerak ... 17

2.4.1.1 Motor Penggerak ... 17

2.4.1.2 Transmisi Penggerak...18

2.4.2 Pemeriksaan Fungsi Lemari Mekanik ... 18

2.5 Treatment...19

2.6 Overhaull...20

3 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN PEMISAH ...20

3.1 Metode Evaluasi Hasil Pemeliharaan Pemisah ...20

3.2 Standar Evaluasi Hasil Pemeliharaan Pemisah...21

3.2.1 Pengujian Tahanan Isolasi ...21

3.2.2 Pengujian Tahanan Kontak ...21

3.2.3 Pengujian Tahanan Pentanahan ...21

3.2.4 Pengukuran Thermovision ...22

3.2.5 Pengujian Fungsi Sistem Mekanik Penggerak ...23

(7)

4.1 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Monitoring ... 24

4.2 Rekomendasi Hasil In Service Measurement... 27

4.3 Rekomendasi Hasil Shutdown Measurement... 28

4.3.1 Rekomendasi Pengujian Tahanan Isolasi ... 28

4.3.2 Rekomendasi Pengujian Tahanan Kontak ... 29

4.3.3 Rekomendasi Pengujian Tahanan Pentanahan ... 30

4.3.4 Pengukuran Tegangan AC/DC... 31

4.4 Rekomendasi Hasil Shutdown Function Check... 31

4.4.1 Fungsi Drive Mechanism... 31

4.4.2 Fungsi Lemari Mekanik ... 32

4.4.2.1 Pengujian Fungsi Status ... 32

4.4.2.2 Pengujian Fungsi Interlock ... 32

4.5 Tahapan Overhaull ... 33

DAFTAR ISTILAH... 62

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Pemisah...1

Gambar 1-2 Isolator ...2

Gambar 1-3 Pemisah Engsel(6)...3

Gambar 1-4 Pemisah Putar(1) ...3

Gambar 1-5 Pemisah Siku(3)...4

Gambar 1-6 PMT 20 KV Draw-Out ...4

Gambar 1-7 Pemisah Pantograph(7) ...5

Gambar 1-8 Terminal Utama/Klem ...5

Gambar 1-9 PMS Penggerak Manual(8) ...6

Gambar 1-10 Mekanik PMS dengan Penggerak Motor(8)...6

Gambar 1-11 Mekanik PMSTekanan Udara(1) ...7

Gambar 1-12 Lemari Mekanik dan BoxMekanik(8) ...7

Gambar 1-13 Terminal dan Wiring control(8) ...8

Gambar 1-14 Pisau Pentanahan(4&5) ...8

Gambar 2-1 Alat Ukur Thermovision(9)...14

Gambar 2-2 Contoh Pengukuran Thermovision(9)...14

Gambar 2-3 Alat Uji Insulation Tester(1) ...15

Gambar 2-4 Alat Uji Tahanan Kontak(1) ...16

Gambar 2-5 Alat Uji Tahanan Pentanahan(1) ...17

Gambar 2-6 Pengujian Tahanan Pentanahan(1)...17

Gambar 3-1 Flow Chart Metode Evaluasi ...20

Gambar 4-1 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengujian Tahanan Isolasi ...29

Gambar 4-2 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengujian Tahanan Kontak ..30

Gambar 4-3 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengukuran Tegangan AC/DC ...31

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Jadwal Pemeliharaan MingguanKeadaan: Operasi ... 10

Tabel 2-2 Jadwal Pemeliharaan BulananKeadaan: Operasi... 10

Tabel 2-3 Jadwal Pemeliharaan 3 BulananKeadaan: Operasi... 10

Tabel 2-4 Jadwal Pemeliharaan TahunanKeadaan: Operasi... 11

Tabel 2-5 Pemeliharaan KondisionalKeadaan: Operasi... 13

Tabel 2-6 Item Pekerjaan Treatment pada PMSKeadaan: Off ... 19

Tabel 3-1 Tabel Tegangan AC dan DC Sumber Tegangan ... 23

Tabel 4-1 Tabel Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Monitoring ... 24

Tabel 4-2 Tabel Rekomendasi Hasil In Service Measurement... 28

Tabel 4-3 Tabel Rekomendasi Pengujian Tahanan Isolasi ... 28

Tabel 4-4 Tabel Rekomendasi Pengujian Tahanan Kontak ... 29

Tabel 4-5 Tabel Rekomendasi Pengujian Tahanan Pentanahan ... 30

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN PEMISAH ...35

Lampiran 2 FMEA PEMISAH ...43

Lampiran 3 Standar Evaluasi Pemeliharaan (Shutdown Measurement)...45

Lampiran 4 Formulir Pemeliharaan In Service Inspection Level-1...46

Lampiran 5 Formulir Pemeliharaan In Service Inspection Level-2...50

Lampiran 6 Formulir Pengujian ...52

Lampiran 7 Formulir Pemeliharaan In Service Inspection Kejadian Khusus Bencana ...53

Lampiran 8 Formulir Pemeliharaan In Service Inspection Kejadian Khusus Manuver ...54

(11)

PRAKATA

PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya.

PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan. Keseluruhan fase tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.

Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25 buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010. Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya.

Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana, pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan di PLN.

Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan stakeholder serta masyarakat Indonesia.

Jakarta, Oktober 2014

DIREKTUR UTAMA

(12)

PEMISAH

1

PENDAHULUAN

Disconnecting switch atau pemisah (PMS) suatu peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban.

Penempatan PMS terpasang di antara sumber tenaga listrik dan PMT (PMSBus) serta di antara PMT dan beban (PMSLine/Kabel) dilengkapi dengan PMS Tanah (Earthing Switch). Untuk tujuan tertentu PMSLine/Kabel dilengkapi dengan PMS Tanah. Umumnya antara PMSLine/Kabel dan PMS Tanah terdapat alat yang disebut interlock.

1.1

Pengertian dan Fungsi Pemisah (PMS)

Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi PMS, yaitu:

a. Pemisah Peralatan: Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.

b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian):Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang bekerja pada peralatan instalasi.

Gambar 1-1 Pemisah

1.2

Penempatan Posisi Pemisah

Sesuai dengan penempatannya di daerah mana Pemisah tersebut dipasang, PMS dapat dibagi menjadi:

(13)

2. Pemisah Rel/Bus

Pemisah yang terpasang di sisi rel

3. Pemisah Kabel

Pemisah yang terpasang di sisi kabel

4. Pemisah Seksi

Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut dapat terpisah menjadi dua seksi

5. Pemisah Tanah

Pemisah yang terpasang pada

penghantar/line/kabel untuk menghubungkan ke tanah.

1.3

Komponen dan Fungsi Pemisah

Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai fungsinya adalah sebagai berikut:

1.3.1

Dielektric

Komponen subsistem pada peralatan pemisah adalah dielektric/isolator. Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis dari perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial. Jika isolator gagal dalam kegunaannya memisahkan antara dua saluran maupun saluran dengan pentanahan maka penyaluran energi tersebut akan gagal atau tidak optimal.Isolator berbentuk piringan-piringan yang terbuat dari bahan porselin atau komposit yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran penghantar,kekuatan mekanis dan konstruksi penopangnya.

(14)

1.3.2

Primary

Subsistem primary merupakan bagian dari PMS yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan/mengalirkan arus listrik. Subsistem primary terdiri dari dua bagian, yakni:terdiri dari pisau-pisau/Kontak PMS dan klem.

1.3.2.1 Pisau-pisau/KontakPMS

Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan. Macam-macam pisau pemisah berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya antara lain:

1. Pemisah Engsel

Dimana pemisah tersebut gerakannya seperti engsel

Gambar 1-3 Pemisah Engsel(6)

2. Pemisah Putar

Dimana terdapat 2(dua) buah kontak diam dan 2(dua) buah kontak gerak yang dapat berputar pada sumbunya.

(15)

Untuk keperluan pemeliharaan, PMT ini dapat dikeluarkan dari kubikel/sel 20 KV dengan cara menarik keluar secara manual (draw-out).

Selesai pemeliharaan, PMT dapat dimasukkan kembali (draw-in) dan pada posisi tertentu kontaktor (berfungsi PMS) akan berhubungan langsung dengan Busbar 20 KV. Namun harus dipastikan terlebih dulu sebelumnya bahwa PMT dalam posisi Off.

3. Pemisah Siku

Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 (dua) kontak gerak yang gerakannya mempunyai sudut 900.

Gambar 1-5 Pemisah Siku(3)

4. Pemisah Luncur

PMSini gerakan kontaknya ke atas–ke bawah (vertikal) atau ke samping (horisontal). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 kV. Pada PMT 20 KV type draw-out setelah posisi Off dan dilepas/dikeluarkan dari Cubicle maka pisau kontaktor penghubung dengan Busbar adalah berfungsi sebagai PMS.

Gambar 1-6 PMT 20 KV Draw-Out

5. Pemisah Pantograph

PMS ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak yang terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak dioperasikan pada sistem tegangan 500 KV.

(16)

Gambar 1-7 Pemisah Pantograph(7)

1.3.2.2 Klem

Bagian dari PMS yang merupakan titik sambungan antara PMS dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar 1-8 Terminal Utama/Klem

1.3.3

Drive Mechanism / Mekanik Penggerak

Memposisikan pisau/kontak PMS untuk membuka dan menutup yang terdiri dari Stang/Tuas Penggerak dan Tenaga Penggerak.Jenis tenaga penggerak PMS dapat dibedakan:

1. Secara Manual

Pengoperasian PMS ini (membuka /menutup) secara manual dengan memutar/ menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas mekanik

(17)

Gambar 1-9 PMS Penggerak Manual(8)

2. Tenaga penggerak dengan motor

Pengoperasian PMS ini (membuka/menutup) dengan memutar/ menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas penggerak dengan motor

Gambar 1-10 Mekanik PMS dengan Penggerak Motor(8)

3. Tenaga penggerak pneumatik (tekanan udara)

Pengoperasian PMS ini (membuka/menutup) dengan memutar/ menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas penggerak dengan pneumatik (tekanan udara).

(18)

Gambar 1-11 Mekanik PMSTekanan Udara(1)

1.3.4

Secondary

Terdiri dari lemari mekanik, terminal dan wiring kontrol.

1.3.4.1 Lemari Mekanik

Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment. Jenis lemari mekanik ada dua yaitu lemari dan box.

Gambar 1-12 Lemari Mekanik dan BoxMekanik(8)

1.3.4.2 Kontrol dan Auxillary

Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol. Memberikan trigger pada subsystem mekanik penggerak untuk membuka dan menutup pisau/kontak PMS.

(19)

Gambar 1-13 Terminal dan Wiring control(8)

1.3.5

Pisau Pentanahan

Berfungsi untukmentanahkan/membumikan tegangan induksi atau tegangan sisa sesudah jaringan diputus dari sumber tegangan. Pemisah tanah atau Earth Switch mempunyai sistem interlock dengan pemisah penghantar dimana jika pemisah dalam posisi masuk maka pemisah tanah posisi keluar, begitu pula sebaliknya.

Gambar 1-14 Pisau Pentanahan(4&5)

1.4

Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Pemisah yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan, gangguan/kerusakan. Penyebab dari kerusakan tersebut memiliki banyak kemungkinan.Setiapkomponen pemisah memiliki potensi kerusakan/kegagalanfungsi yang akan mengarah kepada kerusakan/kegagalan dari seluruh sistem pemisah tersebut. Pola kerusakan pun memiliki banyak kemungkinan. Untuk mengetahui peluang kerusakan dari setiap komponen dan seperti apa jalur kerusakannya digunakanlah metoda Failure mode Effect Analysis (FMEA).

Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen pemisah berdasarkan fungsinya, tiap kelompok ini disebut Subsystem, yakni:

(20)

Dielektric

Primary

Drive Mechanism / Mekanik Penggerak

Secondary

 Pisau Pentanahan

2

PEDOMAN PEMELIHARAAN PEMISAH

2.1

In Service/ Visual Inspection

In service inspection merupakan inspeksi/pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera dengan pelaksanaan periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan. Inspeksi/pengecekan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi komponen peralatan.Untuk periode pelaksanaan inspeksi pada pemisah adalah mingguan, bulanan dan tahunan. In Service/Visual Inspection dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (thermovisi thermal imager)oleh petugas pemeliharaan atau Supervisor Gardu Induk.

Adapun komponen–komponen dari pemisah yang harus diperhatikan untuk in service/ visual inspectionadalah:

I. Dielektric

a. Isolator PMS II. Primary

a. Pisau/kontak PMS

b. Terminal utama (klem) PMS III. Drive Mechanism

a. EngkolPMS

b. Sistem lock mekanik PMS c. Rod Penggerak PMS d. Roda gigi IV. Secondary 1. Lemari a. Lampu penerangan b. Heater(Pemanas) c. Terminal Wiring d. Kabel kontrol e. Sekring/MCB f. Bau-bauan g. Pintu lemari

h. Kondisi dalam lemari i. Door sealent

(21)

2. Box

a. Tutup Box mekanik V. Pisau Pentanahan

a. Lock pin

b. Kontak diam pisau pentanahan c. Kabel fleksibel PMS Tanah d. Grounding pemisah tanah

Tabel 2-1 Jadwal Pemeliharaan MingguanKeadaan: Operasi

No PERALATAN YANG

DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN

I Lemari Kontrol

1 Sekring/MCB

 Periksa kondisi sekring apakah normal, tidak terpasang atau putus.

 Periksa kondisi MCB apakah tombol ON dan OFF nya dapat berfungsi dengan baik.

 Periksa Terminal MCB / Fuse apakah bersih atau kotor atau berkarat.

Tabel 2-2 Jadwal Pemeliharaan BulananKeadaan: Operasi

No PERALATAN YANG

DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN

I Lemari Kontrol

1 Heater  Periksa kondisi heater apakah berfungsi atau rusak

Tabel 2-3 Jadwal Pemeliharaan 3 BulananKeadaan: Operasi

No PERALATAN YANGNo

DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN

I Dielektric

1 Isolator

 Periksa kebersihan piring isolator (pelaksanaanya khusus pada lingkungan dengan polutan tinggi (pabrik semen, dsb)

II Secondary

(22)

No PERALATAN YANGNo

DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN

1 Door sealent  Periksaapakah terpasang sempurna, putus atau sudah retak (rapu)

2 Lubang kabel kontrol

 Apakah terpasang kabel glen dengan rapat / rusak,  Apakah ada lubang kabel kontrol yang terbuka

3 Bau-bauan

 Periksa apakah ada bangkai binatang diruang lemari kontrol

 Periksa apakah ada isolasi kabel kontrol yang terbakar

Periksa apakah ada isolasi terminal kabel yang terbakar

4 Kondisi dalam lemari  Periksa kondisi box bersih, kotor atau lembab

5 Kondisi Pintu  Periksa apakah pintu dapat tertutup rapat, korosi atau tidak dapat terkunci

6 Kondisi Box Mekanik

 Periksa Pintu box bisa tertutup sempurna , atau tidak

 Periksa engsel pintu dapat terkunci sempurna atau tidak

 Periksa kondisi box bersih, korosi atau lembab.

Tabel 2-4 Jadwal Pemeliharaan TahunanKeadaan: Operasi

No PERALATAN YANG

DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN

I Dielektric

1 Kondisi fisik Isolator  Periksa kondisi isolator apakah normal, rumpil atau retak

2 Kondisi kebersihan isolator

Periksa kondisi isolator apakah bersih, berdebu atau berlumut. (untuk daerah dengan polutan tinggi dilaksanakan dalam periode triwulanan. Cth : Kawasan pabrik semen, kawasan PLTU batu bara,

(23)

No PERALATAN YANG

DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN

A Lemari Kontrol& Box

1 Terminal wiring

 Periksa terminal wiring apakah normal atau korosi, bekas terbakar

 Periksa isolasi kabel kontrol cacat (terkelupas atau rapuh)

 Periksa terminal terhadap benda asing (sarang semut, uap air, bangkai binatang).

2 Kabel control  Periksa apakah dalam keaadan baik, terkelupas atau bekas terbakar.

III Drive Mechanism

1 Rod Penggerak PMS

 Periksa kondisi rod penggerak apakah normal, bengkok, patah

 Periksa sambungan rod penggerak apakah normal, longgar atau lepas.

2 Sistem lock mekanik  Periksa kondisi system lock mekanik apakah normal, tidak terpasang atau tidak normal.

3 Engkol  Periksa kelengkapan engkol PMS tersedia atau tidak.

4 Roda gigi

 Periksa kondisi pelumasan

 Periksa kondisi bearing kondisi baik atau berkarat atau pecah.

 Periksa kondisi stop limiter apakah baik atau pecah.

IV Pisau Pentanahan

1 Kabel fleksibel PMS tanah

 Periksa kondisi konreksi terpasang baik, longgar atau lepas

2 Lock -Pin  Periksa kondisi lock pin apakah terpasang normal, tidak terpasang atau lepas.

3 Kontak Diam Pisau Pentanahan

 Periksa kondisi apakah baik, berkarat atau bengkok

4 Grounding pemisah tanah

 Periksa grounding terpasang baik, lepas atau hilang.

(24)

Tabel 2-5 Pemeliharaan KondisionalKeadaan: Operasi No PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN Kondisi I. Dielektric I. Isolator

 Periksa kondisi isolator apakah normal, rompel, retak atau patah

 Pasca gempa bumi

 Pasca ledakan

peralatan lain yang dapat berimbas ke PMS

II. Primary

I. Terminal Utama

 Periksa kondisi terminal utama terhadap benda asing (layang-layang, binatang, dedaunan, dll)  Periksa kondisi kesimetrisan pisau-pisau kontak PMS  Pasca badai

 Pasca gempa bumi

 Pasca ledakan

peralatan lain yang dapat berimbas ke PMS

 Pasca ada benda asing terbang dan jatuh kearah PMS

2.2

In Service Measurement

In service measurement merupakan pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur yang yaitu thermovision Thermal Imager dengan pelaksaan periode bulanan yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan/Supervisor Gardu Induk dalam keadaan peralatan bertegangan.

Pengukuran Thermovision

Metode thermovision thermal imager pada pemisah bertujuan untuk memantau kondisi pemisah saat berbeban. Dimana akan dilihat pola temperatur pada bagian-bagian pemisah yang akan diukur.

Dari pola temperatur tersebut, akan dilihat bagian mana pada pemisah yang diukur tersebut yang terdapat ketidaknormalan. Dari hasil pengukuran tersebut akan dievaluasi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian yang terindentifikasi mengalami ketidaknormalan tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindarkan.

Adapun bagian-bagian pada pemisah tersebut adalah:

(25)

Gambar 2-1 Alat Ukur Thermovision(9)

Gambar 2-2 Contoh Pengukuran Thermovision(9)

2.3

Shutdown Measurement

Shutdown measurement merupakan pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur dengan periode 2 tahunan. Umumnya peralatan PMS yang baru selesai pemasangan sebelum dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo pemeliharaan, perlu dilakukan pengujian – pengujian untuk mendapatkan unjuk kerja dari peralatan tersebut. dalam keadaan peralatan tidak beroperasi.Selama pengujian posisi switch harus dalam posisi local dan mini circuit breaker (MCB) motor dalam posisi off.

Macam-macam pengujian Shutdown measurement pada pemisah:

Shutdown Measurement hanya diizinkan dilakukan apabila kedua

sisi terminal utama PMS sudah terbebas dari tegangan operasi.Kelalaian terhadap ketentuan ini dapat berakibat fatal / kematian.

(26)

2.3.1

Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran tahanan isolasi pemisah (PMS) ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur untuk memperoleh nilai tahanan isolasi PMS antara terminal utama tiap phasa terhadap body(base plat) yang ditanahkan. Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi/isolator pemisah dan mengetahui nilai tahanan isolasi. Pengukuranan tahanan isolasi dilakukan

Pengukuran tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur tahanan isolasi (insulation tester 5 kV, 10 kV).

Gambar 2-3 Alat Uji Insulation Tester(1)

Langkah untuk menetralkan tegangan induksi maupun muatan residual adalah dengan menghubungkan bagian tersebut ke tanah beberapa saat sehingga induksinya hilang.

Untuk mengamankan alat ukur terhadap pengaruh tegangan induksi maka peralatan tersebut perlu dilindungi dengan Sangkar Faraday dan kabel-kabel penghubung rangkaian pengujian sebaiknya menggunakan kabel yang dilengkapi pelindung (Shield Wire).

Jadi untuk memperoleh hasil yang valid maka obyek yang diukur harus betul - betul bebas dari pengaruh induksi.

Kesiapan obyek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

1) Pemasangan pentanahan lokal (Local Grounding) dikedua terminal utama tiap phasa dengan tujuan membuang tegangan sisa (Residual) yang masih ada.

2) Lepas koneksi konduktor dari kedua sisi terminal utama

3) Bersihkan permukaan porselin bushing memakai material cleaner + lap kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator dengan tujuan agar pengukuran memperoleh nilai (hasil) yang akurat.

4) Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMS kondisi tertutup (closed) antara terminal utama( R, S, T ) terhadap body/base plat

5) Mencatat hasil pengukuran tahanan isolasi serta suhu/temperatur sekitar. 6) Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai

(27)

2.3.2

Pengukuran Tahanan Kontak Pisau - Pisau

Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan.Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti.

Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

Gambar 2-4 Alat Uji Tahanan Kontak(1)

2.3.3

Pengukuran Tahanan Pentanahan

Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk menentukan tahanan antara besi atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat. Dengan demikian pelat tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan terhadap tanah yang sekecil-kecilnya. Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur tahanan pentanahan (Earth Resistance Tester).

Hati-hati terhadap bahaya tegangan sisa (residual). Segera lakukan pengosongan (discharge) pada objek yang sudah selesai diukur tahanan isolasinya. Hubungkan beberapa saat ujung bagian konduktif kabel ke objek yang baru diuji tahanan isolasinya, sisi lainnya kabel kondisi sudah terlebih dahulu digrounding

Untuk mencegah kerusakan pada alat ukur, pastikan titik ukur benar-benar bebas dari tegangan induksi atau muatan residual.

(28)

Gambar 2-5 Alat Uji Tahanan Pentanahan(1)

Gambar 2-6 Pengujian Tahanan Pentanahan(1)

2.3.4

Pengukuran Tegangan AC/DC

Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui tegangan suplai pada MCB/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan sistem peralatan tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur AVO meter.

2.4

Shutdown Function Check

Merupakan pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).

Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahuikondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

2.4.1

Pengujian Sistem Mekanik Penggerak

(29)

Berputarnya roda transmisi, mengakibatkan batang penggerak menutup atau membuka pisau pemisah .Pada saat pisau pemisah menutup atau membuka secara penuh , maka motor penggerak akan berhenti secara otomatis.

Pengujian fungsi pada motor penggerak antara lain:

 Pengujian fungsi buka dan tutup oleh motor penggerak

Untuk mengetahui proses kerja menutup atau membuka pisau pemisah yang dilayani oleh motor penggerak secara lokal ataupun remote.

 Pengujian waktu kerja membuka dan menutup pisau pemisah

Waktu kerja pada saat membuka dan menutup pisau pemisah untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam melakukan proses membuka maupun menutup pisau pemisah.

2.4.1.2 Transmisi Penggerak

Transmisi penggerak adalah bagian pemisah yang berfungsi menggerakan pisau pemisah oleh stang penggerak melalui roda gigi baik secara manual ataupun menggunakan motor.

Untuk pengujian fungsi pada transmisi penggerak

 Kesempurnaan proses buka tutup pisau pemisah

Kesempurnaan proses membuka dan menutup sangat penting untuk mengetahui posisi pisau pada saat membuka dan menutup, dikarenakan jika tidak sempurna dalam proses penutupan maka akan timbul lose contact pada pisau pemisah .Untuk proses buka tutup penutup ini juga dilakukan dengan cara motor penggerak dan manual dengan menggunakan engkol.

2.4.2

Pemeriksaan Fungsi Lemari Mekanik

Pengujian fungsi tombolclose dan open (local dan remote )

Dilakukan uji fungsi tombol on/off pada saat kondisi local maupun remote. Dari uji fungsi tersebut dapat diketahui apakah tombol tersebut berfungsi normal atau tidak.

Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC

Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui tegangan pada MCB/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan sistem peralatan tersebut . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur volt meter.

Pengujian fungsi status pemisah

Pengujian fungsi status pemisah dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi pisau pemisah sesuai dengan status/indikator pada lemari mekanik. Pada

(30)

status pemisah tersebut ada yang menggunakan lampu indikator atau bendera/semapur.

Pengujian fungsiinterlock

Pada PMS terdapat mekanisme interlocking yang befungsi untuk mengamankan pembukaan dan penutupan PMS. Mekanisme interlocking tersebut adalah:

 PMS tidak dapat ditutup/dibuka ketika PMT dalam posisi tertutup.

Pemisah tanah(Earthing Switch) dapat ditutup hanya ketika PMS dalam keadaan terbuka.

 PMS dapat ditutup hanya ketika PMT dan ES terbuka.

2.5

Treatment

Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mempertahankan ataupun mengembalikan kondisi peralatan kedalam kondisi dapat berfungsi dengan baik

Tabel 2-6 Item Pekerjaan Treatment pada PMSKeadaan: Off

No PERALATAN Tindakan 1 Isolator  Pembersihan 2 Pisau-pisau PMS  Pembersihan  Pelumasan 3 Terminal utama  Pembersihan

 Pengencangan baut klem 4 Lemari mekanik  Pembersihan

5 Pentanahan  Perbaikan pentanahan yang nilai pengukurannya melebihi standard

6 Motor penggerak  Perbaikan/penggantian bagian-bagian yang mengalami kerusakan.

7 Mekanik penggerak

 Pelumasan roda gigi

(31)

No PERALATAN Tindakan

uap air,

 Pengencangan baut terminal kabel kontrol. 9 Interlock  Pembersihan / perbaikan interlock

2.6

Overhaull

Merupakan kegiatan pemeliharaan dengan melaksanakan pemeriksaan secara seksama serta penggantian dan perbaikan pada pada seluruh bagian PMS dalam keadaan offline. Overhaull dilaksanakan setiap 5 tahun sekali atau sesuai dengan condition assessment peralatan.

Kegiatan Overhaull dilaksanakan dengan mempertimbangkan sebagai berikut:

1. Umur peralatan sesuai dengan manual instruction.

2. Berdasarkan kondisi PMS dari hasil pengujian/pengukuran (assessment).

3

EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN PEMISAH

3.1

Metode Evaluasi Hasil Pemeliharaan Pemisah

Gambar 3-1 Flow Chart Metode Evaluasi

Metode evaluasi untuk pemeliharaan PMS mengacu pada flow chart/alur seperti pada gambar diatas. Secara umum meliputi 3 (tiga) tahapan evaluasi pemeliharaan, yaitu:

1. Evaluasi level – 1

Pelaksanaan tahap awal ini berdasarkan pada hasil In Service/ Visualinspection yang sifatnya berupa harian harian, mingguan, bulanan  Tindak lanjut

(Life extension Program

asset Development Plan)  Retrofit  Refurbish Evaluasi In Service / Visual Inspection In Service Measurement Shutdown Measurement Evaluasi Evaluasi

(32)

atau tahunan. Tahapan ini menghasilkan kondisi awal (early warning) dari PMS.

2. Evaluasi level – 2

Hasil akhir serta rekomendasi pada tahap pertama menjadi masukan untuk dilakukannya evaluasi level – 2, ditambah dengan pelaksanaan in service measurement. Tahapan ini menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk justifikasi kondisi PMS, serta menentukan pemeliharaan lebih lanjut.

3. Evaluasi level – 3

Merupakan tahap akhir pada metode evaluasi pemeliharaan. Hasil evaluasi level – 2 ditambah dengan hasil shutdown measurement dan shutdown function check, menghasilkan rekomendasi akhir tindak lanjut yang berupa Life extension program dan Asset development plan, seperti retrofit (rekondisi), refurbish (perbaikan), replacement (penggantian komponen) atau reinvestment (penggantian baru).

3.2

Standar Evaluasi Hasil Pemeliharaan Pemisah

Standar adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan untuk dapat menentukan kondisi pemisah yang dipelihara. Standar yang ada berpedoman kepada:instruction manual dari pabrik, standar-standar internasional maupun nasional ( IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dll ) dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.

3.2.1

Pengujian Tahanan Isolasi

Nilai hasil pengukuran tahanan isolasi dibandingkan dengan batasan dari tahanan isolasi sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan SE.032/PST/1984 adalah: menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “. Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang diijinkan setiap kV = 1 mA.

3.2.2

Pengujian Tahanan Kontak

Nilai hasilpengukuran tahanan kontak ≤120 % nilai standar pabrikan atau Nilai Pengujian FAT dan nilai saat pengujian komisioning. Khusus untuk PMS yang tidak memiliki data awal dapat menggunakan nilai standar PMS tipe sejenis atau nilai pengukuran terendah PMS tersebut mengacu pada history pemeliharaan (trend 3 kali periode pemeliharaan sebelumnya).

(33)

Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE STD 80-2000 tentang guide for safety in ac substationgrounding besarnya nilai tahanan pentanahan untuk switchgear adalah ≤ 1 ohm.

3.2.4

Pengukuran Thermovision

Pengukuran suhu dengan thermographyakan selalu memberikan nilai absolut dari objek terukur. Untuk menentukan dengan benar apakah suhu objek terlalu panas (overheating).Terdapat 2(dua) macam pelaksanaan thermovisiondengan masing – masing standar/pedoman yang dapat dipakai, yaitu:

 Pemeriksaan pada Terminal utama

Dilakukan dengan melihat perbedaan/selisih suhu pada 2(dua) titik dengan komponen/material yang berbeda. Contohnya selisih suhu antara klem dan konduktor.

 Pemeriksaan pada Pisau pemisah

Dilakukan dengan membandingkan suhu pisau pemisah antar phasa (dengan phasa lainnya).

Berdasarkan standar dari International Electrical Testing Association (NETA) Maintenance Testing Spesification (NETA MTS-1997) terdapat 2 (dua) macam T yang dapat dipakai sebagai acuan justifikasi kondisi, yaitu:

- T1: merupakan perbedaan/ selisih suhu antar phasa (dengan phasa lainnya).

o Kondisi I : 1oC <t ≤ 3oC

o Kondisi II : 4oC <t ≤ 15oC

o Kondisi IV : t > 15oC

- T2: merupakan perbedaan/ selisih suhu diatas suhu lingkungan (over ambient temperature).

o Kondisi I : 1oC <t ≤ 3oC

o Kondisi II : 11oC <t ≤ 20oC

o Kondisi III : 21oC <t ≤ 40oC

(34)

3.2.5

Pengujian Fungsi Sistem Mekanik Penggerak

3.2.5.1 Motor penggerak

 Pengujian waktu kerja pisau pemisah

Hasil pengujian waktu kerja pisau pemisah saat membuka dan menutup dibandingkan dengan batasan yang umumnya dicantumkan pada instruction manual dari pabrikan atau pada name plate pemisah tersebut . Sebagai contoh dari buku instuction manual merk COELME disebutkan bahwa Operating time< 20 s.

3.2.5.2 Transmisi Penggerak

Ketahanan mekanis pemisah tergantung dari ketahanan mekanis pemisah tersebut yang diwujudkan dalam jumlah operasi penutupan-pembukaan yang bisa dilakukan pemisah tanpa kerusakan sehinggah menjamin kerja normal. Standar mensyaratkan jumlah minimal operasi sebagai berikut:

 Untuk PMS tegangan menengah sampai 35kV :2000 kali operasi*  Untuk PMS tegangan tinggi 110kV keatas :1000 kali operasi *

*Pemeliharaan peralatan utama Gardu Induk , PT PLN (Persero) Pusdiklat

3.2.6

Pemeriksaan Fungsi Lemari Mekanik

 Pengukuran tegangan AC dan DC

Pengukuran tegangan dan arus ini untuk mengetahui kerja motor penggerak.Batasan tegangan yang di ijinkan sebesar 85% dan 110 % dari tegangan nominal, SPLN 9c 1978.

Batas nilai tegangan supply untuk motor penggerak mekanik PMS mengacu IEC std 56 - 2 klausal 17 (disertakan pula batasan sesuai dengan referensi pabrikan) adalah sebagai berikut:

Tabel 3-1 Tabel Tegangan AC dan DC Sumber Tegangan

Referensi

Vnominal AC / DC

V min V max

(35)

Untuk supply tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peak-to-peak komponen AC dari tegangan supply pada beban normal / rated ) dibatasi pada limit ≤ 5% dari komponen DC.

Standar IEC 60694 ed.2.2: 2002-01 (Common Spesifications for high-voltage switchgear and controlgear standards) pada bab Motor Charging: merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk supply tegangan AC dan DC yang diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 85% - 110% dari tegangan normal / rated, pada frequency rated (50Hz – untuk supply tegangan AC).

Untuk supply tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peak-to-peak komponen AC dari tegangan supply pada beban normal / rated) dibatasi pada limit ≤ 5% dari komponen DC.

4

REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN PEMISAH

4.1

Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Monitoring

Adalah tindak lanjut dari hasil pemeriksaan In service/visual inspeksi periode mingguan, bulanan dan tahunan. Rekomendasi ini diambil dari hasil pemeriksaan berbasis kondisi sebagai tindakan pencegahan terjadinya ketidak/unjuk kerja rendah pada peralatan saat menjalankan fungsinya. Rekomendasi hasil pemeliharaan visual inspeksi berpedoman kepada pengalaman serta observasi/pengamatan operasi di lapangan.

Tabel 4-1 Tabel Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Monitoring

PERALATAN

YANG DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI

I. DIELEKTRIC

Isolator

 Piring isolator flek, retak & pecah  Perbaikan/Penggantian  Piring isolator kotor  Pembersihan

II. PRIMARY

Terminal Utama  Ada benda asing (binatang, benang,

layang-layang, balon)  Pembersihan

III. SECONDARY

Heater  Kondisi heater sudah tidak sesuai

dengan fungsinya/rusak atau hilang  Penggantian

Terminal wiring  Kondisi terminal wiring korosi  Pembersihan dengan kertas amplas dan

(36)

PERALATAN

YANG DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI

cairan pembersih korosi (WD40) untuk tingkat korosi ringan

 Perbaikan/Penggantian untuk tingkat korosi berat

 Kondisi terminal wiring panas diukur menggunakan thermogun

 Pemeriksaan ulang dengan Thermovision, dan pemeriksaan lebih lanjut

 Periksa terminal terhadap benda asing (sarang semut, uap air, bangkai binatang).

 Bersihkan dengan kuas dan contact cleaner untuk elektrik (cairan CRC)

Kabel kontrol  Kondisi kabel control terkelupas  Penggantian

Sekring / MCB

 Kondisi sekring putus  Periksa jalur wiring motor penggerak terhadap kemungkinan short circuit

 Periksa motor, apakah berbeban lebih

 Periksa fungsi limit switch berfungsi baik / tidak untuk auto stop motor.

 Penggantian fuse.

 Kondisi MCB trip  Periksa jalur wiring

motor penggerak terhadap kemungkinan short circuit

 Periksa motor, apakah berbeban lebih

 Periksa fungsi limit switch berfungsi baik / tidak untuk auto stop

(37)

PERALATAN

YANG DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI

terhadap kemungkinan short circuit

 Periksa motor, apakah berbeban lebih

 Periksa fungsi limit switch berfungsi baik / tidak untuk auto stop motor.

 Bersihkan terminal kontak MCB dengan menggunakan kuas dan cairan pembersih contact cleaner (cairan CRC)

 Ganti MCB

Bau

 Kondisi lemari tercium bau bangkai atau terbakar

 Bersihkan

 Pemeriksaan lebih lanjut

Pintu lemari

 Kondisi pintu korosi ringan  Kondisi pintu lemari korosi tinggi

 Perbaikan/Penggantian

Kondisi dalam lemari

 Kondisi dalam lemari mekanik kotor

atau lembab  Pembersihan

Seal pintu lemari mekanik

 Kondisi seal keras, rusak atau hilang  Kondisi seal tidak terpasang

sempurna pada jalurnya

 Penggantian  Dirapikan

Lubang kabel

 Kondisi lubang kabel tidak rapat atau gland kabel tidak ada.

 Pengencangan glenn dan penggantian

 Menambal celah dengan auto seal

Box Mekanik

 Kondisi pintu korosi ringan  Kondisi pintu lemari korosi tinggi  Kondisi box kotor

 Perbaikan/Penggantian  Pembersihan

(38)

PERALATAN

YANG DIPERIKSA SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI

IV. DRIVE MECHANISM

Rod penggerak PMS

 Kondisi rod lepas / baut longgar

 Perbaikan Interlock mekanik  Kondisi interlock tidak normal  Perbaikan

Engkol PMS  kelengkapan engkol PMS  Penggantian

Roda Gigi

 Pelumasan kering  Roda gigi berkarat  Bearing rompal / rusak  Stop limiter rusak

 Berikan pelumasan  Lakukan pembersihan

roda gidi

 Lakukan penggantian bearing yang rusak.

 Lakukan penggantian stop limiter.

V. PISAU PENTANAHAN

Lock Pin  Lock pin hilang / rusak  Penggantian

Kabel Fleksibel  Kondisi lepas / hilang  Diperbaiki / diganti Kontak diam pisau

pentanahan

 Kondisi berkarat atau bengkok

 Dilakukan perbaikan. Grounding

Pemisah tanah

 Lepas / hilang

 Diperbaiki / diganti

4.2

Rekomendasi Hasil In Service Measurement

Adalah tindak lanjut dari hasil In Service Measurement yang juga merupakan tindakan pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode tertentu (dalam hal kegiatan thermovision dilakukan rutin dalam periode triwulanan). Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan PMS.

(39)

Tabel 4-2 Tabel Rekomendasi Hasil In Service Measurement PERALATAN YANG

DIPERIKSA HASIL UKUR REKOMENDASI

Selisih suhu antara:

- Klem dan

konduktor

- Antar phasa pisau pemisah ∆T1 (perbedaan suhu antar fasa) ∆T2 (over ambient temperature) Kondisi I Kondisi I Dimungkinkan ada ketidaknormalan, perlu investigasi lanjut Kondisi II Kondisi II Mengindikasikan adanya defesiensi, perlu dijadwalkan

perbaikan

--- Kondisi III

Perlu dilakukan monitoring secara kontinyu sampai

dilakukan perbaikan

Kondisi III Kondisi IV Ketidaknormalan Mayor, perlu dilakukan perbaikan segera ** Berdasarkan International Electrical Testing Association (NETA)

Maintenance Testing Spesifications (NETA MTS-1997)

4.3

Rekomendasi Hasil Shutdown Measurement

Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu (dapat ditentukan berdasarkan kondisi hasil asesmen).

4.3.1

Rekomendasi Pengujian Tahanan Isolasi

Tabel 4-3 Tabel Rekomendasi Pengujian Tahanan Isolasi PERALATAN

YANG DIPERIKSA

TEGANGAN

OPERASI HASIL UKUR REKOMENDASI

Isolator

20 kV

>1 MΩ/ kV Pembersihan isolator, perbaiki, ganti secepatnya 150 kV / 275 kV

(40)

Alur tindak lanjut terkait pengujian tahanan isolasi diperlihatkan pada gambar

Gambar 4-1 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengujian Tahanan Isolasi

4.3.2

Rekomendasi Pengujian Tahanan Kontak

Tabel 4-4 Tabel Rekomendasi Pengujian Tahanan Kontak PERALATAN

YANG DIPERIKSA

TEGANGAN

OPERASI HASIL UKUR REKOMENDASI

Pisau Pemisah

70 kV

<120 % nilai pabrikan atau Nilai Pengujian FAT ,nilai saat pengujian komisioning

Perbaiki dan penggantian. 150 kV / 275 kV

(41)

Alur tindak lanjut terkait pengujian tahanan kontak diperlihatkan pada gambar

Gambar 4-2 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengujian Tahanan Kontak

4.3.3

Rekomendasi Pengujian Tahanan Pentanahan

Tabel 4-5 Tabel Rekomendasi Pengujian Tahanan Pentanahan PERALATAN

YANG DIPERIKSA

TEGANGAN

OPERASI HASIL UKUR REKOMENDASI

Grounding

70 kV

< 1 Ohm Perbaiki, ganti secepatnya atau

diberikan penambahan

pentanahan peralatan tersebut 150 kV / 275 kV

(42)

4.3.4

Pengukuran Tegangan AC/DC

Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui tegangan pada MCB/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan sistem peralatan tersebut. Jika hasil pengukuran melebihi batasan toleransi yang diijinkan maka harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada sumber tegangan.

Alur tindak lanjut terkait pengujian arus motor diperlihatkan pada gambar.

Gambar 4-3 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengukuran Tegangan AC/DC

4.4

Rekomendasi Hasil Shutdown Function Check

4.4.1

Fungsi Drive Mechanism

1. Motor Penggerak

Jika motor tidak dapat menggerakan pisau pemisah untuk membuka dan menutup atau waktu kerja pisau pemisah sudah tidak sesuai dengan instruction manual, maka perlu pemeriksaan, perbaikan atau penggantian terhadap bagian-bagian motoryang mengalami gangguan/ketidaknormalan.

(43)

2. Transmisi penggerak

Pengujian kesempurnaan proses buka tutup pisau pemisah

Jika proses buka tutup tidak sempurna/ tidak normal, maka dilakukan:

 Resetting mekanik penggerak

 Pengencangan baut-baut tangkai penggerak

 Pelumasan roda gigi, bantalan dan bagian penggerak lainnya

4.4.2

Fungsi Lemari Mekanik

4.4.2.1 Pengujian Fungsi Status

Pada status pemisah tersebut ada yang menggunakan lampu indikator atau bendera/semapur. Jika hasil pengujian tidak sesuai posisi pemisah dengan status pemisah maka dilanjutkan pengujian individual lampu indikator atau bendera/semapur. Jika ternyata hasil individual baik maka harus dilanjutkan pemeriksaan rangkaian kontrol.

4.4.2.2 Pengujian Fungsi Interlock

Jika hasil tidak sesuai dengan mekanisme tersebut maka harus dilakukan:

- Pemeriksaan kontak interlock dan penggantian bila ada kerusakan.

- Pemeriksaan kabel kontrol interlock.

- Pemeriksaan mekanik interlock pemisah apakah sudah terkunci dengan semestinya dalam posisi keluar masuk.

(44)

4.5

Tahapan Overhaull

Tabel 4-6 Tabel Uraian Pemeliharaan Overhaull

OVERHAUL

ISOLATOR

Kondisi Isolator yang lecet Pelapisan bagian Isolator yang lecet Off Kuas cat Kondisi Mur Baud Isolator yang rusak Penggantian Mur Baud Isolator yang rusak Off Kunci sok

PISAU - PISAU

Permukaan Pisau - Pisau

Perataan Permukaan Pisau - Pisau akibat percikan api

Penggantian pisau-pisau yang cacat Off

Ampelas / Ganti

pisau-pisau Pegas penekan Pisau - Pisau

Pembersihan / penggantian Pegas penekan

Pisau - Pisau Off Sepesial Tool

Posisi Archinghorn Reseting Posisi Archinghorn Off Kunci sok

Flexible Pemeriksaan / penggantian Flexible Off Sepesial Tool

TERMINAL UTAMA

Kebersihan sambungan Terminal Utama Pembersihan / pelapisan dengan greasesambungan Terminal Utama Off Kunci sok Kekencangan Mur Baud sambungan Terminal

Utama

Pengencangan Mur Baud sambungan

Terminal Utama Off Kunci sok

MEKANIK PENGGERAK

Level Suporting base

Pemeriksaan Level Suporting base dengan

waterpas Off Water pas

Ball bearing

Pembersihan , pelumasan / penggantian Ball

bearing yang rusak Off Spesial Tool

Bagian yang bergerak, poros engkol, engkol-engkol

Pembersihan dan penggantian grease pada Bagian yang bergerak, poros engkol,

engkol-engkol Off

Pompa setempet Driving rod, poles connecting road, Driving

shaft

Pemeriksaan dan pengencangan Driving rod,

poles connecting road, Driving shaft Off Kunci sok Ikatan locking nut, locking pin, locking plat

Pemeriksaan dan pengencangan Ikatan

locking nut, locking pin, locking plat Off Sepesial Tool Ikatan mekanikal limit stop isolator close dan

open

Pemeriksaan, pengencangan Ikatan mekanikal limit stop isolator close dan open

reseting bila diperlukan Off Sepesial Tool

Kondisi Connecting pin

Periksa kondisi Connecting pin ganti bila

kondisinya rusak Off Sepesial Tool

Ikatan rotating cam Periksa dan kencangkan Ikatan rotating cam Off Sepesial Tool Speed reduction gear

Periksa kemungkinan aus Speed reduction

gear ganti bila diperlukan Off Sepesial Tool Sikat arang motor penggerak Penggantian Sikat arang motor penggerak Off Sepesial Tool Isolasi belitan motor penggerak

Pengukuran Tahanan isolasi belitan motor penggerak dan pelapisan kembali dengan

lak Off Meger isolasi

Flexible pentanahan

Pemeriksaan dan pengencangan Flexible

pentanahan Off Kunci sok

PERALATAN KERJA

(45)

LEMARI MEKANIK

Miniatur Circuit Breaker ( MCB )

Pemeriksaan dan pengujian Miniatur Circuit

Breaker ( MCB ) Off

Tool Set, AVO METER Contactor opening dan Closing, limit switch,

push button , selector switch local/remot, release push button off ESS, Interlocking motor manual, element heater,

Electromagnetic interlocking, Auxiliary switch disconnector, Auxiliary switch earthing switch if applicable

Pemeriksaan dan pengujian Contactor opening dan Closing, limit switch, push button , selector switch local/remot, release push button off ESS, Interlocking motor manual, element heater, Electromagnetic interlocking, Auxiliary switch disconnector,

Auxiliary switch earthing switch if applicable Off

Tool Set AVO Meter

Thermostat heater Pengujian dan reseting Thermostat heater Off

Tool Set, AVO METER

Kabel Kontrol Pemeriksaan Kabel Kontrol Off Visual

Sistim pernapasan / pentilasi Pembersihan Sistim pernapasan / pentilasi Off Vacum cleaner

Baud terminal kabel kontrol dan kabel

pentanahan Pengencangan Baud terminal kabel kontroldan kabel pentanahan Off Tool Set

Lampu penerangan Pemeriksaan Lampu penerangan Off

Tool Set AVO Meter PISAU PENTANAHAN

Pisau Kontak

Perataan akibat percikan api, Pembersihan dan pelapisan dengan grease baru Pisau

Kontak Off Ampelas

Pegas kontak ( Contact springs )

Pembersihan / penggantian Pegas kontak (

Contact springs ) yang rusak Off Sepesial Tool

(46)

Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN PEMISAH

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN 8 PEMISAH 8.1 INSPEKSI

8.1.1 Inspeksi level -1 ( In serviceInspection )

8.1.1.1 DIELECTRIC

8.1.1.1.2 Isolator ( Insulator ) untukdaerah dengan polutan tinggi

Pemeriksaan kebersihan Isolator

8.1.1.1.2 Isolator ( Insulator ) Pemeriksaan kebersihanIsolator

8.1.1.1.3 Isolator ( Insulator ) Pemeriksaan fisik Insulator On

8.1.1.2 PRIMARY

8.1.1.2.1 Terminal Utama Pemeriksaan Terminal Utamathd benda asing On

(47)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN 8.1.1.3 SECONDARY

8.1.1.3.1 Heater Pemeriksaan Heater On

8.1.1.3.2 Terminal wiring Pemeriksaan Terminal wiringkontrol dan motor On

8.1.1.3.3 Kabel Kontrol Pemeriksaan Kabel Kontrol On

8.1.1.3.4.1 Sekering / MCB Pemeriksaan kondisi sekering /MCB On

8.1.1.3.4.2 Sekering / MCB Pemeriksaan Kondisi Tombol"ON" dan "OFF" MCB On

8.1.1.3.4.3 Sekering / MCB Pemeriksaan kondisi terminalsekering / MCB On

8.1.1.3.5 Bau - bauan Pemeriksaan Bau - bauan On

(48)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN

8.1.1.3.7 Kondisi dalam lemari Pemerikasaan Kondisi dalamlemari On

8.1.1.3.8 Seal pintu lemari mekanik Pemeriksaan kondisi seal pintulemari mekanik On

8.1.1.3.9 Lubang Kabel kontrol Pemeriksaan Lubang Kabelkontrol On

8.1.1.3.10 Box Mekanik Pemeriksaan kondisi Tutup BoxMekanik dan kebersihan /

kelembaban didalamnya. On

8.1.1.4 DRIVE MECHANISM

8.1.1.4.1 Engkol PMS Pemeriksaan Engkol PMS On

8.1.1.4.2 Sistem Lock Mekanik PMS Pemeriksaan Sistem LockMekanik PMS On

(49)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN 8.1.1.5 PISAU PENTANAHAN

8.1.1.5.1 Lock - Pin Pemeriksaan Lock - Pin On

8.1.1.5.2 Kondisi kontak diam PisauPentanahan Pemeriksaan Kondisi kontakdiam Pisau Pentanahan On

8.1.1.5.3 Kabel Fleksibel PMS Tanah Pemeriksaan kabel fleksibelPMS Tanah On

8.1.1.5.4 Grounding pemisah tanah Pemeriksaan kondisi groundingpemisah tanah.

8.1.2 Inspeksi level -2 ( Inservice measuring )

8.1.2.1 Thermovisi

8.1.2.1.1 Suhu Klem PMS ; Vn ≤ 150

kV On

8.1.2.1.2 Suhu Pisau PMS ; Vn ≤ 150

(50)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN 8.1.2.1.3 Suhu Klem PMS ; Vn > 150 kV On 8.1.2.1.4 Suhu Pisau PMS ; Vn > 150 kV On

8.1.3 Inspeksi level -3(Shutdown measurment)

8.1.3.1 Tahanan isolasi

8.1.3.1.1 Terminal Utama - Body Pengukuran tahanan isolasiterminal Utama - Body Off

8.1.3.2 Tahanan kontak

8.1.3.2.1 Tahanan kontak Pisau

-pisau Pengukuran Tahanan kontakPisau - pisau Off

8.1.3.3 Tahanan Pentanahan

(51)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN 8.1.3.3.2 Tahanan pentanahan PMS

Tanah Pengukuran Tahananpentanahan PMS Tanah

8.1.3.4 Tegangan AC / DC

8.1.3.4.1 Kondisi tegangan AC Pengukuran besarantegangan AC Off

8.1.3.4.2 Kondisi tegangan DC Pengukuran besarantegangan DC Off

8.1.4 SHUTDOWN FUNCTIONCHECK

8.1.4.1 DRIVE MECHANISM

8.1.4.1.1 Fungsi interlock mekanik

dan elektrik Pengecekan Fungsi interlockmekanik dan elektrik Off

8.1.4.1.2 Motor penggerak Pengecekan kerja Motorpenggerak Off

8.1.4.1.3 Transmisi penggerak Pengecekan kondisi bukatutup pisau - pisau PMS Off

(52)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN

8.1.4.2.1 Fungsi status ( indikator ) Pengecekan kesesuaianFungsi status

(indikator) Off

8.2 TREATMENT

8.2.1.1 Kebersihan Isolator Pembersihan Isolator Off

8.2.2.1 Kebersihan Pisau - pisau Pembersihan / pelumasanPisau - pisau PMS Off

8.2.2.2 Kondisi Terminal Utama Pembersihan / Pengerasanbaud Terminal Utama Off

8.2.3.1 Kondisi Lemari Mekanik Pemeriksaan / PembersihanKondisi Lemari Mekanik Off

8.2.3.2 Kebersihan kontak

interlock Pembersihan / penggantiankontak interlock yang rusak Off

8.2.3.3 Kondisi motor penggerak Perbaikan / penggantianbagian - bagian motor yang

(53)

JOB

NUMBER SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

M in gg ua n 2 M in gg ua n Bu la na n 3 Bu la na n 1 T ah un 2 Ta hu n 5 Ta hu n Ko nd is io na l KETERANGAN 8.2.3.4 Kondisi Transmisi penggerak

Pengencangan baud -baud, pelumasan roda gigi dan Reseting mekanik penggerak bila buka / tutupnya tidak normal

Off

8.2.4.1 Terminal kabel kontrol /

interlock Pengerasan baud Terminalkabel kontrol / interlock Off

8.2.5.1 Kondisi Pentanahan

Grounding

Perbaikan/ penambahan Pentanahan Grounding yang

(54)

Lampiran 2 FMEA PEMISAH

Petir

Gempa Terkena pecahan dari peralatan lain

Polusi (debu,garam, partikel logam)

switching petir Material yang kurang baik

gangguan mekanik Terkena patahan dari peralatan lain

setelan pisau PMS kurang sempurna Baut kendor,motor tidak memutar dengan sempurna Kelainan mekanik penggerak

terjadi pengelasan pada pisau pemisah Gangguan pada sub system controll tahanan kontak tinggi

beban/arus lebih switching

petir Adanya benda asing

(Layang-layang)

Layangan putus dan tersangkut di terminal / penghantar PMS Adanya hewan pada terminal utama Adanya hewan yang naik ke PMS

terminasi yang kurang baik / Lose

contact Baut kendor,berkarat, Beban lebih

gangguan mekanik aging Pisau /Kontak PMS

Menghubungkan dan memisahkan bagian yang bertegangan pada saat

kondisi tidak berbeban

tidak dapat berfungsi sebagai pemisah dan penghubung

dengan baik

kontak overheating Sebagai isolasi antara bagian yang

bertegangan dan sebagai penyangga peralatan

Tidak dapat bahan isolasi dansebagai penyangga

peralatan

Isolator patah Turunnya tahanan isolasi

Terkontaminasi

masuknya pisau tidak sempurna

terjadi Flashover

Klem Mengalirkan arus ke konduktor dengan baik

Tidak mampu mengalirkan arus ke konduktor dengan baik

Adanya benda asing pada terminal utama Overheating Kawat/konduktor terminal utama putus/rantas 2 PRIMARY 1 DIELETRIC TINDAKAN YANG DIREKOMENDASIKAN

Mengganti isolator yang rusak dengan material setype atau Mengganti PMS yang rusak FAILURE MODE LEVEL 5

No SUB SYSTEM SUB SUB

SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3 FAILURE MODE LEVEL 4

Isolator pecah,retak

Gangguan mekanik

(55)

overload/ over pressure

Belitan motor terjadi Hubung singkat Isolasi motor sudah rusak Bearing motor macet bearing mengalami penuaan

sumber tegangan terganggu MCB Trip,putus,terbakar

material rod yang kurang baik installasi yang kurang baik desain yang kurang bagus posisi coupling device penggerak

berubah

perubahan momen beban kerja

mekanik posisi kontak tidak simetri waktu kerja yang lama Ageing gear tooth

Seal pintu tidak elastis,sobek,rusak aging / penuaan

Tidak mendapat supply tegangan Tidak tepat setting

heater tidak terpasang Hilang thermostat rusak

Pintu lemari rusak Engsel rusak Masuknya binatang kedalam

lemari Selubung kabel (glen) rusak digigit binatang

Human error kesalahan wiring Human error

tingginya jumlah kerja relay tegangan lebih beban lebih lembab polusi Getaran / Vibrasi Human error digigit binatang human error kabel mengalami penuaan tegangan dc hilang MCB off

tegangan dc turun Charger tidak normal dc ground

Lock Pin tidak normal sub system controll tidak normal

Kabel fleksibel putus Kesalahan manuver Human Error Hubungan ke pentanahan

bermasalah Kabel grounding lepas / hilang

FAILURE MODE LEVEL 5 TINDAKAN YANG DIREKOMENDASIKAN

tidak dapat berfungsi sebagai pengaman peralatan / orang terhadap tegangan lebih, arus bocor dan tegangan induksi sebagai pengaman peralatan /

orang terhadap tegangan lebih, arus bocor dan tegangan induksi

PISAU PENTANAHAN

5

Kabel kontrol putus

Relay bantu rusak

Sumber tegangan tidak normal

MCB Trip,putus,terbakar

Posisi pisau PMS Tanah masuk tidak normal

terjadi hubung singkat

korosi pada terminal wiring

Terminasi kendor

Kabel kontrol terkelupas motor terbakar/ overheat

kegagalan kerja mekanik

Rod penggerak lepas sambungan rod penggerak yang longgar

Masuknya air / lembab * Motor tidak berfungsi

Heater tidak berfungsi Thermostat tidak berfungsi

4 SECONDARY

Lemari mekanik untuk melindungi peralatan

tegangan rendah

tidak dapat melindungi peralatan tegangan rendah

Controll & Auxillary

Memberikan trigger pada subsystem mekanik penggerak

untuk membuka&menutup pisau/kontak pemisah

Tidak dapat memberikan trigger pada subsystem mekanik

penggerak untuk membuka&menutup pisau/kontak pemisah 3 DRIVE MECHANISM Memposisikan pisau/kontak PMS untuk membuka dan menutup

Tidak dapat menggerakkan pisau/kontak PMS dengan

sempurna

No SUB SYSTEM SUB SUB

(56)

Lampiran 3 Standar Evaluasi Pemeliharaan (Shutdown Measurement)

Jenis Pengujian Norm Satuan Standard

Pengukuran tahanan isolasi kebocoran setiap kV max. 1 mA)>1 MΩ/kV (dengan arus MΩ/kV (MOhm/kV) standard VDE (catalouge 228/4)

Pengukuran tahanan kontak

R ≤ 120 % nilai pabrikan atau Nilai Pengujian FAT ,nilai saat pengujian

komisioning (rev. SK Dir 114)

μM (MicroOhm)

Pengukuran tegangan AC / DC 85 % < Vn < 110 % V (Volt) IEC std 56-2 klausal 17

Gambar

Gambar 1-1 Pemisah
Gambar 1-2 Isolator
Gambar 1-3 Pemisah Engsel(6)
Gambar 1-5 Pemisah Siku(3)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan sauce adalah bahan pengental yang banyak mengandung pati yang dibuat menjadi Roux sebagai leading sauce, Roux adalah

Jika Penyedia terlambat atau gagal untuk mengirimkan salah satu atau seluruh barang dan atau terlambat atau gagal melaksanakan jasa terkait, tanpa mengurangi hak Pemberi Kerja untuk

Pengujian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang hanya diuji dengan data sampel dapat diberlakukan untuk populasi atau

Sebagaimana kita ketahui pelaku tindak pidana pencabulan dilakukan oleh anak merupakan perbuatan tercelah dan perlu diberikan sanksi pidana namun sebelum

promosi sabun kesehatan sereh Supernova dengan tingkat pemahaman khalayak di kalangan Ibu-ibu PKK Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta memiliki hubungan yang

Tidak pernah menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah atau menduduki jabatan 1 tingkat dibawah Direksi pada perusahaan Asuransi yang

idak cukup sekedar moti$asi, pasien harus menjalani fase aktif berhenti idak cukup sekedar moti$asi, pasien harus menjalani fase aktif berhenti minum alkohol. Beberapa cara

Dari hasil simulasi mekanisme motor bakar satu silinder dengan menggunakan MATLAB disimpulkan bahwa dengan penambahan bobot massa sebesar 0,6 kali massa yang terkonsentrasi