Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 135 PENGARUH PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH DI KABUPATEN BERAU
Sayugo Adi Purwanto
STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb ABSTRACT
Departing from a background that has been described, the key problem that we wanted to answer in this study is: "Is the advertisement tax affect positively or negatively on regional revenue in Berau".
Based on simple analysis regression that equation is : Y = - 110,202.7 + 1127 (x), this equation shows each additional advertisement tax as a Unit will be increase regional revenue amounted to 1,127 units. The results of the analysis of the correlation coefficient (r) of 0,782 and the coefficient of determination (r) 2 amounted to 3,489, these results suggest that the influence of advertisement tax to the regional revenue in Berau so powerful that need to be maintained and managed intensively in order to avoid the decrease in the contribution of the Taxes advertisement sector.
Hypothesis testing results indicate H0 and H1 accepted. This is evidenced by the t test, where the t value (3.489) is greater than the value t table (3.182) at the 95% confidence level. This suggests that the advertisement tax has a significant influence on the region original income. Key word : Region Original Income, advertisement tax
PENDAHULUAN
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk itu tahun 2000 diberlakukan otonomi daerah yang ditandai dengan dikeluarkannya undang-undang Nomor 22 tahun 1999 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Otonomi daerah adalah wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan kemampuan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai daerah otonom, daerah
mempunyai kewenangan dan
tanggungjawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 136 masyarakat dan pertanggungjawaban
kepada masyarakat.
Mengingat luasnya kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka pada masa yang akan datang daerah dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih besar dari kemampuan yang dimiliki saat ini. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan diberbagai bidang pemerintahan, termasuk bidang kelembagaan, personil, keuangan, peralatan dan sebagainya. Oleh karena itu yang seharusnya dilakukan oleh pemerintahan daerah adalah mengembangkan kelembagaan agar mampu melaksanakan perannya menjadi semakin besar secara efektif, efisien dan akuntabel.
Pelaksanaan pembangunan daerah ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah menjadi lebih kuat dan mampu untuk membiayai kebutuhan pembangunan daerah itu sendiri, dan tidak harus selalu bergantung pada anggaran dana pembangunan dari pemerintah pusat. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu alat ukurnya adalah tercapainya pembangunan yang adil dan merata
disegala bidang, baik dibidang sosial, ekonomi, maupun budaya.
Pembangunan tersebut
membutuhkan dana yang tidak sedikit, dimana sumber penerimaan dana yang bisa dimanfaatkan dapat berupa dana pembangunan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu sumber penerimaan dana dari dalam negeri adalah dana yang berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar di negara Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. Oleh karena itu, penerimaan dari sektor pajak perlu mendapatkan perhatian yang serius dan sungguh-sungguh. Sebagai pihak yang mengelola penerimaan pajak, pemerintah perlu mendapat pengawasan yang lebih agar tidak terjadi kebocoran dalam pungutannya. Semua itu dapat terlaksana dengan adanya partisipasi dari semua pihak, baik dari pihak yang berwenang dalam pengawasan penerimaan dan pengelolaan pajak yang telah ditetapkan dalam undang-undang maupun peran serta kritis dari masyarakat. Agar pajak tersebut dapat dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 137 berlaku dan tidak terjadi penyelewengan
didalam pembayaran pajak tersebut. Dimana arahnya adalah dapat tercapainya realisasi penerimaan pajak sesuai dengan target yang telah ditetapkan agar tercipta percepatan pembangunan di daerah tersebut.
Kabupaten Berau sebagai kabupaten yang tengah berkembang dan terus berbenah diri tentu saja banyak memiliki sumber pendapatan. Sumber-sumber pendapatan tersebut berasal dari berbagai sektor seperti sektor Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu sektor pendapatan yang selalu diusahakan untuk terus ditingkatkan, karena sampai dengan saat ini, sumber pendapatan Kabupaten Berau Masih sangat bergantung pada besarnya dana perimbangan.
Sebagai daerah yang terus berkembang, daya tarik Kabupaten Berau telah mengarahkan mindset masyarakat luar untuk bermigrasi dan mencari penghidupan di Kabupaten Berau. Dan begitu juga dengan investor yang perperan sebagai penggerak laju pertumbuhan juga tak ragu untuk menanamkan modalnya di
Kabupaten Berau. Banyak sektor usaha yang mulai bermunculan dari yang skala kecil, menengah, sampai yang berskala besar bersaing untuk menarik konsumen sebanyak banyaknya. Sebagai salah satu media periklanan, reklame tentu menjadi salah satu rujukan bagi perusahaan baik swasta maupun pemerintah, mulai dari industry kecil hingga organisasi nirlaba untuk memperkenalkan produk, jasa dan perusahaannya.
Dalam ilmu marketing ada bauran pemasaran yang dipakai sebagai instrumen kebijakan perusahaan. Salah satu bauran pemasaran tersebut adalah promosi yang terdiri antara lain iklan, reklame, dan promosi penjualan. Oleh karena itu objek pajak reklame akan tumbuh seiring dengan perumbuhan perusahaan atau industri. Dengan meningkatnya pendapatan dari pajak reklame maka hal ini harus dibarengi dengan peningkatan mutu dan kompetensi dari instansi terkait agar pendapatan dari sector pajak bisa dioptimalkan dan mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak daerah di Kabupaten Berau.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001, pajak reklame
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 138 dikenakan atas nilai sewa reklame
tergantung seberapa banyak orang pribadi atau badan yang memasang reklame. Minat untuk memasang reklame antara lain ditentukan oleh seberapa besar kepentingan orang atau badan untuk memperkenalkan produk barang atau jasanya ke masyarakat luas. Pihak yang paling berkepentingan dengan pemasangan reklame adalah produsen barang atau jasa. Dengan demikian dasar pengenaan pajaknya dapat didekati dengan seberapa banyak produsen barang atau jasa yang ada, walaupun tidak semua produsen barang atau jasa memasang reklame.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Lili Syafitri yang berjudul “Analisis Peranan dan Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Jambi”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pendapatan dari sub sector pajak reklame memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Jambi.
TINJAUAN PUSTAKA
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting
dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara baik untuk pembiayaan pembangunan maupun untuk pembiayaan anggaran rutin.
Pajak menurut Deutsche Reichs Abgaben Ordnung dalam Waluyo (2011) adalah bantuan uang secara insidental atau secara periodik (dengan tidak ada kontraprestasinya), yang dipungut oleh badan yang bersifat umum untuk memperoleh pendapatan, dimana terjadi suatu Tatbestand (sasaran pemajakan), yang karena undang-undang telah menimbulkan utang pajak.
1. Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, pada pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 139 daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, Pajak daerah digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
a. Pajak Provinsi, terdiri dari: 1. Pajak Kendaraan Bermotor 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Pajak Bahan Bakar Kendaaraan Bermotor
4. Pajak Air permukaan 5. Pajak Rokok
b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari: 1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Bumi dan Bangunan 11. Perdesaan dan Perkotaan
12. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
2. Pajak Reklame
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 26 dan 27 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan yang dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum.
Penyelenggaraan reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak reklame yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Reklame Papan/Billboard, yaitu reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar,
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 140 pohon, tiang, dan sebagainya baik
bersinar maupun yang disinari. b. Reklame
Megatron/Videotron/Large
Electronic Display (LED), yaitu reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan gambar dan/atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik.
c. Reklame Kain, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis dengan itu. d. Reklame Melekat (Stiker/Poster),
yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang, digantung pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200cm per lembar.
e. Reklame Selebaran, yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak
untuk ditempelkan, diletakkan, dipasang, atau digantungkan pada suatu benda lain.
f. Reklame Berjalan, yaitu reklame yang ditempatkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang. g. Reklame Udara, yaitu reklame
yang diselenggarakan diudara dengan menggunakan gas, laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis.Reklame Suara, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara alat.
h. Reklame Peragaan, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.Reklame Film/Slide, yaitu
yang reklame yang
diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan-bahan sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 141 dipancarkanpada layar atau benda
lain yang ada di ruangan.
3. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame
Dasar hukum pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Yang diperbaharui dengan Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 5 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. METODE PENELITIAN
Unit Analisis, Populasi dan Sampel Populasi adalah kolompok elemen yang lengkap, umumnya berupa orang,
objek, transaksi atau kejadian, dimana peneliti mempelajari objek penelitian. Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek penelitian yaitu jumlah pendapatan yang bersumber dari pajak reklame.
Sampel adalah suatu himpunan atau bagian dari unit populasi. pemilihan sampel dilakukan dengan memetakan jumlah pendapatan dari pajak reklame dengan interval atau kurun waktu tertentu dimana dalam penelitian ini diambil sampel data penerimaan pajak reklame dari tahun 2010 sampai 2014.
Jenis dan Sumber data
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari dokumentasi/tulisan (buku-buku, laporan, karya ilmiah dan hasil penelitian terdahulu) dan dari informasi pihak-pihak terkait yang berkaitan dengan penerimaan pajak reklame pada kurun waktu yang telah ditentukan dalam periode sampling. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Pustaka
Pustaka adalah penelitian yang dilakukan diperpustakaan dengan membaca buku-buku atau literatur
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 142 yang berhubungan dengan hipotesis
atau pokok permasalahan. 2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan ini bertujuan untuk memperoleh bahan atau data yang diperlukan, yang dilaksanakan dengan cara observasi lapangan.
Alat Analisis
Untuk mengetahui sejauh mana peranan pajak reklame dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah maka dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan regresi linier sederhana. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan maupun menyajikan data yang diperoleh dari instansi dengan memberikan gambaran umum menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada saat melakukan penelitian.
1. Regresi linier sederhana
Didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Adapun Model analisis regresi linier sederhana digunakan untuk melihat
pengaruh pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah. Menurut Walpole dalam Yudistianto (2002) dengan rumus sebagai berikut :
Persamaan regresi dirumuskan :
Yˆ= a + bX
Dimana :
Y = Pendapatan Asli Daerah X = Pajak Reklame
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0 b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y 2 2 ) ( X X n Y X XY n b a = n X b Y
2. Koefisien korelasi linear sederhana (r) Digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah, diformulasikan dengan rumus menurut supranto (2000:179):
3. Uji T
Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh Pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah dilakukan dengan menggunakan uji t pada tingkat keyakinan
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 143 sebesar 95% dengan derajat kebebasan n-2
yang dirumuskan oleh supranto (1995:87) sebagai berikut:
Selanjutnya kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan yaitu : jika t hitung lebih besar dari t table maka hipotesis yang diajukan diterima. Sebaliknya jika t hitung lebih kecil atau sama dengan t table maka hipotesis yang diajukan ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendapatan Daerah Kabupaten Berau merupakan pendapatan yang diperoleh dari beberapa sector yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Tabel tentang Pendapatan Daerah Kabupaten Berau selama 5 tahun Terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 1
Total Pendapatan Daerah 2010-2014
No Tahun Anggaran Target Realisasi
1 2010 1.025.925.030.248 1.184.352.812.841
2 2011 1.240.878.242.525 1.675.335.620.454
3 2012 1.484.351.108.489 1.977.946.480.910
4 2013 1.794.416.064.921 1.904.809.750.328
5 2014 2.081.495.223.637 2.364.490.676.785
Sumber: DPPKK Kab. Berau 2015 Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat
dikemukakan bahwa Pendapatan Daerah dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Terus mengalami kenaikan baik dari sisi target pendapatan maupun realisasi pendapatan yang diperoleh. dimana Pendapatan Daerah pada tahun 2014 merupakan pendapatan paling tinggi yaitu sebesar Rp. 2.364.490.676.785 sedangkan
pendapatan pada tahun 2010 merupakan pendapatan paling kecil yaitu sebesar Rp. 1.184.352.812.841
1. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Berau
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sector Pendapatan Daerah Kabupaten Berau. Pendapatan Asli Daerah terbagi menjadi 4 sub sector
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 144 Pendapatan Asli Daerah yaitu Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah. Secara lebih detail dapat dijabarkan dengan Tabel tentang
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Berau selama 5 tahun Terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 2
Total Pendapatan Asli Daerah 2010-2014
No Tahun Anggaran Target Realisasi
1 2010 94.531.736.400 92.813.698.771
2 2011 117.008.605.000 123.977.121.862
3 2013 119.025.212.896 157.187.447.557
4 2014 143.536.185.068 178.662.510.009
5 2015 186.928.484.871 240.856.792.138
Sumber:DPPKK Kab Berau 2015 Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa Pendapatan Asli Daerah dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Terus mengalami kenaikan baik dari sisi target pendapatan maupun realisasi pendapatan yang diperoleh. dimana Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2014 merupakan pendapatan paling tinggi yaitu sebesar Rp. 240.856.792.138 sedangkan pendapatan pada tahun 2010 merupakan pendapatan paling kecil yaitu sebesar Rp. 92.813.698.771 2. Pajak Daerah Kabupaten Berau
Pajak Daerah Kabupaten Berau merupakan salah satu sektor
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Berau. Secara lebih detail dapat dijabarkan dengan Tabel tentang Pajak Daerah Kabupaten Berau selama 5 tahun Terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 3
Total Pajak Daerah 2010-2014 No Tahun Anggaran Target Realisasi 1 2010 6.625.915.000 4.725.512.348 2 2011 15.541.404.000 18.948.298.434 3 2012 18.000.539.500 22.941.240.103 4 2013 25.336.500.000 31.035.602.708 5 2014 31.504.563.730 39.906.887.907
Sumber: DPPKK Kab. Berau 2015
Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa Pajak
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 145 Daerah dari Tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 Terus mengalami kenaikan baik dari sisi target pendapatan maupun realisasi pendapatan yang diperoleh. dimana Pajak Daerah pada tahun 2014 merupakan pendapatan paling tinggi
yaitu sebesar Rp.
39.906.887.907sedangkan pendapatan pada tahun 2010 merupakan pendapatan paling kecil yaitu sebesar Rp. 4.725.512.348
3. Pajak Reklame Kabupaten Berau Pajak Reklame Kabupaten Berau merupakan salah satu sector Pajak Daerah Kabupaten Berau. Secara lebih detail dapat dijabarkan dengan Tabel tentang Pajak Reklame Kabupaten Berau selama 5 tahun Terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 4 Total Pajak Reklame 2010-2014
Sumber: DPPKK Kab. Berau 2015
Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa Pajak Reklame dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Terus mengalami kenaikan baik dari sisi target pendapatan maupun realisasi pendapatan yang diperoleh. dimana Pajak Reklame pada tahun 2014 merupakan pendapatan paling tinggi yaitu sebesar Rp. 276.064.550 sedangkan pendapatan pada tahun 2010 merupakan pendapatan paling kecil yaitu sebesar Rp. 179.516.574
Analisis untuk mengetahui tentang adanya pengaruh antara Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah sebagai variable dependent yang dinyatakan dengan simbol (Y), sedangkan Pajak Reklame sebagai variable Independent yang dinyatakan dengan symbol (X). pengaruh Pajak Reklame (X) terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi linear sederhana dengan rumus
Y= a+bx
Untuk keperluan analisis, maka peneliti menggunakan data olahan dari data historis jumlah Pajak Reklame
No Tahun Anggaran Target Realisasi 1 2010 154.500.000 179.516.574 2 2011 186.500.000 255.170.815 3 2012 212.887.500 219.289.160 4 2013 250.000.000 263.023.600 5 2014 250.000.000 276.064.550
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 146 seperti yang telah dikemukakan pada
hasil pengumpulan data yang telah dilakukan untuk periode tahun 2010
sampai dengan 2014 seperti pada tabel berikut:
Tabel 5
Bantuan Perhitungan Statistik Tahun Pajak Reklame PAD XY X2 2010 179,5 92.813,7 16.660.059,15 32220.25 2011 255,2 123.977,1 31.638.955,92 65127.04 2012 219,3 157.187,4 34.471.196,82 48092.49 2013 263,0 178.662,5 46.988.237,5 69169 2014 276,1 240.856,8 66.500.562,48 76231.21 Jumlah 1.193,1 793.497,5 196.259.011,87 290839.99 Rata-rata 238,62 158.699,5 39.251.802,37 58167.99 Sumber: Tabel 2 dan Tabel 4 (dalam jutaan rupiah)
Berdasarkan table tersebut diatas, selanjutnya dihitung koefisien regresi (b) berdasarkan rumus-rumus berikut:
b = 1.127
Sedangkan untuk a (nilai konstanta) dihitung dengan rumus persamaan berikut:
a = Ῡ - bẊ
a = 158.699,5 – 1.127 (238,6) a = - 110.202,7
Dengan demikian
persamaan regresi linear pengaruh pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Berau adalah:
Y = - 110.202,7 + 1.127 (x)
Selanjutnya digunakan analisis korelasi untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Berau yang diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah sangat kuat karena korelasi lebih dari 0,5.
Analisis selanjutnya digunakan koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar variasi Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh Pajak Reklame.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 147 Koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan formulasi sebagai berikut: r2 = r2
r2 = 0,7822 r2 = 0,61
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,61 atau 61% yang artinya bagwa sebanyak 61% variasi naik turunnya Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh variasi perubahan Pajak Reklame, sedangkan 39% variasi Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh factor lain yang tidak dianalisis, seperti pendapatan dari sector pajak lainnya, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain yang sah.
Selanjutnya untuk menganalisis dan mengetahui apakah perhitungan korelasi ® tersebut layak atau tidak, maka dilakukan uji t (t-test) dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
Th = Th = Th = Th = 3,489
Dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa t hitung sebesar 3,489 yang berarti lebih besar dari t table sebesar
3,182, maka berarti pengaruh Pajak Reklame signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Berau.
Berdasarkan pada hasil analisis maka diperoleh suatu persamaan regresi sederhana yaitu Y = - 110.202,7 + 1.127 (x), artinya bahwa setiap penambahan satu satuan Pajak Reklame akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1.127 satuan.
Setelah diperoleh hasil regresi maka untuk mengetahui keeratan hubungan antara variable X (Pajak Reklame) dan Y (Pendapatan Asli Daerah) dilakukan analisis Koefisien korelasi yang menghasilkan nilai sebesar 0,782. Dari hasil perhitungan tersebut maka pengaruh antara kedua variable tersebut adalah kuat karena r>0,5 kemudian dicari koefisien determinasi dengan menguadratkan dari r segingga hasil yang diperoleh yaitu 61% merupakan besarnya pengaruh Pajak Reklame terhadap pendapatan Asli Daerah Kabupaten Berau, sedangkan sisanya sebesar 39% merupakan factor lainnya yang juga mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah.
Pada hasil akhir diperoleh t hitung > dari t table karena t hitung 3,489
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 148 lebih besar dari t table 3, 182. Dengan
demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, berarti bahwa Pajak Reklame berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa Pajak Reklame sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Hasil analisis regresi sederhana diperoleh persamaan regresi: Y = - 110.202,7 + 1.127 (x), persamaan ini menunjukkan setiap penambahan Pajak Reklame sebanyak satu Satuan maka akan terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1.127 satuan.
2. Hasil analisis koefisien korelasi (r) sebesar 0,782 dan koefisien determinasi (r)2 sebesar 3,489, hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Berau sangat kuat sehingga perlu dipertahankan dan dikelola secara intensif agar tidak terjadi penurunan kontribusi dari sector Pajak Reklame.
3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini dibuktikan oleh uji t, dimana nilai t hitung (3,489) lebih besar jika dibandingkan dengan nilai t table (3,182) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Reklame mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Saran
1. Untuk meningkatkan dan mempertahankan Pendapatan Asli daerah Kabupaten Berau maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap pihak-pihak yang bersinggungan dengan proses pemungutan pajak agar tidak terjadi penurunan pendapatan dari sector pajak terutama Pajak Reklame.
2. Pemerintah daerah sudah semestinya memberi perhatian lebih pada penghasilan yang bersumber dari Pajak Terutama pajak Reklame Mengingat Kabupaten Berau Merupakan Kabupaten yang tengah berkembang sehingga banyak investor yang menanamkan modalnya di daerah tersebut dan otomatis
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 149 menggunakan media periklanan
melalui Reklame untuk
memperkenalkan produk atau jasanya. Jika hal ini tidak dilakukan pengawasan bukan tidak mungkin banyak badan usaha yang seenaknya memasang Reklame secara illegal, dan dalam hal ini Pemerintah Daerah yang dirugikan.
3. Dalam hal Pendapatan Asli Daerah, pemerintah Kabupaten Berau juga perlu memperhatikan sumber pendapatan Asli Daerah dari sector lain yang juga sangat berpotensi untuk meningkatkan PAD kabupaten Berau
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Rizal. 2012. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin Fransisca Pesik Vera. 2013. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Reklame Di kota Manado
Kusuma Made Bumi . 2010. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pajak Reklame Serta Prospeknya di Kabupaten Badung. Journal Ekonomi Pembangunan. Universitas Udayana
Safitri Lili . 2010. Analisis Peranan Dan Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi
Undang – undang RI No.32 Tahun 2004. Perubahan atas UU no. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah Undang –undang RI No 34 Tahun 2000.
Pengganti undang-undang RI No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Buku 2. Salemba Empat. Jakarta
Yusdianto Prabowo. 2002. Akuntansi Perpajakan Terapan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta