• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pembabaran Dhamma

yang Tidak Lengkap

(Incomplete Teachings)

Oleh:

U Sikkhānanda (Andi Kusnadi)

Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia semasa jaman Sang Buddha adalah karena

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap. Kisahnya adalah sebagai berikut:

Sang Buddha saat itu sedang berdiam di vihara Veluvanna di negara bagian Rajagaha. Dekat pintu gerbang kota Rajagaha tinggal seorang Brahmana yang bernama Dhananjhāni. Kata Brahmana berkonotasi sebagai seseorang yang berlindung pada Brahma, Ditthi Vāda atau Pandangan Salah.

Suatu hari, Y.M. Sariputta dan Brahmana Dhananjhāni saling berpapasan dalam perjalanan mereka masing-masing. Sebenarnya, Y.M. Sariputta juga berasal dari keluarga keturunan Brahmana seperti Brahmana Dhananjhāni. Walaupun, cara berpakaian dan ideologi merereka berbeda, karena masih satu golongan,

(2)

mereka seperti mengembangkan suatu rasa persahabatan dan merasa perlu saling berkomunikasi. Kemudian, sang Brahmana mendekati Y.M. Sariputta dan memberikan salam.

Y.M. Sariputta telah diberikan gelar ”Etadagga (tertinggi diantara para murid yang lainnya) dalam kebijaksanaan,” oleh Sang Buddha. Cara beliau berprilaku juga sempurna. Melihat Y.M. Sariputta berjalan dengan penuh karisma dan mata mengarah ke bawah, Brahmana Dhananjhāni merasa sangat kagum. Sang Brahmana menanyakan berbagai macam pertanyaan baik mengenai hal yang dia kuasai maupun yang tidak. Jawaban yang diberikan oleh Y.M. Sariputta lebih dari memuasakan dan jauh melebihi dari yang ia harapkan. Oleh karena itu, Brahmana Dhananjhāni merasa puas sekali dan diliputi rasa kagum yang sangat besar pada Y.M. Sariputta.

Ketika Y.M. Sariputta memberitahukan bahwa Sang Buddha adalah gurunya, sang Brahmana juga menjadi kagum dan menghormati Sang Buddha. Dia meninggalkan pandagan salahnya dan menerima ideologi Sang Buddha. Dengan bertambah usia, suatu hari ia menderita sakit yang serius. Dia mengeluh dan merintih di ranjangnya, penyakitnya menjadi semakin parah dan dia telah mendekati ajalnya.

Dia, kemudian, ingat Sang Buddha dan terutama Y.M. Sariputta. Kemudian, dia memanggil salah satu asistennya dan menyuruhnya pergi menghadap Sang Buddha dan untuk mengatakan ”Brahmana Dhananjhāni memberi hormat dengan menunduk dengan kerendahan hati dan menyentuh kaki Sang Buddha.” Dia juga menyuruh asistennya untuk pergi menghadap Y.M. Sariputta setelah mengahadap Sang Buddha dan mengatakan ”Brahmana Dhananjhāni sekarang sedang terbaring di ranjangnya dan sangat menderita akibat sakitnya. Sang Brahmana memberi hormat dengan menunduk dengan kerendahan hati dan menyentuh kaki Y.M. Sariputta.” Dia juga meminta Y.M. Sariputta untuk mengunjunginya saat beliau mempunyai waktu.

(3)

Y.M. Sariputta kemudian pergi ke rumah Brahmana Dhananjhāni seperti yang diminta. Setelah duduk di tempat yang khusus dibuat untuknya di tepi ranjang sang Brahmana, Y.M. Sariputta melihatnya dan mengetahui bahwa Brahmana Dhananjhāni akan segera meninggal. Maka, Y.M. Sariputta memberinya sebuah ceramah. Y.M. Sariputta menjelaskan dan membandingkan kehidupan-kehidupan yang berada dalam ajaran Buddha, mulai dari penderitaan di alam rendah sampai dengan kehidupan yang lebih baik dan lebih baik lagi di alam Dewa dan Brahma. Y.M. Sariputta mengarahkan pikiran sang Brahmana untuk condong ke alam Brahma. Karena terlahir di kasta Brahmana, pikiran sang Brahmana telah mengarah ke sana sejak lama dan dia merasa sangat senang. Kemudian, Y.M. Sariputta melanjutkan ceramahnya tentang latihan mengembangkan empat kediaman luhur (Brahmavihāra) yaitu: Mettā (cinta kasih), Karunā (belas kasihan), Muditā (simpati/turut berbahagia), dan Uppekkhā (perasaan seimbang/netral), yang dpat membawa seseorang terlahir di alam Brahma. Kemudian, Y.M. Sariputta mengajarkan sang Brahmana bagaimana untuk mengembangkan dan memancarkan 4 kualitas ini.

Latihan dan pengembangan Mettā:

Mengembangkan Mettā kepada semua makhluk contohnya:

Semoga semua makhluk di dunia ini dalam keadaan baik (sehat) dan bahagia jasmani maupun mental. Baik mental dan jasmani dalam kemudahan, kedamaian, dan kebahagiaan. Semoga mereka dapat menahan beban kehidupan.

Latihan dan pengembangan Karunā:

Semoga semua makhluk di dunia, yang menderita (dukkhita) dan yang bersedih, terbebas dari semua penderitaan.

(4)

Semoga semua makhluk di dunia, yang bersuka cita (sukhita) dan semua yang sedang menikmati kesenangan dalam hidupnya, semoga kehidupan mereka yang menyenangkan tidak berakhir, semoga mereka dapat melanjutkan kehidupan mereka yang menyenangkan.

Latihan dan pengembangan Uppekkhā:

Mengembangkan pandangan bahwa semua makhluk di dunia, yang mengalami penderitaan dan kebagiaan dalam hidupnya, penderitaan dan kebahagiaan tersebut terjadi berdasarkan kamma mereka masing-masing.

Brahmana Dhananjhāni merasa sangat senang mendengar semua ini. Tidak lama setelah mengajari cara berlatih dan mengembangkan 4 Brahmavihāra, Y.M. Sariputta merasa yakin sang Brahmana dapat melakukannya, kemudian beliau meninggalkan rumahnya. Sang Brahmana meninggal ketika sedang mengembangkan dan memancarkan 4 Brahmavihāra, ketika Y.M. Sariputta baru menempuh kira-kira setengah dari perjalanannya. Sang Brahmana terlahir dengan spontan di alam Brahma.

Sang Buddha mengetahui semua yang terjadi dari tempat kediaman Beliau. Sang Buddha memberitahu para bhikkhu yang berada di dekatnya bahwa Y.M. Sariputta tidak membabarkan Dhamma dengan lengkap, bahkan sebelum Y.M. Sariputta tiba. Sang Buddha kemudian memberitahu para bhikkhu bahwa dikarenakan Y.M. Sariputta tidak membabarkan Dhamma dengan lengkap, Brahmana Dhananjhāni sekarang terlahir di alam Brahma dalam keadaan yang rendah (tidak mulia) dengan syair sebagai berikut:

Hīne Brahmā Loke Nibbittati

Hīne = rendah, Brahmā Loke = alam Brahma, Nibbittati = terlahir

Sebenarnya, alam Brahma adalah sebuah alam di mana hanya orang-orang yang mempunyai moralitas tinggi yang terlahir di sana. Brahma adalah makhluk-makhluk yang menghabiskan waktunya untuk mengembangkan dan

(5)

memancarkan empat kediaman luhur (Brahmavihāra) yaitu: Mettā (cinta kasih),

Karunā (belas kasihan), Muditā (simpati/turut berbahagia), dan Uppekkhā

(perasaan seimbang/netral).

Mereka terbebas dari pendambaan/keinginan/nafsu akan 5 kesenagan indera (kāma-tanhā). Ketika tidak ada kāma-tanhā, tidakkah hidup ini menjadi menyenangkan? (Ya, akan menjadi menyenangkan, bhante). Berdasarkan sifat alami dari alam kehidupan Brahma, mereka tidak bersekutu dengan kebencian atau kemarahan (dosa). Tidakkah hidup menjadi menyenangkan bila demikian? (Ya, hidup akan menyenangkan, bhante).

Mereka bahkan tidak perlu mengkonsumsi makanan, karena mereka telah merasa kenyang oleh kegiuran (pīti pekkhe) hasil dari pemancarkan Mettā (cinta kasih), Karunā (belas kasihan), Muditā (simpati/turut berbahagia), dan Uppekkhā (perasaan seimbang/netral). Oleh karena itu, kehidupan di alam Brahma adalah hidup yang lengkap dan memuaskan. Mereka mempunyai usia yang panjang juga, berlangsung sampai beberapa (banyak) siklus dunia. Tetapi, Sang Buddha mengatakannya sebagai makhluk Brahma yang ’rendah.’

Mengapa Sang Buddha mengatakan demikian? Hal itu dikarenakan, walaupun seseorang terlahir di alam Brahma, dia belum terbebas dari Apāya Samsarā (lingkaran kehidupan dari 4 alam rendah). Jika seseorang belum meralisasi

Dhamma Mulia, apakah dia akan bebas dari Apāya Samsarā? (Tidak, dia tidak

akan terbebas, bhante). Jika seseorang belum merealisasi Dhamma Mulia dan menjadi Sotāpanna, Sakadāgāmi, dan Anāgāmi, walaupun dia terlahir di alam Brahma, itu masih merupakan sebuah kehidupan yang rendah. Itu belum terbebas dari Apāya Samsarā.

Pernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga

(6)

berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah.

Ketika Y.M. Sariputta menemui Sang Buddha, Beliau menegurnya dengan berkata, ”Anakku terkasih Sariputta, karena kamu tidak membabarkan Dhamma dengan lengkap (sampai selesai), sang Brahmana sekerang terlahir di alam Brahma yang rendah.” Y.M. Sariputta kemudian menjawab, ”Y.M., dalam kasus ini, saya akan menyusulnya ke alam Brahma dan memberinya nasihat. Saya juga akan membabarkan Dhamma sampai selesai di masa yang akan datang.” Y.M. Sariputta kemudian pergi ke alam Brahma dan menasihatinya lebih jauh. Sang Brahmana akhirnya merealisasi Dhamma Mulia.

Apakah sang Brahmana merealisasi Dhamma Mulia ketika berada di alam manusia? (Tidak, dia tidak, bhante). Hal apa yang kurang? (Pembabaran

Dhamma yang kurang, bhante). Ceramah Dhamma apa yang beliau babarkan?

(4 Brahmavihāra, bhante). Empat Brahmavihāra adalah Dhamma untuk kesejahteraan duniawi (lokiya). Itu bukan untuk kesejahteraan adi duniawi (lokuttara).

Itu tidak menuntun seseorang pada Jalan (Magga) dan Buah (Phala) Kesucian. Karena Empat Satipatthāna Dhamma tidak diterangkan sewaktu pembabaran, maka pengembangan Empat Kesunyataan Mulia juga tak ada. Oleh karena itu, tidak ada realisasi Dhamma Mulia. Ini adalah contoh tentang Brahmana Dhananjhāni yang tidak merealisasi Dhamma Mulia karena pembabaran Dhamma yang tidak lengkap.

Dikutip dari "Sharpening The Controlling Faculties" by Sayadaw U Kundala. =======================================================

Semoga setelah membaca atau mendengar hal ini, semua makhluk dapat mengikuti, berlatih, dan berkembang sesuai parami (kesempurnaan) masing-masing. Semoga semua makhluk dapat

(7)

merealisasi dhamma Mulia dan kedamaian serta kebahagiaan Nibbāna, padamnya semua penderitaan, yang telah semua makhluk cita-citakan dengan latihan yang mudah dan cepat. Sādhu! Sādhu! Sādhu!

Metta untuk semua…. Tangerang, 11 Mei, 2009 Andi Kusnadi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil skoring merupakan hasil perkalian antara nilai dari masing – masing karakteristik yang telah dibandingkan satu dengan lainnya berdasarkan karakteristik yang

Usaha yang dilakukan oleh psikologi industri untuk memprediksi atau menjelaskan perbedaan dalam level kinerja diantara pekerja dalam suatu tugas yang sama

Pasal 57: Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain merusak, menghilangkan atau mengubah baik sebagian

1 Mahasiswa mampu dan mengetahui konsep di era digital Pengantar product management di era Digital a. Orientasi pemasaran di era Digital 1. Menyimak, mengkaji dan

/ngkaran ang saling berkaitan tersebut dikenal dengan i'ious 'ir'le pada bronkitis kronis, ang saling berkaitan tersebut dikenal dengan i'ious 'ir'le pada

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Free

Kiprah kiai dalam kegiatan perekonomian pesantren melalui unit usaha tergolong besar dan bisa dikatakan kiai sebagai sosok sentral mengenai kiprah yang

7DQJJXQJ MDZDE SHUDZDW GDODP SHQ HUDSDQ 0$.3 7LP PHPSXQ\DL KXEXQJDQ \DQJ VDQJDW NXDW WHUKDGDS NHSXDVDQ SDVLHQ 6HPDNLQ EDLN WDQJJXQJ MDZDE SHUDZDW VHPDNLQ WLQJJL SXOD NHSXDVDQ