1
PERENCANAAN ALUR PELAYARAN DAN KOLAM PELABUHAN UNTUK PELABUHAN MINYAK DI BANYUWANGI
(Study kasus : Pantai Bangsring, Wongsorejo Kab. Banyuwangi)
Agung Alfianto Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Noor Salim, M.Eng. : Adhitya Surya Manggala, ST., MT.
Program Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata 49, Jember 68121, Indonesia
Email: agungalfianto1997@gmail.com
RINGKASAN
Pantai Bangsring merupakan pantai yang terletak di Kabupaten Banyuwangi Jawa timur. Pantai bangsring yang rencanya akan dibangun pelabuhan minyak. Pelabuhan yang direncanakan harus dilengkapi dengan fasilitas untuk pendukung rencana pembangunan pelabuhan tersebut salah satunya adalah alur pelayaran dan kolam pelabuhan. Perencanaan ini didapatkan bahwa dermaga sebaiknya dibangun 70.000 DWT dengan panjang 500,2 meter panjang kapal 250 meter ( Loa ) dengan kedalaman kolam pelabuhan 16 meter dari muka air surut. Jumlah kapal yang merapat ialah 1 buah tipe oil tanker. Dari hasil penelitian untuk perencanaan dan pembuatan alur pelayaran dan kolam pelabuhan diperlukan penelitian data sekunder dan primer mengenai pasang surut, angin, topografi dan bathimetry. Dari hasil yang di peroleh prediksi pasang surut mendapatkan nilai maximum 1,60 meter, nilai minimum -1,57 meter, untuk nilai elevasi pasang surut HWL +4,78 mLWS, MSL +3,18 mLWS, LWL +1,60 mLWS ,MHWL +5,57 mLWS, MLWL +3,98 mLWS, data angin sendiri yang digunakan untuk menentukan arah angin dominan dengan kecepatan maximum 11 knot (5,654 m/detik) dari arah tenggara, topografi daerah daratan rendah dan ketinggian yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 2700 meter diatas permukaan laut, bathimetry untuk mengetahui kondisi gelombang dengan interval 50.
ABSTRACT
Bangsring Beach is a beach located in Banyuwangi Regency, East Java. Bangsring beach which is planned to be built an oil port. The planned port must be equipped with facilities to support the port development plan, one of which is the shipping channel and port pool. This planning found that the dock should be built 70,000 DWT with a length of 500.2 meters, 250 meters long ship (Loa) with a port pool depth of 16 meters from low tide. The number of ships docked is 1 oil tanker. From the research results for planning and constructing shipping lanes and port pools, secondary and primary data research is needed regarding tides, winds, topography and bathimetry. From the results obtained, the tide prediction gets a maximum value of 1.60 meters, a minimum value of -1.57 meters, for the tidal elevation value of HWL +4.78 mLWS, MSL +3.18 mLWS, LWL +1.60 mLWS, MHWL +5.57 mLWS, MLWL +3.98 mLWS, the wind data itself is used to determine the dominant wind direction with a maximum speed of 11 knots (5,654 m / sec) from the southeast, the topography of low land areas and the height that stretches along the coast with altitude between 0-2700 meters above sea level, bathimetry to determine wave conditions at 50 intervals.
Keywords: Planning of Shipping Channels and Pool of Banyuwangi Oil Port.
PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di JawaTimur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan penghubung utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Dalam perencanaan pelabuhan, khususnya alur pelayaran dan kolam pelabuhan sangat di pengaruhi oleh kondisi pantai dan lautnya, sehingga hal-hal tersebut yang berkaitan dengan teknik kepantaian dan lautnya harus mendapat perhatian utama, Kuantitas angkutan (Trafik) yang di harapkan menggunakan pelabuhan juga menentukan apakah alur untuk satu jalur. Luas kolam pelabuhan dan panjang dermaga sangat di pengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan berlabuh, Jumlah kapal minyak yang akan merapat ke dermaga perharinya mencapai 2 atau lebih dengan bobot (DWT) 15.000-25.000, Draft (m) 9,0-12,0, Panjang (m) 175-285, Dengan panjang dermaga 300 m.
Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan di pantai Pancer Kabupaten
Banyuwangi agar dapat berfungsi secara optimal.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra- dan antar moda transportasi (Peraturan Menteri Perhubungan No. 68 Tahun 2011). Pelabuhan juga suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau bahkan antar negara,benua dan bangsa. Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara sosial ekonomis maupun teknis.
Karateristik Kapal
Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergangtung pada karakteristik kapal yang akan berlabuh.
Tabel 2.1 Dimensi Kapal Sesuai Bobot
Kapal Bobot Kapal ( GT ) Panjang Total Loa ( m ) Lebar B ( m ) Draft ( m ) 10 20 30 50 75 100 125 150 13,50 16,20 18,50 21,50 23,85 25,90 28,10 30 3,80 4,20 4,50 5,00 5,55 5,90 6,15 6,45 1,05 1,30 1,50 1,78 2,00 2,20 2,33 2,50 PEMBANGKITAN GELOMBANG Angin
Angin yang berhembus mengakibatkan permukaan air laut yang mulanya tenang menjadi timbul riak air atau gelombang kecil. Dengan bertambahnya kecepatan dan durasi hembusan maka riak tersebut akan menjadi semakin besar kemudian membentuk gelombang.
U(y) = { ( ) - 𝝍( )} Dengan:
U* : kecepatan geser
K : koefisien von Karman (=0,4) y : elevasi terhadap muka air yo : tinggi kekasaran permukaan L : panjang campur yang tergantung pada perbedaan temperatur antara air
dan udara. (∆ Tas)
𝝍 : fungsi yang tergantung pada perbedaan temperatur antara air dan udara.
Koreksi terhadap letak pengukuran kecepatan angin
Rumus yang dipakai untuk menghitung koreksi pengukuran kecepatanangin akibat perbedaan ketinggian tempat pengukuran adalah :
RL =
Dengan :
RL = faktor korelasi akibat perbedaan ketinggian
U
W= kecepatan di atas permukaan
laut (m/s)
U
L= kecepatan angin di atas daratan
(m/s)
Nilai koreksi ini juga bisa diketahui dengan melihat Grafik RL seperti pada Gambar 2.5.berikut ini :
Gambar 2.5.-Grafik Korelasi Akibat
ARUS
Arus adalah pergerakan air secara horizontal yang disebabkan adanya perubahan ketinggian muka air laut. Adanya arus lautan ini disebabkan oleh perputaran bumi, angin, dan suhu udara. Perhitungan arus yaitu dengan persamaan (1) sebagai berikut :
√
.
Dimana :
U = Kecepatan arus laut
T = Tegangan angin (T = udaracW2
) (kg/m s2)
W = Kecepatan angin (cm/s) Az = Koefisien viskositas eddy (1,3x10-4 kg/m s)
= Sudut Lintang (o )
C = Parameter yang bergantung kepada tingkat turbelensi fluida. Secara umum nilai c = 2,6 x 10-3
= Densitas air laut (1027 kg/m3) udara = Densitas udara (1,25 kg/m3) F = Parameter Coriolis (f = 2 sin
)
= Besarnya kecepatan sudut rotasi bumi yang merupakan sudut yang ditempuh selama sehari atau 2 dibagi Sideris 23 jam 56 menit atau 86160 s, seperti yang ditunjukan pada persamaan (2) berikut
-5 rad/s.
ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran di gunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus. Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan dan kondisi meteorologi dan oseanografi.
Gambar. 2.9. Layout Alur Pelayaran KEDALAMAN ALUR
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air ini di tentukan oleh berbagai faktor seperti yang di tunjukan dalam Gambar 2.12.
Kedalaman air total adalah :
H=d+G+R+P+S+K
Gambar 2.12. Kedalaman Alur
Pelayaran
HASIL DAN PEMBAHASAN DATA PASANG SURUT
Hasil analisa data pasang surut mendapatkan besaran pasang surut. Pasang surut ini umumnya menentukan gerakan air dalam periode harian mingguan, bulanan sampai tahunan, tergantung tipe pasang surut yang terjadi pada perairan tersebut. Dalam analisa ini digunakan metode Admiralty. Pemilihan metode ini karena relatif labih mudah dengan menggunakan data-data yang sudah ada.
Tabel 4.1. Data Pasang Surut Periode 1
Tahun
TGL/BLN/TH WAKTU ELEVASI MSL PASUT (m ) PASUT (cm ) JULIAN DAY MAX MIN
01/01/2020 00:00:00 -0,95 3,18 2,23 222,50 43831 01/01/2020 01:00:00 -0,77 3,18 2,41 240,50 43831 01/01/2020 02:00:00 -0,45 3,18 2,73 273,20 43831 16/11/2020 20:00:00 -1,36 3,18 1,82 181,50 44152 16/11/2020 21:00:00 -1,57 3,18 1,60 160,30 44152 -1,57 16/11/2020 22:00:00 -1,45 3,18 1,73 173,10 44152 16/11/2020 23:00:00 -1,03 3,18 2,15 215,10 44152 17/11/2020 00:00:00 -0,43 3,18 2,75 274,70 44152 17/11/2020 01:00:00 0,19 3,18 3,36 336,20 44152 17/11/2020 02:00:00 0,67 3,18 3,84 384,30 44152 17/11/2020 03:00:00 0,90 3,18 4,07 407,30 44152 17/11/2020 04:00:00 0,83 3,18 4,01 400,80 44152 17/11/2020 05:00:00 0,50 3,18 3,68 368,10 44152 17/11/2020 06:00:00 0,02 3,18 3,20 319,60 44152 17/11/2020 07:00:00 -0,48 3,18 2,70 269,90 44152 17/11/2020 08:00:00 -0,84 3,18 2,34 233,90 44152 17/11/2020 09:00:00 -0,95 3,18 2,23 222,90 44152 17/11/2020 10:00:00 -0,76 3,18 2,42 241,60 44152 17/11/2020 11:00:00 -0,31 3,18 2,87 286,80 44152 17/11/2020 12:00:00 0,30 3,18 3,48 348,00 44152 17/11/2020 13:00:00 0,93 3,18 4,10 410,20 44153 17/11/2020 14:00:00 1,40 3,18 4,58 457,80 44153 17/11/2020 15:00:00 1,60 3,18 4,78 478,00 44153 1,60 31/12/2020 21:00:00 -1,21 3,18 1,97 196,60 44197 31/12/2020 22:00:00 -1,24 3,18 1,94 193,80 44197 31/12/2020 23:00:00 -1,02 3,18 2,16 215,80 44197
Gambar 4.2. Grafik Pasang Surut
Periode 1 Tahun Dari pembacaan grafik di atas didapatkan data sebagai berikut :
Elevasi HWL ( High Water Level ) pada + 4,78 mLWS
Elevasi MSL ( Meen Sea Level ) pada + 3,18 mLWS
Elevasi LWL ( Low Water Level ) pada + 1,60 mLWS
Elevasi MHWL ( Meen Higt Water Level ) + 5,57 mLWS
Elevasi MLWL ( Meen Low Water Level ) + 3,98 Mlws
DATA ANGIN
Tabel 4.2. Data Angin Bulan Agustus
2020
ID WMO : 96987
Nama Stasiun: Stasiun Meteorologi Banyuwangi Lintang : -8.21500
Bujur : 114.35530 Elevasi : 52
TAHUN BULANTANGGAL JAM ARAH KECEPATAN CH
2020 8 1 1 240 5 8888 2020 8 2 2 140 4 0,2 2020 8 3 3 160 5 0 2020 8 4 4 130 4 8888 2020 8 5 5 240 5 8888 2020 8 6 6 100 5 1 2020 8 7 7 230 3 8888 2020 8 8 8 130 4 10,2 2020 8 9 9 100 2 0 2020 8 10 10 20 6 0 2020 8 11 11 130 5 0 2020 8 12 12 160 3 5,8 2020 8 13 13 160 4 0 2020 8 14 14 150 5 1,4 2020 8 15 15 130 4 2,6 2020 8 16 16 150 5 3,2 2020 8 17 17 140 4 8888 2020 8 18 18 160 4 0 2020 8 19 19 140 5 4 2020 8 20 20 150 4 5,7 2020 8 21 21 200 6 0 2020 8 22 22 150 6 0 2020 8 23 23 220 4 0 2020 8 24 24 140 5 0 2020 8 25 1 120 5 0 2020 8 26 2 210 6 0 2020 8 27 3 140 5 0 2020 8 28 4 150 4 0 2020 8 29 5 170 5 7,2 2020 8 30 6 150 4 4,5 2020 8 31 7 150 5 0
Gambar 4.4. Mawar Angin
Berdasarkan gambar 4.4 dan gambar 4.5 hasil pengolahan mawar angin export ke google earth dapat diketahui bahwa arah angin dominan adalah angin dari arah tenggara dengan kecepatan maksimum 11 knot (5,654 m/detik). Konversi angin jadi m/detik (1knot = 0,514 m/detik )
ARUS
Gambar 4.6. Arus Laut
Dari hasil data arus yang di dapat pada tabel 4.3 dan peta shp indonesia yang diperoleh melalui website DivaGis atau Gadm mendapatkan hasil pengolahan peta arah arus menggunakan aplikasi ArcGis.
Perhitungan :
U = Kecepatan Arus Laut T = Tegangan Angin ( 9,02 m/s ) W = Kecepatan Angin
Az = Koefisien Viskositas Eddy ( 1,3 x 10^-4 m/s )
Ɵ = 8
c = 2,6 x 10^-3
p = Densitas Air Laut ( 1027 Kg/m³ )
p Udara = Densitas Udara 1,25 Kg/ m³ f = 2Ω sin Ɵ = 14,42484324 Ω = 7,29 x 10^-5 rad/s Ʋ=
√ = 0,27 cm/s
Sehingga kecepatan arus laut adalah sebesar 0,27 cm/s
TOPOGRAFI DAN BATHIMETRI
Gambar 4.7. Peta Topografi
Peta topografi pada gambar 4.7 di atas daerah daratan rendah dan ketinggian yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 2700 meter di atas permukaan laut
Gambar 4.8. Peta Bathimetri
FETCH
Gambar 4.9. Fetch
Dari hasil perencanaan fetch pada gambar 4.9 panjang total jarak fetch Xi* Coa a adalah 176,84 km.
Tabel 4.4. Perhitungan Fetch EfektiF
a◦ Cos a Xi ( km ) Xi*Cos a Feff ( km ) 42 0,743 30,200 22,4386 36 0,809 26,800 21,6812 30 0,866 26,200 22,6892 24 0,914 19,900 18,1886 18 0,951 19,500 18,5445 12 0,978 19,200 18,7776 6 0,995 18,500 18,4075 0 1,000 18,700 18,7000 13,088 6 0,995 17,500 17,4125 12 0,978 0 0 18 0,951 0 0 24 0,914 0 0 30 0,866 0 0 36 0,809 0 0 42 0,743 0 0 TOTAL 13,512 176,84
Sehingga untuk fetch rencana untuk - Arah Tenggara Feff = 13,088 km
Gambar 4.10. Grafik Hubungan Antara
Kecepatan Angin di Laut dan di Darat Dari grafik diatas di dapat nilai RL = 1.40 dengan menggunakan rumus pada ( 2.5.1 ) sebagai berikut
Kecepatan angin di laut diperoleh : Uw = UL x RL
= 5,645 x 1.40 = 7,903 m/dt
Menghitung nilai UA UA = 0.71 x UW1.23 = 0.71 x 7,9031.23 = 9,0269 m/dt
Dari nilai UA ( 9,0269 m/dt ) dan Fetch tinggi ( 13,088 km ) dan periode gelombang dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang sebagai berikut :
Gambar 4.11. Grafik Peramalan
Gelombang
ALUR PELAYARAN
Gambar 4.16. Perencanaan Alur
Pelayaran
Gambar 4.17. Alur Pelayaran Satu Jalur
Dengan data yang telah di tetapkan perhitungan yang di gunakan untuk kolam putar pelabuhan yang digunakan pada rumus ( 2.9 ) sebagai berikut : Bobot = 70000 Panjang ( L ) = 250 Lebar ( B ) = 35,9 Draft = 13,6 Jumlah Kapal = 1 W adalah sisa
Luas kolam pendaratan, kolam perbekalan, kolam tambat. A1 = 2 ( 1,15 x L ) ( 1,5 x B ) 2 ( 287 ) x ( 53,8 ) = 30881,2 m² Berikutnya luas minimal untuk perairan untuk manuver.
W = ( 2 x L ) 2 x 250 = 500 m² A2 = 2 x 500 = 1000 m²
Luas kolam putar di tentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan.
2 x L
2 x 250 = 500 m
Ap = π R² = π ( 2 x 250 )² = 250000,0 m²
Luas kolam pelabuhan adalah luas dari jumlah seluruh kolam berdasarkan masing – masing kolam yang telah di hitung maka total luas kolam adalah Apelabuhan = A1 + A2 + Ap
Lpp = 0,846 x Loa1,0193 Untuk kapal barang
= 0,846 x 278,11 Pakai Ini = 235,28 m
Lpp = 0,852 x Loa1,0201 Untuk kapal tangker
= 0,852 x 279,34 = 238,00 m ∆ = d x Lpp x B = 13,6 x 235,28 x 35,9 = 114875 m3 Fr = = 0,0151 z = = 2,4 x 2,07511774 x 0,000229057 = 0,00114 R = 0.2 x d = 0,2 x 13,6 = 2,72 m
Ruang Bebas Bersih Minimum =
* Utk dasar laut berpasir = 0,5 m * Utk dasar laut berkarang = 1 m
P + S + K = 0,5 m ; (berpasir) Kedalaman Air Total
H = d + G + z + R + P + S + K = 22,96 m
30881,2 + 1000 + 250000,0 m² 281,881,2 m² = 28,1 ha
PENGERUKAN
Tabel 4.6. Perhitungan Pengerukan Alur
Pelayaran
PANJANG LEBAR TINGGI SEGMEN 1 2,91 16 50 460,2 13,09 301201 SEGMEN 2 3,56 16 50 460,2 12,44 286244 SEGMEN 3 6,79 16 50 460,2 9,21 211922 SEGMEN 4 11,8 16 50 460,2 4,2 96642 896009 PENGERUKAN ELEVASI TINGGI
RENCANA
JARAK (M) HASIL (M3)
JUMLAH
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis
kebutuhan
pelayaran
di
Pantai
Bangsring Kabupaten Banyuwangi
yang
dilakukan
penulis,
maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut
:
1. Dari hasil prediksi kapasitas
ialah :
Kapal minyak dengan kapasitas 70.000 DWT.
Jumlah kapal yang berlabuh mencapai 5-10 buah perhari.
Jumlah kapal yang merapat 1 buah tipe oil tanker.
2. Berdasarkan analisa data teknik kepantaian yang didapatkan adalah :
hasil perhitungan data pasang surut HWL + 4,78 m, MSL + 3,18 m, LWL + 1,60 m, MHWL + 5,57 m, MLWL + 3,98 m periode 1 tahun dengan tipe pasang surut semi diurnal tide.
Data angin yang sudah diolah menghasilkan arah angin dominan arah tenggara dengan kecepatan 11 knot = 5,645 m/dt.
Kecepatan arus sebesar 0,27 cm/s.
Berdasarkan peta topografi daratan rendah dan ketinggian sepanjang pantai 0-2700 diatas permukaan laut.
Kedalaman bathimetri 1,05-13,98 meter permukaan dasar laut relatif rata dengan kemiringan yang sangat landai yaitu 1,35°.
Rencana fetch dari arah tenggara ialah 13,088 km.
tinggi gelombang H= 0,7 m dan periode gelombang T= 4,2 detik. 3. Dari analisa kontruksi dapat di
ambil kesimpulan sebagai berikut :
Panjang dermaga 500,2 m.
Lebar minimal 256 m.
Panjang total kapal Loa 250 m.
Draft kapal 13,6 m.
Lebar kapal 35,9 m.
Tipe dermaga jetty breakwater tipe miring. 4. Dari perhitungan kedalaman
alur adalah :
Alur ideal H adalah 22,96 m.
Alur satu jalur 172,32 m.
Alur lurus 71,8 m alur belok 143,6 m.
Luas kolam pendaratan, kolam perbekalan, kolam tambat adalah 30881,2 m².
Luas minimal untuk perairan manuver 1000 m².
Luas untuk kolam putar 250000,0 m².
Luas kolam pelabuhan 28,1 ha.
5. Dari hasil perhitungan pengerukan alur pelayaran adalah Segmen 1 pengerukan sebesar 301201 m³. Segmen 2 sebesar 286244 m³. Segmen 3 sebesar 211922 m³. Segmen 4 sebesar 96642 m³.
hasil akhir pengerukan sebesar 896009 m³.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo, (2009). Perencanaan Pelabuhan Beta Offset. Yogyakarta.
Ayub Wildan Mauluvi. (2016). Evaluasi Kontruksi Dermaga Pelabuhan
Perikanan Di Ipp Pancer
Kabupaten Banyuwangi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Jember.
Mentri. (2011). Peraturan mentri perhubungan nomor pm 68 tahun 2011 tentang alur pelayaran laut. Darmawan D. M., Khomsin. (2016).
Pembuatan alur pelayaran dalam rencana pelabuhan marina pantai boom, Banyuwangi. JURNAL Teknik ITS Vo. 5, No. 2
Salim, Noor. (2017). Buku Modul
1-Pelabuhan : Universitas
Muhammadiyah Jember
Salim, Noor. (2017). Buku Modul
2-Pelabuhan : Universitas
Muhammadiyah Jember
Salim, Noor. (2014). Evaluation Of
Adequacy Fisher Port
Infrastructure (Case Study On Fisher Port Mimbo Situbondo). IOSR Journal Of Mechanical And Civil Engineering. Volume : 11, Issue 6 ( Version – II )
Agus Iswahyudi Fuddoly Ir., M.Sc. Dyah Iriani Ir.,M.Sc. Perencanaan Dermaga Minyak Untuk Kapal Tanker 160.000 DWT di Dumai Provinsi Riau.
Jurusan Teknik Sipil,Dan
Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
M.Arif Zainul Fuad. Abu Bakar Sambah. Andik Isdianto. Awalrush Andira. Bathymetry mapping as basic information for fish apartment placement in Bangsring waters, Banyuwangi. East Java. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya – Malang; Marine Resource Exploration and
Management (MEXMA)
Research Group-Universitas Brawijaya; Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. OCDI_The Overseas Coastal Area
Development Institute Of Japan.
Technical Standart And
Commentaries For Port Harbour Facilities In Japan
Standart Design Criteria For Port In Indonesia. Maritime Sector
Development Programme
Directorate General Of Sea Communications
Daftar Pasang Surut Kepulauan
Indonesia (2020). Tide Tables Of Indonesian Archipelago.
Soedjono Kramadibrata.(2002). Perencanaan
Pelabuhan.InstitutTeknologi Bandung.
Data Pasang Surut Pantai Bangsring Kabupaten Banyuwangi (2020). Badan Informasi Geopasial. http://tides.big.go.id/pasut/
(diakses pada tanggal 20 september 2020)
Data Angin Kabupaten Banyuwangi Bulan Agustus (2020). Badan
Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika.
http://dataonline.bmkg.go.id/data_ iklim (diakses pada tanggal 20 september 2020)
Data Arus Kabupaten Banyuwangi
(2020). AvisoAltimetry.
https://www.aviso.altimetry.fr/en/ data/data-access.html (diakses pada tanggal 20 september 2020) Data Topografi Kabupaten Banyuwangi
(2020). Science For A Changing World.
https://earthexplorer.usgs.gov/ (diakses pada tanggal 20 september 2020)
Data Bathimetri Kabupaten Banyuwangi
(2020).Satellite Geodesy.
ftp://topex.ucsd.edu/pub/srtm30_p lus/srtm30/data/ (diakses pada tanggal 20 september 2020)