• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah Gatot Subrata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah Gatot Subrata"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah

Gatot Subrata

Abstrak: Pengadaan bahan pustaka merupakan kunci utama dalam mewujudkan koleksi perpustakaan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan informasi para penggunanya. Oleh karena itu pustakawan perlu memahami bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan agar koleksi perpustakaan benar-benar berkualitas.

Kata Kunci: Pengadaan Bahan Pustaka, kebutuan pengguna PENDAHULUAN

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan kualitas proses belajar-mengajar pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan terus menerus dilaksanakan dengan berbagai macam cara dan salah satunya melalui pengembangan sarana pendidikan dan pengajaran seperti perpustakaan sekolah .

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan pada sebuah sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan, mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, seni, serta, wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar tempat penyimpanan bahan pustaka (buku. dan non buku), tetapi terdapat upaya untuk mendayagunakan agar koleksi-koleksi yang ada dimanfaatkan oleh pemakainya secara maksimal. Hal ini dipertegas dalam SK Mendiknas No. 053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan pada Tingkat TK, Dasar sampai dengan SMU/SMK, bahwa keberadaan perpustakaan. Sekolah merupakan syarat dalam standar pelayanan minimal (SPM) tersebut. Sehubungan hal itu agar bahan pustaka, dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, maka tentunya diperlukan suatu manajemen perpustakaan sekolah yang memadai.

Untuk menunjang aktivitas tersebut diatas diperlukan ketersediaan koleksi yang kuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan hal tersebut akan terwujud bila pengembangan koleksi (a)

(2)

mendapat prioritas dalam program perpustakaan, (b) berorientasi pada kebutuhan pengguna dan tuntutan kurikulum.

PEMBAHASAN

A. Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah koleksi perpustakaan. Kegiatan pengadaan bahan pustaka disesuaikan juga dengan jenis, fungsi, tujuan, rencana serta anggaran yang tersedia. Pengadaan bahan pustaka dilakukan oleh pustakawan atau pun staf pengajar bisa berhubungan langsung dengan pustakawan dalam memilih atau menentukan bahan pustaka yang akan diadakan. Terdapat berbagai cara untuk mengadakan bahan pustaka seperti melalui pembelian, melalui melanggan, tukar-menukar, hadiah dan produksi karya sendiri. Untuk melakukan pengadaan bahan pustaka juga tidak bisa sembarangan, karena harus ada kebijakan tertulis yang mengatur kegiatan pengadaan bahan pustaka (Darmono, 2007:71).

1. Perencanaan

a. Mengindentifikasi kebutuhan informasi pemakai perpustakaan.

Untuk mengetahui kebutuhan informasi pemakai perpustakaan perlu diadakan komunikasi untuk menjaring kebutuhan-kebutuhan informasi para pemakai dengan cara menyebar form masukan untuk usulan kebutuhan informasi para pemakai perpustakaan

b. Menetapkan kebijakasanaan umum mengenai pengadaan bahan pustaka.

Kepala perpustakaan perlu menetapkan pedoman pengadaan bahan pustaka bagi tim pengadaan, seperti :

 Tentukan kriteria yang sesuai untuk menilai semua bahan pustaka

 Terapkan kriteria itu dengan bijaksana dan nilailah berdasarkan intrisiknya. Isi, gaya penulisan dan ciri-ciri fisiknya, apakah cocok dengan kebutuhan pemakainya.

 Upayakan mendapatkan yang terbaik. Jangan ragu untuk memilih judul yang sedang-sedang saja tetapi akan dibaca oleh pemakai,daripada memilih judul baik tetapi tidak dibaca.

 Lebih baik menduplikasikan “judul baik”, daripada membeli banyak judul lain yang mutunya kurang.

 Adakan buku “klasik” yang standart dalam edisi yang menarik.

 Seleksi bahan pustaka tidak hanya dengan judul baik, tetapi penggunaan juga harus baik.  Seleksi harus dilakukan dengan sikap terbuka tanpa bias. Semua terwakili dengan adil.

(3)

 Belilah edisi dengan penjilidan yang cocok untuk disirkulasikan.

 Kenali pengarang dan karya-karyanya, jika mungkin kembangkan sistim peringkat.  Kenali penerbit, harga dan nilainya.

Sedangkan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pustaka antara lain: a. Relevansi. Pemilihan bahan pustaka harus sejalan dengan tujuan perpustakaan.

b. Kebutuhan Pemakai, Tim pengadaan harus mengetahui masyarakat pemakai secara umum dan karakter khusus mereka.

2) Koleksi hendaknya mencakup semua subyek yang diminati 3) Kemutaakhiran (up todate/edisi terbaru)

4) Bahan pustaka yang dipilih harus dapat menambah pengetahuan serta memberikan informasi yang akurat dan benar.

5) Koleksi yang dipilih hendaknya merupakan yang terbaik.

2. Pemilihan

Menurut A.L.A. Glossray of Library Terms yang dimaksud dengan pemilihan adalah suatu proses pemilihan bahan pustaka untuk koleksi perpustakaan. Pada dasarnya pemilihan adalah suatu proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi sumber informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai perpustakaan.

Filosofi dalam seleksi pustaka menurut Trimo (dalam Suryana, 1994:30-31) ada tiga kategori, yaitu idealisme, realisme, dan kompromisme.

a. Faham Idealisme

Faham Idealisme biasanya tumbuh dan berkembang pada masyarakat yang telah maju jalan pikirannya. Faham ini mendorong terciptanya masyarakat ilmiah dan maju, dimana buku-buku yang berkualitas yang menjadi pilihannya tanpa memperhatikan the needs, interest dan selera pemakai. Tujuan akhir faham ini adalah terciptanya koleksi yang lengkap, kuat, tepat, dan berkualitas tinggi (needs, demand, taste)

b. Faham Realisme

Yang mendasarkan pembinaan koleksi pada realitas kebutuhan (demands) masyarakat yang dilayani saja, sedangkan faktor kualitas koleksi dipandang sebagai faktor sekunder.

Faham Realisme biasanya tumbuh pada masyarakat yang tingkat pendidikannya belum maju, dimana minat baca masih belum berkembang. Buku dan bahan pustaka lainnya belum menjadi

(4)

kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka perlu bacaan hanya pada saat itu saja, karena memang nyata-nyata dituntut untuk itu. Literatur lainnya tidak dihiraukannya. Kelompok ini tidak memerlukan bacaan pendukung untuk memperluas wawasan dan kepentingan masa depan, hanya untuk saat ini saja.

Tujuan sementara faham ini adalah terbinanya koleksi yang sesuai dengan realitas tuntutan pemakainya (tahap permulaan)

c. Faham Kompromisme (Konformaterianisme)

Kelompok ini berpandangan dari dua sudut pemikiran, yaitu pengadaan koleksi untuk memenuhi tujuan perpustakaan dan kebutuhan pemakai mendapat perhatian yang sama. Secara realitas kebutuhan masyarakat pembaca diperhatikan dan secara idealis tujuan perpustakaan harus tercapai, bersamaan dengan meningkatnya minat baca pada pengguna informasi.

Tujuan sasaran dari faham ini adalah terwujudnya koleksi yang mendekati tuntutan pembacanya.

Pengertian koleksi disini adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, jurnal, surat kabar dll.) dan tidak tercetak (mikroform, perangkat lunak, audio- visual, peta dll.). Sedang yang dimaksud dengan pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan sumber informasi yang telah dipilih untuk ditambahkan pada koleksi perpustakaan.

Pemilihan dan pengadaan koleksi perpustakaan merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan secara luas. Di dalam pembinaan koleksi, kegiatan selain pemilihan dan pengadaan adalah perawatan, penyiangan, penilaian dan pelaporan terhadap koleksi perpustakaan.

Dalam proses pengadaan koleksi perpustakaan sekolah yang berdayaguna hendaknya didasarkan pada kreteria pemilihan yang telah ditetapkan bersama kepala sekolah, guru dan pustakawan dengan merujuk pada prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka, yaitu :

a. Semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan dalam suatu skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup persyaratan antara lain :

1) Isi

(5)

 Mampu mengembangkan sifat-sifat yang baik sesuai dengan filsafat bangsa dan negara Indonesia. Sesuai dengan kurikulum sekolah

 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak, terutama dari segi umur, jenis kelamin, tingkat kesukaran materi dan bahasa

 Dapat membantu mengembangkan minat dan bakat pribadi 2) Bahasa

- Susunan kalimat baik dan bervariasi

- Pemakaian kata betul dan baik, serta edukatif

- Ungkapan-ungkapan menggunakan bahasa yang baik dan benar - Sesuai dengan kemampuan penguasaan bahasa murid

3) Fisik buku

 Bentuk (ukuran) serasi dengan teks

 Kertas minimal tidak tembus pandang, tulisan terang dan mudah dibaca

 Penjilidan kuat, tidak menyulitkan pembaca dalam membuka halaman-halaman 4) Otoritas pengarang/penerbit

Untuk memenuhi syarat kualitas bahan pustaka yang baik, harus diperhatikan otoritas pengarang/penerbit. Otoritas pengarang/penerbit pada dasarnya mencerminkan kualitas dari hasil karya pengarang/penerbit itu sendiri. Biasanya pengarang/penerbit yang baik akan menghasilkan karya tulis yang kualitas isinya dapat dipertanggungjawabkan.

5) Relevansi

Artinya aktivitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada.

6) Berorientasi kepada pemakai

Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.

7) Kelengkapan

Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan, tetapi juga menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan

(6)

program yang ada dalam kurikulum. Semua komponen koleksi mendapatkan perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan.

8) Kemutakhiran

Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber-sumeber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

9) Kerjasama

Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien.

Pelaksana pemilihan

Pada dasarnya pemilihan bahan pustaka dapat dilakukan oleh semua anggota perpustakaan, namun pemilihan yang sesuai dengan kurikulum adalah pemilihan yang dilakukan oleh guru. Keputusan terakhir apakah hasil pemilihan akan diadakan atau tidak, ada pada pustakawan/guru pustakawan karena lebih mengetahui keadaan koleksi, prioritas pengadaan agar koleksi berimbang dan anggaran yang tersedia. Mekanisme pemilihan dalam pengembangan koleksi dapat juga dituangkan dalam bentuk kepanitiaan yang anggotanya teridri dari kelompok pustakawan/guru pustakawan, guru dan administrator di sekolah yang berfungsi sebagai penanggung jawab dalam pengembangan koleksi secara keseluruhan.

Oleh karenanya pustakawan sebagai salah satu pelaksana pemilihan dituntut memiliki persyaratan khusus (Suyatni,1994:8) yaitu :

a. Memahami kebijakan pengembangan koleksi

b. Dapat bekerjasama dengan pustakawan lain, guru dan para admi-nistrator/pengambil keputusan dan lembaga lain yang berkaitan seperti penerbit, toko buku dan lain-lain.

c. Memahami program pendidikan yang sedang dilaksanakan dan kecenderungan perkembangannya di sekolah

d. Dapat menggunakan sarana pemilihan yang tersedia e. Dapat menggunakan sarana pendukung seperti komputer

f. memahami dan mengikuti peraturan yang berkaitan dengan pembelian buku, perbukuan dan keuangan

Macam koleksi

Koleksi perpustakaan sekolah hendaknya meliputi : a. Koleksi buku yang terdiri :

(7)

1) Koleksi buku non fiksi  buku teks utama  buku teks pelengkap

 buku bacaan nonfiksi dapat berupa bacaan yang menunjang  kurikulum

 buku rujukan, termasuk dalam koleksi ini adalah kamus,  ensiklopedi, buku pegangan, atlas, direktori, biografi,  almanak, peta dsb)

2) Koleksi fiksi :

Perbandingan antara buku fiksi dan non fiksi perpustakaan sekolah berkisar antara 25 % : 75 %

b. Koleksi bukan buku

1) Terbitan berkala : surat kabar, buletin, majalah. 2) Pamlet dan brosur

3) koleksi Audio Visual

Tujuan dari lembaga induknya

Koleksi perpustakaan harus mampu mendukung tujuan lembaga induknya yaitu sekolah. Dengan demikian koleksinya harus mencerminkan tujuan dari lembaga induknya yaitu membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta nilai dan sikap hidup siswa dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Sumber-sumber pengadaan

Pengadaan bahan pustaka perpustakaan sekolah dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain : a. Pembelian

Cara memperoleh koleksi yang terbaik adalah melalui pembelian. Pengadaan dengan cara ini dapat dilakukan baik langsung membeli ke toko atau melalui pemesanan ke jobber, penerbit.

Apabila pemesanan koleksi dengan cara surat maka data koleksi harus dicantumkan dengan jelas dalam bentuk suatu daftar pesanan. Hal ini berguna untuk pengaduan jika ada sesuatu yang menyimpang atau berbeda dengan pesanan.

Adapun data yang ada dalam daftar pesanan meliputi : pengarang, judul, kota terbit, penerbit, edisi, tahun terbit, ISBN, jumlah copy, harga. Sedangkan untuk majalah di tambah volume, ISSN, harga satuan atau langganan.

(8)

Disamping itu sertakan informasi tentang pembayaran. Untuk setiap judul buku yang dipesan sebaiknnya dibuatkan kartu tersendiri, kartu-kartu tersebut disusun menurut pengarang atau judul. b. Hadiah

Koleksi yang diperoleh melalui hadiah siswa, penerbit, penyalur, yayasan atau lembaga pemerintahan. Sebaiknya hadiah tersebut sebelum diterima telah melalui prosedur seleksi yang baik. Untuk hal ini perpustakaan menunjukkan daftar buku yang diperlukan dengan prioritas buku yang sangat diperlukan baik jenis atau jumlahnya.

c. Tukar menukar

Koleksi yang tidak bermanfaat bagi perpustakaan atau tersedia cukup banyak copy-nya dapat dimanfaatkan dengan cara ditukarkan kepada perpustakaan lain yang mungkin membutuhkan.

Dari koleksi tersebut dibuatkan suatu daftar, kemudian dikirimkan ke beberapa perpustakaan disertai dengan beberapa buku yang dibutuhkan sebagai penukarnya.

d. Titipan atau pinjaman

Adakalanya perpustakaan menerima titipan atau pinjaman bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam proses belajar mengajar. Pinjaman tersebut dapat berasal dari lingkungan sekolah maupun pihak lain di luar lingkungan sekolah sebagai perwujudan bentuk kerjasama sekolah dengan pihak lain.

Alat seleksi bahan pustaka

Dengan perkembangan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang begitu pesat, maka tidak mungkin bagi seorang pustakawan atau tim pemilihan bahan pustaka untuk menguasai seluruh hasil penerbitan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan tersebut. Untuk itu diperlukan alat bantu yang dalam dunia perpustakaan disebut sebagai " alat seleksi " yang dapat berupa :

a. Bibliografi nasional

Bibliografi nasional adalah suatu buku yang diterbitkan secara berkala oleh perpustakaan nasional yang berisi judul-judul buku yang diterbitkan di negara kita dalam kurun waktu tertentu.

b. Daftar buku beranotasi

Daftar buku beranotasi adalah suatu daftar tentang judul-judul buku yang berisi informasi tentang judul, pengarang, penerbit, kota terbit, harga buku serta informasi singkat (notasi) dari buku tersebut.

(9)

9

Merupakan sumber informasi tentang buku-buku terbaru yang dikeluarkan oleh penerbit atau lembaga.

d. Daftar buku IKAPI

Ikatan Penerbit Indonesia setiap tahunnya mengeluarkan buku yang berisi judul-judul buku baru yang diterbitkan oleh anggotanya.

e. Resensi buku

Resensi buku adalah tinjauan buku (pada umumnya buku baru) oleh seorang akhli dalam bidangnya yang berisi penilaian tentang isi buku tersebut, dan biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah

PENUTUP

Untuk menunjang aktivitas proses belajar mengajar diperlukan ketersediaan koleksi yang kuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan hal tersebut akan terwujud bila pengembangan koleksi (a) mendapat prioritas dalam program perpustakaan, (b) berorientasi pada kebutuhan pengguna dan tuntutan kurikulum. Dalam hal pemilihan dan pengadaan koleksi perlu adanya kebijakan umum pembinaan koleksi secara tertulis yang mencakup sasaran yang hendak dicapai, jenis dan jumlah materi yang hendak dipilih, garis besar cara pemilihan serta petugas yang melaksanakan pemilihan. Kebijakan umum tersebut disyahkan oleh kepala sekolah dan dapat dipergunakan oleh pustakawan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemilihan dan pengadaan koleksi.

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengolahan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lasa Hs. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolaj. Yogyakarta: Pinus Book.

Nelwaty. 2012. Pengembangan Koleksi :Bahan Ajar Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli.Jakarta

: Perpustakaan Nasional.

Suryana K.W, Moch. Idris. 1994. Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan perguruan tinggi dengan sistem komputer : suatu konsep perencanaan pengadaan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi. Makalah disajikan pada kursus komputer yang diselenggarakan Dirjen Dikti tanggal 2-15 Februrai 1994 di Sawangan Bogor.

Suyatni, Sri. 1994. Pemilihan dan pengadaan pustaka. Makalah disajikan pada kursus

komputer yang diselenggarakan Dirjen Dikti tanggal 2-15 Februrai 1994 di Sawangan Bogor.

(10)

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Makalah ini disampaikan pada Kegiatan "Pelatihan Manajemen Perpustakaan Sekolah/Madrasah bagi Kepala dan Calon Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah" di Red Hotel Resort & Resto

Kawasan wisata Telaga Sarangan Kabupaten Magetan

Tanggal 16 Mei 2015

Oleh :

Gatot Subrata, S.Kom

UNIVERSITAS NEGERI

MALANG UPT

PERPUSTAKAAN

Referensi

Dokumen terkait

Kami Menyembelih kambing aqiqah, mendokumentasikanya dan mengirim ketempat Anda berupa potongan kambing ( Daging, tulang dan jerohanya lengkap ) beserta bumbu khas solo.. Untuk

Adapun data klimatologi yang digunakan untuk membangun model ialah data suhu udara rata-rata per hari dan evaporasi panci per hari di stasiun klimatologi Barongan tahun

Pemerintah pun sebagai penguasa mengubah wajah marketing dalam satu program di TVRI dengan news berita pun merupakan berita pemerintah yang positif, sedangkan informasi

Limfoma sel NK/T ekstranodal tipe nasal (NKTCL; extranodal NK/T-cell lymphoma, nasal type ) dapat dikategorikan menjadi beberapa subtipe berdasarkan ekspresi CD56

From the faculty's point of view, the most remarkable effect of the course has been the rapid development of facility in applying and integrating biochemical

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung 1-10 melalui penggunaan kartu bilangan pada siswa kelompok B TK Dharmawanita Persatuan 1 Ngares

musala al-Ikhlas, musala al-Firdaus dan musala al-Hikmah di Desa Tunjung terhadap pengelolaan zakat fitrah, bahwa untuk melakukan kegiatan zakat fitrah ini

Gain (Peningkatan) Prestasi Belajar Geografi Pada Kelas yang Diberi Perlakuan dengan Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa Menggunakan Media Fotografi Terlihat pada