• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materialisme Historis dan Sosiologi Perb (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materialisme Historis dan Sosiologi Perb (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

M aterialisme Historis dan Sosiologi Perburuhan : Coretan Pengantar Diskusi1

Pendahuluan

Kolapsnya ‘kom unism e’ di akhir dekade 1980-an dan aw al 1990-an dipandang oleh banyak orang sebagai konfirm asi bahw a kapit alism e adalah ‘kondisi alam iah’ um at m anusia. Bahw a kapit alisme sesuai dengan hukum alam dan kecenderungan dasariah m anusia sehingga set iap penyimpangan daripadanya akan m enem ui kepedihan. Nam un m enjelang akhir dekade 1990-an krisis menerpa Asia dan disusul dengan krisis Eropa 2007 dan Amerika t ahun 2008. Hingga det ik ini surat -surat kabar luar negeri, khususnya, dengan cem as m em perhat ikan t anda-t anda w akt u pem ulihan kapit alism e. Periode di ant ara m om en-momen krisis it u juga kit a saksikan meluasnya aksaksi prot es ent ah dengan nam a ‘gerakan ant kapit alis’, ‘ant i-globalisasi’, at au ‘ant i-neoliberalisme’ yang kesem uanya sam a dalam hal : kesadaran akan adanya konflik ant ara kebut uhan orang banyak dengan peraihan laba. M ulai dari problem upah buruh hingga problem degradasi ekologis.

Nam un kapit alism e selalu m am pu menarik dirinya keluar dari krisis dan set iap upaya it u selalu m elet akkan landasan bagi krisis yang baru dan lebih parah. Apapun usaha dan sarana yang dikerahkan unt uk m em bat asi at au mem perbaiki kehancuran akibat krisis selalu akan ada lebih banyak orang yang sam a m enderit anya akibat pengobat annya, sama sepert i diakibat kan oleh penyakit nya. Kesadaran akan kapit alisme sebagai penyakit menim bulkan kem bali m inat bagi banyak orang selain unt uk m em beli 2 juga m elihat kem bali apa yang t elah dit ulis oleh Karl M arx beberapa rat us t ahun lalu dan m encari t elisikan relevansinya. Para pem beli karya M arx kebanyakan adalah para m ahasisw a m uda yang t idak puas t erhadap arah jalannya kehidupan yang dibuat oleh para pendahulu.3 Sement ara bagi pebisnis, m inat it u dibaca sebagai peluang bisnis dan karya-karya M arx sert a sket sa w ajahnya m enjadi ‘fashion’ t ent unya.4

Nam un diant ara banyak gerakan yang menolak kapit alisme, gerakan buruh adalah salah sat u yang paling t ua diant ara gerakan lainnya, kecuali gerakan t ani. Gerakan yang m em punyai hari jadinya sendiri dan diperingat i di seluruh m at ra bum i yakni darat5, laut6 dan udara7. Pert anyaannya, dim ana let ak sosiologi M arx dalam sist em filsafat m at erialisme hist oris guna dapat m enjelaskan perkem bangan kapit alism e dan ket ert indasan buruh?

Pert anyaan it u m engarahkan kit a pert am a pada evolusi m at erialisme hist oris hingga kajian t ent ang kelas sosial. M eski bukan sat u-sat unya konsep, kelas sosial m enem pat i lokasi sent ral dalam sosiologi M arx. Dalam analisa kelas inilah sosiologi M arx dibangun dengan m enyandarkan dirinya pada m at erialism e hist oris/ t eori sejarah perkem bangan m asyarakat . Sent ralit as it u t idak mengherankan apabila kit a m enengok kem bali sejarah sains sosial abad 18 dim ana sosiologi dan ekonom i-polit ik t um buh saling beriringan sebagai hasil dari t ransform asi kapit alism e perdagangan dan ke indust ri. Keduanya dicakup sebagai m at erialisme hist oris. Alur berpikir di art ikel ini m enggunakan sum ber m at erial yang berasal dari t eks M art in Suryajaya berjudul Kisi-kisi M ist eri Inkarnasi dalam Jurnal Problem Filsafat No.9, t eks Origin of Capit alism : A Longer View dari Ellen M eiksin-Wood, dan Nicos Poulant zas t ent ang Kelas Sosial. Sert a sedikit t am bahan sum ber unt uk melengkapi ket iga t eks ut am a di at as.

1

Sebagian pokok-pokok pikiran ut ama ini diadapt asi dan disarikan dari argumen M art in Suryajaya dalam Jurnal Problem Filsafat . Terima kasih kepada M art in Suryajaya at as ijin copy left -nya.

2

Das Capit al penjualannya naik hingga 300% hanya di Jerman saja. Bahkan M ast erCard mengeluarkan seri kart u hut ang bergambar Karl M arx. ht t p:/ / w w w .t heguardian.com/ books/ 2008/ oct / 15/ marx-germany-popularit y-financial-crisis

3

ht t p:/ / new s.bbc.co.uk/ 2/ hi/ europe/ 7679758.st m

4

ht t p:/ / boingboing.net / 2012/ 07/ 03/ karl-marx-on-a-mast ercard.ht ml. George Simm el, salah sat u kont ribut or berdirinya disiplin Sosiologi,

5

Para buruh yg bekerja di darat . 6

Para buruh kelaut an sepert i ABK, nelayan2 kecil, kuli pelabuhan, dsb 7

(2)

2

Sekilas sejarah perkembangan konsep M aterialisme Historis dalam M arxisme.

M at erialisme hist oris merupakan kerangka penjelas yang pokok dalam bangunan t eori M arx t ent ang m asyarakat . M asyarakat yang dibedahnya melalui t eori nilai kerja. Konsep it u m uncul paling jelas pert ama kalinya dalam ‘German Ideology’. Lahirnya ‘German Ideology boleh dikat akan sebagai kelanjut an evolusi pem ikiran M arx t ent ang pent ingnya relasi sosial yang diret as sejak um ur 17 t ahun dalam esai akhir sekolah m enengahnya berjudul ‘Refeksi t ent ang Pilihan Profesi Seorang Pemuda’.8 Art inya, kesadaran akan peran fakt or-fakt or obyekt if sebagai penent u ide-ide subyekt if t elah m uncul em brionya sejak ia m uda. Evolusi it u berlanjut ket ika M arx m uda (19 t ahun) m ulai gandrung akan filsafat dan berniat mem bangun suat u ‘sist em dasar baru m et afisika’ dengan beranjak m encari idea di dalam realit as it u sendiri. Bat u-bat u fondasi konsept ual ia kum pulkan dan disusun sat u persat u unt uk digunakan m em bangun sist em filsafat nya. M arx t idak pernah det erm ist ik dan ia paham pent ingnya peran relasi-relasi sosial dalam m em bent uk individualit as. Konsekuensinya, meski ia menghapus ilusi t ent ang ‘ot onom i individu’, ia mem buka ruang bagi ket akniscayaan. Hal it u ia sam paikan di dalam disert asinya saat berum ur 25 t ahun t ent ang ‘Perbandingan Filsafat Alam Demokrit os dan Epikuros’ yang m ew acanakan ciri dasar t egangan ant ara keniscayaan (necessit y) dan keberubahan (cont ingency).

Pada karya berikut nya t ent ang ‘Pengant ar Krit ik at as Filsafat Hukum Hegel’ perlahan m ulai nam pak kehadiran m at erialism e hist oris m elalui radikalisasi fungsi krit ik dalam filsafat . Wakt u it u cuaca filsafat Jerm an dipenuhi oleh sederet pem ikir m uda pasca-Hegel yang sem uanya mengusung Krit isism e sebagai perlaw anan t erhadap kondisi t eorit ik di Jerm an. Kaum m uda Jerm an kala it u m enyerukan krit ik at as agam a, at as berhala-berhala dan at as ‘rezim di luar diri’. Sebuah krit ik at as t ransendensi. Dalam sem angat krit ik it u M arx menulis bahw a agama adalah candu m asyarakat .9 Nam un harus dipaham i bahw a M arx t idak berhent i sam pai di sit u karena jika dem ikian krit ik t ersebut dapat jat uh ke dalam candu krit ik agama. Dengan kat a lain, candu krit ik ideologi. Krit ik ideologi yang berhent i hanya sebagai krit ik ideologi jat uh menjadi ideologi

it u sendiri. Sehingga sat u-sat unya cara t idak mem fosil dalam krit ik at as fosil adalah t erjun ke dalam krit ik

ekonomi-polit ik.10 Di sini pengert ian ‘krit ik’ yang berevolusi dari Kant m enjadi lebih radikal di dalam M arx persis karena ia jangkarkan krit ik it u pada kont eks sit uasi mat erial.

Proses perum usan m at erialism e hist oris sebagai t eori t ent ang m asyarakat berjalan seiring dengan krit ik dan ot o-krit ik keras yang dijalani M arx bersam a Engels. Hingga akhirnya t erbit lah karya monument al pert am a yang dit ulis keduanya t ahun 1846 berjudul ‘German Ideology’ dengan int ensi “ membuat perhit ungan

dengan suara hat i filosofis kami yang t erdahulu” , dem ikian t ulis m ereka. 11 Buku t ersebut secara eksplisit m em buka medan t em pur t eorit ik kepada mereka yang m asih m em egang kepercayaan bahw a ide/ gagasan

8

M aximilien Ruben dan M argaret M anale, M arx Wit hout M yt h : A Chronological St udy of His Life and Work, Oxford, Basil Blackw ell, 1975, hal. 11. Hal it u bukan berart i pada umur 17 t ahun M arx sudah menemukan mat erialism e hist oris.

9

Karl M arx, A Cont ribut ion t o t he Crit ique of Hegel’s Philosophy of Right , Int roduct ion dalam Karl M arx, Early Writ ings, t erj. Rodney Livingst one dan Gregor Bent on, London, Penguin, 1992, hal. 244.

10

Pandangan M arx ini bert ent angan diamet ral t erhadap mereka yang menoleh pada kat egori M arx Tua dan M arx M uda. M ereka m emposisikan alienasi hakikat diri manusia sebagai konsep penjelas (explanat ory concept ) realit as ekonomi-polit ik ket imbang sebagai sesuat u yang mest i dijelaskan oleh realit as ekonomi-polit ik it u. Pandangan it u merupakan subversi asum si non-M arxian, persisnya Weberian t ent ang disenchanment of t he w orld, ke dalam fondasi M arxisme. Hegel mest i dipaksa berjalan di at as kaki M arx, bukan sebaliknya, sehingga dapat memperlihat kan bahw a alienasi, ket idakot ent ikan, dan kegalauan pemuda/ i alay adalah refleksi dari hubungan-hubungan ekonomi-polit ik. Jika sebaliknya yang t erjadi maka M arx adalah pemikir Romant ik yang melihat ket idakmanusiaw ian t eknologi dan birokrasi sert a kehidupan yang t idak berpihak pada publik. M arxisme lant as m enjadi t idak ilmiah karena ia berubah menjadi filsafat moral yang ‘ngenes melihat alienasi manusia.

11

(3)

3

sebagai (penent u) realit as dengan variasi sudut pandangnya m asing-m asing.12 M arx dan Engels m elancarkan krit ik at as krit isism e/ krit ik ideologi yang berujung pada pencarian basis mat erial dari

krit isisme it u sendiri. Krit ik ideologi karenanya mest i dit ransform asi menjadi krit ik ekonom i-polit ik. Krit ik ekonom i-polit ik M arx it ulah yang secara konsept ual disebut sebagai m at erialisme hist oris.

M aterialisme Historis sebagai Landasan Sosiologi M arx.

Rum usan mat erialisme hist oris sejak ‘German Ideology’ beranjak dari prem is dasar pandangan m ereka t ent ang sejarah m asyarakat . “ Premis pert ama dari seluruh sejarah manusia ialah keberadaan

individu-individu manusia yang hidup” , t ulis m ereka.13 Unt uk hidup m anusia perlu m akan. Baru set elah it u m ereka beragam a, pat uh pada hukum , berspekulasi—singkat nya, berkebudayaan. Hal it u t idak m enolak peran kebudayaan/ ideologi t et api kebudayaan/ ideologi bersifat kom plem ent er. Orang yang t idak makan t idak

akan ada dan orang yang t idak ada t ent u t ak bisa berkebudayaan. Dem ikian t esis sederhana m at erialisme hist oris. Terdengar sederhana, seolah common sense. Nam un pot ensi argum en yang melandasi t esis t ersebut sangat kuat : Orang yang hidup bisa berkebudayaan bisa t idak (kebebasan) t api orang yang t idak hidup past i t idak bisa berkebudayaan (det erm inasi). Unt uk it u manusia berhubungan/ bert aut an sat u dengan lainnya dan dengan alam guna m em pert ahankan keberadaan hidupnya.14 Kesalingt aut an secara sosial it u adalah relasi sosial produksi. Relasi ini hanya berkait an dengan relasi kepemilikan sarana-sarana produksi m isalnya t uan-budak, t uan t anah-pet ani penggarap, m ajikan-buruh. Relasi kepem ilikan ini m elibat kan dua aspek15 yait u, pert ama, hak m ilik ekonom is, kendali ekonom i nyat a at as sarana-sarana produksi yait u kekuasaan m enem pat kan sarana-sarana produksi unt uk dipergunakan at au m em buang produk yang didapat kannya. Kepem ilikan ini harus dipaham i sebagai kepem ilikan ekonom i riil, kendali at as alat -alat produksi, dan harus dibedakan dari kepem ilikan yuridis yang dilindungi hukum dan m erupakan bagian dari suprast rukt ur. Tent u saja, hukum pada um um nya m erat ifikasi kepem ilikan ekonom i, nam un ada kem ungkinan bahw a bent uk kepem ilikan yuridis t idak diikut i dengan kepem ilikan ekonom i riil. Tuan t anah di pedesaan adalah kelas pem ilik lahan bukan karena pendapat annya yang besar t et api karena m ereka

12

Feuerbach mengkrit ik agam a sebagai proyeksi diri manusia dan mengajak unt uk kembali pada mat erialisme yang inderaw i. Konsekuensi t eorit isnya, krit ik Feuerbach at as idealisme (dalam rupa ‘agama’) berhent i pada suat u dokt rin t ent ang realit as inderaw i sebagai esensi kemanusiaan. Konsekuensi polit isnya, sosialisme lebih mirip pembagian isi sebot ol vodka secara merat a dalam suasana rukun/ guyub para peminum Ciu. Bruno Bauer m empromosikan ‘sikap krit is’ t erhadap kenyat aan. Bersikap krit is didasari pada t eori sebagai inst rumen emansipasi dari realit as. Art inya, kalau pikiran sama dengan kenyat aan maka krit ik at as pemikiran berart i secara langsung t ransformasi at as kenyat aan. Konsekuensi polit iknya, mist ifikasi at as peran kelas m enengah t erpelajar yang mampu bert eori segala agen pembebas ket ert indasan masyarakat . Sem ent ara St irner menolak segala bent uk ‘sist em’ yang mengat asi individu. St irner berupaya membukt ikan keot ent ikan, keunikan, dan kedaulat an individu sembari menjust ifikasi kepemilikan privat . Ia mengesampingkan segala bent uk pengaruh ekopol at as manusia dengan cara meradikalkan ide modern-borjuis t ent ang ot onomi individu. Tepat nya, moralit as borjuis t ent ang kedaulat an individu-pemilik. Ia m elupakan bahw a ‘keunikan’ individu adalah hasil mass product ion (lihat Sim mel t t g fashion). Konsekuensi polit iknya, penolakan membabi but a t erhadap segala bent uk ot orit as dan organisasi. Terakhir, kelompok pengusung Sosialisme Sejat i at au Sosialism e Filosofis at au para Hegelian Kiri. Berbeda dengan Perancis dan Inggris, perkembangan kapit alism e Jerman yang masih set engah feodal-set engah kapit alis sangat lambat . Cuaca dikuasai masih konservat ism e, romant isme, kesibukan berdebat t ent ang met afisika. Jadi gagasan Sosialism e yang sudah dikongkrit kan oleh perdebat an ekonom i-polit ik di Perancis diabst rakkan kembali oleh sosialis Jerm an yang mendaku t idak mem bela kepent ingan prolet ariat melainkan kepent ingan kemanusiaan abst rak sepert i kodrat manusia, kepet ingan manusia secara umum, yang t idak t ermasuk kelas apapun, yang t ak punya realit as, yang hanya eksis dalam ranah berkabut fant asi filsafat . Konsekuensi polit isnya, kegemaran akan abst raksi kosong m enyebabkan mereka memusuhi Komunism e yang bagi mereka berisi ‘t endensi dest rukt if’ dan mengut amakan harmoni universal ant ar-manusia abst rak yang bergandengan t angan sepert i hippies.

13

Karl M arx dan Frederick Engels, The German Ideology, M oscow , Progress Publisher, 1976, hal. 29-30 14

Relasi ganda. 15

(4)

4

m em punyai kendali nyat a at as lahan dan pet ani penggarap dan dengan dem ikian m ereka secara efekt if sebagai pem ilik lahan.16

Kedua, kepunyaan (possession), kapasit as unt uk m enem pat kan secara efekt if sarana-sarana produksi ke dalam proses kerja. Dalam kasus modus produksi feodal, m isalnya, meskipun t uan t anah m em iliki kepem ilikan baik yuridis dan ekonom is at as t anah, nam un para pet ani penggarap mem punyai sebidang t anahnya yang dilindungi oleh adat . Kepunyaan it u t idak bisa direbut begit u saja oleh t uan t anah. Dalam cara produksi yang dem ikian, eksploit asi dilakukan dengan ekst raksi langsung dari surplus t enaga kerja, dalam bent uk kerja t ak dibayar berupa barang (bagi hasil). Dalam art i kat a lain, relasi sosial produksi adalah relasi diantara kelompok sosial yang dilihat dalam kaitannya dengan kepemilikan alat produksi dan dengan demikian adalah relasi kelas.

Nam un bent uk relasi sosial produksi dit ent ukan oleh t ingkat perkem bangan tenaga-tenaga produktif/ forces of product ion yang tertentu. Karena bent uk relasi produksi hanya dapat dim engert i dalam kerangka perkem bangan t enaga produkt if t ert ent u m aka it u art inya relasi produksi bersifat historis. Ciri hist orisnya dapat diperiksa dari kom ponen konsept ual yang t ercakup dalam t enaga produkt if yait u sarana produksi/ means of product ion (inst rum en produksi dan bahan m ent ah) dan tenaga kerja/ labor. Inst rumen produksi sepert i perkem bangan t eknologi (t erm asuk sains), ket ersediaan bahan baku dan sat uan t enaga kerja yang ada t idak t iba-t iba m uncul melainkan berkem bang t ingkat annya. Jika dem ikian pada fakt or perkem bangan t enaga produkt if t erlet ak dasar pembagian kerja dalam masyarakat/ social division of labor. Jadi, apabila dikat akan perkem bangan t enaga produkt if m enent ukan relasi sosial produksi m aka konsekuensinya, pembagian kerja menentukan sistem kepemilikan. Relasi sosial produksi dan t enaga produkt if adalah dua elemen dari yang disebut dengan corak atau modus produksi / mode of product ion. Persis pada t it ik dim ana pem bagian kerja t erkait dengan sist em kepem ilikan berdasarkan relasi kelas di sit u pula it ulah sosiologi M arxis menem ukan landasan ilm iahnya. Singkat nya, sosiologi M arx adalah bagian dari sist em filsafat m at erialisme hist oris dan (relasi) kelas m erupakan konsep sent ralnya.

M arx mengat akan bahw a ket ika t ingkat perkem bangan t enaga produkt if sepert i t eknologi produksi, sains, penget ahuan, dan t enaga kerja bergerak melam paui relasi sosial produksi yang cocok m aka relasi sosial it u ‘m engham bat ’ perkem bangan t enaga produkt if selanjut nya. Disini, perkem bangan t enaga produkt if m ensyarat kan perom bakan relasi sosial produksi. Begit u perom bakan it u t erjadi m aka m uncul modus produksi yang baru. Begit u set erusnya. Jadi pem bagian kerja t idak t erjadi begit u saja at au ‘alam iah’ sepert i dinyat akan para ahli sosiologi at au ekonom i-polit ik klasik.

Ilust rasi sejarah t ransformasi di at as secara umum dapat diihat dari sejarah indust rialisasi di Inggris. Berkem bangnya t enaga produkt if berupa mesin uap, gagasan sains t ent ang alam m ekanis, m eluasnya gagasan t ent ang kebebasan di kalangan kelas borjuasi Eropa abad 18, disokong dengan reorganisasi kepem ilikan t anah pert anian guna m endukung pasokan bahan baku di pabrik m engubah relasi kelas ant ara t uan t anah dengan kelas baru produsen dan indust rialis. Disahkannya Undang-undang Gandum m enghadirkan kontradiksi ant ara kelas pem ilik t anah (kelas yang paling lam a bert ahan dan t erw akili di parlem en Inggris) dan kelas baru produsen dan indust rialis (yang t idak t erw akili). Kelas pem ilik t anah ingin m em aksim alkan keunt ungan m ereka dari pert anian dengan m enjaga harga panen komodit i biji gandum t et ap t inggi. Sement ara indust rialis pangan ingin m em aksim alkan keunt ungan m ereka dari pem buat an rot i dengan m engurangi upah buruh pabrik m ereka. Di sini para buruh m engalami kesulit an karena mereka t idak bisa bekerja di pabrik-pabrik jika upah m ereka t idak cukup unt uk m em beri m akan keluarga m ereka. Oleh karena it u dalam prakt eknya harga gabah t et ap dijaga t inggi dengan harapan upah pabrik akan t et ap t inggi juga sehingga bisa m em beli m akanan. Jadi dim at a indust riaw an sebagai kelas sosial baru produsen, UU Gandum m eningkat kan keunt ungan dan kekuasaan kelas pem ilik t anah. Penghapusan kelas pem ilik t anah w akt u it u m enjadi landasan bagi peningkat an yang signifikan kekuasaan kelas baru unt uk m endorong

16

(5)

5

perdagangan bebas. M aka dari it u M arx m engakui bahw a revolusi sosial pert am a dipelopori oleh kaum borjuis.

Pada aras polit ik suprast rukt ur17, konjungt ur perubahan relasi sosial produksi/ sist em kepem ilikan yang baru yait u hak m ilik pribadi t urut mengubah bent uk kekuasaan form al dari kerajaan menjadi negara. Unsur yang relevan dari rivalit as ant ar dinast i feodal adalah kekayaan brankasnya, sum ber fiskal dari m ana dinast i it u m engum pulkan dan mendapat kan penghasilannya/ hart a. Sem ent ara, meluasnya pem aham an t ent ang kebebasan hak m ilik dan perkem bangan indust ri mem unculkan perubahan gagasan bahw a kapit al bukan lagi dipaham i sebagai m ilik raja t et api pribadi individu ekonom i. Individu ekonom i ini direpresent asikan pada kelas produsen baru (borjuasi kot a) yang mempunyai kesadaran progresif bahw a pajak dim engert i bukan sebagai bent uk upet i ket ert undukan pada raja m elainkan sebagai kont rak polit ik dengan negara. Dari sit u kem udian m ereka menunt ut adanya perw akilan di parlemen. Kont rak m erupakan elem en yuridis pert ukaran. Pert ukaran dim ungkinkan karena adanya ekuvalensi/ keseukuran apa yang dipert ukarkan. Polit ik yang lam a pada aras suprast rukt ur yakni ket ert undukan pada raja lew at upet i berubah bent uk m enjadi polit ik berdasarkan kont rakt ual-yuridis. Konsekuensi, pem bent ukan inst it usi-inst it usi negara yang m em beri perlindungan, sist em perw akilan, dan pelayanan kepada kelas borjuasi kot a merupakan hasil perubahan relasi sosial yang baru di baw ah kapit alisme indust ri.

Tent u saja t ransform asi relasi sosial produksi sebelumnya dari kapit alism e perdagangan berbasis pert anian ke indust ri bukan t anpa pert um pahan darah. Kelas pem ilik t anah t idak sert a m ert a hengkang begit u saja t anpa m em pert ahankan diri dan kelas borjuasi kot a m enghendaki keset araan dan kebebasan dalam pengelolaan kapit al. Perang 30 t ahun di Eropa ant ara pendukung Kat olisisme dan Prot est ant ism e dan perang-perang lainnya18 merupakan bagian dari proses panjang evolusi19 perubahan bent uk relasi sosial dari m odus produksi yang sat u ke yang lain. Dan proses it u t idak t erjadi dalam w akt u singkat m elainkan akum ulat if hingga berjejal, bert um puk pada suat u konjungt ur sejarah t ert ent u yang m em ungkinkan t erjadinya revolusi. Singkat nya, di dalam proses perubahan modus produksi t ert ent u t erkandung

kont radiksi int ernal ant ara perkembangan t enaga produkt if dan relasi sosial produksi. Kontradiksi itulah dimensi politis20 m odus produksi dan perjuangan kelas berlokasi di sit u, bukan di luar kont radiksi.

Karena t idak ada relasi produksi t anpa ada t enaga produkt if dan sebaliknya, int eraksi keduanya merupakan keniscayaan sejarah t erlepas dari bent uknya yang kont ingen. M aka m odus produksi dengan dem ikian bersifat ekonom i-polit ik. Ekonom i digunakan mengkaji elem en-elemen dasar dari landasan keberadaan m asyarakat dan polit ik m engkaji relasi int ernal (kont radiksi) dalam modus produksi it u. Tet api perlu dicat at bahw a ilust rasi di at as adalah cont oh um um sement ara sist em filsafat mat erialism e hist oris (sosiologi dan ekonom i-polit ik) M arx sem bari m em aparkan kat egori-kat egori um um juga menekankan spesifitas. Nah,

17

Polit ik di sini berbeda dengan dari polit ik yang implisit dalam ekonomi-polit ik. Polit ik di sini dalam bent uk yang luas dan bermain di aras sosial, kult ural, relijius, egal, dst . Perbedaannya dapat dilihat pada cat at an kaki no.19 di baw ah. 18

Sejak aw al t erbent uknya ket ent araan, kelas pekerja selalu hadir di garis t erdepan t iap medan pert empuran. M erekalah yang gugur dalam jumlah paling besar di set iap kesempat an bent uran ant ar pasukan. M erekalah yang dikenal sebagai " t ent ara jalan kaki" (foot soldier), " umpan peluru" (cannon fodder), " kuda beban" (grunt s), at au ist ilah-ist ilah lain yang pada dasarnya merendahkan derajat mereka yang harus berkorban paling dahulu dan paling besar dalam t iap pert empuran ini. Sejak pert ama kali masyarakat berkelas menampakkan bat ang hidungnya di muka bumi, rakyat pekerja t elah dikerahkan unt uk membela kepent ingan kelas berkuasa. M emang, sejak masyarakat t erbelah m enjadi kelas-kelas yang saling bert arung, ket ent araan t idak lagi m erupakan pekerjaan sampingan m elainkan pekerjaan purna-w akt u. Tent ara purna-w akt u (st anding army) inilah yang just ru m enjadi ciri masyarakat berkelas. Ken Budha Kusumandaru, M ilit erism e dan Posisi Kelas Kaum M iskin Perkot aan : Analisis Kelas t erhadap Kasus-kasus Kekerasan Kot a, makalah t idak dit erbit kan.

19

Ellen M eiksin-Wood, The Origin of Capit alism : A Longer View, London and New y York, Verso, 2002. 20

(6)

6

ranah spesifit as dikem udian hari t urut diisi oleh sosiologi sebagai sains yang memeriksa unsur-unsur sosial

spesifik dalam sejarah perkembangan masyarakat di periode t ert ent u. Di sit u t erlihat jelas bahw a selain sosiologi, pem bacaan spesifit as realit as kapit alism e juga perlu diperiksa oleh ilm u penget ahuan t ent ang sejarah yang dalam bahasa M arx,” Konsepsi sejarah ini berganung pada kemampuan kit a mengungkap

proses produksi yang nyat a...konsepsi ini t idak menjelaskan prakt erk dari ide t et api dari menjelaskan pembent ukan ide-ide dari prakt ek mat erial...Konsepsi ini menunjukkan bahw a sit uasi membent uk manusia sebanyak manusia mencipt akan sit uasi” .21

Sebagai penut up, salah sat u cont oh karya sosiologis M arx yang m enekankan pada spesifit as sejarah t erdapat pada t eks ‘Kerja-Upahan dan Kapit al’ yang pert am a kali t erbit dalam bent uk art ikel berseri di surat kabar Neue Rheinische Zeit ung 4 April 1849, t iga t ahun set elah ‘German Ideology’. Art ikel berseri ini berisikan kum pulan ceramah M arx di Klub Pekerja Jerm an (German Workingmen’s Club) di Brussels pada 1847. Dalam Bab Pendahuluan M arx m engat akan bahw a t ulisan ini bert ujuan unt uk, “ memeriksa secara

lebih dekat kondisi ekonomi di at as mana berdiri keberadaan kelas kapit alis sert a kekuasaan kelasnya, dan juga perbudakan para pekerja.”22 Dalam pam flet ini, juga dibahas basis ekonom i dari kont radiksi yang t ak t erdam aikan ant ara kelas kapit alis dengan pekerja. Disam ping M anifest o Komunis, pam flet ini merupakan pengant ar yang bagus unt uk mengenal ciri sosiologi dan krit ik ekonom i polit ik M arx karena bent uknya yang ringkas.

Eksaminasi : Tentang Immaterial Labour

Di abad ini proses kerja dalam kapit alisme t erus m engalam i perubahan. Perubahan it u berasal dari kont radiksi di dalam corak produksi kapit alis indust ri pasca PD II. Corak t ersebut bert ransformasi dan hasil t ransform asi it u seringkali disebut dengan corak produksi kapit alism e finansial yang berbasis pada sist em m anajem en post -Taylor. Corak ini disum bang oleh sekurangnya t iga unsur t enaga produkt if, kom unikasi-inform asi dan t ransport asi sert a cara sat uan kerja diorganisasikan. Out put produksi dari corak kapit alisme finansial adalah komodit as im at erial berupa inform asi, penget ahuan, dan jasa sert a kapit al it u sendiri. Jadi kapit alisme finansial adalah self-expansion kapit alisme indust ri pasca PD II.

Jadi cerit anya begini. Seluruh karakt erist ik ekonom i post -indust ri, baik pada ranah sekt or indust ri m aupun m asyarakat , sekarang ini dit andai oleh m erekahnya bent uk-bent uk klasik dari produksi ‘im at erial’. Pada periode indust ri sebelumnya, akt ivit as-akt ivit as sepert i periklanan, riset dan pengem bangan, produksi pirant i lunak, fot ografi—singkat nya, unsur kreat if dari kerja int elek yang dit ujukan m em beri nilai t am bah pada barang produksi m anufakt ur diorganisasikan dalam gilda-gilda yang secara spasial t erkonsent rasi. Disebut ‘lit bang perusahaan’. Nam un saat ini seiring dengan t ransform asi bent uk-bent uk kerja di era kapit alisme finansial, t erjadi apa yang dinamakan desent ralisasi proses produksi sehingga m em buat seluruh akt ivit as ekonom i m asyarakat beroperasi sebagai ‘cam pur aduk berbagai jenis pabrik’. Bat as-bat as ant ara ‘kerja’ dan kehidupan sosial individu t elah runt uh dim ana gilda-gilda yang sebelum nya t erkonsent rasi, kini t ersebar dan dikordinasi lew at t eknologi kom unikasi-inform asi dan t ransport asi. Jarak dan w akt u dipot ong sedem ikian rupa sehingga hasilnya adalah ‘just -in-t ime product ion’.

Berbagai bent uk akt ivit as dari produksi komodit i yang im at erial m em aksa kit a m engkaji ulang pengert ian t ent ang ‘kerja’ dan ‘t enaga kerja’. Proses produksi komodit i t ersebut m enunt ut kom binasi berbagai unsur dalam menghasilkan jenis kom odit i im at eril t ert ent u sepert i, kapasit as int elekt ual yang menghasilkan kreat ivit as, ket eram pilan m anual unt uk m engkom binasikan kreat ivit as it u, im ajinasi, keahlian t eknis, ket eram pilan kew irausahaan dalam mengelola hubungan-hubungan sosial, dan pem bangunan kerangka kerja sam a unt uk mem bingkai kesem ua unsur di at as. Kerja im at erial sem acam it u dalam dirinya eksis dalam bent uk jejaring dan arus inform asi, bukan lagi dalam bent uk bengkel-bengkel kerja.

21

Anom Ast ika, Nubuat Pendekar Syair Berdarah di Bukit M eriang : Tent ang Logika Produksi Komodit i dan Polit ik Et ika ‘Int elekt ual’ dan ‘M assa’, Bagian Pert ama, dalam Problem Filsafat , No.2, Thn.I, Januari 2012, hal. 25.

22

(7)

7

Tat a organisasi sosial dari kerja im at erial t idak selalu m udah kit a kenali karena t idak dibat asi dan t idak dit ent ukan oleh sekat -sekat dinding pabrik. Lokasi t at a organisasi it u berada di luar kerangka pem aham an m asyarakat um um t ent ang ‘kerja’ karena ia berada di alam virt ual m enggunakan sarana-sarana t eknologi kom unikasi dan inform asi. Unit -unit kerja produkt ifnya kecil dan kadang sangat kecil, t erdiri dari sat u orang individu, sert a dit at a khusus unt uk proyek-proyek kerja ad hoc dan eksis hanya dalam durasi yang singkat . Lingkaran proses produksi kom odit i im at erial menjadi akt if ket ika dibut uhkan oleh si kapit alis. Begit u suat u proyek pekerjaan selesai m aka siklus proses produksi it u meredup dan individu pekerja kem bali m enguap jadi jejaring dan arus inform asi. M encari lagi proyek produksi kom odit i im at eril yang dapat dikerjakannya.

Karakt erist ik pekerjaan jenis ini di kot a-kot a m et ropolit an secara jelas dit andai oleh keadaan hidup yang selalu gent ing (precariousness), eksploit asi berlebihan, m obilit as yang t inggi, dan hirarki disiplin kerja yang ket at . Jadi di belakang predikat ‘pekerja konsult an independen’ yang eksis sebenarnya adalah seorang prolet ariat int elekt ual. Predikat ‘pekerja independen’ disandangkan kepadanya oleh t uan yang m engeksploit asinya. Disamping it u, pekerjaan sem acam it u m enunt ut adanya fungsi m anajerial t ert ent u, yakni kem am puan meraw at hubungan-hubungan sosial dengan siapapun di dalam orbit jaringan kerja produksi komodit i im at erial. Kualit as kerja bukan hanya dit ent ukan oleh kapasit as profesional dalam m enghasilkan isi komodit as yang berciri kult ural m elainkan juga kem am puannya mengelola akt ivit as-akt ivit as pribadinya sendiri, sekaligus fungsi sebagai kordinat or para pekerja kom odit i im at erial lainnya yang berada dalam siklus proses produksi.

Ada banyak cerit a dim ana pekerja komodit i im at eril seringkali harus pont ang-pant ing m engerjakan banyak jenis pekerjaan secara serent ak dalam w akt u yang singkat . Typhus, kelelahan parah, insom nia, depresi, kerusakan m et abolism e t ubuh m erupakan sebagian dari sahabat dekat para pekerja jenis ini karena eksist ensi kerja dem ikian m enyulit kannya unt uk m em bedakan w akt u ist irahat dengan w akt u kerja. Apa yang mengiringi keseluruhan w akt u hidup seorang individu adalah kerja m encari nafkah dan kebim bangan berada di persim pangan jalan kapan harus m elakukan kerja produksi dan kapan harus mengkonsum si w akt u rekreat if. Akt ifnya secara bersam aan baik kerja produksi dan rekreasi meraw at jalinan hubungan sosial dengan klien kem udian dim at erialkan di dalam dan oleh proses kom unikasi. Peluang bisnis kedua akt ivit as t ersebut dit angkap oleh para perusahaan bisnis t eknologi kom unikasi informasi sert a seluruh rant ing sekt oralnya. Tingginya kont ribusi finansial sekt or jasa t elekom unikasi dari t ahun ke t ahun dalam laporan BPS m em perlihat kan st rat egisnya sekt or t ersebut dalam m em bent uk dan m em pert ahankan cara hidup pekerja kom odit i imat erial.

(8)

8

Pekerja di universit as sebenarnya juga t idak luput dari bent uk akt ivit as dari produksi komodit i yang im at erial, t at a organisasi sosial dari kerja im at erial, karakt erist ik pekerjaan dan fungsi sepert i saya jelaskan di at as. Lalu apakah dosen, m isalnya, dapat disebut sebagai bagian dari kelas pekerja? Jika beranjak dari posisi t ent ang t esis ‘imm at erial labor’ di at as m aka ya, dosen m erupakan bagian dari kelas pekerja. Cara produksi kom odit i im at erial yang dilakukan oleh dosen dalam periode proyek kom ersialisasi pendidikan neolib pada prinsipnya sam a. M isalnya, bent uk akt ivit as dari produksi komodit i im at erial ‘mem beri jasa pelayanan perkuliahan’ dilakukan dengan m engerahkan (a) kapasit as int elekt ual dosen unt uk secara kreat if m enghasilkan m et ode perkuliahan yang at rakt if, (b) lew at ket eram pilan m anual m engoperasikan pirant i lunak audio-visual dan t eknologi pelayanan kuliah lainnya, dan (c) posisinya dalam mengam pu mat a kuliah dan proyek-proyek penelit ian dit ent ukan dari seberapa t eram pil ia mengelola hubungan sosial dengan sesam a kolega dan m ahasisw a agar t idak t erkena pem ecat an. Inst rumen unt uk m enjaga agar seorang dosen m am pu m engelola hubungan sosial it u dit andai dengan adanya borang evaluasi m ahasisw a at as proses perkuliahan, borang evaluasi m anajem en universit as berbasis TQM , peer evaluat ion, dab sebagainya.

Penutup

M enolak kekelindanan ant ara polit ik dan sains—m enolak pendasaran saint ifik at as polit ik—berart i m enyat akan bahw a polit ik m est i dibasiskan pada sesuat u yang ekst ernal t erhadap sains. Sesuat u yang ekst ernal it u bisa apa saja, m ulai dari nilai-nilai moral, agam a, hobi, kenakalan rem aja, pergaulan bebas, krisis paruh baya, invasi alien, khayalan siang bolong, dan lain sebagainya. Dengan kat a lain, polit ik dibasiskan pada obskurant ism e yang menghindari segala bent uk just ifikasi ilm iah. M anolak kepeloporan organisasional, yang merupakan m at erialisasi visi t ent ang polit ik yang berbasis sains, berart i m enyat akan bahw a polit ik ialah soal mengekspresikan apa yang kebet ulan melint as di benak m asing-masing individu dan m em perjuangkannya sam bil menolak adanya krit eria obyekt if t ent ang kebenaran yang dipakai m engevaluasi lalu-lint as ekspresi it u. Dengan dem ikian, set iap individu at au kelom pok individual t am pil dalam individualit asnya yang unik. Seorang yang percaya bahw a sat e adalah m akanan t erenak di dunia akan m em perjuangkan secara polit ik kepercayaannya agar dirat ifikasi dalam UUD. Sem ent ara kelom pok pecint a pet ak um pet akan m em perjuangkan secara polit ik agar m asyarakat diat ur berdasarkan prinsip pet ak um pet .23 Art inya, polit ik jadi soal art ikulasi gosip.

Penolakan prinsip sent ralism e demokrat ik sebagai prinsip kepeloporan organisasional sam a dengan pengakuan at as efekt ivit as daya kreat if self-int erest manusia. Bahw a ada benarnya m anusia mem punyai daya kreat if diri t et api pengakuan t ersebut just ru juga m elet akkan landasan bagi m unculnya self-int erest lainnya. Jika dem ikian m aka t idak masuk akal m asyarakat sebagai gejala sui generis bisa ada dari set an-set an yang saling bersaing. Di sini let ak inkonsist ensi pandangan bahw a ‘an-set iap orang adalah pelaku perubahan’.

Penghindaran at as m ist ifikasi di at as m ensyarat kan penerim aan at as Sosialisme ilm iah yang dirum uskan dalam dist ingsinya dengan sosialism e ut opis. George Lukacs menunjukkan let ak soal ant ara keduanya di dalam pam flet yang dit ulis beberapa saat set elah Lenin m eninggal. Lukacs m enulis, ‘Tujuan dari realisme

Lenin, realpolit ik-nya, adalah penghausan t ot al at as segala bent uk ut opianisme, pemenuhan konkrit at as isi program M arx : sebuah t eori yang menjadi prakt is, sebuah t eori t ent ang prakt ik.[...] Ut opianisme revolusioner (sosialisme ut opis.mb) adalah sat u upaya unt uk mengangkat diri dengan jalan menarik rambut nya sendiri, unt uk mendarat dengan sekali lompat an ke sebuah dunia yang sepenuhnya baru, ket imbang melalui pemahaman—dengan bant uan dialekt ika—t ent ang evolusi dialekt is yang baru dari yang lama.’ It ulah dist ingsi t ajam ant ara sosialism e ut opis dengan sosialisme ilm iah. Sosialism e ut opis at au ‘ut opianism e revolusioner’ mensyarat kan sejenis lom pat an im an m enuju t at anan yang serba-m eserba-m bebaskan secara serent ak. Sosialisserba-m e ilserba-m iah at au ‘realisserba-me Lenin’ serba-m ensyarat kan penyelidikan t ent ang t ransform asi dari yang lama ke yang baru. Yang pert am a bergerak di t at at an iman, yang kedua bergerak di

23

(9)

9

t at aran m at eri realit as hist oris. Bagaim ana penyelidikan ini dijalankan? Apa prinsip-prinsipnya? Lukacs m enyebut soal dialekt ika.

Kit a hidup di sebuah era dim ana sains dipandang hanya berfungsi inst rument al dan kerapkali just ru dipandang sebagai fakt or alienat if t erhadap eksist ensi m anusia. Ilm u penget ahuan dengan pendasaran m et odologis yang ket at dianggap hanya sebagai salah sat u bagian dari banyak model konst ruksi kebenaran sepert i m isalnya kebiasaan kult ural, kepercayaan mist is-puit is, dsb. Bahkan t ak jarang keseluruhan ilm u penget ahuan dipandang hanya sebagai efek kekuasaan t ert ent u, suat u bent uk rezim penget ahuan yang m elayani rezim kepent ingan t ert ent u. Dengan begit u, ilm u penget ahuan secara keseluruhan disam akan dengan ideologi dan, oleh karena it u, dipandang berciri relat if. Dem ikianlah, M arxisme direduksi menjadi

sekedar krit ik ideologi. Kebenaran M arxism e sebagai sains dikeroposkan menjadi sekedar st udi krit ik kebudayaan. Im plikasinya t idak t erlalu mengenakkan : kapit alism e menyerap krit ik kebudayaan dan m engubahnya jadi kom odit i yang dapat dipasarkan. M isal, sim bol-sim bol budaya yang t adinya digunakan sebagai perlaw anan sepert i m usik-m usik indie, punk, Che Guevara, bahkan M arx sendiri diubah menjadi dagangan. Sem ent ara realit as relasi ekonom i-polit ik kerja upahan yang m endasari produksi dan reproduksi m asyarakat dim ana sim bol-sim bol it u dihasilkan t et ap t idak t ersent uh.

Ket ika M arxisme diident ikkan dengan krit ik ideologi dan krit ik ideologi ini berangkat dengan asum si t iada dist ingsi ant ara sains dan ideologi (bahw a segala sesuat unya ideologis, relat if t erhadap kuasa), m aka sejat inya M arxism e it u sendiri dibuat jadi ideologi sem at a, dibuat jadi sist em kepercayaan yang posisinya relat if t erhadap sist em -sist em kepercayaan lainnya. M arxism e, dengan kat a lain, direduksi menjadi

relat ivisme sehari-hari. Art inya, t idak ada w acana yang benar, sem ua w acana bersifat relat if dan t ak lebih dari sekedar efek kuasa. Jika M arxism e dibaca secara relat ivis dan dilucut i dari kapasit asnya sebagai sains, lant as apa krit eria dasar dari pem bacaan at as sebuah sit uasi? Tak pelak lagi : suat u percam puran ant ara sent imen, m ood, kegalauan bat in dan frase-frase hafalan yang mengem uka dalam konsep-konsep abst rak sepert i Kem anusiaan, Kebebasan, Penindasan, Keadilan, dan sederet konsep lainnya yang t ak dihubungkan

dengan kondisi mat erial obyekt if bagi keberadaannya. M arxisme diyakini karena kebet ulan sedang jadi t rend fashion, bukan karena M arxisme benar adanya. Konsekuensinya, ia akan jat uh pada kasuism e, romant isism e, dan akhirnya barbarisme.

M arxism e yang benar adanya berart i bahw a ia bersifat ilm iah. Lant as apa yang dim aksud m enjadi ilm iah? M enjadi ilm iah adalah soal paham akan kenyat aan yang berada di luar subyek penahu. M enget ahui ‘bat u’ bukanlah m enget ahui kesan kit a t ent ang ‘bat u’ m elainkan m enget ahui ‘bat u’ it u sendiri t erlepas dari kesan kit a t ent angnya. Jadi apabila ingin m em ilah m ana sains dan m ana ideologi m aka proses it u harus dim ulai / m ensyarat kan pem ilahan ant ara esensi dan penampakan. “ Segala sains akan mubazir apabila bent uk

penampakan dari sesuat u secara langsung ident ik dengan esensinya,” t ulis M arx. Tugas sains adalah m encapai penget ahuan t ent ang esensi sesuat u dan bukan kesan-kesan yang nam pak dari sesuat u. M at erialisme Dialekt is sebagia met ode analisa sit uasi dengan dem ikian, berurusan dengan prosedur unt uk m encapai penget ahuan t ent ang esensi sit uasi, bukan keragam an fenomenalnya. M at erialisme dialekt is m enunt un kit a unt uk m emusat kan pencarian pada syarat mat erial minimal dari adanya sesuat u yang jika konfigurasi elem en m at erial m inim al yang diperlukan dari adanya sit uasi it u hilang m aka keseluruhan sit uasi akan t um bang.

Referensi

Dokumen terkait

20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Unit Organisasi : 1. Ludis, M.Si

 Peristiwa setelah proklamasi kemerdekaan di Brebes, Tegal, Pemalang di Karesidenan Pekalongan berupa gerakan mendaulat elit birokrat, pangreh praja.. (residen, wedana, camat)

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor : 060/014/ULP/PUSKESWAN/VIII/2016 tanggal 04 Agustus 2016 Pada hari ini Kamis tanggal Empat bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas ,

(Serat us dua belas jut a t ujuh rat us t ujuh puluh t ujuh ribu rupiah) Demikian disampaikan unt uk diket ahui, dan at as perhat iannya diucapkan t erima

sebuah bidang yang amat vital bagi perusahaan, ibaratnya pemasaran adalah ruh bagi.. mati hidupnya suatu

Tempat : Sekretariat Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Belitng. Demi kelancaran proses klarifikasi dan pembuktian kualifikasi,

“Biarpun kau mengaku muridnya, akan tetapi aku tetap tidak percaya bahwa Ang-bin Sin-kai akan bersikap seperti kalian. Tak dapat aku membayangkan bahwa pahlawan besar itu boleh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan gaya manajemen konflik pada mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan mahasiswa yang memiliki