• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA E (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA E (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

ANALISA KONDISI PEREKONOMIAN

INDONESIA ERA REFORMASI

Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Sesi 01

(Dosen: Prof. Dr. Lia Amalia, MM)

Di susun oleh:

Faqih Alfi Syahril 201411287

Mohammad H. T. 201411090

Indra Sakti 201411286

Yongki 201411124

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini. Makalah dengan judul “Analisa Kondisi Perekonomian Indonesia Era Reformasi” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pada mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Makalah ini membahas tentang permasalahan yang terjadi pada era reformasi khususnya dalam bidang ekonomi. Pada akhirnya, kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan kita mengenai perekonomian era reformasi.

Terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Lia Amalia, MM dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan masukan-masukan yang sangat berarti bagi penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai perekonomian di era reformasi.

Kami menyadari makalah ini masih perlu disempurnakan lagi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari para pembaca.

Jakarta, Mei 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 1

C. Batasan Masalah ... 1

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

A. Ekonomi ... 2

... B. Kemiskinan ... 2

C. Kesenjangan Sosial ... 2

D. Koefisien Gini ... 2

E. Pertumbuhan Ekonomi ... 3

F. Reformasi ... 3

BAB III PEMBAHASAN ... 4

A. Lahirnya Reformasi ... 4

B. Faktor Penyebab Reformasi ... 5

C. Kesenjangan Sosial Era Reformasi ... 7

D. Utang Pemerintah Era Reformasi ... 8

E. Cadangan Devisa Era Reformasi ... 10

F. Pertumbuhan Ekonomi Era Reformasi ... 11

BAB IV PENUTUP ... 13

A. Kesimpulan ... 13

B. Saran ... 13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai akibat krisis moneter pertengahan tahun 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis pada tahun 1998 tetapi tumbuh kembali secara perlahan mulai tahun 1999. Namun sejak saat itu hingga kini (2006) ekonomi kita bergerak lambat dengan pertumbuhan yang rendah. Timbul keingintahuan mengapa ekonomi kita bergerak lambat dan apakah ini tanda-tanda bahwa perekonomian kita telah terperangkap pada pertumbuhan rendah. Apabila benar perekonomian kita telah terperangkap pada pertumbuhan rendah, apakah masih ada kemungkinan untuk bisa keluar dari perangkap tersebut dan apa langkah-langkah yang dapat ditempuh agar secara bertahap dapat keluar dari perangkap tersebut.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi, dan data dalam bekerja. Ekonomi banyak dibahas dalam sebuah ilmu khusus yang dikenal dengan nama ilmu ekonomi, yang di dalamnya mencakup sosiologi. sejarah, antropologi, dan geografi. Beberapa bagian ekonomi yang berupa ilmu terapan seperti produksi, distribusi, perdagangan, dan konsumsi juga dibahas dalam ilmu lain seperti ilmu teknik, manajemen, administrasi bisnis, sains terapan, dan keuangan. Ada banyak sektor dalam ekonomi, yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga sektor utama yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan, dan sektor tersier.

B. Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

C. Kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya perbedaan pendapatan antara si kaya dan si miskin.

D. Koefisien Gini

(6)

kesenjangan pendapatan dan kekayaan. Indeks ini menggunakan ukuran skala 0 sampai dengan 1 dengan angka 0 menunjukan tidak adanya kesenjangan sosial di masyarakat, sedangkan 1 menunjukan bahwa terjadi kesenjangan sosial yang “ekstrem” di masyarakat.

E. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.

F. Reformasi

Reformasi adalah proses pembentukan kembali suatu tatanan kehidupan (lama) diganti dengan tatanan yang baru. Tujuannya ke arah yang lebih baik dengan melihat keperluan masa depan. Selain itu juga menekankan kembali pada bentuk asal dengan menghentikan penyimpangan-penyimpangan dan praktik-praktik yang salah dengan melakukan perombakan menyeluruh dari suatu sistem kehidupan, baik dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial, maupun bidang pendidikan. Orang yang mendukung reformasi (menginginkan perubahan) disebut dengan reformis. Reformasi ekonomi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan ekonomi dl suatu masyarakat atau negara. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru, yaitu era reformasi

(7)

BAB III PEMBAHASAN

A. Lahirnya Reformasi

Di balik kesuksesan pembangunan di depan, Orde Baru menyimpan beberapa kelemahan. Selama masa pemerintahan Soeharto, praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) tumbuh subur. Praktik korupsi menggurita hingga kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada tahun 1998. Rasa ketidakadilan mencuat ketika kroni-kroni Soeharto yang diduga bermasalah menduduki jabatan menteri Kabinet Pembangunan VII. Kasus-kasus korupsi tidak pernah mendapat penyelesaian hukum secara adil. Pembangunan Indonesia berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Bahkan, antara pusat dan daerah terjadi kesenjangan pembangunan karena sebagian besar kekayaan daerah disedot ke pusat. Akhirnya, muncul rasa tidak puas di berbagai daerah, seperti di Aceh dan Papua. Di luar Jawa terjadi kecemburuan sosial antara penduduk lokal dengan pendatang (transmigran) yang memperoleh tunjangan pemerintah. Penghasilan yang tidak merata semakin memperparah kesenjangan sosial. Pemerintah mengedepankan pendekatan keamanan dalam bidang sosial dan politik. Pemerintah melarang kritik dan demonstrasi. Oposisi diharamkan rezim Orde Baru. Kebebasan pers dibatasi dan diwarnai pemberedelan Koran maupun majalah. Untuk menjaga keamanan atau mengatasi kelompok separatis, pemerintah memakai kekerasan bersenjata. Misalnya, program “Penembakan Misterius” (Petrus) atau Daerah Operasi Militer (DOM). Kelemahan tersebut mencapai puncak pada tahun1997-1998.

(8)

ditandai adanya keterpurukan di segala bidang kehidupan bangsa. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin menurun. Pemerintah kurang peka dalam menyelesaikan krisis dan kesulitan hidup rakyat. Kabinet Pembangunan VII yang disusun Soeharto ternyata sebagian besar diisi oleh kroni dan tidak berdasarkan keahliannya.

B. Faktor Penyebab Reformasi

Banyak faktor yang mendorong timbulnya Reformasi pada masa pemerintahan orba, terutama ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan hukum. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan. Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan krisis multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi, yaitu:

1. Krisis politik

Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya, demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang terjadi bukan demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk penguasa. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis. Ciri-ciri kehidupan politik yang represif, di antaranya:

 Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).

 Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi rekayasa.

(9)

 Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga negara (sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.

 Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Suharto dipilih menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapi pemilihan itu merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.

2. Krisis hukum

Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukum, pemerintah melakukan intervensi. Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa. Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasal 24 UUD 1945 yang menyatakan bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah(eksekutif).

3. Krisis ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ternyata, ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00 per dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi.

4. Krisis sosial

(10)

5. Krisis kepercayaan

Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Suharto. Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun kehidupan politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan hukum dan sistem peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan.

C. Kesenjangan Sosial Era Reformasi

Pada era reformasi, Indonesia mengalami tingkat kesenjangan sosial yang meningkat setiap tahunnya. Kesenjangan sosial mengakibatkan jumlah orang miskin meningkat sehingga koefisien gini juga naik karena setiap orang terkena dampak pada era reformasi. Namun, orang kaya yang paling terpukul keras oleh dampak tersebut. Berikut ini rasio koefisien gini pada era

Grafik 1. Rasio Gini Indonesia pada 1999-2015 (sumber: BPS)

(11)

Grafik 2. Jumlah pengangguran pada era reformasi

Era reformasi yang menyebabkan berbagai masalah telah meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia. Tidak hanya itu tingkat kemiskinan akibat bertambahnya jumlah pengagguran juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Grafik 3. Jumlah kemiskinan pada era reformasi

D. Hutang Pemerintah Era Reformasi

(12)

Saat dilantik sebagai presiden, Soeharto sudah menanggung beban utang dari Soekarno . Tapi, bukannya melunasi utang sebelumnya, Soeharto yang berkuasa selama lebih dari 32 tahun justru semakin rajin melakukan pinjaman baru. Bedanya, Soeharto tidak memilih utang dari negara blok timur, tapi cenderung ke blok barat dan lembaga asing semisal Bank Dunia dan IMF. Warisan utang dari Hindia Belanda yang sempat dibatalkan oleh Soekarno , justru di re-schedule ulang oleh Soeharto pada 1964. Selain mereschedule ulang, Soeharto juga mendapat komitmen pinjaman baru. Utang di era Soeharto , kata dia, diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi. Mulai dari bangun infrastruktur, bangun pabrik, industri, dan lain-lain. Tapi yang tidak dilupakan adalah utang di era Soeharto banyak disebut utang haram karena tidak bisa dipertanggungjawabkan (korupsi). Data yang ada menyebutkan, rezim orde baru berutang sebesar Rp1.500 triliun yang jika dirata-ratakan selama 32 tahun pemerintahan Soeharto , utang negara bertambah sekitar Rp 46,88 triliun tiap tahun. Saat dilengserkan pada 1998, Soeharto pun melanjutkan tradisi mewarisi utang ke Presiden Habibie. Utang luar negeri mencapai USD 53 miliar ditambah utang BLBI yang dimasukkan sebagai utang dalam negeri. Totalnya, Soeharto mewarisi utang sekitar USD 171 miliar.

Grafik 4. Utang pemerintah pada era reformasi

(13)

Presiden Megawati Soekarno putri yang duduk menjadi orang nomor satu di republik ini setelah Gus Dur lengser. Di masa Megawati berkuasa, terjadi penurunan jumlah utang melalui penjualan aset-aset negara. Pada 2001 utang Indonesia sebesar Rp 1.273,18 triliun turun menjadi Rp 1.225,15 triliun pada 2002. Sayangnya, di tahun-tahun berikutnya utang Indonesia terus meningkat. Pada 2004, total utang Indonesia menjadi Rp 1.299,5 triliun.Budaya warisan utang berlanjut ke era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah mendapat warisan utang sebesar RP 1.299 triliun, utang Indonesia justru semakin membengkak menjadi Rp 1.700 triliun di 2009 atau lima tahun pertama masa kepemimpinan SBY. Catatan positif pada masa kepemimpinan SBY, Indonesia melunasi utang-utangnya pada dana moneter internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang telah menjerat sejak 1997. Pada Oktober 2006, sisa utang pada IMF sebesar USD 3,7 miliar yang harusnya jatuh tempo pada 2010 telah diselesaikan oleh BI. Sebelumnya, pada Juni 2006, BI juga membayar utang ke IMF sebesar Rp 3,7 miliar. Jadi, dalam waktu satu tahun anggaran, sisa utang ke IMF sebesar Rp 7,4 miliar telah dilunasi. Data terbaru, menjelang berakhirnya masa kepemimpinan SBY di 2014, utang Indonesia semakin menggunung. Per April 2013, utang pemerintah sudah menembus Rp 2.023 triliun.

E. Cadangan Devisa Era Reformasi

Cadangan devisa merupakan aspek terpenting dalam menyangga perekonomian suatu negara. Aspek penting disini karena cadangan devisa dapat digunakan oleh pemerintah untuk menyeimbangkan pembayaran internasional, menstabilkan nilai tukar suatu negara, serta melakukan pembayaran ke luar negeri.

Grafik 5. Cadangan devisa pada era reformasi

(14)

F. Pertumbuhan Ekonomi Era Reformasi

Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia turun (-13,16%) pada 1998, bertumbuh sedikit (0,62%) pada tahun 1999 dan setelah itu makin membaik. Laju pertumbuhan tahunan 1999 – 2005 berturut-turut sbb.: 0,62%, 4,6%, 3,83%, 4,38%, 4,88%, 5,13% dan 5,69%. Ekonomi kita bertumbuh dari hanya 0,62% berangsur membaik pada kisaran 4% antara tahun 2000 s.d. 2003 dan mulai tahun 2004 sudah masuk pada kisaran 5%. Pemerintah pada mulanya menargetkan pertumbuhan ekonomi 2006 adalah 6,2% tetapi kemudian dalam APBN-P 2006 merubah targetnya menjadi 5,8%; namun BI memperkirakan laju pertumbuhan 2006 adalah 5,5% lebih rendah dari laju pertumbuhan 2005. Patut diduga bahwa laju pertumbuhan tahun 2007 akan lebih rendah lagi karena investasi riil tahun 2006 lebih rendah dari tahun 2005.

(15)

Persentase orang miskin pada mulanya juga terus menurun, tetapi sejak tahun 2005 sudah mulai bertambah. Hal ini disebabkan oleh sektor yang bertumbuh itu adalah sektor non-riil

Grafik 6. Pertumbuhan ekonomi pada era reformasi

Pertumbuhan ekonomi memiliki dua sisi: kuantitas dan kualitas. Kuantitas diukur dalam bentuk % pertumbuhan per tahun, misalnya 5%, 7%, dan sebagainya. Namun pertumbuhan ekonomi juga memiliki unsur kualitas yaitu sektor atau komoditas dominan yang menciptakan pertumbuhan itu. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat di bagi atas beberapa kategori. Menurut Robinson kategori pertumbuhan ekonomi suatu negara yaitu:

Tabel 1. Klasifikasi pertumbuhan ekonomi Robinson

(16)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Reformasi adalah proses pembentukan kembali suatu tatanan kehidupan lama diganti dengan tatanan yang baru.. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru, yaitu era reformasi. Era reformasi di timbulkan oleh beberapa faktor yang berujung pada krisis multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi. Faktor tersebut antara lain krisis ekonomi, krisis politik, krisis sosial, krisis hukum dan krisis kepercayaan.

Reformasi di Indonesia berdampak paling dominan dari segi sosial dan ekonomi. Dari segi sosial melalui era reformasi terjadi kesenjangan sosial yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dari perubahan rasio koefisien gini yang semakin menunjukan trend peningkatan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan dari segi ekonomi, era reformasi membawa kondisi ekonomi Indonesia mengalami fluktasi yang signifikan yang tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi, utang pemerintah dan cadangan devisa negara.

B. Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin.1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2016. Gini Ratio Menurut Provinsi Tahun 1996, 1999,

2002, 2005, 2007-2013.

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1493. Diakses pada 10 Mei 2016

Boediono. 1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Jhingan, M. L. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (terjemahan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno Wisnu., 2008. Makro Ekonomi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gambar

Grafik 1. Rasio Gini Indonesia pada 1999-2015 (sumber: BPS)
Grafik 2. Jumlah pengangguran pada era reformasi
Grafik 4. Utang pemerintah pada era reformasi
Grafik 5. Cadangan devisa pada era reformasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Schneiders (1955) penyesuai- an diri seseorang dapat dilihat dari aspek- aspeknya yaitu 1) penyesuaian pribadi adalah penerimaan individu terhadap diri- nya

Saya merasa puas dengan fasilitas yang disediakan oleh Bank BNI cabang USU (Ruang Parkir, dll) 4.. Biaya yang saya

“ Berdasarkan rekam jejak yang dilakukan Sat Lantas Tebing Tinggi, “City Car” yang paling banyak menimbulkan insiden di jalan raya dan kebanyakan korbannya tidak dapat

Lickona (2007: 10) menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,

 Mengenal beragam fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori-teori serta metode yang berkembang dalam bidang fisika, kimia, biologi, geologi, dan astronomi.  Memahami aplikasi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis

Berdasarkan Peta jarak terhadap jalan Kecamatan Playen sebagai kriteria dalam analisis kesesuaian lahan permukiman di atas menunjukkan bahwa subkriteria jarak

Uraian tersebut di atas menjelaskan bahwa audit internal merupakan sebuah penilaian sistematik dan obyektif yang dilakukan oleh auditor internal terhadap operasi