PENGARUH CITRA INSTANSI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABELMODERATINGPADA UPTD PELAYANAN PENDAPATAN
PROVINSI DI KOTA SUNGAI PENUH
ARTIKEL
PAUZI ARIF NPM. 1210018212103
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
Pengaruh Citra Instansi dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat dengan Implementasi Sistem Informasi sebagai VariabelModeratingpada UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
Pauzi Arif, Syafrizal Chan, Irda
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
email:[email protected]
ABSTRACT
The purpose of the study was to examine the role of information system implementation as moderating variable on the relationship between institution image and service quality and public satisfaction. The population oh the study was the owners of motorcycle and car in Sungai Penuh City. The number of sample was 100 respondents by employing accidental sampling in sampling method. In order to test hypotheses, the study performs moderated regression analysis. The results of analysis found displayed that first, institution image and service quality positively and significantly effect public satisfaction. Second, Implementation of information system was found to have positive and significant effect on public satisfaction. Third, Implementation of information system was found to moderate the relationship between service quality and public satisfaction. Fourth, Implementation of information system did not found to moderate the relationship between institution image and public satisfaction. The study findings recommended to institutional image, service quality as well as implementation of information system.
Keywords: Institution Image, Service Quality, Information System, and Public Satisfaction.
PENDAHULUAN
Salah satu daerah yang memandang
penting sumber penerimaan pajak untuk
meningkatkan PAD adalah Provinsi Jambi.
Oleh karena itu Provinsi Jambi membentuk
satuan kerja perangkat daerah dengan
sebuah dinas yaitu Dinas Pengelolaan
Keuangan Daerah yang berfungsi sebagai
pejabat pengelola keuangan Daerah dalam
mengelola Belanja Pemerintah Daerah
Provinsi. Berdasarkan Peraturan Gubernur
Jambi No.38 Tahun 2012 tentang rincian
tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah Jambi
menjelaskan bahwa tugas pokok Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah Jambi adalah
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
bidang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penerimaan daerah yang bersumber dari
pajak daerah terdiri dari penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik
Nama Kendararaan Bermotor (BBNKB) dan
pajak Air Permukaan. Untuk pengelolaan
penerimaan daerah tersebut maka Dinas
Jambi telah membentuk UPTD/Samsat yang
tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Salah
satu UPTD/Samsat tersebut berada di Kota
Sungai Penuh yang memiliki tugas pokok
melaksanakan pemungutan pendapatan
daerah sesuai dengan bidang teknisnya
Salah satu fungsi utama UPTD/Samsat
di Kota Sungai Penuh adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Sebagaimana
layak sebuah organisasi publik, UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh dituntut untuk mampu
memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat atau publik yang pada gilirannya
akan menciptakan kepuasan masyarakat.
Kepuasan masyarakat merupakan
analogi dari kepuasan konsumen yaitu
merupakan perasaan senang atau kecewa
yang dirasakan oleh masyarakat dengan cara
membandingkan antara harapan dan
kenyataan (Kotler dan Keller, 2011).
Fenomena yang berkaitan dengan indeks
kepuasan masyarakat (IKM) memperlihat
masih rendah tingkat kepuasan yang
dirasakan oleh masyarakat yang dapat
dilihat dari jenis dan jumlah serta
perkembangan komplain atau keluhan
masyarakat yang disampaikan dalam bentuk
kotak saran terhadap layanan PKB dan
BBNKB pada UPTD Pelayanan Pendapatan
Provinsi di Kota Sungai Penuh.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen adalah kualitas
pelayanan (Kotler dan Keller, 2011) dan
citra instansi (Anung, 2013). Berdasarkan
kajian literatur empiris, penulis menemukan
gap lietaratur dimana pengaruh variabel
kualitas pelayanan terhadap kepuasan masih
bersifat ambigu. Dengan kata lain bahwa
sebagian peneliti menemukan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan (Fahmi dkk, 2012; Jaka,
2012; Rinda & Nur, 2012; Auli, 2013;
Ajeng dkk, 2013) dan peneliti lain
menemukan bahwa kualitas pelayanan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
(Nurul, 2012, Suwardi, 2011; Yuliarmi &
Riyasa, 2007).
Hal yang sama juga terjadi pada
pengaruh variabel citra terhadap kepuasan
dimana sebagian peneliti menemukan bahwa
citra berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan (Christian, 2013; Fransisca, 2012;
Anung, 2013) dan sebagian peneliti lainnya
menemukan bahwa citra tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan (Nurul, 2012;
Rita dkk, 2013). Disisi lain Sekaran (2006)
menjelaskan bahwa apabila pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
masih bersifat ambigu, maka peneliti
berikutnya dapat menempatkan variabel
tersebut harus pernah diuji sebelumnya
sebagai variabel bebas terhadap variabel
terikat. Berdasarkan penjelasan diatas,
penulis mempertimbangkan variabel sistem
informasi sebagai variabel moderating. Hal
ini didukung oleh penelitian terdahulu
dimana variabel sistem informasi
sebelumnya pernah diuji sebagai variabel
bebas terhadap kepuasan (Elfreda, 2014).
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh
pemilik kendaraan bermotor Roda 2 dan
Roda 4 pada UPTD Pelayanan Pendapatan
Provinsi di Kota Sungai Penuh periode
Bulan Januari s/d April 2014 yaitu sebanyak
21.772 Orang. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 100 orang
(menggunakan rumus Slovin dalam Sekaran,
2006), sedangkan teknik penarikan sampel
yang digunakan adalah accidental sampling
yaitu penarikan sampel secara kebetulan
dimana siapa saja publik yang bertemu
disaat penyebaran kuesioner dilakukan maka
dijadikan responden.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuisioner yang bersifat
tertutup. Menurut Bungin (2010) kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang dirancang
sedemikian rupa untuk merekam data
tentang persepsi responden, dimana
alternatif jawaban yang harus dijawab oleh
responden telah tersedia dalam kuesioner
tersebut
Definisi Operasional Variabel
Kepuasan masyarakat adalah data dan
informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif
atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan
membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya (Keputusan Menpan No. 25
Tahun 2004). Pengukuran variabel
Kepuasan Masyarakat menggunakan 4
indikator yang diadaptasi dari Keputusan
Menpan No. 25 Tahun 2004 yaitu: (1)
Prosedur, Persyaratan & Kejelasan petugas.
(2) Kedisiplinan, Tanggung jawab,
Kemampuan & Kesopanan petugas. (3)
Kecepatan, Kenyamanan, Keamanan &
Keadilan layanan.
Citra instansi adalah persepsi
masyarakat tentang UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
tentang layanan PKB dan BBNKB yang
ada pada pikiran masyarakat (Kotler dan
Keller, 2011). Pengukuran citra instansi
menggunakan tujuh item pernyataan yang
diadaptasi dari Kotler dan Keller (2011)
serta Dikha dan Djumilah (2012) yaitu: (1)
Reputasi, (2) Pelayanan yang kooperatif,
(3) Akses terhadap pelayanan, (4)
Pengajuan keluhan atau complain, (5)
Komitmen dan tanggung jawab social, (6)
Kepercayaan, dan (7) Pengalaman.
Kualitas pelayanan adalah mutu
layanan PKB dan BBNKB yang
dilaksanakan oleh UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat (Parasuraman dkk, 1991).
Pengukuran kualitas pelayanan
menggunakan 5 indikator yang diadaptasi
dari Parasuraman, Barry dan Zeithalm
(1991) yaitu: (1) Tangibles, (2) Empathy,
(3) Reliability, (4) Responsiveness, dan (5)
Assurance.
Implementasi sistem informasi
merupakan sekumpulan prosedur layanan
PKB dan BBNKN yang dilaksanakan pada
UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi di
Kota Sungai Penuh yang memberikan
informasi bagi masyarakat (Ladjamudin,
2011). Pengukuran variabel implementasi
sistem informasi menggunakan 2 indikator
yang diadaptasi dari Falahah dan Iwan
(2011) dan Novita (2006) yaitu: (1)
Akurasi informasi, dan (2) Utilitas
informasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil responden menunujukkan kebanyak
responden adalah laki-laki (78%), usia
antara 28-38 tahun (45%), pendidikan
SLTA (51%), jenis layanan PKB Roda 2
(48%), dan pekerjaan sebagai PNS (33%).
Uji validitas menggunakan corrected
item-total correlation lebih besar dari 0,30
(Malhotra, 1993), dan uji reliabilitas
menggunakancronbach’s alpha lebih besar
dari 0,70 (Sekaran, 2006). Hasil Uji
validitas dan reliabilitas dapat dilihat
sebagai berikut:
Variabel Jumlah
Kepuasan Masyarakat (Y) 14 1 13 0,925 Reliabel
Citra Instansi (X1) 7 - 7 0,904 Reliabel
Kualitas Pelayanan (X2) 22 1 21 0,967 Reliabel
Implementasi Sistem Informasi (M) 7 - 7 0,867 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas ditemukan 1 item yang
tidak valid pada variabel kepuasan
masyarakat dan 1 item tidak valid pada
variabel kualitas pelayanan. Item
pernyataan yang tidak valid tersebut tidak
digunakan dalam analisis.
Hasil analisis deskriptif variabel
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif
No Variabel Jumlah 1 Kepuasan Masyarakat (Y) 13 5.244 4,03 80,55 Puas 2 Citra Instansi (X1) 7 2.269 3,24 64,80 Tidak Baik
3 Kualitas Pelayanan (X2) 21 8.105 3,86 77,14 Cukup Baik
4 Implementasi Sistem Informasi (M)
7 2.167 3,10 61,95 Tidak Baik
Sumber: Data Primer yang diolah
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji normalitas, linearitas,
multikolonearitas dan heteroskedastisitas.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan
Kolmogorov Smirnov, menyimpulkan
bahwa residual terdisitribusi secara normal.
Uji linearitas dari penelitian ini
disimpulkan bahwa variabel citra instansi,
kualitas pelayanan, dan implementasi
sistem informasi memiliki hubungan yang
linear dengan kepuasan masyarakat karena
memiliki signifikan lebih kecil dari 0,05.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF), dan menemukan
bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas
karena nilai tolerance lebih besar dari 0,10
dan VIF lebih kecil dari 10. Uji
Heteroskedastisitas menggunakan uji
Glejser yang menemukan bahwa tidak
terjadi gejala heteoskedastisitas, karena
semua variabel mimiliki nilai signifikan
lebih besar dari 0,05.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian
ini menggunakan Moderated Regression
Analysis (MRA) yaitu aplikasi khusus
regresi linear berganda dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi atau perkalian (Lie, 2009).
Tabel 3. HasilModerated Regression Analysis(MRA)
Model 1 Model 2 Model 3 Konstanta, Variabel Bebas dan
Moderating β Sig. β Sig. β Sig.
Konstanta (a) 1,525 0,000 1,242 0,000 1,145 0,040
Citra Instansi (X1) 0,415 0,000 0,245 0,002 0,261 0,430
Kualitas Pelayanan (X2) 0,312 0,000 0,269 0,000 1,045 0,001
Implementasi Sistem Informasi (M)
- - 0,324 0,001 1,412 0,000
X1.M - - - - 0,025 0,823
X2.M - - - - 0,281 0,005
F hitung 48,755 0,000 39,760 0,000 30,654 0,000
R2 0,501 0,554 0,620
R2change 0,501 0,053 0,066
Sumber: Data Primer yang diolah
Hasil analisis regresi berganda yang
ditampilkan pada table diatas dapat
dikemukakan persamaan regresinya sebagai
berikut
Y= 1,525 + 0,415X1 + 0,312X2 + e...(Model 1)
Y= 1,242 + 0,245X1 + 0,269X2 + 0,324M + e...(Model 2)
Y= 1,145 + 0,261X1 + 1,045X2 + 1,412M + 0,025X1M + 0,281X2M + e…………. (Model 3)
Hasil moderated regression analysis
pada Tabel 4.18 diatas dapat dijelaskan
dimana pada Model 1 ditemukan koefisien
regrsi variabel citra instansi (X1) 0,415 dan
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa citra
instansi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan masyarakat. Koefisien
regrsi variabel kualitas pelayanan (X2)
adalah 0,312 dan signifikan 0,000 (lebih
kecil dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan
masyarakat.
Pada Model 2 ditemukan koefisien
regresi variabel implementasi sistem
informasi (M) adalah 0,324 dan signifikan
0,001 (lebih kecil dari 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa varibel implementasi
sistem informasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan masyarakat.
Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) dapat
Pada Model 3 ditemukan koefisien regrsi
varibel interaksi antara citra instansi dan
implementasi sistem informasi (X1.M)
adalah 0,025 dan signifikan 0,823 (lebih
besar dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa implementasi sistem informasi tidak
berperan sebagai variabel moderasi pada
pengaruh citra instansi terhadap kepuasan
masyarakat. Dengan demikian hipotesis
keempat (H4) tidak dapat diterima atau
ditolak. Selanjutnya koefisien regrsi varibel
interaksi antara kualitas pelayanan dan
implementasi sistem informasi (X2.M)
adalah 0,281 dan signifikan 0,005 (lebih
kecil dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa implementasi sistem informasi
berperan sebagai variabel moderasi pada
pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan masyarakat. Dengan demikian
hipotesis kelima (H5) dapat diterima.
Temuan penelitian ini memberikan makna
bahwa jika dimasa yang akan datang UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh mampu meningkatkan
implementasi sistem informasi maka hal
tersebut akan dapat meningkatkan kepuasan
masyarakat dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB. Namun sebaliknya, jika
dimasa yang akan datang UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
tidak mampu meningkatkan implementasi
sistem informasi maka hal tersebut akan
dapat menyebabkan masyarakat semakin
tidak puas dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB.
Tabel 3 memperlihatkan nilai R2 Model
1 sebesar 0,501 yang dapat diartikan bahwa
kontribusi citra instansi (X1) dan kualitas
pelayanan (X2) terhadap kepuasan
masyarakat (Y) adalah 50,1%. Sedangkan
R2 Model 3 ditemukan sebesar 0,620 yang
bemakna bahwa keberadaan implementasi
sistem informasi sebagai variabel moderasi
telah memperkuat pengaruh citra instansi
(X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap
kepuasan masyarakat sebesar 11,9% (dari
50,1% naik menjadi 62%).
PEMBAHASAN
Citra Instansi dan Kepuasan Masyarakat
Hasil analisis deskriptif menemukan
nilai rata-rata variabel citra instansi adalah
3,24 dan TCR 64,80%. Temuan ini
bermakana bahwa citra instasi UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh termasuk kedalam kategori
tidak baik. Selanjutnya hasil analisis
variabel kepuasan masyarakat adalah 4,03
dan TCR 80,55%. Temuan ini bermakana
bahwa kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
termasuk kedalam kategori puas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pertama (H1) diketahui bahwa citra instansi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan masyarakat pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh.
Hasil pengujian hipotesis ini bermakna
berarti bahwa jika dimasa yang akan datang
UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi di
Kota Sungai Penuh mampu meningkatkan
citra instansinya maka hal tersebut akan
dapat meningkatkan kepuasan masyarakat
dalam menerima layanan PKB dan BBNKB.
Namun sebaliknya, jika dimasa yang akan
datang UPTD Pelayanan Pendapatan
Provinsi di Kota Sungai Penuh tidak mampu
meningkatkan citra instansinya maka hal
tersebut akan dapat menyebabkan
masyarakat semakin tidak puas dalam
menerima layanan PKB dan BBNKB.
Temuan penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian terdahulu (Anung, 2013;
Christian, 2013; Fransisca dkk, 2012)
dimana semua peneliti terdahulu tersebut
menemukan bahwa variabel citra memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepuasan. Dengan demikian dari
hasil penelitian ini terlihat betapa
pentingnya citra instansi, karena itu maka
pimpinan hendaknya selalu berupaya untuk
meningkatkan citra instansi UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh sehingga akan memberikan
dampak positif bagi peningkatan kepuasan
masyarakat dalam menerima layanan
khususnya bidang PKB dan BBNKB.
Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Masyarakat
Hasil analisis deskriptif menemukan
nilai rata-rata variabel kualitas pelayanan
adalah 3,86 dan TCR 77,14%. Temuan ini
bermakana bahwa kualitas pelayanan PKB
dan BBNKB yang diberikan oleh UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh kepada masyarakat termasuk
kedalam kategori cukup baik. Selanjutnya
hasil analisis deskriptif menemukan nilai
rata-rata variabel kepuasan masyarakat
adalah 4,03 dan TCR 80,55%. Temuan ini
bermakana bahwa kepuasan yang dirasakan
oleh masyarakat dalam menerima layanan
PKB dan BBNKB pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
kedua (H2) diketahui bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan masyarakat
pada UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi
di Kota Sungai Penuh. Hasil pengujian
hipotesis ini bermakna berarti bahwa jika
dimasa yang akan datang UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
mampu meningkatkan kualitas pelayanan
maka hal tersebut akan dapat meningkatkan
kepuasan masyarakat dalam menerima
layanan PKB dan BBNKB. Namun
sebaliknya, jika dimasa yang akan datang
UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi di
Kota Sungai Penuh tidak mampu
meningkatkan kualitas pelayanannya maka
hal tersebut akan dapat menyebabkan
masyarakat semakin tidak puas dalam
menerima layanan PKB dan BBNKB.
Temuan penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian terdahulu (Fahmi, Siti &
Siswidiyanto, 2012; Jaka, 2012; Rinda &
Nur, 2012; Auli, 2013; Ajeng dkk, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
tersebut juga telah membuktikan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan. Dengan
demikian dari hasil penelitian ini terbukti
bahwa betapa pentingnya kualitas pelayanan
dalam menciptakan kepuasan masyarakat.
Oleh karena itu pimpinan hendaknya lebih
berusaha lagi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
sehingga akan memberikan dampak positif
bagi peningkatan kepuasan masyarakat
dalam menerima layanan PKB dan BBNKB.
Implementasi Sistem Informasi dan Kepuasan Masyarakat
Hasil analisis deskriptif menemukan
nilai rata-rata variabel implementasi sistem
informasi adalah 3,10 dan TCR 61,95%.
Temuan ini bermakana bahwa implementasi
sistem informasi pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
kepada masyarakat termasuk kedalam
kategori tidak baik. Selanjutnya hasil
analisis deskriptif menemukan nilai rata-rata
variabel kepuasan masyarakat adalah 4,03
dan TCR 80,55%. Temuan ini bermakana
bahwa kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
termasuk kedalam kategori puas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
sistem informasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan masyarakat
pada UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi
di Kota Sungai Penuh. Hasil pengujian
hipotesis ini bermakna berarti bahwa jika
dimasa yang akan datang UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
mampu meningkatkan implementasi sistem
informasi maka hal tersebut akan dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat dalam
menerima layanan PKB dan BBNKB.
Namun sebaliknya, jika dimasa yang akan
datang UPTD Pelayanan Pendapatan
Provinsi di Kota Sungai Penuh tidak mampu
meningkatkan implementasi sistem
informasi maka hal tersebut akan dapat
menyebabkan masyarakat semakin tidak
puas dalam menerima layanan PKB dan
BBNKB. Temuan penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian terdahulu (Elfreda,
2014; Handoko, 2011). Penelitian yang
dilakukan oleh Elfreda (2014) dan Handoko
(2011) membuktikan bahwa sistem
informasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan.
Peranan Implementasi Sistem Informasi sebagai Variabel Moderasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
keempat (H4) diketahui bahwa impelemtasi
sistem informasi tidak berperan sebagai
variabel moderasi pada pengaruh citra
intansi terhadap kepuasan masyarakat pada
UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi di
Kota Sungai Penuh. Temuan ini berarti
bahwa implementasi sistem informasi pada
UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi di
Kota Sungai Penuh tidak mampu
memperkuat pengaruh citra instansi terhadap
kepuasan masyarakat.
Adapun alasan yang dapat penulis
sampaikan mengapa variabel implementasi
sistem informasi tidak mampu memperkuat
pengaruh citra instansi terhadap kepuasan
masyarakat adalah (1) Saat ini citra instansi
UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi di
Kota Sungai Penuh menurut persepsi
masyarakat masih berada dalam kategori
tidak baik. (2) Begitu juga dengan
implementasi sistem informasi dimana
menurut persepsi masyarakat bahwa
implementasi sistem informasi pada UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh masih berada dalam kategori
tidak baik. (3) Oleh karena implementasi
sistem informasi tidak baik, maka akurasi
dan utilitas informasi yang diterima oleh
masyarakat menjadi kurang berguna
sehingga tidak mampu memperkuat
terhadap kepuasan masyarakat. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa
variabel implementasi sistem informasi lebih
berperan sebagai variabel bebas disaat
kondisi citra instansi berada dalam keadaan
tidak baik.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
kelima (H5) diketahui bahwa implementasi
sistem informasi berperan sebagai variabel
moderasi pada pengaruh citra instansi
terhadap kepuasan masyarakat pada UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh. Temuan ini bermakna bahwa
jika dimasa yang akan datang UPTD
Pelayanan Pendapatan Provinsi di Kota
Sungai Penuh dapat lebih memperbaiki atau
meningkatkan akurasi dan utilitas informasi
PKB dan BBNKB maka dalam kondisi
tersebut akan semakin kuat pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan
masyarakat dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB. Namun sebaliknya, jika
dimasa yang akan datang UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
tidak mampu memperbaiki atau
meningkatkan akurasi dan utilitas informasi
PKB dan BBNKB maka dalam kondisi
tersebut akan semakin lemah pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan
masyarakat dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB.
PENUTUP
Kesimpulan
Citra instansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan masyarakat
yang dibuktikan dengan koefisien regresi
sebesar 0,415 dengan signifikansi sebesar
0,000. Artinya semakin baik citra instansi
maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan
masyarakat dalam menerima layanan PKB
dan BBNKB pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh.
Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan masyarakat
dengan koefisien regresi sebesar 0,312
dengan signifikansi sebesar 0,000. Artinya
semakin baik kualitas layanan PKB dan
BBNKB pada UPTD Pelayanan Pendapatan
Provinsi di Kota Sungai Penuh maka akan
semakin tinggi tingkat kepuasan masyarakat.
Pengaruh citra instansi terhadap
kepuasan masyarakat lebih dominan
daripada pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan masyarakat, dimana
koefisien regresi variabel citra instansi
adalah 0,415 sedangkan koefisien regresi
0,312. Implementasi sistem informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan masyarakat dengan koefisien
regresi sebesar 0,324 dan signifikan sebesar
0,001. Artinya semakin baik implementasi
sistem informasi layanan PKB dan BBNKB
pada UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi
di Kota Sungai Penuh maka akan semakin
tinggi tingkat kepuasan masyarakat.
Implementasi sistem informasi tidak
berperan sebagai variabel moderasi pada
pengaruh citra instansi terhadap kepuasan
masyarakat dengan koefisien regresi sebesar
0,025 dan signifikan sebesar 0,823. Artinya
implementasi sistem informasi layanan PKB
dan BBNKB pada UPTD Pelayanan
Pendapatan Provinsi di Kota Sungai Penuh
tidak membawa dampak yang berarti pada
pengaruh citra instansi terhadap kepuasan
masyarakat. Implementasi sistem informasi
berperan sebagai variabel moderasi pada
pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan masyarakat dengan koefisien
regresi sebesar 0,281 dan signifikan sebesar
0,005. Artinya semakin baik implementasi
sistem informasi layanan PKB dan BBNKB
pada UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi
di Kota Sungai Penuh maka akan semakin
kuat pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan masyarakat.
Keterbatasan Penelitian
Pertama penelitian ini dilakukan hanya
pada UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi
di Kota Sungai Penuh sehingga hasil
penelitian ini belum dapat berlaku sama
pada UPTD Pelayanan Pendapatan pada
Provinsi lainnya. Kedua, penelitian ini
belum menggunakan seluruh anggota
populasi sebagai responden, sehingga
terdapat kemungkinan dalam metode
penarikan sampel yang digunakan. Ketiga,
penelitian ini memberikan batasan penelitian
tentang peranan implementasi sistem
informasi sebagai variabel moderasi pada
pengaruh citra instansi dan kualitas
pelayanan terhadap kepuasan masyarakat.
Dengan demikian variabel-variabel lain
yang secara konsep teori berpotensi
mempengaruhi kepuasan masyarakat penulis
asumsikan konstan atau tidak termasuk
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, U.I., Sri, S., dan Sendhang, N. (2013). Pengaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan. Diponegoro Journal of Social and Politic. Vol 1 No 8.
Anung, Pramudyo (2013). Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Intervening. JBMA Vol 1 No 1.
Auli, L.Y (2013). Persepsi tentang Kualitas Pelayanan, Nilai Ptoduk dan fasilitas terhadap Kepuasan Pelanggan.
Management Analysis Journal 2 (1)
Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan publik Serta ilmu-ilmu Sosial lainya. Jakarta: Kencana
Christian, L (2013). Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Pengaruhnya terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal EMBA Vol 1 No 3
Elfreda, Aplonia Lau (2014). Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Faktor Kontinjensi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemakai Pada Perusahaan Menengah Di Kalimantan Timur.Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen Vol 10 No 1
Fahmi, R., Siti, R., dan Siswidiyanto (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik terhadap Kepuasan Masyarakat (Studi tentang Pelayanan Perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kota Depok). Jurnal Administrasi Publik Vol 1. No 5.
Falahah., dan Iwan R (2011). Evaluasi Implementasi Sistem Informasi dengan Pendekatan Utylity System. Jurnal Ilmiah Kursor. Vol 6 No 2.
Francisca, A., Tan, L.T., dan Ruth, N.M.P (2012). The Impact of Brand Image towards Loyalty with Satisfaction as a Mediator in McDonald’s. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 14 No 1.
Handoko (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (Service Quality) Sistem Informasi Akademik terhadap Kepuasan Mahasiswa. Jurnal Among Makarti Vol 4 No 8.
Jaka, Jamakas (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tulungagung. Jurnal Otonomi Vol 12 No.3.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2011). Manjemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT. Erlangga
Ladjamudin, Al-Bahra (2011). Sistem Informasi Organisasi Pemerintahan. PT. Bumi Aksara
Novita, Mariana (2006). Pengukur-Pengukur Kesuksesan Sistem Informasi. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik Vol XI No 1.
Nurul, Qamariah (2012). Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Institusi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan.
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 10 No 1.
Parasuraman, A., Berry, L.L., & Zeithaml, V.A. (1991). Refinement and Reassessment of the SERVQUAL Scale. Journal of Retailing, Vol. 67, No.4 (Winter), 420-450
Pendekatan SEM Bayesian.Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 1 No.1
Rita, A., Taher, A., Umar, N., dan Suharyono (2013). Effect of Service Quality and Product Quality to Corporate Image, Customer’s Satisfaction and Customer’s Trust. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). Volume 9, Issue 6
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku I dan II. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat
Suwardi (2011). Menuju Kepuasan pelanggan melalui Penciptaan Kualitas pelayanan. Jurnal Pengembangan Humaniora, Vol 11 No 1
Yuliarni, N.N dan Riyasa, P. (2007). Analsisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan PDAM Kota Denpasar.Bulletin Studi Ekonomi Vol 12