• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN PERTAMBANGAN Definisi menurut Para A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN PERTAMBANGAN Definisi menurut Para A"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN PERTAMBANGAN

Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara:

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dankimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah darisisa tumbuh-tumbuhan.

Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.

Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,meliputi:

Eksplorasi (Exploration)  usaha dalam rangka mencari, menemukan, dan

mengevaluasiCadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu seperti yangdiatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.2.

(2)

Produksi (Production) semua kegiatan mulai dari pengangkatan bahan galian dari CadanganTerbukti ke permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah Iebihlanjut.

Pengolahan  Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka

akanmenimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan, meliputitetapi tidak terbatas pada:

- Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat,energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatananlingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungansampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

- Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsungatau tidak Iangsung terhadap perubahan sifat-sifat dan atau hayati Iingkungan yangmengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkesinambungan

PERBEDAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN NONPERTAMBANGAN

Sifat dan karakteristik perusahaan pertambangan umum berbeda dengan perusahaanlainnya. Perbedaaan tersebut adalah sebagai berikut:

- Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang mempunyaiketidakpastian yang tinggi, karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat, dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk ditambang.

(3)

- Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah terpencil dankegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup,sehingga setiap perusahaan pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundanganyang berlaku mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pasca penambangan yang jelas.

- Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan karena menurut peraturan perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang berada dalam wilayahhukum Indonesia adalah kekayaan nasional Bangsa Indonesia yang dikuasai dandipergunakan oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturanyang memberi wewenang kepada badan usaha/perseorangan untuk melaksanakanusaha pertambangan umum.

FUNGSI PERTAMBANGAN

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi pengelolaan mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah:

- Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangansecara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing.

- Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.

- Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagaisumber energi untuk kebutuhan dalam negeri.

- Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu bersaing di tingkat.

- Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta menciptakanlapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

(4)

PENGERTIAN AUDIT PERTAMBANGAN

Audit Pertambangan adalah suatu pemerikasaan yang dilakukan secara kritis dansistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan PerusahaanPertambangan meliputi kegiatan eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi dan pengelolaan yang telah disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaranlaporan keuangan tersebut.

STANDAR DAN DASAR HUKUM AUDIT PERTAMBANGAN Standar dan dasar hukum audit pertambangan adalah sebagai berikut:

 Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang berhubungan dengan akuntansi dan laporan keuangan.

 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LaporanKeuangan, Pernyataan Standar Akuntansi

 Keuangan (PSAK) terutama PSAK 33 tentang Akuntansi PertambanganUmum dan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

 International Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standard (IFRS) , terutama IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.

 Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan sebagai berikut:

- Undang-Undang Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-K etentuan Pokok Pertambangan (telah direvisi menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara).

- Undang±Undang Nomor 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- Undang±Undang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- PP Nomor 27/1980 tentang Penggolongan Bahan Galian.

- PP Nomor 51/1993 tentang AMDAL.

(5)

- Keputusan Presiden Nomor 75/1996 tentang

- Ketentuan Pokok Perjanjian

- Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara.

 Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara, kebiasaanindustri yang baru, dan standar akuntansi negara lain.

 Dalam hal terdapat perbedaan antara peraturan Bapepam dan LK dan PSAK dalam penyusunan laporan keuangan, maka acuan yang digunakan adalah peraturanBapepam dan LK.

TUJUAN AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas perusahaan pertambangan.

 Untuk mengetahui apakah selama ini tambang-tambang yang beroperasi menjaga apayang telah diamanatkan dalam undang-undang minerba, seperti tidak merusak lingkungan dan tidak membuka lahan tambang di kawasan hutan lindung.

 Untuk menjamin semua tambang beroperasi secara sesuai aturan menjaga lingkungandan taat azas dan peraturan yang ada di Indonesia.

PROSEDUR AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

Pelajari dan evaluasi internal control perusahaan pertambangan mengenai pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikanumum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

Tim audit OPN harus mampu mengidentifikasi temuan baik yang bersifat rupiah (kuantitatif ) yang memunculkan kewajiban pembayaran maupun yang bersifatkualitatif (hal-hal yang perlu diperhatikan) yang mengarah pada temuan kuantitatif .

Periksa Bukti Perijinan dan Penetapan SK Kegiatan Pertambangan.

(6)

Periksa periode kewajiban dan waktu pembayaran, biaya-biaya penjualan, pengenaandenda keterlambatan, dll.

Periksa modus kurang bayar yang sering menjadi temuan pada audit PNBP, seperti: Kewajiban PNBP yang diakui perusahaan belum dibayar, jumlah biaya penjualanyang lebih besar dari

seharusnya, ketidaktelitian perusahaan dalam menghitung kewajiban PNBP, terdapat selisih yang tidak wajar pada arus barang, dan dendaketerlambatan pembayaran.

(7)

Penerimaan perikatan audit

Dalam perikatan audit, klien menyerahkan pekerjaan audit ataslaporan keuangan kepada auditor, dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensiprofesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit laporan keuangan berupapengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit daricalon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dariklien berulang. Tahap penerimaan perikatan audit yang

dilakukan auditormenempuh suatu proses yang meliputi evaluasi integritas manajemen,identifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa, menentukan kompetensiuntuk melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuanuntuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dankeseksamaan, serta membuat surat perikatan audit.

Perencanaan Audit

Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat auditor. Dalam perencanaan audit, seorang auditor dituntut untuk memahami bisnis dan industri klien, danmemahami pengendalian intern klien.

Pelaksanaan Pengujian Audit

Tahap pelaksanaan pengujian audit ini juga disebut dengan pekerjaan lapangan. Tujuan utama pelaksanaan pengujian audit adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian internklien dan kewajaran laporan keuangan klien. Dalam tahap ini, langkah awal yang dilakukan auditor adalah membuat program audit yang digunakan untuk pengujian pengujian pengendalian intern klien danmenilai kewajaran laporan keuangan klien. Setelah

program audit selesai dilaksanakan, auditor melakukan evaluasi dan menilai hasil dari pelaksanaan program audit tersebut yang dituangkan dalam kertas kerja.

Tahap-tahap pelaksanaan pengujian audit dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pemeriksaan Untuk Pertama Kali (Initial Audit)  Pemeriksaan pertama kali atau sering disebut

(8)

proses akuntansi,melaksanakan prosedur pelaksanaan analisis pendahuluan, menetapkan rencana materialitas dan memahami pengendalian intern obyek pemeriksaan. Sebagian besar aktivitas ini berupa mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menilai risikoatas rekening-rekening dan tingkat kesalahan potensialnya dan untuk menyusun rencana pemeriksaan (BPKP,

1992: 21).Setelah mengumpulkan informasi mengenai seluk beluk kegiatanobyek pemeriksaan, auditor melakukan review dan menilai sistempengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002: 136),

auditor internmerupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dankelemahan pengendalian intern yang ditetapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern merupakancara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yangdiberlakukan dalam organisasi entitas.Berdasarkan review dan penilaian terhadap sistem pengendalianintern tersebut, auditor harus menyusun rencana pemeriksaan yangdidalamnya termasuk program kerja audit yang memadai.

Pemeriksaan Ulangan (Repeat Audit) Pemeriksaan ulangan dilakukan apabila auditor melakukan pemeriksaan pada perusahaan yang pernah di auditnya. Pada pemeriksaan awal, auditor dapat mempelajari Kertas Kerja Audit (KKA) permanen dan Kertas Kerja Audit (KKA) tidak permanentahun pemeriksaan terakhir.Auditor melakukan review dan penilaian terhadap sistempengendalian intern dan program pemeriksaan obyek yang diperiksayang telah dipersiapkan oleh auditor sebelumnya. Berdasarkan haltersebut, auditor dapat menyusun rencana pemeriksaan yang didalamnya termasuk program audit baru. Program audit adalahrencana langkah kerja yang harus dilakukan selama pemeriksaan yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sertainformasi yang ada tentang kegiatan atau program yang diperiksa(BPKP, 1993: 31).Dari uraian kedua persiapan audit diatas, auditor wajib mereview dan menilai keadaan sistem pengendalian intern badan usaha yangdiaudit karena sebagai dasar :1).

Untuk menentukan luasnya prosedur audit dan dalamnya pengujianyang akan dilakukan serta penyusunan program audit.2). Untuk memberikan saran-saran perbaikan / rekomemdasi kepadamanajemen.

(9)

Dalam pelaksanaan audit, auditor menjalankan prosedur pemeriksaansesuai dengan program audit yang telah dibuat. Hasil dari pelaksanaanprosedur audit tersebut dituangkan dalam bentuk Kertas Kerja Audit(KKA). KKA ini merupakan dasar dari penyusunan Laporan Hasil Audit.Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditormengenai prosedur audit

yang ditempuhnya, pengujia yangdilaksanakannya, informasi yang diperolehnya, simpulan yang dibuatnyasehubungan dengan auditnya (Mulyadi, 2002: 100).Kertas Kerja Audit (KKA) adalah

catatan-catatan yang dibuat dan datayang dikumpulkan pemeriksa (auditor) secara sistematis pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan.

Manfaat dari penyusunan kertas kerja audit:

− Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil audit.

− Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasipekerjaan para pelaksana pemeriksaan.

− Merupakan alat pembuktian dari Laporan Hasil Audit

− Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaanberikutnya.

Syarat-syarat Kertas Kerja Audit:

− Lengkap

− Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/kalimat maupunkesalahan penyajian informasi.

− Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional. − Sistematis, bersih, mudah diikuti, dan diatur rapi. − Mempunyai tujuan yang jelas.

− Dalam setiap kertas kerja pemeriksaan mencantumkankesimpulan hasil pemeriksaan dan komentar atau catatanreviewer (BPKP, 1993: 65)

Pelaporan Audit

(10)

pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat subyektif sifatnya, yang sangat tergantung padapertimbangan profesional auditor.

Setiap pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menghasilkan suatulaporan tertulis dari auditor yang ditujukan kepada manajemen objek audit. Dalam hal pemeriksaan keuangan, pada

umumnya laporan hasilaudit memuat pernyataan pendapat pemeriksa atas laporan keuangan objek audit dengan tindakan menutup kemungkinan adanya pelaporan tanpapernyataan pendapat

seperti pemeriksaan dengan tujuan tertentu ataupemeriksaan dukungan oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintahlainnya (BPKP, 1992: 36).

Laporan pemeriksaan merupakan dokmen atau media komunikasipemeriksa untuk menyampaikan informasi tentang kesimpilan, temuandan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada pejabat yang berwenang.Pada dasarnya laporan akuntan merupakan suatu jaminan mengenaipendapat yang diberikan oleh auditor atau akuntan. Akuntan menjamintentang kebenaran dari pernyataan yang diberikannya. Akuntanmemberikan pendapat terhadap daftar atau laporan keuangan yangdipersiapkan oleh manajemen obyek pemeriksaan. Ini berarti bahwaakuntan tidak menyusun atau membuat daftar keuangan, akuntan hanyamemeriksanya (Regar, 1993: 17-18).

Ada lima tipe pokok laporan audit yangditerbitkan oleh auditor:

- Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion Report) - Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian tanpa bahasapenjelas

(Unqualified Opinion Report With Explanatary Language)

- laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Unqualified Opinion Report). - Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report ).

- Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of Opinion Report).

BUKTI AUDIT

(11)

informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakansebagai bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehinggamampu meyakinkan pihak lain. Keandalan bukti audit tergantung dariterpenuhinya syarat-syarat bukti audit.Ada penulis yang menyatakan bahwa syarat-syarat bukti audit ada tiga yaitu:

Relevan (RE)  bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan permasalahannya. Bukti yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan (kondisi) tentu tidak ada gunanya karena tidak dapat dipakai guna mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasidari auditor. Relevansi bukti dapat dilihat dari setiap informasi. Tiap informasisekecil apapun harus relevan dengan permasalahannya.

Contoh: Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak daerah oleh DinasPendapatan Daerah, maka bukti yang relevan diantaranya adalah SuratKetetapan Pajak Daerah, Buku Kas Umum Penerimaan Pajak Daerah, sertabukti Setoran Pajak Daerah. Sedangkan bukti yang tidak relevan misalnyaadalah bukti pengeluaran anggaran Dinas Pendapatan Daerah,walaupun bukti-bukti tersebut juga mengandung nilai uang.

Terkait dengan masalah pajak, Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) dalam audit di sektor pertambangan pada semester II-2011 menemukan kasus kurang bayar royalti dan pajak senilai Rp 428 miliar dari lima Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKPPB) dan 60 Kuasa Pertambangan (KP).

Kompeten (KO)  Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti, caramendapatkan bukti dan kelengkapan persyaratan yuridis bukti tersebut.Dilihat dari sumbernya, bukti tentang kepegawaian yang didapat dari bagiankepegawaian lebih kompeten dibanding dengan bukti yang didapat daripihak lain. Bukti yang jelas sumbernya lebih kompeten dari bukti yangdidapat dari sumber yang tidak jelas. Bukti buatan pihak luar (bukti ekstern)pada umumnya lebih kompeten dari bukti buatan auditi (bukti intern).

(12)

asli lebih meyakinkan daripada fotokopian. Bukti yang dilegalisasi oleh auditi lebih kompeten daripadafotokopiannya.

Di samping itu, sistem pengendalian manajemen (SPM) juga menentukankeandalan bukti. Bukti yang didapat dari suatu organisasi yang memiliki SPMyang baik lebih dapat diandalkan daripada

bukti-bukti yang didapat dari organisasi yang SPM-nya kurang baik. Kompeten atau tidaknya bukti dilihatdari satu persatu bukti. Ada bukti yang kompetensinya tinggi dan ada buktiyang

kompetensinya rendah.

Contoh: Bagian keuangan SPM-nya baik, sedangkan bagian pengadaan SPM-nyalemah, maka bukti yang bersumber dari bagian keuangan lebih meyakinkanatau lebih kompeten dibandingkan dengan bukti dari bagian pengadaan,khususnya untuk transaksi yang mengaitkan kedua bagian tersebut.

Cukup (CU)  Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah/kuantitas dan/atau nilaikeseluruhan bukti. Bukti yang cukup berarti dapat mewakili/ menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi yang dipermasalahkan.

Contoh: Ada dugaan bahwa perjalanan dinas di instansi yang diaudit tahun anggaran2001 telah dilakukan secara tidak ekonomis dan atau tidak efektif. Jumlahpenugasan perjalanan dinas 100 kali sedangkan jumlah biaya sebesar Rp.500.000.000. Auditor boleh menyimpulkan bahwa perjalanan dinas diinstansi tersebut tidak ekonomis dan atau tidak efektif, apabila telah

mengujidalam jumlah bukti yang cukup, baik dilihat dari sisi jumlah perjalanan dinasatau dari nilai rupiahnya. Berapa jumlah yang cukup itu, tergantung daripertimbangan yang logis dari auditor (40%, atau 50%, atau 85%).

Material (MA)  Bukti yang material adalah bukti yang mempunyai nilai yang cukup berartidan penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Mempunyai arti tersebutharus ditinjau baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

Materialitas atau keberartian tersebut dapat dilihat antara lain dari:

- Besarnya nilai uang atau yang bernilai uang besar.

(13)

- Penting menurut peraturan perundang-undangan (selisih kas tidak bolehterjadi, karena itu seandainya terdapat selisih kas, berapapun besarnyaharus dicari sebab-sebabnya).

- Keinginan pengguna laporan.

- Kegiatan yang pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum.

Syarat-syarat bukti audit relevan, kompeten, cukup dan material (rekocuma)tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Buktiaudit agar dapat mendukung simpulan/pendapat auditor harus mengandungunsur relevan, kompeten, cukup dan material. Bukti yang relevan, cukup danmaterial tidak ada gunanya bila tidak kompeten. Bukti yang kompeten tidakada gunanya bila tidak relevan. Bukti yang relevan dan kompeten tidak adagunanya bila tidak cukup mewakili.

JENIS-JENIS BUKTI AUDIT DAN TEKNIK AUDITNYA Bukti Pengujian Fisik

 bukti yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan matakepala auditor sendiri

menyangkut harta berwujud. Pengamatanlangsung oleh auditor dilakukan dengan cara inventarisasi fisik (dikenal pula dengan sebutan opname) dan inspeksi ke lapangan (on the spot).

Teknik Audit:

- Observasi (Pengamatan): peninjauan dan pengamatan atas suatuobjek secara hati-hati, ilmiah dan kontinu selama kurun waktu tertentuuntuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.

(14)
(15)
(16)

- Inspeksi: meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazimpula disebut on the spot inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.Inspeksi sering dilakukan dengan pendadakan dan biasanya tidak diikutidengan pembuatan suatu berita acara (BA).

Contoh: Inspeksi pelaksanaan tugas di lapangan, apakah semua pegawai hadir, Inspeksi apakah ruang kerja rapi dan bersih.

Bukti Dokumen

 Bukti dokumen pada umumnya terbuat dari kertas yangmengandung huruf, angka dan

informasi, simbol-simbol dan lain-lain.Bukti dokumen pada umumnya berbentuk lembaran-lembaran kertas,baik berdiri sendiri maupun yang digabungkan.

Dalam menilai atau mengevaluasi bukti dokumen, auditor sebaiknyamemperhatikan pengendalian intern sumber dokumen tersebut dan terpenuhinya persyaratan yuridis.

Contoh: hak penambangan dan reservasi tambang apakah sudah sesuai dengan syarat yuridisnya.

(17)

- Verifikasi: pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran,ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensisuatu dokumen.

Contoh: Kesesuaian angka dengan huruf (dengan teknik cek), Ketepatan nama dan kegunaan (dengan teknik uji).

- Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dariatas ke bawah (vertikal). - Cross Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan totaldari kiri ke kanan

(horizontal).

- Vouching: menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumendari pencatatan menuju kepada adanya bukti pendukung (voucher), atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.

- Trasis/Telusur: menelusuri suatu buktitransaksi/kejadian (voucher) menuju ke penyajian/informasi dalam suatudokumen

- Scanning: penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatuinformasi/data.

- Rekonsilliasi: mencocokkan dua data yang terpisah, mengenai halyang sama yang dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda.

(18)

Bukti Analisis

 bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan analisis atau mengolah lebih lanjut

data-data auditi dan data-datalain yang berkaitan dengan auditi. Dalam hal ini auditor dapat menggunakan rumus-rumus atau yang lazim dikenal dengan nama rasio-rasio. Hasil yang diperoleh dari bukti

analisis adalah indikasi ataupetunjuk. Bukti analisis tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar pengambilan keputusan. Bukti analisis hanya memberikan petunjukmengenai kecenderungan

suatu kejadian, sehingga untuk membuktikanterjadi atau tidaknya harus didalami dengan perolehan jenis bukti yanglain. Yang termasuk bukti analisis adalah bukti analisis dan bukti perhitungan.

Contoh: Dalam suatu pengeboran dengan kedalaman hanya 50m dan menggunakan mesin bor putar (ringan) seharusnya rasio biayanya adalah $5.90/hari. Apabila bukti analisis yang diperoleh menyatakan lain, maka perlu dicurigai.

Teknik Audit:

- Analisis Rasio dan Statistik: memecah/mengurai data/informasi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil atau bagian-bagian sehingga dapat diketahui polahubungan antar unsur atau unsur penting yang tersembunyi.

- Evaluasi: cara untuk memperoleh suatu simpulan ataupandangan/penilaian dengan mencari pola hubungan atau denganmenghubungkan atau merakit berbagai informasi yang telah diperoleh,baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern.

Evaluasi bisa dengan Flowchart atau Walkthrough.

- Investigasi: suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatupermasalahan melalui penjabaran, penguraian, atau penelitian secaramendalam.

- Perbandingan: membandingkan data dari satu unit kerja dengandata dari unit kerja yang lain, atas hal yang sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.

Bukti Keterangan

 bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain (baikdari pihak auditi maupun pihak ketiga)

(19)

Contoh: Surat pernyataan dari buruh tambang (misalnya) sebagai pihak yang menerima tunjangan khusus.

Teknik Audit:

- Konfirmasi: wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan, atau dapat dilakukan secara tertulis dengan mengirimkan surat konfirmasi. Dalam konfirmasi, jawaban harus diterima langsung oleh auditor.

KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi melalui internet dapat berupa melalui e-mail, yaitu surat elektronik yang dapat digunakan untuk menghubungi seseorang yang secara fisik berada ribu mil jauhnya,

1) Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dapat dicapai atas dasar pekerjaan yang direncanakan dalam program kerja audit. 2) Program kerja audit harus disusun

Selanjutnya produk – produk yang dibuat dalam proses fabrikasi harus pula diperiksa secara seksama selama langkah – langkah operasi produksi berlangsung, dan

Program pemeriksaan adalah pernyataan pilihan dan urutan metode, teknik, dan prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan dengan

-Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat -Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah -Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan

Dari keterangan di atas, ada dua jenis pemeriksaan berdasarkan lokasi, yaitu pemeriksaan kantor (room audit) dan pemeriksaan lapangan (field audit). Pada pemeriksaan kantor

Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru

Wisata adalah perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu ke tempat-tempat di luar tempat tinggal dan tempat kerja dengan tujuan