• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF RSSBUTADIENE AND CARBON BLACK IN THE FABRICATION OF RETREADED MOTORCYCLE TIRE THREAD COMPOUND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "THE INFLUENCE OF RSSBUTADIENE AND CARBON BLACK IN THE FABRICATION OF RETREADED MOTORCYCLE TIRE THREAD COMPOUND"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF RSS/BUTADIENE AND CARBON BLACK IN THE FABRICATION OF RETREADED MOTORCYCLE TIRE THREAD COMPOUND

Ike Setyorini1), Herminiwati 1), Muhammad Sholeh1), 1 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta

e-mail : ike-setyorini@kemenperin.go.id

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of the comparison RSS / Butadiene

and types of carbon black in the retreaded motorcycle tire tread compound formula.

RSS / Butadiene with variations of 70/30, 80/20, 90/10 with variations in the type of

filler N330 and N550 50 phr are processed into a compound with two roll mill at the

same operating conditions. The resulted compound is pressed with a hydraulic press

machine operating conditions in accordance with the characteristics of vulcanization.

The use of carbon black N330 in formulations give physical properties of the

compound which is better than the N550. RSS / Butadiene for 70/30 with filler N 330

at 50 phr gives better physical properties tendencies : tensile strength 210.80 kg/cm2,

elongation at break of 480%, 300% modulus of 131.38 kg/cm2, abrasion resistance

89.46 mm3, density of 1.13 /cm3 and hardness 62 shore A. Testing were also

performed to retreading tire tread compound on the market. The test results generally

indicate the physical properties of retreaded tire tread compound better than the

compound on the market.

(2)

PENGARUH KARET RSS/BUTADIENA DAN CARBON BLACK DALAM PEMBUATAN KOMPON TELAPAK BAN MOTOR VULKANISIR

Ike Setyorini1), Herminiwati 1), Muhammad Sholeh1), 1 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta

e-mail : ike-setyorini@kemenperin.go.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan

RSS/Butadiena dan jenis carbon black dalam formula kompon telapak ban motor

vulkanisir. RSS/Butadiena dengan variasi 70/30, 80/20, 90/10 dengan variasi jenis

filler N330 dan N550 sebesar 50 phr diproses menjadi kompon dengan two roll mill

pada kondisi operasi yang sama. Kompon yang dihasilkan dicetak dengan mesin

hydraulic press dengan kondisi operasi sesuai dengan karakteristik vulkanisasinya

menjadi vulkanisat yang siap diuji. Pengujian juga dilakukan untuk kompon telapak

ban vulkanisir yang beredar di pasaran. Hasil uji menunjukkan secara umum kompon

telapak ban vulkanisir memiliki sifat fisis yang lebih baik dari kompon pasaran.

Penggunaan carbon black N330 dalam formulasi memberikan sifat fisis kompon

yang lebih baik dari pada N550. Perbandingan RSS/Butadiena sebesar 70/30

dengan filler N 330 sebesar 50 phr memberikan kecenderungan sifat fisis yang lebih

baik yaitu : kekuatan tarik 210,80 kg/cm2, perpanjangan putus 480%, modulus 300%

131,38 kg/cm2, ketahanan kikis 89,46 mm3, berat jenis 1,13 gr/cm3 dan kekerasan 62

shore A.

(3)

PENDAHULUAN

Industri otomotif semakin berkembang pesat, pemerintah menargetkan industri

otomotif Indonesia bisa memproduksi mobil sebanyak 1 juta unit dengan total nilai

produksi Rp 140 triliun. Sementara untuk sepeda motor, ditargetkan bisa

memproduksi 6,257 juta unit dengan total produksi Rp 65,27 triliun (Media data,

2010). Peningkatan produksi mobil maupun motor menyebabkan peningkatan

kebutuhan ban kendaraan bermotor. Masyarakat dituntut untuk memenuhi

kebutuhan ban kendaraan bermotor mereka dengan harga yang terjangkau.

Masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan ban bekas

dengan cara divulkanisir sehingga ban bekas tersebut dapat digunakan kembali

(vulkanisir). Usaha vulkanisir ban mulai muncul pada pertengahan dekade 70-an

seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan. Usaha vulkanisir ban

sepeda motor skala rumah tangga muncul di akhir era 90-an disebabkan krisis

ekonomi Indonesia (Mulyono, 2000). Ban vulkanisir adalah ban luar yang dibuat dari

casing (ban luar yang sudah aus tapi layak divulkanisir) dengan cara merekatkan

kompon pada telapak ban luar dan divulkanisasi. Dikenal dua teknologi vulkanisir

yang diterapkan yaitu sistem dingin dan sistem panas. Vulkanisir sistem dingin

biasanya digunakan untuk ban kendaraan umum (commercial vehicles). Proses ini

dapat diulang beberapa kali karena tidak berpengaruh pada struktur ban. Sistem ini

dilakukan dengan menambahkan telapak baru pada ban dalam bentuk cincin atau

strip kemudian ban dimasukkan dalam suatu chamber untuk dipress menjadi ban

baru. Vulkanisir sistem panas biasanya diterapkan pada ban kendaraan penumpang.

Sistem ini hanya bisa dilakukan sekali, dengan menambahkan telapak baru ke

permukaan casing ban yang digunakan kemudian ban dipanaskan dan dipress

sampai suhu 140◦C (Ostojic, 2014).

Kualitas ban vulkanisir yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan baku yang

digunakan termasuk casing (ban bekas) dan kompon telapak ban. (Mainier et al.,

2013). Di pasaran terdapat kompon telapak ban yang siap digunakan sebagai bahan

baku ban vulkanisir akan tetapi kualitasnya belum baik. Agar diperoleh ban vulkanisir

yang baik dan memenuhi persyaratan, maka perlu diteliti formulasi komponnya.

Bahan baku pembuatan kompon telapak ban yang umum digunakan adalah karet

(4)

ban. Dilakukan penambahan karet sintetis misalnya Butadiena (BR) pada formulasi

sehingga dihasilkan ban yang lebih tahan terhadap abrasi, lebih lentur, resilien dan

mengurangi timbulnya panas akibat gesekan (Debapriya, 2013). Karena memiliki

sifat mekanik sangat baik, karet butadiena (BR) adalah salah satu karet sintetis yang

banyak dikombinasikan untuk membentuk campuran karet misalnya dicampur

dengan karet alam sebagai bahan telapak dan dinding samping ban (Marzocca,

2010). Carbon black yang digunakan pada kompon telapak ban yaitu jenis

reinforcing filler yang dapat memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik karet. Ukuran,

luas permukaan, dan struktur dari carbon black berpengaruh terhadap sifat fisis

kompon karet yang dihasilkan (Khausik, 2010)

Dalam penelitian ini akan dipelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

sifat fisis mekanis vulkanisat kompon telapak ban yaitu kombinasi karet alam/sintetis

dan filler carbon black yang digunakan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini diawali dengan pembuatan kompon yang akan digunakan sebagai

telapak ban vulkanisir dengan desain formulasi pada tabel 1. Filler yang digunakan

roll mill membentuk lembaran kompon. Kompon diuji karakteristik vulkanisasinya

dengan rheometer kemudian dibuat lembaran vulkanisat. Kompon yang dihasilkan

dikondisikan di ruang kondisi pada suhu 25 ± 2 oC RH 65% selama 24 jam dan

dibuat cuplikan untuk pengujian yang meliputi uji tensile strength, modulus 300 %,

elongation at break, hardness, specific gravity, DIN abrassion lost. Vulkanisat diuji

(5)

tester, densimeter, timbangan analitik, calliper dll. Diuji juga vulkanisat telapak ban

yang diambil dari pasaran sebagai perbandingan. Berdasarkan hasil uji beberapa

formulasi kompon dianalisa untuk menentukan formula terbaik sebagai kompon

telapak ban.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data uji sifat fisis kompon telapak ban vulkanisir hasil penelitian dan sampling di

pasaran disajikan dalam gambar 1.

(a) (b)

(6)

(e) (f)

Gambar 1. Sifat Fisis Kompon Telapak Ban Vulkanisir (a) Kuat tarik; (b)

Perpanjangan putus; (c) Modulus 300%; (d) Ketahanan kikis DIN; (e) Berat jenis; (f) Kekerasan

Pada Gambar 1 terlihat bahwa sifat fisis kompon secara umum lebih baik

dibanding kompon telapak ban vulkanisir pasaran. Dari variasi jenis carbon black

dapat dilihat bahwa penggunaan jenis N330 memberikan sifat fisis yang lebih baik

dari N550. Carbon black N330 memiliki ukuran yang lebih kecil dari N550 sehingga

memiliki luas permukaan yang lebih tinggi. Ukuran filler yang lebih kecil juga

menyebabkan filler lebih mudah terdispersi pada campuran karet. Pada permukaan

filer terdapat gugus-gugus aktif seperti karboksil, hidroksil, lakton, quinon dan

hidrogen reaktif. Gugus-gugus aktif tersebut dapat berikatan secara kimia dengan

molekul karet pada C1α metilen. Secara fisika filler juga akan terjadi ikatan melalui

gaya Van der Waalls. Ikatan yang terbentuk meningkatkan viskositas kompon

sehingga vulkanisat menjadi kaku dan kuat. Penelitian penggunaan filler N330,

N650, dan N900 pada karet alam memberikan sifat fisis kekerasan, ketahanan kikis,

kekuatan tarik dan modulus yang lebih baik pada penggunaan filler N330 (Jorge dan

Kim, 2005).

Dari gambar 1(a) terlihat bahwa penggunaan filler N330 pada kompon memiliki

kekuatan tarik yang lebih baik dari penggunaan filler N550. Dari grafik juga terlihat

kecenderungan nilai kekuatan tarik semakin bertambah dengan semakin banyak

jumlah phr karet alam yang digunakan. Karet alam memiliki sifat elastisitas dan

(7)

RSS/BR terlihat semakin banyak jumlah phr karet alam semakin tinggi nilai kekuatan

tarik. Begitu juga dengan elastisitas kompon yang dihasilkan, gambar 1(b).

Ditinjau dari nilai modulus 300%, nampak bahwa semua formula yang diteliti

mempunyai modulus 300% yang lebih besar dibanding pasaran. Modulus 300%

adalah besarnya tenaga yang diperlukan untuk meregangkan vulkanisat pada

perpanjangan 300%. Dari gambar 1(c) terlihat bahwa kompon dengan komposisi

karet alam lebih banyak memiliki kecenderungan membutuhkan tenaga yang lebih

kecil untuk meregang. Hal ini berkaitan dengan sifat karet alam yang lebih elastis.

Ketahanan kikis/abrasi (DIN abrassion lost) dinyatakan sebagai volume karet

yang terkikis selama pengujian. Semakin kecil nilai DIN abrassion lost, menunjukkan

kompon karet mempunyai ketahanan abrasi yang baik. Ketahanan kikis yang tinggi

pada kompon ban vulkanisir memberikan keuntungan ban tidak mudah aus (gundul).

Dari gambar 1(d) terlihat bahwa semua formula yang diteliti mempunyai ketahanan

kikis lebih baik dibanding kompon pasaran. Pengaruh perbandingan karet RSS/BR

terhadap ketahanan kikis lebih terlihat daripada pengaruh variasi jenis filler. Pada

variasi RSS/BR terlihat kecenderungan semakin banyak BR semakin kecil nilai DIN

abrassion lost. Hal ini disebabkan BR mempunyai sifat ketahanan abrasi yang baik.

Keuntungan penambahan BR pada karet alam adalah meningkatkan ketahanan

terhadap abrasi (Alipour, 2012).

Dari gambar 1(e) terlihat bahwa berat jenis setiap formulasi tidak berbeda

nyata. Hal ini dikarenakan karet alam dan polibutadiena memiliki berat jenis yang

nilainya hampir sama. Berat jenis karet alam yang digunakan dalam penelitian

memiliki berat jenis 0,93 g/cm3 dan karet polibutadiena memiliki berat jenis 0,91

g/cm3. Penggunaan filler penguat mempunyai keuntungan dapat meningkatkan sifat

fisis dan memberikan efek penguatan pada kompon karet. Namun di sisi lain,

penambahan filer menyebabkan meningkatnya berat jenis kompon. Kompon dengan

berat jenis yang tinggi menyebabkan produk ban menjadi berat. Hal ini tidak

diinginkan sehingga dihindari penambahan filler secara berlebihan. Jumlah filler yang

digunakan pada penelitian ini sama pada setiap formulasi yaitu sebesar 50 phr,

sehingga memberikan nilai berat jenis yang relatif sama.

Pada gambar 1(f) nampak bahwa nilai kekerasan dipengaruhi oleh jenis filler

(8)

lebih baik dibanding carbon black N550 dengan jumlah phr yang sama. Komposisi

karet butadiena dengan phr yang lebih banyak juga memiliki kecenderungan

kekerasan yang lebih baik. hal ini dimungkinkan karena terbentuknya ikatan silang

yang lebih banyak.

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompon telapak ban vulkanisir

memiliki sifat fisis yang lebih baik dari kompon pasaran. Komposisi karet

RSS/Butadiena 70/30 dengan filler carbon black 50 phr memberikan kecenderungan

sifat fisis yang lebih baik yaitu: kekuatan tarik 210,80 kg/cm2, perpanjangan putus

480%, modulus 300% 131,38 kg/cm2, ketahanan kikis 89,46 mm3, berat jenis 1,13

gr/cm3 dan kekerasan 62 shore A.

DAFTAR PUSTAKA

Alipour, A., 2012, Fabrication and Characterization of Nanostructured Polymer

Composites Prepared by Melt Compounding, International Journal of

Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics, Vol. 2, No. 2

Bayer. 1981. Formulary for The Rubber Industry. Bayer (India) Limited. Bombay.

Behnam, Bahmankhah and Helena Alvelos. 2011. Exploring the Potential of Quality

Tools in Tire Retreading Industry: a Case Study. International Journal of

Engineering Science and Technology (IJEST). Vol. 3 No. 6

Boustani, Avid., Sahni Sahni, Timothy Gutowski and Steven Graves. 2010. Tire

Remanufacturing and Energy Savings. Environmentally Benign Manufacturing

Laboratory. Sloan School of Management

Debapriya, Panda, P., Roy, M., Bhunia, S., 2013, Reinforcing effect of reclaim rubber

on natural rubber/polybutadiene rubber blends, Materials and Design 46:

142–150

Khausik, P. et all, 2010, Influence of carbon blacks on butadiene rubber/high styrene

rubber/natural rubber with nanosilica: Morphology and wear, Materials and

Design 31: 1156–1164

Lanxess. 2012. Polybutadiene Rubber. Lanxess Catalogue.

(9)

Mainier, Fernando B., Beatriz Pedrosa Salvini, Luciane P. C. Monteiro and Renata

Jogaib Mainier. 2013. recycling of tires in Brazil: a lucrative business or an

imported problem. International Journal of Engineering and Applied Sciences.

Vol. 2, No.3

Marzocca, A.J., Garraza, A.L., Shorichetti, P., Mosca, H.O., 2010, Cure kinetics and

swelling behaviour in polybutadiene rubber, Polymer Testing 29 (2010) 477–

482

Media Data. 2010. Bisnis Otomotif Indonesia Di tengah Persaingan Pasar Regional.

Mulyono, Mas Bagong. 2000. Wira Usaha : Vulkanisir Ban Sepeda Motor. Puspa

(10)

Gambar

Tabel 1. Matriks Formulasi Kompon Telapak Ban
Gambar 1. Sifat Fisis Kompon Telapak Ban Vulkanisir (a) Kuat tarik; (b)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan secara empiris Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) sebagai antipiretik mendorong penulis untuk melakukan penelitian

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan

Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran sapi perah kas aadalah sumber utama kas untuk perusahaan, mempunyai biaya perunit yang paling dan memiliki laba paling tinggi.Karena

Perlu dicatat bahwa kriteria pertama tidak menuntut agar bisa dikuantitatif- kan; yang diperlukan adalah untuk menilai bahwa output dua unit tersebut

Dalam rangka penyelesaian skripsi di prodi Manajemen FPEB UPI, saya bermaksud melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Persepsi Kegunaan ( Perceived Usefulness ) dan

Guru juga boleh mengisi terus pada BORANG PRESTASI dengan menggunakan pull down menu dengan memilih Band yang dikuasai oleh murid pada kotak yang berkenaan... Guru boleh mengisi

Pada hari Jum'at tanggal 28 September 2012 , kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. 719-

PEMBELAJARAN KANJI DASAR DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN ASOSIASI MEDIA GAMBAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |