• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Manajemen Bab III by

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Pengendalian Manajemen Bab III by"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Materi:

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:

PUSAT PENDAPATAN

(

RESPONSIBILITY CENTERS: REVENUE CENTER

)

Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

TATAP MUKA KE: 3

Penyusun: SABARUDIN MUSLIM

(2)

PUSAT PENDAPATAN

Pengendalian manajemen memfokuskan diri pada perilaku para manajer pada pusat-pusat pertanggungjawaban. Pengendalian manajemen memfokuskan diri pada perilaku para manajer pada pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang pertanggungjawaban terhadap aktivitas yang dilakukan. pada hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat pertanggungjawaban, yang masing-masing direpresentasikan oleh sebuah kotak dalam bagan organisasi. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut kemudian membentuk suatu hierarki. pada tingkatan terendah adalah pusat-pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja

(workshift) dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki dari beberapa unit organisasi yang lebih kecil, menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat pertanggungjawaban, meskipun istilah ini biasanya berkenaan dengan unit-unit dalam perusahaan.

Sifat Pusat Pertanggungjawaban

Pusat-pusat pertanggungjawaban muncul guna mewujudkan satu atau lebih tujuan, yang disebut objective (tujuan jangka pendek). Perusahaan secara keseluruhan memiliki goal (tujuan jangka panjang), dan manajer senior menentu-kan sejumlah strategi untuk mencapai goal tersebut. Fungsi berbagai pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat pertang-gungjawaban, jika setiap pusat pertanggungjawaban telah memenuhi objective,

maka goal organisasi tersebut juga telah tercapai.

(3)

GAMBAR 3-1. Pusat Pertanggungjawaban

Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh sebuah pusat pertanggungjawaban bisa saja kemudian diserahkan ke pusat pertanggung-jawaban yang lain, di mana mereka kemudian menjadi input, stall juga bisa di-lempar ke pasar, di mana mereka kemudian menjadi output organisasi perusaha-an secara keseluruhperusaha-an. Pendapatperusaha-an adalah jumlah yperusaha-ang diperoleh dari proses penyediaan output.

Hubungan antara Input dan Output

Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan-hubungan yang optimum antara input dan output. Di sejumlah pusat pertanggungjawaban, hubunganhubungan itu bersifat timbal balik dan langsung, sebagaimana di depar-temen produksi, di mana input bahan-bahan mentah menjadi bagian fisik dari barangbarang jadi. Di sini, pengendalian berfokus pada penggunaan input minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang dibutuhkan menurut spesifikasi tepat dan standar yang berkualitas, tepat pada waktunya, dan dengan jumlah yang diminta.

Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan. Biaya pengiklanan adalah input yang ditujukan unhik meningkatkan hasil penjualan; namun karena penghasilan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya penghasilan tidak selalu tampak dan lagipula keputusan manajemen untuk meningkatkan pengeluaran untuk iklan tampaknya lebih berbasis pada penilaian subjektif daripada berdasarkan data. Sementara itu, dalam litbang, hubungan antara input dan output bahkan lebih bersifat kabur; hasil dari litbang yang dilakukan pada masa sekarang barangkali tidak bisa diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimum yang harus dibelanjakan oleh sebuah perusahaan untuk litbang tidak bisa ditentukan.

(4)

Mengukur Input dan Output

Banyak dari jumlah input yang digunakan oleh pusat-pusat pertanggung-jawaban dapat dinyatakan sebagai ukuran-ukuran fisik-jumlah jam kerja, jumlah liter minyak, rim kertas, listrik kilowatt per jam. Dalam sistem pengendalian manajemen, satuansatuan kuantitasnya kemudian diterjemahkan dalam bentuk uang; uang merupakan sebutan umum yang memungkinkan nilai berbagai sumber daya yang beragam untuk digabungkan dan dikombinasikan. Nilai uang dari input yang dimasukkan biasanya dihitung melalui kuantitas fisik dengan harga per unit (yaitu: jumlah jam kerja per jamnya). Jumlah uang inilah yang disebut sebagai "biaya"; dengan cara inilah biasanya input yang dimasukkan ke pusat pertang-gungjawaban diwujudkan. Biaya adalah sebuah ukuran dalam bentuk uang bagi sejumlah sumber daya yang digunakan oleh sebuah pusat pertanggungjawaban.

Yang perlu dicatat di sini adalah sumber daya yang dipergunakan oleh pusat pertanggungjawaban. Pasien-pasien di rumah sakit atau seorang pelajar di sebuah sekolah bukanlah sebuah input. Lebih tepatnya, input adalah sumber daya yang digunakan oleh sebuah rumah sakit atau sebuah sekolah untuk mencapai tujuannya dalam memperlakukan pasien-pasien atau dalam mendidik para pelajar. Adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada untuk menghitung nilai output. Sebagai contoh, pendapatan per tahun barangkali me-rupakan alat ukur penting bagi output sebuah organisasi perusahaan yang ber-orientasi laba, akan tetapi angka itu tidak mengekspresikan seluruh kinerja organisasi perusahaan selama tahun yang sama. Input semacam aktivitas litbang, pelatihan sumber daya manusia, periklanan dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi output dalam tahun yang bersangkutan. Kita juga tidak mungkin mengukur secara akurat nilai kerja yang dilakukan oleh bagian humas, bagian pengendalian kualitas atau stafhukum perusahaan. Dalam organisasi-organisasi nirlaba, barangkali juga tidak ada tolok ukur output secara kuantitatif. Banyak organisasi perusahaan bahkan tidak berupaya untuk mengukur output dari masing-masing pusat pertanggungjawaban. Beberapa yang lain menggunakan cara perkiraan atau menggunakan angka-angka simulasi, walaupun hal itu disadari ada batas-batasnya.

Efisiensi dan Efektivitas

(5)

se-buah perbandingan dan bukan dalam makna absolut. Biasanya kita tidak menyatakan bahwa sebuah pertanggungjawaban, katakanlah pertanggungjawab-an A, 80% efisien; tetapi kita lebih tepat menyatakpertanggungjawab-an bahwa kpertanggungjawab-antor tersebut lebih (atau kurang) efisien dibanding para pesaingnya, lebih (atau kurang) efisien sekarang daripada di masa lalu, lebih (atau kurang) efisien dibandingkan anggarannya, atau lebih (atau kurang) efisien daripada pusat pertanggung-jawaban B.

Efisiensi adalah perbandingan output terhadap input, atau jumlah output per unit input. Pusat pertanggungjawaban A lebih bersifat efisien daripada pusat pertanggungjawaban B jika (1) menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit daripacla Kantor Tanggung jawab B, namun memproduksi output yang sama, atau (2) menggunakan jumlah sumber daya yang sama namun mem-produksi output lebih besar.

Perlu dicatat bahwa kriteria pertama tidak menuntut agar bisa dikuantitatif-kan; yang diperlukan adalah untuk menilai bahwa output dua unit tersebut diperkirakan sama; jika demikian halnya, dengan mengasumsikan bahwa kedua pusat pertanggungjawaban tersebut menjalankan kerja mereka dengan cara yang memuaskan dan besar-kecilnya masing-masing pekerjaan tersebut bisa di-bandingkan, unit dengan input yang lebih rendah (yaitu biaya-biaya yang lebih rendah) akan lebih efisien. Akan tetapi, dalam kriteria kedua di mana inputnya adalah sama namun dengan output yang berbeda, beberapa tolok ukur output kuantitatif yang dibutuhkan; ini adalah kalkulasi yang lebih sulit.

Dalam banyak pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan cara membandingkan biaya-biaya aktual dengan standar di mana biaya-biaya tersebut harus diukur dengan output yang terukur. Meskipun metode ini dapat digunakan, ia mempunyai dua kelemahan besar: (1) biaya-biaya yang tercatat bukanlah tolok ukur terhadap sumber daya-sumber daya yang sebenamya digunakan; dan (2) standar pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang secara ideal harus tercapai dalam kondisi-kondisi yang ada.

Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan-hubungan antara input dan output, efekvitas ditentukan antar-output yang dihasilkan oleh pusa pertanggungjawaban dengan tujuan jangka pendek (objective) perusahaan maka semakin efektiflah unit tersebut. Karena baik tujuan jangka pendek

(6)

tahun-tahun terakhir." Efisiensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain; setiap pusat pertanggungjawaban harus efektif dan efisien-di mana, organisasi perusahaan harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimum. Sebuah pusat pertang-gungjawaban, yang menjalankan tanggung jawabnya dengan mengkonsumsi sumber daya serendah mungkin, bisa jadi akan efisien, namun jika output yang dihasilkannya gagal memberikan sumbangan yang memadai pada pencapaian tujuan jangka panjang (goal) organisasi, maka ia tidaklah efektif. Jika sebuah departemen kredit menangani paperwork dengan menyertakan catatan-catatan penunggakan yang berbiaya rendah per unitnya, maka ia bersifat efisien; namun jika, pada saat bersamaan, ia gagal dalam mengoleksi (atau terlibat dalam pertentangan yang tidak perlu dengan para konsumennya), maka ia bersifat tidak efektif.

Secara ringkas, sebuah pusat pertanggungjawaban akan bersifat efisien jika melakukan hal-hal tertentu secara tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat.

Peranan Laba. Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi laba adalah memperoleh laba yang memuaskan. Oleh karenanya, laba merupakan tolok ukur yang penting dari efektivitas. Lebih jauh lagi, karena laba merupakan selisih antara pendapatan (sebuah tolok ukur laba) dan biaya (sebuah tolok ukur input), ia juga merupakan tolok ukur efisiensi. Oleh karena itu, laba mengukur baik efektivitas dan efisiensi. Ketika tolok ukur secara menyeluruh itu ada, tidak perlu untuk mempertentangkan efisiensi dan efektivitas. Akan tetapi, ketika tolok ukur tersebut tidak ada, adalah layak dan bermanfaat untuk mengklasifikasikan tolok ukur kinerja dalam hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi.

Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban, yang digolongkan menurut sifat input dalam bentuk uang dan/atau output yang diukur dengan tujuan pengendalian; pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Karakteristikkarakteristik masing-masing ditunjukkan dalam Gambar 3-2. Di pusat pendapatan, output diukur dalam bentuk uang; di pusat biaya, input-input yang diukur; di pusat laba, baik pendapatan (output) dan biaya (input) diukur; dan di pusat investasi, kaitan antara laba dan investasi juga diukur.

(7)
(8)

Pusat Pendapatan

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

GAMBAR 3-1. Pusat Pertanggungjawaban
GAMBAR 3-2. Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban

Referensi

Dokumen terkait

Halaman kelola barang keluar yaitu untuk mengelola data barang keluar, administrasi gudang bisa mengelola data barang keluar seperti melihat, mengisi, dan mencetak selanjutnya

1) Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP. Standar pelaporan pertama mengharuskan auditor mengetahuai bahwa GAAP merupakan kriteria yang ditetapkan untuk digunakan dalam

Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi

Borland Delphi7 adalah Software yang digunakan untuk membuat Aplikasi Sistem Input Output Suara Menggunakan Sound Card yang cara kerjanya akan bisa merekam suatu suara dan

Halaman output tampilan penyakit digunakan untuk mengetahui penyakit apasaja yang bisa didiagnosa penyakit pengguna berdasarkan gejala yg akan diajukan sistem untuk

 IBM Blade Chasis yang ada saat ini (BCE) tidak bisa memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk ERP System.(Secara fisik chassis E tidak jauh berbeda dengan chassis

Dalam hal fokus pertama, strategi yang akan dilakukan antara lain(1) merumuskan kembali kompetensi yang diperlukan SDM perencana dalam (a) melakukan perumusan

Informan dalam penelitian ini memiliki kriteria yakni, yang pertama, merupakan ibu rumah tangga baik bekerja maupun tidak bekerja, dalam hal ini ditekankan pada situasi bahwa informan