• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Dengan Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Di SMA 6 Tasikmalaya Decision Support System Of Major Selection Using Saw Method In SMA 6 Tasikmalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Dengan Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Di SMA 6 Tasikmalaya Decision Support System Of Major Selection Using Saw Method In SMA 6 Tasikmalaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Dengan

Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

Di SMA 6 Tasikmalaya

Decision Support System Of Major Selection Using Saw Method

In SMA 6 Tasikmalaya

Teuku Mufizar1, Dede Syahrul Anwar2, Epa Aprianis3 1

Program Studi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Tasikmalaya

2, 3

Program Studi Teknik Informatika, STMIK Tasikmalaya

1,2,3

Jl. RE. Martadinata No.272 A, Telp(0265)310830,Tasikmalaya, Indonesia e-mail:1fizargama@gmail.com,2derul.anwar@gmail.com,3eastaeastt@gmail.com

Abstrak

SMA Negeri 6 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah di Kota Tasikmalaya yang tiap tahunnya rutin melaksanakan pemilihan jurusan bagi siswanya. Penjurusan ini dimaksudkan agar nanti siswa dapat menyelesaikan sekolah sesuai dengan minat dan kemampuannya sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Proses pemilihan jurusan saat ini memiliki kelemahan diantaranya membutuhkan waktu cukup lama dan juga hasil yang didapat kurang akurat karena bisa saja terjadi banyak kekeliruan karena belum tersedianya aplikasi khusus untuk mendukung perhitungan tersebut. Selain itu unsur subjektifitas pun cukup tinggi karena kriteria yang digunakan masih sedikit dan kurang relevan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuatkan sistem penunjang keputusan untuk membantu Guru Bimbingan Konseling(BK) dalam menentukan pemilihan jurusan. Dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Adapun kriteria yang digunakan adalah Nilai Rapot Matematika, Nilai Rapot Bahasa Indonesia, Nilai Rapot Bahasa Inggris, Nilai Rapot IPA, Nilai Rapot IPS, Nilai psikotes, Minat Siswa IPA, Minat Siswa IPS, Saran Orang Tua IPA, dan Saran Orang Tua IPS. Hasil akhir dari penelitian ini didapatkan bahwa sistem pendukung keputusan dengan metode SAW mampu mengatasi permasalahan dalam proses pemilihan jurusan di SMA 6 Tasikmalaya.

Kata Kunci-Sistem Pendukung Keputusan, Pemilihan Jurusan, SAW

Abstract

(2)

1. PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu jenjang pendidikan tingkat menengah yang merupakan lanjutan dari sekolah menengah pertama (SMP). Tidak seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berorientasikan siswa yang siap terjun ke dunia kerja, siswa SMA nantinya diharapkan siap untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Perlu waktu sekitar 3 tahun yang harus dilalui oleh siswa sampai dinyatakan lulus SMA. Tentunya banyak kegiatan penting yang harus dilalui diantaranya pembelajaran di kelas, bimbingan konseling, ujian akhir semester , ujian nasional, dan masih banyak lagi lainnya.

Salah satu kegiatan yang sangat penting dan harus dilakukan oleh siswa SMA yaitu pemilihan jurusan. Pemilihan jurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran pada siswa/siswi di jenjang SMA. Dalam penjurusan ini, siswa diberi kesempatan memilih jurusan apa yang akan dipilihnya, misal apakah akan memilih jurusan IPA, IPS atau Bahasa. Penjurusan ini dimaksudkan agar nanti siswa dapat menyelesaikan sekolah sesuai dengan minat dan kemampuannya sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Misal apabila nantinya siswa tersebut mau kuliah di bidang eksakta, maka jurusan yang harus dipilih yaitu jurusan IPA.

Dari pemaparan diatas, tentunya diperlukan ketepatan dalam penentuan pemilihan jurusan. Hal ini dikarenakan akan sangat berdampak pada masa depan siswa nantinya. Apabila siswa salah memilih jurusan, maka dikhawatirkan akan muncul permasalahan baik pada saat sekolah ataupun nanti pada saat kuliah.

SMA Negeri 6 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah di Kota Tasikmalaya yang tiap tahunnya rutin melaksanakan pemilihan jurusan bagi siswanya. Di sekolah ini terdiri dari dua jurusan yaitu jurusan IPA dan IPS. Proses pemilihan jurusan di SMA 6 ini dilakukan oleh Guru BK. Proses pemilihan jurusannya diawali pada siswa saat melakukan pendaftaran mencantumkan minat untuk jurusan 1 dan jurusan 2. Setelah itu Guru BK mengumpulkan nilai-nilai masing-masing siswa sesuai dengan yang disyaratkan pada masing-masing jenis jurusan. Kemudian nilai-nilai itu dihitung, dan nantinya dijadikan dasar untuk ditentukan jurusan apa yang dipilih untuk siswa.

Proses pemilihan jurusan dengan cara tersebut memiliki kelemahan diantaranya membutuhkan waktu cukup lama dan juga hasil yang didapat kurang akurat karena bisa saja terjadi banyak kekeliruan karena belum tersedianya program (aplikasi) khusus untuk mendukung perhitungan tersebut. Unsur subjektifitas pun cukup tinggi karena kriteria yang digunakan

masih sedikit dan kurang relevan

. Oleh karena itu diperlukannya sebuah sistem penunjang keputusan untuk membantu Guru Bimbingan Konseling(BK) dalam menentukan pemilihan jurusan yang tepat bagi siswa SMA 6 Kota Tasikmalaya. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat keputusan. Ada yang mendefinisikan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan[1]. Pembuatan SPK ini diharapkan akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan sistem yang dibangun nantinya menggunakan kriteria-kriteria yang relevan sehingga hasil akhirnya nanti jurusan yang terpilih merupakan jurusan yang paling tepat untuk siswa SMA 6 Tasikmalaya. Adapun metode yang digunakan yaitu metode Simple Additive Weighting(SAW). Metode SAW merupakan metode Fuzzy MADM yang paling sederhana dan paling banyak digunakan. Metode ini juga metode yang paling mudah untuk diaplikasikan, karena mempunyai algoritma yang tidak terlalu rumit.Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot [2]. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut [3].

(3)

Dalam jurnal tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Pada SMK Kertha Wisata Denpasar Menggunakan Fuzzy SAW. Adapun kriteria penilaiannya terdiri dari 8 jenis kriteria, yaitu Nilai rata-rata Matematika, nilai rata-rata Bahasa Indonesia, nilai rata-rata IPA, nilai rata-rata TIK, nilai rata-rata Keterampilan, minat AP, minat UJP, minat JB.

Jurnal kedua yang menjadi acuan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mhb Riki Prayoko [5]. Penelitian ini dilakukan untuk membuat Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Pada Sekolah Menengah Atas SMA Setia Budi Abadi Perbaungan Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Adapun kriteria yang dipakai yaitu Nilai Kimia, Nilai fisika, Nilai biologi.

Jurnal ketiga yang dijadikan acuan oleh peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuniarsi Rahayu dan Moh Husni Nurmansyah [6]. Penelitian ini dilakukan untuk nembangun Sistem Pendukung keputusan penjurusan SMA menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Kriteria yang digunakan adalah nilai rata-rata ipa, rata-rata ips, nilai bakat ipa dan nilai bakat ips.

Jurnal keempat yang dijadikan referensi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lutfhi Nur Hidayat [7]. Jurnal tersebut membahas tentang pembangunan Metode Topsis Untuk Membantu Pemilihan Jurusan Pada Sekolah Menengah Atas dengan mengunakan kriteria yaitu Nilai rapot semester 1 dan 2 diperoleh dikelas X IPA,IPS dan Bahasa, nilai tes psikologi, peminatan siswa

Jurnal terakhir yang dijadikan referensi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dyah Pratiwi, dkk. [8]. Jurnal tersebut berjudul Decision Support System to Majoring High School Student Using Simple Additive Weighting Method. Kriteria yang digunakan yaitu Rata-rata nilai buku raport, Nilai rata-rata nasional ujian, Prioritas jurusan, prestasi Non akademik , dan Hasil Test Simulasi.

Dari referensi-referensi jurnal diatas, dapat terlihat adanya perbandingan dengan penelitian yang saat ini dilakukan. Penelitian saat ini memiliki perbedaan dengan penelitian [7] dari sisi metode yang dipakai, yaitu SAW dan TOPSIS. Sedangkan kalau dibandingkan dengan penelitian [4,5,6, 8], walaupun ada kesamaan dari sisi penggunaan metode yaitu metode SAW, akan tetapi dalam penelitian kali ini peneliti melakukan pengembangan dari penelitian tersebut yaitu dengan menambahkan kriteria yang digunakan menjadi 10 kriteria yaitu Nilai Rapot Matematika, Nilai Rapot Bahasa Indonesia, Nilai Rapot Bahasa Inggris, Nilai Rapot IPA, Nilai Rapot IPS, Nilai psikotes, Minat Siswa IPA, Minat Siswa IPS, Saran Orang Tua IPA, dan Saran Orang Tua IPS. Penambahan kriteria ini didasarkan pada hasil wawancara dan persetujuan dari tempat penelitian yaitu dari pihak Guru BK SMA Negeri 6 Tasikmalaya.

2. METODOLOGI

(4)

Gambar 1. Alur penelitian dengan metode SAW dalam pemilihan jurusan di SMA Negeri 6 Tasikmalaya

Langkah-langkah dalam metode SAW[3] adalah: 1. Menentukan Kriteria (Cj)

2. Memberikan nilai bobot preferensi (W) oleh pengambil keputusan untuk masing-masing kriteria yang sudah ditentukan.

W = [ … ] (1)

3. Melakukan normalisasi matriks keputusan X dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternative Aipada atribut Cj..

= memberikan pengeluaran jika nilainya semakin besar bagi pengambil keputusan.

b. Apabila berupa atribut keuntungan maka nilai (xij) dari setiap kolom atribut dibagi

dengan nilai (MAX xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai (MIN xij)

dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai (xij) setiap kolom.

4. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) membentuk matriks ternormalisasi (R)

= ⋮

⋯ (3)

5. Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot preferensi (W).

6. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara menjumlahkan hasil kali

antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot preferensi (W)..

= ( 4)

Nilai Viyang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ailebih terpilih.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Kebutuhan Metode SAW 1) Menentukan Kriteria

Dalam metode SAW terdapat kriteria yang dibutuhkan untuk proses perhitungan nantinya. Dalam kasus ini ada 10 kriteria yang akan digunakan untuk proses pengambilan keputusan menentukan jurusan. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1) Nilai Rapot Matematika 2) Nilai Rapot Bahasa Indonesia 3) Nilai Rapot Bahasa Inggris 4) Nilai Rapot IPA

(5)

9) Saran Orang Tua IPA 10) Saran Orang Tua IPS

2) Menentukan Bobot Kriteria

Rating kecocokan setiap alternative (penilaian) pada setiap kriteria yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat Grafik nilai preferensi tiap criteria pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik Nilai Preferensi Tiap Kriteria

Dari grafik nilai preferensi tersebut kemudian dibuat tabel bobot untuk setiap kriteria dari mulai yang tertinggi sampai yang terendah seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Tabel Bobot Untuk Kriteria

Bobot Keterangan Bobot Kriteria 1 Sangat Baik (SB) Tertinggi 0.8 Baik (B)

0.6 Cukup (C) 0.4 Kurang (K)

0.2 Sangat Kurang (SK) Terendah

Dikarenakan jurusan yang akan dipilih dalam proses pemilihan jurusan di SMA 6 Tasikmalaya ada 2 yaitu Jurusan IPA dan IPS, maka dibuatkan tabel preferensi bobot untuk tiap kriteria pada kedua jurusan tersebut. (Lihat Tabel 2).

Tabel 2. Bobot Nilai Preferensi Tiap Jurusan Kriteria Jurusan

IPA IPS Nilai Rapot Matematika SB K Nilai Rapot Bahasa Indonesia B B Nilai Rapot Bahasa Ingris B B Nilai Rapot IPA SB C Nilai Rapot IPS C SB

Nilai Psikotest B B

Minat IPA SB K

Minat IPA K SB

(6)

Dari tabel 2 diatas, maka didapatkan nilai Preferensi Bobot Tiap Kriteria pada tiap jurusan (IPA dan IPS) seperti pada tabel 3 dibawah berikut.

Tabel 3. Tabel Preferensi Bobot Tiap Kriteria pada tiap jurusan. Kriteria Jurusan

3) Menentukan Tabel Rating Kriteria Kecocokan a) Kriteria Nilai Rapot Matematika

Nilai raport matematika di ambil dari siswa saat belajar dibangku SMP, dan nilainya dilihat dari semester 5. (Lihat Tabel 4)

Tabel 4. Komposisi penilaian Nilai Rapot Matematika Nilai Rapot

b) Kriteria Nilai Rapot Bahasa Indonesia

Nilai raport Bahasa Indonesia di ambil dari siswa saat belajar dibangku SMP, dan nilainya dilihat semester 5. (Lihat Tabel 5)

Tabel 5. Komposisi penilaian Nilai Rapot Bhs.Indonesia Nilai Rapot

c) Kriteria Nilai Rapot Bahasa Inggris

Nilai raport Bahasa Indonesia di ambil dari siswa saat belajar dibangku SMP, dan nilainya dilihat dari semester 5. (Lihat Tabel 6)

Tabel 6. Komposisi penilaian Nilai Rapot Bhs.Inggris Nilai Rapot Bhs.Inggris Klasifikasi Rating

91-100 Sangat Baik 5

81-90 Baik 4

71-80 Cukup 3

61-70 Kurang 2

(7)

d) Kriteria Nilai Rapot IPA

Nilai raport IPA di ambil dari siswa saat belajar dibangku SMP, dan nilainya dilihat dari semester 5. (Lihat Tabel 7)

Tabel 7. Komposisi penilaian Nilai Rapot IPA Nilai Rapot IPA Klasifikasi Rating

91-100 Sangat Baik 5

81-90 Baik 4

71-80 Cukup 3

61-70 Kurang 2

50-60 Sangat Kurang 1

e. Kriteria Nilai Rapot IPS

Nilai raport Bahasa Indonesia di ambil dari siswa saat belajar dibangku SMP, dan nilainya dilihat dari semester 5. (Lihat Tabel 8)

Tabel 8. Komposisi penilaian Nilai Rapot IPS Nilai Rapot IPS Klasifikasi Rating

91-100 Sangat Baik 5

81-90 Baik 4

71-80 Cukup 3

61-70 Kurang 2

50-60 Sangat Kurang 1

f. Kriteria Nilai Psikotest

Nilai Test Psikologi di ambil dari siswa saat sudah masuk ke SMA, siswa baru yang sudah melakukan pendaftaran dan yang sudah mengisi formulir penjurusan, lalu mengikuti psikotest. (Lihat Tabel 9)

Tabel 9. Komposisi penilaian Nilai Test Psikologi Nilai Test Psikologi Klasifikasi Rating

>120 Sangat Baik 5

110-119 Baik 4

90-109 Cukup 3

80-89 Kurang 2

<79 Sangat Kurang 1

g. Kriteria Minat Siswa IPA

Minat Siswa IPA ini didapat saat siswa melakukan pendaftaran ke sekolah SMA dengan melakukan pengisian Formulir. (Lihat Tabel 10)

Tabel 10. Komposisi penilaian Minat IPA Kriteria Tingakat Keminatan Rating

(8)

h. Kriteria Minat Siswa IPS

Minat Siswa IPS ini didapat saat siswa melakukan pendaftaran ke sekolah SMA dengan melakukan pengisian Formulir. (Lihat Tabel 11)

Tabel 11. Komposisi penilaian Minat IPS Kriteria Tingkat Keminatan Rating

Sangat Minat (SM) 5 Minat Siswa IPS Minat (M) 4 Cukup (C) 3 Kurang Minat (KM) 2 Tidak Minat (TM) 1

i. Kriteria Saran Orang Tua IPA

Saran Orang Tua IPA ini didapat saat siswa melakukan pendaftaran ke sekolah SMA dengan melakukan pengisian Formulir. (Lihat Tabel 12)

Tabel 12. Komposisi penilaian Saran Orang Tua IPA Kriteria Klasifikasi Rating Saran Orang Tua

IPA

Sangat Menyarankan (SM) 5 Menyarankan (M) 4 Cukup (C) 3 Kurang Menyarankan (KM) 2 Tidak Menyarankan (TM) 1

j. Saran Orang Tua IPS

Saran Orang Tua IPS ini didapat saat siswa melakukan pendaftaran ke sekolah SMA dengan melakukan pengisian Formulir. (Lihat Tabel 13)

Tabel 13. Komposisi penilaian Saran Orang Tua IPS Kriteria Klasifikasi Rating Saran Orang Tua

IPS

Sangat Menyarankan (SM) 5 Menyarankan (M) 4 Cukup (C) 3 Kurang Menyarankan (KM) 2 Tidak Menyarankan (TM) 1

4. Membuat Rating Kecocokan pada alternatif

Membuat tabel rating kecocokan pada alternatif A1, A2, A3, A4, A5, dari setiap kriteria. Lihat tabel 14.

Tabel 14. Rating Kecocokan dari data awal

(9)

Dari Tabel 14 diatas, selanjutnya akan dibentuk rating kecocokan dari setiap alternatif seperti pada tabel 15 dibawah ini.

Tabel.15 Rating Kecocokan dari alternatif

Alternatif C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10

5. Membuat matrik keputusan (x)

Dari tabel 15 rating kecocokan alternatif, langkah selanjutnya yaitu membentuk matriks keputusan (matriks x).

6. Membuat matriks keputusan ternormalisasi(R)

Langkah selanjutnya dalam metode SAW melakukan noramalisasi matriks keputusan X dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (Rij) dari alternatif (Ai) pada kriteria (Cj).

Sebagai contoh dilakukan perhitungan untuk R11,R12, R21, dan R22

R11 = 2

Dari hasil perhitungan persamaan diatas, maka di dapat sebuah nilai matriks ternormalisasi (R) yaitu sebagai berikut :

R =

7. Menghitung Nilai Preferensi (Vi)

Nilai V diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian elemen kolom matrik (W).

Untuk perhitungan perangkingan dilakukan tiga langkah yaitu untuk mencari nilai V untuk IPA , mencari nilai V untuk IPS, dan terakhir membandingkan antara Nilai IPA dan Nilai IPS.

(10)

Dari perhitungan diatas didapatkan hasil perangkingan seperti dalam Tabel 16 berikut:

Tabel 16. Hasil Perhitungan nilai Vi untuk Jurusan IPA ALTERNATIF Nilai Total IPA

b. Nilai total Vi untuk nilai IPS dapat dihitung dengan perkalian Tabel 3 untuk nilai bobot W IPS = {0,4 0,8 0,8 0,6 1 0,8 0,4 1 0,4 0,8} dengan matriks R.

Sebagai contoh akan dihitung nilai V1IPS

V1IPS = (0,4)(0,5)+(0,8)(0,67)+(0,8)(1)+(0,6)(0,75)+(1)(0,5)+(0,8)(0,33)+(0,4)(1)+(1)(0,4)

+ (0,4)(1)+(0,8)(0,25) = 4,15

Dari perhitungan diatas didapatkan hasil perangkingan seperti dalam Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Hasil Perhitungan nilai Vi untuk Jurusan IPS ALTERNATIF Nilai Total IPS

c. Hasil akhir perhitungan rekomendasi pemilihan jurusan

Untuk mendapatkan hasil akhir dari pemilihan jurusan didapatkan dari hasil perbandingan antara Nilai Total IPA pada tabel 16 dan Nilai Total IPS pada tabel 17. Jurusan yang terpilih/direkomendasikan adalah jurusan yang nilainya lebih besar. Hasilnya bisa di lihat dalam bentuk tabel 18 sebagai berikut.

(11)

Dari tabel 18 diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari 5 data siswa baru, 4 data siswa yaitu A1, A2, A3, dan A5 antara minat dan jurusan terpilih sama yang artinya siswa baru tersebut memperoleh jurusan sesuai dengan minatnya. Sedangkan siswa baru A4 antara minat dan jurusan yang terpilih berbeda dimana minat siswa tersebut yaitu IPS ternyata yang terpilih/direkomendasikan yaitu IPA.

3.2. Implementasi Sistem

Pada gambar 3 dibawah ini, proses pemilihan jurusan dimulai dengan penilaian setiap siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Gambar 3. Tampilan input data kriteria siswa

Selanjutnya setelah diproses, maka data hasil penilaian akan ditampilkan seperti pada gambar 4. Dari gambar tersebut, ditampilkan data hasil penilaian beserta nilai rating kecocokannya, Nilai Matriks X dan juga nilai Matrik R.

Gambar 4. Tampilan Matriks Keputusan dan Matriks Keputusan Ternormalisasi

Setelah didapatkan matriks R, langkah selanjutnya adalah mengalikan matriks tersebut dengan nilai bobot kepentingan(w) yang telah ditentukan diawal untuk didapatkan nilai V. (Lihat Gambar 5)

(12)

Hasil akhir dari sistem pemilihan jurusan ini ini adalah didapatkannya rekomendasi jurusan yang terpilih untuk siswa. (lihat gambar 6).

Gambar 6. Tampilan hasil rekomendasi pemilihan jurusan siswa.

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pemilihan Jurusan di SMA 6 Tasikmalaya dengan

menggunakan metode SAW telah berhasil dibangun untuk menghasilkan keputusan berupa rekomendasi jurusan yang terpilih untuk siswa.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1 Kendall, Kennet E., dan Kendall, Jullie E., 2010. Analisis dan Perancangan Sistem Edisi ke-5 (Versi Bahasa Indonesia). Indeks, Jakarta.

2 Deni, Widayanti, Sudana, Oka, dan Sasmita, Arya, 2013, Analysis and Implementation Fuzzy Multi-Attribute Decision Making SAW Method for Selection of High Achieving Students in Faculty Level. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, No 2, Vol. 10, Issue 1.

3 Kusumadewi., Sri, Hartati., Sri, Harjoko., Agus, dan Wardoyo., Retantyo, 2006.Fuzzy Multi Attributte Decision Making (Fuzzy MADM). Graha Ilmu, Yogyakarta.

[4] Suparth, I Kade Dwi Grandika., Dewi, I Gusti Ayu Putu Eka Purnama, 2014, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Pada SMK Kertha Wisata Dendapas menggunakan Fuzzy SAW, Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 3, Nomor 2.

[5] Prayoko, Mhb Riki, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan Pada Sekolah Menengah Atas SMA Setia Budi Abadi Perbaungan Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW),Jurnal Ilmiah Pelita Informatika Budi Darma Vol. V, No. 2

[6] Nurmansyah, Mohamad Husni And Rahayu, Yuniarsi, 2013, Sistem Pendukung keputusan penjurusan SMA menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Teknik Informatika. Udinus Semarang.

[7] Hidayat, Luthfi Nur, 2014, Metode Topsis Untuk Membantu Pemilihan Jurusan Pada Sekolah Menengah Atas, Teknik Informatika. Udinus Semarang.

[8] Pratiwi, Diah., Lestari, Juliana Putri., R., Agushinta Dewi, 2014, Decision Support System to Majoring High School Student Using Simple Additive Weighting Method, International

Gambar

Gambar 2. Grafik Nilai Preferensi Tiap Kriteria
Tabel 5. Komposisi penilaian Nilai Rapot Bhs.Indonesia
Tabel 9. Komposisi penilaian Nilai Test Psikologi
Tabel 13. Komposisi penilaian Saran Orang Tua IPS
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menarik minat nasabah agar menggunakan produk atau jasanya, BNI syariah perlu mengamati hal-hal yang mempengaruhi nasabah dalam pengambilan keputusan menggunakan

Dukungan Manajemen Sistem Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Perusahaan Pemula

Sediaan 131 I-VCO yang disimpan dalam etanol absolut pada suhu 4 o C (dalam lemari es) dapat bertahan selama 4 hari dengan kemurnian radiokimia masih lebih besar dari 90%,

Ella Komariah, S.Pd selaku Guru Prakarya dan Kewirausahaan pada kelas XI bahwa Pertama, Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung menggunakan kurikulum 2006 untuk

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengkaji Daerah Aliran Sungai (DAS) Riam Kanan sebagai daerah penelitian untuk mengetahui kondisi hidrologi terutama

Contemporary Engineering Sciences is international journal that presents high quality peer-reviewed papers and reviews in all branches of engineering sciences and related

Sedangkan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial terdapat empat komoditas unggulan dengan klinik kesehatan sebagai komoditas yang paling unggul di

Oleh karena itu, penyusunan dan penerbitan Kamus Dwibahasa Bahasa Talaud- Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan kemampuan berbahasa Indonesia bagi