Oleh : Gartika Setiya Nugraha 22405019
Pembahasan
•
Abstrak
•
Pendahuluan
•
Zona Subduksi
•
Subduksi dan Batuan Sekitar
•
Pembentukan Zona Subduksi
2
ABSTRAK
Menurut
teori
Tektonik Lempeng, bagian luar
dari kulit Bumi atau litosfera terpecah
menjadi beberapa lempeng besar terdiri
dari 10 lempeng utama yang bergerak satu
sama lain dengan kecepatan berkisar
antara 1 - 10 Cm/tahun
Konvergen,
Divergen dan Berpapasan
Konvergen
khususnya
Subduksi
, bagaimana
hubungan batuan yang ada disekitarnya,
Vulkanik, sumber Gempa dan hubungan
lainnya.
TERDAPAT SEKITAR 10 LEMPENG UTAMA
BERSIFAT TEGAR YANG SELALU BERGESER
BERGERAK BEBAS DIATAS ASTENOSFIR
SALING BERSENTUHAN\ BERTUMBUKAN (KONVERGEN) ATAU MEMISAH-DIRI (DIVERGEN)
KONVERGEN MEMISAH DIRI BERPAPASAN
4
Zona Konvergen
Ada dua jenis zona konvergen :
1.
Tumbukan (Kolisi)
Antara dua lempeng yang sejenis
2.
Penunjaman (Subduksi)
Antara dua lempeng yang berbeda
KONVERGEN
1. LEMPENG KERAK-SAMUDRA DENGAN
LEMPENG KERAK-BENUA
Penunjaman (Subduksi)
2.1. LEMPENG KERAK-SAMUDRA DENGAN
LEMPENG KERAK-SAMUDRA
Tumbukan (Kolisi)
2.2. LEMPENG KERAK-BENUA DENGAN
LEMPENG KERAK-BENUA
Tumbukan (Kolisi)
Tumbukan (Konvergen) Antar Lempeng Benua
Himalaya
ZONA SUBDUKSI
Zona subduksi
terjadi ketika
lempeng samudra
bertabrakan
dengan
lempeng benua
, dan
menelusup ke bawah lempeng benua
tersebut ke dalam
astenosfer
.
Lempeng
samudra
mengalami
6
GRANITIC ( T< 300-450 Cº )
~ 2.75 gm/cm³ MAFIC / ULTRAMAFIC ( > 600 Cº ) TRANSMITS FORCE
GARNET PERIDOTITE T > 1200-1300 Cº TRANSMITS PRESSURE
REGION DOMINATED BY CONVECTIVE HEAT FLOW
~ av.~ 3.30 gm/ cm³
Densitas Lempeng Samudera > Densitas Lempeng Benua
Density Differences:
-continental crust: ≈ 2.8 g/cm3 -oceanic crust: ≈ 3.2 g/cm3 -asthenosphere: ≈ 3.3 g/cm3
Hasil Interaksi Zona Subduksi
1.
Palung
pada zona subduksi aktif
2.
Cekungan depan-busur atau
“
fore-arc
basin
”,
3.
Busur magmatik
atau volkanik
4.
Cekungan belakang busur atau
“
Architecture of subduction zones
Benioff zone
Slab
Back arc Fore arc
Magmatic arc Trench
Subduksi dan Batuan Sekitar
Batuan terbagi dalam 3 jenis batuan :
1.
Batuan Beku
batuan yang terbentuk dari pembekuan dan kristalisasi magma baik di dalam bumi maupun di permukaan bumi
2.
Batuan Metamorf
Batuan sebelumnya mengalami perubahan komposisi kimia (isokimia) tanpa melalui fasa cair (dalam keadaan padat) & terbentuk mineral baru akibat proses perubahan tekanan (P), temperatur (T) atau keduanya
3.
Batuan Sedimen
Hasil pengendapan dari proses mekanis, kimiawi atau organik yang kemudian menjadi kompak, keras dan berlapis
Cat. : Magma Cairan silikat pijar terbentuk alamiah (900-1100oC)
8
Batuan Sekitar Zona Subduksi
Komposisi magma terdiri dari 8 unsur utama yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na, K
dan juga mengandung senyawa H2O dan CO2serta beberapa komponen gas
H2S, HCl, CH4dan CO. Pada berbagai kondisi temperatur, magma dapat berdiferensiasi atau mengalami kristalisasi membentuk berbagai asosiasi mineral berupa berbagai jenis batuan beku. Pada saat magma mengalami
pendinginan akan terjadi kristalisasi dari berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan yang dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen
Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat
terbentuknya dapat dibedakan menjadi 2 kelompok :
1.
Batuan beku
intrusi
batuan beku yang membeku di dalam bumi, yang
menghasilkan 2 jenis batuan beku yaitu :
– Batuan hypabisal: batuan beku yang membeku di dalam bumi pada kedalaman menengah-dangkal
– Batuan plutonik: batuan beku yang membeku jauh di dalam bumi
2. Batuan beku
ekstrusi
: batuan beku yang
10
Batuan Metamorf Di Sekitar Zona Subduksi
1.BUSUR VULKANIK 2.PALUNG DG. TAJI BANCUH ME’LANGE 3.CEKUNGAN-2 SEDIMEN
“MUKA -BUSUR” “TENGAH -BUSUR” “BELAKANG -BUSUR”
1
2 3
12
KANTONG-2 PEMUSATAN
ASIMILASI-PENGHABLURAN-PENCAMPURAN OLEH SEDIMEN-2 YANG TERCAKUP DALAM KERAK
SEDIMEN YANG MENYUSUP KERAK SAMUDRA
SEDIMEN LAUT
MENGALAMI UBAHAN HIDROTHERMAL
PELEBURAN \ DEHIDRASI KERAK-SAMUDRA
LELEHAN PARSIAL
PROSES PEMBENTUKAN MAGMA PADA ZONA SUBDUKSI (SISTIM BUSUR KEPULAUAN)
PEMBENTUKAN
ZONA SUBDUKSI
•
Lempeng Samudra akan
mensubduksi hingga
terhalangi (
jammed
) oleh
Lempeng Benua.
•
Apa yang dapat dijadikan
bukti telah terjadi
subduksi?
– Mountain belts
– Arc rocks
– Ophiolites
Struktur Seismik
Gempa bumi di Zona Subduksi disebabkan oleh aliran turun (downwelling) sistem konveksi dari mantel yang menyebabkan lempeng samudra menunjam mantel
Kedalaman Gempa Bumi : Dangkal (< 70 km) Menengah (70-300 km) Dalam (> 300 km)
14
Gempa Bumi di Dunia (1975-1995)
Zona Subduksi memiliki pusat gempa dangkal,
menengah sampai dalam
Zona Subduksi di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan Busur kepulauan akibat Zona Subduksi yang terjadi, dimana zona subduksi paralel / sejajar dengan jalur Vulkanik,
Beberapa Tipe Gempa pada Zona Subduksi
(menunjukkan penampakan seismik pada zona subduksi)
Zona Seismik Dalam
-Salah satu sisi atau keduanya -Primarily down-dip compression -Dip may vary considerably -Depth may vary considerably
Great Thrust Earthquakes
-Sering, tapi tidak selalu -Chile 1960, Alaska 1964
Gempa Sedang
-Near slab top -Primarily down-dip tension
Bending Earthquakes
-Jarang, kecil
Gempa Kecil
Gempa Sesar Normal
-Jarang, besar
-Sanriku (1933), Rat Island (1965), Indonesia (1977)
Distribusi Seismik pada Berbagai Kedalaman
Disebabkan
down-dip tension
Disebabkan
16
Bagaimana memetakan lempeng subduksi
dan menentukan kedalaman gempa?
•
Subduksi Model Termal
–
Model Analitik Termal Sederhana
–
Model Numerik
•
Tomografi
Kedalaman maksimum gempa bumi untuk zona subduksi yang berbeda-beda sebagai sebuah fungsi Parameter Termal
•Kedalaman maksimum isotermal sebanding dg laju subduksi dan kuadrat ketebalan lempeng
vdan L2,
Menyebabkan subduksi lebih cepat atau lempeng penunjaman lebih tebal memungkinkan material menuju ke tempat yang lebih dalam sebelum panas naik
•Bila diasumsikan kuadrat ketebalan lempeng sebanding dengan umurnya
L2t
maka kedalaman maksimum gempa dikendalikan oleh temperatur, sehingga gempa bumi akan berhenti ketika material mencapai temperatur yang sangat tinggi dan dengan memasukkan faktor koreksi kemiringan penunjaman sin
tv
sin
Rasio temperatur lempeng subduksi dengan temperatur mantel sebagai fungsi dari waktu subduksi (berdasar model analitik termal)
• Fakta bahwa gempa bumi berhenti bukan berarti lempeng subduksi mencapai keseimbangan dengan mantel disekelilingnya.
• Porsi paling dingin sekitar setengah temperatur mantel dalam waktu 10 juta th, yaitu waktu yang diperlukan oleh slab subduksi mencapai kedalaman 660 km
• Tidak ada alasan untuk lempeng subduksi untuk tidak menembus mantel lebih bawah
• Apabila lempeng subduksi turun ke dalam mantel yang lebih bawah dengan laju yang sama akan ditahan suatu anomali termal yang signifikan pada perbatasan inti-mantel (laju menurun akibat besarnya viskositas mantel yang lebih bawah)
Time since subduction (Myr)
Slab equilibrium
Model Numerik
•
Model alternatif
•
Asumsi model analitik adalah isotermal, padahal
semakin dalam temperatur mantel semakin
tinggi
•
Besarnya panas akibat gesekan pada bagian
atas lempeng subduksi sulit diperkirakan.
•
Besarnya viskositas mantel susah dikontrol
•
Mengeksplorasi bagaimana temperatur
18
Model Numerik
• (atas) subduksi lebih muda, lebih lambat, lebih panas
• (bawah) subduksi lebih tua, lebih cepat, lebih dingin 0 -200 -400 -600 1800 1500 1200 900 600 300 0 Jarak (km)
0 200 400 600 800 1000
0 -200 -400 -600 1800 1500 1200 900 600 300 0 Jarak (km)
0 200 400 600 800 1000
Catatan:
Lempeng subduksi yang mempunyai parameter termal lebih tinggi, peningkatan panasnya lebih lambat, sehingga menjadi lebih dingin.
Model Struktur Termal
pada Zona Subduksi
TOMOGRAFI SEISMIK
•
Koreksi atas perhitungan pada model termal
•
Diuji menggunakan dua set data seismologi,
yaitu :
•
Lokasi gempa
•
Kecepatan seismik
•
Citra tomografi memberi kesan deskripsi
lempeng subduksi aktual yang layak
•
Waktu tempuh tomografi melewati zona
subduksi menunjukkan kecepatan yang tinggi
Citra Tomografi (1)
Kecepatan perturbasi (gangguan), + cepat
Hit count dalam 10log
Anomali kecepatan seismik (Model termal)
Inversi tomografi Citra
Tomografi
20
Citra Tomografi (2)
• Cross section under North America
• Blue represents fast seismic velocities, which we interpret as slabs
Citra Tomografi (3)
Perbedaan dalam menentukan distribusi
dan mekanisme gempa disebabkan antara
lain:
• Kemungkinan Pertama
Gempa terjadi sekitar permukaan slab disebabkan oleh gaya beratnya sendiri. Pada kedalaman tersebut
pertemuan dengan mantel bawah yang lebih kuat menyebabkan kompresi down-dip.
• Kemungkinan Kedua
22
Gaya-Gaya pada Zone Subduksi
• Dikendalikan oleh gaya apungnegatif slab
• Tidak selalu akibat kompresi pada Trench
Gaya-gaya pengendali pada subduksi
• Pengaruh yang paling penting adalah gaya apung negatif dari slab yang dingin dan rapat
• Gaya tersebut dikenal dengan “slab Pull”,
yaitu gaya yang mengendalikan lempeng subduksi.
• Secara spesifik gaya tersebut berupa negative buoyancyyang berasosiasi dengan lempeng dingin yang turun mengikuti pola aliran konveksi.
• Tekanan pada lempeng subduksi yang turun dan pengendalian gerak lempeng tergantung pada ukurannya dan relatif terhadap gaya penahan pada zona subduksi
• Jika R > F, maka ada deformasi (ada gempa)
• Jika R < F, maka tidak ada deformasi dan slab lancar
Gaya Apung Negatif (Negative Buoyancy)
Low strength Increasing strength
High strength
Muda Tua
SLAB SUBDUKSI
Down-dip Tension Down-dip Compression R
Kecepatan absolut lempeng lithosfer bertambah terhadap fraksi dari batas lempeng yang dibentuk oleh slab subduksi, menunjukkan bahwa slab
24
GELANG-GELANG JALUR SUBDUKSI YANG BERKEMBANG SEMAKIN MUDA KEARAH BARAT DAYA-SELATAN DAN KEARAH UTARA
( KATILI )
SEJAK JAMAN PERM, TERJADI INTERAKSI KONVERGEN DARI ARAH SELATAN (LEMPENG HINDIA-AUSTRALIA), DAN DARI UTARA KE SELATAN (LEMPENG LAUT CHINASELATAN),
MEMBENTUK JALUR-2 SUBDUKSI DAN MAGMATIK YANG BERKELANJUTAN DAN SEMAKIN MUDA KEARAH SELATAN
DAN UTARA (GAMBAR)
Zona Subduksi yang Terdapat di Sumatra
Fenomena pada
Zona Subduksi
Busur Kepulauan
Busur Kep. Pasifik
Busur Kep. Mediterania
Busur Kep. Indonesia
Jalur Volkanik
Jalur Gempa Bumi
• High volatile content
• Relatively high silica
• Explosive (pyroclastic)
Montserrat
Krakatau Pinatubo
26
STRATO VOLCANO
• SELANG-SELING ENDAPAN
PIROKLASTIKA DAN LAVA
PEMBENTUKAN KALDERA
Zona Subduksi Jalur vulkanik Gunung Strato Terobosan magma kesegala arah Letusan yang sangat Dasyat
Menghancurkan dinding disekitarnya
Visualisasi Gempa Bumi
Gempa Bumi :
• Gempa bumi tektonikdisebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonikseperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba, contoh : sesar spt gb diatas.
• Gempa bumi Vulkanikdisebabkan oleh pergerakan magmake atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi.
TSUNAMI
2004 TsunamiCaused by the earthquake associated with the subduction of the
28
Kesimpulan
• Zona Subduksi merupakan pertemuan antara lempeg benua dan lempeng samudera dimana Lempeng samudra menelusup ke bawah lempeng benua karena memiliki densitas yang lebih tinggi
• Zona Subduksi mempunyai bermacam-macam variasi gempa dengan mekanisme dan kedalaman yang berbeda-beda
• Pada Zona Subduksi terbentuk bergagai jenis batuan yang memiliki endapan-endapan mineral yang bernilai konomis.
• Fenomena Subduksi menyebabkan terbentuknya :
Busur Kepulauan
Jalur Volkanik Letusan Gunung Api
Jalur Gempa Bumi Sesar, Tsunami
Referensi
• Benyamin Sapiie, Ph.D Bahan Kuliah Geologi Fisik, Department of Geology, 2005
• Sukendar Asikin, bahan kulia Geologi Struktur (Tektonik) Indonesia, Jurusan T.Geologi Institut Teknologi Bandung
• http://www.volcanolive.com/subduction.html • http://www.material/Gempa_bumi.htm • http://www.dur.ac.uk/lt.team/malcolm/ppt/Subduction_Zones.ppt • http://www.20internet%20060324/tektonik/Plate%20tectonics%20Convergent%2 0Plate%20Boundaries.htm • www.earth.rochester.edu/ees103/lecture06.pdf • http://www.Subduction_zones.htm • http://www.Gunung_Berapi.htm • http://www.Image_Tectonic_plate_boundaries.png.htm • www.inas.tugraz.at/lehre/geophysics/PDF/geophys_tectonics.pdf • www.geology.wisc.edu/courses/g101/Lectures/lec_14_Earthquakes.pdf • gfd.gly.bris.ac.uk/gfd-people/oleg.melnik/lectures/lecture1.pdf