• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON

LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON

LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems

Disusun Oleh :

RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164

SKRIPSI

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan :

Pembimbing I

Widi Hartono, ST, MT NIP. 19730729 199903 1 001

Pembimbing II

(3)

commit to user

iii

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON

LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Kamis

Tanggal : 09 Agustus 2012

1. Widi Hartono, ST, MT ___________________________ NIP.19730729 199903 1 001

2. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP ___________________________ NIP. 19600515 198601 1 001

3. Ir. Suyatno K, MT ___________________________ NIP. 19481130 198010 1 001

4. Setiono, ST, MSc ___________________________ NIP. 19720224 199702 1 001

Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik UNS

Ir. Bambang Santosa, M.T. NIP. 19590823 198601 1 001

(4)

commit to user

iv Karyaku ini kupersembahkan kepada:

1. Alloh SWT, Tuhan semesta alam, semua ini terjadi karena kehendak-Mu,

semoga ilmu yang telah Engkau berikan menjadi bermanfaat, Amin.

2. Muhammad SAW, Manusia yang paling mulia dan sempurna di dunia, atas

perjuangan yang tak kenal lelah untuk umatnya, rahmat bagi seluruh alam.

3. Keluargaku, terima kasih atas kasih sayang kalian.

4. My Lovely “DeSTHa” yang tetap setia temani dalam menjalani manis-asam-asin-pahitnya hidup yang selalu kita hadapi.

5. Teman-teman SMA yang selalu menambah spiritku karena kritikan kalian.

6. Teman-teman kost (Puguh, Muhsin, Himawan, Bahtiar, Mumu, Doni, Fauzan,

Zaki) thanks untuk segala bantuan dan support serta teman-teman angkatan

2007.

7. Rekan-rekan tim skripsi (Sheiza dan Deni).

8. Semua sahabat yang pernah kukenal, yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga jalinan silaturahmi ini selalu terjaga dengan baik.

9. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir hingga

(5)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta semua

staf dan karyawan.

2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta semua staf dan karyawan.

3. Ir. Budi Utomo, MT selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

masukan dan arahan kepada penyusun.

4. Widi Hartono, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Ir. Agus P. Saido,

MSc, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan

bimbingan kepada penyusun dalam penyelesaian laporan ini.

5. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP, Ir. Suyatno K, MT dan Setiono, ST, MSc selaku

dosen Penguji Tugas Akhir atas segala saran yang telah diberikan demi

kesempurnaan penelitian ini.

6. Semua struktur dan staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Sipil angkatan 2007.

8. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir hingga

selesai.

Penyusun menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penyusun terima.

Surakarta, Agustus 2012

(6)

commit to user

v

ABSTRAK

Rizki Nur Bahri, 2012. Pemetaan untuk Pemeliharaan Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Jalan non lingkungan yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri

perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi, memerlukan cara pemeliharaan

yang efektif. Pemeliharaan jalan yang sistematis, modern dan bersifat proaktif perlu

dilakukan untuk meminimalkan biaya pemeliharaan. Salah satu solusinya adalah

dengan pemetaan berupa geodatabase menggunakan ArcGIS 9.2.

Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung di lapangan. Penilaian

kondisi jalan non lingkungan dilaksanakan dengan merujuk pada Tata Cara

Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Bina Marga. Hasil dari survei dimasukkan ke dalam attribute table pada

ArcGIS dan selanjutnya dilaksanakan penyusunan sistem manajemen basis data

dalam bentuk geodatabase.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 2 ruas jalan dari 14 ruas jalan non

lingkungan di Kota Surakarta (Jl. Jend. A.Yani dan Jl. Kol. Sugiyono) yang

mendapatkan angka prioritas 5 (yang paling rendah) sehingga membutuhkan

pemeliharaan rutin. Langkah memodelkan basis data kondisi jalan non lingkungan

melalui software ArcGIS 9.2 dirasakan mampu untuk memperbaiki beberapa

kekurangan sistem yang lama. Penyusunan basis data jalan non lingkungan ini

menghasilkan terintegrasinya data yang bereferensi keruangan (spasial) dengan data

teks (atribut) objek yang dapat selalu diperbaharui dengan menghapus data

sebelumnya.

(7)

commit to user

vi

ABSTRACT

Rizki Nur Bahri, 2012. Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems. Final Task of Civil

Engineering. Department of Engineering Faculty of Sebelas Maret University.

Surakarta

An non-environment roads that used to serve a public transportation with a high

speed driving characteristic, supposely need an effective maintenancing. We have to

do a systematic, modern, and pro-active maintenancing to minimalize the

maintenance cost. One of the solution are geodatabase mapping using ArcGIS 9.2.

This riset are using a direct observation. It means the non-environment roads

observation were evaluated based on The Material Rules of Highway Maintenancing

that made by The General Directorate of Bina Marga. The result of observation

become an input into the ArcGIS attribute table and subsequently carried out the

preparation of data base management system in a geodatabase.

The results of this observation indicate there are 2 of 14 non-environment roads

(Jl.Jend. A.Yani and Jl. Kol. Sugiyono) that has 5 priority nominals (the lowest

nominal) so that, those 2 streets need a routine maintenancing program suppose. Step

to model the data base condition of non-environment roads using ArcGIS 9.2

software was able to correct some perceived deficiencies of the old system. Arranging

of non-environment roads can produce integrated data between spatial data and

attribute data that can be updated by deleting previous data.

Keywords: mapping, non-environment roads, geodatabase, geographic information

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 5

2.2. Landasan Teori.. ... 6

2.2.1. Pemetaan ... 6

2.2.2. Pengertian Jalan ... 7

2.2.3. Klasifikasi Jalan ... 7

2.2.3.1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya ... 7

2.2.3.2. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peranannya ... 8

2.2.3.3. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kewenangannya ... 8

2.2.4. Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan ... 9

2.2.5. Pemeliharaan Jalan... ... 17

(9)

commit to user

ix

2.2.6.1. Sub-sistem dalam SIG ... 20

2.2.6.2. Operasi ArcToolbox ... 24

2.2.6.3. Editing Peta ... 25

2.2.5.4. Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan ... 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 27

3.2. Waktu Penelitian ... 27

3.3. Metode Penelitian. ……… ... 28

3.4. Tahapan Penelitian... 29

3.5. Bagan Alir Penelitian ... 31

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum ... 32

4.1.1. Batas Administrasi ... 32

4.1.2. Kondisi Umum Jalan Non Lingkungan ... 32

4.2. Penilaian Kondisi Jalan... 33

4.3. Pembuatan Basis Data SIG ... 38

4.3.1. Membuat Data Spasial Administrasi dan Jalan ... 38

4.3.2. Membuat dan Menyusun Struktur Geodatabase ... 47

4.3.3. Membuat Diagram Struktur Geodatabase ... 52

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 62

PENUTUP ... xv

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

(10)

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara 110º45’15”- 110º45’35”

BT dan 7º36’00”- 7º56’00”LS dengan luas wilayah 44,04 Km² dengan batas

-batas sebagai berikut:

 Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

 Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

 Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo

 Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Kota Surakarta memiliki infrastruktur jalan yang cukup besar, hal ini dapat dilihat

pada Tabel 1.1. berikut :

Tabel 1.1. Panjang Jalan Menurut Status Jalan dan

Keadaan di Kota Surakarta tahun 2010

Keadaaan Jalan

Status Jalan (km)

Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab/ Kota

2009 2010 2009 2010 2009 2010

(11)

commit to user

Infrastruktur jalan tersebut merupakan jalan non lingkungan yang berfungsi

melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan

rata-rata tinggi. Perlu cara yang lebih efektif untuk memelihara aset jalan yang besar

tersebut. Pemeliharaan jalan yang dilaksanakan saat ini masih secara reaktif.

Artinya, perbaikan hanya dilakukan ketika masalah timbul bukan melakukan

perawatan jalan secara teratur. Hal ini menimbulkan gangguan dalam layanan

karena biaya perbaikan yang tinggi.

Contohnya adalah Jalan Kolonel Sugiono tepatnya mulai dari Kelurahan Kadipiro

hingga Nusukan, Kecamatan Banjarsari yang merupakan jalan non lingkungan

atau jalan kota. Kondisi jalan tersebut rusak akibat banyaknya kendaraan yang

melintas dengan beban diatas delapan ton sehingga mengakibatkan berkurangnya

kemantapan dalam hal layanan bagi pengguna jalan.

Pemeliharaan jalan yang sistematis, modern dan bersifat proaktif perlu dilakukan

untuk meminimalkan biaya perawatan. Pemeliharaan jalan menurut PP 34 Tahun

2006 terdiri dari 3 jenis, yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala

dan rehabilitasi jalan. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan

hanya terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas

berkendaraan, tanpa meningkatkan kekuatan struktural dan dilakukan sepanjang

tahun. Pemeliharaan berkala merupakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap

jalan pada waktu-waktu tertentu dan sifatnya hanya fungsional dan tidak

meningkatkan kemampuan struktural perkerasan. Sedangkan rehabilitasi jalan

adalah penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam

desain.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam sistem pemeliharaan jalan adalah

dengan menggunakan teknologi informasi spasial. Sistem Informasi Geografis

(SIG) merupakan sistem teknologi informasi spasial yang umum digunakan saat

ini. Penggunaan peta untuk komunikasi data dan informasi yang cepat dan efektif

menjadikan SIG sebagai alat yang ampuh untuk keperluan pemeliharaan diatas.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang menyajikan gambar,

(12)

commit to user

secara spasial (keruangan) untuk mereferensikan kondisi bumi. Teknologi SIG

mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa

statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh

pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi

lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk

menjelaskan kejadian, merencanakan strategi dan memprediksi apa yang akan

terjadi.

Berangkat dari pernyataan diatas, penulis mencoba melakukan analisa tentang

pemetaan untuk pemeliharaan jalan non lingkungan di Kota Surakarta

menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

1.2.

RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi jalan non lingkungan di Kota Surakarta?

2. Bagaimana memodelkan peta kondisi jalan non lingkungan di kota Surakarta

menggunakan SIG?

1.3.

BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Jalan yang menjadi kajian adalah jalan non lingkungan Kota Surakarta .

2. Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis dari ArcGIS 9.2.

3. Data-data yang diperlukan dalam pemetaan jalan non lingkungan diperoleh

dari Dinas Bina Marga Surakarta dan data sekunder pelengkap lainnya.

1.4.

TUJUAN

Tujuan penyusunan skripsi ini adalah:

1. Mengetahui kondisi jalan non lingkungan di Surakarta.

2. Mengetahui cara memodelkan peta jalan non lingkungan di kota Surakarta

(13)

commit to user

1.5.

MANFAAT

Manfaat yang dapat diperoleh dari skripsi ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen khususnya

tentang pemeliharaan jalan dengan menggunakan SIG.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak Dinas Bina Marga/ instansi

terkait dalam mengatur pemeliharaan jalan non lingkungan di Kota Surakarta

(14)

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1.

Tinjauan Pustaka

Prasarana transportasi jalan memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat

dan kepentingan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Kondisi jalan yang baik

memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas/kegiatan dan mobilitas dalam

rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam kegiatan pembangunan wilayah,

kondisi jalan yang baik dapat meningkatkan aksesibilitas , pemerataan program

dan hasil pembangunan. Oleh karena itu, pemetaan yang menginformasikan

tentang lokasi titik kemacetan, waktu kemacetan, penyebab kemacetan, kondisi

saat macet, kondisi jalan, kecepataan rata-rata ruang kendaraan, dan penanganan

kemacetan sangat diperlukan (Handoyo, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian Kresnanto (2009) bahwa banyak data atau kejadian

yang terkait dengan jaringan jalan selain data karakteristik jaringan jalan itu

sendiri. Data karakteristik yang terkait dengan jaringan jalan dapat berupa: jenis

perkerasan, lebar jalan, jumlah lajur, perlengkapan jalan, dan lainnya. Jika secara

kasar karakteristik jalan setiap kilometernya berbeda maka pihak terkait perlu

menangani sejumlah 376.176 jenis kasus pada jalan di Indonesia. Hal ini tentunya

memerlukan upaya yang baik dalam pengelolaan basis data untuk mendukung

monitoring dan evaluasi setiap kasus yang ada.

Pelaksanaan pemeliharaan jalan sangat ditentukan oleh sumber pembiayaan dan

data lalu lintas harian rata-rata (LHR). Dengan adanya keterbatasan kemampuan

pendanaan oleh Pemerintah Daerah dan besarnya LHR mendorong pelaksanaan

pemeliharaan jalan tidak dapat ditangani pada seluruh jaringan jalan perkotaan,

sehingga dibutuhkan penentuan prioritas dan jenis pemeliharaan yang harus

dilakukan dengan cermat dan akurat sesuai dengan kondisinya. Pengelolaan dan

pembiayaan pemeliharaan ditentukan pula oleh organisasi atau kelembagaan yang

(15)

commit to user

belum adanya kebijakan Pemerintah Daerah secara khusus dalam penanganan

pemeliharaan jalan secara kontinyu dan berkesinambungan (Alie, 2006).

Tujuan penggunaan aplikasi SIG adalah dapat menyusun konsep sistem

manajemen pemeliharaan jalan lingkungan yang sistematis dan berkelanjutan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan SIG dapat disusun data base digital

berupa peta dan atribut tabelnya berisi inventarisasi data teknis jalan lingkungan

yang selesai terbangun tahun 2005-2008 sebanyak 56 ruas jalan ditambah dengan

data jalan lingkungan berdasarkan survey saat sebanyak 76 ruas jalan. Analisis

Data dengan SIG untuk menentukan prioritas pemeliharaan pada 76 ruas jalan

dapat tersusun tingkatan prioritas dengan 3 rekomendasi yaitu mendesak sebanyak

18 ruas jalan, segera sebanyak 34 ruas jalan, dan ditunda sebanyak 24 ruas

(Jamalurrusid, 2009).

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Pemetaan

Definisi pemetaan pada skripsi ini yaitu:

a. Pemetaan adalah pembentukan database yang mempunyai karakter data garis

(vektor), data tersebut akan menjadikan sumber data dalam penyajian

informasi yang bersifat keruangan (spatial data).

Database garis yang dibentuk menjadi sebuah informasi yang dapat

menggambarkan suatu area gambar atau peta yang dapat menambah akurasi

dari informasi yang disajikan dalam suatu sistem aplikasi. Untuk menjadikan

suatu informasi data spasial menjadi akurat dan baik, haruslah memenuhi

kriteria dalam pembentukan database spasial itu sendiri, seperti; sistem

koordinat, sistem proyeksi dan skala peta.

b. Pemetaan (inventarisasi) data adalah suatu proses pengidentifikasi atribut dan

struktur dari sebuah data atau informasi, yang menjelaskan data itu sendiri.

Proses pemetaan data merupakan langkah lanjutan dari langkah pencatatan

(16)

commit to user

berdasarkan kriterianya sehingga mampu memberikan informasi secara

mudah dan tepat.

2.2.2. Pengertian Jalan

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting

terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan

dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai

keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan

memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan

nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran

pembangunan nasional (UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan).

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi

lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di

bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan

kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Pasal 1 UU No. 36 Tahun 2004).

2.2.3. Klasifikasi Jalan

2.2.3.1 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya

Jalan berdasarkan fungsinya dikelompokkan sebagai berikut:

1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk dibatasi secara berdaya guna.

2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan

rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan

jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

(17)

commit to user

2.2.3.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peranannya

Klasifikasi Jalan berdasarkan peranannya ini, kewenangan pengelolaannya terbagi

ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam pengelolaan sistim jaringan jalan

primer berupa jalan nasional dan jalan propinsi, sedangkan pemerintah daerah

memiliki kewenangan pengelolaan sistim jaringan jalan sekunder berupa jalan

kabupaten/kota.

Wewenang pengelolaan jaringan jalan dapat dikelompokkan menurut :

1. Jalan Nasional adalah Menteri Pekerjaan Umum (dulu Menteri Kimpraswil)

atau pejabat yang ditunjuk;

2. Jalan Propinsi adalah Pemerintah Daerah atau instansi yang ditunjuk;

3. Jalan Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten atau instansi yang

ditunjuk;

4. Jalan Kota adalah Pemerintah Daerah Kota atau instansi yang ditunjuk;

5. Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan;

6. Jalan Khusus adalah pejabat atau orang yang ditunjuk.

2.2.3.3 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kewewenangnya 1. Wewenang Pemerintah

Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan

jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional. Wewenang

penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi

pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.

2. Wewenang Pemerintah Provinsi

Wewenang pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan jalan meliputi

penyelenggaraan jalan provinsi. Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi

meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan provinsi.

apabila pemerintah provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya,

maka pemerintah provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada

(18)

commit to user

3. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota

Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi

penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa, sebagai berikut:

a. Wewenang pemerintah kota dalam penyelenggaraan jalan meliputi

penyelenggaraan jalan kota.

b. Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa

meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.

c. Apabila pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian

wewenangnya, maka pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan

wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi.

2.2.4. Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan

Penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting

dalam hal menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Untuk

melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu perlu

ditentukan jenis kerusakan serta tingkat kerusakan yang terjadi.

Berikut ini merupakan beberapa tipe jenis kerusakan jalan menurut Tata Cara

Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 yang dikeluarkan oleh Dirjen

Bina Marga:

1. Kekasaran Permukaan (tekstur)

Kekasaran permukaan (tekstur) merupakan kondisi permukaan perkerasan dilihat

dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan tersebut.

Kekasaran permukaan ada 6 macam, yaitu:

a. Baik (tidak ada kelainan)

Permukaan jalan rata tanpa ada perubahan bentuk.

(19)

commit to user

b. Kegemukan (fatty)

Permukaan jalan licin dan mengkilat, tidak ada batu yang tampak pada saat

hari sedang terik permukaan jalan menjadi lunak dan lengket.

Gambar 2.2 Kegemukan

c. Pelepasan butir (ravelling)

Keadaan ini terjadi di daerah dimana bahan pengikat aspal tidak mengikat

batu sehingga banyak batu yang lepas.

Gambar 2.3 Pelepasan Butiran

d. Kekurusan (hungry)

Permukaan jalan hancur dan hampir seluruh bahan pengikat aspal hilang.

Batu dari berbagai ukuran banyak yang lepas dipermukaan jalan dan tampak

seperti jalan kerikil dan sedikit yang masih beraspal.

(20)

commit to user

e. Pengelupasan (desintegration)

Pelepasan permukaan jalan secara lempengan.

Gambar 2.5 Pengelupasan

f. Permukaan rapat (close texture)

Keadaan permukaan jalan yang licin.

Gambar 2.6 Permukaan Rapat

2. Tambalan /patching

Tambalan adalah keadaan permukaan perkesan yang sudah diperbaiki

setempat-setempat dengan material perkerasan.

Gambar 2.7 Tambalan

3. Lubang

Lubang adalah kerusakan perkerasan jalan setempat dengan kedalaman minimum

sama dengan tebal lapis permukaan.

(21)

commit to user

4. Retak-retak

Dilihat dan macamnya retak dibagi atas beberapa jenis:

a. Retak buaya (alligator cracking)

Retak buaya adalah retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama

dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil

menyerupai kulit buaya.

Penyebaran retak ini dapat setempat atau luas.

Gambar 2.9 Retak Buaya

b. Retak acak

Retak acak adalah retak yang terjadi pada tempat-tempat tertentu secara acak.

Gambar 2.10 Retak Acak

c. Retak melintang

Retak melintang adalah retak yang terjadi melintang sumbu jalan.

(22)

commit to user

d. Retak memanjang

Retak memanjang adalah retak yang terjadi memanjang atau sejajar dengan

sumbu jalan.

Gambar 2.12 Retak Memanjang

5. Alur

Alur adalah penurunan memanjang yang disebabkan oleh roda kendaraan.

Gambar 2.13 Alur

6. Keriting (corrugation)/gelombang

Keriting/getombang adalah perubahan-perubahan bahan perkerasan ke arah

melintang yang berbentuk gelombang

Gelombang merupakan kerusakan-kerusakan struktur sedangkan keriting

merupakan kerusakan permukaan.

(23)

commit to user

7. Amblas

Amblas adalah penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan yang biasanya

terjadi dengan bentuk tidak menentu tanpa terlepasnya material perkerasan.

Gambar 2.15 Amblas

Proses penentuan angka dan nilai kondisi jalan berdasarkan Tata Cara Penyusunan

Program Pemeliharaan Jalan Kota NO. 018/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh

Dirjen Bina Marga. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 s/d 2.8 berikut:

Tabel 2.1 Kelas Lalu-Lintas untuk Pekerjaan Pemeliharaan

Kelas Lalu Lintas LHR

0 < 20

Tabel 2.2 Range Penilaian Kondisi Jalan

(24)

commit to user

Tabel 2.3 Range Penilaian Keretakan Jalan

Tipe Angka

Tabel 2.4 Range Penilaian Jumlah Kerusakan Jalan

Luas Angka

D. > 30% 3

C. 10 – 30% 2

B. < 10% 1

A. 0 0

Tabel 2.5 Range Penilaian Alur Jalan

Kedalaman Angka

Tabel 2.6 Range Penilaian Tambalan dan Lubang Jalan

Luas Angka

D. > 30% 3

C. 20 – 30% 2

B. 10 – 20% 1

(25)

commit to user

Tabel 2.7 Range Penilaian Kekasaran Permukaan Jalan

Kekasaran Angka

E. Desintegration 4

D. Pelepasan butir 3

C. Kekurusan (hungry) 2

B. Kegemukan (fatty) 1

A. Close Texture 0

Tabel 2.8 Range Penilaian Amblas Jalan

Angka

D. > 5 /100 m 4

C. 2 – 5 /100 m 2

B. 0 – 2 /100 m 1

A. Tidak ada 0

Dengan menjumlahkan nilai-nilai keseluruhan keadaan maka didapatkan nilai

kondisi jalan. Urutan prioritas dihitung. dengan memakai rumus sebagai berikut :

Urutan Prioritas = 17 - (Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)

Keterangan :

Kelas LHR : Kelas lalu-lintas untuk pekerjaan pemeliharaan (lihat Tabel 2.1)

Nilai Kondisi Jalan : Nilai yang diberikan terhadap kondisi jalan (lihat Tabel 2.2 s/d

2.8)

Urutan Prioritas 0 -3

Jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program

peningkatan.

Urutan Prioritas 4 - 6

Jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program

pemeliharaan berkala.

Urutan Prioritas >7

Jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program

(26)

commit to user

2.2.5. Pemeliharaan Jalan

Perencanaan pemeliharaan dan perbaikan perkerasan jalan meliputi pemilihan

lokasi yang akan diperbaiki, waktu, serta metodanya. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa kondisi seperti iklim, topografi, teknologi yang ada dalam desain dan

pelaksanaan, dan dana. Suatu pendekatan sistematik yaitu dengan membuat suatu

sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan, diperlukan untuk

mengoptimasikan perencanaan secara menyeluruh (Dirjen Bina Marga, 1990).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, pembangunan jalan kota

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 meliputi:

a. perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta

pelaksanaan konstruksi jalan kota;

b. pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota; dan

c. pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kota.

Pasal 30 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 juga menyebutkan

“penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan

sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan”

Pengertian pemeliharaan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 adalah penanganan

jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan dan rehabilitasi jalan.

1. Pemeliharaan rutin, merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan mantap. Jalan dengan

kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang

dapat diperhitungkan serta mengikuti standar tertentu.

Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan interval penanganan

kurang dari 1 (satu) tahun. Kegiatan pemeliharaan rutin ini dibedakan atas

yang direncanakan secara rutin (cyclic) dan tidak direncanakan yang

tergantung pada kejadian kerusakan (reactive).

2. Pemeliharaan berkala, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap

kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan

(27)

commit to user

penanganan beberapa tahun). Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan baik untuk

menambah nilai struktural ataupun memperbaiki nilai fungsionalnya yang

meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), pelaburan

(resurfacing), pelapisan tambah (overlay) dan rekonstruksi perkerasan

(rehabilitation).

3. Rehabilitasi jalan, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan

yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi

kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi

pelayanan mantap. Dengan rehabilitasi, maka penurunan kondisi kemantapan

tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai rencana yang

diperkirakan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi

kerusakan-kerusakan pada segmen tertentu yang mengakibatkan penurunan yang tidak

wajar pada kemampuan pelayanan jalan pada bagian-bagian tertentu.

Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah melakukan kegiatan penyelenggaraan

pemeliharaan jalan dengan efektif dan efisien agar kondisi jaringan jalan tersebut

dapat selalu berfungsi dengan baik. Pengelolaan pemeliharaan jalan terdiri dari 5

(lima) tahapan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.9 berikut:

Tabel 2.9 Tahapan dalam Pengelolaan Pemeliharaan Jalan

Tahapan Tujuan Pengelolaan Tipikal

Seluruh jaringan Jangka panjang

(28)

commit to user

Puslitbang Prasarana Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2005.

a. Penyusunan Bank Data (Data Base)

Pada tahap pertama dikembangkan suatu bank data yang mampu menampung

sebanyak mungkin data kondisi geografis dan geometrik jaringan jalan dengan

segala permasalahan dan kondisinya melalui kegiatan pengumpulan data dan

survey lapangan.

b. Perencanaan Umum (Planning)

Pada tahapan ini dilakukan ”identifikasi” kebutuhan pemeliharaan jalan yang ada

pada suatu jaringan secara keseluruhan. Kegiatan ini menyangkut analisis jaringan

jalan (network analysis) secara keseluruhan yang ditujukan untuk memperkirakan

kebutuhan biaya jangka menengah/jangka panjang, sesuai dengan target yang

ditetapkan ataupun dana yang tersedia dan beberapa skenario ekonomi yang

dibuat.

c. Pemrograman (Programing)

Pada tahapan ini dilakukan “kelayakan” pekerjaan pemeliharaan untuk

dilaksanakan satu tahun kedepan ( tipikal siklus tahunan). Analisis yang dilakukan

lebih detail untuk ruas per ruas yang ada guna menetukan biaya dan prioritas

(29)

commit to user

d. Persiapan Pelaksanaan (Preparation)

Pada tahapan ini disiapkan “desain” untuk pekerjaan pemeliharaan yang akan

dilaksanakan satu tahun kedepan. Kegiatan yang dihasilkan adalah perencanaan

teknik secara detail dan persiapan dokumen kontrak/dokumen tender yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan

dengan siklus waktu kurang dari satu tahun. Setelah dokumen tender siap, maka

dapat segera diserahkan kepada panitia tender untuk dilakukan proses pengadaan

kontraktor.

e. Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan (Operation & Evaluation)

Tahapan ini merupakan implementasi, operasi dan evaluasi terhadap kegiatan

pemeliharaan yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan ini meliputi aktifitas

operasi pemeliharaan yang sedang berjalan, monitoring dan pengendalian. Pada

bagian evaluasi dilakukan kajian baik pada hasil maupun alokasi dana dan target

yang ditentukan yang hasilnya akan menjadi masukan untuk perbaikan

selanjutnya atau penyusunan program kedepan.

2.2.6. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasis data spasial

geografis yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi

informasi-informasi geografis (Prahasta, 2001).

2.2.6.1 Sub-sistem dalam SIG

Menurut Prahasta (2001), sub sistem yang ada dalam sistem informasi geografis

adalah:

a. Data Input

Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial

serta data atribut dari berbagai sumber serta mengonversi format-format data asli

kedalam format yang digunakan oleh SIG.

b. Data Output

Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran basis data, baik dalam

(30)

commit to user

c. Penyimpanan Data (Manajemen Data)

Sub sistem ini mengorganisasikan data spasial dan data atribut ke dalam sebuah

basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui (update)

maupun diedit.

d. Manipulasi dan Analisis Data

Sub sistem ini menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan

melakukan manipulasi serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang

diharapkan.

SIG memiliki perbedaan mendasar dari sistem informasi yang lainnya, yaitu

kemampuannya untuk mengintegrasikan setiap data yang berkaitan secara spasial

dan data atributnya (tabel).

ArcGIS merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak sistem informasi geografis

yang dikembangkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI) yang

telah banyak dipakai baik kalangan akademisi, militer, pemerintah, maupun

masyarakat dunia dalam membuat aplikasi yang berbasis sistem informasi

geografis.

Suatu model aplikasi dari perangkat lunak ArcGIS memerlukan kerjasama seluruh

sub sistem yang ada. Data-data yang diperlukan dimasukkan oleh User atau

pengguna, kemudian hardware/mesin komputer akan melakukan analisis dan

manipulasi data menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan menyimpannya

apabila diperlukan sehingga menghasilkan output data sesuai dengan kebutuhan

user.

Sistem informasi geografis menampilkan obyek geografis dalam bentuk peta yang

memuat beberapa informasi atau data spasial yang masing-masing ditampilkan

dalam bentuk layer per layer. Berikut ini adalah contoh beberapa layer data spasial

(31)

commit to user

Gambar 2.16 Contoh beberapa Layer Data Spasial dalam ArcGIS

Beberapa sistem pendukung didalam perangkat lunak ArcGIS yang diperlukan

dalam melengkapi informasi geografis dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.17 Sistem Pendukung Informasi Geografis dalam ArcGIS

Sistem Pendukung Informasi Geografis terdiri dari 3 elemen yaitu: goedatabase,

geoprocessing, dan geovisualization yang masing-masing mempunyai fungsi yang

berbeda yaitu:

1. Geodatabase

Geodatabase adalah sistem manajemen database yang berisi kumpulan data-data

spasial yang merepresentasikan informasi geografis, dari model data SIS yang

umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya. Ada beberapa model data

yang merupakan representasi dari keadaan muka bumi. Sub-sistem ini dijalankan

dalam ArcCatalog. Model representasi permukaan bumi dalam SIG ada dua

(32)

commit to user

2. Geoprocessing

Geoprocessing adalah sekumpulan tool pengubah informasi yang dapat

menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada.

Sub-sistem ini dijalankan dalam software ArcMap yang dilengkapi dengan

ArcToolBox.

3. Geovisualization

Geovisualization adalah kemampuan dari SIG untuk memperlihatkan data-data

spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut yang merupakan representasi

dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital seperti peta interaktif, tabel

dan grafik, peta dinamis dan skema jaringan. Sub-sistem ini dijalankan dalam

bentuk softwareArcMap.

Sistem software untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data, pengolahan,

analisis, pemodelan (modeling) dan penayangan data geospasial. Sumber-sumber

data geospasial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan

dokumen lain yang berhubungan.

Data geospasial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris)

dan data atribut (data tematik), ditunjukkan pada Gambar 2.18. Data grafis

mempunyai 3 (tiga) elemen: titik (node), garis (arc) dan luasan (polygon) dalam

bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk,

posisi dan arah.

(33)

commit to user

2.2.6.2 Operasi ArcToolbox

Pada ArcGis sub-sistem untuk menjalankan manipulasi dan analisis dijalankan

dalam ArcToolbox pada ArcMap. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan

antara lain:

1. Generalization – Dissolve (pada Data Management Tools)

Dissolve peta digunakan untuk menyeleksi poligon-poligon tertentu dan

menggabungnya ke dalam satu poligon.

Gambar 2.19 Ilustrasi Analisis Dissolve

Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2. Overlay – Intersect (pada Analysis Tools)

Intersect peta digunakan untuk memotong peta tertentu dengan peta lain yang

merupakan irisan wilayah dari peta yang pertama.

Gambar 2.20 Ilustrasi Analisis Intersect

(34)

commit to user

3. Overlay – Erase (pada Analysis Tools)

Erase peta digunakan untuk memotong atau melubangi bagian peta dengan peta

lain yang berpotongan.

Gambar 2.21 Ilustrasi Analisis Erase

Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2.2.6.3Editing Peta

Editing peta dilakukan untuk mempersiapkan peta dasar yang ada agar bisa

digunakan dalam proses penyeleksian, proses perhitungan, updating data dan

untuk membuat layer-layer tematik turunan. Gambar 2.22 berikut memperlihatkan

Editor Toolbar dari software ArcGis 9.2 beserta keterangan mengenai fungsi

(35)

commit to user

Gambar 2.22 Editor Toolbar dari Software ArcGis 9.2

Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2.2.6.4Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan

Peran utama SIG dalam bidang jalan adalah sebagai alat bantu (tools) dalam

kegiatan perencanaan dan pengelolaan. Informasi yang dihasilkan oleh SIG

merupakan input dalam proses perencanaan dan pengelolaan. Dalam berbagai

model perencanaan dan pengambilan keputusan umumnya tidak seluruh kondisi

atau keadaan lapangan diperlukan melainkan hanya informasi obyek-obyek

tertentu yang dipertimbangkan sebagai faktor dominan dalam menentukan kondisi

yang ada.

Untuk dapat memperoleh informasi tersebut diperlukan:

1. Pengumpulan data yang relevan untuk disajikan sebagai informasi

2. Proses pengolahan dan pengelolaan data, serta

3. Analisis data dan penyajian informasi.

Aplikasi SIG dalam bidang transportasi antara lain:

1. Inventarisasi jaringan jalan

2. Analisis kesesuaian/studi kelayakan

3. Penentuan rute-rute alternatif

4. Analisis jalan rawan kecelakaan

5. Alternatif rute tersingkat

6. Manajemen pemeliharaan

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu:

1. Meningkatkan kinerja pengelolaan pemeliharaan jalan

2. Memperkuat pengendalian biaya dan kontrak

(36)

commit to user

27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Surakarata terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Laweyan,

Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Pemilihan lokasi di Kota

Surakarta karena Surakarta memiliki jaringan jalan yang besar dan cukup padat

sehingga membutuhkan sistem penanganan pemeliharaan jalan yang lebih cepat

dan terpadu. Potensi perkembangan kemacetan dan kerusakan jalan di Kota

Surakarta juga begitu cepat, ditandai dengan semakin bertambahnya tingkat

hunian/permukiman baru yang tentunya diikuti semakin tingginya tingkat

kebutuhan masyarakat terhadap prasarana infrastruktur yang memadai. Obyek

penelitian yang dikaji adalah jalan non lingkungan dengann kategori jalan

dibawah wewenang pemerintah kabupaten/kota.

3.2.

Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari pra penelitian

(persiapan dan penyusunan proposal), pengolahan data dan program sampai

dengan tahap pelaporan. Penelitian dimulai dari bulan April 2012 sampai dengan

bulan Juli 2012 sebagaimana digambarkan dalam schedule Tabel 3.1.

(37)

commit to user

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Kegiatan Pembuatan lap. penelitian Pendadaran

Revisi

Pengumpulan Akhir

3.3.

Metode Penelitian

Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian

survey dengan strategi deskriptif kuantitatif, dimana penelitian lebih mengarah

pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebenarnya dan mengungkapkan

fakta-fakta yang ada. Pemilihan metode data dengan menggunakan SIG dipilih

karena kemampuan program SIG yang dapat menjawab kebutuhan sistem

informasi yang efisien dan mampu mengolah data dengan struktur yang kompleks

dan berbasis geografis (keruangan) seperti jaringan jalan non lingkungan serta

SIG mampu menyimpan, menganalisis, menyajikan data baik data spasial maupun

data atribut (tabel), mampu menjawab pertanyaan spasial (berapa panjang, berapa

lebar, dll) sehingga mampu memberikan informasi data yang lebih informatif

dibandingkan dengan sistem informasi berbasis komputer yang lainnya dan

akhirnya dapat membantu proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Parameter yang digunakan dalam menentukan prioritas/kriteria pemeliharaan jalan

non lingkungan atau seberapa mendesak suatu ruas jalan untuk segera ditangani

adalah: termasuk kelas jalan apakah, berapa persen tingkat kerusakan jalan dan

seberapa banyak jumlah pemakai jalan (LHR). Parameter tersebut ditinjau pada

masing-masing ruas jalan yang disurvei. Ketiga parameter tersebut merupakan

faktor paling dominan dalam menentukan prioritas penanganan jalan non

(38)

commit to user

3.4.

Tahapan Penelitian

Tahap kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, survey dan investigasi

lapangan, analisis data sampai dengan pembuatan Sistem Informasi Geografis.

Tahap I : Persiapan

Tahap persiapan/pendahuluan meliputi:

1. Pengumpulan peta dan data ruas jalan kota dari Dinas Pekerjaan Umum Kota

Surakarta.

2. Pengumpulan data ruas jalan kota sesuai klasifikasi fungsinya dari Dinas Bina

Marga Kota Surakarta.

Tahap II : Survey dan upadating data

Survey dan upadating data terdiri dari :

1. Peninjauan lapangan.

2. Penelusuran klasifikasi jalan kota saat ini.

3. Penelusuran kondisi eksisting geometrik jalan kota yang meliputi lebar jalan,

panjang dan data lainnya.

Tahap III : Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari :

1. Mengolah peta digital dari Dinas Pekerjaan Umum yang akan digunakan.

2. Editing peta dengan membuat batas Kota, Kecamatan dan Kelurahan.

3. Me-rectify peta jalan dan mendigtising peta jalan.

4. Membuat data tabel jalan pada Attribute Table pada masing-masing layer

SIG.

5. Membuat analisis biaya sesuai dengan harga satuan sebagai dasar perhitungan

anggaran biaya pekerjaan

6. Membuat layer-layer baru.

7. Membuat fungsi analisis spasial yaitu klasifikasi dan simbologi tampilan peta

ArcMap.

(39)

commit to user

9. Database SIG Jalan Kota Surakarta direncanakan, dirancang dan dibuat

menggunakan format shapefile dalam bentuk layer-layer.

10. Pada akhir pekerjaan didapatkan hasil pekerjaan dalam format digital (soft

copy) dan cetakan (hard copy) yang meliputi laporan, cetakan peta dasar, peta

jalan dan attribute table.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara

melaksanakan survey langsung di lapangan. Adapun data primer yang didapat

dalam penelitian ini adalah :

1. Data inventarisasi jalan dan kondisi geometrik jalan yang meliputi: panjang

jalan, lebar badan jalan, lebar ruang milik jalan, jenis perkerasan, jenis

saluran drainase dan bangunan pelengkap jalan lainnya.

2. Dokumentasi foto eksisting pada masing-masing ruas jalan.

3. Riwayat tahun pembangunannya/pekerjaannya.

4. Data besarnya prosentase kerusakan pada masing-masing ruas jalan yang

disurvey.

Sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari instansi

terkait. Adapun data sekunder didapat dalam penelitian ini adalah:

1. Data peta digital Kota Surakarta : sumber dari DPU Kota Surakarta.

2. Data peta golongan jalan Kota Surakarta : sumber dari Dinas Bina Marga

Kota Surakarta.

3. Data klasifikasi jalan kota yang dibedakan menurut status dan fungsi jalan :

sumber dari DPU Kota Surakarta.

4. Data proyek jalan non lingkungan : sumber dari Balai Pelaksana Teknis

(40)

commit to user

Mulai

Identifikasi Masalah

Data Spasial Data Attribute Table

Kesimpulan dan Saran Kompilasi Data

Selesai Survey Pendahuluan

Identifikasi Kebutuhan Data yang diperlukan

Update Data (sinkronisasi)

Kondisi Eksisting Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta berbasis SIG

3.5.

Bagan Alir Penelitian

(41)

commit to user

32

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1

Kondisi Umum

4.1.1 Batas Administrasi

Batas administrasi Kota Surakarta sebagai daerah penelitian adalah sebagai

berikut :

 Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

 Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

 Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo

 Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan dengan luas keseluruhan sebesar 44,04

km2, jumlah penduduk sesuai sensus tahun 2000 sejumlah 490.214 jiwa.

Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling besar adalah Kecamatan Banjarsari

(14,81 km2) sedangkan Kecamatan Serengan merupakan kecamatan dengan luas

wilayah paling kecil.

Wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di

Kecamatan Pasar Kliwon (915.418 jiwa/km2) dan terendah terdapat pada

Kecamatan Laweyan (10.127 jiwa/km2). Secara umum kota Surakarta merupakan

dataran rendah dan berada antara pertemuan kali/sungai-sungai Pepe, Jenes

dengan Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian ±92 dari permukaan air laut.

4.1.2 Kondisi Umum Jalan Non Lingkungan

Total panjang jalan non lingkungan yang ada di Kota Surakarta berdasarkan data

BPT Bina Marga Kota Surakarta sebesar ± 33,19 km yang kewenangan

pengelolaannya terbagi menjadi 2, yaitu 14,11 km jalan nasional dan 19,08 km

jalan propinsi.

Penelitian ini menggunakan 14 ruas jalan non lingkungan sebagai sasaran

(42)

commit to user

Tabel 4.1 Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta

No. Nama Jalan Kecamatan Fungsi Jalan Kewenangan

1 Jl. Bhayangkara Laweyan-Serengan Kolektor Sekunder Propinsi

2 Jl. Brigjen. Sudiarto Serengan-Psr. Kliwon Kolektor Sekunder Propinsi

3 Jl. Slamet Riyadi Laweyan-Banjarsari Arteri Primer Nasional

4 Jl. Dr. Rajiman Laweyan Arteri Sekunder Propinsi

5 Jl. Ir. Juanda Jebres Kolektor Sekunder Propinsi

6 Jl. Ir. Sutami Jebres Arteri Primer Nasional

7 Jl. Jend. A. Yani Banjarsari Arteri Primer Nasional

8 Jl. K.H. Agus Salim Laweyan Kolektor Sekunder Propinsi

9 Jl. Kapten Mulyadi Jebres-Psr. Kliwon Kolektor Sekunder Propinsi

10 Jl. Kapten Tendean Banjarsari Kolektor Sekunder Propinsi

11 Jl. Kol. Sugiyono Banjarsari Kolektor Sekunder Propinsi

12 Jl. L.U. Adi Sucipto Laweyan Arteri Primer Nasional

13 Jl. Tentara Pelajar Jebres-Banjarsari Arteri Primer Nasional

14 Jl. Veteran Serengan-Psr. Kliwon Kolektor Sekunder Propinsi

Sumber : DPU Kota Surakarta

4.2

Penilaian Kondisi Jalan

Pemeriksaan kondisi jalan non lingkungan dilakukan berdasarkan petunjuk Tata

Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 dan Tata Cara Penyusunan

Program Pemeliharaan Jalan Kota NO. 018/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Bina Marga. Pemeriksaan/penilaian kondisi jalan dilakukan

dengan cara mengamati secara visual sehingga didapatkan data secara tepat.

Hasil dari pemeriksaan tersebut dimasukkan ke dalam 2 formulir, yaitu formulir

survei kondisi jalan non lingkungan dan formulir foto kondisi jalan yang berisi

foto dokumentasi kerusakan. Formulir survei kondisi jalan non lingkungan

digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan penilaian dari tiap ruas jalan yang

jumlah halamannya terdiri atas 14 halaman. Sedangkan formulir foto kondisi jalan

digunakan sebagai dokumentasi kerusakan jalan tersebut dan jumlah halamannya

sebanyak 28 halaman.

Sebagai contoh penilaian, diambil salah satu ruas jalan non lingkungan yang

(43)

34

Gambar 4.1 Formulir Survei Kondisi Jl. Brigjen Sudiarto

(44)

commit to user

Gambar 4.2 Formulir Foto Kondisi Jl. Brigjen Sudiarto

(45)

commit to user

Penilaian pada formulir penilaian kondisi jalan non lingkungan dilakukan

berdasarkan 6 tipe penilaian (tabel 2.3 s/d 2.8), yaitu:

a. Penilaian keretakan :

- Tipe : Memanjang  2

- Lebar : 2 mm (1-2mm)  2

b. Penilaian jumlah kerusakan jalan :

- x 100% = 4.516 % (< 10%)  1

c. Penilaian alur jalan :

- Kedalaman : 48 mm (>20mm)  7

d. Penilaian tambalan dan lubang jalan :

- Luas 0.024% (< 10%)  0

e. Penilaian kekasaran permukaan jalan :

- Kekasaran : Pelepasan butir  3

f. Penilaian amblas jalan :

- 0 – 2 / 100m  1

Total angka kerusakan jalan = 16

Setelah didapatkan nilai angka kerusakan jalan, selanjutnya dimasukkan kedalam

Tabel 2.2 Hasil nilai kerusakan jalan tersebut adalah 6 kemudian dihitung dengan

memakai rumus sebagai berikut :

Urutan Prioritas = 17 - (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan)

= 17 - ( 5 + 6)

= 17 – 11

= 6

Prioritas pemeliharaan jalan yang termasuk kategori ini adalah pemeliharaan

berkala.

Penilain diatas dilaksanakan di dalam ArcGIS dengan menggunakn tool select by

attributes dan field calculator. Data kelas LHR untuk tiap ruas jalan non

lingkungan di Kota Surakarta diperoleh berdasarkan hasil data sekunder dari

(46)

commit to user

Tabel 4.2 Kelas LHR Jalan Non Lingkungan (berdasarkan Tabel 2.1)

No. Nama Jalan LHR tahun 2010 Kelas

Sumber : DPU Kota Surakarta

Hasil pengamatan survei secara visual didapatkan kondisi kerusakan untuk tiap

ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta sebagai berikut:

Tabel 4.3 Kondisi Eksisting Jalan Non Lingkungan

No. Nama Jalan Prosen Kerusakan

Nilai

Prioritas Prioritas Pemeliharaan 1 Jl. Bhayangkara 0.025% 9 Pemeliharaan rutin 2 Jl. Brigjen. Sudiarto 4.516 % 6 Pemeliharaan berkala 3 Jl. Slamet Riyadi 0.249% 7 Pemeliharaan rutin 10 Jl. Kapten Tendean 4.254% 6 Pemeliharaan berkala 11 Jl. Kol. Sugiyono 12.18% 5 Pemeliharaan berkala 12 Jl. L.U. Adi Sucipto 0.169% 6 Pemeliharaan berkala 13 Jl. Tentara Pelajar 7.812% 6 Pemeliharaan berkala 14 Jl. Veteran 3.025% 6 Pemeliharaan berkala

(47)

commit to user

Detail data dari hasil survei tiap ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta dapat

dilihat pada halaman lampiran.

4.3

Pembuatan Basis Data GIS

Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, selanjutnya data diolah dan

disusun menjadi struktur basis data jalan di dalam software ArcGIS. Basis data

yang dibuat di dalam program ini meliputi 2 (dua) basis data yaitu basis data

administrasi dan basis data jalan. Basis data jalan yang dibuat merupakan data

yang menjelaskan status jalan dan keterangan pelengkap lainnya.

4.3.1 Membuat Data Spasial Administrasi dan Jalan

1. Data Spasial Administrasi

Data spasial administrasi Kota Surakarta dibuat dengan menggunakan peta yang

dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

(BAKOSURTANAL) dengan skala 1:25.000. Lembar peta yang digunakan adalah

lembar peta 1408-343. Lembar peta tersebut merupakan lembar peta digital

Coverage version, yang dapat diolah dengan software ArcGIS. Lembar peta

tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lembar kerja software ArcGIS.

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat data spasial

administrasi menggunakan peta yang diperoleh dari BAKOSURTANAL:

a. Memasukkan lembar peta BAKOSURTANAL diatas ke dalam layer kerja

(48)

commit to user

Gambar 4.3 Lembar BAKOSURTANAL Kota Surakarta.

b. Menentukan sistem koordinat yang digunakan dengan sistem koordinat UTM

WGS 1984 Kota Surakarta berada pada Zona 49S. Setelah itu lembar peta dari

BAKOSURTANAL dikonversi menjadi format shapefile dengan menggunakan

conversion tool – to shapefile.

4.4 Konversi peta ke dalam Shapefile.

c. Memilih dengan menggunakan tool – select sehingga didapat daerah

(49)

commit to user

Gambar 4.5. Pemilihan daerah Kota Surakarta menggunakan tool - select.

d. Mengklasifikasikan peta “Batas Kecamatan” dengan menggunakan tool -

dissolve sehingga didapat batas kecamatan Kota Surakarta.

Gambar 4.6. Batas Kecamatan Kota Surakarta.

e. Mengedit peta tersebut dan kemudian melengkapi attribute table berdasarkan

data yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.

2. Data Spasial Jalan

Data spasial jalan dibuat dengan memasukkan peta dari BAKOSURTANAL tipe

(50)

commit to user

sebelumnya. Kemudian diklasifikasikan berdasarkan kewenangan jalan tersebut

yaitu Jalan Nasional, Jalan Kewenangan Provinsi dan Jalan Kabupaten.

a. Memasukkan lembar peta BAKOSURTANAL bertipe K (lembar transportasi).

Kemudian di-export kedalam bentuk shapefile.

Gambar 4.7. Lembar Transportasi BAKOSURTANAL.

b. Memotong peta transportasi tersebut dengan peta administrasi Kota Surakarta

menggunakan tool - intersect. Hasilnya adalah peta jalan untuk wilayah Kota

Surakarta.

(51)

commit to user

c. Melakukan klasifikasi jalan berdasarkan kewenangannya baik itu jalan

nasional, provinsi maupun jalan kabupaten. Klasifikasi dilakukan berdasarkan

data yang dimiliki BPT Bina Marga Kota Surakarta.

Untuk klasifikasi fungsi jalan dibedakan dengan menggunakan warna sesuai

dengan ketentuan dari Bina Marga seperti berikut:

 Arteri Primer : warna merah

 Arteri Sekunder : warna biru

 Kolektor Primer : warna kuning

 Kolektor Sekunder : warna coklat

 Lokal Sekunder : warna hijau

Gambar 4.9. Klasifikasi peta Jalan Nasional, Provinsi dan Jalan Kota Surakarta.

d. Membuat peta jalan non lingkungan dengan menggunakan tool – dissolve

berdasarkan status jalan yang ada pada attribute table. Status Jalan telah

(52)

commit to user

Gambar 4.10. Pengklasifikasian Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta.

3. Melengkapi Attribute Table

Data spasial yang telah dibuat kemudian dilengkapi dengan informasi yang

berhubungan dengan data spasial tersebut. Informasi tersebut dimasukkan

kedalam attribute table. Pembuatan attribute table dilakukan dengan ArcCatalog.

Adapun langkah dalam membuat attribute table adalah sebagai berikut:

a. Memilih data spasial yang akan dibuat attribute table. Tampilan dipindahkan

ke dalam tampilan table. Kemudian dipilih option - add field - diberi nama

pada field baru - menentukan tipe data dan panjang datanya.

(53)

commit to user

b. Untuk pengisian data dilakukan didalam jendela ArcMap. Pengisian dilakukan

dengan toolbar editor dalam kondisi start editing.

Gambar 4.12. Attribute Table Peta Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta.

4. Perhitungan kerusakan jalan didalam ArcGIS

Perhitungan perkerasan jalan dengan menggunakan ArcGIS dapat dilakukan

dengan lebih mudah dengan menggunakan tool select by attributes. Penyeleksian

select by attributes berdasarkan layer kriteria penilaian kerusakan jalan dipilih.

(54)

commit to user

Selanjutnya pemberian angka untuk field yang terseleksi menggunakan field

calculator pada attribute table. Klik kanan pada field yang akan diberikan

penilain, pilih field calculator masukkan angka sesuai dengan kriteria penilain.

Gambar 4.14. Memasukkan angka penilaian menggunakan field calculator.

5. Membuat Hyperlink Data Foto

Foto dokumentasi merupakan hal penting sebagai penunjang data-data yang telah

dimasukkan sebelumnya. Foto dokumentasi jalan dimasukkan dengan cara

membuat hyperlink. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat hyperlink foto

dokumentasi:

a. Hyperlink dibuat dengan menuliskan alamat file foto tersebut ke dalam salah

satu field di dalam attribut table data spasial yang telah dibuat sebelumnya.

(55)

commit to user

b. Menyeting display dari data spasial agar fungsi hyperlink dapat berjalan yaitu

menu propertiesdisplayhyperlink – memilih field alamat file foto -

memilih document– ok.

Gambar 4.16. Pen-setting-an Hyperlink didalam ArcMap.

c. Kemudian field yang berisi alamat file sudah menjadi hyperlink.

Gambar 4.17. Eksekusi Hyperlink didalam ArcMap.

Untuk dapat menggunakan fitur hyperlink dipakai toolbar identify_result pada

titik jalan yang diinginkan, setelah titik jalan dipilih lalu muncul jendela yang

berisi data attribute dari jalan tersebut. Lalu dipilih data attribute yang berisikan

alamat foto dokumentasi, bila terdapat simbol petir pada baris attribute maka

hyperlink telah berhasil dibuat dan untuk menggunakannya dengan mengklik

(56)

commit to user

4.3.2 Membuat dan Menyusun Struktur Geodatabase

Geodatabase adalah sistem manajemen basis data dimana data tersebut disimpan

dan memiliki georeferenced/geographic information. Didalam penelitian ini

sebelum membuat geodatabase, struktur data perlu disusun terlebih dahulu

sehingga dalam penyimpanan data terstruktur dan tidak simpang siur. Adapun

struktur data dalam penelitian ini adalah seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4.18. Struktur Geodatabase Sistem Manajemen Jalan.

Pembuatan geodatabase berada di dalam subfolder “02. Road Geodatabase”.

Berikut merupakan langkah dalam pembuatan geodatabase Jalan Non Lingkungan

Kota Surakarta.

1. Membuat Personal Geodatabase

a. Pembuatan geodatabase dilakukan di dalam jendela ArcCatalog, kemudian

dipilih folder “02. Road Geodatabase”. Setelah itu, klik kanan dan pilih new

(57)

commit to user

Gambar 4.19. Pembuatan File Geodatabase.

b. Melalui file geodatabase tersebut kemudian membuat feature dataset-nya.

Klik kanan pada “RMS Surakarta” kemudian newfeature dataset diberi

nama “Jalan Non Lingkungan”. Pilih sistem koordinatnya yaitu WGS 1984

UTM Zone 49S finish.

Gambar 4.20. Penentuan Sistem Koordinat Data Spasial.

c. Meng-import feature class yang akan dimasukkan ke dalam feature dataset.

Klik kanan pada “Jalan Non Lingkungan”  pilih import feature class

pilih data “Jalan Non Lingkungan”  OK. Data spasial “Jalan Non Lingkungan” akan terdaftar sebagai feature class dari feature dataset “Jalan

(58)

commit to user

Gambar 4.21. Import Feature Class ke dalam Feature Dataset.

2. Meng-import table

Di dalam personal geodatabase “RMS Surakarta” diperlukan sebuah tabel yang

nantinya juga merupakan salah satu untur penting di dalam geodatabase yang

dibuat.

a. Import table dibuat melalui ArcCatalog. Buka feature dataset yang telah

dibuat sebelumnya. Klik kanan dalam folder feature dataset tersebut 

importTable (single)  pilih tabel yang ada di folder D:\RMS

SURAKARTA\01. Road Database\017. Database Table yang merupakan

tabel pembagian dari tabel attribute table Jalan_Non_Lingkungan.shp  OK.

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 2.1  Jalan Baikcommit to user
Gambar 2.5  Pengelupasan
Gambar 2.10   Retak Acak
+7

Referensi

Dokumen terkait

: Jula-Juli Yogya Art Exhibition at Bentara Budaya, Yogyakarta, Indonesia : Exhibition at H Widayat Museum, Magelang, Central Java, Indonesia 2003 : BazArt Exhibition

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul judul “ Uji Validitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi bahan baku terasi berpengaruh nyata terhadap persentase bahan tertinggal dalam alat, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar air, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kualitas produk sim card pra bayar XL Bebas terhadap loyalitas pelanggan dengan variabel intervening kepuasan

Kegiatan Pengabdian ini akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian pada Masyarakat, yang bertujuan untuk

Setelah dilakukan penelitian tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan kanker serviks pada wanita usia subur, diketahui bahwa mayoritas

Seputar 3 kali saksi melihat PBP; ( 1 diantaranya di dekat toilet, dua berdiri di bar Premium) apakah berdiri atau berjalan-jalan di tempat tersebut. Tri mengatakan, melihat

Berikut kami umumkan nomor tes &amp; nama peserta yang berhasil lulus dalam tahap psikotest tertulis. Mohon maaf atas segala kekurangan