• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pertanian Dalam Pengentasan Kemisk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Pertanian Dalam Pengentasan Kemisk"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROPOSAL PENELITIAN

Peran Pertanian dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Desa Karanggayam Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Proposal

Dosen Pengampu :

Rokhmat Subagyo S.E, M.E.I

Disusun Oleh :

Adhimas Salam (17402153452)

EKONOMI SYARIAH (VI/H)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

2 BAB I

PENDAHULUAN

A.Judul Penelitian

Penelitian ini berjudul “Peran pertanian dalam pengentasan kemiskinan (Studi Kasus Desa Karanggayam Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar).”

Abstrak

Suatu negara tentu akan berlomba-lomba untuk memberantas kemiskinan. Tidak terkecuali negara Indonesia yang mana negara Indonesia masih menjadi salah satu negara berkembang. Untuk itu pemerintah Indonesia terus menerus membuat dan menerapkan strategi untuk memberantas kemiskinan sehingga perekonmian negara dapat stabil. Salah satu strategi pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan produktifitas pada sektor pertanian dan juga meningkatkan harga pada produk pertanian. Sehingga tujuan pemerintah untuk memberantas atau mengentasan kemiskinan dapat terwujud. Penelitian dengan Judul “Peran pertanian dalam pengentasan kemiskinan (Studi Kasus Desa Karanggayam Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar)”, memliki fokus penelitian pada bagaimana Peran pertanian dalam pengantasan kemiskinan (studi kasus desa Karanggayam Kecamata Srengat Kabupaten Blitar). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pertanian dalam pemberantasa kemiskinan (studi kasus desa Karanggayam Kecamata Srengat Kabupaten Blitar).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitattif. Adapun sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan juga data-data skunder. Data primer di dapat dari observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data skunder di dapatkan dari buku-buku dan data-data yang disajikan oleh kementrian terkait bidang perekonomian di kabupaten Blitar. Data akan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman. Terdapat tiga tahapan model analisis ini. Tahapannya adalah reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

(3)

3

B.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung berapi terbanyak dan paling aktif di dunia. Hal ini menyebabkan indonesia memiliki tingkat kesubura tanah yang tinggi. Dengan kesuburan tanah yang tinggi tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia dijuluki sebagai negara agraris atau negara pertanian.

Selain faktor gunung berapi, faktor iklim dan cuaca yang ada di Indonesia juga sangat mendukung sektor pertanian. Iklim tropis yang di Indonesia sangat baik untuk komoditi pertanian. Selain itu, cuaca di Indonesia juga sangat cocok untuk pertanian.

Di Indonesia sendiri terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan, biasanya para petani menanam padi. Padi sangat cocok ketika ditanam waktu musim hujan. Hal ini disebabkan padi membutuhkan air banyak dan air yang banyak itu ada ketika musim hujan saja.

Pada saat musim kemarau, petani biasanya menanam jagung. Jagung merupakan tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Sehingga sangat cocok ketika ditanam pada musim kemarau yang mana hanya terdapat sedikit air.

Dengan letak geografis serta kondisi iklim dan cuaca yang mendukung di sektor pertanian, maka Indonesia bisa dijuluki sebagai negara agraris, tentu salah satu sektor yang menunjang perekonimian Indonesia adalah sektor pertanian. Dengan sektor pertanian diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu negara penghasil pertanian

Selain itu Indonesia dapat dijuluki sebagai negara agraris karena warga negaranya yang banyak bekerja sebagai petani. Dengan pekerjaan sebagai petani, tentu pendapatan yang diperoleh kebanyakan masyarakat di Indonesia adalah pada sektor pertanian.

(4)

4

pangan di masa mendatang.1 Hal ini dikarenakan sektor pertanian menurut anak muda dalam hal pendapatan tidak menjanjikan. Mereka lebih memilih merantau ke kota-kota besar atau ke luar negeri yang dinilai lebih menjanjikan pendapatannya. Maka dari itu perlu adanya startegi-strategi kusus untuk menigkatkan sektor pertanian supaya sektor pertanian bisa diminati oleh para pemuda.

Sektor pertanian sendiri merupakan sektor yang sangat penting bagi suatu negara tidak terkecuali negara Indonesia. Hal ini berkaitan dengan ketahanan pangan suatu negara. Jika sektor pertanian lesu dan para pemuda tidak ada yang mau bertani, maka ketahanan pangan suatu negara tentu akan terancam. Sebagai akibatnya, suatu negara akan mengimpor hasil pertanian pada negara.

Memang impor merupakan salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan yang ada di Indonesia. Namun Impor pada sektor pertanian juga akan merugikan petani dalam negeri. Dengan impor yang diberlakukan oleh pemerintah, tentu permintaan hasil pertanian dalam negeri akan menurun dan akan berpengaruh pada pendapatan petani itu sedniri.

Dalam sejarah pertanian Indonesia, Indonesia pernah menjadi pengimpor beras nomor satu di dunia. Tentu kita heran dengan kondisi letak geografis dan cuaca serta iklim yang mendukung pertanian, Indonesia pernah menjadi pengimpor beras nomor satu di Indonesia.

Ternyata kondisi geografis, cuaca serta iklim tidak serta merta mendukung produksi hasil pertaian. Namun, inovasi teknologi dalam pertanian juga sangat mendukung hasil produksi pertanian. Seperti yang dijelaskan oleh Sunyoto Usman bahwa pemerintahan orde baru pernah mencanagkan kebijakan dan program pembangunan pedesaan yang ditandai oleh teknlogi modern. Sehingga dapat mengantarkan Indonesia dari salah satu negara pengimpor beras nomor wahid di dunia menjadi negara berswasembada beras.2

Pembangunan pertanian juga sangat penting untuk diperhatikan. Menurut Sunyoto Usman, tujuan yang hendak dicapai oleh pembangunan pertanian

1 bppsdm.pertanian.go.id, Saatnya Anak Muda Bangga Menjadi Petani, diakses pada tanggal

01-04-2018.

2 Dr. Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta : Pustaka

(5)

5

adalah memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat desa dengan cara meningkatkan output dan pendapatan mereka. Fokus terutama pada usaha menjawab kelangkaan atau keterbatasan pangan di desa. Peningkatan produksi pertanian dianggap sangat strategis, karena tidak hanya diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan (baik pedesaan maupun perkotaan), tetapi sekaligus juga untuk memenuhi kebutuhan dasar industry kecil dan rumah tangga, serta untuk menghasilkan produk pertaian ekspor yang dibutuhkan oleh negara maju.3

Implementasi program pertanian ini telah merombak sistem pertanian dan model usaha tani. Karena itu, lahir sebuah green revolution (revolusi hijau). Di Indonesia, program pembangunan pertanian yang dicanangkan oleh Orde Baru secara intensif pada Pelita 1 telah membuahkan hasil yang sepektakuler. Indonesia yang semula tergolong pengimbor beras nomor satu dunia menjadi berswasembada pangan. Beberapa negara berekmbang juga mengalami hal serupa.4 Secara politis kondisi seperti ini sangat menguntungkan negara berkembang, karena tidak adanya ketergantungan pangan pada negara maju.

Teknologi pertanian sangatlah penting bagi petani. Hal ini supaya hasil pertanian dapat dicapai secara maksimal. Dengan hasil yang maksimal, tentu pendapatan petani juga akan maksimal.

Seiring dengan berkembangnya zaman teknologi pertanian juga semakin maju. Pada saat ini para petani aganya sudah sadar akan pentingya penggunaan teknologi dalam pertanian. Hal ini dilihat dari berubahnya penggunaan bajak dalam membajak sawah. Dahulu petani menggunakan sapi untuk membajak sawahnya, tetapi pada saat ini penggunaa bajak sapi sudah ditinggalkan. Hal ini dikarenakan bajak sapi dinilai sudah tidak efektif untuk membajak sawah.

Kebanyakan petani pada saat ini menggunakan traktor untuk membajak sawah. Hal ini dinilai penggunaan traktor lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan penggunaan sapi untuk membajak sawah. Selain itu hasil bajakan menggunakan traktor dinilai lebih baik dibandingkan hasil bajakan menggunakan sapi.

3 Ibid, hal 41. 4

(6)

6

Selain penggunaan teknologi bajak, para petani saat ini juga sudah menggunakan teknologi dalam memanen padi. Dahulu, ketika memanen padi secara tradisional petani menggunakan sabit atau secara manual. Namun pada saat ini petani sudah menggunakan mesin dalam memanen. Hal ini juga dinilai lebih efektif dan efisien. Hasil panen yang didapat lebih cepat dibandingkan dengan cara yang manual. Penggunaan mesin itu sendiri juga dapat mengurangi tenaga kerja sehingga biaya produksi bisa dikurangi.

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh suatu negara baik negara maju sdan juga negara berkembang. Kemiskinan seolah-olah merupakan momok yang sangat menakutkan bagi suatu negara. Suatu negara akan selalu berlomba-lomba dalam mengatasi kemiskinan. jika suatu negara penduduknya banyak yang miskin, tentu kestabilan negara tersebut akan terganggu.

Kemiskinan sendiri merupakan masalah yang sangat serius. Dampak dari kemiskinan itu sendiri sangatlah besar bagi suatu negara tidak terkecuali negara Indonesia. Kemiskinan akan berdampak pada segala bidang terutama bidang ekonomi. Jika suatu negara banyak terdapat penduduk yang miskin, pasti perekonomi suatu negara akan terganggu. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah mengakibatkan negara tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Terutama kebutuhan primer kususnya kebutuhan pangan. Sehingga terjadi kelaparan dimana-mana.

Masalah kemiskinan tidak hanya berdampak di bidang ekonomi saja. melainkan berdampak pada bidang sosial, politik, budaya, agama, serta keamanan. Meningkatnya kemiskinan angka kemiskinan tentu akan berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas. Meningkatnya angka kriminalitas itu sendiri akan mengancam keharmonisasian sosial, politik, budaya, agama dan yang paling uatama adalah keamanan suatu negara.

(7)

7

Seperti yang kita bahas diawal bahwa pertanian merupakan salah satu sector yang sangat penting bagi suatu negara. Bahkan sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi tulang punggung negara kususnya negara Indonesia. Maka dari itu penulis akan membahas apakah sektor pertanian yang telah di rancang dan dikelola oleh negara melalui kementrian pertanian mampu mengatasi kemiskinan kususnya kemiskinan di desa Karanggayam. Hal ini dikarenakan sektor utama penggerak roda perekonomian desa karanggayam adalah sektor pertanian. Bahkan desa Karanggayam merupakan desa yang memiliki tanah atau lahan persawahan terluas di kecamatan Srengat.

C.Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Peran pertanian dalam pengantasan kemiskinan (studi kasus desa Karanggayam Kecamata Srengat Kabupaten Blitar).

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat Peran sektor pertanian dalam pengentasan kemiskinan (studi kasus desa Karanggayam Kecamata Srengat Kabupaten Blitar).

E.Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Dari latar belakang yang telah ditulis, penulis memberi identifikasi

masalah yang akan dijadikan bahan penelitian adalah “Peran pertanian dalam pengentasan kemiskinan”. Penulis ingin mengetahui bahwa dengan pertanian apakah dapat mengentaskan atau mengurangi kemiskinan.

Sementara itu, batasan masalah dari penelitian ini adalah periode kemiskinan adalah tahu 2017. Tempat penelitian berada di desa Karanggayam. Pertanian sendiri, menurut dinas pertanian dibagi menjadi tiga golongan, yaitu pertanian, peternakan, dan perkebunan. Namun, peneliti akan hanya akan meneliti golongan pertanian saja.

F. Manfaat penelitian

(8)

8

Manfaat teoristis adalah kegunaan hasil temuan penelitian dalam menunjang khazanah keilmuan yang ada. Sedangkan manfaat praktis adalah kegunaan hasil temuan peneliti untuk kepentingan instansi masyarakat baik secara umum maupun kusus.

G.Penegasa Istilah

Menurut Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, pada mulanya pengertian pertanian hanya terbatas pada pengelolaan lahan pertanahan saja. Akan tetapi dalam pemahaman kontemporer, pertanian memiliki arti yang lebih luas lagi, yaitu mencakup aktifitas perekonomian yang bertujuan menambahkan dan mendapatkan kekayaan dengan cara meningkatkan produksi nabati dan hewani. Dalam pertanian tradisional produksi dan konsumsi sama saja banyaknya. Hasilnya dari pertanian tradisional juga hanya sedikit. Bahkan hanya satu sampai dua jenis hasil pertaian saja. Seperti jagung dan padi yang merupakan bahan pokok makanan. Produksi dan produktifitas rendah pada pertanian tradisional biasanya disebabkan peralatan yang digunakan untuk bertani masih menggunakan peralatan tradisional atau masih menggunakan peralatan yang sederhana. Penanaman dan penggunaan modal juga masih sedikit, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia masih dominan. Pertanian tradisional menuju pertanian modern. Pada tahap ini produk hasil pertanian mulai beraneka ragam. Produk yang dihasilkan juga sudah ada yang di jual pada sektor komersil. Namun pada tahap ini penggunaan modal dan tekologi masih rendah. Pertanian modern. Pada tahap ini penggunaan teknologi dalam pertanian sudah diterapkan. Dengan diteapkannya tekonologi pertanian, juga sangat mendukung hasil dari pertanian itu sendiri.

(9)

9

masyarakat dapat ditemukan adanya dua kondisi ; (a) terdapat kemiskinan sekaligus kesenjangan, atau (b) tidak terdapat kemiskinan tetapi terdapat kesenjangan. Kesenjangan adalah sebuah kondisi dimana di dalamnya terjadi ketimpangan akses pada sumber-sumber ekonomi. Kelompok yang tergolong kuat mempunyai akses lebih kuat melakukan monopoli, sehingga kelompok lemah tetap berada pada posisi lemah.

(10)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A.Deskripsi Teori

1. Pertanian

Indonesia merupakan negara agraris yang mana sektor pertaniannya adalah salah satu yang diunggulkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sector pertanian merupakan salah satu roda penggerak perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini di sebabkan sebagian besar masyarakat di Indonesia merupakan petani.

Di Indonesia sendiri masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah-daerah pedesaan. Salah satu ciri masyarkat yang tinggal di pedasaan adalah bekerja sebagai petani. Sehingga sebagian besar masyarakat di Indonesia banyak yang bercocok tanam atau bertani.

Pertanian merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi suatu negara. Jika suatu negara tidak memiliki pertanian yang bagus, negara tersebut tentu akan terancam kelangsungan hidupnya. Bahkan negara akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya.

Ancaman yang timbul jika suatu negara tidak memiliki sistem pertanian yang bagus adalah terancamnya ketahanan pangan suatu negara. Ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu negara. Ibarat rumah tangga yang sangat memerlukan makanan sebagai kebutuhan primer. Jika kebutuhan primer tersebut tidak dipenuhi, maka kelangsungan hidupnya akan terancam. Begitu juga negara, pangan merupakan salah satu kebutuhan primer. Jika tidak dipenuhi, maka kelangsungan hidup suatu negara akan terancam.

(11)

11

Namun kebijakan tersebut apabila terus menerus dilakukan tentu tidak akan berdampak positif bagi suatu negara. Jika impor terus dilakukan pemintaan akan mata uang dalam negeri akan merosot. Sehingga berakibat merosotnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Hal ini disebabkan nilai kurs mata uang suatu negara ditentukan besarnya permintaan mata uang dalam negeri.

Akibat dari nilai kurs mata uang yang terus merosot tentu akan terjadi krisis ekonomi. Seperti yang terjadi pada masa Orde Baru yang mana salah satu penyebab krisis ekonomi di Indonesia adalah merosotnya kurs mata uang Indonesia terhadap luar negeri. Seperti yang dikatakan oleh Soesastro dan dikutip oleh Fredy B. L Tobing, nilai rupiah semakin terpuruk bahkan sempat mencapai level terendah sepanjang sejarah, yakni Rp. 17.000 per dollar AS.5

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari Impor, maka Indonesia sangat perlu menggenjot pertanian guna meningkatkan hasil pertanian yang ada di Indonesia kususnya daerah-daerah yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi. Dalam sejarah Orde Baru Indonesia mampu terbebas dari pengimpor beras terbesar di dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia pernah menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun, dengan kebijakan-kebjakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggenjot pertanian yang ada di Indonesia, negara Indonesia berhasil menjadi negara yang berswasembada beras. Hal ini tentu menjadi prestasi tersendiri bagi orde baru yang mana selama ini kita kenal sebagai masa pemerintahan dengan krisis ekonomi. Namun masa pemerintahan ini juga penah mendapat prestasi, yaitu kemampuan berswasembada beras.

Sebelum kita beranjak lebih jauh membhas tentang pertanian, kita harus tahu mengetahui pertanian itu sendiri. Menurut Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, pada mulanya pengertian pertanian hanya terbatas pada pengelolaan lahan pertanahan saja. Akan tetapi dalam pemahaman kontemporer, pertanian memiliki arti yang lebih luas lagi, yaitu mencakup aktifitas perekonomian yang bertujuan menambahkan dan mendapatkan kekayaan dengan cara

5Fredy B. L. Tobing, Praktik relasi kekasaan Soeharto dan Krisis Ekonomi 1997-1998, (Jakarta:

(12)

12

meningkatkan produksi nabati dan hewani.6 Sehingga dapat difahami bahwa pertanian dalam kontemporer ini ruang lingkupnya tidak hanya pengolahan tanah saja. Tetapi mencakup produksi nabati serta hewani. Namung di sini penulis hanya mengkususkan pembahasan pertanian dalam hal pengelolaan tanah saja. Supaya pembahasan kita tidak melenceng kemana-mana karena luasnya ruang lingkup pertanian itu sendiri.

Selanjutnya Jaribah juga menjelaskan bahwa pertanian memiliki urgensi yang besar dalam kehidupan, karena dia merupakan sumber makanan manusia dan banyak bahan-bahan nabati dan hewani yang masuk dalam aneka Industri. Sebagaimana pertanian juga memiliki peranan dalam pembentukan pemasukan umat dan kekayaannya, serta mempekerjakan jumlah besar tenaga kerja dari rakyat negara Islam.7

Dalam sejarah ekonomi Islam, pertanian juga diperhatikan. Bahkan dalam masa pemerintahan Umar bin Khattab yang notabene menggunakan sistem perekonomiannya adalah ekonomi Islam juga sangat memperhatikan pertanian. Hal ini dikarenakan pertanian sebagai kegiatan ekonomi utama yang dilakukan.8

Sebagai buktinya Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi menjelaskan terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa warisan Umar bin Khattab dibagi oleh ahli warisnya sebanyak tujuh puluh ribu lahan pertanian. Beliau juga memiliki beberapa hamba sahaya yang mengerjakan lahan pertaniannya. Bahkan ketika beliau sebagai khalifah pun tidak mengabaikan pertaniannya. Dimana beliau di setiap pagi sehabis shalat subuh pergi ke lahan pertaniannya. Dan sebagian riwayat menyebutkan bahwa beliau keluar bersama sahabatnya untuk mengunjungi lahan pertanian dan memberikan bimbingan cara pengolahan.9

Melihat riwayat-riwayat di atas Umar bin Khattab sangat memperhatikan bidang pertanian. Bahkan beliau juga pernah mengajarkan sahabatnya cara

6

Dr. Jaribah bin Ahmad Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Khathab, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar), 2014, hal. 106.

7 Ibid. hal. 106. 8 Ibid. hal 106. 9

(13)

13

mengolah lahan pertanian yang benar. Hal ini menunjukkan betapa sangat perhatiannya Umar bin Khattab dan ekonomi Islam dalam bidang pertanian.

Pemerintah sudah sepatutnya memperhatikan pertanian yang ada di Indonesia. Pemimpin yang paling terkenal di dunia, yaitu Umar bin Khattab juga sangat memperhatikan bidang pertanian. Seharusnya pemerintah mencontoh perilaku Umar bin Khattab yang sangat memperhatikan pertanian.

Pertanian yang notabene sektor primer dalam suatu negara harus terus dikembangkan dan dibangun untuk mewujudkan ketahanan pangan. Terdapat tiga tahapan pembangunan pertanian, yaitu pertanian tradisional, pertanian tradisonal menuju modern, dan pertanian modern.

Pertama adalah pertanian tradisional. Dalam pertanian tradisional produksi dan konsumsi sama saja banyaknya. Hasilnya dari pertanian tradisional juga hanya sedikit. Bahkan hanya satu sampai dua jenis hasil pertaian saja. Seperti jagung dan padi yang merupakan bahan pokok makanan. Produksi dan produktifitas rendah pada pertanian tradisional biasanya disebabkan peralatan yang digunakan untuk bertani masih menggunakan peralatan tradisional atau masih menggunakan peralatan yang sederhana. Penanaman dan penggunaan modal juga masih sedikit, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia masih dominan.

(14)

14

maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.10

Pada tahap ini para petani biasanya hanya menggarap sawahnya hanya sebatas kemampuan keluarganya saja. Biasanya para petani tidak menggunakan tenaga kerja atau tenaga bantuan dari luar keluarganya dalam menggarap sawah. Hal ini disebabkan keterbatasan modal seperti yang sudah dijelaskan di awal.

Kedua adalah tahap pertanian tradisional menuju pertanian modern. Pada tahap ini produk hasil pertanian mulai beraneka ragam. Produk yang dihasilkan juga sudah ada yang di jual pada sektor komersil. Namun pada tahap ini penggunaan modal dan tekologi masih rendah.

Mungkin merupakan suatu tidakan yang tidak realistis mentransformasikan atau merubah secara cepat suatu sistem pertanian. Para petani yang notabene dahulu merupakan petani tradisional juga harus mengenal dan beradaptasi dengan sistem pertanian yang baru. Jika petani tradisional secara cepat dipaksa untuk mengenal sistem pertanian modern yang akan terjadi justru petani akan kesulitan. Hal ini dikarenakan butuh proses dan waktu para petani untuk mengenal sistem pertanian modern yang mengandalkan teknologi.

Upaya dalam hal pengenalan tanaman perdagangan dalam membantu petani dalam meningkatkan hidup juga tidak mudah. Sering kali upaya tersebut mengalami kegagalan. Menggantungkan poduksi tanaman perdagangan bagi petani kecil lebih banyak mengundang resiko. Hal ini berkaitan dengan fluktuasi harga pasar yang tidak menentu. Kadang harga bisa naik, kadang harga juga bisa turun.

Ketiga adalah pertanian modern. Pada tahap ini penggunaan teknologi dalam pertanian sudah diterapkan. Dengan diteapkannya tekonologi pertanian, juga sangat mendukung hasil dari pertanian itu sendiri.

Selain itu modal yang digunakan oleh para petani tidak lagi rendah. Melainkan modal yang dikeluarkan oleh para petani sudah tinggi. dengan

10 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada), 2015,

(15)

15

tingginya modal yang dikeluarkan oleh petani juga mempengaruhi hasil yang didapatkan oleh petani itu sendiri.

Dengan kombinasi antara modal dan juga teknologi yang tinggi, maka produktifitas hasil pertanian juga akan semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan modal yang banyak tentu akan menghasilkan hasil yang banyak pula. Di sisni modal digunakan untuk menunjang penggunaan teknologi pertanian. Semakin tinggi modal, tentu teknologi pertanian yang digunakan akan semakin tinggi pula. Sehingga hasilnya juga akan maksimal.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa penggunaan teknologi juga sangat dominan pada tahap ini. Penggunaan teknologi pertanian misalnya traktor untuk membajak sawah. Traktor untuk membajak sawah sangat berguna bagi para petani. Kegunaan traktor adalah dalam hal pembajakan sawah supaya lebih efektif da efisien.

Masih banyak sekali penggunaan teknologi-teknologi pertanian yang mana teknologi tersebut untuk mendukung pengembangan hasil pertanian. Bahkan di Amerika teknologi pesawat untuk pengairan tanaman sudah diberlakukan. Hasilnya pertanian di Amerika sangat maju dan hasil pertaniannya juga sangat maksimal karena penggunaan teknologitersebut.

Pada tahap ini seluruh hasil pertanian sudah ditujukan untuk keperluan pasar komersil. Hasil pertanian ini digunakan untuk keperluan pasar perdagangan atau perniagaan. Tujuan untuk menanam tanaman pertanian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja. Melainkan untuk memenuhi kebutuhan pasar perdagangan.

2. Kemiskinan

(16)

16

Memang benar bahwa negara berkembang salah satu problem atau masalah utama negaranya adalah kemiskinan. Bahkan yang membedakan antara negara maju serta negara berkembang adalah tingkat perekonomian masyarakatnya. Salah satu yang masuk dalam penghitungan adalah kemiskinan.

Kemiskinan seolah-olah merupakan masalah yang sangat menakutkan bagi suatu negara. Suatu negara tentu akan melakukan apapun supaya negaranya terbebas dari kemiskinan. Berbagai bentuk kebijakan akan diterapkan oleh pemerintah supaya rakyatnya tiak terjerumus dalam jurang kemiskinan.

Dampak dari kemiskinan itu sendiri sangatlah besar bagi suatu negara tidak terkecuali negara Indonesia. Kemiskinan akan berdampak pada segala bidang terutama bidang ekonomi. Jika suatu negara banyak terdapat penduduk yang miskin, pasti perekonomi suatu negara akan terganggu. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah mengakibatkan negara tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Terutama kebutuhan primer kususnya kebutuhan pangan. Sehingga terjadi kelaparan dimana-mana.

Masalah kemiskinan tidak hanya berdampak di bidang ekonomi saja. melainkan berdampak pada bidang sosial, politik, budaya, agama, serta keamanan. Meningkatnya kemiskinan angka kemiskinan tentu akan berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas. Meningkatnya angka kriminalitas itu sendiri akan mengancam keharmonisasian sosial, politik, budaya, agama dan yang paling uatama adalah keamanan suatu negara.

Menurut Moh. Gunanto (ed), suatu bentuk kemiskinan yang sering diutarakan adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang timbul bukan karena sifat individual tetapi kemiskinan yang dialami sekelompok masyarakat, dan bukan karena suatu sebab, tetapi berbagai sebab yang berbelit dan melilit kondisi kelompok penduduk.11 Tidak hanya satu faktor saja yang melatar belakangi suatu kelompok masyarakat menjadi miskin. Melainkan tersdapat banyak faktor yang melatar belakangi suatu kelompok masyarakat dapat terjerumus dalam jurang kemiskinan.

11 Moh. Gunanto(ed), Keluar dari Belenggu Kemiskinan Strategi Penanggulangan Kemiskinan

(17)

17

Sebelum beranjak lebih jauh tentu kita harus mengetahui definisi atau pengertian dari kemiskinan itu sendiri. Sehingga kita dapat dengan mudah mengetahui masyarakat yang bisa dikatakan dengan golongan miskin atau tidak. Memang terdapat banyak pendapat tenang kemiskinan menurut para ahli. Mereka menjalaskan konsep kemiskinan dari berbagai sudut pandang.

Menurut Soejono Soekamto yang dikutip oleh Moh. Gunanto (ed), kemiskinan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga-tenaga mental dan fisik dalam kelompok tersebut.12 Kemiskinan tersebut ada ketika seseorang tidak mampu mencukupi kebutuhannya yang sesuai dengan taraf hidup kelompoknya. Seseorang dapat dianggap miskin apabila taraf hidupnya berada dibawah taraf hidup kelompoknya. Selain itu seseorang juga dikatan miskin apabila tidak mampu memanfaatkan tenaga-tenaga yang dimilikinya berupa mental maupun fisik dalam kelompoknya.

Menurut Moh. Gunawan (ed), kemiskinan adalah suatu kondisi kehilangan (deprevation) terhadap sumber-suber pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, papan, pendidikan, dan juga kesehatan. Mereka yang berada dalam kategori miskin, hidupnya serba kekurangan. Dalam masyarakat dapat ditemukan adanya dua kondisi ; (a) terdapat kemiskinan sekaligus kesenjangan, atau (b) tidak terdapat kemiskinan tetapi terdapat kesenjangan. Kesenjangan adalah sebuah kondisi dimana di dalamnya terjadi ketimpangan akses pada sumber-sumber ekonomi. Kelompok yang tergolong kuat mempunyai akses lebih kuat melakukan monopoli, sehingga kelompok lemah tetap berada pada posisi lemah.13

Menurut Mubyarto yang dikutip oleh Muhammad Rizal Akbar, mendefinisikan orang miskin hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan dasar atau bahkan kebutuhan pangan saja tidaklah cukup. Banyak hal tentang kesejahteraan rumah tangga yang tidak dapat ditangkap secara detail dengan pendapatan atau konsumsi saja. Mubyarto (2000) mengatakan bahwa Bank

12 Ibid. hal. 03. 13

(18)

18

Dunia menambahkan beberapa aspek untuk definisi tentang kemiskinan sehingga kemiskinan menjadi definisi yang lebih komperhensif. Kemiskinan dalam arti lebih luas memasukkan dimensi sosial dan moral, ketimpangan pemilikan alat produksi, terkait dengan sikap, budaya, dan lingkungan, ketidakberdayaan suatu kelompok karena sistem pemerintahan yang mengeksploitasi.14

Menurut UNDP (2005) yang dikutip oleh Muhammad Rizal Akbar, mengusulkan definisi dalam arti luas, dimana kemiskinan dilihat sebagai kapabilitas dan kesempatan manusia. semakin jelas bahwa kemikinan erupakan fenomena yang kompleks dan multi dimensi, sehingga upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan yang terintegrasi, lintas disiplin, lintas sektor. Selama ini dalam praktek, kemiskinan diukur dengan jumlah minimum kebutuhan hidup, baik berupa makanan maupun non makanan, yang dianggap penting dan diperlukan untuk dapat hidup secara layak. Selain dimensi pendapatan perlu juga diperhatikan dimensi lain seperti sosial, kesehatan dan dimensi akses terhadap air bersih/ safe water perumahan dan pendidikan.15

Suparlan (1995) seperti yang dikutip oleh Rizal Muhammad Akbar, mengemukakan bahwa kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan hidup yang rendah, yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang disbanding dengan standart kehidupan yang umum yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini langsung dapat berpengaruh pada tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong orang miskin.16

Sementara itu, menurut Tjiptoherijanto (1997) yang dikutip oleh Muhammad Rizal Akbar, menyatakan bahwa kemiskinan mempunyai arti ketidak mampuan untuk memnuhi kebutuhan fisik dan non fisik karena rendahnya pendapatan, menurut dia bahwa dalam rangka pengentasan kemiskinan harus ada campur tangan dari pemerintah dan meningkatkan

14 Dr. Muhammad Rizal Akbar, Ekonomi Kebahagiaan Studi Pengaruh Pembangunan dan

Pengamalan Ajaran Islam, (Tulungagung: Akademia Pustaka), 2016, hal. 51.

15 Ibid. hal. 52. 16

(19)

19

sumber daya dari penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi, serta memberikan modal pada penduduk miskin untuk berusaha.

Konsep kemiskinan sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan subyektif. Menurut Peter Townsend yang dikutip oleh Sunyoto Usman, konsep kemiskinan absolut dapat dirumuskan dengan ukuran tertentu yang konkret. Ukuran tersebut lazimnya berorientasi pada kebutuhan hidup dasar minimum anggota masyarakat (sandang, papan, pangan). Masing-masing negara mempunyai dasar kemiskinan absolut berbeda-beda sebab kebutuhan hidup dasar masyarakat yang dipergunakan sebagai acuan memang berlainan. Karena ukurannya dipastikan, konsep kemiskinan ini mengenal garis batas kemiskinan. Pernah ada gagasan yang ingin memasukkan pula kebutuhan dasar kultur ( basic cultural needs) seperti pendidikan, keamanan, rekereasi dan sebagainya, disamping kebutuhan fisik.17

Konsep kemiskinan relative dirumuskan berdasarkan the idea of relative standard, yaitu dengan memperhatikan dimensi tempat dan waktu. Dasar asumsinya adalah kemiskinan di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya, dan kemiskinan pada waktu tertentu berbeda dengan waktu yang lain. Konsep kemiskinan semacam ini lazimnya diukur berdasarkan pertimbangan (in terms of judgment) anggota masyarakat tertentu, dengan berorientasi pada derajad kelayakan hidup.18

Konsep kemiskinan subyektif dirumuskan berdasarkan perasaan kelompok miskin itu sendiri. Konsep ini tidak mengenal a fixed yardstick, dan tidak memperhitungkan the idea of relative standard. Kemlompok yang menurut ukuran ini kita berada di bawah garis kemiskinan, boleh jadi tidak menganngap dirinya sendiri miskin (dan demikian pula sebaliknya).

Dari pembahasan tentang kemiskinan dapat kita ketahui bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah yang serius bagi suatu negara. Bahkan dampaknya sangat besar bagi suatu negara. Seseorang dapat kita anggap miskin apabila mereka berada dalam kehidupan yang tidak layak. Maksudnya orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan primer

17Ibid. Dr. Sunyoto Usman………. Hal. 126. 18Ibid. Dr. Sunyoto Usman………

(20)

20

tentu akan disebut orang miskin. Kemiskinan itu sediri juga bisa diukur dari taraf hidup suatu kelompok atau komunitas masyarakat. Jika seseorang taraf hidupnya berada dibawah taraf hidup kelompok atau komunitas masyarakat, maka orang tersebut bida diaanggap miskin.

B.Penelitian Terdahulu

1. Jurnal Kebijakan Strategis Usaha Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Produksi dan Pengentasan Kemiskinan. (Tahlim Sudaryanto dan I Wayan Rusastra)

2. Jurnal Analisis Sektor Pertanian terhadap Pengurangan Kemiskinan di Pedesaan dan Perkotaan. (Iwan Hermawan)

C.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dengan demikian pendekata penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti berdasarkan kondisi objek yang alamiah. Dengan kata lain peneliti sebagai pengamat atas fenomen-fenomena yang terjadi dilapangan. Disini peneliti sebagai instrument kunci.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Karanggayam Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar pada tahun 2017 dengan menganalisis program usaha kecil dan menengah. Ada beberapa Dusun di Desa Karanggayam yang masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

3. Instrumen Pengumpulan Data

(21)

21 4. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kualitataif analisis data sudah dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis data sebelum dilapangangan ini difokuskan pada data skunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung seperti data yang berasal dari buku, majalah, jurnal, dan lain sebagainya. Perlu diingat bahwa kebenaran dari data skunder ini harus dapat dipertanggung jawabkan. Disini peneliti tidak boleh mengambil data skunder secara sembarangan. Namun, analisis ini masih bersifat sementara dan akan berkembang pada saat peneliti memasuki lapangan.

Analisis data di lapangan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman. Terdapat tiga tahapan model analisis ini. Tahapannya adalah reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data adalah kegiatan meringkas, memilah, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dari data yang diperoleh di lapangan. Paparan data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk ditarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sementara penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah jawaban terhadap fokus penelitian berlandaskan analisis data.19

5. Tahap Pengabsahan

Tahap pengbsahan dengan menggunakan triagulasi teknik. Triagulasi teknik adalah triagulasi yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.20

wawancara obeservasi

kuesioner

19Rokhmat Subagyo, Motode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Alim’s

Publishing), 2017, hal. 191.

20

(22)

22

Daftar Pustaka

Akbar Muhammad Rizal. 2016. Ekonomi Kebahagiaan Studi Pengaruh

Pembangunan dan Pengamalan Ajaran Islam, (Tulungagung:

Akademia Pustaka).

Al-Haritsi Jaribah bin Ahmad. 2014. Fikih Ekonomi Umar bin Khathab. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar).

Gunanto Moh.(ed). 2005. Keluar dari Belenggu Kemiskinan Strategi

Penanggulangan Kemiskinan Pemerintahan Tulungagung.

(Sidoarjo: PT. Sahabt Garfika).

Subagyo Rokhmat. 2017. Motode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan. (Jakarta: Alim’s Publishing).

Sukirno Sadono. 2015. Makro Ekonomi Teori Pengantar. (Depok: PT. RajaGrafindo Persada).

Tobing Fredy B. L.. 2013. Praktik relasi kekasaan Soeharto dan Krisis

Ekonomi 1997-1998. (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara).

Usman Sunyoto. 2012. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil identifikasi fauna ikan di Kawasan Mangrove Teluk Pangpang ditemukan kelimpahan dan biomassa yang tinggi pada jenis ikan bedul ( A. caninus ) sebanyak 975 ind sebesar 18.299,56

Sedangkan strategi adaptasi yang dilakukan para nelayan (kaum suami) adalah diversifikasi pekerjaan untuk memperoleh sumber penghasilan baru. Bahkan, strategi adaptasi

Darul Falah Pundung Nogotirto Gamping KH.. Inabah Sawahan Nogotirto

Jika pihak perusahaan ingin menambah jumlah supplier pulley untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka proses pengambilan keputusan terkait pemilihan supplier terbaik

Berdasarkan data hasil uji reliabilitas pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data untuk instrumen penelitian budaya organisasi dinyatakan reliabel karena r alpha

tertentu yang nyata, yaitu lingkungan sosial tempat dan waktu bahasa yang digunakan oleh sastra itu hidup dan berlaku.Bahasa dipandang sebagai sesuatu yang

Para ahli mengenai suatu bidang ilmu agama khususnya Hindu dapat dicari, diakses untuk selanjutnya dihubungi dan diajak berkomunikasi dalam rangka untuk