perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TUGAS AKHIR
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Ahli Madya di Bidang D3 Keuangan dan Perbankan
Oleh :
Weni Kristia F 3609071
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
”Fikirkan hal-hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi terhebat.
Tetapkan akal pada hal tertinggi, dan engkau akan mencapai yang tertinggi”
(Penulis)
“Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atask
elengahan kita tak akan bias dikembalikan seperti semula”
(Penulis)
“Tetesan - tetesan air yang kecil dapat melubangi sebuah batu yang besar,
kalau itu terjadi terus menerus, Jadi jangan pernah berhenti untuk
berusaha”
(Penulis)
“Aku tidak takut pada kegagalan, yang aku takutkana dalah apabila tidak
punya kemauan untuk bangkit.Oleh sebabi tu, aku selalu meminta semangat
dan kemauan dari Tuhan, bukannya dijauhkan dari kegagalan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
· Ibu ( Maria Regina Yani ) dan bapak ( Antonius Yohanes Avilla
Suwarso) terima kasih kasih sayang,motivasi dan doa yang tak
pernah putus.
· Mas Rinto, mbak Pipit, adik-adik ku tersayang yang lucu-lucu &
semua keluarga.
· Buat teman-teman angkatan KP’09, perjuangan kita masih
panjang semoga kita semua memiliki masa depan yang cerah dan
tetap semangat. Yang terpenting jangan pernah lupakan
teman-teman seperjuangan KP’09.
· Terima kasih buat semua teman-teman yang udah membantu dan
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan karuniaNya, sehingga akhirnya dengan kemampuan dan waktu yang
terbatas penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
“EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH
PT. BPR NGUTER SURAKARTA” Tugas Akhir ini di susun guna melengkapi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ahli Madya pada program DIII Keuangan
dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, memberi motivasi,dorongan srta mengarahkan
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga Tugas Akhir ini
dapat tersusun. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro. SE,M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Kresno Sarosa Pribadi. SE,M.Si selaku Ketua Porgram Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis menjadi manfaat untuk hidup
dan masa depan.
5. Ibu Fransiska Permata Dewi dan Bapak Yusak Adi Nugroho selaku
pimpinan PT. BPR Nguter Surakarta yang berkenan memberi ijin penulis
untuk melakukan magang.
6. Mbak Ana, mb maya, mb yani, mas anom, mb nita, mb tutik, mb lia, mb
ratri, mb yani, mb sari dan Seluruh Staf karyawan PT. BPR Nguter
Surakarta, yang selalu membantu dan membimbing dalam pelaksanaan
magang kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman dan keluarga terima kasih atas dukungan dan doa’nya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik magang
dan sekaligus menyusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Sengan demikian semoga
Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta pihak-pihak yang
berkepentingan dengan Tugas Akhir ini. Amin
Surakarta, Juni 2012
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teori ... 12
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan ... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Produk dan Jasa Pelayanan ... 40
5. Prosedur Pemberian Kredit ... 42
B. Pembahasan ... 46
C. Kebijakan Penanganan Kredit Macet ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
commit to user
x
DAFTAR TABEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Pemberian Kredit ... 27
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernayataan Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Keterangan Dari BPR Nguter Surakarta
Lampiran 3 Formulir Penilaian
Lampiran 4 Kegiatan Harian Magang
Lampiran 5 Leaflet Produk BPR
Lampiran 6 Analisis Kredit
Lampiran 7 Aplikasi Permohonan Kredit
Lampiran 8 Kesanggupan Pembayaran Angsuran Kredit
Lampiran 9 Tanda Setor
Lampiran 10 Tanda Terima Uang Pinjaman
Lampran 11 Slip Penarikan
Lampiran 12 Slip Setoran
Lampiran 13 Spesimen Tanda Tangan Nasabah
Lampiran 14 Aplikasi Pembukaan Rekening Deposito/Tabungan
Lampiran 15 Disposisi Pencairan Kredit
Lampiran 16 Surat Kuasa Menjual Baarang Jaminan
Lampiran 17 Pernyataan Dan Penyerahan Kembali Barang Jaminan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user ABSTRAKSI
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
WENI KRISTIA F 3609071
Penelitian ini Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
Adapun metode penelitian yang digunalan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari BPR Nguter Surakarta, dengan populasi yang digunakan adalah debitur pada BPR Nguter selama penelitian ini dilakukan, adapun sampel diambil dari 10% dari total populasi atau sejumlah 5 debitur. Adapun analisis mengenai kelayakan kredit yang digunakan menggunakan prinsip 7P dan 6C.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua nasabah yang mengajukan permohonan kredit dapat menerima sesuai dengan apa yang diinginkan disebabkan oleh analisis kelayakan penerimaan kredit yang dilakukan oleh BPR, selain itu dalam menanganan kredit macet tidak selalu dilakukan dengan penyitaan terhadap asset yang dijadikan jaminan. Penyitaan terhadap jaminan adalah langkah terakhir dan sedapat mungkin dihindarkan.
Adapun kesimpulan dari penelitia yang dilakukan adalah BPR adalah lembaga keuangan mikro yang dapat dikatakan sebagai sebuah bank kecil yang tetap mengacu ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk bank pada umumnya yang disesuaikan dengan peratuan perundangan yang berlaku di Indonesia. Hasil dari analisa data dan pembahasan pada penelitian ini menyatakan bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 100% (sebanyak 5 orang. Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan kredit mengalami peningkatan atau tidak. Dalam penyelesaian kredit macet tersebut BPR Nguter Surakarta selalu berdasarkan peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam penyelesaian kredit. Langkah penyitaan dan lelang merupakan langkah terakhir yang dilakukan jika langkah-langkah persuasif lainya tidak dapat dilakukan, dan hingga saat ini BPR Nguter Surakarta belum pernah melakukan penyitaan dan pelelanga terhadap asset debitur pada BPR Nguter Surakarta. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya dan kepada BPR Nguter Surakarta diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, sehingga BPR Nguter Surakarta dapat mewujudkan visinya, yaitu menjadikan BPR Nguter Surakarta menjadi BPR yang terdepan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ABSTARCT
VALUATION OF THE FEASIBILITY OF GRANTING CREDIT VENTURE CAPITAL BY PT BPR NGUTER SURAKARTA
WENI KRISTIA F3609071
This research was to determine the feasibility of granting of credits is done by the PT BPR Nguter Surakarta to borrowers to assess really worth it or no credit is given.
As for the digunalan research methods in this research is to use secondary data originating from the BPR Nguter Surakarta, with a population that is used is the debtor on BPR Nguter during this research was conducted, as for samples taken from 10% of the total population or number of 5 debtors. As for the analysis of creditworthiness is used using 7 p and 6 c.
The results of this research show that not all customers who applied for credit can be received in accordance with what is desirable due to the analysis of the feasibility of receiving credit by BPR, moreover in menanganan bad credit does not necessarily done with foreclosures against asset which shall create any warranty. Seizure of collateral is the final step and avoided as far as possible.
As for the conclusion of the penelitia does is BPR is a microfinance institution that can be described as a small bank that still refer to the provisions and regulations for banks in general are tailored to peratuan legislation applicable in Indonesia. The results of the data analysis and discussion on the study States that the debtor gets credit from banks more in comparison with that does not get the credit, the credit is equal to 100% (as much as 5 people. Creditworthiness evaluation is done by the way see the development work done, as well as also been debtors get credit increase or not. In the settlement of bad credit is always based on BPR Nguter Surakarta regulatory legislation that has been determined by Bank Indonesia in the settlement of credit. Foreclosure and auction step is the last step performed if other persuasive measures cannot be done, and to this day has never been BPR Nguter Surakarta do foreclosures and pelelanga against the obligor's asset on BPR Nguter Surakarta. Some suggestions that can pass is for researchers to debtors in filing credits towards the creditors adjusted to the ability to repay the loan and the BPR Nguter Surakarta expected to minimize the occurrence of bad debt, so that BPR can realize his vision Nguter Surakarta, which made BPR BPR became the Nguter Surakarta cutting edge.
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di
Indonesia yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan
kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan
masyarakat, perlu diberikan perhatian bagi usaha-uaha untuk membina dan
melindungi usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.
Bank Indonesia menilai koordinasi erat antara BI dan pemerintah
sangat dibutuhkan untuk mencapai stabilitas makro-ekonomi dan
pertumbuhan 6 persen pada tahun 2007. BI memiliki enam dari delapan
syarat atau langkah yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang baik. Hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), selasa (22/11)
di Jakarta juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2007
berpotensi meningkat lebih tinggi mencapai 6,3 persen jika langkah yang
dibutuhkan direalisasikan lebih cepat. Jika langkah-langkah yang
dibutuhkan gagal diimplementasikan secara tuntas, pertumbuhan ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pasar keuangan mikro Indonesia didominasi oleh dua jenis lembaga
resmi yaitu: 4.000 lebih kantor Unit, yang merupakan kantor-kantor cabang
pembantu Bank Rakyat Indonesia (BRI, yang sedang menjalani privatisasi),
dan hampir 2.200 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mewakili
bank-bank yang lain. BRI disebut menguasai sekitar 45% portofolio Keuangan
Mikro, sedangkan BPR sekitar 30%. Koperasi berperan besar dalam
penyaluran kredit (sekitar 20% dari pangsa pasar), namun kurang berperan
dalam penggalangan tabungan: BRI Unit menghimpun sekitar 75%,
sedangkan BPR menghimpun 20% dana.
Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19
dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga
ini dibentuk untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri
dari lintah darat. Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank
Desa yang cakupan pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar
bidang pertanian.
Keadaan ini berubah setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis
bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Lembaga keuangan yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR kemudian
dikenal sebagai lembaga keuangan nonformal atau bank gelap.
Lembaga keuangan nonformal tercatat ada 2.272 LDKP (Lembaga
Dana dan Kredit Pedesaan) dan 5.345 BKD (Badan Kredit Desa) yang tidak
commit to user
oleh perubahan jumlah BPR non BKD. Struktur BPR di Indonesia masih
didominasi oleh BPR yang masuk kategori BKD. Sampai tahun 2002 hampir
60% BPR di Indonesia merupakan BKD. Kegiatan utama BPR adalah
menerima simpanan dan memberikan kredit skala kecil dalam jangka
pendek kepada pedagang-pedagang di pasar dan penduduk desa. Wilayah
kerjanya umumnya bersifat lokal tingkat desa. (www.smeru.or.id).
Selama ini BPR seolah-olah berada dalam kegelapan pada saat
melaksanakan proses untuk memberikan fasilitas kredit (penyediaan dana)
kepada calon debitur yang belum dikenal dengan baik, karena sangat sulit
untuk mendapatkan informasi tentang calon debitur tersebut terutama
debitur yang sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana dari bank lain.
Debitur yang bermasalah berpindah dari bank lain ke BPR sangat mungkin
terjadi.
Perpindahan debitur antara satu BPR ke BPR lain antara lain
disebabkan belum diikutsertakannya BPR dalam Sistem Informasi Debitur
(SID) yang dikelola oleh BI. BPR mulai tahun 2006 diikutsertakan dalam
SID, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/8/PBI/3005 tanggal 24
Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur. SID menjadikan BPR
bertindak sebagai pelapor dan wajib bagi BPR dengan total asset Rp10,00
miliar ke atas, sedangkan BPR dengan total asset dibawah Rp10,00 miliar
tidak wajib, namun diperkenankan untuk menjadi pelapor sepanjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari skala
usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang
efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya adalah kecilnya skala
usaha dan kualitas SDM. Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas
dibanding bank umum. Keunggulan BPR yang lainnya yaitu BPR tetap
menjalankan fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun
perekonomia Indonesia dalam kondisi krisis. BPR dilihat dari segi
permodalan juga lebih baik dari pada bank umum (Manurung dan Rahardja,
2004: 216-217).
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan
kota maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan
sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang
penting bagi perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber
dana yang penting untuk setiap jenis usaha. Sebelum dimulainya kegiatan
pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap
semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit,
guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit.
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik
dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi
penyaluran kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit
yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap
commit to user
PT. BPR Nguter Surakarta dalam pemberian kredit tetap berdasarkan
pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko
kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga langsung melakukan
penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan
survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara
pendahuluan.
Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran akan memberikan rasa
nyaman bagi para calon nasabah kredit. Produk kredit yang diberikan oleh
PT. BPR Nguter Surakarta mempunyai jangka waktu yang bervariasi, yaitu
kredit angsuran maksimal sampai dengan 3 tahun sedangkan kredit tetap
maksimal sampai 6 bulan. Kredit yang diberikan tergantung pada
permohonan dari debitur.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian
bagi PT. BPR Nguter Surakarta maka perlu ditumbuh kembangkan dengan
memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala
Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang
harmonis antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya
kredit macet.
Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada
debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang
relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Proses pembayaran kredit
tidak selamanya berjalan mulus, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu
dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran
kredit.
PT. BPR Nguter Surakarta memiliki nasabah hingga akhir Juli 2011
sebanyak 591 orang, karena nasabahnya merupakan nasabah konsumen
(untuk kepentingan pribadi atau usaha). Nasabah konsumen tidak hanya
menggunakan dana yang diberikan oleh bank untuk kepentingan pribadi saja
tetapi ada yang menggunakannya untuk kepentingan tambahan modal
usahanya. PT. BPR Nguter Surakarta memiliki debitur hingga akhir Juli
2011 sebanyak 159 orang, dari jumlah debitur yang ada yang dikatakan
layak untuk diberikan kredit oleh pihak kreditur sebanyak 90%.
PT. BPR Nguter Surakarta menawarkan pinjaman berupa pinjaman
konsumen/ personal dan pinjaman usaha kecil menengah. Debitur yang
meminjam kredit kebanyakan merupakan nasabah lama dari bank, sehingga
dalam pemberian kredit akan lebih memudahkan pihak bank dalam
mengevaluasi kinerja debitur tersebut. Debitur yang diangkat disini memiliki
jenis usaha yang berbeda-beda, diantaranya adalah pedagang, petani, PNS
(Pegawai Negeri Sipil), kontraktor. Debitur disini mempunyai kebutuhan
yang berbeda-beda dalam peminjaman kredit, diantaranya yaitu untuk
tambahan modal dan untuk konsumtif sendiri.
Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya
saat ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan
commit to user
yang tidak kecil jumlahnya dan manfaat dari dari usaha tersebut baru akan
diterima pada masa yang akan datang. Waktu yang akan datang penuh
dengan ketidakpastian, sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu
usaha, dimana seorang nasabah apakah mampu dalam mengembalikan suatu
pinjaman yang telah dipinjam untuk menjalankan usahanya. .
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit,
terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, kredit yang diberikan mampu
dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain
dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu
dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan
prosedur yang ada akan mengundang timbulnya
penyimpangan-penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang
telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet. Salah satu
hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu dengan melakukan
deteksi dini (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga akan bermasalah,
sehingga kredit tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.
Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka
menarik penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang
disalurkan oleh bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
didasarkan pada perencanaan kredit yang baik akan menghasilkan kinerja
perusahaan yang baik pula. Faktor ini sangatlah penting bagi pihak bank
karena hal ini akan menunjukkan bahwa kelayakan pemberian kredit oleh
pihak bank yang diberikan kepada debiturnya dalam rangka untuk
memajukan usahanya.
Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk
mempelajari kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank. Penulis
dalam hal ini lebih memperhatikan pada aspek ” Evaluasi Kelayakan
Pemberian Kredit Modal Usaha oleh PT. BPR Nguter Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pemberian kredit yang
dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada beberapa debiturnya
layak dan bagaimana proses pengajuan kredit, khususnya dengan sertifikat
tanah yangt bukan atas nama debitus sendiri namun atas nama orangtua?”.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari keluasan masalah, maka peneliti membatasai
permasalahan evaluasi kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh
pihak PT. BPR Nguter Surakarta untuk menilai layak atau tidak kredit
commit to user D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak
PT. BPR Nguter Surakarta kepada debitur untuk menilai benar-benar
layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
2. Kegunaan
a. Bagi Manajemen PT. BPR Nguter Surakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan
pikiran dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan
kepada nasabah.
b. Bagi Pemegang Saham
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kwalitas produk yang ditawarkan untuk masa
yang akan datang.
c. Bagi Debitur dan Calon Debitur
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan
dalam mengambil pinjaman kredit.
E. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada BPR Nguter Surakarta yang beralamat di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan atau diperoleh adalah berupa data primer dan
data sekunder dari tahun 2011-2012. Data primer diperoleh dari tanya jawab
secara langsung dengan pemohon kredit/debitur. Data sekunder diperoleh dari
laporan/informasi dari BPR Nguter Surakarta yang berupa laporan keuangan.
3. Teknik Pengambilan Data
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh debitur dari
BPR Nguter Surakarta. Pengambilan sampel dimaksudan untuk memperoleh
keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dangan cara mengamati
sebagaian dari populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10%
dari populasi yang ada yaitu sebanyak 5 debitur.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Survey
Metode survey merupakan metode yang mengerjakan evaluasi serta
perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan
dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat
digunakan dalam pembuatn rencana dan pengambilan keputusan
dimasa mendatang. Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung
dengan proses tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas
commit to user
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan
mencetak secara langsung dari buku pedoman yang dimiliki oleh BPR
Nguter Surakarta serta mengumpulkan data dengan cara mempelajari dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori 1. Bank
a. Pengertian Bank
Kata bank dari kata bangue dalam bahasa perancis, dan dari kata
banco dalam bahasa itali, yang berarti peti atau lemari atau bangku.
Kata lemari atau peti menyiratkan fungsi sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan
sebagainya.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pada pasal
1 disebutkan bahwa bank adalah bentuk dana usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Penyaluran kepada
msyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan bahwa bank umum adalah bank
yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan tiga fungsi utama bank
dalam pembangunan ekonomi (Kuncoro, 2002: 68-69).
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam
commit to user
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat
dalam bentuk kredit.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan
dan peredaran uang.
Bank dan lembaga bukan bank mempunyai peranan penting
dalam system keuangan, peranan tersebut adalah (Sri Susilo et al.,
2008:8):
a. Pengalihan asset (asset transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan pinjaman
kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut
diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka
waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana.
Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan bank telah
berperan sebagai pengalih asset dari unit surplus (lenders) kepada
unit deficit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan asset dapat
pula terjadi jika lembaga keuangan menerbitkan sekuritas sekunder
(giro, deposito berjangka, dana pensiun, dsb) yang kemudian dibeli
oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas
primer (saham, obligasi, promes, commercial paper, dsb) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi
barang dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro, tabungan,
deposito, saham, dsb) merupakan pengganti uang dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dsb.
Produk-produk tersebut mempunyai likuiditas yang berbeda-beda.
Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya.
d. Efisiensi (Efficiency)
Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah
mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan
memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara
peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif.
Secara lebih spesifik fungsi bank dapat disebut sebagai agen of
trust, agen of development, agen of services (Sri Susilo et al., 2000: 6).
Agen of trust dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan
commit to user
dana. Masyarakat akan akan menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Agen of development adalah tugas bank sebagai penghimpun
dana dan penyalur dana sangat diperlukan. Untuk kegiatan
perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi, dan juga
mengkonsumsi barang dan jasa mengingat semua kegiatan investasi,
distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
Agen of service adalah bank memberikan penawaran jasa-jasa
perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa bank ini dapat berupa
jaminan bank, jasa penyelesaian tagihan dan jasa-jasa lainnya.
a. Jenis bank berdasarkan Undang-Undang
Berdasarkan undang-undang No. 10 Pasal 5 tahun 1998 terdapat
dua jenis bank yaitu:
1)Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanaka
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak
memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran.
b. Jenis bank berdasarkan kepemilikan
Jenis bank berdasarkan kepemilikan yaitu: Bank Milik Negara
(Badan Usaha Milik Negara), Bank Milik Pemerintah Daerah
(Badan Usaha Milik Daerah), bank milik swasta nasional, bank
milik campuran (nasional dan asing) dan bank milik asing (cabang
atau perwakilan).
c. Jenis Bank berdasarkan penekanan kegiatannya
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya yaitu: bank retail,
bank korporasi, bank komersial, bank pedesaan, bank
pembangunan dan lain-lain.
d. Jenis bank berdasarkan prinsip atau instrument yang digunakan
1)Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah bank yang beroperasinya mengambil
keuntungan dari spread antar bunga pinjaman dengan bunga
simpanan dan mendasarkan segala aktifitasnya mengambil
commit to user
2)Bank berdasarkan prinsip syariah
a. Bank Umum Syariah
Pada dasarnya bank umum syariah sama dengan bank
umum akan tetapi segala aktifitasnya didasarkan pada
prinsip-prinsip syariah Islam dimana adanya pelanggaran
pengambilan bunga yang dalam syariah Islam termasuk
salah satu jenis riba yang dilarang dalam syariah Islam.
b. Unit Usaha Syariah
Pada prinsipnya sama dengan bank umum syariah akan
tetapi keberadaannya merupakan cabang dari bank
konvensional yang secara pengelolaannya dipisahkan dari
aktivitas bank konvensional induknya.
2. Kredit
a. Pengertian Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan
seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang
ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bunga. Seseorang yang menggunakan jasa kredit, maka ia akan
dikenakan bunga tagihan.
b. Keputusan Penyaluran Kredit
Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain
(Siamat, 1995 : 97):
a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam
rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa
memperlancar produksi.
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002:
106-108):
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Memperlancar arus barang dan arus uang.
d. Meningkatkan produktivitas yang ada.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.
f. Memperbesar modal kerja perusahaan.
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian
commit to user
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa
kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa
tertentu dimasa yang akan datang.
b. Kesepakatan
Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam
suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajiban masing-masing.
c. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah
disepakati.
d. Risiko
Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau
macetnya pengembalian kredit.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit
atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.
Secara teoritis terdapat bermacam-macam kredit, tetapi dalam
pembahasan ini kita batasi pada kredit yang umumnya disalurkan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya
1) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang bisaanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
usaha baru.
2) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
3) Kredit konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk
kebutuhan sendiri bersama keluarga.
b. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu
selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara
1 sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih
dari 3 tahun.
c. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya
1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan untuk
melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi jumlah
commit to user
2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan untuk
melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara teratur
disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus, akan
tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule tertentu.
3. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit
Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali
diminta mengambil resiko kredit. Dalam pemberian kredit membutuhkan
suatu analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan
suatu keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan
usaha debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada
aspek-aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah
berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005;
263) tersebut adalah:
a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab,
integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermin dari latar
belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi.
b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur
perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mampu untuk mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan
perusahaannya tetap berjalan.
c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal
yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk
melunasi kewajiban-kewajibannya.
d. Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam transaksi
kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang
digunakan untuk membayar kredit tersebut.
e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan.
Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan
dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek
usaha dari sektor yang ia (peminjam) jalankan.
f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang
berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan
kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut
menurut Kasmir (2004; 106) :
a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon
commit to user
b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakter.
c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit.
f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba.
g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa
barang atau orang atau jaminan asuransi.
4. Analisis Kelayakan Kredit
Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna
menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Aspek yuridis/hukum
Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin
yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
b. Aspek pemasaran
Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan
kompetisi, kualitas produksi.
c. Aspek keuangan
Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.
d. Aspek teknis/operasi
Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi,
mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi,
lay out ruangan.
e. Aspek manajemen
Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang
dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
f. Aspek sosial ekonomi
Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat.
Kredit yang diberikan oleh bank merupakan penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dirpersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
commit to user
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan,
menurut Taswan (1997; 173).
Pemberian kredit harus berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang
berlaku. Kebijaksanaan perkreditan meliputi penetapan standar kredit dan
analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan bank harus diprogram dengan
baik dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis,
ekonomis dan kehati-hatian.
Nilai kredit merupakan dasar kinerja keuangan yang lalu pada
perusahaan peminjam yang sama untuk sebuah nilai. Kewajiban
pembayaran yang lalu, beban hutang yang relatif dengan pendapatan, dan
jabatan merupakan contoh faktor yang berhubungan dengan kredit
konsumen dan pinjaman hipotik perusahaan. Ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu kelayakan kredit, yaitu
menurut Gup and Kolari (2005; 218) :
a. Kredit konsumen, menggunakan model variabel dimana pembayaran
historis (bobotnya 35%); berapa banyak hutang (bobotnya 30%);
panjang kredit historis (bobotnya 15%); kredit baru (bobotnya 10%);
tipe kredit yang dipakai (bobotnya 10%). Nilai kredit yang tinggi
merupakan tanda resiko kredit yang rendah.
b. Bisnis kecil, menggunakan model nilai kredit untuk pinjaman hingga
$250,000, walaupun banyak bank yang masih menggunakan pinjaman
hingga $100,000. Pinjaman dengan resiko tinggi berarti biaya bunga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
model ini akan taat pada peraturan dibanding kebijakan ketika
membuat pinjaman.
Kunci sukses dari bisnis kredit adalah analisis kredit yang
sistematis. Analisis yang kurang cermat maka membuat kredit tersebut
menjadi kredit yang berbahaya, bisa menimbulkan resiko kredit. Analisis
kredit selalu mengutamakan jaminan, dimana jaminan dan karakter dari
debitur dianggap sebagai determinan utama resiko kredit.
Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan
kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar
kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam
perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya
meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):
a. Identitas pemohon
Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha,
jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b. Tujuan permohonan kredit
Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka
waktu kredit, kebutuhan kredit.
c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank
Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai
transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan
commit to user
d. Analisis 6C kredit
Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis
modal, analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.
B. Alur Pemberian Kredit
Evaluasi kelayakan pemberian kredit merupakan suatu penilaian
dimana suatu debitur apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman
dari bank. Proses keputusan layak atau tidak debitur diberi kredit, dapat
dijelaskan dengan gambar 2.1:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Debitur dalam mengajukan permohonan kredit harus memenuhi
persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan
diperiksa keabsahannya oleh pihak bank/kreditur, kemudian akan ditentukan
mana yang diterima dan yang ditolak. Jika diterima, maka akan dilakukan
proses analisis dengan menggunakan analisis berbasis 6C dan unsur-unsur
usaha. Hasil analisis tersebut, bagi yang diterima akan dievaluasi kembali
kelayakannya apakah benar-benar layak atau tidak diberi kredit oleh bank.
Kemudian barulah pihak bank mengambil keputusan untuk memberikan
commit to user BAB III PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum BPR Nguter Surakarta 1. Sejarah Singkat BPR Nguter Surakarta
BPR Nguter Surakarta adalah merupakan salah satu bank yang
usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam betuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BPR Nguter Surakarta diakuisisi (pengambil alihan kepemilikan
suatu bank) dari PT BPR Dana Pogalan, yang mulai berdiri cukup lama
yakni pada tahun 1991, dan pada tahun 2006 PT BPR Dana Pogalan
diakuisisi menjadi BPR Nguter Surakarta, dengan surat keputusan tahun
2006 yaitu SK No: C-15541 HT.01.04 tahun 2006 akte pendirian dari
notaris No.57 tanggal 16 Mei 2006. Setelah proses akuisisi BPR Nguter
Surakarta mulai menjalankan kegiatan operasinya bulan Juli 2006, resmi
menjadi BPR Nguter Surakarta pada tanggal 25 Juli 2006. Pada awal
pendirian kompisisi kepemilikan saham dalam BPR ini adalah sebesar
60% untuk Tn Djoko P Sugoto, Ny. Augustine esther sebesar 35% dan
sisanya sebesar 5% oleh Ny, Dwi Esti Nastiti. Kepemilikan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
saham kepemilikan saha berubah menjadi Tn Djoko P Sugoto sebesar 60%
dan Ny. Augustine Esther menjadi sebesar 40%.
Visi dari BPR Nguter Surakarta yaitu menjadikan BPR Nguter
Surakarta menjadi BPR yang terdepan. Sedangkan misi dari BPR Nguter
Surakarta yaitu meningkatkan kinerja BPR Nguter Surakarta yang sehat,
professional, dan mampu bersaing serta berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
BPR Nguter Surakarta sangat memahami bahwa keberhasilan dan
daya tahan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh sistem dan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi berfungsi untuk mempermudah
proses pencapaian tujuan dari bank. BPR Nguter Surakarta terdapat
beberapa unit bagian kerja yang masing-masing mempunyai tugas yang
berbeda-beda. Pada dasarnya struktur organisasi diperlukan agar ada
pemisahan batas-batas atau wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian. Struktur organisasi BPR Nguter Surakarta dapat dilihat
commit to user
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi BPR Nguter Surakarta
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Direktur Utama
1) Menerjemahkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan
peraturan pemerintah dan bank Indonesia.
2) Merahasiakan hal-hal yang sifatnya dan atau sesuai denan
peraturan atau instruksi komisaris wajib dirahasiakan, mentaati
peraturan-peraturan dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
direksi.
3) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat-pejabat
pemerintah dan atau daerah, instansi-instansi pemerintah.
4) Menandatangani bukti-bukti pembukuan.
5) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bagian-bagian di
kantor bank.
6) Memimpin rapat dengan staf-staf.
Rapat Umum Pemegang Saham
Komisaris
Umum SPU
Pembukuan Teller Adm. Dana Adm. Kredit
Kabag Kredit
Pemasaran Direktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
7) Memimpin laporan-laporan untuk bank Indonesia, direksi serta
surat-surat untuk pihak ke III dengan ketentuan tanda tangan
dilakukan bersama-sama dengan pejabat lain yang ditentukan oleh
komisaris.
b. Direktur
1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya
memimpin kantor dan mewakilinya jika direktur utama
berhalangan.
2) Menyusun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
berusaha mewujudkan target penerimaan dan pengendalian biaya.
3) Mengatur tugas seluruh karyawan dan staf agar masing-masing
bagian dapat melaksanakan tugasnya.
4) Mengawasi dan mengkoordinasi bagian operasional, akuntansi,
umum dan personalia.
5) Bertanggung jawab terhadap:
a) Pelayanan terhadap nasabah atau tamu dengan baik, cepat dan
bila perlu ikut membantu mempercepat pelayanan pada
masyarakat.
b) Pembukuan atau penutupan kas tepat pada waktunya.
c) Pemerikasaan saldo kas setiap hari.
6) Menandatangani cek atau giro bilyet atas bank-bank lain,
commit to user
kepada bank Indonesia bersama-sama dengan direktur utama dan
pejabat lain yang ditentukan oleh direksi.
7) Melakukan pengawasan intern dan berusaha mencegah
kemungkinan terjadinya kekurangan-kekurangan di bank.
8) Membina kerjasama yang baik antar bagian.
c. Kabag kredit
1) Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi petugas analisa kredit,
administrasi kredit dan pelayanan nasabah dalam menjalankan
tugas sehari-hari.
2) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah
ditetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan
dana.
3) Menyiapkan daftar seluruh permohonan yang terjadi sasaran dari
rencana kerjanya, jika mungkin dengan seluruh data yang relefan.
4) Melihat ulang terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan,
mengawasi kelancaran terhadap pinjaman-pinjaman yang telah
diberikan, termasuk pembayaran bunga dan penyelesaian pinjaman
saat jatuh tempo.
5) Mengadakan rapat diantara petugas-petugas pada bagian
marketing.
6) Memperhatikan dan mengawasi kelengkapan surat-surat pengikat
pinjaman, pengikat jaminan akta nota riil dan meneliti surat-surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
7) Merencanakan dengan jadwal yang telah ditentukan bersama analis
kredit untuk mengunjungi calon nasabah.
d. Pemasaran
1) Menyusun rencana kerja dan anggaran kegiatan pemasaran serta
memantau realisasi program.
2) Melakukan identifikasi kebutuhan nasabah atas produk atau jasa
perbankan serta memasarkan produk dan jasa sesuai dengan
kebutuhan nasabah.
3) Mengelola, menerima permohoan kredit serta melakukan
kunjungan kepada debitur atau calon debitur.
4) Membuat laporan atas kunjungan, mengumpulkan dan melakukan
verifikasi data.
5) Melakukan analisa kredit, membuat pengusulan kredit dan surat
keputusan kredit.
6) Memantau kegiatan usaha debitur, keberadaan barang jaminan,
aktivitas rekening debitur dan prestasi pembayaran pokok atau
bunga.
7) Memantau, menganalisa perkembangan realitas kredit dan
melakukan penagihan kredit bermasalah ke nasabah.
e. Administrasi kredit
1) Menyelenggarakan berkas atau file dokumentasi kredit dan barang
commit to user
2) Memantau dan memrelihara file dokumentasi kredit barang
jaminan.
3) Memantau realisasi pembayaran hutang pokok dan bunga.
4) Menginformasikan kondisi data kredit kepada nasabah analis kredit
atau kepala bagian pemasaran atau direksi.
5) Dengan persetujuan direksi membuat memo pemberitahuan
kebagaimana pembukuan mengenai status rekening kredit untuk
perubahan sandi kolektibilitas.
6) Membuat laporan perkreditan yang diperlukan atau diharuskan
perusahaan dan bank Indonesia
7) Memberikan informasi mengenai produk atau jasa perbankan.
f. Administrasi dana
1) Petugas tabungan
a) Memproses pengajuan aplikasi pembukuan tabungan dan
meminta nasabah untuk menyetor uangnya ke kasir
berdasarkan slip setoran tabungan yang telah dibuatkan.
b) Berdasarkan slip tabungan yang telah ada ditandatangani kasir,
membuat buku tabungan dan kartu tabungan, memberi nomor
rekening tabungan, mencatat jurnal setoran ke dalam kartu
tabungan dan buku tabungan.
c) Menyerahkan buku tabungan kepada nasabah dan menerima
paraf kartu tabungan kepada direktur atau pejabat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d) Menghitung bunga tabungan dan memindah bukukan ke
tiap-tiap rekening penabung.
2) Petugas deposito
a) Memproses aplikasi pembukuan deposito berdasarkan aplikasi
deposito yang dibuatnya.
b) Menerima formulir aplikasi pembukuan deposito dari kepala
kasir dan membuat bilyet-bilyet deposito atas nama nasabah
tersebut serta membuat bilyet deposito asli setelah ditanda
tangani oleh direksi.
c) Mengatur kartu-kartu atau foto copy deposito, menghitung
bunga deposito dan membuatkan nota-nota perhitungan bunga
tiap-tiap bulannya.
d) Menyiapkan nota-nota bunga deposito untuk diserahkan kepada
deposan pada saat pembayaran bunga.
e) Membuat slip kas keluar untuk pembayaran bunga deposito
secara tunai dan membuat slip jurnal pemindah bukuan
terhadap bunga deposito yang dipindahkan ke rekening
tabungannya.
g. Sekretaris Personalia Umum (SPU)
1) Melaksanakan proses penerimaan pelamar-pelamar.
2) Mengawasi, melaksanakan penataan usahaan, menyiapkan dan
commit to user
3) Mengawasi/melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan serta
mengolah pinjaman pegawai.
4) Mengelola data personil, tiap karyawan secara lengkap dan
menampung keluhan-keluhan karyawan untuk diteruskan kepada
direksi baik lisan maupun tertulis.
5) Mengawasi permohonan pembelian, penggunaan, pemeliharaan
serta penata usahaan dari perlengkapan.
6) Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan kebijaksanaan strategi
yang digariskan direksi, memelihara hubungan komunikasi dan
membina kerja sama yang baik ke atas ke bawah dan antar bagian.
7) Menghitung dan menyelesaikan pembayaran pajak karyawan (PPh)
tepat waktu serta membuat laporan evaluasi jam kerja lembur
pegawai dari masing-masing bagian setiap bulan.
h. Teller
1) Melayani semua transaksi tunai dan pemindahan.
2) Memasukkan data transaksi baik kas maupun non kas.
3) Melakukan vertifikasi tanda tangan nasabah dan posisi saldo
rekening nasabah.
4) Membuat laporan mutasi kas harian.
5) Menandatangani tanda terima setoran tunai/pemindahan.
6) Meminta persetujuan pejabat yang berwenang atas pengambilan di
atas jumlah batas kewenangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
8) Membuat laporan arus kas.
i. Pembukuan
1) Menyiapkan data keuangan baik berupa saldo buku besar, neraca,
laporan laba serta laporan lainnya.
2) Mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi pembagian kerja dalam
seksi pembukuan dan menjaga agar sistem pembukuan ditetapkan
sebagaimana mestinya.
3) Menandatangani bukti-bukti pembukuan bersama direksi dan
mencocokkan kartu-kartu nasabah dengan buku besar yang
bersangkutan.
4) Mengawasi, menyimpan bukti-bukti otentik yang diperlukan
sebagai pendukung dalam pembukuan.
5) Memerikasa kebenaran kode rekening, bukti-bukti pendukungnya,
jumlah uang dan keabsahannya, kemudian membukukan ke dalam
kartu buku besar/tambahan yang bersangkutan.
6) Membuat rekonsiliasi rekening bank berdasarkan data keuangan
berupa buku besar.
7) Mengawasi, menyusun neraca harian dari buku besar, neraca
bulanan untuk bank Indonesia, laporan likuiditas harian dan
mingguan untuk keperluan intern atau bank Indonesia.
8) Menangani dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan
commit to user
9) Menganalisa neraca, posisi laba rugi dan memantau realisasi kerja
dan anggaran perusahaan.
10)Menyiapkan data laporan finansiil, neraca harian, bulanan dan
posisi laba rugi.
11)Membantu menyusun/membuat laporan bank, tingkat kesehatan
bank menurut peraturan bank Indonesia.
12)Mengurus dan mengelola kas kecil guna keperluan/penyediaan
dana untuk keperluan kantor/pegawai.
j. Umum
1) Mengurus dan menyediakan/membeli barang-barang untuk
keperluan kantor/pegawai dan membuat catatan tentang jumlah dan
macam barang-barang inventaris kantor.
2) Melaksanakan peraturan dan tata cara perihal pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran alat tulis menulis, barang-barang
cetakan dan persediaan kantor lainnya.
3) Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran persediaan kantor ke
dalam kartu persediaan serta membuat laporannya pada akhir
bulan.
4) Menghubungi dan mengawasi pelaksanaan peralatan.
5) Mengurus dan mengatur pelaksanaan pembayaran pajak, jasa
raharja dan perpanjangan STNK.
6) Membuka, menutup dan mengadakan pengecekan ulang atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
7) Membersihkan lantai dan peralatan kerja serta menjaga kebersihan
ruangan.
3. Gambaran Umum Debitur BPR Nguter Surakarta
Debitur dari BPR Nguter Surakarta sendiri kebanyakan dari
wilayah Surakarta. Debitur dalam pengajuan kreditnya kebanyakan untuk
tambahan modal, sedangkan untuk konsumsi sendiri lebih sedikit. Debitur
yang mengajukan kredit pada BPR Nguter Surakarta menggeluti usaha
yang berbeda-beda, misalnya pedagang, petani, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), kontraktor.
4. Produk dan Jasa Pelayanan
BPR Nguter Surakarta mempunyai beberapa produk dan jasa
pelayanan yang disediakan bagi para nasabahnya, yaitu sebagai berikut:
a. Kredit
Guna membiayai bisnis yang produktif atau peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui usaha kecil, BPR Nguter Surakarta
menawarkan beberapa jenis kredit, antara lain:
1) Kredit installment/kredit angsuran
Kredit yang diberikan kepada debitur yang sudah memiliki
usaha yang pasti dan berpenghasilan tiap bulannya. Bisaanya
diberikan kepada pegawai negeri, pedagang, karyawan swasta.
Bunga yang dibebankan tiap bulannya yaitu sebesar 2,75%.
commit to user
2) Kredit tetap
Kredit yang diberikan kepada debitur yang berpenghasilan
tidak setiap bulan. Bisaanya diberikan kepada petani. Bunga
dibebankan tiap bulannya sebesar 1,75%. Kredit ini hanya
membayar bunganya saja tiap bulan. Jika pinjaman telah jatuh
tempo maka debitur harus segera membayar bunganya beserta
pokoknya.
b. Kredit Multiguna yang dapat dipergunakan oleh debitur untuk semua
keperluan selain yang bersifat konsumtif.
c. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembiayaan
kebutuhan konsumsi sehari-hari.
d. Kredit pembiayaan pembelian kendaraan bermotor baik yang roda dua
maupun roda empat maupun untuk pembelian motor besar. Untuk
kendaraan roda dua hanya dipergunakan untuk tahun 1996 keatas
sedangkan mobil untuk tahun 1990 keatas.
5. Prosedur Pemberian Kredit
BPR Nguter Surakarta memiliki prosedur dalam pemberian kredit
yang harus dipenuhi oleh para debitur. Proses tersebut meliputi:
1. Permohonan kredit
Debitur datang ke bagian kredit untuk mengajukan
permohonan kredit dengan menyertakan data-data sebagai berikut:
a. Formulir permohonan kredit yang sudah diisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Foto copy jaminan:
Jika jaminan BPKB
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar)
2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy STNK (3 lembar)
4) Foto copy BPKB (3 lembar)
5) Foto copy buku KIR (untuk roda 4 jenis angkutan)
6) Kendaraan jaminan dan data asli harus dibawa
Jika jaminan sertifikat tanah
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar)
2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy sertifikat tanah (2 lembar)
4) Bukti pembayaran pajak tanah dan bangunan (SPPT)
5) Sertifikat aslinya harus dibawa
2. Analisis kredit
Setelah debitur memenuhi syarat-syarat kredit yang lengkap,
maka petugas kredit akan melakukan wawancara yang meliputi:
a. Jenis kredit yang diajukan
b. Tujuan penggunaan kredit
c. Sejarah atau latar belakang usaha
d. Jaminan yang diberikan
e. Rencana pengembalian yang akan datang
commit to user
Pihak bank harus mengadakan kunjungan atau survey ke
debitur untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih detail dan
terinci serta mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan
permohonan kredit. Data-data tersebut meliputi 6C yaitu character,
capacity, capital, collateral, condition dan compliance dari debitur.
Kemudian data tersebut dianalisa untuk mengetahui serta menentukan
kesanggupan dan kesungguhan debitur dalam membayar kembali
pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian
kredit.
Petugas kredit akan menganalisa permohonan kredit tersebut
berdasarkan analisis berbasis 6C, serta aspek-aspek lainnya dalam
penilaian kredit. Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis kredit
yaitu menyelidiki dengan baik secara kuantitatif dan kualitatif calon
nasabah dan menentukan besar dan jenis kredit, kemauan dan
kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu.
3. Keputusan kredit
Setelah proses analisis tersebut sudah dilaksanakan, maka
petugas kredit dapat memutuskan, apakah kredit tersebut disetujui,
ditolak, dikurangi, ditambah atapun diperpanjang.
4. Administrasi kredit
Permohonan kredit dapat dicairkan jika, didalam permohonan
atau perpanjangan kredit secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang memuat besarnya kredit, jangka waktu kredit, suku bunga kredit,
dan tata cara dan syarat pencairan, tata cara pembayaran kembali.
Kredit dapat dicairkan jika permohonan atau perpanjangan
kredit telah ditanda tangani, pengikatan jaminan telah dilakukan,
debitur telah melunasi biaya-biaya dan seluruh aspek yuridis telah
memberikan perlindungan yang memadai, bagi bank.
Dalam perhitungan adminitrasi terbagi menjadi dua yaitu untuk
kredit flat dan kredit menurun.
a. Kredit Dengan Bunga Pinjaman Menurun
Administrasi = (1% x pinjaman x lama pinjaman dalam bulan)
Administrasi lainnya 1% x Jumlah Pinjaman
Materi Rp. 12.000
Tabungan Rp. 10.000.
Keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenai denda 0,2%
perhari dan biaya penagihan sebesar Rp. 50.000.
b. Kredit dengan Bunga pinjaman tetap.
Administrasi = (1,75% x pinjaman x lama pinjaman dalam bulan)
Materi Rp. 12.000
Tabungan Rp. 10.000.
Keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenai denda 0,2%
commit to user
5. Pemantauan kredit
Setelah permohonan kredit disetujui, maka untuk
meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, maka pihak bank
sebaiknya melakukan pemantauan kredit. Pemantauan bukan hanya
berusaha untuk mengukur dan mengawasi saja, akan tetapi seharusnya
juga mengarah kepada analisa dan langkah tindak lanjut yang tepat
untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah.
6. Penanganan kredit bermasalah
Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh keadaaan internal
BPR (salah analisa, kurang pengawasan), debitur (produk yang dijual
tidak laku, harga bahan baku meningkat terlalu tinggi, terjadi
bencana/musibah), dan keadaan eksternal. Tindak lanjut yang harus
dilakukan yaitu mengunjungi kembali tempat usaha yang dijalankan
oleh debitur, memberikan surat peringatan kepada debitur, penyitaan
barang jaminan, penjualan barang-barang jaminan untuk melunasi
hutangnya, atau penjadwalan ulang dengan mengadakan perubahan
syarat kredit yaitu menyangkut jadwal pembayaran beserta perubahan
besarnya angsuran kredit.
Kredit bermasalah tidaklah selalu dapat diselamatkan baik
secara damai atau secara hukum. Dalam penyelamatan kredit
bermasalah, maka bank memilih kredit-kredit usaha yang lebih mudah
diselamatkan terlebih dahulu. Bagi yang masih dapat diselamatkan dan