M A K A L A H
PENDANAAN JANGKA PANJANG
(HUTANG DAN SAHAM PREFEREN)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan II
OLEH KELOMPOK IV
SEMESTER V A PERBANKAN SYARIAH
ANDRE FAUZI NUR HAMIDAH SUNDARY PERTIWI
NUR HALIMAH
PRODI. PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA-LANGKAT
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur yang tak terhingga penyusun panjatkan kehadhirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Selanjutnya shalawat beserta salam penyusun sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita sebagai umatnya dari alam jahiliyah sampai kedunia modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini yang sangat diharapkan syafa’atnya dikemudian hari kelak. Makalah yang berjudul “Pendanaan Jangka Panjang : Hutang dan Saham Preferen” ini penyusun ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II pada fakultas Ekonomi Islam Prodi. Perbankan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah Mahmudiyah (STAI-JM).
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali menemukan kesulitan dan hambatan pada waktu penulisannya. Namun kesulitan dan hambatan tersebut dapat ditanggulangi berkat keteguhan, ketabahan hati dan kerjasama yang telah membantu dalam spirit, motivasi, dan material yang penyusun terima dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang pertama sekali penyusun sampaikan kepada Allah SWT, kemudian ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah mengarahkan penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan kepada segenap pembaca, kiranya dapat menyempurnakan kejanggalan yang terdapat dalam penulisan ini, karena penyusun berkeyakinan bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tanjung pura, 23 Oktober 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I : PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...1
BAB II : PEMBAHASAN...2
A. Hutang Jangka Panjang...2
B. Saham Preferen...7
BAB III : PENUTUP...10
A.Kesimpulan...10
B.Saran...10
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan seperti misalnya long-term debt, saham preferen dan saham biasa. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui pinjaman di Bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi dan saham preferen merupakan jenis pendanaan dengan beban tetap atau fixed income securities.
Keduanya memberikan pendapatan dengan jumlah yang tetap kepada pemiliknya. Sementara itu perusahaan dapat pula memperoleh dana jangka panjang dengan menjual saham biasa atau go public. Saham biasa merupakan surat berharga dengan penghasilan tidak tetap atau variable income security karena pemegang saham biasa hanya akan memperoleh pendapatan apabila perusahaan mendapatkan laba dan membagikannya sebagai deviden. Besar kecilnya deviden sangat tergantung atas laba yang diperoleh dan deviden payout ratio.
Saham biasa juga berbeda dengan obligasi dan saham preferen dalam harga pasar, di mana harga saham biasa cenderung berfluktuasi sementara obligasi dan saham preferen relative lebih stabil.
Dari pihak perusahaan, penggunaan obligasi dan saham preferen memberikan manfaat berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaan bunga dan deviden untuk saham preferen yang kumulatif merupakan pengurang pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya, pemegang obligasi disebut juga sebagai sebagai kreditur sedangkan pemegang saham biasa maupun saham preferen disebut juga sebagai pemilik perusahaan. Ciri lain dalah bahwa obligasi memiliki jatuh tempo sedangkan saham biasa dan saham preferen tidak memiliki jatuh tempo. Konsekuensi lain penggunaan obligasi ini adalah bahwa ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar deviden tidak berakibat apa-apa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan secara jelas apa, mengapa, dan bagaimana pendanaan jangka panjang itu, baik dalam bentuk utang jangka panjang misalnya obligasi, maupun saham biasa dan saham preferen.
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu hutang Jangka Panjang
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUTANG JANGKA PANJANG
hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri. disimpulkan hutang jangka panjang adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih panjang), dan dengan menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal saham.1
terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek mengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain-lain.
Jenis – Jenis Hutang Jangka Panjang a. Obligasi
Obligasi adalah surat pernyataan hutang perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut, pengertian lain Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dapat dipindah tangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi
obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun, adapula yang 10 tahun.
3. Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, nominal rate adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon.
4. Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Jenis – Jenis obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:2
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
a) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
b) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. c) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. 4. Dilihat dari segi nilai nominal:
1) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 5. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
2) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
b. Kredit Investasi (Term Loans)
Yaitu suatu kontrak dimana peminjam setuju untuk membuat serangkaian pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada waktu tertentu kepada pemilik dana. Biasanya yang bertindak sebagai debitur (borrower) adalah perusahaan yang membutuhkan dana, sedangkan kreditur (lender) adalah bank atau instuisi keuangan lainnya. Jangka waktu peminjaman (maturity) berkisar 2 hingga 15 tahun, tidak jarang pula sampai mencapai 30 tahun. interest rate). Belakangan ini floating rate lebih banyak digunakan untuk mengurangi risiko kreditur karena suku bunga cenderung semakin variatif.
c. Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung.3 Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.
Karakteristik Pembiayaan Hutang Jangka Panjang
Pembiayaan hutang jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum dalam perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah kriteria meliputi:4
Penyimpanan data-data dan pelaporan.
Pembayaran pajak.
Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan
hutang atau pinjaman.
Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya meliputi hal-hal yang ada dibawah ini:
1. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip-prinsip umum yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima).
2. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara periodic.
3. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang jatuh tempo.
4. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan.
5. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus menjaminkan aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek.
6. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi terhadap pinjaman yang sebelumnya.
Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini:
Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang disukai
karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang pinjaman akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan obligasi. Dalam segi pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara.
Penerbitan hutang jangka panjang (emitren, debitur).
Resiko Hutang Jangka Panjang
Disamping keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh perusahaan. Berbagai resiko utang jangka panjang diantaranya :5
1. Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama jangka waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya.
2. Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas.
3. Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab bagi perusahaan.
4. Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi perusahaan.
5. Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya jumlah utang jangka panjang.
B. SAHAM PREFEREN (PREFERRED STOCK)
Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu perusahaan dengan menunjukan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) yang dapat memberi pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).6
Saham preferen merupakan saham yang pemegangnya mempunyai hak lebih dibandingkan dengam hak pemilik saham biasa.
Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan memiliki hak suara yang lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa contohnya seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser para manajemen berusaha semaksimal mungkin.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap
5 James C. Van Home, John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip manajemen keuuangan, Salemba Empat, Jakarta Selatan, 2012, hlm. 87
(seperti bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang dikehendaki oleh investor
Persamaan saham preferen dengan obligasi yaitu:
Terdapat klaim atas keuntungan dan aktiva sebelumnya dalam perusahaan tersebut
Devidennya akan tetap selama masa berlaku atas saham tersebut
Memiliki hak tebus yang bisa dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Macam-Macam Saham Preferen7
1. Saham preferen kumulatif.
Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila dalam satu tahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
2. Saham preferen tidak kumulatif.
Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan mendapat prioritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian.
3. Saham preferen partisipasi.
Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks).
Adalah saham preferen yang dapat diukur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam
pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
Karakteristik Saham Preferen
Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:
Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan
karakteristik yang berbeda
Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan terhadap aktiva dan pendapatan
memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham biasa
Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya belum terbayar maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau dapat ditukar menjadi saham
biasa, dengan syarat jika kesepakatan dibentuk antara pemegang saham dan organisasi penerbit.
Contoh Saham Preferen
Dibawah ini merupakan contoh saham preferen yaitu sebagai berikut:
BAB III PENUTUP
Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang dikehendaki oleh investor.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998
Amaroh Siti, Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, 2008 Van Home James C., John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip manajemen keuuangan,Salemba
Empat, Jakarta Selatan, 2012
Jusup Al. Haryono. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2.Yogyakarta, STIE YKPN. 2001