• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN INFORMASI A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN INFORMASI A"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN, INFORMASI ASIMETRI DAN BIAYA MODAL

TUGAS MATA KULIAH

ANALISA KEUANGAN PERUSAHAAN

Disusun Oleh: Adelia Pramita Sari 1306357806

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

(2)

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/ tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Adelia Pramita Sari

NPM : 1306357806

Tanda tangan :

Mata Ajaran : Analisa Laporan Keuangan

Judul Makalah/Tugas : Hubungan antara Pengungkapan, Informasi Asimetri, dan Biaya Modal

Tanggal : 23 Juni 2014

Dosen : Dr. Ancella H. Anitawati

(3)

HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN, INFORMASI ASIMETRI, DAN BIAYA MODAL

1. Latar Belakang

Dalam konteks perusahaan, prinsipal adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan agennya adalah manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan diberi wewenang untuk mengambil keputusan yang terkait dengan strategi perusahaan yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Nuryatno et al, 2007). Dalam teori agensi (agency theory) berbagai masalah informasi asimetri yang muncul sering menimbulkan konflik kepentingan dalam hubungan antara manajemen dan pemilik perusahaan. Dengan asumsi bahwa manajemen perusahaan bertindak sebagai agen mempunyai akses data keuangan dan informasi yang lebih superior daripada pemiliknya sendiri atau investor sebagai prinsipal. Manajemen dalam posisi strategi dan superior informasi kemungkinan memanfaatkan kesempatan untuk memanipulasi pelaporan keuangan guna kepentingannya sendiri (Eisenhard, 1989). Pemilik perusahaan mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya melalui pembagian dividen atau kenaikan kinerja saham perusahaan. Di lain pihak, manajer memiliki kepentingan dirinya melalui peningkatan kompensasi. Kondisi ini menyebabkan manajer cenderung untuk tidak memberikan informasi yang berpengaruh negatif terhadap kepentingannya tersebut (Eisenhard ,1989).

(4)

Konsep pengungkapan menunjukkan publikasi informasi keuangan perusahaan yaitu laporan keuangan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan luas pengungkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat melindungi para pemilik modal dari adanya informasi asimetri. Pengungkapan informasi akuntansi yang baik dapat mempengaruhi informasi asimetri yang kemudian membawa penurunan bid-ask spread (Greenstein dan Sami, 1994). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengungkapan informasi privat akan menurunkan informasi asimetri dan pada akhirnya menyebabkan biaya modal akan menurun (Diamond dan Verrecchia, 1991). Penelitian ini didukung oleh penelitian Welker (1995) yang menyatakan bahwa pengungkapan informasi yang baik dapat menurunkan informasi asimetri yang kemudian meningkatkan likuiditas dalam pasar modal. Semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka makin kecil biaya modal sendiri yang ditanggung perusahaan (Komalasari, 2000).

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian pada makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan, informasi asimetri dan biaya modal dalam laporan tahunan perusahaan.

3. Literature Penelitian

3.1 Pengungkapan Informasi dalam Laporan Keuangan

(5)

oleh pemakainya (Khomsiyah, 2003). Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya sehingga dapat membantu para pengambilan keputusan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. Adapun tujuan dari pengungkapan (Belkaoi, 2000) adalah :

1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan. 2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui.

4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. 5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang.

6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya. 3.2 Jenis Pengungkapan

(6)

menyesatkan bagi para investor (Nuryatno et al, 2007). Schroeder et.al. (1987) dalam Nuryatno et al (2007) mengatakan tipe disclosure dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan (Financial Statement)

2. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) 3. Laporan dan Schedule (Supplementary Statement & Schedules) 4. Opini Akuntan (The Auditor Certificate)

3.3 Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder sebagai pengguna informasi. Perspektif informasi asimetri mengimplikasikan bahwa manajer berupaya untuk mengurangi informasi asimetri guna memaksimumkan nilai perusahaan dengan cara yang dikehendakinya (opportunistic). Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

a. Adverse selection yaitu para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

b. Moral hazard yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Berkaitan dengan bid-ask spread, akuntan terfokus pada komponen adverseselection karena berhubungan penyediaan informasi ke pasar modal. Bid-ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah dari trader. Bid-ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya (Stoll, 1989) yang berasal dari:

(7)

Teknik untuk mengestimasi model bid-ask spread dikembangkan Glosten et.al (1988). Dekomposisi teknik spread terdiri atas dua komponen: 1) komponen transitory adalah informasi asimetri; 2) komponen adverse selection adalah inventory cost, power monopoli spesialis dan kos clearing. Glosten et. al (1988) menemukan bukti bahwa perubahan spread saham biasa dalam jumlah yang signifikan diakibatkan oleh informasi asimetri. Sehingga spread dapat digunakan sebagai proksi kesetimbangan informasi yang dihadapi partisipan pasar modal. Dalam praktiknya terdapat beberapa kelemahan penggunaan bis-ask spread sebagai proksi asimetri informasi yaitu:

a. Spread diasosiasikan dengan biaya pemrosesan pesanan dan biaya penyimpanan sediaan yang dihadapi oleh pedagang sekuritas (Stoll, 1989). Masalah kesalahan dalam variabel ini menimbulkan bias uji statistik yang mengarah ke nilai nol, dan hal ini tidak mudah untuk diatasi.

b. Bid-ask spread yang dapat diobservasi mengalami perbedaan secara institusional karena persentase spread (dalam harga saham) utamanya merupakan fungsi dari tingkat harga saham.

c. Bid-ask spread tidak terlalu sensitive terhadap perubahan lingkungan informasi.

d. Quoted bid-ask spread merupakan ukuran likuiditas yang kasar (noisy measure) karena banyak perdagangan besar terjadi di luar spread dan banyak perdagangan kecil terjadi di dalam spread (Lee, 1993).

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk menguji hubungan antara pengungkapan dengan asimetri informasi adalah :

a. Regulasi pengungkapan informasi mempunyai potensi untuk mengurangi asimetri informasi (Gonedes, 1980). Hal ini didukung oleh Healy dan Palepu (1983) yang menyatakan bahwa pengungkapan merupakan salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi.

b. Pengungkapan yang penuh (full) seharusnya mengurangi ketidakadilan diantara para investor karena adanya penurunan asimetri informasi melalui akses yang sama terhadap informasi (Lev, 1988).

(8)

teoritis yang menggambarkan bagaimana informasi laba berpengaruh terhadap asimetri informasi.

d. Hubungan antara pengungkapan dengan asimetri informasi yang menunjukkan bahwa pengungkapan mempunyai hubungan negatif dengan asimetri informasi (Welker, 1995).

e. Perusahaan yang mempunyai kebijakan memberikan pengungkapan informasi yang lebih banyak akan diikuti oleh analis yang lebih besar, tingkat akurasi forecast yang lebih baik, dispersi forecast yang lebih kecil antar analis individual dan mempunyai volatilitas revisi forecast yang lebih kecil (Lang dan Lundholm, 1996). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kebijakan pengungkapan yang lebih informatif akan mengurangi asimetri informasi.

f. Coller dan Yohn (1997) menguji hubungan antara management forecast dengan asimetri informasi yang diukur dengan bid-ask spreads. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spreads perusahaan yang mengungkap management forecast meningkat pada tanggal pengungkapan dan sehari setelah pengungkapan, namun spreads menurun selama sembilan hari setelah pengumuman management forecast. Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman management forecast merupakan cara efektif untuk mengurangi asimetri informasi.

3.4 Asimetri informasi dan Cost of Capital

Cost of capital merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh penyedia dana baik investor (cost of equity) maupun kreditor (cost of debt). Cost of equity capital berkaitan dengan resiko investasi atas saham perusahaan. Ada beberapa alternatif pendekatan untuk mengestimasi cost of equity capital (Botosan, 1997):

a. Average reliazed returns. Menurut Botosan (1997) pendekatan ini mengandung noise (gangguan) dalam pengukuran cost of capital karena berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya sulit untuk membuktikan adanya hubungan antara return dengan resiko.

(9)

pengungkapan, kecuali seseorang berasumsi variasi cross-sectional dalam tingkat pengungkapan menstimulasi variasi dalam beta, suatu pernyataan yang tidak didukung teori.

c. Penelitian Botosan menggunakan pendekatan tersendiri yaitu gabungan dari perhitungan Edward dan Bell; Ohlson; dan Feltham dan Ohlon (rumus EBO).

Model hubungan likuiditas pasar dan pengumuman laba menunjukan pengumuman laba secara publik dapat mengurangi biaya pemrosesan informasi secara individual ataupun institusional. Biaya berkurang karena informasi yang diterima oleh partisipan pasar relatif sama. Biaya pemrosesan agregat dari partisipan pasar ini akan mempengaruhi likuiditas pasar. Jika biaya pemrosesan tinggi (karena informasi asimetri meningkat), maka pasar menjadi kurang likuid. Penurunan likuiditas dan peningkatan informasi asimetri ini akan membawa pada harga sekuritas yang tinggi, sehingga cost of capital juga meningkat (Kim & Verrecchia, 1994). Mardiah (2002) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi asimetri dan pengungkapan informasi terhadap biaya modal dimana hasilnya menunjukan semakin kecil informasi asimetri yang terjadi maka semakin kecil kos modal sendiri yang ditanggung perusahaan.

Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasi dari perusahaan tersebut. Dana ini dapat diperoleh dari pemilik berupa modal sendiri maupun pinjaman pihak lain atau hutang. Setiap dana yang digunakan oleh perusahaan mempunyai biaya modal yang harus ditanggung. Cotner dan Harold (2000:27) menyatakan bahwa cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pembelanjaan (source of financing). Sutrisno (2000:163) mengungkapkan biaya modal merupakan semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana. Biaya modal adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham biasa (common stockholder) atas dana pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang akan diterima. Cost of equity, cost of preferred stock dan cost of debt merupakan elemen untuk menghitung cost of capital (biaya modal).

(10)

Sehingga penelitian empiris yang berhubungan keterkaitan antara pengungkapan, likuiditas dan cost of capital masih relatif sedikit. Penelitian yang menguji secara langsung pengungkapan informasi akuntansi dan biaya modal dapat dilihat pada penelitian Botosan (1997). Botosan (1997) menguji apakah pengungkapan informasi akuntansi dapat mengurangi biaya modal dengan menggunakan indeks pengungkapan informasi untuk menetapkan suatu penilaian terhadap pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian Botosan (1997) menemukan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan yang diikuti oleh sedikit jumlah analis, semakin rendah biaya modalnya. Sebaliknya, Botosan (1997) tidak menemukan bukti hubungan antara ukuran tingkat pengungkapan informasi dan biaya modal untuk perusahaan yang diikuti oleh sejumlah besar analis.

Verrecchia (1991) mengungkapkan bahwa peningkatan pengungkapan informasi akan meningkatkan likuiditas harga pasar yang menyebabkan biaya modal menurun. Baiman dan Verrecchia (1996) meneliti hubungan antara likuiditas yang diperlukan dalam pasar modal, level disclosure, cost of capital, agency cost, dan insider trading. Hasilnya menunjukkan bahwa pengungkapan kebijakan keuangan berpengaruh terhadap likuiditas yang akhirnya berdampak pada biaya modal. Ada beberapa cara untuk dapat menghitung besarnya biaya modal (Weston dan Eugene, 1986; Marliana, 2003), yaitu :

a. Biaya hutang yaitu suku bunga hutang dikalikan (1-T) dimana T adalah tarif pajak perusahaan yang bersangkutan.

b. Biaya saham preferen dividen saham preferen dibagi dengan harga emisi netto atau harga bersih yang diterima perusahaan setelah diperhitungkan dengan biaya pengembangan.

c. Biaya laba ditahan, yaitu tarif bebas risiko ditambah premi risiko yang meliputi pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM), pendekatan penghasilan obligasi plus premi risiko, pendekatan penghasilan dividen plus tingkat pertumbuhan atau arus kas yang didiskonto.

Pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dihitung dengan : Ks = Rƒ + b (Kì – Rƒ)

(11)

Ks = Tingkat pengembalian disyaratkan dari saham Rƒ = Tarif bebas risiko

b = Koefisien beta saham digunakan sebagai indeks risiko saham Kì = Tingkat pengembalian menurut pasar atau pada rata-rata saham d. Biaya saham biasa emisi saham baru atau ekuitas eksternal. Biaya ini lebih tinggi daripada laba ditahan, karena adanya biaya pengembangan yang timbul pada saat penjualan atau emisi saham baru.

e. Biaya modal rata-rata tertimbang diperoleh dari bobot masing-masing komponen biaya modal dikalikan komponen biaya modal itu sendiri. Untuk mengestimasi besarnya cost of equity capital digunakan pendekatan Capital Assets Pricing Model karena pendekatan ini dapat memberikan hasil yang akurat dibandingkan pendekatan lain dan dapat diketahui berapa harga yang seharusnya dibayar oleh perusahaan terhadap suatu capital assets.

4. Kesimpulan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Baiman, S. and R. E. Verrecchia.1996. The Relation Among Capital Markets, Financial Disclosure, Production Efficiency, and Insider Trading. Journal of Accounting

Research (Spring): 1-22.

Belkaoui, Ahmed. 2000. Teori Akuntansi. Jilid 1. Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Botosan, Christine A. 1997. Disclosure level and the Cost of Equity Capital. The

Accounting Review. July, Vol. 72, No. 3, 323-349.

(13)

Coller, M., dan T. Yohn. 1997. Management Forecasts and information asymmetry: An Examination of bid-ask spreads. Journal of Accounting Research, Fall:

Diamond, D.W , and Verrecchia, R.E. 1991. Disclosure, Liquidity, and The Cost of Capital. The Journal of Finance. Vol XL VI, no. 4, September, pp 1325-1359. Eisenhard, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of

Management Review. Vol. 14, no.1, pp57-74.

Glosten, L.R., dan Harris, L. 1988. Estimating the Component of the Bid Ask Spread.

Journal of Financial Economics 21, pp.123-142.

Gonedes, N.,J. 1980. Public Disclosure Rules, Private Information-Production Decision, and Capital Market Equilibrium. Journal of Accounting Research 18. Autumn: 441-476.

Greenstein, M.M., and H Sami. 1994. The Impact of The SEC's Segment Disclosure Requirement on Bid Ask Spread. The Accounting review, Vol. 69, No.1, Januari, pp 179-199.

Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu. 1993. The Effect of Firms’ Financial Disclosure Strategies on Stock Prices. Accounting Horizons, March, Vol. 7, No.1, 1-11. Khomsiyah, 2003. Pengungkapan, Asimetri Informasi, dan Cost of Capital. Simposium

Nasional Akuntansi VI, Oktober, pp 1008-1021.

Komalasari, Puput Tri. 2001. Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital. Simposium Nasional Akuntansi III, Agustus, pp.907-929.

Lang, Mark H., dan Russell J. Lundholm. 1996. Corporate Disclosure Policy and Analyst behavior, The Accounting Review, October, Vol. 71, No. 4, 467-492.

Lee, C. 1993. Market Fragmentation and Price Execution in NYSE-Listed Securities.

Journal of Finance 48,1009-1038.

Lev, T. 1989. On The Usefullness Of Earnings and Earnings Research: Lesson and Directions From Two Decades of Empirical Research, Journal of Accounting

Research, 27 (Supplement): 153-191.

Mardiah, Aida Ainul. 2001. Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap Cost of Capital. Simposium Nasional Akuntansi IV, Agustus, pp 787-819.

Marliana, 2003. Asimetri Informasi dan Cost Of Equity Capital. Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata.

(14)

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Second edition. Ontario:Prentice Hall Canada.

Stoll, H. 1989. The Pricing of Security Dealer Services: an Empirical Study of NASDAQ Stocks. Journal of Finance 33, September,1153-1172.

Verrecchia, E. Robert and Douglas W. Diamond. 1991. Disclosure, Liquidity and Cost of Capital. The Journal of Finance. Vol. 46, No. 4, pp1325-1329.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini akan dikaji faktor apa saja dari desain trash rack yang berpengaruh terhadap nilai head loss yang ditimbulkan serta di level berapa di

Tanah Kalimantan merupakan salah satu daerah yang ada di Indonesia. Hutan yang masih terjaga dengan apik membuat populasi hewan di dalamnya berkembang dengan baik. Ruai

Untuk mengetahui pengaruh latihan percaya diri terhadap peningkatan percaya diri pada remaja yang mengalami obesitas di MAN. Kabupaten Banyumas

5. Adanya perbedaaan kekayaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi

Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang ada

CT scan thorax, pasien dengan tumor paru, terdapat kelenjar getah bening subcarina dengan axis yang pendek sebesar 1,2 cm (tanda panah); dimana berdasarkan

adalah LKPD terintegrasi nilai Islami pada pembelajaran berbasis masalah. Berikut hasil analisi effect size disajikan dalam tabel dibawah ini.. tinggi terhadap kemampuan

Gagal ginj al adalah kelainan ginj al yang tidak berfungsi sebagaim ana m estinya (sebagai alat penyaring darah)... Ginj al sak it y ang dim iliki penderit a biasanya