UJI LINEARITAS JUMLAH POPULASI KOTA BESAR TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU
� ��� � �� �� ���,
1Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan,
Windblowing97@gmail.com
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudi No. 193, Kota Bandung
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
mempertautkan seluruh anggota masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. Aktivitas di ruang publik dapat bercerita secara gamblang seberapa pesat dinamika kehidupan sosial suatu masyarakat.
Ruang terbuka menciptakan karakter masyarakat kota. Tanpa ruang-ruang
publik masyarakat yang terbentuk adalah masyarakat maverick yang nonkonformis-individualis-asosial, yang anggota-anggotanya tidak mampu berinteraksi apalagi bekerja sama satu sama lain. Agar efektif sebagai mimbar, ruang publik haruslah netral. Artinya, bisa dicapai (hampir) setiap penghuni kota. Tidak ada satu pun pihak yang berhak mengklaim diri sebagai pemilik dan membatasi akses ke ruang publik sebagai sebuah mimbar politik.
Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.
Sejumlah areal di perkotaan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, ruang publik, telah tersingkir akibat pembangunan gedung-gedung yang cenderung berpola
bermain, olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.
Hal ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa diperkirakan 75% fungsi ruang terbuka hijau dapat tercapai. Hal ini dikarenakan padatnya tingkat permukiman sehingga ruang terbuka berfungsi menjadi daerah interaksi antar individu yang sangat penting bahkan dibutuhkan.
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika.
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, mengklasifikasikan RTH yang ada sesuai dengan tipologi berikut :
BERDASARKAN FISIK
1. RTH Alami, berupa habitat liar alami, kawasan lindung, dan taman-taman nasional.
BERDASARKAN STRUKTUR RUANG
1. RTH dengan pola ekologis, merupakan RTH yang memiliki pola mengelompok, memanjang, tersebar.
2. RTH dengan pola planologis, merupakan RTH yang memiliki pola mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan.
BERDASARKAN FUNGSI
1.Fungsi Ekologis 2. Fungsi Sosial Budaya 3. Fungsi Arsitektural/Estetika 4. Fungsi Ekonomi
JENIS-JENIS RUANG TERBUKA HIJAU
TINJAUAN TEORI
Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang memanjang berbentuk jalur dan atau area mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di tanam. Dalam Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus berupa RTH yang terdiri dari 20% publik dan 10% privat. RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Contoh RTH Publik adalah taman kota, hutan kota, sabuk hijau (green belt), RTH di sekitar sungai, pemakaman, dan rel kereta api. Sedangkan RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.
Populasi
berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.
Di bawah ini beberapa pengertian populasi menurut para ahli:
Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
Sedangkan Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Dan menurut Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Kota
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh
Uji Linieritas
Uji Linieritas berfungsi atau bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur linier (lurus) atau tidak linier (tidak lurus). Hasil pengujian linieritas yang menunjukkan tidak linier sama artinya data yang didapatkan dari para responden menunjukkan bahwa data yang menjadi alat ukur untuk mengungkapkan masalah pada setiap indikator yang dijadikan kuesioner penelitian kurang konsisten, meskipun indikator-indikator tersebut masih tercakup dalam satu kesatuan konsep operasional variabel. Hal ini berpengaruh terhadap angka standar deviasi (penyimpangan).
Jika hasil pengujian linieritas menunjukkan hasil yang tidak linier maka maka pengolahan data tidak bisa dilanjutkan ke dalam pengukuran pengaruh/hubungan dan pengujian hipotesis. Alasannya, data yang didapatkan dari para responden dianggap kurang konsisten untuk meregresikan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Artinya, data yang di-input untuk membahas hubungan kausalitas (sebab-akibat) di antara variabel yang dikorelasikan bisa dianggap tidak konsisten; atau ratio penyimpangan pada regresi (deviasi) melebihi batas toleran. Pengujian Linieritas Alat Ukur menggunakan Rumus Persamaan Regresi : Ŷ = a + bX.
Signifikansi
umum sering digunakan dalam penelitian. Taraf kesalahan yang lebih kecil atau lebih teliti biasanya digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu, misalnya untuk meneliti makanan, miuman atau obat; dibutuhkan ketelitian tingkat tinggi yang biasa menggunakan taraf signifikansi seperti 0,005 atau 0,001.
APLIKASI DALAM SPSS
A. Signifikansi : Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test For Linearity
dengan pada tara signifikansi 0,05 dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.
B. Dasar pengambilan keputusan Pada Uji Linearitas :
1. Melihat nilai signifikansi pada output SPSS : Jika Nilai Signifikansi lebih besar dari (0,05 maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel predictor (X) dan variabel
kriterium (Y). Begitupun sebaliknya.
2. Melihat nilai �ℎ� �� dan � �� jika nilai i �ℎ� �� lebih kecil dari
� ��, maka kesimpulannya terdapat hubungan linear secara signifikan
antara variabel predictor (X) dan variabel kriterium (Y), begitupun sebaliknya.
C. Kasus :
Penelitian Tingkat jumlah penduduk di beberapa Kota Besar dunia terhadap tingkat jumlah Ruang terbuka hijau.
11
12
Kobe
Tokyo
14
11
81
21
D. Aplikasi SPSS
Berikut merupakan langkah-langkah dalam menggunakan uji linearitas pada SPSS, diantaranya :
1. Buka SPSS
2. Klik Variable View, kemudian kebagian Name tulis saja Populasi, kemudian di baris sebelumnya RTH, pada kolom Type ubah menjadi
3. Kemudian pindahkan ke bagian Data View dan lengkapi data seperti gambar dibawah ini.
5. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama Means, masukkan variable Populasi (X) ke kotak dependent list dan RTH (Y) ke kotak Independent
6. Selanjutnya , klik Opinions, pada Statistic for First Layer, pilih Test
7. Klik Ok, maka akan keluar hasil seperti berikut.
Dalam pengambilan keputusan , dapat dilihat dari nilai sugnifikansi dari nilai �ℎ� �� pada Tabel Anova. Maka dapat dilihat 2 pertimbangan :
a. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output diatas, diperoleh nilai signifikansi
= 0,799 lebih besar dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Populasi dengan variabel RTH.
DAFTAR PUSAKA
[1].Diambil pada 6 Maret 2018 dari https://leumburkuring.wordpress.com/tata-ruang-2/animasi-3d/ruang-terbuka-hijau/
[2].Diambil pada 6 Maret 2018 dari
https://tesisdisertasi.blogspot.co.id/2009/12/pengujian-linieritas-alat-ukur.html
[3].Diambil pada 6 Maret 2018 dari https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html
[4].Diambil pada 6 Maret 2018 dari https://rustam2000.wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/
[5].Diambil pada 6 Maret 2018 dari
http://belajarstatistikpenelitian.blogspot.co.id/
[6].Diambil pada 6 Maret 2018 dari