viii
ABSTRACT
Publishing PMK No. 162 / PMK.011 / 2012 about the adjustment of the amount of non-taxable income (PTKP), raises the question of whether the issuance of the PMK purely to fit the needs of an increasingly high public life or Government has other purpose that the increased the number of personal income tax revenue by raising the non-taxable income (PTKP) for sure would reduce the tax to be paid by the public, so that people will be stimulated to become a devout taxpayer and will automatically add the personal income tax revenue. The research subject is Service Tax Office (STO) Pratama Bandung. This research was conducted on STO Pratama Bandung Tegalega and STO Pratama Bandung Karees as research samples. Selection of research sample using convenience sampling method. The purpose of this study was to determine the changes in Personal Income Tax Revenue (PPh paragraph 21) after the publication of PMK No. 162 / PMK.011 / 2012 In STO Pratama Bandung. This study uses a qualitative approach, using secondary data, with data collection interviews and documentation, as well as data analysis techniques with a analysis of case studies. The results are the latest PTKP as a result of implementation of PMK No. 162 / PMK.011 / 2012 positive but not significant effect on the PPh paragraph 21 Revenue In STO Pratama Bandung, increase in revenues is due to an increase significantly from the taxpayer after implementation of the latest PTKP rates. But partially on STO Pratama Tegalega decreased Personal Income Tax Revenue. This decrease is caused by the implementation of the resettlement policy Taxpayer potential of STOPratama to STO Madya.
ix
ABSTRAK
Penerbitan PMK Nomor 162/PMK.011/2012 tentang penyesuaian besaran penghasilan tidak kena pajak menimbulkan pertanyaan apakah penerbitan PMK tersebut murni untuk menyesuaikan kebutuhan hidup masyarakat yang semakin tinggi ataukah Pemerintah punya maksud lain yaitu menaikan jumlah penerimaan pajak penghasilan orang pribadi dengan menaikan PTKP yang tentu saja akan mengurangi Pajak yang harus masyarakat bayarkan, sehingga masyarakat akan terangsang untuk menjadi Wajib Pajak yang taat dan secara otomatis akan menambah penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Subjek Penelitian ini adalah KPP Pratama Bandung. Penelitian ini dilakukan pada KPP Pratama Bandung Tegalega dan KPP Pratama Bandung Karees sebagai sampel penelitian. Pemilihan Sampel penelitian mengunakan metoda convenience sampling. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh Pasal 21) setelah diterbitkannya PMK Nomor 162/PMK.011/2012 Pada KPP Pratama Bandung. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, mengunakan jenis data sekunder, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi, serta teknik analisis data dengan analisis studi kasus. Hasil yang diperoleh adalah PTKP terbaru akibat diberlakukannya PMK Nomor 162/PMK.011/2012 berpengaruh positif terhadap Penerimaan PPh Pasal 21 Pada KPP Pratama Bandung walaupun peningkatan ini masih dalam taraf normal karena masih dalam persentase rata-rata kenaikan penerimaan PPh pasal 21 setiap tahunnya, Peningkatan penerimaan ini disebabkan terjadi lonjakan kenaikan yang besar dari jumlah Wajib Pajak setelah diberlakukannya tarif PTKP terbaru. Namun secara parsial pada KPP pratama Tegalega mengalami penurunan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Penurunan ini disebabkan oleh pemberlakuan kebijakan pemindahan Wajib Pajak yang potensial dari KPP Pratama ke KPP Madya.
DAFTAR ISI x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.2. Indentifikasi Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ... 5
BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGANHIPOTESIS ... 6
2.1. Kajian Pustaka ... 6
2.1.1. Pajak ... 6
2.1.2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 162/PMK.011/2012 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ... 39
2.1.3. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) ... 43
2.2. Kerangka Pemikiran ... 46
DAFTAR ISI xi
BAB IIMETODE PENELITIAN I... 48
3.1. Jenis Penelitian ... 48
3.2. Sampel Penelitian ... 49
3.3. Identifikasi dan Pengukuran Variabel ... 50
3.3.1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 50
3.3.2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 51
3.4. Model Analisis dan Pengumpulan Data ... 51
3.4.2. Rumus Perhitungan Analisis ... 53
BAB IVPEMBAHASAN ... 56
4.1. Data ... 56
4.2. Hasil Penelitian dan Analisis ... 57
4.2.1. Analisis Data ... 57
4.2.2. Analisi Fenomena dan Faktor ... 61
SIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1. Simpulan ... 63
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 64
5.3. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN ... 68
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I Batas Waktu Pembayaran Dan Pelaporan ... 17
Tabel II Tarif Pajak PPh 21 ... 31
Tabel III Contoh Perhitungan PPh 21 ... 33
Tabel IV Perubahan PTKP dari Masa ke Masa ... 41
Tabel V Daftar Sampel... 49
Tabel VI Penerimaan Pajak PPh 21... 52
Tabel VII Jumlah WP PPh 21 ... 52
Tabe VIII Data Penerimaan Pajak ... 56
Tabel IX Data Wajib Pajak... 57
Tabel X Hasil Rumus 1 (Parsial) ... 57
Tabel XI Hasil Rumus 1 (Keseluruhan) ... 58
Tabel XII Hasil Rumus 2 (Parsial) ... 59
Tabel XIII Hasil Rumus 2 (Keseluruhan) ... 59
Tabel XIV Hasil Rumus 3 (Parsial) ... 60
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Persentase Kenaikan Penerimaan Pajak ... 53
Rumus 2 Persentase Kenaikan Wajib Pajak ... 54
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 PMK Nomor 162/PMK.011/2012 ... 67
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa Ini Perkembangan ekonomi melalui pertumbuhan yang sangat pesat,
dapat dilihat dari pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia yang
mengalami perkembangan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi indonesia ini
pastilah berdampak juga dengan meningkatnya daya beli masyarakat indonesia
namun dengan meningkatnya daya beli masyarakat, permintaan akan suatu barang
meningkat. Peningkatan permintaan akan barang serta diikuti dengan tingkat inflasi
yang tidak terbendung menyebabkan harga kebutuhan yang semakin meningkat.
Sayangnya pertumbuhan ekonomi di indonesia ini masih belum merata, oleh sebab
itu dengan meningkatnya harga kebutuhan ini menyebabkan daya beli sebagian
masyarakat indonesia, yang meskipun berada di tengah peningkatan pertumbuhan
ekonomi, daya beli Mereka tidaklah ikut meningkat justru sebaliknya daya beli
Mereka ini cenderung menurun.
Pemerintah tentu saja tidak tinggal diam melihat fenomena ini, dikarenakan
pemerintah hakekatnya pasti akan selalu mengusahakan kesejahteraan setiap bagi
Warga Negaranya. Banyak cara yang dilakukan pemerintah demi mencapai
kesejahteraan setiap Warga Negaranya tanpa terkecuali. Beberapa usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha untuk menaikan Upah Minimum Regional (UMR) yang tentu disesuaikan oleh
pemerintah agar tetap tidak mengganggu trend positif perkembagan perekonomian
indonesia, serta mengurangi beban iuran wajib masyarakat kepada Negara. Iuran
yang dimaksud tersebut adalah Pajak, Khususnya pajak penghasilan orang pribadi
(PPh 21). Pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas pengurangan beban pajak
penghasilan orang pribadi (PPh 21) salah satu fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah adalah dengan memberikan fasilitas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP).
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah penghasilan yang menjadi
batasan tidak kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi, oleh karena itu apabila
penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) jumlahnya dibawah PTKP
tidak akan terkena Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29. PTKP digunakan untuk
perhitungan PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi dan Perhitungan Pemotongan PPh Pasal
21. Sehingga penghasilan yang dikenakan pajak oleh pemerintah adalah Penghasilan
Neto yang telah dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka semakin
besar Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) akan menyebabkan semakin kecilnya
besaran pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.
Pada tahun 2012 sebagai respon dari masalah atau fenomena yang penulis
jelaskan sebelumnya diatas pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan yaitu
"Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 162/PMK.011/2012
Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak" yang mulai berlaku
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah sebesar Rp24.300.000,00 (dua puluh
empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi dan besaran
yang sama jika WP tersebut sudah kawin dan penghasilan suami/istri WP tersebut
digabungkan kemudian Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga dan besaran yang sama untuk WP yang
kawin.
Dengan diberikan fasilitas seperti ini tentunya akan sangat membantu
masyarakat yang memiliki gaji yang tidak begitu besar. Namun permasalahannya
saat ini adalah penerimaan terbesar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Indonesia dewasa ini adalah bersumber dari Pajak jadi semakin besar
penerimaan pajak maka APBN indonesia akan semakin besar. Dengan kebijakan
pemerintah menaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) maka secara logika kita
sebagai orang awam pun akan langsung dapat menebak pastilah penerimaan pajak
indonesia akan menurun, lalu bagaimanakah pemerintah sebenarnya menangapi
permasalahan ini ?. Disisi lain pemerintah pastilah ingin menjamin kesejahteraan
masyarakatnya namun tentu saja pemerintah tidak mungkin membiarkan sumber
utama penerimaan APBN Indonesia berkurang. Mungkin saja sebenarnya kebijakan
pemerintah menaikan PTKP mempunyai tujuan lain, selain untuk membantu
masyarakat menengah kebawah tetapi juga untuk menaikan penerimaan pajak
dengan cara menurunkan PTKP. Hal tersebut mungkin saja terjadi jika pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha untuk membayar pajak, dengan dikeluarkannya kebijakan ini masyarakat akan
berpikir bahwa pajak yang harus mereka bayar semakin rendah, dengan demikian
akan semakin banyak masyarakat yang patuh membayar pajak. Walaupun pajak yang
harus dibayar oleh setiap Wajib Pajak jika kita berpikir logis akan menurun tetapi
jika terdapat penambahan masyarakat yang patuh membayar pajak tentulah
Penerimaan Pajak secara keseluruhan akan meningkat.
Dari beberapa dasar pemikiran dan pertanyaan-pertayaan penulis dari
fenomena yang sedang terjadi sekarang, Penulis melakukan penelitian dengan judul
"Analisis Dampak Perubahan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
(Pajak Penghasilan Pasal 21 / PPh Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Bandung Setelah Perubahan PTKP Akibat Diterbitkannya
PMK Nomor 162/PMK.011/2012", demi mendapatkan bukti dan fakta empiris
untuk menjelaskan fenomena tersebut.
1.2. Indentifikasi Masalah
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi Penerimaan Pajak orang pribadi (PPh
21) dan Mengapa faktor tersebut dapat mempengaruhi Penerimaan Pajak
orang pribadi (PPh 21) ?
2. Apakah Penghasilan Tidak Kena Pajak dapat meningkatkan tingkat
Penerimaan Pajak penghasilan orang pribadi (PPh 21) kota Bandung ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pajak
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha
2. Untuk mengetahui apakah penghasilan tidak kena pajak dapat meningkatkan
penerimaan pajak Kota Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Untuk Pemerintah, membantu Pemerintah melakukan evaluasi apakah
peraturan yang mereka terapkan sudah tepat atau tidak.
2. Untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP), memberikan referensi kepada KPP
faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan penerimaan pajak orang pribadi.
Khususnya memberikan evaluasi apakah dengan meningkatnya PTKP dapat
juga meningkatkan Penerimaan Pajak orang pribadi.
3. Untuk Akademisi, Pembaca dan Penulis, memberikan pengetahuan tambahan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 63
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Menurut Hasil Analitis dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara
dengan bagin PDI KPP Pratama Bandung Tegalega dapat disimpulkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi (PPh Pasal 21) adalah Jumlah Wajib Pajak dalam lingkungan KPP,
Perkembangan Perekonomian Masyarakat, Kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah seperti pemberlakuan sanksi, pemberlakuan NPWP sebagai salah
satu syarat pengajuan Kredit dan segala kebutuhan lainnya.
Perubahan PTKP berpengaruh langsung terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi (PPh Pasal 21) Pada KPP Pratama Bandung.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh PTKP untuk penerimaan per Wajib Pajak
adalah pengaruh negatif atau menurunkan penerimaan yang dibayarkan oleh
masing-masing Wajib Pajak. Namun secara simultan atau keseluruhan
berpengaruh positif atau meningkatkan nilai total penerimaan secara
keseluruhan atau kumulatif yang diterima oleh KPP Pratama Bandung namun
pengaruhnya masih dalam taraf wajar yaitu 4 % karena menurut penuturan
bagian Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Bandung Tegalega Pada
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 64
Universitas Kristen Maranatha
5.2. Keterbatasan Penelitian
Peneliti mengalami kesulitan untuk menghimpun data dari seluruh KPP
Pratama Bandung dikarenakan sudah penuhnya slot untuk melakukan
penelitian di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tersebut dari total 7 KPP
Pratama Bandung Peneliti hanya dapat menghimpun data 2 KPP Pratama
Bandung.
5.3. Saran
Peneliti Menyarankan untuk penelitian selanjutnya yang serupa sebaiknya
dapat menghimpun semua data yang terdapat di KPP Pratama Bandung agar
tingkat keakuratan dapat meningkat karena sampel yang diambil semakin
mendekati populasi.
Pada Penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar melakukan penelitian
dampak dari kenaikan PTKP terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan dengan
tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebagai variabel moderat.
Untuk Pemerintah dalam hal ini DJP Peneliti menyarankan untuk tetap
menjalankan kebijakan ini, karena selain tujuan utamanya yaitu
menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan hidup Wajib Pajak yang semakin
meningkat agar pajak tidak terlalu membebani sudah terpenuhi namun
peningkatan PTKP juga sepertinya menaikan jumlah wajib pajak walaupun
belum dapat dibuktikan secara empiris.
Untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Peneliti memberikan saran
untuk mengimbangi peningkatan PTKP dengan kebijakan-kebijakan lain
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 65
Universitas Kristen Maranatha pemberian sanksi perpajakan, dan persyaratan wajib berNPWP bagi semua
masyarakat di lingkungan KPP Pratama Bandung karena PTKP walaupun
tidak besar tetapi mengurangi Penerimaan Pajak Orang Pribadi (PPh Pasal
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Noor. 2011. Analisis Pengaruh Perubahan Tarif PPH Orang Pribadi
Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kota/Kabupaten Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi Malang:
Universitas Brawijaya.
Direktur Jendral Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER -
31/PJ/2009 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Diakses dari
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13796 Pada 28 september 2014 Pukul 12.14 WIB.
Kementrian Keuangan. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011.2012 Tentang PenyesuaianBesarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak. Diakses dari
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15122 Pada 26 September 2014 Pukul 13.00 WIB.
Kementrian Keuangan. 2008. Peraturan Menteri Keuanga Nomor 252/PMK.03/2008
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Paja Atas Penghasilan sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi. Di
Akses Dari http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13587 Pada 28 September 2014 pukul 12.19 WIB.
Mumyls. PTKP Dari Masa Ke Masa. Di akses dari http://www.mumyls.com/2012/11/ptkp-dari-masa-ke-masa Pada 28 September 2014 Pukul 22.15 WIB.
Presiden dan DPR Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 Tentang Perubahan Keempat Atas UU Nomor 7 Tahun 1983 Tentang
Pajak Penghasilan. Diakses dari
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13430 Pada 26 September 2014 Pukul 13.00 WIB.
Resmi, Siti. 2011. PERPAJAKAN : Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta.
Salim, Michel dan Lili Syafitri. 2009. Analisis Pengaruh Kenaikan PTKP Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Jurnal Penelitian Akuntansi STIE MD Palembang.
Palembang: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.
Sanjaya, Lukman. 2010. Pengaruh Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
DAFTAR PUSTAKA 67
Universitas Kristen Maranatha
Serpong. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Tangerang:
Universitas Pamulang.
Suranta, Sri. 2006. Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. di akses dari