• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dengan Konformitas Pada Anggota Klub Motor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dengan Konformitas Pada Anggota Klub Motor."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh : RIZKY OKTARIA

F 100 080 149

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

RIZKY OKTARIA F 100 080 149

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAKSI

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

Rizky Oktaria Taufik Kasturi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui hubungan antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor. 2) Mengetahui tingkat kestabilan emosi. 3) Mengetahui tingkat konformitas. Subjek dalam penelitian ini adalah 50 orang anggota Yamaha V-ixion Club Sragen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Incidental Non Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kestabilan emosi dan skala konformitas. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan negatif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor sehingga hipotesis ditolak.Maka jika kestabilan emosi tinggi, maka konformitas akan tinggi dan begitu pula sebaliknya jika kestabilan emosi rendah, maka konformitas akan cenderung rendah. Kestabilan emosi pada subjek penelitian berada pada kategori tinggi dan konformitas pada subjek penelitian berada pada kategori sedang. Implikasi penelitian ini adalah untuk ilmu psikologi sosial dan psikologi perkembangan emosi, kognisi dan sosial terutama pada organisasi atau perkumpulan.

(6)

1 Pendahuluan

Perilaku negatif yang biasanya

dilakukan anggota klub motor dapat

meresahkan masyarakat seperti

balapan liar, mabuk-mabukan,

tawuran, ataupun narkoba. Bahkan

dengan adanya klub motor dapat

membawa sifat anarkhis, misalnya

klub motor melakukan konvoi di

jalan raya. Rombongan konvoi klub

motor itu merasa sebagai penguasa

jalan sehingga pengendara jalan yang

lain harus mengalah untuk

memberikan jalan kepada klub

motornya. Ketika konvoi klub motor

tidak mendapat kawalan dari polisi

lalu lintas, maka memiliki hak yang

sama dengan pengguna jalan lainnya

(Pranyono, 2012).

Berdasarkan hasil observasi

yang dilakukan di lapangan terdapat

fakta dan fenomena yang dapat

diungkap bahwa masih banyak klub

motor yang dapat menganggu

kenyamanan masyarakat. Klub motor

melakukan konvoi di jalan dengan

bertindak semena-mena dengan

adanya suara knalpot yang dapat

membuat bising sehingga pengguna

jalan lain menghindar dan memberi

jalan agar klub motor tersebut dapat

lewat dengan bebas. Hal tersebut

juga terlihat pada malam pergantian

tahun baru, bahkan klub motor tidak

peduli dengan adanya aparat

keamanan yang berjaga. Banyak klub

motor yang bergoncengan tetapi

pembonceng tidak memakai helm

dan tidak mematuhi rambu-rambu

lalu lintas.

Perilaku klub motor tersebut

merupakan dampak negatif yang

dilakukan oleh anggota klub

motornya. Hal tersebut dapat terjadi

karena para anggota klub motor

mengikuti apa yang dilakukan oleh

kelompoknya. Jika banyak anggota

lain yang melakukan sesuatu, maka

anggota lain akan mengikutinya juga.

Perilaku yang mengikuti kelompok

tersebut merupakan konformitas.

Konformitas merupakan perubahan

tingkah laku atau keyakinan individu

agar sesuai dengan tekanan atau

harapan kelompok (Kiesler &

Kiesler dalam Rakhmat, 2001).

Konformitas yang dilakukan

anggota klub motor adalah dalam hal

penampilan terutama pada saat

mereka berkumpul bersama dengan

anggota klub motor lainnya. Anggota

(7)

2 sama dengan anggota lain.

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan, anggota klub motor

berpenampilan mirip satu sama lain.

Terlihat dari kesamaan helm,

pakaian, jaket, hingga pernak pernik

aksesorisnya. Sehingga perilaku

konform yang dilakukan tersebut

akan berdampak negatif yaitu adanya

kekaburan dalam jati diri terutama

penampilannya

Selain itu, dampak negatif

dalam konformitas yang dilakukan

anggota klub motor yaitu anggota

memodifikasi motornya sama dengan

motor teman-teman yang lain.

Memodifikasi dapat dilakukan mulai

dari menambah aksesoris motor,

spare part, hingga mengganti warna

motor dengan cara airbrush yang

harganya tidak murah (Hanggi,

2012). Para anggota klub melakukan

hal tersebut tanpa pertimbangan

manfaat dan kegunaanya, karena

lebih mementingkan kelompok agar

tetap sama seperti teman kelompok

yang lain.

Selain memberikan dampak

negatif, konformitas juga

memberikan dampak positif bagi

anggota klub motor. Adanya

kegiatan positif yang diadakan oleh

klub motor, diantaranya mengadakan

sejumlah bakti sosial, santunan

kepada anak yatim piatu, panti

jompo, dan kegiatan-kegiatan positif

lain yang bermanfaat untuk orang

banyak (Fitri, 2012). Diharapkan

dengan adanya kegitan tersebut dapat

memberikan kesesuaian bagi anggota

untuk saling berbagi dan peduli

terhadap sesame serta memupuk jiwa

sosial bagi para anggotanya.

Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk

bertindak mengikuti kelompok yaitu

kestabilan emosi. Irma (2003)

menjelaskan bahwa kestabilan

emosi menunjukkan emosi yang

tetap, tidak mengalami perubahan,

atau tidak cepat terganggu

meskipun dalam keadaan

menghadapi masalah. Seseorang

yang mempunyai kestabilan emosi

mampu mengekspresikan emosi

dengan tepat, tidak berlebihan,

sehingga emosi yang sedang

dialaminya tidak mengganggu

aktivitas yang lain. Dengan

demikian seseorang yang emosinya

stabil dapat mengarahkan diri untuk

(8)

3 yang dijalani dan dapat

menggunakan pikiran yang lebih

positif untuk tidak mudah konform

pada hal-hal yang negatif bagi

dirinya.

Menurut Sarwono dan

Meinarno (2009) mendefinisikan

konformitas adalah kesesuaian antara

perilaku individu dengan perilaku

kelompoknya atau perilaku individu

dengan harapan orang lain tentang

perilakunya. Konformitas akan

mengakibatkan kecocokan atau

kesesuaian antara individu dan

kelompok.

Konformitas mengandung

aspek-aspek sebagaimana dijelaskan

oleh Rakhmat (2001) meliputi : (1)

Perilaku, konformitas sebagai

perubahan perilaku atau kepercayaan

menuju norma kelompok sebagai

tekanan kelompok baik yang nyata

maupun yang dibayangkan. Bila

seseorang dihadapkan pada pendapat

yang telah disepakati anggota

lainnya, maka tekanan yang

dihasilkan pihak mayoritas akan

mampu menimbulkan konformitas.

Semakin besar kepercayaan

seseorang terhadap kelompok, maka

semakin besar pula kemungkinan

untuk menyesuaikan diri terhadap

kelompok. (2) Penampilan, individu

yang tidak mau mengikuti apa yang

berlaku didalam kelompok akan

menanggung resiko mengalami

akibat yang tidak menyenangkan.

Peningkatan konformitas ini terjadi

karena anggotanya enggan disebut

sebagai orang yang menyimpang

atau terkucilkan. (3) Pandangan,

individu juga mempertanyakan

pandangan orang tentang dirinya,

sehingga individu harus mempunyai

gaya atau ciri khas tersendiri baik

dari perilaku, pandangan, maupun

penampilan yang diperoleh dari

teman-temannya. Adanya perbedaan

ciri yang dimiliki dengan individu

lain sehingga individu tersebut dapat

merasa ada ciri khas yang

dimilikinya.

Menurut Rakhmat (2001),

faktor-faktor yang mempengaruhi

Konformitas adalah faktor

situasional dan personal. Faktor

situasional adalah (1) Kejelasan

Situasi (2) Konteks Situasi (3) Cara

Menyampaikan Penilaian (4)

Karakteristik Sumber Pengaruh (5)

Ukuran Kelompok (6) Tingkat

(9)

4 faktor personal yang mempengaruhi

konformitas adalah (1) Usia. (2)

Jenis Kelamin. (3) Stabilitas

Emosional. (4) Harga Diri.

Kestabilan Emosi adalah

keadaan yang tidak berubah-ubah

dari satu emosi atau suasana hati

kesuasana hati lain seperti dalam

periode sebelumnya (Hurlock,

2002). Kestabilan emosi bukan

hanya determinan efektif dalam

pola kepribadian individu,

melainkan juga membantu

mengontrol pertumbuhan dan

perkembangan individu. Kestabilan

emosi sebagai suatu proses

kepribadian yang terus-menerus

bekerja dengan perasaan yang lebih

baik dalam kesehatan emosi, baik

intrapsikis ataupun intrapersonal.

Ada tiga aspek dalam

kestabilan emosi menurut Scheneider

(dalam Rosdiana, 2012) yaitu (1)

Adequasi emosi, yaitu reaksi emosi

sesuai dengan rangsang yang

diterimanya, dimana reaksi ini

berkaitan dengan macam atau isi

emosi dan arah emosi atau kepada

siapa emosi tersebut diarahkan. (2)

Kematangan emosi, ditandai dengan

adanya kemampuan untuk

memberikan reaksi emosi yang tepat

pada situasi yang tidak

menyenangkan dan kondisi tertentu.

(3) Kontrol emosi, dasar dari

kematangan emosi adalah adanya

kontrol emosi, kontrol emosi juga

sangat penting dalam penyesuaian

diri dan kesehatan mental.

Menurut Irma (2003)

faktor-faktor yang mempengaruhi

Kestabilan Emosi, meliputi 1. Pola

Asuh Orangtua, 2. Kemampuan

Mengenal dan Menerima Diri

Sendiri, 3. Suara hati, 4.

Pengembangan Diri.

Dengan demikian dari uraian di

atas, dapat disimpulkan bahwa jika

seseorang dapat mengelola

kestabilan emosinya maka tidak

mudah melakukan konformitas

sesuai dengan kelompoknya.

Sebaliknya jika seseorang kondisi

emosional dirinya kurang stabil

maka lebih mudah melakukan

konformitas sesuai dengan

kelompoknya..

Berdasarkan teori yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis

mengemukakan hipotesis dalam

penelitian ini adalah: ”Ada hubungan

(10)

5 dengan konformitas pada anggota

klub motor.

Metode Penelitian

Populasi penelitian ini adalah

anggota Yamaha V-ixion Club Sragen yang berjumlah 60 orang.

Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 50 orang.

Skala yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu skala

Konformitas yang mengacu pada

aspek-aspek dikemukakan oleh

Rakhmat (dalam Insanti, 2010), dan

skala Kestabilan emosi yang

mengacu pada aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Scheneider

(Rosdiana, 2012).

Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan

teknik analisis product moment dari Pearson yang ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,433, (p) =

0,002 (p < 0,01). Hasil ini

menunjukkan ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara

kestabilan emosi dengan konformitas

pada anggota klub motor. Jadi

hipotesis yang diajukan ditolak.

Kestabilan emosi merupakan

salah satu pengaruh dalam

konformitas, pendapat tersebut

sesuai dengan pendapat dari

Rakhmat (2001) bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi konformitas

diantaranya adalah faktor internal

dan situasional individu, faktor

internal terdiri dari usia, jenis

kelamin, harga diri dan stabilitas

emosi, sedangkan faktor situasional

dari individu meliputi kejelasan

situasi, konteks situasi, cara

menyampaikan penilaian,

karakteristik sumber pengaruh,

ukuran kelompok, dan tingkat

kesepakatan kelompok.

Berdasarkan hasil analisis

diperoleh sumbangan efektif variabel

kestabilan emosi terhadap

konformitas sebesar 18,8%, yang

ditunjukkan dengan r² sebesar 0,188.

Hal ini menunjukkan bahwa masih

terdapat 81,2% variabel lain yang

mempengaruhi konformitas, diluar

variabel kestabilan emosi. Variabel

tersebut misalnya usia, jenis kelamin,

harga diri, kepercayaan diri yang

lemah dan hal-hal lain yang dapat

mempengaruhi konformitas yang

terutama terjadi pada anggota klub

motor.

Hasil analisis data

(11)

6 memiliki rerata empirik sebesar 59,3

dan rerata hipotetik sebesar 50. Yang

menunjukkan bahwa konformitas

pada anggota klub motor subjek

penelitian tergolong sedang.

Sedangkan pada kestabilan emosi

rerata empirik menunjukkan hasil

74,88 dan rerata hipotetik 60. Hal ini

menunjukkan bahwa konformitas

pada subjek penelitian tergolong

tinggi.

Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil analisis

data penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara kestabilan emosi

dengan konformitas pada anggota

klub motor, Peranan atau Sumbangan

efektif kestabilan emosi dengan

konformitas sebesar 18,8%,

ditunjukan oleh koefisien determinan

(r²) = 0,188, Tingkat konformitas

pada anggota klub motor tergolong

sedang yang ditunjukkan oleh rerata

empirik (RE)=59,3 dan rerata

hipotetik (RH)=50. Tingkat

kestabilan pada anggota klub motor

tergolong tinggi yang ditunjukkan

oleh rerata empirik (RE)=74,88 dan

rerata hipotetik (RH)=60.

Berdasarkan dari kesimpulan

diatas, maka dapat diberikan

saran-saran sebagai berikut :

1.Bagi ketua klub motor

2.Bagi anggota klub motor

3.Bagi peneliti selanjutnya

Daftar Pustaka

Aleem, S. (2005). Emotional Stability among College Youth. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology , 31 (1-2), 100-102.

Hanggi. (2012). Lifestyle Komunitas Scoopy, Harmonisasi Modif Turing dan Fashion. http://motorplus.otomotifnet.co m.01/10/2012

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pengantar Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Insanti, Y. D. (2010). Hubungan

Antara Konformitas Dengan Kedisiplinan Berlalu Lintas Pada Anggota Klub Motor. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Irma, A. (2003). Perbedaan Kestabilan Emosi Remaja yang Shalatnya Teratur dengan Kestabilan Emosi Remaja yang Shalatnya Tidak Teratur. Jurnal Psikologi Islam (3), 83-93.

Fitri. (2012). Byonic Cianjur Bangun Citra Positif Klub Motor. http://www.bandungoke.com.15 /11/2012

(12)

7 http://beradabdijalan.blogdetik .com.22/01/2012

Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rosdiana, D. (2012). Hubungan Antara Kekhusyukan Shalat dengan Stabilitas Emosi Pada Jama'ah Halaqoh Shalat Khusyuk. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sarwono, S. W., Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini yang dilakukan media massa adalah membangun nasionalisme itu artifisal yakni secara tidak nyata, yang sebatas hanya dipermukaan saja dan sebagai bungkus saja, tidak

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pemberian Tujangan Hari Raya Dalam Tahun Anggaran 2016 Kepada Pimpinan Dan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Pada

Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan judul “ PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA

Strategi Pemasaran produk Kredit Konsumer yang digunakan untuk memenuhi target perusahaan menggunakan Bauran Pemasaran 4 P yaitu Product ( Produk ) ditujukan debitur

Kesulitan pelaksanaan keterampilan memelihara diri (personal care skills) dalam Pembelajaran Activity of Daily Living Anak Low Vision Sekolah Dasar Kelas IV di SLB Negeri

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Intensitas

Pada penelitian ini, jumlah tepung jagung adalah sebesar 3/5 dari seluruh bahan sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap nilai kadar amilosa beras

determinasi (kd) diperoleh tingkat kontribusi 62,41%. Dalam hal ini dijelaskan bahwa penguasaan kosakata memberikan kontribusi yang besar pada kemampuan membaca teks