• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGEMBANGAN DIRI, IKLIM KERJA DAN PEMBERIAN INSENTIF NON FINANSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN LUBUK PAKAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGEMBANGAN DIRI, IKLIM KERJA DAN PEMBERIAN INSENTIF NON FINANSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN LUBUK PAKAM."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGEMBANGAN DIRI, IKLIM KERJA, DAN PEMBERIAN INSENTIF NON FINANSIAL DENGAN

KEPUASAN KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN LUBUK PAKAM

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH

SAMPETUA TINDAON NIM. 8106131018

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

HUBUNGAN PENGEMBANGAN DIRI, IKLIM KERJA, DAN PEMBERIAN INSENTIF NON FINANSIAL DENGAN

KEPUASAN KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN LUBUK PAKAM

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH

SAMPETUA TINDAON NIM. 8106131018

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Sampetua Tindaon, 8106131018, Hubungan Pengembangan Diri, Iklim Kerja, dan Pemberian Insentif Non Finansial dengan Kepuasan Kerja Guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sejauh mana hubungan antara pengembangan diri dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam; (2) Sejauh mana hubungan antara iklim kerja dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam; (3) Sejauh mana hubungan antara pemberian insentif dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam; (4) Sejauh mana hubungan antara pengembangan diri, iklim kerja, pemberian insentif secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini menempatkan variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam yang berjumlah 394 guru. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan tabel Isaac dan Michael sehingga didapatkan sampel sebanyak 182 guru yang digunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket.

Sebelum instrument (angket) penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba yang dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menghitung uji validitas angket digunakan rumus product moment dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha. Uji persyaratan dilakukan untuk menguji normalitas, homogenitas, linieritas, dan independensi antar variabel bebas. Teknik analisis data digunakan korelasi dan dan regresi serta korelasi sederhana dan regresi dan korelasi ganda pada taraf

signifikansi α = 0,05

(7)

ii

ABSTRACT

Sampetua Tindaon, 8106131018, Relationship self Development, Work Climate and Nonfinancial Incentives to Teacher Job Satisfaction in Elementary School District Lubuk Pakam. Thesis. Post Graduate. State University of Medan, 2013.

This study aimed to determine: (1) The extent to which the relationship between self-development with job satisfaction of teachers in primary schools Lubuk Pakam District, (2) The extent to which the relationship between work climate with job satisfaction of teachers in primary schools Lubuk Pakam District, (3) so far where the relationship between the provision of incentives to job satisfaction of teachers in primary schools Lubuk Pakam District, (4) The extent to which the relationship between self-development, work climate, incentives together with the elementary school teachers' job satisfaction Lubuk Pakam District. The research method used was quantitative research methods. This study puts the research variables and bound variables. The population in this study were all primary school teachers in District Lubuk Pakam totaling 394 teachers. The research sample was determined by using the table and Kerjcie Morgan to obtain a sample of 182 teachers who used proportional random sampling technique. The research instrument used for data collection was a questionnaire.

Before the instrument (questionnaire) research was used to gather research data, first performed experiments performed with validity and reliability testing. To test the validity of the questionnaire used to calculate the product moment formulas and questionnaires are used to test the reliability alpha formula. Test requirements conducted to test normality, homogeneity, linearity, and independence of the independent variables. The data analysis technique used correlation and regression and correlation, and simple and multiple regression and correlation at significance

level α = 0.05.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan. Adapun judul

dari tesis ini adalah “ Hubungan Pengembangan Diri, Iklim Kerja, dan Pemberian

Insentif Non Finansial dengan Kepuasan Kerja Guru di SD Negeri Kecamatan

Lubuk Pakam".

Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor dan Pembantu rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan

kepada mahasiswa.

2. Direktur, asisten direktur, ketua prodi, sekertaris prodi, Bapak/Ibu dosen,

serta segenap pegawai Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberi pelayanan

kepada mahasiswa.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala. S.Sos. M.Pd selaku pembimbing I dan Prof.

Selamat Triono. M.Sc. Ph.D selaku pembimbing II yang dengan tulus telah

meluangkan waktu membimbing dan motivasi dalam proses penulisan tesis

ini.

4. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku narasumber sekaligus validator,

(9)

iv

selaku narasumber, notulen sekaligus sekretaris Prodi Administrasi

Pendidikan.

5. Drs. H. Hamdan Lubis selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan

Pengajaran Kecamatan Lubuk Pakam, dan seluruh staf yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Se Keamatan

Lubuk Pakam.

6. Seluruh Kepala-kepala Sekolah SD Negeri Se Kecamatan Lubuk Pakam.

7. Orang tua penulis, Ayahanda L. Tindaon yang telah banyak membantu,

memberi motivasi dan doa yang tulus hingga selesainya penulisan tesis ini.

8. Istri tercinta R. Hutapea, Amk serta anak-anakku tercinta yang menjadi

motivator serta banyak membentu dalam pencarian data dari internet dalam

melengkapi kutipan-kutipan tesis ini.

9. Teman-teman sekerja Wagino, S.Pd, Aminah, yang telah banyak memberikan

motivasi serta bantuan dalam hal pengetikan tesis ini.

10. Mahasiswa angkatan XVIII Prodi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Unimed yaitu Jandrifan HT. Saragi, Mansyur Pasaribu, Ispandi,

Putra Sukarya Samosir, Zakie Wahidotomo, Riza Asri Lubis, M. Nazri, M.

Nasir, Rani Kencana PA., Hertaty Novita Malau, Renni Magdalena Silaban,

Emma Juwita Sirait, Rami Purnama Sari Barus, yang menjadi keluarga,

sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir

(10)

v

Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis dan belum dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian

pendidikan dan penulisan tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang

Maha Esa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang

bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.

Medan, Maret 2013 Penulis.

(11)

vi

4. Pemberian Insentif Non Finansial ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 41

1. Hubungan antara Pengembangan Diri dengan Kepuasan Kerja Guru ... 41

2. Hubungan antara Iklim Kerja dengan Kepuasan Kerja Guru ... 43

3. Hubungan antara Pemberian Insentif non Finansial dengan Kepuasan Kerja Guru ... 45

4. Hubungan antara Pengembangan diri, Iklim kerja dan Pemberian insentif non finansial secara bersama-sama dengan Kepuasan kerja guru ... 46

D. Hipotesis ... 48

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

C. Metode Penelitian... 50

D. Defenisi Operasional ... 50

E. Teknik Pengumpulan data ... 51

F. Uji Coba Instrumen ... 54

(12)

vii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 68

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 68

2. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 74

3. Uji Persyaratan Analisis ... 76

4. Pengujian Hipotesis ... 83

B. Pembahasan Penelitian ... 91

C. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 98

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Teknik-Teknik Latihan dan Pengembangan ... 22

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ... 48

Gambar 4.1. Histogram Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y) ... 70

Gambar 4.2. Histogram Skor Variabel Pengembangan Diri (X1) ... 72

Gambar 4.3. Histogram Skor Variabel Iklim Kerja (X2) ... 73

Gambar 4.4 Histogram Skor Variabel Pemberian Insentif Non Finansial (X3)... 74

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Variabel Pengembangan Diri ... 106

Lampiran 2 Angket Variabel Iklim Kerja ... 108

Lampiran 3 Angket Pemberian Insentif Non Finansial ... 110

Lampiran 4 Angket Kepuasan Kerja Guru ... 112

Lampiran 5 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Pengembangan Diri .... 114

Lampiran 6 Perhitungan Validitas Angket Pengembangan Diri ... 116

Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Pengembangan Diri ... 118

Lampiran 8 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Iklim Kerja ... 121

Lampiran 9 Perhitungan Validitas Angket Iklim Kerja ... 123

Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Angket Iklim Kerja ... 125

Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Pemberian Insentif Non Finansial ... 128

Lampiran 12 Perhitungan Validitas Angket Pemberian Insentif Non Finansial ... 130

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Angket Pemberian Insentif Non Finansial ... 132

Lampiran 14 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kepuasan Kerja ... 135

Lampiran 15 Perhitungan Validitas Angket Kepuasan Kerja ... 137

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Kepuasan Kerja ... 139

Lampiran 17 Data Hasil Penelitian ... 142

Lampiran 18 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Median, Modus, Harga Rata-Rata Dan Standart Deviasi Dari Data Variabel Penelitian ... 186

Lampiran 19 Uji Normalitas Sebaran Data Masing-Masing Variabel Penelitian ... 198

Lampiran 20 Perhitungan Uji Homogenitas ... 218

Lampiran 21 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Data Variabel ... 236

Lampiran 22 Perhitungan Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Kepuasan Kerja (Y) atas Pengembangan Diri (X1) ... 240

Lampiran 23 Perhitungan Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Kepuasan Kerja (Y) atas Iklim Kerja (X2) ... 250

Lampiran 24 Perhitungan Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Kepuasan Kerja (Y) atas Pemberian Insentif Non Finansial (X3) ... 260

Lampiran 25 Perhitungan Regresi Ganda, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 270

Lampiran 26 Perhitungan Koefisien Korelasi antar Variabel Penelitian dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi ... 275

Lampiran 27 Perhitungan Korelasi Ganda dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda ... 279

(15)

xi

Lampiran 29 Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Varibel Persepsi Guru Tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Sikap Inovatif (X2), Pengetahuan Kurikulum (X3) Dan Motivasi Berprestasi Guru (X4)

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan suatu negara haruslah mencakup pembangunan di segala

bidang. Bidang-bidang itu adalah ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, serta

pertahanan dan keamanan. Menurut penulis, Dari semua bidang yang harus

dibangun maka bidang ekonomi harus menjadi prioritas utama. Mengapa

demikian? Karena jika ekonomi sudah maju maka negara akan mendapatkan

modal untuk pembangunan bidang yang lain.

Dalam pembangunan di bidang ekonomi, ada pula dua bidang utama yang

harus disoroti yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia. Di antara

keduanya sumber daya manusia adalah yang paling utama dan harus didahulukan

untuk dibangun. Karena sekalipun sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah

tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,

maka SDA itu sendiri akan sia-sia. Sagala (2010:211) bangsa yang memberi

prioritas utama kepada pembangunan pendidikan mendasarkan pertimbangan

bahwa pendidikan memberi keuntungan dan manfaat yang besar sekali bagi

negara dan bangsa itu akan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Dengan

demikian SDM harus menjadi pusat perhatian yang utama. Bagaimanakah cara

untuk menciptakan SDM yang mempunyai skill? Satu-satunya jalan adalah lewat

proses pendidikan. Manusia yang terdidik akan berfungsi sebagai tenaga kerja

yang handal. Tenaga kerja yang handal inilah yang akan mendongkrak

(17)

2

Dalam sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini ada beberapa tingkatan

jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi (PT). sementara

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman kanak-kanak (TK) adalah jenjang

awal untuk mempersiapkan SDM memasuki jenjang SD. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (www.artikata.com) bahwa SD adalah tempat memperoleh

pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk untuk melanjutkan kesekolah yang

lebih tinggi. Sesuai dengan defenisi di atas maka SD harus mendapatkan perhatian

yang lebih serius. Mengapa? Karena di SD diperoleh dasar pengetahuan. Dan

kesalahan menempatkan dasar pendidikan dan pengetahuan maka SDM akan

kesulitan untuk mendapatkan pengetahuan selanjutnya. Sebaliknya jika si anak

sudah menguasai dasar-dasar pengetahuan dengan benar maka dia akan mudah

menyerap ilmu pengetahuan yang lebih tinggi.

Dengan alasan di atas maka perhatian yang penuh harus diarahkan pada

penyelenggaraan SD, karena pada jenjang tersebutlah diletakkan dasar dasar ilmu,

dasar pengetahuan, serta keterampilan. Pada penyelenggaraan jenjang pendidikan

sekolah dasar ada beberapa komponen internal yang berperan sebagai kepala

sekolah, guru, tata usaha, dan pegawai lain yang ada dalam internal sebuah

sekolah. Dari beberapa komponen di atas yang paling berperan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar adalah guru. Kepala sekolah

berperan di bidang manejemen sekolah, sedangkan guru adalah ujung tombak

yang langsung berinteraksi dengan peserta didik. Guru adalah tokoh yang

diidolakan oleh peserta didik, dan tidak heran bila seorang anak mengatakan pada

(18)

3

anak lebih percaya pada gurunya daripada orangtuanya sendiri. Pengaruh seorang

guru sangatlah besar bagi seorang anak didik dalam proses perkembangan

ilmunya, pengetahuannya dan tabiatnya.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan

bahwa “kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam

melaksanakan tugas profesinya.” Kompetensi tersebut meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi

kepribadian. Tanpa mengabaikan kompetensi yang lainnya, yang menjadi fokus

pada penelitian ini adalah kompetensi pedagogik.

Menurut Slamet (2007:7) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang terdiri dari 1) menguasai dan

menerapkan teori-teori belajar dan mengajar; 2)mengembangkan rencana program

pembelajaran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang; 3)

berkontribusi dalam pengembangan kurikulum; 4) mengembangkan silabus mata

pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; 5) merencanakan

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus; 6) merancang manegemen

pembelajaran dan managemen kelas; 7) melaksanakan pembelajaran yang pro

perubahan (aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan); 8) membimbing

peserta didik dalam berbagai aspek; 9) membantu peserta didik dalam

mengembangkan kualitas dasar (daya pikir daya kalbu dan daya pisik); 10)

mengembangkan dan melaksanakan hubungan sekolah dengan masyarakat; 11)

mengembangkan profesionalisme diri; 12) membimbing dan memberdayakan

(19)

4

Mengingat 4 kompetensi guru di atas, khususnya kompetensi paedagogik

guru maka jelas kita lihat begitu beratnya beban di pundak seorang guru. Bahkan

lebih berat lagi ketika memilih tugas sebagai pendidik di sekolah dasar. Karena

harus meletakkan dasar-dasar pendidikan bagi peserta didik yang berumur 6 atau

7 tahun yang masih terbatas dalam perbendaharaan kata. Guru Sekolah dasar

harus piawai dalam memperkenalkan ilmu dan pandai memilih kata agar mudah

dimengerti oleh peserta didik. Guru sekolah dasar haruslah orang yang sabar,

sabar ketika seorang anak bertanya berulang kali karena mungkin mereka baru

pertama kali mendengar informasi yang disampaikan oleh gurunya.

Maka dari itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa guru adalah tokoh

utama dalam proses pembelajaran disekolah bahkan lebih luas lagi guru adalah

tokoh utama dibidang pendidikan. Pertanyaan berikutnya adalah “bagaimana

caranya agar seorang guru tetap eksis dan maksimal mengajar dari waktu ke

waktu?” Seorang guru akan tetap bersemangat jika guru dapat menikmati

pekerjaannya dan hal itu akan terlihat dari ekspresi kepuasannya setiap kali guru

selesai mengajar. Bilamana sang guru puas dalam bekerja maka akan tercipta

suasana menyenangkan baik di dalam kelas maupun di antara sesama guru,

selanjutnya akan tercipta pula iklim kerja dan kekeluargaan yang pada gilirannya

akan tercipta kualitas pengajaran yang lebih tinggi disekolah.

Menurut Wibowo (201:501) setiap orang yang bekerja mengharapkan

memperoleh kepuasan dari tempat ia bekerja, kepuasan bekerja akan

mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan manejer. Maka untuk itu

manejer perlu mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan

(20)

5

sedangkan guru adalah karyawannya. Jika seorang guru merasa puas maka ia akan

bekerja lebih maksimal lagi. Menurut Robbins (2003:78) dalam Wibowo

(2011:507) kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaannya, seseorang

yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan materil maupun non

materil yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka

terima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepuasan itu ditentukan oleh seberapa

besar penghargaan yang diberikan kepada seorang pekerja.

Hoppel dalam Anoraga (2009:81) mengatakan “kepuasan kerja merupakan

penilaian dari pekerja itu sendiri yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara

keseluruhan memuaskan kebutuhannya”. Dalam hal ini uang bukan segalanya,

tapi kepuasan ditentukan oleh totalitas hasil pekerjaan itu sendiri dan berhasil

tidaknya ia menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik. Menurut Handoko dalam

Anoraga (2009:82), kepuasan kerja pada dasarnya adalah security feeling (rasa

aman) yang terdiri dari beberapa segi, diantaranya segi sosial ekonomi (gaji dan

jaminan sosial), seperti kesempatan untuk maju, kesempatan mendapatkan

penghargaan, berhubungan dengan masalah pengawasan, berhubungan dengan

pergaulan antara karyawan dengan karyawan, dan antara karyawan dengan atasan.

Handoko menyimpulkan bahwa kepuasan kerja itu ditentukan oleh dua faktor

yaitu ekonomis dan non ekonomis. Faktor ekonomis berhubungan dengan gaji,

dan jaminan sosial lainnya sedangkan non ekonomis berhubungan dengan rasa

puas secara psikologis.

Anoraga (2009: 83-84) juga mengutip pendapat Anthony yang mengatakan

beberapa faktor yang internal yang mempengaruhi kepuasan kerja ada 3 hal, yaitu:

(21)

6

lebih tinggi, dan kita harus mempunyai sikap positif dalam menghadapi kesulitan.

As’ad dalam Yuniwati (2008:34) menambahkan ada empat kelompok besar

faktor-faktor kepuasan kerja seorang individu, yaitu: faktor psikologis meliputi

minat, ketentraman, sikap terhadap pekerjaannya, bakat dan ketrampilan; faktor

fisik menyangkut kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan

meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, waktu istirahat, perlengkapan

kerja, keadaan ruangan, penerangan, udara, kesehatan karyawan, umur, dan

sebagainya; faktor sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi

sosial baik antara sesama karyawan maupun antara karyawan dengan atasannya;

dan faktor finansial, yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan serta

macam macam tunjangan. Dari beberapa pendapat di atas tidak jauh beda halnya

dengan kepuasan kerja seorang guru. Kepuasan kerja bagi seorang guru yang

mengemban tugas rutin yang sangat berat mempunyai arti penting. Menurut

Handoko dalam Azhar (2001:23) menjadi kewajiban setiap pemimpin sekolah

untuk menciptakan kepuasan kerja bagi para gurunya, karena kepuasan kerja

merupakan faktor yang diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi semangat

kerja guru itu sendiri.

Bila pendapat As’ad diaplikasikan terhadap kepuasan kerja guru maka

secara psikologis, guru akan merasa puas bila kepala sekolah menempatkan

seorang guru sesuai dengan keahlian yang dimiliki maka dia akan puas karena

bakatnya tersalur lewat pekerjaannya; secara fisik, guru akan merasa puas bila

waktu bekerjanya sesuai dengan porsi yang ideal dan jangan berlebihan dan

kemudian guru harus diperlengkapi dengan alat alat yang dibutuhkan dalam

(22)

7

secara sosial, guru akan merasakan puas bila kepala sekolah mampu sebagai

mediator yang baik, atau menjadi fasilitator yang baik yang dapat

mengkondusifkan iklim hubungan antara sesama guru; dan secara finansial,

disamping gaji bilamana ada pemasukan sekolah maka hendaknya dapat

dibagikan kepada guru dengan azas keadilan berupa insentif sesuai dengan porsi

tugas masing-masing guru.

Maka perhatian akan kepuasan kerja guru adalah sesuatu yang sangat

sangat penting untuk disikapi oleh semua pihak khususnya menejemen sekolah

maupun pihak dinas pendidikan yang secara langsung mengayomi sekolah.

Kepuasan kerja seorang guru dalam bekerja akan mengarah kepada kesungguhan

dan dedikasi yang semakin meningkat yang pada gilirannya akan secara

bersama-sama dengan tim internal sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Sekolah yang

efektif dan berkualitas akan banyak ditentukan oleh kepuasan kerja gurunya.

Namun setelah melihat kenyataan di lapangan melalui observasi sementara

secara langsung, ternyata banyak guru yang tidak merasa puas dalam bekerja dan

bahkan merasa tertekan dan bosan menjadi guru. Hasil wawancara secara non

formal dengan beberapa orang guru di SDN 104243 Lubuk Pakam 40 orang dari

10 sekolah dasar negeri di Lubuk Pakam pada Juli 2012 menyebutkan bahwa

mereka merasa kurang puas dalam bekerja diakibatkan oleh suasana kerja yang

tidak kondusif, komunikasi antara guru yang kurang harmonis, hubungan

interpersonal yang kurang saling mendukung. Ada guru yang sudah mengajar

lebih dari 20 tahun, tetapi tetap saja merasa kurang puas dan bahkan tidak pernah

mendapatkan promosi jabatan, ada juga yang tidak pernah mendapat kesempatan

(23)

8

bekerja karena tidak adanya keadilan dalam memperoleh insentif. Sederetan

masalah-masalah dalam sekolah secara internal dan eksternal yang menyebabkan

mereka kurang puas bahkan tidak puas dalam melakukan pekerjaannya. Kepala

sekolah sebagai manejer di sekolah harus dapat melihat dan membaca situasi ini

menjadi suatu masalah yang serius, karena jika tidak, hal ini akan menjadi

ancaman bagi dunia pendidikan khususnya sekolah dasar di masa yang akan

datang.

Perbedaan kondisi ideal tentang kepuasan guru dan kenyataan di lapangan

yang sudah diuraikan di atas adalah latar belakang untuk mengadakan penelitian

tentang kepuasan kerja guru beserta masalah faktor faktor lain yang terhubung

seperti pengembangan diri, iklim kerja dan pemberian insentif.

B. Identifikasi Masalah

Dalam latar belakang masalah telah di paparkan betapa pentingnya

kepuasan kerja guru dalam menunaikan tugasnya. Maka berikutnya dikaji lebih

terperinci tentang faktor-faktor atau variabel apa saja yang berhubungan dengan

masalah kepuasan kerja dan variabel mana yang berhubungan lebih dominan.

Guru adalah pelaku utama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan,

maka ada banyak variabel yang berhubungan dengan pikirannya, perasaannya dan

keinginannya yang sekaligus mempengaruhi sikapnya dalam pekerjaan

mendidiknya. Sikap positif seperti rajin, ulet, giat, semangat, harus tetap terjaga,

dan sikap-sikap negatif seperti malas, mangkir, tidak bergairah, putus harapan

(24)

9

diidentifikasi beberapa masalah yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru,

antara lain:

1. Tinggi rendahnya pendidikan seorang guru dapat menurunkan atau

menaikkan kepuasan kerja seorang guru.

2. Beban beban tugas yang begitu banyak dapat membuat berkurangnya

kepuasan kerja guru.

3. Pendapatan tetap guru dapat mengakibatkan tidak adanya kepuasan kerja

guru.

4. Minat berprestasi guru menyebabkan kepuasan kerja guru rendah.

5. Komitmen terhadap tugas berhubungan dengan tercapainya kepuasan kerja

guru.

6. Masalah-masalah dalam kelas seperti keamanan, kebersihan, ketertiban, dan

kurangnya kekeluargaan dapat mengakibatkan kurangnya kepuasan kerja

guru.

7. Manejemen kepala sekolah yang kurang profesional dapat menurunkan

kepuasan kerja guru dan sebaliknya?

8. Iklim kerjasama berhubungan dengan kepuasan kerja guru.

9. Pemberian insentif khususnya non finansial pada guru guru SD negeri akan

berhubungan dengan kepuasan kerja guru.

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh

(25)

10

dibatasi pada beberapa faktor saja, yaitu: 1) Pengembangan diri, 2) Iklim kerja

guru, 3) Pemberian insentif, khususnya non finansial.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan pengembangan diri dengan kepuasan kerja

guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam?

2. Apakah terdapat hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja guru di SD

Negeri Kecamatan Lubuk Pakam?

3. Apakah terdapat hubungan pemberian insentif khususnya non finansial

dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri Kecaman Lubuk Pakam?

4. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sam antara pengembangan diri,

Iklim kerja dan pemberian insentif non finansial dengan kepuasan kerja

guru di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dirumuskan di atas maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan pengembangan diri dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri

Kecamatan Lubuk Pakam.

2. Hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri

(26)

11

3. Hubungan pemberian insentif dengan kepuasan kerja guru di SD Negeri

Kecamatan Lubuk Pakam.

4. Hubungan pengembangan diri, iklim kerja, pemberian insentif secara

bersama-sama dengan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Lubuk

Pakam.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik untuk:

1. Secara teoretis

a. Dalam kajian penelitian dapat bermanfaat dibidang keilmuan untuk

pengembangan teori yang berkaitan dengan perilaku organisasi,

khususnya teori pengembangan diri, iklim kerja, pemberian insentif non

finansial, dan kepuasan kerja tentang ada tidaknya korelasi diantara

ketiga variabel tersebut.

b. Dalam kajian penelitian ini diharapkan dapat menemukan faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Selanjutnya kajian ini

diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan (urun rembug) kepada

dunia pendidikan dalam kerangka meningkatkan mutu dan

profesionalitas guru.

c. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

ilmu pengetahuan tentang hubungan pengembangan diri, iklim kerja,

pemberian insentif non finansial, dan kepuasan kerja.

d. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama

(27)

12

2. Secara praktis

a. Bagi para guru dalam pengembangan diri, hal ini penting karena dengan

mengetahui sebab-sebab dan cara-cara meningkatkan kepuasan kerja

guru dapat meningkatkan kualitas kompetensi guru sehingga akan

meningkat output pendidikan yang diselenggarakan di SD Negeri

Kecamatan Lubuk Pakam.

b. Bagi kepala sekolah sebagai otoritas pengambilan keputusan, hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

memimpin suatu organisasi kepala sekolah dapat mempertimbangkan

pengembangan diri, iklim kerja dan pemberian insentif non finansial

perlu ditingkatkan agar kepuasan kerja guru dalam melaksanakan tugas

lebih baik lagi.

c. Bagi dinas pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan

dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan hal-hal yang

menyangkut kepuasan kerja guru.

d. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk selanjutnya dan dapat dikembangkan dengan variabel-variabel yang

(28)

98

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka

simpulan penelitian adalah:

1. Terdapat hubungan positif dan berarti antara pengembangan diri dengan

kepuasan kerja guru dengan angka korelasi sebesar 0,214 dan sumbangan

efektif sebesar 3,821%

2. Terdapat hubungan positif dan berarti antara iklim kerja dengan kepuasan

kerja guru dengan angka korelasi sebesar 0,223 dan sumbangan efektif

sebesar 4,246%

3. Terdapat hubungan positif dan berarti antara pemberian insentif non financial

dengan kepuasan kerja guru dengan angka korelasi sebesar 0,164 dan

sumbangan efektif sebesar 1,934%

4. Terdapat Hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara

variabel pengembangan diri, iklim kerja, pemberian insentif non finansial

dengan kepuasan kerja kuru dengan angka korelasi sebesar 0,316.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan diri, iklim kerja,

pemberian insentif non financial mempunyai hubungan positif dan berarti baik

sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan kepuasan kerja guru. Hubungan

(29)

99

Pertama, hasil uji kecenderungan data terlihat bahwa pengembangan diri

berada pada posisi cukup yaitu sebesar 69,780%. Hal ini memberikan penjelasan

dan penegasan bahwa pengembangan diri adalah salah satu elemen penting yang

harus dimiliki dan dikelola oleh guru untuk meningkatkan kepuasan kerja guru,

karena melalui pengembangan diri maka guru akan dapat lebih meningkatkan

kepuasan kerjanya. Dengan demikian konsekuensinya apabila pengembangan diri

masih kurang maka tentu akan berakibat pada kepuasan kerja guru. Upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan pengembangan diri dapat dilakukan dengan

mengembangkan pengetahuan dan wawasan, peningkatan kecakapan, bakat dan

minat serta sikap dalam bekerja, pengembangan nilai dan sifat-sifat pribadi dalam

bekerja.

Kedua, hasil uji kecenderungan data terlihat bahwa iklim kerja berada pada

posisi cukup yaitu sebesar 37,363%. Hal ini menjadi penting untuk dijadikan

referensi oleh kepala sekolah di SD Negeri Kecamatan Lubuk Pakam untuk lebih

meningkatkan iklim kerja di sekolah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan iklim kerja diantaranya menumbuh kembangkan sikap saling

terbuka, lebih membina keakraban baik diantara kalangan guru, pegawai maupun

kepala sekolah, lebih menumbuhkan rasa saling percaya, saling pengertian, dan

menghargai pendapat orang lain.

Ketiga, hasil uji kecenderungan data terlihat bahwa pemberian insentif non

finansial berada pada posisi cukup yaitu sebesar 42,857 %. Hal ini perlu mendapat

perhatian bagi kepala sekolah maupun Dinas Pendidikan untuk lebih

memperhatian masalah pemberian insentif. Upaya-upaya yang dapat dilakukan

(30)

100

pemberian penghargaan bagi guru-guru yang berprestasi, pemberian barang,

kepercayaan, pujian, promosi jabatan, dan pemberian kesempatan belajar bagi

guru-guru yang ingin lebih meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Keempat, adanya hubungan positif dan berarti pengembangan diri, iklim

kerja, pemberian insentif non financial mempunyai hubungan positif dan berarti

secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan diri, iklim kerja, dan pemberian insentif non financial merupakan

hal yang urgen di dalam meningkatkan kepuasan kerja guru, seperti halny dalam

penelitian ini, semakin rendah pengembangan diri, iklim kerja, dan pemberian

insentif non financial maka kepuasan kerja guru juga akan semakin rendah,

demikan sebaliknya, jika semakin tinggi pengembangan diri, iklim kerja, dan

pemberian insentif non financial maka kepuasan kerja guru juga akan semakin

meningkat atau tinggi. Untuk itu, hendaknya guru lebih meningkatkan kepuasan

kerja melalui berbagai kegiatan seperti mencari variasi kerja, memperoleh

otonomi kerja, keberhasilan pekerjaan, kecocokan kerja, membina hubungan

sosial ditempat kerja, dan meningkatkan disiplin kerja disamping meningkatkan

pengembangan diri, iklim kerja, dan pemberian insentif non financial oleh kepala

sekolah maupun dinas pendidikan.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas dikemukakan

beberapa saran bagi berbagai pihak yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan peningkatan kepuasan kerja guru. Saran yang dimaksudkan

(31)

101

1. Kepala sekolah hendaknya:

a. Mengajak guru untuk bersama-sama meningkatkan pengembangan diri,

dan iklim kerja.

b. Memberikan insentif non financial bagi guru yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan kepuasan kerja gruu dengan memberikan penghargaan

bagi guru-guru yang berprestasi, pemberian barang, kepercayaan, pujian,

promosi jabatan, dan pemberian kesempatan belajar bagi guru-guru yang

ingin lebih meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

2. Guru hendaknya:

a. Mengikuti ajakan kepala sekolah untuk meningkatkan pengembangan

diri, dan iklim kerja.

b. Meningkatkan pengembangan diri dengan cara mengembangkan

pengetahuan dan wawasan, peningkatan kecakapan, bakat dan minat

serta sikap dalam bekerja, pengembangan nilai dan sifat-sifat pribadi

dalam bekerja.

c. Meningkatkan iklim kerja dengan cara menumbuh kembangkan sikap

saling terbuka, lebih membina keakraban baik diantara kalangan guru,

pegawai maupun kepala sekolah, lebih menumbuhkan rasa saling

percaya, saling pengertian, dan menghargai pendapat orang lain.

3. Dinas pendidikan

a. Memberikan arahan, dorongan maupun pelatihan kepada kepala sekolah

maupun guru dalam meningkatkan pengembangan diri dan iklim kerja

(32)

102

b. Memberikan insentif non financial bagi guru yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan kepuasan kerja gruu dengan memberikan penghargaan

bagi guru-guru yang berprestasi, pemberian barang, kepercayaan, pujian,

promosi jabatan, dan pemberian kesempatan belajar bagi guru-guru yang

ingin lebih meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

c. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kepuasan

kerja guru dengan memperluas variabel lain yang diduga dapat

Gambar

Gambar 1.1. Teknik-Teknik Latihan dan Pengembangan ......................  Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Agunan merupakan faktor yang penting untuk mendapatkan kayakinan bagi bank atas dana yang disalurkan dalam bentuk kredit dengan tujuan apabila terjadi kemacetan

Kurang lebih sama dengan tahun 2012, APP tercepat dari seluruh sub- sektor di tahun 2013 yaitu selama 9 hari masih dari sub-sektor logam & mineral lain, yaitu PT SMR Utama

Peubah harga jual buah tinggi merupakan faktor yang berpengaruh sangat nyata pada taraf uji kurang dari 1% terhadap adopsi benih terong hibrida dengan nilai Odds ratio

RIVAL RAHMAN. Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian Berbasis Komoditas Unggulan di Wilayah Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Dibimbing oleh DWI PUTRO TEJO BASKORO dan

Abstrak: Siswa SMK wajib untuk mengikuti kegiatan praktik kerja industri. Praktik kerja industri merupakan kegiatan yang dimaksudkan agar siswa menerapkan antara

Hasil penelitian pengaruh suku bunga SBI dan suku bunga kredit terhadap penyaluran kredit berbagai jenis kredit UMKM yaitu (1) suku bunga SBI berpengaruh negatif dan

Kelezatan rasa ini tak bisa lepas dari bahan alami yang digunakan dalam pembuatan Kipo, diantaranya adalah perpaduan antara kelapa parut dengan gula merah,

Akan tetapi idealnya sebuah organisasi maupun perusahaan radio adalah menyampaikan informasi yang tepat sesuai dengan sasaran berdasarkan audiensnya dan tidak