• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARANKONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMIPENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIANELEKTRONIKA SMK SWASTA MELATI PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARANKONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMIPENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIANELEKTRONIKA SMK SWASTA MELATI PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ELEKTRONIKA SMK MELATI PERBAUNGAN

T.A. 2012/2013.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

WILSON ELDORADO SILITONGA 508131049

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ELEKTRONIKA SMK MELATI PERBAUNGAN

T.A. 2012/2013.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

WILSON ELDORADO SILITONGA 508131049

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, kepada yang

terhormat:

1. Orang tua saya tercinta dan adik saya tercinta (St. Tonny Silitonga dan Ronida

Tambunan, S.Pd dan Jeremia Malvin Silitonga ), yang selalu memberikan

kepercayaan dan dukungan moril maupun materil serta doa-doanya.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.

3. Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Pembantu Dekan III FT UNIMED.

4. Drs. H. Manullang, ST, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro UNIMED.

5. Drs. Baharuddin, ST., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro UNIMED

6. Dr. Arif Rahman, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi, penulis yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak masukan kepada penulis

untuk kesempurnaan proposal skripsi yang disusun oleh penulis.

7. Drs. Jongga Manullang, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan

Pendidikan Teknik Elekro UNIMED.

8. Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd. selaku Dosen Penguji Skripsi Jurusan

(6)
(7)

iv

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.Kerangka Teoretis ... 17

1. Hakikat Belajar MPKE ... 17

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 24

B. Kerangka Berpikir……….. ... 46

C. Hipotesis penelitian……… 51

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 52

(8)

v

C. Rancangan Peneli tian……….. 52

D. Jadwal Penelitian ……… 55

E. Variabel Penelitian……….. 56

F. Defenisi Operasional……….. 56

G. Skenario Perlakuan………. 57

H. Instrumen Penelitian……… 60

I. Uji Coba Instrumen Penelitian……… 62

J. Teknik Analisis Data……….. 73

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskrispi Data ………. 80

B. Pengujian Kecenderungan Data Hasil Penelitian ……… 90

C. Pengujian Persyaratan Analisis ………... 94

D. Pengujian Hipotesis……….. 97

E. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 100

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 106

B. Implikasi ………. 107

C. Saran ……… 107

DAFTAR PUSTAKA

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Bentuk Kurikulum Elektronika ... ... 23

Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional………...….. 42

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian dengan Desain Faktorial 2x2... 54

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 56

Tabel 3.3 Skenario PerlakuanPenelitian... 58

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE... 62

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Angket Motivasi Belajar... 63

Tabel 3.5 Uji Barlet... 80

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar yang Diajar dengan Strategi Kontekstual... 83

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar yang Diajar dengan Starategi Konvensional... 85

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar yang Diajar dengan Strategi Kontekstual ... 86

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar yang Diajar dengan Strategi Konvensional... 87

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual... 89

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajarn Kontekstual... 90

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional... 91

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional... 93

(10)

vii

Tabel 4.10 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran

Konvensional... 95

Tabel 4.11 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu Strategi Inkuiri dengan Motivasi... 96

Tabel 4.12 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi... 97

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Kelompok Penelitian... 97

Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians ... 99

Tabel 4.15 Tabel Statistika Anava Dua Jalur 2x2 ... 100

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian... 55

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Kontekstual ………. 84

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar yang Diajar dengan Strategi Konvensional ……… 85

Gambar 4.3 Histogram Motivasi yang Diajar dengan Strategi Kontekstual ……….. 86

Gambar 4.4 Histogram Motivasi Belajar yang Diajar dengan Strategi

Konvensional………... 88

Gambar 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual……… 89

Gambar 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi

Belajar Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual……. 90

Gambar 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional …... 92

Gambar 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memilik Motivasi Belajar

Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional ………….. 93

Gambar 4.9 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa

yang Diajar dengan Pembelajaran Kontekstual Melalui Strategi Inkuiri …... 94

Gambar4.10 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa

yang Diajar dengan Pembelajaran Konvensional ……….. 95

Gambar4.11 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa yang

Diajar dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu Strategi Inkuiri ……… 96

Gambar4.12 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa yang

Diajar dengan Pembelajaran Konvensional ………... 97

Gambar4.13 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Kelompok Penelitian ……. 98

Gambar4.14 Rangkaian Hasil Perhitungan Homogenitas Varians ………. 99

Gambar4.15 Tabel Statisitk Anava Dua Jalur 2x2 ……….. 100

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar ... 109

2. Perhitungan Validitas Motivasi Belajar ... 110

3. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 112

4. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 115

5. Perhitungan Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 116

6. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 118

7. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar MPKE……… 119

8. Perhitungan Indeks Diskriminasi Tes Hasil Belajar MPKE………. 120

9. Perhitungan Indeks Distraktor ... 122

10.Perhitungan Tingkat Kecenderungan Masing-masing Variabel Penelitian ... 123

11.Data Hasil Penelitian Masing–Masing Variabel ... 129

12.Perhitungan Distribusi Frekuensi Penelitian ... 130

13.Perhitungan Rata–rata (M), Standar Deviasi (Sd) ,Varians (Sd)2 Data Hasil belajar MPKE ... 131

14.Perhitungan Rata–rata (M), Standar Deviasi (Sd) ,Varians (Sd)2 Data Motivasi belajar MPKE ... 132

15.Pengujian Normalitas... 133

16.Uji Homogenitas ... 138

17.Uji Hipotesis Penelitian ... 140

18.Silabus ... 146

19.Rancangan Perencanaan Pembelajaran Kontekstual ... 150

20.Rancangan Perencanaan Pembelajaran Konvensional ... 159

(13)

x

22.Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE (Pos tes) ... 170

23.Angket Motivasi Belajar ... 176

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai

bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia

dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya

pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan

sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan

sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak

didik dapat berkembang dan terarah kepada tujuan tertentu. Pendidikan juga

merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

dilakukan secara sadar dan tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap serta nilai–nilai sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin

dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan

masyarakat. Jadi, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan

(15)

2

bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan

kegiatan belajar dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar

siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.

Sedangkan dilihat dari penyebab prestasi belajar dari faktor eksternal yaitu

strategi pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru bidang studi pada saat mengajar adalah metode ceramah, dengan sedikit

melakukan demostrasi dan dilanjutkan dengan guru yang melemparkan pertanyaan

kepada siswa atau siswa memberikan pertanyaan kepada guru atas kesempatan yang

diberikan oleh guru. Dari hasil pengamatan inilah maka penulis mengklasifikasikan

strategi pembelajaran yang digunakan di SMK Melati Perbaungan adalah strategi

pembelajaran konvensional.

Menurut Sanjaya (2009:179), Strategi pembelajaran Konvensional adalah

pembelajaran yang menyampaikan materi secara verbal dari seorang guru kepada

sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran

secara optimal. Strategi pembelajaran Konvensional memiliki sistem yang baik

karena tersusun rapi, terjadwal dimulai dengan penyampaian materi melalui ceramah.

Namun strategi pembelajaran ini memiliki kelemahan mendasar yaitu rendahnya

tingkat keaktifan siswa.

Satu dari bebrapa strategi pembelajaran yang dipandang penulis dapat

meningkatkan gairah belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam

mengikuti materi pembelajaran dari guru adalah siswa dan juga dapat mengatasi

(16)

3

pembelajaran lainnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

MPKE adalah Strategi Pembelajaran Inkuiri.

Nurhadi (2002:12) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran inquiry

adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir

secara kritis analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran Inquiry menekankan pada proses

mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran

siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,

sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang sangat

penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan itu,

hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah prestasi belajar. Masalah

umum yang sering dihadapi oleh peserta didik adalah cara belajar yang kurang

efektif, minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar, tingkat disiplin diri dan

motivasi belajar yang rendah, media belajar atau bahan ajar yang masih kurang

disediakan pihak sekolah dan sebagainya.

Prinsip belajar yang paling mendasar adalah keterlibatan siswa dalam

kegiatan belajar, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam rangka hasil belajar yang

maksimal, jelas bahwa pencapaian hasil belajar akan lebih maksimal jika siswa

dapat melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran, merespon dalam

bentuk pertanyaan ataupun penyampaian gagasan yang memang muncul dari dalam

diri siswa sebagai bentuk respon yang berhubungan aktif dalam menerjemahkan

(17)

4

belajar seperti inilah siswa diharapkan dapat lebih memahami dalam menguasai

materi pelajaran.

Salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal yang diharapkan mampu

melaksanakan tujuan pendidikan adalah SMK yang menghasilkan siswa terampil,

cakap, serta siap bekerja dalam dunia usaha. Melalui SMK diharapkan dapat

dihasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas serta menguasai bidang yang

digelutinya, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dari dunia usaha dan industri

dapat terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa SMK dituntut untuk lebih

memahami dan menguasai setiap pelajaran yang diterimanya di sekolah, karena

setiap pelajaran saling mempengaruhi dan saling mendukung pada peningkatan

pengetahuan, keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya. Salah satu

pendidikan formal tersebut adalah SMK Melati, yang memiliki bidang keahlian

teknik elektronika, dimana para lulusannya diharapkan mampu bersaing di dunia

usaha khususnya di bidang teknik elektronika. Salah satu standar kompetensi

produktif yang mendukung tercapainya mutu lulusan yang terampil dan kreatif

adalah MPKE, dimana materi yang diajarkan berkaitan dengan alat-alat ukur

elektronika mulai dari jenis-jenis, fungsi, cara menggunakan serta merawat dan

memperbaiki alat ukur.

Salah satu faktor yang menentukan terjadinya proses pembelajaran adalah

guru dan strategi mengajar yang digunakan guru. Strategi pembelajaran merupakan

salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus

mampu mengembangkan potensi–potensi serta perhatian dan motivasi siswa secara

(18)

5

menerapkannya didalam proses pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran

yang diterapkan guru di kelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa.

Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan

yang pelik, namun demikian semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan

tugas Negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha

memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatan

kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Peningkatan ini sama halnya dengan

peningkatan sumber daya manusia.

Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting

untuk dikembangkan, sehingga pembangunan SDM dibidang pedidikan merupakan

modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era

globalisasi, pemerintah berusaha mengantipasi melalui peningkatan kualitas sumber

daya manusia, dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai

dengan Undang- Undang Republik Indonesia NO.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya

(19)

6

kebijaksanaan seperti mengadakan perbaikan kurikulum, perubahan KBK yang

penyusunan kurikulumnya dilakukan oleh pemerintah menjadi KTSP yang

merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurukilum yang

operasionalnya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan

pendidikan/sekolah, menambah sarana dan prasarana pendidikan, memperbaiki

sistem pengajaran dan mengadakan pelatihan–pelatihan bagi guru–guru diberbagai

daerah yang bertujuan untuk meningkatkan skill dan pengetahuan mengajar guru.

Namun, indikator ke arah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang

signifikan. Hal yang memprihatinkan dapat dilihat adalah hasil belajar siswa yang

belum mencapai harapan.

Slameto (2010 : 54) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa yaitu : (1)

faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) seperti : faktor keluarga,

lingkungan, dan sekolah, (2) faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri

siswa), seperti : minat, bakat, dan motivasi. Salah satu peran guru adalah

merencanakan dan menetapkan strategi belajar mengajar yang akan digunakan pada

saat akan mengajar disekolah, sehingga siswa lebih berminat dalam motivasi dalam

belajar. Dalam hal ini dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri guna

mencapai tujuan yang diharapkan. Namun terkadang guru menerangkan materi

pelajaran dengan memberikan penjelasan atau ceramah yang isertai sedikit

demonstrasi, dalam arti sumber dari proses pembelajaran dilakukan hanya dari satu

arah yang mana guru yang memberi penjelasan tentang materi pelajaran, akibatnya

tidak semua siswa dapat mengerti dengan jelas apa yang diterangkan oleh guru,

(20)

7

mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari hasil observasi di SMK Melati Perbaungan,

didapat bahwa nilai KKM di SMK Melati Perbaungan adalah 7,00. Untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah tentang penyebab rendahnya hasil

belajar siswa, maka penulis melakukan observasi ke SMK Melati Perbaungan

program keahlian teknik elektronika khususnya pada mata diklat MPKE pada bulan

November Observasi di SMK Swasta Melati Perbaungan menunjukkan hasil belajar

MPKE siswa masih berada di bawah standar rata–rata yang ditetapkan oleh

Depdiknas untuk mata diklat produktif yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh

siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai siswa tingkat I untuk standar

kompetensi MPKE pada Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 65,57. Dari wawancara

dengan guru mata diklat MPKE, sebagian siswa hasil belajar kurang memenuhi

standart rata-rata sehingga untuk mencapai standart tersebut siswa akan mengikuti

ujian remedial. Ujian remedial dilakukan untuk siswa yang hasil belajarnya di bawah

standart kompetensi (7,00). Pelaksanaan ujian remedial tidak begitu jauh dari

pelaksanan ujian kompetensi.

Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diterangkan oleh

guru kemungkinan disebabkan oleh salah satu faktor eksternal dan internal yang

telah disebutkan diatas. Salah satu kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar

siswa yang disebabkan faktor internal adalah motivasi belajar siswa. Motivasi

memiliki peranan penting dalam pemberian semangat, gairah dan rasa senang dalam

belajar. Motivasi siswa kurang pada saat guru memberikan mata pelajaran teori,

(21)

8

Dari hasil belajar siswa, masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai

KKM yaitu sebanyak 65% dan 35% yang sudah memenuhi nilai KKM untuk

MPKE. Akan tetapi siswa yang belum mendapat nilai KKM guru memberikan ujian

remedial kepada siswa yang bersangkutan. Ujian Remedial ini diberikan untuk

memperbaiki nilai siswa yang tidak mencapai nilai 7,00. Ujian remedial dengan

ujian tes kompetensi tidak begitu jauh waktu pelaksanaannya. Dari wawancara

dengan guru bidang studi didapatkan bahwasanya pembelajaran yang dilakukan

adalah pembelajaran Inquiry. Faktor–faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai

siswa tersebut adalah pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, untuk

mengatasi kesulitan–kesulitan dalam pembelajaran elektronika maka upaya yang

perlu dilakukan adalah memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan

menerapkan strategi pembelajaran inquiry. Alasan ini didasarkan pada latar belakang

masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yakni proses pembelajaran yang

menekankan ingatan dan pemahaman materi pelajaran sehingga kegiatan berfikir

tidak dioptimalkan, akibatnya pengetahuan yang terbentuk tidak bertahan lama yang

berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Kurangnya minat belajar siswa, siswa

tidak konsentrasi dalam belajar karena siswa hanya sebagai pendengar saja, siswa

sering terlambat ke sekolah, siswa sering ribut pada waktu jam pelajaran

berlangsung, siswa malas belajar. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian di

SMK Melati Perbaungan.

SMK sebagai institusi pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat

penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas SDM yang memiliki

(22)

9

berusaha dan semakin ditantang untuk meningkatkan hasil lulusan yang benar-benar

mempunyai skill atau kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Untuk

mencapai hal tersebut maka dibutuhkan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk

siswa SMK yang sesuai dengan kurikulum dan mengaitkan materi yang diajarkan

guru dengan penerapan yang tepat dalam kehidupan masyarakat umumnya dan

masyarakat sekitar siswa khususnya.

Salah satu komponen yang menentukan untuk terjadinya proses pembelajaran

adalah guru dan strategi mengajar yang digunakan. Strategi pembelajaran merupakan

salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hamalik

(2008:73) mendefinisikan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dari kedua pengertian ini

dapat terlihat bahwa seorang guru harus mampu melakukan suatu proses dalam

rangka menjadikan orang (peserta didik) belajar dengan mengkombinasikan

unsure-unsur pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus mampu

mengembangkan potensi-potensi serta perhatian dan motivasi siswa secara optimal.

Oleh karena itu, guru perlu sekali menguasai strategi pembelajaran dan

menerapkannya di dalam proses pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran

yang diterapkan guru di kelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru tidak cukup hanya

memahami materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa, tetapi guru juga harus

mampu memilih atau mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar

(23)

10

kemampuan menyampaikan bahan pelajaran merupakan syarat penting bagi guru

untuk mendorong dan memudahkan siswa belajar. Untuk menciptakan suasana agar

siswa lebih aktif belajar diperlukan kemampuan guru dalam mengambil keputusan

yang tepat dengan situasi belajar yang diciptakan.

Satu dari beberapa strategi pembelajaran yang dipandang penulis dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat mengatasi kesulitan belajar

khususnya materi pelajaran teori, tanpa melupakan strategi pembelajaran lainnya

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPKE adalah strategi

pembelajaran kontekstual. Strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu

strategi pembelajaran yang sesuai untuk KTSP, karena strategi pembelajaran

kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan antara materi

pembelajaran dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari–

hari .

Dalam pembelajaran kenyataannya sebagian siswa tidak mampu

menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya

dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang diperoleh

hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan praktis

kehidupan baik dilingkungan kerja maupun di masyarakat. Pembelajaran yang

selama ini diterima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari sekian pokok bahasan,

tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang mendalam yang bisa

(24)

11

meliputi beberapa sub kompetensi dasar salah satunya adalah memahami peralatan

ukur komponen elektronika.

Dalam kehidupan sehari–hari siswa selalu berhadapan dengan komponen

elektronika tersebut, misalnya pada peralatan/barang elektronika seperti, TV, Radio,

Tape dan lain-lain dimana bahan penyusun barang elektronika tidak lain merupakan

komponen elektronika tersebut. Kenyataannya sebagian siswa tidak mengetahui

komponen dasar elektronika itu digunakan untuk apa pada hal dalam pembelajaran

siswa mempelajari tentang komponen dasar elektronika. Dengan demikian strategi

pembelajaran kontekstual sangat sesuai digunakan dalam mengajarkan standar

MPKE khususnya pada kompetensi dasar mengenal komponen elektronika. Dan

sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini digunakan strategi pembelajaran

konvensional, dimana kegiatan siswa lebih cenderung duduk, mencatat, menghafal.

Strategi pembelajaran kontekstual menempatkan siswa pada keterlibatannya

di dalam proses pembelajaran dan membiasakan siswa untuk lebih aktif serta dapat

menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Materi pelajaran juga akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi

pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti

dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Atas dasar prinsip pembelajaran kontekstual tersebut, maka kondisi yang diperoleh

dalam sistem pembelajaran yang umum digunakan saat ini hanyalah mengupayakan

siswa untuk menghapal materi pelajaran dan rumus–rumus yang diterima dari guru

(25)

12

untuk mengikuti proses pembelajaran karena merasa terus dipaksa untuk mencatat

dan menghafal semua materi pelajaran yang diterima.

Nurhadi, dkk, (2002:10) mengemukakan inkuri merupakan bagian inti dari

kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta–fakta tetapi hasil

menemukan sendiri. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk

menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif”, diartikan sebagai

daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan

aktivitas–aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif

menjadi aktif pada saat–saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

sangat dirasakan/mendesak.

Menurut Mc. Donald, yang dikutip oleh Sutikno (2007) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting : (1) Bahwa motivasi

itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system

(26)

13

perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),

penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, (2) Motivasi ditandai

dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan

dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku

manusia, (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam

hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong

oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

kebutuhan.

Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting

bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan si siswa itu

melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru sangat

penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan

memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula.

Sebagai contoh kalau motif yang timbul untuk suatu perbuatan belajar itu, karena

rasa takut akan hukuman, maka factor–factor yang kurang enak itu dilibatkan ke

dalam situasi belajar akan menyebabkan kegiatan belajar tersebut menjadi kurang

efektif dan hasilnya kurang permanen/tahan lama, kalau dibandingkan perbuatan

belajar yang didukung oleh suatu motif yang menyenangkan.

Dengan menerapkan model pembelajaran inquiry diarahkan untuk

mengajarkan siswa suatu proses dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu

(27)

14

siswa untuk mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual

yang diperlukan serta mengajukan pertanyaan dan menemukan jawaban berdasarkan

rasa ingin tahunya. Pentingnya mengembangkan disiplin intelektual dan kemampuan

berpikir siswa terhadap materi MPKE.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang diidentifikasi di

SMK swasta melati sebagai berikut :

1. Strategi pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda

terhadap hasil belajar MPKE.

2. Strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi inquiry dapat meningkatkan

hasil belajar MPKE.

3. Strategi pembelajaran konvensional dapat meningkatkan hasil belajar MPKE.

4. Motivasi belajar yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil

belajar siswa.

5. Perbedaan hasil belajar siswa antara strategi pembelajaran yang berbeda dengan

motivasi belajar yang berbeda.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya srategi pembelajaran yang dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa, dan standart kompetensi MPKE yang terdiri dari beberapa

kompetensi dasar, serta agar penelitian ini terlaksana maksimal, terarah, efektif,

(28)

15

strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi inquiry dengan strategi

pembelajaran konvensional dan tingkat motivasi belajar terhadap hasil belajar MPKE

yang maksimal dan minimum pada kompetensi dasar memahami peralatan ukur

komponen elektronika pada siswa kelas x program keahlian teknik elektronika”.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan setelah dibatasi masalah-masalah

yang diidentifikasi maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang mengikuti

strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi inquiry dan strategi

pembelajaran konvensional ?

2. Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah ?

3. Apakah Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar MPKE ?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara

siswa yang mengikuti strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi

(29)

16

2. Untuk mengetahui Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.

3. Untuk mengetahui Apakah Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar MPKE.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberi manfaat antara lain:

1. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya untuk mata

diklat MPKE tentang pengaruh strategi pembelajaran kontekstual melalui

strategi inquiry.

2. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya untuk mata

diklat MPKE tentang pengaruh strategi Pembelajaran konvensional.

3. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya untuk mata

diklat MPKE tentang pengaruh motivasi belajar.

4. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya mata diklat

(30)

106

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran kontekstual dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

konvensional. Dalam hal ini strategi pembelajaran kontekstual lebih baik dari strategi

pembelajaran konvensional, dikarenakan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran kontekstual (23,000 ) lebih tinggi dari nilai rata-rata

hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional ( 21,467 ).

Dimana Fhitung = 4,309> Ftabel = 4,030.

2. Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini juga terlihat dari rata-rata

hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ( 27,900 ) lebih tinggi dari

nilai rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah ( 13,200 ).

Dimana Fhitung = 289,877 > Ftabel = 4,030.

3. Adanya interaksi antara strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran

konvensional dengan motivasi belajar yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi

belajar rendah. Strategi pembelajaran kontekstual lebih dominan ataupun

berhubungan erat terhadap motivasi belajar tinggi dan strategi pembelajaran

konvensional lebih dominan ataupun berhubungan erat terhadap motivasi belajar

rendah dan strategi pembelajaran tidak terlepas dari motivasi belajar. Dimana Fhjtung

(31)

107

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan implikasi

sebagai berikut :

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka strategi pembelajaran kontekstual perlu

diterapkan oleh guru ketika mengajar sub kompetensi MPKE khususnya kompetensi

dasar elektronika.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka setidaknya menyampaikan materi

pelajaran harus memperhatikan karakteristik siswa, apakah dia motivasi belajar tinggi

atau motivasi belajar rendah.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka strategi pembelajar sangat berhubungan

erat dengan motivasi belajar untuk menentukan hasil belajar siswa oleh karena

dibutuhkan kesesuaian strategi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka

disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengelompokkan siswa menjadi kelas-kelas dalam proses pembelajaran haruslah

memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang erat berkaitan dengan

proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum dilakukan

pengelompokan siswa, diharapkan ada pengukuran motivasi belajar siswa terlebih

dahulu. Hal ini bertujuan mempermudah guru dalam merancang proses pembelajaran

yang akan diterapkan.

2. Agar para guru menyesuaikan strategi pembelajaran dengan materi pelajaran yang

sedang berlangsung. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa strategi

(32)

108

dimana telah dilakukan eksperimen bahwa strategi pembelajaran kontekstual memberi

pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan dengan strategi

pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

3. Kepada para peneliti yang ingin mengkaji pangaruh strategi pembelajaran terhadap

hasil belajar, disarankan untuk meneliti strategi pembelajaran bagaimana yang lebih

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

_________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmad, Sudrajat. (2009). Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia :

http://akhmad Sudrajat.wordpress.com.

Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Hamalik,oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : sinar grafika

____________. (2007). Proses Belajar Mengajar. Cetakan keenam. Jakarta : Bumi Aksara

____________. (221:220). Pengertian Metode Inkuiri. [Online]. Tersedia:

http://elearningpendidikan.com/pengertian-metode-inkuiri-kelebihan-dan-kekurangan.html [29 April 2012]

Jhonson, Elaine. 2007. Contextual Teaching & Learning. Bandung : MLC.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasioal Republik Indonesia. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Miller, Jhon (1990). Holistic Learning: A Teacher’s Guide to Integral Studies. Toronto:OISE Press

Mulich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Bervasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara,

Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rodakarya.

Nurhadi. 2002. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.

_______. 2004, Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Widiasarana.

Romiszowski, A.J. (1981). Design Intructional System. London:Kogan.

(34)

Sanjaya, W. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta : Kencana Prenada.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grasindo Jakarta : Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Suryosubroto. 1997, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Sutikno, Sobary. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar

Siswa. www.bruderfic.or.id

Trowbridge, amien, dan Roestiyah. (1973,1987,1998). Model Pembelajaran

Inquiry (online) dalam ( http://gurupemula.co.cc/model-pembelajaran-inquiry/).

Uno, H. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta

Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

__________. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gransindo.

Yamin, Martinis dan Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan

Gambar

Tabel 4.12 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi........................................................................
Gambar 4.1  Histogram Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual …………………………………………………………………

Referensi

Dokumen terkait

sebenernya ada gak sih kaya tekanan- tekanan dari dalam diri liat fenomena masyarakat yang sebenernya lebih mapan atau lebih berpendidikan dari punkers tapi kok

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Jenis Kelamin, Riwayat Penyakit Keluarga, IMT, Asupan Natrium Dan Aktivitas Fisik Terhadap Status Hipertensi Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di

mekanisme pengendali kemudi terdiri atas; Motor DC sebagai penggerak kemudi; absolute rotary encoder sebagai sensor pendeteksi posisi sudut belok roda depan;

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik UMK pengolahan dan perdagangan di Kabupaten Bogor dan (2) Menganalisis kinerja UMK pengolahan dan

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 hingga Maret 2013 ini ialah enzim, dengan judul Isolasi dan Pencirian Xilanase

Namun, karakteristik gelombang cahaya merah banyak diserap oleh kolom perairan menyebabkan gradien penurunan nilai E d paling tajam jika dibandingkan.. dengan dengan gelombang

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAMELLIA DENGAN KUNCI 128 BIT PADA ENKRIPSI DAN DEKRIPSI ISI PESAN ELCTRONIC MAIL (EMAIL).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

The crime of rape is the largest in the province of North Sumatra, South Sumatra and East Nusa Tenggara and the smallest province of South Kalimantan, Jakarta,