PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA
PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
ELEKTRONIKA SMK MELATI PERBAUNGAN
T.A. 2012/2013.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
WILSON ELDORADO SILITONGA 508131049
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA
PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
ELEKTRONIKA SMK MELATI PERBAUNGAN
T.A. 2012/2013.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
WILSON ELDORADO SILITONGA 508131049
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, kepada yang
terhormat:
1. Orang tua saya tercinta dan adik saya tercinta (St. Tonny Silitonga dan Ronida
Tambunan, S.Pd dan Jeremia Malvin Silitonga ), yang selalu memberikan
kepercayaan dan dukungan moril maupun materil serta doa-doanya.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.
3. Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Pembantu Dekan III FT UNIMED.
4. Drs. H. Manullang, ST, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro UNIMED.
5. Drs. Baharuddin, ST., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro UNIMED
6. Dr. Arif Rahman, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi, penulis yang telah
membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak masukan kepada penulis
untuk kesempurnaan proposal skripsi yang disusun oleh penulis.
7. Drs. Jongga Manullang, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan
Pendidikan Teknik Elekro UNIMED.
8. Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd. selaku Dosen Penguji Skripsi Jurusan
iv
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.Kerangka Teoretis ... 17
1. Hakikat Belajar MPKE ... 17
2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 24
B. Kerangka Berpikir……….. ... 46
C. Hipotesis penelitian……… 51
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 52
v
C. Rancangan Peneli tian……….. 52
D. Jadwal Penelitian ……… 55
E. Variabel Penelitian……….. 56
F. Defenisi Operasional……….. 56
G. Skenario Perlakuan………. 57
H. Instrumen Penelitian……… 60
I. Uji Coba Instrumen Penelitian……… 62
J. Teknik Analisis Data……….. 73
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskrispi Data ………. 80
B. Pengujian Kecenderungan Data Hasil Penelitian ……… 90
C. Pengujian Persyaratan Analisis ………... 94
D. Pengujian Hipotesis……….. 97
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 100
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 106
B. Implikasi ………. 107
C. Saran ……… 107
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Bentuk Kurikulum Elektronika ... ... 23
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional………...….. 42
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian dengan Desain Faktorial 2x2... 54
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 56
Tabel 3.3 Skenario PerlakuanPenelitian... 58
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE... 62
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Angket Motivasi Belajar... 63
Tabel 3.5 Uji Barlet... 80
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar yang Diajar dengan Strategi Kontekstual... 83
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar yang Diajar dengan Starategi Konvensional... 85
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar yang Diajar dengan Strategi Kontekstual ... 86
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar yang Diajar dengan Strategi Konvensional... 87
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual... 89
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajarn Kontekstual... 90
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional... 91
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional... 93
vii
Tabel 4.10 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran
Konvensional... 95
Tabel 4.11 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu Strategi Inkuiri dengan Motivasi... 96
Tabel 4.12 Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi... 97
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Kelompok Penelitian... 97
Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians ... 99
Tabel 4.15 Tabel Statistika Anava Dua Jalur 2x2 ... 100
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian... 55
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran
Kontekstual ………. 84
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar yang Diajar dengan Strategi Konvensional ……… 85
Gambar 4.3 Histogram Motivasi yang Diajar dengan Strategi Kontekstual ……….. 86
Gambar 4.4 Histogram Motivasi Belajar yang Diajar dengan Strategi
Konvensional………... 88
Gambar 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar
Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual……… 89
Gambar 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi
Belajar Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual……. 90
Gambar 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar
Tinggi dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional …... 92
Gambar 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memilik Motivasi Belajar
Rendah dan Diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional ………….. 93
Gambar 4.9 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa
yang Diajar dengan Pembelajaran Kontekstual Melalui Strategi Inkuiri …... 94
Gambar4.10 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa
yang Diajar dengan Pembelajaran Konvensional ……….. 95
Gambar4.11 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa yang
Diajar dengan Pembelajaran Kontekstual yaitu Strategi Inkuiri ……… 96
Gambar4.12 Histogram Kategori Tingkat Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa yang
Diajar dengan Pembelajaran Konvensional ………... 97
Gambar4.13 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Kelompok Penelitian ……. 98
Gambar4.14 Rangkaian Hasil Perhitungan Homogenitas Varians ………. 99
Gambar4.15 Tabel Statisitk Anava Dua Jalur 2x2 ……….. 100
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar ... 109
2. Perhitungan Validitas Motivasi Belajar ... 110
3. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 112
4. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 115
5. Perhitungan Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 116
6. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 118
7. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar MPKE……… 119
8. Perhitungan Indeks Diskriminasi Tes Hasil Belajar MPKE………. 120
9. Perhitungan Indeks Distraktor ... 122
10.Perhitungan Tingkat Kecenderungan Masing-masing Variabel Penelitian ... 123
11.Data Hasil Penelitian Masing–Masing Variabel ... 129
12.Perhitungan Distribusi Frekuensi Penelitian ... 130
13.Perhitungan Rata–rata (M), Standar Deviasi (Sd) ,Varians (Sd)2 Data Hasil belajar MPKE ... 131
14.Perhitungan Rata–rata (M), Standar Deviasi (Sd) ,Varians (Sd)2 Data Motivasi belajar MPKE ... 132
15.Pengujian Normalitas... 133
16.Uji Homogenitas ... 138
17.Uji Hipotesis Penelitian ... 140
18.Silabus ... 146
19.Rancangan Perencanaan Pembelajaran Kontekstual ... 150
20.Rancangan Perencanaan Pembelajaran Konvensional ... 159
x
22.Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE (Pos tes) ... 170
23.Angket Motivasi Belajar ... 176
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa
ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai
bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia
dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya
pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan
sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak
didik dapat berkembang dan terarah kepada tujuan tertentu. Pendidikan juga
merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang
dilakukan secara sadar dan tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta nilai–nilai sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan
masyarakat. Jadi, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan
2
bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan
kegiatan belajar dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar
siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.
Sedangkan dilihat dari penyebab prestasi belajar dari faktor eksternal yaitu
strategi pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru bidang studi pada saat mengajar adalah metode ceramah, dengan sedikit
melakukan demostrasi dan dilanjutkan dengan guru yang melemparkan pertanyaan
kepada siswa atau siswa memberikan pertanyaan kepada guru atas kesempatan yang
diberikan oleh guru. Dari hasil pengamatan inilah maka penulis mengklasifikasikan
strategi pembelajaran yang digunakan di SMK Melati Perbaungan adalah strategi
pembelajaran konvensional.
Menurut Sanjaya (2009:179), Strategi pembelajaran Konvensional adalah
pembelajaran yang menyampaikan materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal. Strategi pembelajaran Konvensional memiliki sistem yang baik
karena tersusun rapi, terjadwal dimulai dengan penyampaian materi melalui ceramah.
Namun strategi pembelajaran ini memiliki kelemahan mendasar yaitu rendahnya
tingkat keaktifan siswa.
Satu dari bebrapa strategi pembelajaran yang dipandang penulis dapat
meningkatkan gairah belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam
mengikuti materi pembelajaran dari guru adalah siswa dan juga dapat mengatasi
3
pembelajaran lainnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
MPKE adalah Strategi Pembelajaran Inkuiri.
Nurhadi (2002:12) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran inquiry
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir
secara kritis analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran Inquiry menekankan pada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang sangat
penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan itu,
hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah prestasi belajar. Masalah
umum yang sering dihadapi oleh peserta didik adalah cara belajar yang kurang
efektif, minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar, tingkat disiplin diri dan
motivasi belajar yang rendah, media belajar atau bahan ajar yang masih kurang
disediakan pihak sekolah dan sebagainya.
Prinsip belajar yang paling mendasar adalah keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam rangka hasil belajar yang
maksimal, jelas bahwa pencapaian hasil belajar akan lebih maksimal jika siswa
dapat melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran, merespon dalam
bentuk pertanyaan ataupun penyampaian gagasan yang memang muncul dari dalam
diri siswa sebagai bentuk respon yang berhubungan aktif dalam menerjemahkan
4
belajar seperti inilah siswa diharapkan dapat lebih memahami dalam menguasai
materi pelajaran.
Salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal yang diharapkan mampu
melaksanakan tujuan pendidikan adalah SMK yang menghasilkan siswa terampil,
cakap, serta siap bekerja dalam dunia usaha. Melalui SMK diharapkan dapat
dihasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas serta menguasai bidang yang
digelutinya, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dari dunia usaha dan industri
dapat terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa SMK dituntut untuk lebih
memahami dan menguasai setiap pelajaran yang diterimanya di sekolah, karena
setiap pelajaran saling mempengaruhi dan saling mendukung pada peningkatan
pengetahuan, keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya. Salah satu
pendidikan formal tersebut adalah SMK Melati, yang memiliki bidang keahlian
teknik elektronika, dimana para lulusannya diharapkan mampu bersaing di dunia
usaha khususnya di bidang teknik elektronika. Salah satu standar kompetensi
produktif yang mendukung tercapainya mutu lulusan yang terampil dan kreatif
adalah MPKE, dimana materi yang diajarkan berkaitan dengan alat-alat ukur
elektronika mulai dari jenis-jenis, fungsi, cara menggunakan serta merawat dan
memperbaiki alat ukur.
Salah satu faktor yang menentukan terjadinya proses pembelajaran adalah
guru dan strategi mengajar yang digunakan guru. Strategi pembelajaran merupakan
salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus
mampu mengembangkan potensi–potensi serta perhatian dan motivasi siswa secara
5
menerapkannya didalam proses pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran
yang diterapkan guru di kelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa.
Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan
yang pelik, namun demikian semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan
tugas Negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha
memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatan
kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Peningkatan ini sama halnya dengan
peningkatan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting
untuk dikembangkan, sehingga pembangunan SDM dibidang pedidikan merupakan
modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era
globalisasi, pemerintah berusaha mengantipasi melalui peningkatan kualitas sumber
daya manusia, dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai
dengan Undang- Undang Republik Indonesia NO.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya
6
kebijaksanaan seperti mengadakan perbaikan kurikulum, perubahan KBK yang
penyusunan kurikulumnya dilakukan oleh pemerintah menjadi KTSP yang
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurukilum yang
operasionalnya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah, menambah sarana dan prasarana pendidikan, memperbaiki
sistem pengajaran dan mengadakan pelatihan–pelatihan bagi guru–guru diberbagai
daerah yang bertujuan untuk meningkatkan skill dan pengetahuan mengajar guru.
Namun, indikator ke arah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hal yang memprihatinkan dapat dilihat adalah hasil belajar siswa yang
belum mencapai harapan.
Slameto (2010 : 54) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa yaitu : (1)
faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) seperti : faktor keluarga,
lingkungan, dan sekolah, (2) faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri
siswa), seperti : minat, bakat, dan motivasi. Salah satu peran guru adalah
merencanakan dan menetapkan strategi belajar mengajar yang akan digunakan pada
saat akan mengajar disekolah, sehingga siswa lebih berminat dalam motivasi dalam
belajar. Dalam hal ini dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri guna
mencapai tujuan yang diharapkan. Namun terkadang guru menerangkan materi
pelajaran dengan memberikan penjelasan atau ceramah yang isertai sedikit
demonstrasi, dalam arti sumber dari proses pembelajaran dilakukan hanya dari satu
arah yang mana guru yang memberi penjelasan tentang materi pelajaran, akibatnya
tidak semua siswa dapat mengerti dengan jelas apa yang diterangkan oleh guru,
7
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari hasil observasi di SMK Melati Perbaungan,
didapat bahwa nilai KKM di SMK Melati Perbaungan adalah 7,00. Untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah tentang penyebab rendahnya hasil
belajar siswa, maka penulis melakukan observasi ke SMK Melati Perbaungan
program keahlian teknik elektronika khususnya pada mata diklat MPKE pada bulan
November Observasi di SMK Swasta Melati Perbaungan menunjukkan hasil belajar
MPKE siswa masih berada di bawah standar rata–rata yang ditetapkan oleh
Depdiknas untuk mata diklat produktif yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai siswa tingkat I untuk standar
kompetensi MPKE pada Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 65,57. Dari wawancara
dengan guru mata diklat MPKE, sebagian siswa hasil belajar kurang memenuhi
standart rata-rata sehingga untuk mencapai standart tersebut siswa akan mengikuti
ujian remedial. Ujian remedial dilakukan untuk siswa yang hasil belajarnya di bawah
standart kompetensi (7,00). Pelaksanaan ujian remedial tidak begitu jauh dari
pelaksanan ujian kompetensi.
Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diterangkan oleh
guru kemungkinan disebabkan oleh salah satu faktor eksternal dan internal yang
telah disebutkan diatas. Salah satu kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar
siswa yang disebabkan faktor internal adalah motivasi belajar siswa. Motivasi
memiliki peranan penting dalam pemberian semangat, gairah dan rasa senang dalam
belajar. Motivasi siswa kurang pada saat guru memberikan mata pelajaran teori,
8
Dari hasil belajar siswa, masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai
KKM yaitu sebanyak 65% dan 35% yang sudah memenuhi nilai KKM untuk
MPKE. Akan tetapi siswa yang belum mendapat nilai KKM guru memberikan ujian
remedial kepada siswa yang bersangkutan. Ujian Remedial ini diberikan untuk
memperbaiki nilai siswa yang tidak mencapai nilai 7,00. Ujian remedial dengan
ujian tes kompetensi tidak begitu jauh waktu pelaksanaannya. Dari wawancara
dengan guru bidang studi didapatkan bahwasanya pembelajaran yang dilakukan
adalah pembelajaran Inquiry. Faktor–faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai
siswa tersebut adalah pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, untuk
mengatasi kesulitan–kesulitan dalam pembelajaran elektronika maka upaya yang
perlu dilakukan adalah memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan
menerapkan strategi pembelajaran inquiry. Alasan ini didasarkan pada latar belakang
masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yakni proses pembelajaran yang
menekankan ingatan dan pemahaman materi pelajaran sehingga kegiatan berfikir
tidak dioptimalkan, akibatnya pengetahuan yang terbentuk tidak bertahan lama yang
berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Kurangnya minat belajar siswa, siswa
tidak konsentrasi dalam belajar karena siswa hanya sebagai pendengar saja, siswa
sering terlambat ke sekolah, siswa sering ribut pada waktu jam pelajaran
berlangsung, siswa malas belajar. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian di
SMK Melati Perbaungan.
SMK sebagai institusi pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat
penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas SDM yang memiliki
9
berusaha dan semakin ditantang untuk meningkatkan hasil lulusan yang benar-benar
mempunyai skill atau kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Untuk
mencapai hal tersebut maka dibutuhkan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk
siswa SMK yang sesuai dengan kurikulum dan mengaitkan materi yang diajarkan
guru dengan penerapan yang tepat dalam kehidupan masyarakat umumnya dan
masyarakat sekitar siswa khususnya.
Salah satu komponen yang menentukan untuk terjadinya proses pembelajaran
adalah guru dan strategi mengajar yang digunakan. Strategi pembelajaran merupakan
salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hamalik
(2008:73) mendefinisikan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dari kedua pengertian ini
dapat terlihat bahwa seorang guru harus mampu melakukan suatu proses dalam
rangka menjadikan orang (peserta didik) belajar dengan mengkombinasikan
unsure-unsur pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus mampu
mengembangkan potensi-potensi serta perhatian dan motivasi siswa secara optimal.
Oleh karena itu, guru perlu sekali menguasai strategi pembelajaran dan
menerapkannya di dalam proses pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran
yang diterapkan guru di kelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa.
Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru tidak cukup hanya
memahami materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa, tetapi guru juga harus
mampu memilih atau mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar
10
kemampuan menyampaikan bahan pelajaran merupakan syarat penting bagi guru
untuk mendorong dan memudahkan siswa belajar. Untuk menciptakan suasana agar
siswa lebih aktif belajar diperlukan kemampuan guru dalam mengambil keputusan
yang tepat dengan situasi belajar yang diciptakan.
Satu dari beberapa strategi pembelajaran yang dipandang penulis dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat mengatasi kesulitan belajar
khususnya materi pelajaran teori, tanpa melupakan strategi pembelajaran lainnya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPKE adalah strategi
pembelajaran kontekstual. Strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang sesuai untuk KTSP, karena strategi pembelajaran
kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari–
hari .
Dalam pembelajaran kenyataannya sebagian siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya
dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang diperoleh
hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan praktis
kehidupan baik dilingkungan kerja maupun di masyarakat. Pembelajaran yang
selama ini diterima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari sekian pokok bahasan,
tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang mendalam yang bisa
11
meliputi beberapa sub kompetensi dasar salah satunya adalah memahami peralatan
ukur komponen elektronika.
Dalam kehidupan sehari–hari siswa selalu berhadapan dengan komponen
elektronika tersebut, misalnya pada peralatan/barang elektronika seperti, TV, Radio,
Tape dan lain-lain dimana bahan penyusun barang elektronika tidak lain merupakan
komponen elektronika tersebut. Kenyataannya sebagian siswa tidak mengetahui
komponen dasar elektronika itu digunakan untuk apa pada hal dalam pembelajaran
siswa mempelajari tentang komponen dasar elektronika. Dengan demikian strategi
pembelajaran kontekstual sangat sesuai digunakan dalam mengajarkan standar
MPKE khususnya pada kompetensi dasar mengenal komponen elektronika. Dan
sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini digunakan strategi pembelajaran
konvensional, dimana kegiatan siswa lebih cenderung duduk, mencatat, menghafal.
Strategi pembelajaran kontekstual menempatkan siswa pada keterlibatannya
di dalam proses pembelajaran dan membiasakan siswa untuk lebih aktif serta dapat
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Materi pelajaran juga akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti
dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan.
Atas dasar prinsip pembelajaran kontekstual tersebut, maka kondisi yang diperoleh
dalam sistem pembelajaran yang umum digunakan saat ini hanyalah mengupayakan
siswa untuk menghapal materi pelajaran dan rumus–rumus yang diterima dari guru
12
untuk mengikuti proses pembelajaran karena merasa terus dipaksa untuk mencatat
dan menghafal semua materi pelajaran yang diterima.
Nurhadi, dkk, (2002:10) mengemukakan inkuri merupakan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta–fakta tetapi hasil
menemukan sendiri. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk
menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif”, diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas–aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat–saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakan/mendesak.
Menurut Mc. Donald, yang dikutip oleh Sutikno (2007) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting : (1) Bahwa motivasi
itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system
13
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),
penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, (2) Motivasi ditandai
dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan
dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku
manusia, (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong
oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting
bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan si siswa itu
melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru sangat
penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan
memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula.
Sebagai contoh kalau motif yang timbul untuk suatu perbuatan belajar itu, karena
rasa takut akan hukuman, maka factor–factor yang kurang enak itu dilibatkan ke
dalam situasi belajar akan menyebabkan kegiatan belajar tersebut menjadi kurang
efektif dan hasilnya kurang permanen/tahan lama, kalau dibandingkan perbuatan
belajar yang didukung oleh suatu motif yang menyenangkan.
Dengan menerapkan model pembelajaran inquiry diarahkan untuk
mengajarkan siswa suatu proses dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu
14
siswa untuk mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual
yang diperlukan serta mengajukan pertanyaan dan menemukan jawaban berdasarkan
rasa ingin tahunya. Pentingnya mengembangkan disiplin intelektual dan kemampuan
berpikir siswa terhadap materi MPKE.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang diidentifikasi di
SMK swasta melati sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda
terhadap hasil belajar MPKE.
2. Strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi inquiry dapat meningkatkan
hasil belajar MPKE.
3. Strategi pembelajaran konvensional dapat meningkatkan hasil belajar MPKE.
4. Motivasi belajar yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil
belajar siswa.
5. Perbedaan hasil belajar siswa antara strategi pembelajaran yang berbeda dengan
motivasi belajar yang berbeda.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya srategi pembelajaran yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa, dan standart kompetensi MPKE yang terdiri dari beberapa
kompetensi dasar, serta agar penelitian ini terlaksana maksimal, terarah, efektif,
15
strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi inquiry dengan strategi
pembelajaran konvensional dan tingkat motivasi belajar terhadap hasil belajar MPKE
yang maksimal dan minimum pada kompetensi dasar memahami peralatan ukur
komponen elektronika pada siswa kelas x program keahlian teknik elektronika”.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan setelah dibatasi masalah-masalah
yang diidentifikasi maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang mengikuti
strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi inquiry dan strategi
pembelajaran konvensional ?
2. Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah ?
3. Apakah Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar MPKE ?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara
siswa yang mengikuti strategi pembelajaran kontekstual melalui strategi
16
2. Untuk mengetahui Apakah Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.
3. Untuk mengetahui Apakah Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar MPKE.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberi manfaat antara lain:
1. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya untuk mata
diklat MPKE tentang pengaruh strategi pembelajaran kontekstual melalui
strategi inquiry.
2. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya untuk mata
diklat MPKE tentang pengaruh strategi Pembelajaran konvensional.
3. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya untuk mata
diklat MPKE tentang pengaruh motivasi belajar.
4. Memberi informasi dan masukan bagi pendidik, khususnya mata diklat
106
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran kontekstual dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
konvensional. Dalam hal ini strategi pembelajaran kontekstual lebih baik dari strategi
pembelajaran konvensional, dikarenakan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran kontekstual (23,000 ) lebih tinggi dari nilai rata-rata
hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional ( 21,467 ).
Dimana Fhitung = 4,309> Ftabel = 4,030.
2. Ada perbedaan hasil belajar MPKE antara siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini juga terlihat dari rata-rata
hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ( 27,900 ) lebih tinggi dari
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah ( 13,200 ).
Dimana Fhitung = 289,877 > Ftabel = 4,030.
3. Adanya interaksi antara strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran
konvensional dengan motivasi belajar yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah. Strategi pembelajaran kontekstual lebih dominan ataupun
berhubungan erat terhadap motivasi belajar tinggi dan strategi pembelajaran
konvensional lebih dominan ataupun berhubungan erat terhadap motivasi belajar
rendah dan strategi pembelajaran tidak terlepas dari motivasi belajar. Dimana Fhjtung
107
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan implikasi
sebagai berikut :
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka strategi pembelajaran kontekstual perlu
diterapkan oleh guru ketika mengajar sub kompetensi MPKE khususnya kompetensi
dasar elektronika.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka setidaknya menyampaikan materi
pelajaran harus memperhatikan karakteristik siswa, apakah dia motivasi belajar tinggi
atau motivasi belajar rendah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka strategi pembelajar sangat berhubungan
erat dengan motivasi belajar untuk menentukan hasil belajar siswa oleh karena
dibutuhkan kesesuaian strategi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka
disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengelompokkan siswa menjadi kelas-kelas dalam proses pembelajaran haruslah
memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang erat berkaitan dengan
proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum dilakukan
pengelompokan siswa, diharapkan ada pengukuran motivasi belajar siswa terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan mempermudah guru dalam merancang proses pembelajaran
yang akan diterapkan.
2. Agar para guru menyesuaikan strategi pembelajaran dengan materi pelajaran yang
sedang berlangsung. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa strategi
108
dimana telah dilakukan eksperimen bahwa strategi pembelajaran kontekstual memberi
pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan dengan strategi
pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
3. Kepada para peneliti yang ingin mengkaji pangaruh strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar, disarankan untuk meneliti strategi pembelajaran bagaimana yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
_________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ahmad, Sudrajat. (2009). Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia :
http://akhmad Sudrajat.wordpress.com.
Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Hamalik,oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : sinar grafika
____________. (2007). Proses Belajar Mengajar. Cetakan keenam. Jakarta : Bumi Aksara
____________. (221:220). Pengertian Metode Inkuiri. [Online]. Tersedia:
http://elearningpendidikan.com/pengertian-metode-inkuiri-kelebihan-dan-kekurangan.html [29 April 2012]
Jhonson, Elaine. 2007. Contextual Teaching & Learning. Bandung : MLC.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasioal Republik Indonesia. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
Miller, Jhon (1990). Holistic Learning: A Teacher’s Guide to Integral Studies. Toronto:OISE Press
Mulich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Bervasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara,
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rodakarya.
Nurhadi. 2002. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.
_______. 2004, Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Widiasarana.
Romiszowski, A.J. (1981). Design Intructional System. London:Kogan.
Sanjaya, W. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Kencana Prenada.
Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grasindo Jakarta : Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Suryosubroto. 1997, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Sutikno, Sobary. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar
Siswa. www.bruderfic.or.id
Trowbridge, amien, dan Roestiyah. (1973,1987,1998). Model Pembelajaran
Inquiry (online) dalam ( http://gurupemula.co.cc/model-pembelajaran-inquiry/).
Uno, H. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta
Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
__________. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gransindo.
Yamin, Martinis dan Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan