• Tidak ada hasil yang ditemukan

umj 1x andaikacer 4406 1 artikel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "umj 1x andaikacer 4406 1 artikel"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACK

The research is aimed to know official role of cooperatives and UMKM in development of woman’s cooperatives in Jember. A subject of study in this

research is Koperasi Wanita Sekar Kartini Jember. In this research, resarches used a descriptive qualitative research the from of words written or spoken of people and actors who observed. Data collection methods used are interview, observation and documentation. The result showed that service coopertaives are very active role in developing a woman’s cooperative in Jember by doing some efforts include : duidance, oversee the development of coopertavie efforts.

Key word : development, women’s cooperatives

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dinas koperasi dan umkm Kabupaten Jember dalam pengembangan Koperasi Wanita di Kabupaten Jember. Subyek dalam penelitian ini adala Koperasi Wanita Sekar Kartini yang terletak di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatis deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, obserfasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dinas Koperasi sangat berperan aktif dalam mengembangkan Kopwan-Kopwan di kabupaten jember dengan upaya meliputi bimbingan atau pembinaan terhadap calon Kopwan.memberikan bantuan modal usaha serta melakukan pengawasan pergerakan pengembangan usaha kopwan.

(2)

PERAN DINAS KOPERASI DAN UMKM DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI WANITA DI KABUPATEN

JEMBER

(Studi Kasus Koperasi Wanita Sekar Kartini Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

Oleh :

ANDAIKA CERDIK KUMBARA NIM : 0910511025

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

(3)

PENGESAHAN

Skripsiberjudul “Peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam mengembangkan Koperasi Wanita di jember ( Studi Kasus : Koperasi Wanita Sekar Kartini Jember )” ini telah diuji dan disahkan pada : hari, tanggal : Sabtu, 30 Juli2016 tempat : Ruang 3.2 Gedung C Kampus Universitas Muhammadiyah Jember

Tim Penguji : Ketua,

Drs. Kahar Haerah, M.Si NIP. 196601041991011001

Anggota I, Anggota II,

Dr. Emy Kolifah R., M.Si Edhi Siswanto S.I.P, M.S i

NPK. 0718036902 NPK. 0718036902

Mengetahui/Menyetujui

Ketua Program Studi IlmuPemerintahan,

Bahtiar, S.H., M.Si. NPK. 87 10 181

Mengesahkan

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

(4)

NPK. 0718036902

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukurkehadlirat Allah SubhanahuWaTa’ala (bagi yang beragamanon muslim: Tuhan Yang MahaEsa), atas berkat dan rahmat-Nya, sayadapa tmenyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Politik Program Studi Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosia ldan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jember.Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr.Emy kholifah R.,M.si selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;

2. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membimbing selama kuliah;

3. Bapak Zuhdi selaku seksi kelembagaan Dinas Koperasi Jember, yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;

4. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan

5. Teman-teman yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah Subhanahu WaTa’ala berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

(5)

Andaika Cerdik Kumbara 0910511025

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSEMBAHAN... ii

HALAMAN MOTTO... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iv

HALAMAN PERSETUJUAN... v

HALAMAN PENGESAHAN... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BABI.PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penelitian...5

1.3.1 Tujuan Penelitian...5

1.4 Manfaat Penelitian...5

1.4.1 Bagi Peneliti...5

(6)

1.4.3 Bagi Universitas...5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...6

2.1 Landasan Teori...6

2.1.1 Peran Dinas Koperasi...6

2.2 Tentang Dinas Koperasi dan UKM ...11

2.3 Pengertian Peran ...12

2.6.5 Difinisi Koperasi menurut UUD No. 25 Tahun 1992...17

2.7 Prinsip- Prinsip Koperasi...25

3.5.2.1 Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri...34

3.5.2.2 Memasuki Lapangan...34

3.5.2.3 Pengumpulan Data...35

3.5.3 Tahap Analisis Data dan Pengumpulan Data...35

3.5.4 Tekhnik Keabsahan Data...36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...37

4.1 Gambaran Umum Dinas Koperasi Jember...37

(7)

4.1.2 Letak Geografis Dinas Koperasi Jember...44

4.1.3 Visi dan Misi Dinas Koperasi Jember...44

4.1.4 Tujuan Dinas Koperasi Jember...45

4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi Jember...45

4.1.6 Jenis Pelayanan Dinas Koperasi Jember...46

4.1.7 Peran Dinas Koperasi Jember Terhadap KopWan...47

4.1.8 Struktur Organisasi Dinas Koperasi Jember...49

4.1.9 Sasaran Dinas Koperasi Jember...49

4.1.10 Langkah-langkah pembentukan KopWan...50

4.2 Gambaran Umum KopWan Jember...51

4.2.1 Profil Kopwan Jember...51

4.2.2 Jumlah KopWan Aktif di Jember...52

4.2.3 Profil KopWan Sekar Kartini...52

4.2.3.1 Sejarah KopWan Sekar Kartini...52

4.2.3.2 Gambaran Umum KopWan Sekar Kartini...53

4.2.3.3 Keorganisasian Koperasi...53

4.2.3.4 Usaha-usaha di Kopwan Sekar Kartini...60

4.2.3.5 Sisa Hasil Usaha...62

4.2.3.6 Sistem Tanggung Renteng...63

4.2.4 Peran KopWan Sekar Kartini Terhadap Anggota...64

4.2.4.1 Kopwan Sekar Kartini menurut Anggota...64

4.2.5 Dampak yang diberikan oleh Kopwab Sekar Kartini...65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...66

5.1 Kesimpulan ...66

5.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan ...67

5.3 Saran ...67

(8)

Lampiran 1

Tabel 4.1 Profil Koperasi Wanita Kabupaten Jember

Nomor Peubah Nilai Satuan

1

Jumlah Koperasi Wanita :

-kopwan syariah (program) unit 67

-kopwan peragaan

(konvensional) unit 88

-total kopwan unit 155

Jumlah anggota : orang 90.805

2 Rata-rata anggota koperasi : orang 210

3

Jenis usaha :

-simpan pinjam % 65

-serba usaha % 15

-produksi % 20

4

modal koperasi :

-modal sendiri % 75

-modal dari pemerintah/

kabupaten/ provinsi % 25

5

Sistem yang digunakan koperasi :

Sitem tanggung renteng

(9)

Lampiran 2

Tabel 4.2 Laporan Sisa Hasil Usaha Kopwan Sekar Kartini Jember

Tahun Asset (Rp)

Volume Usaha

(Rp) SHU (Rp)

2013 5,789,801,686.00 8,360,298,335.00 129,688,415.00 2014 6,059,823,887.00 9,311,210,863.00 195,792,623.00 2015 8,862,780,559.00 1,396,681,629.00 229,368,893.00

(10)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

(11)

masalah dalam penelitian ilmiah, sebab ketiganya berpijak pada etika penelitian yang universal, bertujuan untuk mendapat kepastian dari permasalahan yang dihadapi.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati.

Menurut Nur Syampenelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat holistic dan sistematik terkait secara keseluruhan tidak hanya bertumpu pada pengukuran, sebab penjelasan mengenai suatu gejala dariperilaku (sasaran penelitian) adalah perilaku sendiri yang menafsirkan mengenai tindakannya. Dengan kata lain alat pengumpul datanya adalah peneliti sendiri.

(12)

a. Fenomenologisme pemahaman perilaku manusia dari kerangka pendangan perilaku itu sendiri.

b. Observasi naturalistic dan bebas subyektif. c. Dekat dengan data, perspektif orang lain.

d. Penelitian kualitatif memiliki setting alami sebagai sumber langsung dan instrument kunci.

e. Penelitian kualitatif adalah deskriptif. f. Berorientasi pada proses.

g. Penelitian kualitatif cenderung menganalisa secara induktif. h. Valid, riil, kaya informasi dan data mendalam.

i. Tidak dapat digeneralisasikan, studi kasus tunggal. j. Holistik.

Dalam penelitian kualitatif ada tiga model format yang bisa digunakan oleh setiap peneliti, yaitu : format deskriptif, format ferivikatif dan format gronded research. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.(Bungin, 2010). Tujuan penelitian kualitatif ini untuk melihat bagaimana Peran Dinas Koprasi dalam pengembangan Koprasi wanita di KAB.Jember

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah di dinas koperasi Kabupaten Jember. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kabupaten Jember adalah untuk mengetahui Peran dinas koperasi terhadap koperasi wanitadi kabupaten Jember.

3.3 Subjek Penelitian

(13)

Informan dipilih berdasarkan informasi yang dapat diperoleh peneliti dari informan yang dianggap paling tahu tentang apa yang akan peneliti harapkan yang akan diwawancarai pada saat pengumpulan data. Berikut criteria informan dalam penelitian ini :

a. Informan adalah dinas koprasi dan koprasi wanita di kabupaten

Adapun data yang diperoleh oleh peneliti ada dua jenis, diantaranya 3.4.1 Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan narasumber pertama atau narasumber utama.Dalam penggalian data primer peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh informan.Terkait dengan masalah yang diangkat dalam judul penelitian (Bungin, 2001:128).

Informan yang dimaksud adalah Pegawai dinas koperasi yang berhubungan dengan penyelenggaraan koprasi wanita di Jember, serta pengurus koprasi wanita yang aktif di kabupaten jember.

3.4.2 Data Sekunder

Atau studi pustaka adalah data yang didapat dari buku serta materi tertulis yang relevan dengan tujuan penelitian, maka data skunder peneliti peroleh melalui pengumpulan dari catatan pada saat wawancara yang telah dilakukan dengan informan meliputi komentar, interpretasi atau pembahasan tentang materi original serta dokumentasi pada saat melakuakan wawancara mendalam (Ulber, 2009:289). Selain itu peneliti juga menggunakan beberapa buku maupun website yang berkaitan dengan penelitian peneliti (Studi Pustaka).

3.5 Tahap- Tahap Penelitian

(14)

(2001), ada empat tahapan yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu :

3.5.1 Observasi Lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal penelitian.Dalam tahap ini ada enam kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap pra lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan, enam langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu :

3.5.1.1 Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian, adalah berupa ulasan penelitian yang peneliti ajukan kepada Kepala Jurusan Program Studi yang berisi tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi di lapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian. Untuk kemudian ditetapkan nama topic yang baik dari usulan penulis untuk diangkat dalam penelitian (Sabianto, 2000:1).

3.5.1.2 Memilih Lapangan

PenelitianSetelah ditetapkan topik penelitian langkah selanjutnya adalah memilih lapangan penelitian. Peneliti memilih lapangan penelitian di Dinas Koperasi Kabupaten Jember dengan pertimbangan agar lebih mudah memperoleh data-data.

3.5.1.3 Menjajaki dan Menilai Lapangan.

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang keadaan peran Dinas koperasi . Agar peneliti lebih siap terjun ke lapangan serta untuk menilai keadaan, situasi, latar belakang dan konteksnya sehingga dapat ditemukan dengan apa yang dipikirkan oleh peneliti.

3.5.1.4 Memilih dan Memanfaatkan Informan

(15)

3.5.1.5 Mengurus Perizinan

Selanjutnya peneliti mengurus surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIPOL) yakni untuk ditandatangani. Setelah peneliti mendapatkan surat keterangan izin penelitian yang sudah ditandatangani oleh dekan fakultas maka selanjutnya surat izin tersebut disampaikan kepada Kepala dinas Koperasi Kabupaten Jember

3.5.1.6 Menyiapkan Perlengkapan

PenelitianPada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu termasuk fisik atau kebutuhan yang akan dipergunakan dalam penelitian. Mempersiapkan beberapa pertanyaan dalam kegiatan wawancara dengan informan, yaitu :

a. Wawancara dengan pegawai Dinas Koperasi Jember yang terkait 1. Bagaimana sejarah Dinas Koperasi Jember ?

2. Bagaimana letak Dinas Koperasi Jember ?

3. Bagaimana visi dan misi Dinas Koperasi Jember ? 4. Bagaimana tujuan Dinas Koperasi Jember ?

5. Bagaimana tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi Jember ? 6. Bagaimana peran Dinas Koperasi Jember terhadap Koperasi

Wanita ?

7. Bagaimana struktur organisasi Dinas Koperasi Jember ? 8. Apa sasaran Dinas Koperasi Jember ?

9. Bagaimana langkah pembentukan Koperasi Wanita ? 10. Gambaran Umum Koperasi Wanita di Jember ?

11. Ada berapa koperasi wanita yang masih aktif di Jember ? b. Wawancara dengan pengurus Koperasi Wanita Sekar Kartini

1. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Wanita Sekar Kartini ? 2. Bagaimana gambaran umum Koperasi wanita Sekar Kartini ? 3. Bagaimana keorganisasian Koperasi Wanita Sekar Kartini ?

a. Struktur organisasi b. Kewajiban anggota c. Hak-hak anggota

d. Prosedur lain-lain dalam anggota e. Usaha-usaha yang di KWSK f. Mengenai Sisa Hasil Usaha (SHU) g. Sistem tangung renteng

c. Wawancara dengan anggota koperasi

(16)

2. Bagaimana dampak yang diberikan oleh Koperasi Wanita Sekar Kartini terhadap anggota dan lingkungan?

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Lapangan

Adalah tahap di mana peneliti terjun langsung dalam lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu

3.5.2.1 Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Yaitu dengan cara peneliti harus memahami latar penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan data. Selain itu persiapan diri ketika melakukan komunikasi dengan keadaan kebiasaan masyarakat setempat dalam melakukan penelitian.Namun dapat pula diperhatikan melalui bertingkah laku.

3.5.2.2 Memasuki Lapangan

Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan subjek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik dan akrab dengan mereka dan tetap menjaga etika pergaulan dan norma-norma yang berlaku di dalam lapangan peneltian tersebut. 3.5.2.3 Pengumpulan Data

Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara ataupun pengamatan.

3.5.3 Tahap Analisis Data dan Pengumpulan Data

Analisis data adalah Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri-sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis (Sugiyono, 2010:244).

(17)

a. Remang-remang atau gelap sehingga diteliti lebih jelas dapat berupa Reduksi Data (Data Reduction)

Yaitu data yang diperoleh dari lapangan, jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

b. Penyajian Data (Data Display)

Yaitu uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplay data makan akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Verifikasi (conclusion drawing)

Atau penarikan kesimpulan, kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kausal atau interaktif, hipotesa atau teori.

3.5.4 Tekhnik Keabsahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengkaji keabsahan data.Tekhnik keabsahan data ini merupakan dasar obyektifitas dari hasil yang dicapai. Untuk memperoleh tingkat keabsahan data, teknik yang digunakan antara lain (Lexy J. Moleong, 2010:135) :

a. Perpanjangan keikut sertaan

Perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam setiap penelitian adalah sangat penting dalam mendapatkan data yang akurat.Oleh karena itu keikut sertaan peneliti ini tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, agar diperoleh data yang lengkap dan terjaga kevalidannya.Perpanjangan keikut sertaan peneliti juga dapat meningkatkan derajat kepercayaan pada data yang dikumpulkan. b. Ketekunan Pengamatan

Dalam mengkaji masalah, peneliti juga harus mendalami, memahami persoalan penelitian yang diangkat.Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk memahami cirri-ciri masyarakat dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan atau tentang koperasi wanita.

(18)

Trianggulasi data adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data yang diperoleh dari beberapa teknik penggalian data yang digunakan, seperti observasi, wawancara, pencatatan lapangan (field note) dan dokumentasi. Trianggulasi data ini biasanya ada dua cara yang dilakukan oleh peneliti, yaitu (Sugiono, 2009:83) : a. Membandingkan semua hasil data yang diperoleh dari lapangan

melalui dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk mencari keabsahan dari data-data yang telah diperoleh.

(19)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dinas Koperasi Jember 4.1.1 Sejarah Dinas Koperasi Jember

Periode sebelum kemerdekaan, koperasi adalah institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional dan kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal sejarah manusia sampai pada awal "revolusi industri" di eropa pada akhir abad 18 dan selama abad 19, sering disebut sebagai koperasi historis atau koperasi pra-industri.Koperasi modern didirikan pada akhir abad 18, terutama sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang timbul selama tahap awal revolusi industri.

(20)

cooperatieve vereeniging", dan pada tahun 1927 "regeling inlandschhe cooperatieve".

(21)

Kronologis lembaga yang menangani pembinaan koperasi pada saat itu adalah sebagai berikut :

Tahun 1930Pemerintah hindia belanda membentuk jawatan koperasi yang keberadaannya dibawah departemen dalam negeri, dan diberi tugas untuk melakukan pendaftaran dan pengesahan koperasi, tugas ini sebelumnya dilakukan oleh notaris.

Tahun 1935Jawatan koperasi dipindahkan ke departemen economische zaken, dimasukkan dalam usaha hukum (bafdeeling algemeene economische aanglegenheden).Pimpinan jawatan koperasi diangkat menjadi penasehat.

Tahun 1939Jawatan koperasi dipisahkan dari afdeeling algemeene aanglegenheden ke departemen perdagangan dalam negeri menjadi afdeeling coperatie en binnenlandsche handel. Tugasnya tidak hanya memberi bimbingan dan penerangan tentang koperasi tetapi meliputi perdagangan untuk bumi putra.

Tahun 1942Pendudukan jepang berpengaruh pula terhadap keberadaan jawatan koperasi. Saat ini jawatan koperasi dirubah menjadi syomin kumiai tyuo djimusyo dan kantor di daerah diberi nama syomin kumiai djimusyo.

Tahun 1944Didirikan jumin keizaikyo (kantor perekonomian rakyat) urusan koperasi menjadi bagiannya dengan nama kumaika, tugasnya adalah mengurus segala aspek yang bersangkutan dengan koperasi.

Periode setelah kemerdekaan, pada tahun 1945 Koperasi masuk dalam tugas jawatan koperasi serta perdagangan dalam negeri dibawah kementerian kemakmuran.

Tahun 1946 Urusan perdagangan dalam negeri dimasukkan pada jawatan perdagangan, sedangkan jawatan koperasi berdiri sendiri mengurus soal koperasi.

(22)

Tahun 1949 Pusat jawatan koperasi ris berada di yogyakarta, tugasnya adalah mengadakan kontak dengan jawatan koperasi di beberapa daerah lainnya. Tugas pokok yang dihasilkan telah melebur bank dan lumbung desa dialihkan kepada koperasi. Pada tahun yang sama yang diundangkan dengan regeling cooperatieve 1949 ordinasi 7 juli 1949 (sbt. No. 179).

Tahun 1950 Jawatan koperasi ri yang berkedudukan di yogyakarta digabungkan dengan jawatan koperasi ris, bekedudukan di jakarta.

Tahun 1954 Pembina koperasi masih tetap diperlukan oleh jawatan koperasi dibawah pimpinan oleh rusli rahim

Tahun 1958 Jawatan koperasi menjadi bagian dari kementerian kemakmuran. Tahun 1960 Perkoperasian dikelola oleh menteri transmigrasi koperasi dan pembangunan masyarakat desa (transkopemada), dibawah pimpinan seorang menteri yang dijabat oleh achmadi.

Tahun 1963 Transkopemada diubah menjadi departemen koperasi dan tetap dibawah pimpinan menteri achmadi

Tahun 1964 Departemen koperasi diubah menjadi departemen transmigrasi dan koperasi dibawah pimpinan menteri achmadi kemudian diganti oleh drs. Achadi, dan direktur koperasi dibawah pimpinan seorang direktur jenderal yang bernama chodewi amin

Periode tahun 1966 – 2004, dalam tahun 1966 departemen koperasi kembali berdiri sendiri, dan dipimpin oleh pang suparto. Pada tahun yang sama, departemen koperasi dirubah menjadi kementerian perdagangan dan koperasi dibawah pimpinan prof. Dr. Sumitro djojohadikusumo, sedangkan direktur jenderal koperasi dijabat oleh ir. Ibnoe soedjono (dari tahun 1960 s/d 1966).

(23)

jajaran departemen dalam negeri dengan status direktorat jenderal.Mendagri dijabat oleh basuki rachmad, dan menjabat sebagai dirjen koperasi adalah ir.Ibnoe soedjono.

Tahun 1968 kedudukan direktorat jenderal koperasi dilepas dari departemen dalam negeri, digabungkan kedalam jajaran departemen transmigrasi dan koperasi, ditetapkan berdasarkan :

1. Keputusan presiden nomor 183 tahun 1968 tentang susunan organisasi departemen. 2. Keputusan menteri transmigrasi dan koperasi nomor 120/kts/ mentranskop/1969

tentang kedudukan tugas pokok dan fungsi susunan organisasi berserta tata kerja direktorat jenderal koperasi.

Menjabat sebagai menteri transkop adalah m. Sarbini, sedangkan dirjen koperasi tetap ir.Ibnoe soedjono.

Tahun 1974Direktorat jenderal koperasi kembali mengalami perubahan yaitu digabung kedalam jajaran departemen tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi, yang ditetapkan berdasarkan :

1. Keputusan presiden nomor 45 tahun 1974 tentang susunan organisasi departemen tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi.

2. Instruksi menteri tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi nomor : ins-19/men/1974, tentang susunan organisasi direktorat jenderal koperasi tidak ada perubahan (tetap memberlakukan keputusan menteri transmigrasi nomor : 120/kpts/mentranskop/1969) yang berisi penetapan tentang susunan organisasi direktorat jenderal koperasi.

(24)

Tahun 1983 Dengan berkembangnya usaha koperasi dan kompleksnya masalah yang dihadapi dan ditanggulangi, koperasi melangkah maju di berbagai bidang dengan memperkuat kedudukan dalam pembangunan, maka pada kabinet pembangunan iv direktorat jenderal koperasi ditetapkan menjadi departemen koperasi, melalui keputusan presiden nomor 20 tahun 1983, tanggal 23 april 1983.

Tahun 1991Melalui keputusan presiden nomor 42 tahun 1991, tanggal 10 september 1991 terjadi perubahan susunan organisasi departemen koperasi yang disesuaikan keadaan dan kebutuhan.

Tahun 1992 Diberlakukan undang-undang nomor : 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, selanjutnya mancabut dan tidak berlakunya lagi undang-undang nomor: 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian.

Tahun 1993Berdasarkan keputusan presiden nomor : 96 tahun 1993, tentang kabinet pembangunan vi dan keppres nomor 58 tahun 1993, telah terjadi perubahan nama departemen koperasi menjadi departemen koperasi dan pembinaan pengusaha kecil. Tugas departemen koperasi menjadi bertambah dengan membina pengusaha kecil.Hal ini merupakan perubahan yang strategis dan mendasar, karena secara fundamental golongan ekonomi kecil sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan dan harus ditangani secara mendasar mengingat yang perekonomian tidak terbatas hanya pada pembinaan perkoperasian saja.

Tahun 1996Dengan adanya perkembangan dan tuntutan di lapangan, maka diadakan peninjauan kembali susunan organisasi departemen koperasi dan pembinaan pengusaha kecil, khususnya pada unit operasional, yaitu ditjen pembinaan koperasi perkotaan, ditjen pembinaan koperasi pedesaan, ditjen pembinaan pengusaha kecil.Untuk mengantisipasi hal tersebut telah diadakan perubahan dan penyempurnaan susunan organisasi serta menomenklaturkannya, agar secara optimal dapat menampung seluruh kegiatan dan tugas yang belum tertampung.

(25)

koperasi dan pembinaan pengusaha kecil menjadi departemen koperasi dan pengusaha kecil, hal ini merupakan penyempurnaan yang kritis dan strategis karena kesiapan untuk melaksanakan reformasi ekonomi dan keuangan dalam mengatasi masa krisis saat itu serta menyiapkan landasan yang kokoh, kuat bagi koperasi dan pengusaha kecil dalam memasuki persaingan bebas/era globalisasi yang penuh tantangan.

Tahun 1999 Melalui keppres nomor 134 tahun 1999 tanggal 10 november 1999 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja menteri negara, maka departemen koperasi dan pk diubah menjadi menteri negara koperasi dan pengusaha kecil dan menengah.

Pada tahun 2000

1. Berdasarkan keppres nomor 51 tahun 2000 tanggal 7 april 2000, maka ditetapkan badan pengembangan sumber daya koperasi dan pengusaha kecil menengah.

2. Melalui keppres nomor 166 tahun 2000 tanggal 23 november 2000 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah non departemen. Maka dibentuk badan pengembangan sumber daya koperasi dan pegusaha kecil dan menengah (bps-kpkm).

3. Berdasarkan keppres nomor 163 tahun 2000 tanggal 23 november 2000 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja menteri negara, maka menteri negara koperasi dan pkm diubah menjadi menteri negara urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah.

4. Melalui keppres nomor 175 tahun 2000 tanggal 15 desember 2000 tentang susunan organisasi dan tugas menteri negara, maka menteri negara urusan koperasi dan ukm diubah menjadi menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah.

Pada tahun 2001

(26)

negara, maka dikukuhkan kembali menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah.

2. Berdasarkan keppres nomor 103 tahun 2001 tanggal 13 september 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja lembaga non pemerintah, maka badan pengembangan sumber daya koperasi dan pengusaha kecil menengah dibubarkan.

3. Melalui keppres nomor 108 tahun 2001 tanggal 10 oktober 2001 tentang unit organisasi dan tugas eselon i menteri negara, maka menteri negara koperasi dan ukm ditetapkan membawahi setmeneg, tujuh deputi, dan lima staf ahli. Susunan ini berlaku hingga tahun 2004 sekarang ini.

4.1.2 Letak Geografis Dinas Koperasi Jember

Dinas Koperasi Jember berada di jalan Karimata Nomor 115, Sumbersari Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.Yang dimana, Kantor Dinas Koperasi terletak tepat di sebelah pertigaan arah ke jalan karimata.

4.1.3 Visi dan Misi Dinas Koperasi Jember

Visi :Terdepan dalam pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) yang mandiri dan berdaya saing di Jawa Timur.

Misi :

1. Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam mewujudkan pelayanan publik dalam pemberdayaan KUMKM.

2. Melaksanakan pemberdayaan organisasi dan tata laksana koperasi seara profesional didukung dengan penyuluhan, advokasi, hukum dan pengawasan yang baik menuju koperasi yang berakuntabilitas.

3. Meningkatkan pangsa usaha koperasi yang mandiri dan berdaya saing.

(27)

6. Meningkatkan profesionalisme SDM dalam merancang dan mengembangkan model pendidikan dan pelatihan.

4.1.4 Tujuan Dinas Koperasi Jember

Adapun tujuan dari Dinas Koperasi adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengembangan UMKM dengan fasilitasi dana bergulir APBD Kabupaten Jember melalui perkuatan permodalan KSP/USP-Koperasi; KJKS/UJKS-Koperasi;

2. Memperkuat permodalan KSP/USP-Koperasi; KJKS/UJKS-Koperasi dalam melayani pemberian pinjaman kepada UMKM.

4.1.5 Tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi Jember

Dinas Koperasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan rumah tangga daerah di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sesuai Peraturan Perundang-undangan yang belaku.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas KoperasiKabupaten Jember mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan operasional dalam rangka perencanaan, pembinaan, dan pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

2. Pembinaan dan pengembangan kelembagaan dan ketata-laksanaan Koperasi. 3. Pembinaan dan pengembangan produktivitas usaha Koperasi.

4. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah.

5. Pembinaan dan pengembangan pembiayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

6. Pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia Koperasi, Usaha Mikro,

(28)

7. Melaksanakan evaluasi program dan pelaporan hasil – hasil pembinaan dan pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

4.1.6 Jenis pelayanan Dinas Koperasi Kabupaten Jember

Berikut beberapa jenis pelayanan yang ada di Dinas Koperasi Jember(sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yaitu bersama Bapak Zuhdi selaku seksi kelembagaan Dinas Koperasi Jember) :

1. Memberikan sosialisasi pendirian koperasi baru

- Bentuk sosialisasi yang diberikan oleh dinas koperasi berupa penyuluhan atau pemahaman tentang koperasi, prinsip-prinsip koperasi,undang-undang koperasi dan lainnya yang berkaitan dengan koperasi.

2. Bimbingan tekhnis

- Memberikan gambaran suatu system atau prosedur yang ada dalam manajemen koperasi.

3. Pemberdayaan lembaga keuangan mikro masyarakat - Adanya pelatihan-pelatihan keuangan mikro; - Memberikan fasilitas permodalan

- Memberikan apresiasi atau penghargaan untuk pelaku lembaga keuangan mikro yang berprestasi

4. Penerbitan surat keterangan usaha

- Dinas Koperasi berkewajiban menerbitkan surat keterangan usaha, dimana fungsi surat tersebut untuk membuktikan bahwa koperasi tersebut telah memiliki badan hukum.

5. Incubator bisnis bagi pengusaha mikro dan pengusaha kecil

- Program penguatan yang diberikan kepada usaha-usaha baru untuk dapat berkembang menjadi usahawan yang mandiri. Kegiatan ini merupakan program pendampingan lanjutan terutama bagi usaha-usaha baru yang sudah melakukan start up business.

6. Konsultasi penyelesaian masalah koperasi

- Memberikan layanan konsultan dalam permasalahan koperasi mengenai masalah usaha khususnya.

7. Jasa audit internal bagi koperasi beromset dibawah Rp 1 Milyar

(29)

8. Pengurusan nomor induk koperasi

- Nomor induk koperasi dikeluarkan oleh Dinas Koperasi untuk memperjelas keanggotan koperasi.

9. Fasilitas pameran produk UKM

- Memberikan fasilitas yang meliputi persediaan tempat dan waktu untuk memasarkan produk-produk UKM misal berupa bazar.

10. Fasilitas pameran produk koperasi

- Memberikan fasilitas yang meliputi persediaan tempat dan waktu untuk memasarkan atau memperkenalkan produk-produk koperasi.

11. Menerbitkan surat ijin usaha simpan pinjam

- Surat ijin usaha dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, surat tersebut berfungsi sebagai tanda bahwa koperasi tersebut telah disetujui pendiriannya secara sah oleh diskop.

4.1.7 Peran Dinas Koperasi terhadap Koperasi Wanita

Menurut Bapak Zuhdi selaku si Kelembagaan Dinas Koperasi Kabupaten Jember, mengatakan bahwa peran dinas koperasi meliputi :

1. Memberikan bimbingan kepada anggota koperasi wanita yang belum berkembang. Berupa pembinaan, pelatihan-pelatihan untuk lebih kreatif dan inovatif.

2. Menyediakan atau meminjamkan dana. Membantu atau menyediakan danasebagai modal usaha anggota koperasi wanita.

3. Monitoring perkembangan usaha. Melakukan pengawasan terhadap pergerakan usaha-usaha mikro anggota koperasi wanita, yang mana bahwa laporan pengawasan perkembangan koperasi wanita harus dilaporkan atau disampaikan tiap 3 bulannya. 4. Memberikan penghargaan bagi koperasi yang berprestasi. Memberikan reward

kepada koperasi wanita yang lebih berkembang dalam bentuk dana atau modal agar dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya (missal mengikutsertakan koperasi wanita tersebut dalam lomba koperasi berprestasi nasional, contohnya pada tahun ini yang akan diadakan di Jambi pada tanggal 21 Juli 2016 yang dihadiri langsung oleh Presiden RI Bpk. Jokowi. Untuk peserta dari Kabupaten Jember diikuti oleh Koperasi Kertanegara dan Koperasi Pegawai Telkom).

(30)

memantau, hingga adanya bimbingan kepada kami di kopwan ini sehingga kopwan kita bisa berkembang dan bisa menjadi kopwan terbaik dan berprestasi di Jember. Jadi bukan hanya modal saja yang mereka siapkan untuk kopwan-kopwan di Jember, saat koperasi kita fail pun DisKop masih mau membantu agar kopwan ini tetap bisa berjalan”.

(31)

Sasaran Program Dana Bergulir Modal Kerja dan Investasi UMKMK di Kabupaten Jember, yaitu:

1. UMKMK yang kegiatan usahanya dalam keadaan sehat, produktif serta dapat berkembang dari penambahan modal pinjaman program ini, baik perorangan, badan usaha maupun badan hukum;

2. Pemohon kredit tidak termasuk dalam daftar kredit macet dari Bank;

3. Pemohon kredit tidak sedang memperoleh pembiayaan ganda dari dana bergulir yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBD Kabupaten/Kota.

4.1.10 Langkah pembentukan atau pendirian Koperasi Wanita

Berikut penjelasan mengenai langkah- langkah pembentukan atau pendirian Koperasi Wanita baru menurut Bapak Zuhdi (Si Kelembagaan Dinas Koperasi Kabupaten Jember) adalah :

1) Tahap persiapan :

a. Mengumpulkan para calon / peminat minimal 20 orang (dengan melampirkan Kartu Tanda Penduduk)

b. Dinas Koperasi akan memberikan penyuluhan atau pemahaman tentang koperasi dan prinsip koperasi, undang-undang koperasi serta lainnya.

c. Mensepakati membentuk kepanitian persiapan pendirian koperasi. 2) Tahap konsolidasi :

Membuat proposal tentang koperasi yang akan didirikan dengan isi : a. Susunan rencana kerja dan rencana anggaran

b. Buat konsep anggaran dasar koperasi

c. Rencanakan hari H pembentukan koperasi secara resmi

d. Rencanakan dan hadirkan atau undang pejabat koperasi saat pembentukan koperasi.

3) Tahap pendirian :

a. Menghadirkan semua pendiri dan undang pejabat koperasi untuk menyaksikan atau meresmikan.

b. Pembahasan draft anggaran dasar atau anggaran rumah tangga koperasi yang berdangkutan.

c. Bentuk pengurus dan pengawas koperasi

d. Pemilihan nama koperasi harus terdiri Tiga kata

e. Buatkan berita acara rapat anggota pembentukan koperasi dan pengesahannya. f. Dalam koperasi tersebut harus ada dana awal Rp 15.000.000

4) Tahap pembuatan akta koperasi :

(32)

b. Setelah akta koperasi dibuat oleh notaries maka kuasa pendiri mengajukan pengesahan ke pejabat koperasi yang dalam hal ini dinas koperasi usaha mikro kecil dan menengah.

c. Proses pengajuan badan hukum koperasi kepada sistem administrasi dan badan hokum koperasi.

d. Operasional awal dan masa pembinaan serta masa pemantapan, tahap pengembangan dan seterusnya.

4.2 Gambaran umum Koperasi Wanita Jember

Hasil kajian dan analisis sesuai dengan tujuan dijelaskan sebagai berikut : 4.2.1 Profil Koperasi Wanita di Jember

Sesuai dengan hasil wawancara kami dengan Bapak Zuhdi, dapat digambarkan profil Koperasi Wanita yang ada di Kabupaten Jember, sebagai berikut :

Tabel 4.1 Profil Koperasi Wanita Kabupaten Jember

Nomor Peubah Nilai Satuan

2 Rata-rata anggota koperasi : orang 210

3

6 Jumlah kecamatan di Jember : kecamatan 21

Data primer per mei 2016

4.2.2 Koperasi Wanita yang masih aktif di Jember

(33)

4.2.3 Profil Koperasi Wanita Sekar Kartini 4.2.3.1 Sejarah Koperasi Wanita Sekar Kartini

Koperasi Wanita Sekar Kartini (KWSK) berdiri sejak tanggal 21 April 1979, dirintis oleh sekelompokibu rumah tangga, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu khususna dan masyarakat umumnya.

Pada tanggal 9 Maret 1983, KWSK resmi menjadi anggota Puskowanjati dan pada tanggsl 16 Januari 1989 diterbitkan badan hokum Koperasi dengan nomor : 6478 / BH / II / 89. Dengan adanya tekad kuat dari pengurus maupun anggota, pada tanggal 17 Oktober 1999 Koperasi Wanita Sekar Kartini memiliki geung sendiri yang terletak di Jalan Sriwijaya VII / 4 Jember.

Awal kegiatan KWSK adalah simpan pinjam yang sifatnya masih sederhana, begitu juga dengan sistem organisasi. Kemajuan diawali semenjak KWSK mendapatkan banyak informasi mengenai koperasi wanita dan Puskowanjati dari Ny. Tarigan yang pada saat itu menjadi pengurus Puskowanjati, sehingga pada tahun 1990 mulai dirintis penggunaan Sistem Tanggung Renteng.

4.2.3.2 Gambaran Umum Koperasi Wanita Sekar Kartini

Koperasi Wanita Sekar Kartini terletak di daerah kawasan Sriwijaya, Sukorejo, Jember.Saat ini koperasi wanita tersebut telah memiliki jumlah anggota sebanyak 1133 anggota yang secara keseluruhan adalah wanita (terdapat anggota lak-laki namun hanya sebatas anggota luar).

Secara umum Koperasi Wanita merupakan sebuah koperasi yang dianggap berhasil. Dengan lebih dari 4 usaha koperasi yang dijalankan, koperasi ini sampai dengan tahun 2013 memiliki total asset sebesar Rp. 4.952.250.749,00. Selain itu, terdapat suatu sistem yang terkonstruk dengan rapi didalamnya membuat koperasi ini layak untuk diacungin jempol.

Berikut laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita Sekar Kartini Jember dari 2013 hingga 2015.

(34)

Tahun Asset (Rp) Volume Usaha(Rp) SHU (Rp) sebuah sistem manajemen maka tujuan dan jalan organisasi tidak akan pernah berjalan selaras. Hal inilah yang mungkin juga menjadi alasan adanya sebuah struktur organisasi di dalam diri Koperasi Wanita Sekar Kartini

Rapat Anggota, mempunyai wewenang untuk membentuk pengurus dan pengawas dalam organisasi koperasi. Pengurus dan pengawas memiliki tanggung jawab untuk melaporkan dan melaksanakan tugas dan keputusan dari dan kepada rapat anggota. Pengurus dan pengawas memiliki garis koordinasi yang menunjukkan bahwa kedua pihak harus saling berkoordinasi.

Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi merupakan kelompok manajemen yang memiliki tugas untuk mengelola jalanya koperasi.Pengurus seluruhnya berasal dari anggota yang dipilih setiap 3 tahun sekali dalam rapat tahunan anggota untuk menjabat sebagai seorang pengurus.

Pengurus merupakan pihak yang bertanggung jawab penuh atas perjalanan koperasi.Para pengurus biasanya membuat suatu rancangan kerja setiap tahunnya sebagai suatu rencana kegiatan tentang tahun berikutnya (RARK). Setiap akhir tahun pun pengurus melakukan rapat tahunan yang merupakan sebuah rapat pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota lainnya (RAT)

(35)

Sebagi pengurus mereka selalu berada dalam pengawasan dari para angota pengawas.Hal tersebut menunjukkan bahwa kepengurusan yang ada tidak bisa bertindak otoriter dan semena-meana. Selain itu mereka juga harus terus berkoordinasi bersama dengan pengawas sebagai usaha agar apa yang mereka lakukan tidak menyalahi aturan dan merugikan pihak-pihak lainnya.

Pengawas Koperasi

Pengawas koperasi merupakan pihak yang memberikan pengawasan terhadap koperasi.Mereka bertanggung jawab untuk mengawasi keputusan dan jalan koperasi yang dijalankan oeh pengurus terpilih.Pengawas koperasi memiliki hubungan koordinasi dengan pengurus sehingga kedua bela pihak harus berkoordinasi satu dngan yang lainnya.Tanggung jawab pengawas koperasi adalah rapat anggota.

Saat ini terdapat tiga orang pengawas koperasi dalam diri koperasi wanita sekar kartini dan biasanya mereka berkumpul untuk melakukan laporan triwulan-an. Pengawas koperasi berhak mengingatkan pengurus koperasi jika terdapat hal yang tidak sesuai dengan peraturan awal (AD/ART ataupun keputusan rapat anggota).Selain itu mereka juga berhak melaporkan segala macam penyelewengan yang dilakukan oleh pengurus tanpa mengenal status mereka.

Petugas Pembina Lapangan Koperasi (PPL)

Merupakan jabatan yang tidak dimiliki oleh semua koperasi (optional).Koperasi Wanita Sekar Kartini membuat jabatan ini dikarenakan sistem keanggotaan mereka yang dibagi dalam sebuah kelompok.Tujuannya agar koordinasi antara anggota dalam penyampaian berbagai macam informasi dapat tersalurkan dengan baik.

(36)

Dalam Koperasi Waniat Sekar Kartini, PPL sangat berperan penting, PPL dalam kelompok dapat mewakili pengurus, PPL jga dapat menangani secara langsung roses peminjaman atau penerimaan anggota atas persetujuan anggota kelompok yang lain sehingga keputusan tetap berada di keanggotaan kelompok.

Tanggung jawab PPL adalah terhadap pengurus dan PPL biasanya berkoordinasi pada akhir bulan dan merangkum semua laporan untuk dilaporkan kepada pengurus.Dalam koperasi wanita ini terdapat 5 pembina lapang yang setiap anggotanya rata-rata memegang 10 kelompok secara sekaligus.

Karyawan

Karyawan merupakan salah satu bagian penting dalam diri Koperasi Wanita Sekar Kartini.Meskipun posisi individunya mereka bukanlah anggota koperasi, namun mereka tetap memiliki tanggung jawab penuh sebagai ujung tombak usaha-usaha koperasi.Para karyawan yang diangkat oleh koperasi melalui seleksi penerimaan harus mempertanggung jawabkan kinerjanya dalan mengelola koperasi langsung terhadap pengurus.

Karena terdapat beberapa usaha dalam diri koperasi ini, maka karyawan dijadikan menjadi suatu tim yang juga memiliki struktur. Bagian dari struktur atau susunan tersebut diantaranya adalah :

- Kepala Kantor

- Kepala unit toko dan simpanan - Staff akuntansi koperasi begitu hjuga dengan keadaan Koperasi Wanita Sekar Kartini.

(37)

dari anggota dalam satu wilayah.Sampai saat ini terdapat 68 kelompok dalam Koperasi Wanita Sekar Kartini dengan catatan 49 kelompok yang masih aktif dan lainnya dibubarkan.Pembagian kelompok-kelompok kecil ini ditujukan untuk memudahkan koordinasi antar anggota dengan pengurus yang ada.Sehingga hubungan pun tidak carut marut dan tetap dapat terkontrol.

Dalam setiap kelompok koperasi, terdapat susunan pengurus sendiri.Ketua kelompok biasa disebut Penanggung Jawab Kelompok (PJK). Selain PJK, juga terdapat sekretaris dan bendahara dalam kelompok. Mereka bertanggung jawab terhadap kelompok yang mereka pimpin dan bertugas untuk melaporkan segala hal dari pengurus ke anggota atau sebaliknya.PJK, bendahara dan sekretaris dan bertugas untuk mengkoordinasikan kelompok agar tetap aktif dalam kegiatan koperasi.Hal tersebut terbukti efektif untuk mempertahankan keaktifan anggota yang ada sehingga koperasi pun terus berjalan sesuai dengan rencana.

2. Peraturan Keanggotaan Koperasi

Dalam setiap organisasi, peraturan tidak akan pernah lepas. Hal tersebut dikarenakan peraturan dibuat untuk mengatur dan mengkoordinir agar sistem dan sumber daya yang ada agar teratur dan tersistem.

Begitu juga dengan Koperasi Wanita Sekar Kartini, para anggotanya juga memiliki aturan yang meliputi hak dan kewajibannya.Diantaranya :

Syarat-syarat menjadi anggota :

1. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota 2. Menyerahkan fotokopi KTP penanggung

3. Menyerahkan pas foto ukuran 3x3 sebanyak 2 lembar

4. Membayar simpanan pokok sebesar Rp 150.000,00 dapat diangsur lima kali dan simpanan pokok tidak dapat diambil selama menjadi anggota

5. Membayar simpanan wajib minimal Rp 10.000,00 dan maksimal tidak terbatas setiap bulan boleh besarnya tidak sama dan tidak dapat diambil selama menjadi anggota.

6. Mendapat persetujuan dari anggota kelompok. Kewajiban anggota

1. Hadir pada pertemuan kelompok setiap bulan dan menaati tata tertib kelompok dan koperasi

(38)

4. Membayar dana gedung sebesar Rp 25.000,00 dapat diangsur 10x (bulan) bagi anggota baru dan kewajiban dimulai pada bulan anggota tersebut masuk menjadi anggota

5. Melaksanakan sistem tanggung renteng

6. Membayar simpanan sukarela (ssr) minimal Rp 2000,00 dan maksimal Rp 2.000.000,00 dengan imbalan bunga sebesar 0,75%

7. Hadir pada setiap penyelenggaran rapat anggota Hak- hak Anggota

1. Mendapatkan pelayanan pada Unit Simpan Pinjam (USP) dengan plafon 3x (SP +W), maksimal pinjaman Rp 6.000.000,00 dengan bunga 1,9%. Unit pertokoan dengan palfon 2x (SP + SW), maksimal pinjaman Rp 3.000.000,00 dengan bunga 1,9% tetap, pinjaman BBM dengan plafon 2x (SP + SW) maksimal pinjaman Rp 500.000,00

2. Mendapatkan pelayanan Pinjaman Khusus (PK) dengan menggunakan jaminan emas, sertifikat, BPKB kendaraan dan simpanan berjangka panjang.

3. Memperoleh sisa hasil usaha (SHU) pada setiap akhir tahun buku. 4. Mempunyai hak suara dan berhak memilih dan dipilih.

Lain-lain

1. Realisasi pinjaman dilaksanakan 2 hari setelah setoran kelompok ke koperasi lunas

2. Realisasi pinjaman tidak boleh dikuasakan

3. Surat pengakuan hutang (SPH) harus ditanda tangani yang bersangkutan 4. Surat permohonan pinjaman harus ditanda tangani 75% dari jumlah anggota 5. Menghimpun tabungan berjangka 1 bulan dengan 1%perbulan, dengan jangka

waktu 3 bulan dengan bunga 1,25% perbulan dengan jangka waktu 6 bulan 6. Bagi anggota yang mengundurkan diri semua simpanan diterimakan satu bulan

setelah RAT

7. Memasarkan produk atau titipan barang anggota dengan konsinyasi sebesar 3% dari barang laku.

4.2.3.4 Usaha-usaha yang dijalankan Kopwan Sekar Kartini a. Usaha simpan pinjam

(39)

keseluruhan modal (Rp 5.760.807.363,00).Usaha simpan pinjam yang ada di Kopwan Sekar Kartini meliputi :

1. Usaha Pinjaman Biasa (PB), bunga 1,9% flat, Maksimal diangsur 12 bulan, plafon pinjaman 3 x (SP+SW), dikenakan potongan 3% masing 1% provisi 1% biaya operasional dan 1% simpanan wajib khusus.

2. Pinjaman pengadaan barang, bunga 1,9% tetap maksimal diangsur selama 10 bulan, plafon pinjaman 2 x (SP + SW), dikenakan margin sebesar 25 dari jumlah pinjaman.

3. Pinjaman pertokoan bahan baku, jangka waktu 1 bulan dengan bunga 1,9%. Pesanan dapat diantar dan dikenakan transport.

4. Pinjaman BBM, bunga 2% tetap, maksima diangsur selama 5 bulan, plafon pinjaman 2 x((SP +SW)

5. Pinjaman pendidikan, dengan bunga 1,9% tetap, maksimal diangsur selama 5 bulan.

6. Pinjaman Lebaran, diberikan kepada anggota berupa kebutuhan lebaran dan diangsur selama 5 bulan dengan bunga 15%

7. Pinjaman UKM, bunga 1,9% tetap, angsuran pinjaman 7-24 bulan mengenakan pinjaman.

b. Jasa Sewa Mobil

Merupakan jasa yang terbilang baru yang tengah dijalankan oleh koperasi ini.Usaha ini sedang berkembang dan memiliki espansi untuk memperbanyak armada kendaraan. Besar prosentase untuk jenis usaha ini sebesar 15% (Rp 1.329.417.084,00) dari modal.

c. Warung Internet

Merupakan usaha yang terbilang baru, usaha ini menunjukkan hasilnya dan terus menstabilkan kondisi usahanya.Usaha ini melibatkan 8 orang penjaga dan tekhnisi warnet.Usaha ini mulai menunjukkan hasilnya dan terus menstabilkan kondisi usahanya.besar prosentase untuk jenis usaha ini 15% (Rp 1.329.417.084,00) dari modal.

(40)

Usaha ini sudah terbilang cukup lama, dan menjadi salah satu penyumbang SHU terbanyak.Di mini market ini para anggota dapat membeli atau belanja bulanan mereka dan mendapatkan jasa delivery bagi mereka yang memesan dengan jumlah banyak. Besar prosentase untuk jenis usaha ini adalah 25% (Rp 2.215.695.140,00) modal.

e. UMKM Kerajinan Tangan

UMKM kerajinan tangan ini merupakan usaha yang diadakan untuk mengcover barang-barang kerajinan dari para anggota.Barang-barang ini dipajang langsung dan dipasarkan langsung oleh pihak koperasi sehingga ada retail di koperasi disamping adanya mini market dan perkembangan UMKM kerajinan tangan ini belum begitu stabil. Besar prosentase yang duntuk jenis usaha ini adalah 15% (Rp 1.329.417.084,00) dari total modal.

4.2.3.5 Sisa Hasil Usaha di Kopwan Sekar Kartini

Merupakan dana yang tersisa dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi, sebagai sebuah koperasi yang melakukan usaha koperasi sekar kartini juga memiliki SHU yang dibagikan kepada anggotanya setiap akhir tahun. Namun, SHU yang ada tidak dibagikan seluruhnya namun hanya beberapa persen saja sedangkan yang lainnya digunakan sebagai kebutuhan yang lain. Berikut pembagian prosentase SHU di Sekar Kartini tahun 2015 sesuai dengan Sisa Hasil Usaha pada table 1.2 diatas :

a. Dana Simpanan Koperasi 30%

Merupakan sebuah dana yang ditujukan untuk memperbesar modal sehingga pihak koperasi dapat memperbesar usahanya. Dana yang diambil 30% dari total SHU tahunan yang didapat (Rp 8.810.667,00 sesuai table 1.2).

b. SHU Anggota Berjasa 30%

(41)

c. SHU Anggota Pinjaman 20%

Merupakan SHU yang diberikan kepada anggotanya yang menjadi peminjampada usaha simpan pinjam.SHU ini merupakan SHU tambahan bagi para anggota yang meminjam selain dari SHU anggota berjasa. SHU ini bernilai 20% dari total SHU yang ada dan dibagi dengan sejumlah anggota yang mengikuti usaha simpan pinjam (Rp 5.873.778,00).

d. Dana Pendidikan 5%

Merupakan dana yang disisihkan pendidikan untuk anak-anak anggota koperasi yang tidak mampu atau sedang membutuhkan dana pendidikan. Meskipun dana pendidikan telah dianggarkan dalam rancangan dana tahunan, dana pendidikan dari SHU ini bersifat sebagai tambahan. Jika dana pendidikan dari SHU ini tidak terpakai maka akan dimasukkan dalam dana simpanan koperasi (Rp 1.468.444,00) e. Dana Pengurus 10%

Merupakan dana yang digunakan untuk memberikan imbalan hasil atau tanda jasa terhadap pengawas terpilih. Para pengawas ini mendapatkan 10% dari total SHU dan dibagi tiga atau sejumlah pengawas yang ada (Rp 2.936.889,00).

f. Dana Karyawan 5%

Merupakan dana yang ditujukan kepada karyawan sebagai tambahan dana bagi mereka (Rp 1.468.444,00)

4.2.3.6 Sistem Tanggung Renteng

Merupakan tanggung jawab bersama diantara anggota di satu kelompok atas segala kewajiban terhadapkoperasi dengan dasar keterbukaan dan saling percaya.

Tanggung renteng membangun karakter dan pekerti positif yang menjadi nila dasar dalam aktifitas berkoperasi.

Nilai-nilai yang terkandung dalam tanggung renteng antara lain: 1. Kebersamaan

2. Keterbukaan 3. Musyawarah 4. Saling percaya 5. Disiplin

(42)

Sebagai sebuah sistem, tanggung renteng merupakan alat control dan kendali bagi dinamika anggota dan keuangan. Kondisi yang harus dipenuhi dalam sebuah sistem tanggung renteng antara lain :

a. Adanya kelompok

b. Kewajiban yang harus dipenuhi

c. Keterbukaan/ keberanian dalam mengemukakan dan menerima pendapat, usul maupun saran.

Beberapa hal yang disadari sebagai hasil dari proses tanggung renteng antara lain : a. Amannya asset koperasi

b. Mempertinggi rasa kekeluargaan dan kegotong-royongan

c. Munculnya keberanian untuk mengemukakan pendapat dan keterbukaan

d. Tumbuh dan berkembangnya disiplin diri, percaya diri, tangung jawab dan harga diri e. Munculnya kader-kader potensial

Selain itu, sistem tanggung renteng juga memiliki beberapa manfat diantaranya adalah :

a. Menanamkan rasa kekeluargaan dan bergotong-royong

b. Menciptakan keterbukaan dan keberanian mengemukakan endapat

c. Menanamkan disiplin diri, meningkatkan rasa tanggung jawab, harga diri dan percaya diri

d. Mengurangi resiko terjadinya kredit macet

4.2.4 Peran Koperasi Wanita Sekar Kartini terhadap anggota koperasi 4.2.4.1 Koperasi Wanita Sekar Kartini menurut anggota koperasi

Menurut Fatimah, salah satu anggota Koperasi Wanita Sekar Kartini, “koperasi ini sangat menguntungkan bagi mereka selain proses pinjam modal mudah hubungan kekeluargaannya sangat erat. Jadi jika ada permasalahan dalam anggota koperasi dapat dirapatkan antar anggota koperasi misal masalah usaha.”

(43)

usaha-Fatima juga menegaskan, “koperasi ini sangat membantu karena selain dapat pinjam modal usaha, juga dapat membantu memasarkan hasil kerajinan tangan ke koperasi”.

4.2.5 Dampak yang diberikan oleh Koperasi Wanita Sekar Kartini terhadap anggota koperasi

Sejak koperasi ini menangani usaha simpan pinjam, dampaknya sangat nyata sekali bagi anggota antara lain :

1. anggota dapat mengembangakan usaha melalui modal yang diterima dari koperasi.

2. Anggota dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga ke Perguruan Tinggi 3. Pengusaha berkembang dari usaha yang kecil-kecilan saat ini bisa memiliki took

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah diungkapkan pada pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban atas pokok permasalahan yang telah diajukan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Dinas Koperasi dan UMKM sangat berperan penting dalam pembentukan koperasi-koperasi baru. Berikut penjelasannya :

1. Memberikan bimbingan kepada anggota koperasi wanita yang belum berkembang.

2. Menyediakan atau meminjamkan dana sebagai modal usaha anggota koperasi wanita.

3. Monitoring perkembangan usaha anggota koperasi wanita.

2. Dinas Koperasi juga memberikan beberapa jenis pelayanan yang meliputi : a. Adanya sosialisasi pendirian koperasi baru

(44)

d. Penerbitan surat keterangan usaha

e. Incubator bisnis bagi pengusaha mikro dan pengusaha kecil f. Konsultasi penyelesaian masalah koperasi

g. Jasa audit internal bagi koperasi beromset dibawah Rp 1 Milyar h. Pengurusan nomor induk koperasi

i. Fasilitas pameran produk UKM j. Fasilitas pameran produk koperasi

k. Menerbitkan surat ijin usaha simpan pinjam

3. Untuk jumlah Kopwan yang masih aktif di Kabupaten Jember, berjumlah 155 unit terdiri dari 67 koperasi program bupati, 88 koperasi peragaan. Koperasi wanita di kabupaten Jember yang paling pesat perkembangan usahanya adalah Koperasi Wanita Sekar Kartini, dengan jumlah anggotanya sebanyak 1133 orang.

5.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan

Di luar factor-faktor keberhasilan di atas, Kopwan secara umum masih mngalami berbagai persoalan. Persoalan- persoalan yang dapat ditangkap adalah sebagai berikut :

1. Secara umum Kopwan dihadapkan pada system kaderisasi yang lemah. Hal tersebut seringkali disebabkan karena tidak banyak perempuan yang memiliki potensi mau terlibat aktif dalam kegiatan Kopwan.hal ini disebabkan karena kegiatan koperasi menyita banyak waktu dengan tingkat keuntungan (honor) yang tidak terlalu besar. 2. Keberadaan beberapa Kopwan Nampak munculnya kecenderungan ketergantungan

pada bantuan dari pemerintah, meskipun sebenarnya Kopwan tersebut dapat mandiri tanpa bantuan pemerintah. Hal tersebut Nampak dari harapan-harapan yang muncul senantiasa diarahkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan kepada Kopwan.

5.3 Saran

(45)

kinerjanya dan memperbesar keuntungan bagi anggotanya.Pengembangan usaha untuk Kopwan idealnya tidak saja dikaitkan dengan kebutuhan perempuan (domestic) tetapi juga idealnya dikaitkan dengan pengembangan hobi anggota Kopwan.

Perlu dilakukan pendampingan dan pelatihan yang berkaitan dengan sistem kaderisasi di dalam Kopwan.

Pemerintah dan lembaga-lembaga yang berkepentingan terhadapperkembangan Kopwan sebaiknya secara cermat mempertimbangkanberbagai jenis bantuan yang akan diberikan kepada Kopwan. Idealnyabantuan yang diberikan kepada Kopwan dapat meningkatkan kinerjaKopwan tanpa harus menumbuhkan ketergantungan Kopwan terhadapbantuan eksternal. Dalam hal ini pemerintah dapat menetapkankebijakan pemberian bantuan secara selektif kepada Kopwan dengancara memberikan bantuan (dalam bentuk apapun) kepada Kopwanyang belum pernah menerima bantuan, atau mendapatkan bantuanpemerintah tidak lebih dari 2 jenis bantuan.Pemerintah dan lembaga-lembaga yang berkepentingan terhadapperkembangan Kopwan sebaiknya secara cermat mempertimbangkanberbagai jenis bantuan yang akan diberikan kepada Kopwan. Idealnyabantuan yang diberikan kepada Kopwan dapat meningkatkan kinerjaKopwan tanpa harus menumbuhkan ketergantungan Kopwan terhadapbantuan eksternal.Dalam hal ini pemerintah dapat menetapkankebijakan pemberian bantuan secara selektif kepada Kopwan dengancara memberikan bantuan (dalam bentuk apapun) kepada Kopwanyang belum pernah menerima bantuan, atau mendapatkan bantuanpemerintah tidak lebih dari 2 jenis bantuan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Sosial. Surabaya : Bina Ilmu.

Bartanto dan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola

(46)

Bungin. 2001:128. Penilitian Kualitatif. Jakarta :Kencana Prenada Media Bungin. 2010. Penilitian Kualitatif. Jakarta :Kencana Prenada Media Chaniago, Arifinal. 1984. Definisi dan Prinsip-prinsip Koperasi. Erlangga Gilarso. 1989. Pengelolaan Koperasi. Yogyakarta: Kanisius

Horoepoetry, Arimbi dan Santosa.2003. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan.Jakarta : Walhi

Kanfer.1987: 197.Task – Spesific Motivation: An Integrative approach to Issues of measurement, mechanism, processes and Determinants. Journal of social and clinical psychology

Kozier, Barbara. 1995. Fundamental of Nursing. California. Copyright by Addist Asley Publishing Company.

Maleong, Lexy J. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Maleong, Lexy J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Panggabean, Riana. 2007. Profil Koperasi Wanita Indonesia.Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Pareek, Udai. 1985. Mendayagunakan Peran-Peran Keorganisasian: Tinjauan atas Teori Motivasi dan Efektivitas Peran untuk Mengoptimalkan Potensi Karyawan. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.

Paulus. 1983. Pokok-pokok dalam Sosiologi. Jakarta : Rajawali

Saptari, Ratna. 1997. Perempuan, Kerja dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti

(47)

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tambunan, Tulus T. H (2002) Usaha Kecil dan Menengah Indonesia.Jakarta : Salemba Empat.

Web :

Academia.edu/9400516/ Koperasi Wanita Sekar Kartini Blogspot.co.id/2016/05/behaviorurlmo-htm

Sumber lain :

Gambar

Tabel 4.1 Profil Koperasi Wanita Kabupaten Jember
Tabel 4.1 Profil Koperasi Wanita Kabupaten Jember

Referensi

Dokumen terkait

Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana, seperti perusahaan perusahaan yang ingin memperluas usahanya, menambah modal baru, dan sebagainya,

Modal diperlukan untuk mengembangkan usaha yang nantinya akan meningkatkan omset, sehingga modal awal harus dapat digunakan secara optimal agar omset terus berkembang.. Modal awal

Mitra Binaan yang layak mendapatkan bantuan adalah usaha kecil dan atau koperasi yang mempunyai prospek untuk berkembang, yang masih aktif usahanya dan yang

Sebelum adanya program UKM masyarakat sulit mengembangkan usahanya dan sulit untuk mengakses dana atau modal akan tetapi adanya program UKM yang diadakan oleh

Oleh karena itu dalam rangka menyeleksi dari 3.750 koperasi wanita yang telah dibentuk pada tahun 2009 maka dibutuhkan penilaian kinerja koperasi wanita agar

Sleman Penerima dana penguatan modal yang dimonitor 20 koperasi Meningkatnya sasaran dan kualitas pemanfaatan dana penguatan modal 40 % 53.803.700,00 0,00 0,00 0,00 65.379.820,00

Atau mustahik yang sudah mempunyaiusaha (seperti jualan) bisa mendapatkan dana modal bergulir untuk menambah modal usahanya. Dengan syarat harus mempunyai izin usaha

Uraian Tanggung Jawab Setiap Bagian/Unit Setiap pemimpin perusahaan akan selalu mengarahkan dan mengembangkan usahanya agar perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah