• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI

MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

Adyla Wahyuni Munggaran

1000624

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit

(

Curcuma domestica

Val.) terhadap

Perkembangan Embrio

Praimplantasi Mencit (

Mus

musculus

) Swiss Webster

Oleh

Adyla Wahyuni Munggaran

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Adyla Wahyuni Munggaran 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI

MENCIT (Mus musculus) Swiss Webster

Oleh

Adyla Wahyuni Munggaran

1000624

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Didik Priyandoko, S. Pd, M. Si.

NIP. 196912012001121001

Pembimbing II

Dr. Hernawati, S. Pt, M. Si.

NIP. 197003311997022001

Mengetahui,

(5)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(6)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) terhadap

Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus) Swiss Webster

ABSTRAK

Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) mengandung beberapa komponen kimia yang mampu menyebabkan terhambatnya pembelahan sel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak rimpang kunyit terhadap perkembangan embrio praimplantasi mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Mencit diaklimatisasi selama tujuh hari lalu dikawinkan dan setelah adanya vaginal plug mencit diberi perlakuan ekstrak rimpang kunyit. Dosis kunyit yang digunakan adalah 0 mg/kg bb/hari, 140 mg/kg bb/hari, 280 mg/kg bb/hari, dan 700 mg/kg bb/hari. Pemberian ekstrak dilakukan secara gavage selama mencit bunting dari hari 0 sampai hari ke-3. Pengamatan dilakukan terhadap hasil dari koleksi embrio dengan teknik flushing menggunakan medium PBS (Phosfat Buffer Saline). Pada tahapan ini dilihat persentase tahapan perkembangan embrio, abnormalitas embrio dan ukuran diameter embrio blastokista. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah embrio yang mencapai tahap blastokista sejalan dengan naiknya dosis yang diberikan dibandingkan kontrol. Selain itu, ada peningkatan pada jumlah embrio tahap morula dan embrio abnormal yang ditemukan sejalan dengan naiknya dosis yang diberikan dibandingkan kontrol. Walaupun terdapat penurunan persentase embrio blastokista, namun secara statistik hasil tersebut tidak meunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan. Pengamatan dilakukan pula terhadap ukuran diameter embrio blastokista dan menunjukkan hasil bahwa ukuran diameter blastokista pada kelompok kontrol dan perlakuan tidak jauh berbeda yaitu dengan rata-rata 0,09 ± 0,008 untuk diameter horizontal dan 0,09 ± 0,005 untuk diameter vertikal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak rimpang kunyit pada mencit yang bunting selama 3,5 hari berpengaruh terhadap perkembangan embrio praimplantasi walaupun secara statistik tidak berbeda secara signifikan.

Kata kunci: Kunyit (Curcuma domestica), Embrio Praimplantasi, Mencit (Mus

(7)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Effect of Tumeric Extract (Curcuma domestica) towards The Development

of Mice’s Preimplantation Embryo (Mus musculus) Swiss Webster

Abstract

Tumeric contains some of chemist components that able to inhibit cleavage of cell. The aim of this research is to know the influence of giving tumeric extract on preimplantation embryo development of mice. Mice were acclimatized for 7 days and then mated. If the vaginal plug is found, then it will be treated by turmeric extract. The dose of the extract were 0 mg / kg bw / day, 140 mg / kg bw / day, 280 mg / kg bw / day, and 700 mg / kg bw / day. The extract was done by gavage for pregnant mice from 0 upto 3.5 days. The observations to result of embryo collections were done by flushing technic used PBS (Phosphate Buffer Saline) medium. At this step, the percentage of embryo development (the abnormality of embrio and the diameter size of blastocysta embryo) were seen. The result of this research showed that there was the decrease of total blastocysta embryo as long as the increase of dose that was given, if it compared with the control. Beside that, there was the decrease of total morula embryo and the abnormality as long as the increase of dose that was given, if it compared with the control. Although, there were the increase in the percentage of embryos, but statistically the results did not show significantly different. In the embryo diameter, obtained results were not much different from the control. It concluded that the rhizoma of tumeric extract, which was performed by gevage to pregnant mice for 3,5 days influencing to preimplantation embryo development, even though in statistic there were not significantly different.

(8)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah ... 4

E. Tujuan ... 4

F. Manfaat ... 5

G. Asumsi ... 5

H. Hipotesis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kunyit (Curcuma domestica Val.) ... 7

B. Kandungan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) ... 9

C. Khasiat Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) ... 11

D. Mencit (Mus musculus) ... 14

E. Reproduksi mencit (Mus musculus) ... 16

F. Etika Penelitian terhadap Hewan ... 19

G. Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus) ... 20

(9)

vi

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 27

A. Metode Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

E. Alat dan Bahan ... 29

F. Prosedur Penelitian ... 30

1. Tahap Persiapan ... 30

a. Pemeliharaan hewan uji ... 30

b. Pembuatan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) ... 31

c. Penentuan besar dosis perlakuan ... 31

2. Tahap Perlakuan ... 32

a. Pemberian hormon ... 32

b. Pengawinan mencit (Mus musculus) ... 32

c. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) ... 33

3. Tahap Pengamatan ... 33

a. Koleksi embrio praimplantasi ... 33

b. Perhitungan dan pengamatan tahapan embrio praimplantasi serta pengukuran diameter embrio tahap blastokista (Mus musculus) ... 33

4. Analisis data ... 34

5. Alur Penelitian ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil ... 36

1. Pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap perkembangan embrio praimplantasi ... 36

2. Pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap abnormalitas embrio praimplantasi ... 41

(10)

vii

B. Pembahasan ... 47

1. Pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap perkembangan embrio praimplantasi ... 48

2. Pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap abnormalitas embrio praimplantasi ... 54

3. Pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap ukuran diameter blastokista ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 64

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Sifat Biologis Mencit ... 18

2.2 Hubungan Antara Waktu Setelah Perkawinan, Tahapan Perkembangan dan Lokasi Embrio Mencit ... 21

3.1 Peta Kandang Mencit ... 24

4.1 Hasil Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap Perkembangan Embrio Pra-Implantasi selama Usia Kebuntingan 3,5 hari dari Induk Mencit secara Gavage ... 37

4.2 Jenis Embrio Abnormal yang Ditemukan Setiap Dosis Perlakuan ... 41

4.3 Morfologi Embrio Normal dan Abnormal Mencit ... 43

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Bagian Tanaman Kunyit Seperti Bunga, Akar, Rimpang dan Daun .. 9

2.2 Rimpang Kunyit ... 9

2.3 Beberapa Struktur Utama Senyawa dari kunyit (Curcuma domestica Val.) ... 11

2.4 Mus musculus ... 16

2.5 Siklus Estrus Pada Mencit ... 18

2.6 Perkembangan Embrio Praimplantasi ... 21

2.7 Jalur Perkembangan Embrio Mencit (Mus musculus) ... 23

2.8 Tahap Pembelahan Sampai Blastokista pada Mencit (Mus musculus) ... 24

2.9 Tingkat Embrio Fragmentasi ... 25

3.1 Hasil Pengocokan Mencit dan Jenis Perlakuan ... 29

4.1 Pola Perkembangan Embrio Praimplantasi Induk Mencit yang diberi Perlakuan Ekstrak Kunyit Selama Bunting 3,5 Hari ... 40

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Tabel Tahapan Perkembangan Embrio Praimplantasi ... 64

2 Perhitungan Dosis Ekstrak Kunyit ... 66

3 Pembuatan hormon, PBS, dan NaCl 0,96% ... 67

4 Alat dan Bahan yang digunakan ... 69

5 Data Berat Badan Mencit selama Aklimatisasi dan Perlakuan ... 71

6 Uji Statistika Persentase Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus) ... 72

7 Uji Statistika Ukuran Diameter Blastokista ... 74

8 Tabel konversi dosis manusia kepada hewan uji ... 76

(14)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini industri dan perdagangan produk herbal serta suplemen makanan di seluruh dunia yang berasal dari bahan alami cenderung mengalami peningkatan. Di Indonesia, hal tersebut diikuti oleh pesatnya perkembangan industri jamu, makanan dan minuman kesehatan, obat tradisional ataupun obat herbal terstandar dengan bahan baku alami. Hal ini didasari karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber bahan obat tradisional. Selain itu, masyarakat Indonesia sudah menggunakan obat tradisional secara turun temurun. Tanaman obat mempunyai beberapa keunggulan diantaranya mudah didapat, mudah dalam penggunaannya dan harganya relatif murah (Zein, 2005). Penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman dari penggunaan obat modern karena memiliki efek samping yang relatif lebih rendah. Ketepatan dalam penggunaan obat pun harus diperhatikan seperti kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan informasi, tanpa penyalahgunaan dan ketepatan dalam pemilihan obat untuk indikasi tertentu (Sari, 2006).

(15)

2

Seperti yang sudah dijabarkan, penggunaan obat tradisional harus diperhatikan. Bagi orang awam bisa saja penggunaan obat tradisional menyebabkan kerugian karena tidak adanya pengetahuan tentang dasar penggunaan obat tradisional. Pada pengobatan tradisional, kunyit dapat berperan sebagai zat antifertil. Selain itu, dengan berbagai macam ekstraksi telah diketahui bahwa kunyit dapat menurunkan angka kehamilan pada mencit betina (Garg et al,. 1978; Yadav dan Jain, 2010). Adanya efek antiferlititas pada kunyit mengharuskan kita untuk memperhatikaan penggunaannya, terutama pada wanita yang merencanakan kehamilan.

Hewan uji yang dipilih merupakan mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Mencit banyak digunakan dalam penelitian tentang reproduksi karena kemampuannya menghasilkan sel telur yang banyak, berukuran kecil, jinak, ekonomis dan mudah digunakan. Selain itu mencit juga mudah didapatkan, dipelihara, dan dikembangbiakkan. Hewan uji ini dapat berkembangbiak pada suhu 64-79oF dan kelembaban antara 40-60%. Biasanya mencit aktif pada malam hari (IACUC, 2009). Mencit dewasa siap kawin berusia empat sampai tujuh minggu. Pada saat mencit mencapai masa estrus, perkawinan biasanya terjadi pada malam hari dan ovulasi terjadi setelah delapan sampai sepuluh jam kemudian. Pada saat satu kali ovulasi, mencit mampu menghasilkan delapan sampai 12 oosit, tergantung pada galurnya. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus gelap antara jam 19.00-05.00 (Hogan et al.,1994).

Kehamilan ditentukan oleh berhasilnya proses fertilisasi. Hasil fertilisasi ini merupakan zigot yang akan mengalami pembelahan. Perkembangan sel embrio setelah menjadi zigot mula-mula akan berkembang menjadi dua sel sampai terbentuknya morula dan blastokista. Morula merupakan perkembangan embrio yang menyerupai anggur yang diselaputi oleh zona pelusida. Setelah itu morula akan berkembang menjadi blastokista setelah terbentuknya rongga yang berisi cairan di dalamnya. Blastokista tumbuh menjadi dua jaringan, yaitu embrioblast (inner cell mass) dan tropoblas. Setelah itu zona pelusida akan pecah dan polosit yang masih

(16)

3

Embrio tahap blastokista merupakan tahap yang paling rentan dalam perkembangan embrio. Pada tahapan ini, embrio belum mengalami implantasi. Bagian Inner Cell Mass (ICM) merupakan bagian pada embrio tahap blastokista yang paling rentan terhadap suatu teratogen (Kola dan Folb, 1985). Jika selama perkembangan embrio sebelum implantasi terdapat gangguan dari senyawa toksik, maka akan mengakibatkan embrio mati atau tumbuh normal tergantung dari derajat kerusakan yang dialaminya (Nagao, 1986 dalam Priyandoko, 2003).

Kegagalan implantasi merupakan salah satu perkembangan abnormal dari kehamilan yang akan menyebabkan aborsi spontan (Avant, 1983 ; Rusmiati, 2009). Sifat sitotoksik pada kunyit bisa menghambat perkembangan embrio dalam tahapan praimplantasi. Hal tersebut terjadi karena adanya pengurangan jumlah sel embrio pada tahap blastokista setelah adanya induksi dari ekstrak rimpang kunyit dengan dosis yang lebih besar. Selain itu, kurkumin yang dikandung pada kunyit menyebabkan apoptosis pada perkembangan embrio tahap blastokista (Chen et al., 2010). Jadi selain adanya keuntungan, kunyit ini juga mempunyai sifat sitotoksik. Informasi di atas mendorong peneliti untuk mengetahui apakah pengaruh dari ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) yang diberikan pada mencit dari masa kebuntingan hari ke-0 sampai hari ke-3.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut, “Apakah pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap perkembangan embrio praimplantasi, abnormalitas embrio, dan ukuran diameter blastokista pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster?

C. Pertanyaan Penelitian

(17)

4

1. Apakah pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) berpengaruh terhadap perkembangan embrio praimplantasi pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster?

2. Apakah ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) berpengaruh terhadap terbentuknya embrio abnormal dari mencit (Mus musculus) Swiss Webster? 3. Apakah ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) berpengaruh terhadap

ukuran diameter blastokista mencit (Mus musculus) Swiss Webster?

D. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi agar tidak meluas dalam pelaksanaannya, ada pun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai ekstrak adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) yang diperoleh dari Balitro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat).

2. Metode yang digunakan dalam pembuatan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) adalah aqueos extract.

3. Ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) diberikan kepada mencit (Mus musculus) secara oral dengan menggunakan jarum gavage dari hari ke-0 sampai

hari ke-3.

4. Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) Swiss Webster betina dengan usia 8-10 minggu dan memiliki berat badan konstan 25-31 gram.

5. Parameter yang diukur antara lain persentase tahapan perkembangan embrio, abnormalitas embrio dan ukuran diameter embrio tahap blastokista pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster.

6. Tahapan perkembangan embrio praimplantasi diantaranya adalah pembelahan 1-8 sel, morula belum mampat, morula mampat, blastokista awal dan blastokista akhir.

(18)

5

E. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap perkembangan embrio praimplantasi.

2. Mengetahui pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap abnormalitas embrio.

3. Mengetahui pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap ukuran diameter blastokista pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster.

F. Manfaat

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap perkembangan embrio praimplantasi, abnormalitas embrio dan ukuran diameter embrio mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Selain itu, dapat digunakan sebagai informasi ilmiah baru untuk para peneliti atau pun mahasiswa dalam mengetahui dan menganalisis pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) pada aspek reproduksi mencit betina, baik ekstrak kasar maupun ekstrak zat yang terkandung pada kunyit. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi dan saran bagi wanita yang akan memprogram kehamilan supaya berhati-hati dalam mengkonsumsi kunyit.

G. Asumsi

Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Ekstrak aqueos dari Curcuma longa memiliki kemampuan sebagai alat kontrasepsi post-coital dengan menghambat aktivitas praimplantasi embrio mencit (Mus musculus) (Yadav dan Jain, 2010).

2. Ekstrak rimpang kunyit dapat menyebabkan apoptosis pada sel-sel embrio tahap praimplantasi (Chen et al., 2010).

(19)

6

4. Pemberian kurkumin selama periode inisiasi dan post-inisiasi terbukti memberikan efek anti kanker yang ditandai dengan penurunan proliferasi, peningkatan apoptosis dan perbaikan pola diferensiasi sel (Rini dkk., 2011).

H. Hipotesis

Berdasarkan asumsi yang telah dipaparkan, hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dapat mengganggu

perkembangan embrio praimplantasi pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster. 2. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dapat meningkatkan persentase embrio abnormal pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster.

(20)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian yaitu hewan mencit (Mus musculus) Swiss Webster yang diberi beberapa perlakuan, sehingga jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimental (Nazir, 2003). Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) atau akuades terhadap perkembangan embrio praimplantasi mencit (Mus musculus) Swiss Webster.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan adanya kelompok mencit yang diberi perlakuan dan kelompok mencit kontrol dengan faktor lingkungan yang homogen (Nazir, 2003). Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) atau akuades kepada mencit dengan cara gavage. Kelompok perlakuan terdiri dari 3 kelompok yang masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan pemberian ektrak kunyit (Curcuma domestica Val.) dengan dosis 140 mg/Kg bb/hari, 280 mg/Kg bb/hari, dan 700 mg/Kg bb/hari (Yadav dan Jain, 2010). Selain itu, terdapat pula kelompok kontrol yang terdiri dari kelompok mencit yang perlakuannya hanya diberi akuades.

Jumlah sampel pengulangan dihitung dengan rumus Federer, (1955): (T-1) (n-1) ≥ 15

(4-1) (n-1) ≥ 15 3n - 3 ≥ 15

(21)

28 perlakuan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) secara gavage. Pengacakan hewan uji mencit dilakukan untuk menghilangkan bias (Sudjana, 2002). Gambar pengacakan hewan uji dapat dilihat pada Gambar 3.1.

1 Gambar 3.1. Hasil Pengocokan Mencit dan Jenis Perlakuan Kelompok perlakuan diantaranya:

A = Kontrol, dengan diberi akuades

B = Diberi ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dengan dosis 140

(22)

29

Tabel 3.1 Peta kandang mencit

Kandang Nomor mencit

A 2 9 15 3 16 23

B 5 1 4 17 13 11

C 21 18 22 14 8 7

D 6 12 19 24 20 10

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mencit (Mus musculus) Swiss Webster yang ada di Rumah Mencit Kebun Botani FPMIPA UPI.

Sedangkan sampel penelitian ini adalah menit betina virgin yang berumur delapan sampai sepuluh bulan yang mempunyai berat badan 25-31 gram.

D. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari – September 2014. Pembedahan untuk koleksi embrio dilakukan di Laboratorium Struktur Hewan dan pemeliharaan hewan uji serta pembuatan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dilakukan di Rumah Hewan Kebun Botani Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

E. Alat dan bahan

(23)

30

Setelah mencit diaklimatisasi mencit akan dikawinkan, tapi mencit akan disuntik dengan hormon untuk memicu ovulasi. Alat dan bahan yang digunakan adalah syringe 1 ml, hormon Chorulon dan hormon Fostimon yang akan diencerkan dengan

pelarut NaCl 0,9%. Pada tahap selanjutnya, mencit diberi perlakuan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) atau akuades secara oral dengan menggunakan jarum gavage dan syringe 1 ml

Pada tahap selanjutnya, yaitu pembedahan dan koleksi embrio dilakukan di Laboratorium Struktur Hewan FPMIPA UPI. Alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah alat bedah seperti pisau bedah, gunting bedah, bak bedah, dan pinset. Pada tahap koleksi embrio digunakan teknik flushing (membilas) dengan menggunakan syringe 1 ml, pipet, cawan petri dan gelas arloji untuk menampung embrio. Selain itu digunakan medium NaCl 0,9 untuk membilas bagian uterus dan medium PBS (Phosphate Buffer Saline) sebagai larutan fisiologis untuk embrio mencit. Embrio diamati menggunakan mikroskop. Kamera juga dipakai untuk mendokumentasikan hasil penelitian berupa tahapan embrio praimplantasi. Alat dan bahan yang digunakan selengkapnya ada pada Lampiran 4.

.

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Pemeliharaan hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) Swiss Webster yang dikembangbiakan di Rumah Hewan Kebun Botani UPI. Hewan uji diaklimatisasi selama satu minggu dengan diberi pakan dan minum secara ad libitum. Hewan uji mendapatkan pakan standar untuk anak babi CP 551. Mencit

(24)

31

yang digunakan adalah mencit jantan berumur 10–14 minggu dan mencit betina berumur 9–12 minggu dengan berat badan 25– 31 gram (Priyandoko, 2003).

b. Pembuatan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.)

Rimpang kunyit berasal dari Balittro (Balai Tanaman Obat dan Rempah) yang berumur sekitar satu tahun. Pembuatan rimpang kunyit dilakukan berdasarkan Halim et al., (2012) yang menggunakan teknik aqueos extract. Pertama-tama rimpang dicuci bersih lalu dirajang dan dijemur sampai kering. Hasil rajangan diblender lalu diayak, hasil ayakan berupa bubuk kunyit. Selanjutnya bubuk kunyit diekstrak dengan air hangat bersuhu 60oC selama 30 menit, perbandingan antara kunyit dan air adalah 1:16. Ekstrak disaring dan ekstrak cair yang diperoleh diekstrak kembali sebanyak dua kali dengan cara yang sama. Setelah itu hasil ekstraksi disimpan dalam wadah datar lalu dikering anginkan sampai mendapat endapan berwarna coklat kemerahan. Hasil endapan yang sudah kering ditumbuk hingga halus. Selesai ditumbuk, ekstrak bubuk dapat digunakan.

c. Penentuan besar dosis perlakuan

Penentuan dosis ditentukan dengan menimbang ekstrak terlebih dahulu. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) hasil ekstraksi ditimbang menggunakan timbangan analitik untuk setiap dosisnya. Setelah ditimbang ekstrak dimasukan ke dalam kertas dosis. Apabila ekstrak ini akan digunakan maka ekstrak dilarutkan dengan akuades. Pada penelitian ini digunakan dosis untuk mencit sebesar 0 mg/kg bb/hari, 140 mg/kg bb/hari, 280 mg/kg bb/hari dan 700 mg/kg bb/hari. Pemberian dosis ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yadav dan Jain (2010). Perhitungan lebih lengkap terlampir (Lampiran 2).

Konsentrasi masing-masing dosis dilakukan dengan perhitungan: 1. Kontrol

Mencit di-gavage dengan akuades sebanyak 0,3 ml setiap harinya. 2. 140 mg/kg bb/hari

(25)

32

3. 280 mg/kg bb/hari

Mencit di-gavage dengan 5,6 mg ekstrak yang dilarutkan dalam akuades hingga 0,3 ml.

4. 700 mg/kg bb/hari

Mencit di-gavage dengan 18,9 mg ekstrak yang dilarutkan dalam akuades hingga 0,3 ml.

2. Tahap Perlakuan

a. Pemberian hormon

Mencit yang akan diberi perlakuan dibuat ovulasi terlebih dahulu. Proses ovulasi ini dipicu dengan cara menginjeksikan hormon secara intraperitoneal. Hormon yang digunakan adalah FSH yaitu Foligon dan hormon hCG yaitu Chorulon masing-masing dengan dosis 5 I.U/ekor sebanyak 0,1 ml. Hormon di larutkan terlebih dahulu untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan (Lampiran 3). Penyuntikan hormon FSH dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00. Penyuntikkan hormon hCG dilakukan 48 jam kemudian dan mencit langsung dikawinkan dengan perbandingan 1:1.

b. Pengawinan mencit (Mus musculus) Swiss Webster

Mencit dikawinkan dengan perbandingan mencit betina dan mencit jantan 1:1 (IUACC, 2009). Pengawinan ini dilakukan pada sore hari yaitu sekitar pukul 16.00 dan pada pagi harinya sekitar pukul 07.00 dilihat ada atau tidaknya vaginal plug (sumbat vagina). Sumbat vagina ini berwarna putih susu yang menempel

(26)

33

c. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.)

Treatment dengan pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica

Val.) ini dilakukan sebanyak 4 kali sejak hari ke-0 setelah ditemukannya sumbat vagina sampai hari ke-3. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dilakukan dengan menggunakan jarum gavage. Ekstrak yang diberikan pada mencit sebanyak 0,3 ml dengan dosis yang berbeda-beda pada setiap kelompok yaitu dosis 0 mg/kg bb/hari (dengan pemberian akuades saja), 140 mg/kg bb/hari, 280 mg/kg bb/hari dan 700 mg/kg bb/hari. Setelah treatment selesai maka pada hari ke-3,5 mencit di-dislokasi leher, dibedah dan organ reproduksi diisolasi untuk tahap selanjutnya.

3. Tahap Pengamatan

a. Koleksi embrio praimplantasi

Setelah treatment selesai diberikan, mencit di-dislokasi leher dan dibedah di Laboratorium Struktur Hewan FPMIPA UPI. Oviduk, uterus, dan ovarium dipisahkan dan ditempatkan di cawan petri yang berisi larutan NaCl 0,96% untuk dibersihkan dari jaringan lemak yang menepel dan memisahkan ovarium dari uterus. Koleksi embrio dilakukan dengan cara membilas (flushing) lumen uterus. Uterus yang berada di cawan petri dipindahkan ke kaca arloji dan di-flushing oleh syringe berukuran 1 ml yang berisi medium PBS pH 7,2 (Hogan et al., 1986).

Mediun PBS ini merupakan larutan fisiologis yang umum digunakan sebagai pelarut dalam penelitian. Hal ini dilakukan supaya sel terjaga osmolalitasnya. Hal ini disadasari karena Phosphate Buffered Saline yang mengandung CaCl2 mampu menjaga osmolalitas sel (Freshney, 2005). Langkah selanjutnya embrio yang sudah keluar dari uterus diamati menggunakan mikroskop.

b. Perhitungan dan pengamatan tahapan embrio praimplantasi serta

(27)

34

Setelah koleksi embrio, perhitungan dan pengamatan dilakukan terhadap tahap-tahap perkembangan embrio praimplantasi, embrio abnormal dan ukuran diameter blastokista mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Tahapan

perkembangan embrio praimplantasi meliputi embrio pembelahan satu sampai delapan sel, morula belum mampat, morula mampat, blastokista awal dan blastokista akhir. Sedangkan untuk embrio abnormal terdiri dari embrio degenerasi, embrio fragmentasi, blastokista tanpa zona pelusida, morula tanpa zona pelusida, embrio dengan dua blastocoel, embrio dengan blastomer tidak sama besar dan zona pelusida tanpa embrio. Pada tahap pengukuran diameter blastokista digunakan lensa yang berukuran dengan skala 0-100 mm. Diameter blastokista diukur bagian horizontal dan vertikal.

4. Analisis Data

Ada dua macam analisis data yaitu yang dilakukan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kualitatif digunakan analisa tahapan pada embrio praimplantasi seperti embrio awal (1-8 sel), morula tidak mampat, blastokista awal, blastokista sedang dan embrio tahap blastokista akhir (Sumarmin et al, 1999). Selain itu dilihat keadaan embrio abnormal dan dianalisis jenisnya. Embrio blastokista juga diukur diameternya.

(28)

35

5. Alur Penelitian

Pengamatan tahapan embrio praimplantasi, abnormalitas

embrio dan pengukuran diameter embrio tahap

blastokista Tahap persiapan

Pembuatan ekstrak rimpang kunyit

(Curcuma domestica Val.)

Mencit betina disuntik hormon lalu dikawinkan Aklimatisasi

hewan

Pengecekkan sumbat vagina

Jika Ada:

Pemberian ekstrak rimpang kunyit atau akuades secara gavage selama 3,5 hari

Pembedahan serta isolasi oviduct dan uterus

Jika Tidak Ada: Dikawinkan kembali

Analisis data Pemberian ekstrak rimpang kunyit

dengan dosis 140 mg/kg bb/hari; 280 mg/kg bb/hari; 700 mg/kg bb/hari

(29)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) yang diberikan secara gavage pada induk mencit (Mus musculus)

Swiss Webster pada umur kebuntingan 0-3 hari maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan analisis statistika, pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma

domestica Val.) tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap

perkembangan embrio praimplantasi pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Namun secara deskriptif terjadi penurunan terhadap persentase embrio tahap blastokista dan peningkatan terhadap persentase embrio tahap morula sejalan dengan naiknya dosis yang diberikan dibandingkan dengan kontrol.

2. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap terbentuknya embrio abnormal pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Namun secara deskriptif terjadi peningkatan embrio abnormal sejalan dengan dosis yang diberikan dibandingkan dengan kontrol.

3. Pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap ukuran diameter embrio tahap blastokista. Namun secara deskriptif ukuran diameter embrio tahap blastokista menurun sejalan dengan naiknya dosis yang diberikan dibandingkan dengan kontrol.

B. Saran

(30)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

musculus) Swiss Webster. Selain itu diperlukan pengamatan lebih lanjut terhadap

(31)

Munggaran, Adyla W. 2014

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. dan Patong, R. (2012). Aktivitas Antikanker Senyawa Bahan Alam Kurkumin dan Analognya Pada Tingkat Molekuler. Biochemistry and Biotechnology Laboratory, Department of Chemistry Hasanuddin University, Makassar

Alikani. (2000). Cleavege Anomalies in Early Human Embryos and Survival After Prolonged Culture In Vitro. Human Reproduction. Vol. 15 (12) pp 2634-2643 Arrington, L. R. (1972). Introductory Laboratory Animal Sciene, the Breeding, Care

and Management of Experimental Animal. The Interstate Printers and Publishers. Inc, Danville.

Ballenger, L. (1999). Mus musculus. [Online] Tersedia: http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_muscu lus.html. (diakses 20 September 2014)

Beddington, R dan Robertson, E. (1999). Axis Development and Early Asymmetry in Mammals. Cell Press. Vol. 96, p 195–209.

Chattopadhyay I, Biswas K, Bandyopadhyay U. and Banerjee R. K. (2004). Turmeric and curcumin: Biological actions and medicinal applications. Current Science. Vol 87 (1) 44-53.

Chen, C-C, Hsieh, M-S, Hsuuw, Y-D, Huang, F-J, & Chan, W-H. (2010). Hazardous Effects of Curcumin on Mouse Embryonic Development through a Mitochondria-Dependent Apoptotic Signaling Pathway. International Journal of Molecular Sciences. Vol 11. Hal 2839-2855

Chen, C-C, Chan, W-H. (2012). Injurious Effects of Curcumin on Maturation of Mouse Oocytes, Fertilization and Fetal Development via Apoptosis. International Journal of Molecular Sciences. Vol 13. Hal 4655-4672

Djuhanda, T. (1981). Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico

(32)

59

Dye, F. J. (1993). Obtaining Early Mammalian Embryos. Department of Biological and Environmental Sciences Western Connecticut State University. Association for Biology Laboratory Education (ABLE). Vol 7. (8). 97-112. [Online] Tersedia: http://www.zoo.utoronto.ca/able (diakses 27 Desember 2013).

Federer, W. T. (1955). Experimental Design. The Macmillan Company, New York. Freshney, R. I. (2005). Culture on Animal Cells : A Manual Of Basic Techniques 5th

Edition. London: John Willey & Sons Inc

Ghosh, A. K., Das, A. K., Patra, K. K. (2011). Studies on Antifertility Effect of Rhizome of Curcuma longa Linn. Asian Journal of Pharmacy and Life Science. Vol 1 (4) hal. 349-353

Gulienollo, M. (2002). Behavioral Core Protocols and Training. Estrous Cycle Staging. The Rodent Estrous Cycle. Albert Einstein College of Medicine : New York

Hartshorne, G. (2000). The Embryo. Human Reproduction. Vl 15 (4) hal 31-41. Haryono, A. 1996. Pengaruh T-2 Toksin yang Diberikan Pada Tahap Praimplantasi

Terhadap Perkembangan Embrio Praimplantasi dan Fetus Hidup Mencit Swiss Webster. Tesis Pascasarjana Biologi ITB.

Hazlatt, D. (2011). Embryo Fragmentation, What does it’s Mean?. InVia Fertility. [Online] Tersedia: http://www.inviafertility.com/uncategorized/david-hazlett/embryo-fragmentation-what-does-it-mean-3/ (diakses 20 September 2014).

Hill, M. A. (2014). Mouse Development. [Online] Tersedia:

http://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=Mouse_Devel opment (diakses 9 Januari 2014).

Hogan, B., Constantini, F., and Lacy, E. 1986. Manipulating the mouse embryo: a laboratory manual. Cold-Spring Laboratory. New York.

(33)

60

IACUC. (2009). Breeding Guidelines For Mice. [Online] Tersedia: http://iacuc.ufl.edu/policies/Changes%202012/ACS%20Mouse%20Breeding %20Guidelines%20for%20IACUC.pdf (diakses 15 Juni 2014)

Imron, Wuwungan, H., Soelistyawati, D., Sumantadinata, K. (2010). Pengaruh Tipe Persilangan Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Populasi Benih Udang Galah (Macrobravhium rosenbergii). Prosiding forum invasi teknologi akuakultur. Hal. 591-596

Jantan, I., Saputri, F., Qaisar, M., dan Buang, F. (2012). Correlation between Chemical Composition of Curcuma domestica and Curcuma xanthorrhiza and Their Antioxidant Effect on Human Low-Density Lipoprotein Oxidation. Hindawi Publishing Corporation. [Online] Tersedia: http://www.hindawi.com/journals/ecam/2012/438356/ (diakses 15 Juni 2014) Jurenka, J. S. (2009). Anti-inflammatory Properties of Curcumin, a Major Constituent

of Curcuma longa: A Review of Preclinical and Clinical Research. Alternative Medicine Review. Vol 14 (2) hal 141-153

Kasdu, D. (2001). Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan (edisi 1). Jakarta : 3G Publisher.

Kola, I. dan Folb, P. I. (1985). The Effects of Cyclophosphamide on Alkaline Phosphatase Activity and on in vitro Post-Implantation Murine Blastocyst Development. Development Growth and Differentiation. Vol 27 (5). Hal 645-651

Kon H, Tohei A, Hokao R, dan Shinoda M. (2005). Estrous Cycle Stage-Independent Treatment of PMSG and hCG can Induce Superovulation in Adult Wistar-Imamichi Rats. Exp. Anim. Vol 54. (2). 185-187

Kumar, A., Dora, J., & Singh, A. (2011). A Review on Spice of Life Curcuma longa (Turmeric). International Jurnal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology. Vol 2 (4). 371-379

Laurence B, Keith P, Donald B, and B. Goodman and Gilman’s Manual of Pharmacology and Therapeutics. USA: McGraw-Hill; 2008: 620

Lumongga, F. (2008). Apoptosis. Departemen Patologi Anatomi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara

(34)

61

Majeed, M., Badmaev, V., Shivakumar, U., dan Rajendran, R. (1995). Curcuminoids: Antioxidant Phytonutrients. Nutri Science Pub. Inc. New Jersey: 3-8

Moore, K. L, Persaud, T. V. N, Torchia, M. G. (2013). The Developing Human. Clinicaly Oriented Embryology. 9th ed. Elsevier Saunders: Canada

Muniroh, L., Martini, S., Nindya T. S., Solfaine, R. (2010). Minyak Atsiri Kunyit sebagai Anti Radang pada Penderita Gout Artritis dengan Diet Tinggi Purin. Makara Kesehatan. Vol 14 (2) 57-64.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Oppenheimer, S. B dan Lefevre, G. (1989). Embryonic Development. 3th ed. Biil Alberti : California

Partidihardjo, (1980).Imu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta

Pillai, G. R., Srivastava, A. S., Hassanein, T. I., Chauhan, D. P., dan Carrier, E. (2004). Induction of Apoptosis in Human Lung Cancer Cell by Curcumin. Elsevier, Cancer Letter. Vol 208. 163-170

Priya, G., Saravanan, K, dan Renuka, C. (2012). Medicinal Plants with Potential Antifertility Activity- A review of sixteen years of herbal medicine research (1994-2010). International Journal of PharmTech Research. Vol 4 (1). Hal 481-494

Priyandoko, D. (2003). Efek Asam Metoksiasetat Terhadap Perkembangan Embrio Praimplantasi dan Kualitas Blastokista Mencit (Mus Musculus) Swiss Webster. Tesis Pascasarjana Biologi ITB.

Ridwan, E. (2013). Etika Pemanfaatan Hewan Percbaan dalam Penelitian Kesehatan. Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). Jurnal Indonesia Medical Association. Vol. 63 (3). Hal 112-116

Rini, C., Widjajanto, E., Loekito, Rm. (2011). Peranan Curcumin terhadap Proliferasi, Apoptosis dan Diferensiasi Hepatosit Mice Balb/C yang Dipapar dengan Benzapyrene. J. Exp. Life Sci. vol 1 (2) 64-71.

Robin, V. (2010). Curcuma domestica. [Online]. Tersedia:

(35)

62

Rugh, R. (1989). The Mouse. Its Reproduction and Development. Burgess Publishing Company: Colombia

Rukmana, R. (2004). Temu-temuan Apotik Hidup di Pekarangan. Kanisius: Yogyakarta

Rusmiati. (2009). Uji Efek Antifertilitas Ekstrak Metanol Kulit Kayu Durian (Durio zibethinus Murr) pada Kehamilan Awal Mencit (Mus musculus L). Bioscientiae. 6 (2). 26-36

Sari, F. (2001). Morfologi dan Viabilitas Blastosis Mencit setelah Vitrifikasi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Sari, K. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 3 (1), hal. 01 – 07.

Scartezzini, P. dan Speroni, E. (2000). Review on Some Plants of Indian Traditional Medicine with Antioxidant Activity. Journal of Ethnopharmacology. 71: 23-43.

Simanjuntak, P. (2011). Studi Kimia dan Farmakologi Tanaman Kunyit, (Curcuma longa L) sebagai Tumbuhan Obat Serbaguna. Jurnal Kimia Mulawarman. Vol 9 (1). Hal 1-5.

Smith, J. B., Mangkoewidjojo, S. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Stuart, G. (2011). Dillaw. Philippine Medicinal Plants. [Online] Tersedia: http://stuartxchange.com/Dilaw.jpg (diakses pada 2 Juni 2014)

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sumadiasa dan Yuliani. (2008). Ekspresi Protein Spesifik Embrio Praimplantasi Kambing Secara In Vitro Sebagai Sinyal Kebuntingan Dini. Jurnal Veteriner. Vol. 9 (2). Hal 79-86

Sumarmin, R., Tien, W., Sudarwati, S. (1999). Efek Perlakuan Rubratoksin B Pada Tahap Praimplantasi terhadap Perkembangan Embrio Praimplantasi dan Fetus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster. ITB. Bandung

(36)

63

Thorne. (2002). Alternative Medicine Review Monographs Curcuma longa. [Online] Tersedia: http://www.awl.ch/heilpflanzen/curcuma_longa/Curcuma_en.pdf (diakses pada 21 Mei 2014)

Tjitrosoepomo, G. (2010). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Wu, J-Y., Lin, C-Y., Lin, T-W., Ken C-F., dan We Yu-D. (2207). Curcumin Affects Development of Zebrafish Embryo. Biol. Pharm. Bull. Vol 30 (7) p.1336-1339 Yadav, R dan Jain, G. C. (2010). Post-Coital Contraceptive Efficacy of Aqueous

Extract of Curcuma longa Rhizome in Female Albino Rats. Pharmacologyonline. Vol 1: 507-517

Yatim, W. (1994). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

Gambar

Gambar
Gambar pengacakan hewan uji dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Tabel 3.1 Peta kandang mencit

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan peneliti bahwa penerapan model inkuiri terbimbing berbantuan media barang bekas dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, pemahaman konsep

pernytaan Cek apakah ada pernyataan bahwa ungkapan dalam perjanjian mempunyai makna yang sama dengan yang ada dalam kontrak Cek apakah ada pernyataan bahwa ungkapan dalam perjanjian

Kondisi ini adalah bilateral dan progresif, dengan TIO dalam batas normal.Banyak ahli mempunyai dugaan bahwa faktor pembuluh darah lokal mempunyai peranan penting pada

KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Unit pengolah adalah unit kerja pada pencipta Arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah Arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan Arsip

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

Penetapan Kepsesmen Paraf Draft Kepsesmen Usulan Kepmen PPN tembusan Usulan Kepmen PPN Koordinasi Penyiapan Keputusan Menteri tembusan. substansi

Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Jakarta: CV.