• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Teller Bank "X" Cabang Bengkulu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Teller Bank "X" Cabang Bengkulu."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi deskriptif mengenai kepuasan kerja pada teller Bank “X” cabang Bengkulu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat kepuasan kerja pada teller Bank “X” cabang Bengkulu. Populasi sasaran penelitian ini adalah teller yang telah bekerja minimal 1 tahun, berjumlah 40 orang.

Alat ukur yang digunakan merupakan alat ukur yang disusun peneliti berdasarkan teori Work Adjustment dari Dawis dan Lofquist (1984). Data dua puluh orang sampel diolah menggunakan construct validity dengan rumus statistika Rank Spearman dan uji reliabilitas Split Half dengan bantuan SPSS 20.0. Dari uji validitas diperoleh tujuh puluh tujuh item diterima dengan validitas antara 0,306 – 0,701 dan reliabilitas 0,941.

Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil sebanyak dua puluh lima orang teller Bank “X” cabang Bengkulu (62,5%) puas dan lima belas orang (37,5%) tidak puas dengan pekerjaannya. Sebagian besar teller merasa puas dengan pekerjaannya terdapat pada indikator Kreativitas, Nilai-nilai moral, Kemandirian, Variasi, Otoritas, Prestasi, Kebijakan perusahaan, serta Kondisi Kerja. Sebagian besar teller tidak terpuaskan pada indikator Aktivitas dan Status Sosial. Berdasarkan hasil tabulasi silang kepuasan kerja dengan usia, teller yang mempunyai usia > 33 tahun (66,7%) lebih banyak yang merasa tidak puas. Tabulasi silang kepuasan kerja dengan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa pendidikan terakhir tidak berpengaruh pada kepuasan dan ketidakpuasan kerja.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penelitian deskriptif mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.

(2)

ii Universitas Kristen Maranatha Abstrack

This research is a descriptive study about the concept of job satisfaction on the teller at Bank “X” Bengkulu. It was conducted to measure the level of job satisfaction. This study was conducted to determine the degree of job satisfaction on the teller at Bank “X” Bengkulu. Target population of this study were teller of Bank "X" Bengkulu who have worked a minimum of 1 year, fourty person in total. Variables measured in this study is job satisfaction. Instrument that used for collecting the data was developed by researchers based on Dawis and Lofquist Adjustment theory (1984). Twenty data samples processed using statistical formulas Spearman Rank construct validity test and Split half reliability test on SPSS 20.0. Seventy-seven items has been approved with 0.306 to 0.701 on validity and 0.941 on reliability.

The analysis showed twenty-five teller at Bank “X” Bengkulu (62.5%) are satisfied with the work with fifteen employee (37.5%) are not satisfied with the work. Most of the teller have satisfied with their jobs on Creativity, Moral values, Independences, Variety, Authority, Achievement, Company policies and practices, and Work-Condition. In the other hand the indicator that make teller not satisfied is Activity and Social status. Based on the cross-tabulation result of job satisfaction with age, the employees who have age > 33 years (66.7%) were more dissatisfied. cross-tabulation result of job satisfaction with recent education has no effect on the final satisfaction and job dissatisfaction.

Finally, the researchers suggest further research on the relationship between job satisfaction and the factors influencing.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran ... 7

1.6 Asumsi... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja ... 23

2.1.1 Definisi Kepuasan Kerja ... 23

2.1.2 Teori-teori Kepuasan Kerja ... 23

2.1.3 Kepuasan Kerja dari Teori Work Adjustment ... 28

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja... ... 31

2.3 Teori Perkembangan ... 35

2.3.1 Teori Perkembangan Dewasa Awal ... 35

2.3.2 Teori Perkembangan Dewasa Madya... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 40

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 40

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.3.1 Variabel Penelitian ... 41

3.3.2 Definisi Operasional... 41

3.4 Alat Ukur ... 44

3.4.1 Alat Ukur Kepuasan Kerja ... 44

3.4.1.1 Sistem Penilaian ... 46

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 47

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 48

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur ... 48

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 49

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.5.1 Populasi Sasaran... 50

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 51

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 51

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Responden ... 53

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.1.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 54

4.1.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Status Marital ... 54

4.1.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

4.1.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 55

4.1.2 Hasil Kategori Mengenai Kepuasan Kerja ... 56

4.1.2.1 Gambaran Kepuasan Kerja ... 56

4.1.2.2 Tabulasi silang Derajat Kepuasan Kerja dengan Indikator-indikator Kepuasan Kerja ... 56

4.2 Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

5.2.1 Saran Teoretis... 67

5.2.2 Saran Praktis... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran... 20

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 45

Tabel 3.2 Skor Penilaian Item Kepuasan Kerja ... 46

Tabel 4.1 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4. 2 Persentase Berdasarkan Usia... 54

Tabel 4.3 Persentase Berdasarkan Status Marital ... 54

Tabel 4.4 Persentase Berdasarkan Pendidikan ... 55

Tabel 4.5 Persentase Berdasarkan Masa Kerja ... 55

Tabel 4.6 Persentase Derajat Kepuasan Kerja ... 56

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Kelompok Puas dengan Indikator-indikator Kepuasan Kerja ... 56

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sejarah Bank “X”, Visi dan Misi Bank “X” cabang Bengkulu Lampiran 2 Pengertian Teller dan tugas-tugasnya, Hak, Kewajiban, Larangan

serta Waktu Kerja Teller Bank “X” cabang Bengkulu Lampiran 3 Lembar Persetujuan dan Alat Ukur Kepuasan Kerja

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Kepuasan Kerja Lampiran 5 Tabulasi Silang antara Kepuasan Kerja dan Indikator-indikator

Kepuasan Kerja

(10)
(11)

Lampiran 1. Sejarah Bank “X”, Visi dan Misi Bank “X” cabang

Bengkulu

1.1. Sejarah Bank “X”, Visi dan Misi Bank “X”

1.1.1. Sejarah Bank “X”

Bank “X” yang didirikan sejak tahun 1928 di Kota Bengkulu yang didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil seperti di desa (http://m.skycode.biz, Bank “X” tanggal akses 20 April 2011)

1.1.2. VISI dan MISI BANK “X”

Visi Bank “X”

Visi dari bank “X” adalah menjadi bank komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi Bank “X”

A.Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang perekonomian masyarakat.

B.Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung SDM yang professional dengan melakukan praktik tata kelola perusahaan yang baik.

(12)

Lampiran 2. Pengertian

Teller

dan tugas-tugasnya, Hak,

Kewajiban, Larangan serta Waktu Kerja

Karyawan

Teller

Bank “X” cabang Bengkulu

2.1. Pengertian Teller dan tugas-tugasnya

2.1.2. Pengertian Teller

Teller diartikan sebagai petugas bank yang diberikan kepercayaan penuh untuk memegang, memelihara, dan menyimpan sejumlah uang tunai sesuai dengan limitnya masing-masing untuk keperluan melayani secara langsung dalam arti menerima dan membayar uang tunai atau dengan kata lain petugas bank yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat, tanda tangan teller diperlukan sebagai tanda sah dari suatu dokumen transaksi. Pada lembaga keuangan, seperti bank besar telah ditetapkan tugas dan fungsi dari seorang teller berdasarkan uraian tugas, seperti memproses penerima simpanan yang diterima lewat surat menyimpan, dan mencatat seluruh bukti penyimpanan dan pembayaran dari setiap nasabah.

2.1.2. Tugas-tugas Teller

(13)

khusus sesuai dengan ketentuan/kebijakan serta sistem dan prosedur yang berlaku untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Selain itu adapun tugas teller adalah sebagai berikut :

1. Menerima setoran dari nasabah (baik tunai maupun non tunai), kemudian melakukan posting di sistem komputer bank.

2. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang bertransaksi tunai di counter bank, dan melakukan posting di sistem komputer bank.

3. Menjadi gerbang awal pengamanan bank dalam mencegah peredaran uang dan warkat (cek/bilyet giro) palsu.

4. Menjalankan fungsi tag on dalam cross selling produk-produk perbankan. 5. Bertanggungjawab terhadap kesesuaian antara jumlah kas di sistem dengan kas

di terminalnya.

2.1.3. Hak, Kewajiban serta Larangan Karyawan

2.1.3.1. Hak Karyawan

Hak yang ada pada karyawan teller yaitu berupa upah dan kesejahteraan pekerja.

a. Upah

1. Upah/bulan

Upah Pokok + Tunjangan Premium 2. Upah Lembur/Jam

(14)

Diberikan oleh perusahaan kepada karyawan setelah 6 bulan bekerja. Cuti yg diberikan ada 12 hari kerja setiap tahun.

2. THRK (Tunjangan Hari Raya Keagamaan) Diberikan pada saat Hari Raya Keagamaan. 3. Jamsostek

Yaitu premi share perusahaan (4,24 % upah) dan pekerja (2 % upah). Jamsostek terdiri dari JK (Jaminan Kesehatan), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan JHT (Jaminan Hari Tua).

4. Askes

Merupakan premi beban perusahaan untuk rawat inap dan rawat jalan. 5. Lumpsum Perjalanan Dinas

Lumpsum dan fasilitas perjalanan dinas yang diberikan terdiri dari transportasi, penginapan, uang transport lokal dan uang harian/saku.

2.1.3.2. Kewajiban Karyawan

Terdapat beberapa kewajiban karyawan yang bekerja di bank “X” cabang Bengkulu, antara lain sebagai berikut :

a. Mentaati peraturan bank “X” cabang Bengkulu.

b. Melaksanakan tugas-tugas dengan prinsip GCG (Good Corporate Government).

(15)

f. Menjaga martabat dan kehormatan perusahaan. g. Menyimpan rahasia perusahaan.

2.1.3.4. WAKTU KERJA

a. Lamanya kerja 8 jam per hari dengan waktu istirahat 1 jam b. Jam kerja dimulai pukul 7.30 – 16.30

(16)

Lampiran 3. Lembar Persetujuan dan Alat Ukur Derajat

kepuasan Kerja

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini No Urut :

Setelah memperoleh penjelasan dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Maranatha :

Nama : Niken Karawa Murwaniati NRP : 0430159

Menyatakan bersedia menyetujui dan mengikuti pelaksanaan pengisian kuesioner yang akan diberikan peneliti dengan judul penelitian “ Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Pada Karyawan Frontliner (Teller) Bank “X” Cabang Bengkulu”.

Tujuan dari penelitian ini adalah dalam rangka pengambilan data tugas akhir/skripsi dari peneliti.

Adapun ketentuannya sebagai berikut :

1. Bersedia memberikan informasi yang benar, lengkap dan tanpa terpaksa selama mengisi kuesioner.

2. Mengetahui jika hasil kuesioner ini bersifat rahasia, hanya akan diketahui oleh peneliti, dan dosen pembimbing skripsi.

3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas selama proses pengisian kuesioner berlangsung, saya boleh memperoleh penjelasan kembali dari peneliti.

Demikian saya menyetujui ketentuan pengisian kuesioner ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

Bengkulu, ... 2013

(17)

KATA PENGANTAR

Saya mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung sedang melakukan penelitian mengenai Kepuasan kerja pada Karyawan frontliner (teller) Bank “X” cabang Bengkulu.

Sehubungan dengan hal tersebut, Saya mengharapkan bantuan Saudara untuk dapat mengisi kuesioner ini. Data yang Saudara berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian yang dilakukan. Saudara diharapkan mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh dan dan sejujurnya serta hendaknya menggambarkan keadaan diri Saudara yang sebenarnya. Semua hasil data bersifat rahasia dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian saja.

Akhir kata, atas kesediaan dan bantuan yang Saudara berikan, Saya ucapkan terima kasih.

(18)

DATA SUBJEK

1. Data pribadi

No Urut :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Usia : ... tahun

Status Marital : Sudah menikah / Duda / Janda / Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA / S1 / S2 / S3

Masa Kerja / Lama Bekerja : ... tahun

(19)

KUESIONER KEPUASAN KERJA

Petunjuk:

Berikut ini terdapat urutan pernyataan mengenai hubungan keterikatan Saudara dengan perusahaan tempat Saudara bekerja saat ini. Bacalah setiap pernyataan tersebut dengan teliti dan jawablah sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang sesuai dengan Saudara rasakan. Tidak ada jawaban yang salah jika jawaban tersebut sesuai dengan keadaan diri Saudara.

Bacalah dengan hati-hati setiap petunjuk sebelum Saudara memberikan jawaban. Untuk pernyataan no. 1-30, dengan memberi tanda check list (√) didalam kolom yang disediakan :

STS : Bila Saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut TS : Bila Saudara tidak setuju dengan dengan pernyataan tersebut R : Bila Saudara ragu-ragu dengan dengan pernyataan tersebut S : Bila Saudara setuju dengan dengan pernyataan tersebut

SS : Bila Saudara sangat setuju dengan dengan pernyataan tersebut

Contoh:

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya merasa punya kesempatan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan yang saya inginkan di lingkungan kerja Bank ”X” cabang Bengkulu.

(20)

No Pernyataan STS TS S SS

Dalam pekerjaan saya selama ini, saya merasa….

1. Memiliki kesempatan untuk melayani orang lain. 2. Tidak memiliki kesempatan menolong orang lain

melalui pekerjaan saya.

3. Memiliki kesempatan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama karyawan teller.

4. Tidak memiliki kesempatan melakukan sesuatu yang dapat meringankan beban bagi orang lain.

5. Memiliki kesempatan membantu memecahkan masalah karyawan lain.

6. Memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan beberapa ide saya sendiri.

7. Tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan cara baru dalam melaksanakan tugas.

8. Dapat melakukan pekerjaan secara sistematika. 9. Tidak memiliki kesempatan untuk melakukan cara

yang saya buat sendiri dalam melakukan pekerjaan. 10. Memiliki kesempatan mencoba cara yang berbeda

dalam menyelesaikan tugas.

11. Menjadi teller di Bank ”X” cabang Bengkulu adalah sesuai dengan hati nurani saya.

12. Dapat merugikan orang lain melalui pekerjaan saya.

13.

Memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak berlawanan dengan kaidah-kaidah kepercayaan saya.

14. Dapat melakukan tindakan yang dapat menyakiti orang lain.

(21)

No Pernyataan STS TS S SS

Dalam pekerjaan saya selama ini, saya merasa….

17. Karyawan teller lainnya terlalu ikut campur dalam mengerjakan tugas-tugas saya.

18. Memiliki kesempatan untuk memiliki kemandirian dalam bekerja.

19. Tidak memiliki kesempatan mengerjakan sendiri pekerjaan saya.

20. Tidak memiliki kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya sendiri.

21. Terdapat tugas-tugas yang beragam dalam pekerjaan saya sebagai teller di Bank “X” cabang Bengkulu. 22. Jenuh setiap hari mengerjakan pekerjaan yang sama.

23.

Memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang beragam sebagai teller di Bank “X” cabang Bengkulu.

24. Pekerjaan saya monoton.

25. Merasa pekerjaan saya bervariasi.

26.

Tidak mempunyai kesempatan untuk memberitahu kepada karyawan teller lain mengenai apa yang harus dilakukan.

27.

Memiliki kesempatan membantu karyawan teller baru mengenai pelaksanaan kerja di Bank ”X” cabang Bengkulu.

28.

Tidak memiliki kesempatan membimbing karyawan teller lain dalam menyelesaikan pekerjaannya di Bank “X” cabang Bengkulu.

29.

(22)

No Pernyataan STS TS S SS

Dalam pekerjaan saya selama ini, saya merasa….

31. Memiliki kesempatan untuk memperoleh promosi di Bank ”X” cabang Bengkulu.

32. Tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan yang saya miliki.

33. Tidak memiliki kesempatan menyelesaikan pekerjaan yang sulit.

34.

Kecewa ketika pekerjaan saya kurang diakui oleh atasan, meskipun saya sudah melaksanakan tugas dengan baik.

35. Memperoleh pujian atas hasil kerja saya yang baik. 36. Kurang memperoleh penghargaan dari hasil kerja

saya.

37. Sedih ketika hasil pekerjaan saya tidak dihargai oleh atasan.

38. Memiliki kesempatan bertanggung jawab untuk merencanakan pekerjaan saya.

39.

Tidak memiliki kebebasan untuk memutuskan suatu hal berdasarkan pertimbangan-pertimbangan saya sendiri.

40. Memiliki kesempatan memutuskan sendiri hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan saya.

41. Tidak mendapat kesempatan bertanggung jawab atas pekerjaan saya sendiri.

42. Memiliki kesempatan melakukan yang terbaik untuk setiap pekerjaan yang saya lakukan.

43. Tidak menikmati hasil kerja keras saya.

(23)

No Pernyataan STS TS S SS

Dalam pekerjaan saya selama ini, saya merasa….

46. Sudah mengoptimalkan waktu kerja yang saya miliki.

47. Kurang mengoptimalkan waktu kerja yang saya miliki.

48. Kesempatan untuk sibuk melaksanakan pekerjaan saya sebagai teller di Bank “X” cabang Bengkulu. 49. Dapat menyelesaikan tugas-tugas saya sebagai teller

dengan kemampuan yang saya miliki.

50. Memiliki kesempatan bekerja pada bidang yang saya kuasai.

51. Tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang saya miliki. 52. Memiliki kesempatan untuk menunjukkan

kemampuan dan keterampilan yang saya miliki.

53.

Dihormati dalam komunitas masyarakat karena saya bekerja sebagai karyawan teller di Bank ”X” cabang Bengkulu

54.

Status saya sebagai karyawan teller di Bank ”X” cabang Bengkulu tidak berhubungan dengan penghargaan masyarakat pada saya.

55.

Status pekerjaan saya memberikan kesempatan bagi saya untuk menempati kedudukan yang dihormati dalam komunitas masyarakat saya.

56. Tidak memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang penting.

57.

(24)

No Pernyataan STS TS S SS

Dalam pekerjaan saya selama ini, saya merasa….

58. Kebijakan-kebijakan dari Bank “X” cabang Bengkulu sulit terlaksana dengan baik.

59.

Kebijakan-kebijakan dari Bank “X” cabang Bengkulu terlaksana melalui tugas-tugas karyawannya.

60. Kebijakan Bank ”X” cabang Bengkulu kurang disosialisasikan kepada para karyawan teller.

61. Dapat bekerjasama dengan atasan saya di Bank ”X” cabang Bengkulu.

62. Atasan saya kurang mampu bersosialisasi dengan bawahannya.

63. Memiliki jaminan yang pasti akan masa depan saya. 64. khawatir akan kepastian jabatan yang saya miliki

saat ini.

65. Pekerjaan sebagai teller di Bank ”X” cabang Bengkulu kurang menjanjikan di masa depan.

66. Sewaktu-waktu saya dapat dipindah tugaskan ke bagian lain.

67. Imbalan yang saya terima sudah sesuai dengan yang diharapkan.

68.

Imbalan yang saya terima tidak sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang saya lakukan sebagai teller di Bank “X” cabang Beengkulu.

69.

(25)

No Pernyataan STS TS S SS

Dalam pekerjaan saya selama ini, saya merasa….

71. Segi kondisi fisik Bank “X” cabang Bengkulu kurang mendukung aktivitas kerja.

72. Atasan saya kurang mampu memberi contoh cara menyelesaikan suatu pekerjaan.

73. Atasan saya dapat membuat keputusan yang dapat memajukan Bank “X” cabang Bengkulu

74. Atasan saya kurang dapat mengambil keputusan mengenai pekerjaan.

75. Rekan-rekan kerja dan saya saling menolong dalam menyelesaikan pekerjaan.

76. Rekan kerja saya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

77.

(26)

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas

No item Spearman’s rho R Kategori

1. Correlation 0,467 Diterima

2. Correlation 0,535 Diterima

3. Correlation 0,630 Diterima

4. Correlation 0,693 Diterima

5. Correlation 0,340 Diterima

6. Correlation 0,622 Diterima

7. Correlation 0,606 Diterima

8. Correlation 0,543 Diterima

9. Correlation 0,494 Diterima

10. Correlation 0,479 Diterima

11. Correlation 0,483 Diterima

12. Correlation 0,503 Diterima

13. Correlation 0,462 Diterima

14. Correlation 0,482 Diterima

15. Correlation 0,332 Diterima

16. Correlation 0,409 Diterima

17. Correlation 0,496 Diterima

18. Correlation 0,701 Diterima

19. Correlation 0,540 Diterima

20. Correlation 0,399 Diterima

21. Correlation 0,629 Diterima

22 Correlation 0,573 Diterima

23. Correlation 0,432 Diterima

24. Correlation 0,495 Diterima

25. Correlation 0,374 Diterima

26. Correlation 0,252 Ditolak

27. Correlation 0,439 Diterima

28. Correlation 0,502 Diterima

29. Correlation 0,392 Diterima

30. Correlation 0,470 Diterima

31. Correlation 0,297 Ditolak

32. Correlation 0,493 Diterima

33. Correlation 0,365 Diterima

34. Correlation 0,424 Diterima

(27)

No item Spearman’s rho R Kategori

37. Correlation 0,617 Diterima

38. Correlation 0,487 Diterima

39. Correlation 0,532 Diterima

40. Correlation 0,368 Diterima

41. Correlation 0,507 Diterima

42. Correlation 0,388 Diterima

43. Correlation 0,545 Diterima

44. Correlation 0,436 Diterima

45. Correlation 0,186 Ditolak

46. Correlation 0,548 Diterima

47. Correlation 0,494 Diterima

48. Correlation -0,185 Ditolak

49. Correlation 0,498 Diterima

50. Correlation 0,498 Diterima

51. Correlation 0,295 Ditolak

52. Correlation 0,288 Ditolak

53. Correlation 0,585 Diterima

54. Correlation 0,534 Diterima

55. Correlation 0,521 Diterima

56. Correlation 0,442 Diterima

57. Correlation 0,267 Ditolak

58. Correlation 0,461 Diterima

59. Correlation 0,580 Diterima

60. Correlation 0,380 Diterima

61. Correlation 0,556 Diterima

62. Correlation 0,452 Diterima

63. Correlation 0,651 Diterima

64. Correlation 0,571 Diterima

65. Correlation 0,623 Diterima

66. Correlation 0,294 Ditolak

68. Correlation 0,350 Diterima

69. Correlation 0,292 Ditolak

70. Correlation 0,308 Diterima

71. Correlation 0,309 Diterima

72. Correlation 0,281 Ditolak

73. Correlation 0,282 Ditolak

75. Correlation 0,278 Ditolak

(28)

No item Spearman’s rho R Kategori

77. Correlation 0,505 Diterima

78. Correlation 0,185 Ditolak

79. Correlation 0,557 Diterima

80. Correlation 0,315 Diterima

81. Correlation 0,366 Diterima

82. Correlation 0,606 Diterima

83. Correlation 0,272 Ditolak

84. Correlation 0,248 Ditolak

85. Correlation 0,212 Ditolak

86. Correlation 0,520 Diterima

87. Correlation 0,478 Diterima

88. Correlation 0,236 Ditolak

89. Correlation 0,493 Diterima

90. Correlation 0,297 Ditolak

91. Correlation 0,288 Ditolak

92. Correlation 0,554 Diterima

93. Correlation 0,403 Diterima

94. Correlation 0,526 Diterima

95. Correlation 0,511 Diterima

96. Correlation 0,390 Diterima

97. Correlation 0,287 Ditolak

98. Correlation 0,432 Diterima

(29)

Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1

Value ,941

N of Items 39a

Part 2 Value ,938

N of Items 38b

Total N of Items 77

Correlation Between Forms ,896

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,945

Unequal Length ,945

Guttman Split-Half Coefficient ,945

Berdasarkan data, item pertanyaan

(30)

Lampiran 5 Tabulasi Silang antara Kepuasan Kerja dan Indikator-indikator

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja * Pelayanan Sosial (Social service) Crosstabulation

Pelayanan Sosial (Social service)

Total

Kepuasan kerja * Kreativitas (Creativity) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Nilai-nilai Moral (Moral values) Crosstabulation

(31)

Kepuasan kerja * Kemandirian (Independence) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Variasi (Variety) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Otoritas (Authority) Crosstabulation

(32)

Kepuasan kerja * Kemahiran (Advancement) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Pengakuan (Recognition) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Tanggung Jawab (Responsibility) Crosstabulation

(33)

Kepuasan kerja * Prestasi (Achievement) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Aktivitas (Activity) Crosstabulation

(34)

Kepuasan kerja * Status Sosial (Social status) Crosstabulation

Status Sosial (Social status)

Kepuasan kerja * Kebijakan perusahaan (Company policies and practices) Crosstabulation

(35)

Kepuasan kerja * Keamanan (Security) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Imbalan (Compensation) Crosstabulation

Kepuasan kerja * Kondisi Kerja (Work Condition) Crosstabulation

(36)

Kepuasan kerja * Kemampuan Teknikal Atasan (Supervision technical)

Kepuasan kerja * Rekan Kerja (Co-Worker) Crosstabulation

(37)

Lampiran 6 Tabulasi Silang antara Kepuasan Kerja dan Data Penunjang

Lampiran 6.1.

Jenis Kelamin * Kepuasan kerja Crosstabulation

Usia * Kepuasan kerja Crosstabulation

Status Marital * Kepuasan kerja Crosstabulation

Pendidikan Terakhir * Kepuasan kerja Crosstabulation

% within Pendidikan Terakhir 37.5% 62.5% 100.0%

Total Count 15 25 40

(38)

Lampiran 6.5.

Pendidikan Terakhir * Kepuasan kerja Crosstabulation

Kepuasan kerja

Total Tidak puas Puas

Masa kerja 1 Tahun - 3 Tahun

Count 9 14 23

% within Masa kerja 39.1% 60.9% 100.0%

3 Tahun - 5 Tahun

Count 6 11 17

% within Masa kerja 35.3% 64.7% 100.0%

Total Count 15 25 40

(39)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 10, tahun 1998). Semakin hari persaingan yang terjadi di sektor perbankan semakin ketat. Bank – bank yang ada, baik itu Bank BUMN, bank swasta nasional maupun bank asing harus mampu bersaing dan berlomba – lomba dalam mencari nasabah baru maupun mempertahankan nasabah yang telah ada. Hasibuan (2000) mengemukakan bahwa manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan organisasi yaitu sebagai perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi, sehingga menjadikan manusia sebagai aset yang harus ditingkatkan efisien dan produktivitasnya.

(40)

2

Universitas Kristen Maranatha

perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang perekonomian masyarakat, memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung SDM yang profesional dengan melakukan praktik tata kelola perusahaan yang baik serta memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai pihak yang berkepentingan. (http://blogvisimisi.blogspot.com, 20 Maret 2013).

(41)

3

Universitas Kristen Maranatha

Teller yang bekerja di Bank ”X” cabang Bengkulu mempunyai kompetensi dan keahlian dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya. Untuk menunjang job performance dari teller, maka perusahaan mengadakan training atau pelatihan. Hal ini dimaksudkan untuk menambah skill dan kompetensi yang dimiliki teller, dengan harapan teller tersebut mampu mengerjakan tugasnya sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Dengan pemberian training yang disesuaikan dengan job description yang diinginkan, hal itu juga diharapkan teller dapat bekerja lebih produktif dan optimal.

Teller Bank ”X” cabang Bengkulu dapat diberhentikan hanya apabila melakukan pelanggaran disiplin seperti datang tidak tepat waktu, tidak masuk kerja tanpa ijin, tidak seragam dalam berpakaian dan tidak melakukan standar layanan. Teller tersebut diberi teguran terlebih dahulu oleh pimpinan bank, namun apabila teguran tersebut diabaikan, maka pimpinan Bank ”X” akan mengeluarkan surat peringatan dan apabila teller tersebut telah mendapatkan surat peringatan ketiga maka akan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (sumber: wawancara dengan Asisten Manager Operational Bank ”X” cabang Bengkulu).

(42)

4

Universitas Kristen Maranatha

dan deposit yang diambil di akhir tahun (sumber: wawancara dengan Asisten Manager Operational Bank ”X” cabang Bengkulu).

Masalah yang terjadi di Bank “X’’ ini adalah semakin meningkatnya persentase teller yang mengundurkan diri dan yang sudah habis masa kontraknya dan tidak diperpanjang lagi oleh Bank “X”. Dari data yang diperoleh, untuk periode juli 2009-2010 sekitar 10%, periode juli 2010-2011, sekitar 20%, periode juli 2010-2012 sekitar 25% dari teller yang mengundurkan diri dan yang tidak diperpanjang lagi kontraknya oleh Bank “X”. Teller yang mengundurkan diri diantaranya disebabkan oleh sebagian besar dari mereka di terima menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), pindah ke BUMN lainnya karena merasa tidak mampu memenuhi tuntutan yang diberikan oleh Bank “X”, mendapatkan peluang kerja yang lebih baik selain di Bank “X”, menikah dengan teman satu kerja sehingga salah satu dari karyawan tersebut memutuskan untuk berhenti bekerja dan pindah ke kota lain karena mengikuti suami yang pindah kerja. Dengan adanya teller yang mengundurkan diri atau tidak diperpanjang masa kontraknya oleh Bank “X” menyebabkan pihak Bank “X” harus segera mencari karyawan baru untuk menggantikan teller tersebut.

(43)

5

Universitas Kristen Maranatha

disesuaikan dengan job description yang diinginkan, hal itu juga diharapkan teller dapat bekerja lebih produktif dan optimal.

Berdasarkan survei awal kepada dua puluh orang teller Bank ”X” cabang Bengkulu, diperoleh bahwa sebanyak 13 orang (65%) teller tidak berkesempatan bekerja sendiri, merasa selalu tidak lepas dari arahan-arahan atasan ketika bekerja. Sebanyak 13 orang (65%) teller tidak merasa berkesempatan melakukan hal yang berbeda dari waktu ke waktu, merasa tidak diberikan peluang untuk pindah ke bagian lain untuk penyegaran dan pekerjaan yang dilakukannya bersifat monoton. Sebanyak 13 orang (65%) teller merasa kurang adanya penghargaan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Meskipun pekerjaan telah dikerjakan dengan baik dan dirasakan melebihi rekan sesama teller namun tidak ada tanggapan seperti ucapan terima kasih atau pujian. Terdapat 12 orang (60%) teller merasa tidak memiliki kebebasan mengambil keputusan dengan bertanggung jawab. Teller yang belum lama menempati posisi jabatannya saat ini, merasa belum memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. Terdapat 12 orang (60%) teller merasa gaji yang diterima kurang sesuai dengan beban kerja yang diberikan.

Dari survei awal yang telah dilakukan, teller Bank ”X” cabang Bengkulu mengalami ketidakpuasaan dalam bekerja. Kepuasan kerja merupakan perasaan puas atau tidak puas terhadap lingkungan kerjanya yang didasarkan pada konsep kesesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya (Dawis dan Lofquist, 1984).

(44)

6

Universitas Kristen Maranatha

dengan atasan), Supervision technical (kemampuan teknikal atasan), Moral values (nilai-nilai moral), Security (keamanan), Social service (pelayanan sosial), Authority (otoritas), Ability Utilization (pemanfaatan kemampuan), Company policies and practices (kebijakan perusahaan), Compensation (imbalan), Responsibility (tanggung jawab), Advancement (kemahiran), Creativity (kreativitas), Working Condition (kondisi kerja), Co-Worker (rekan kerja), Recognition (pengakuan), Achievement (prestasi) (Dawis dan Lofquist, 1984).

Berdasarkan data serta fenomena-fenomena yang diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kepuasan kerja yang dirasakan teller di Bank “X” cabang Bengkulu.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana kepuasan kerja pada teller Bank “X” cabang Bengkulu.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja teller Bank “X” cabang Bengkulu.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(45)

7

Universitas Kristen Maranatha

menjadi sumber kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja teller Bank “X” cabang Bengkulu.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memperoleh informasi bagi bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai kepuasan kerja pada karyawan.

2. Memberikan informasi kepada peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai kepuasan kerja.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada Assisten Manager Operational (AMO) dan Supervisor Pelayanan Intern Bank “X” cabang Bengkulu mengenai indikator-indikator yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan indikator-indikator yang menghambat kepuasan kerja teller.

1.5 Kerangka Pemikiran

(46)

8

Universitas Kristen Maranatha

karir individu meningkat dan tanggung jawab kepada orang lain muncul dalam pekerjaan dan komunitas.

Pekerjaan merepresentasikan lingkungan dimana sebagian besar individu harus terlibat (Dawis dan Lofquist, 1984). Pada lingkungan kerja di Bank “X” cabang Bengkulu, teller Bank “X” cabang Bengkulu memiliki hubungan antara dirinya dan Bank “X” cabang Bengkulu. Teller Bank “X” cabang Bengkulu membawa kompetensi dan keahlian untuk bekerja di Bank “X” cabang Bengkulu dan sebagai timbal baliknya, teller Bank “X” cabang Bengkulu juga memiliki syarat-syarat bagi lingkungan kerjanya seperti imbalan, kantor yang nyaman, dan rekan kerja yang dapat diajak bekerja sama. Apabila syarat-syarat dari teller terpenuhi oleh lingkungan kerjanya, maka teller Bank “X” cabang Bengkulu akan merasa puas dalam bekerja. Sebaliknya, bila syarat-syarat dari teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak terpenuhi oleh lingkungan kerjanya, maka teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak puas dalam bekerja.

(47)

9

Universitas Kristen Maranatha

(kondisi kerja), Co-Worker (rekan kerja), Recognition (pengakuan), Achievement (prestasi) (Dawis dan Lofquist, 1984).

Teller Bank “X” cabang Bengkulu yang mengalami kepuasan dalam pekerjaannya dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu Activity (aktivitas) merupakan kesempatan untuk tetap sibuk sepanjang waktu. Jika ketika jam kerja teller Bank “X” cabang Bengkulu selalu memiliki tugas untuk dilaksanakan dan merasa waktunya bermanfaat. Hal tersebut dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu puas dalam pekerjaannya. Independence (kemandirian) merupakan kesempatan bekerja sendiri. Jika teller Bank “X” cabang Bengkulu memiliki kesempatan bekerja sendiri dipekerjaannya tanpa terus-menerus diawasi, merasa mandiri dan dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu puas dalam bekerja.

(48)

10

Universitas Kristen Maranatha

puas dalam bekerja. Supervision human relation (hubungan dengan atasan) merupakan cara atasan menangani karyawan. Apabila Supervisor Sarana Pelayanan Operasional dapat menangani keluhan dan masalah yang dialami teller Bank ”X” cabang Bengkulu selama bekerja, seperti ada perselisihan sesama teller Bank ”X” cabang Bengkulu, teller Bank ”X” cabang Bengkulu yang kurang tekun dalam bekerja, teller Bank ”X” cabang Bengkulu akan merasa bahwa atasannya mampu mengayomi bawahannya sehingga hal tersebut dapat membuat teller Bank ”X” cabang Bengkulu puas dalam bekerja.

(49)

11

Universitas Kristen Maranatha

membuat teller Bank ”X” cabang Bengkulu puas dalam bekerja. Security (keamanan) merupakan rasa aman untuk bekerja. Apabila teller di Bank “X” cabang Bengkulu memperoleh rasa aman dalam jabatannya sebagai teller di Bank “X” cabang Bengkulu, ia akan merasa tenang dalam bekerja dan hal ini dapat membuat teller di Bank “X” cabang Bengkulu puas dalam bekerja.

Social service (pelayanan sosial) merupakan kesempatan melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Bila karyawan teller merasa dapat meringankan beban orang lain (nasabah dan teller di Bank “X” cabang Bengkulu lainnya) melalui pekerjaannya seperti menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan karyawan teller lainnya, membantu perhitungan uang lalu menginput data ke komputer, membantu tugas kliring. Teller di Bank “X” cabang Bengkulu merasa menjadi pribadi yang berguna bagi sesama dan mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Authority (otoritas) merupakan kesempatan untuk memberi tahu orang lain apa yang harus dikerjakan. Jika teller Bank “X” cabang Bengkulu memiliki kesempatan untuk membimbing teller Bank “X” cabang Bengkulu lain mengenai tugas yang dikerjakan, seperti mengajarkan cara menginput data dalam jumlah uang yang besar ke komputer, membuat laporan keuangan, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa dirinya memiliki peran yang cukup signifikan dalam pekerjaannya sehingga dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu puas dalam bekerja.

(50)

12

Universitas Kristen Maranatha

dan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik karena teller Bank “X” cabang Bengkulu memang menguasai tugas tersebut, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa dapat mengerahkan kemampuan terbaiknya ketika bekerja. Hal tersebut dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa puas dalam bekerja. Company policies and practices (kebijakan perusahaan) merupakan cara kebijakan perusahaan diterapkan secara praktis. Jika cara kebijakan-kebijakan Bank “X” cabang Bengkulu dapat diterapkan secara praktis, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa kebijakan yang diberlakukan bagi teller Bank “X” cabang Bengkulu mudah serta mudah dilaksanakannya juga bahkan dapat memudahkan pekerjaannya yang dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa puas dalam bekerja.

(51)

13

Universitas Kristen Maranatha

kenaikan jabatan sehingga teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa senang, hal ini dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa puas dalam bekerja.

(52)

14

Universitas Kristen Maranatha

pekerjaan. Apabila teller Bank “X” cabang Bengkulu dapat meraih prestasi melalui pekerjaannya seperti diberikan tanda penghargaan kesetiaan kerja, hal tersebut dapat membangun rasa bangga dalam dirinya sehingga teller Bank “X” cabang Bengkulu dapat merasa puas dalam pekerjaannya.

Teller Bank “X” cabang Bengkulu yang mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu Activity (aktivitas), jika teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak selalu sibuk bekerja dalam jam kerjanya dan bahkan bisa ijin pulang ke rumah ketika jam kerja masih berlangsung, merasa kurang memaksimalkan waktu kerjanya dan waktunya banyak yang terbuang percuma (mengganggur) dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu menjadi tidak puas dalam pekerjaannya. Independence (kemandirian), jika teller Bank “X” cabang Bengkulu lain terlalu ikut campur dalam mengerjakan tugas-tugasnya, memberikan komentar di setiap pekerjaannya, dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa tidak dipercaya untuk mandiri dalam bekerja dan ini dapat membuat tidak puas dalam pekerjaannya. Variety (variasi), apabila teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak diberikan kesempatan untuk dipindahkan ke bagian lain dalam Bank “X” cabang Bengkulu, teller Bank “X” cabang Bengkulu akan merasakan kejenuhan dalam bekerja dan dapat membuat ketidakpuasan kerja dalam bekerja.

(53)

15

Universitas Kristen Maranatha

cabang Bengkulu dapat menjadi tidak puas dalam bekerja. Supervision human relation (hubungan dengan atasan), apabila Supervisor Sarana Pelayanan Operasional kurang dapat bersosialisasi dengan bawahan, seperti kurang mau ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan Bank ”X” cabang Bengkulu, teller Bank ”X” cabang Bengkulu merasa atasannya kurang bersahabat dan hal ini dapat membuat karyawan teller tidak puas dalam bekerja. Supervision technical (Kemampuan teknikal atasan). Jika Asisten Manager Operasional dan Supervisor Sarana Pelayanan Operasional tidak mampu membuat keputusan terkait dengan pekerjaannya seperti kurang mampu menangani komplain-komplain dari nasabahnya, membantu memperbaiki kesalahan dalam penginputan data, teller Bank ”X” cabang Bengkulu akan merasa atasannya tidak berkompetensi dan ini dapat membuat teller Bank ”X” cabang Bengkulu tidak puas dalam bekerja.

(54)

16

Universitas Kristen Maranatha

sehingga dapat menjadi tidak puas dalam bekerja. Authority (otoritas), apabila teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak berkesempatan untuk membimbing teller Bank “X” cabang Bengkulu lain yang belum menguasai cara menyelesaikan pekerjaan tertentu khususnya untuk teller Bank “X” cabang Bengkulu yang baru masuk, maka teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa kurang dapat diandalkan dan dapat membuat diri teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak puas dalam bekerja. Ability utilization (pemanfaatan kemampuan), jika teller Bank “X” cabang Bengkulu yang memiliki tugas untuk melakukan pengarsipan dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa tidak dapat mengerahkan kemampuan terbaiknya ketika bekerja. Hal tersebut dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu mengalami ketidakpuasan dalam bekerja.

(55)

17

Universitas Kristen Maranatha

(kemahiran), apabila teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa kemampuannya tidak meningkat melalui pekerjaannya, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa tidak berkembang dan hal ini dapat membuat ketidakpuasan dalam bekerja. Creativity (kreativitas), apabila teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak dapat menerapkan ide-idenya, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa dibatasi dalam berkarya dan hal ini dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak puas dalam bekerja. Work condition (kondisi kerja), apabila fasilitas kerja yang disediakan di Bank “X” cabang Bengkulu kurang memadai, maka teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa pelaksanaan pekerjaannya tidak didukung oleh organisasi. Hal ini dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak puas dalam bekerja.

(56)

18

Universitas Kristen Maranatha

Bank “X” cabang Bengkulu merasa tidak dihargai. Hal tersebut dapat membuat teller Bank “X” cabang Bengkulu tidak puas dalam bekerja. Achievement (prestasi), jika teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa selama bekerja tidak ada prestasi yang dicapainya, teller Bank “X” cabang Bengkulu merasa kurang mampu dalam bekerja sehingga dapat merasa tidak puas dalam bekerja.

Terdapat faktor-faktor mempengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan (Berry, 1993). Faktor-faktor tersebut adalah usia, pendidikan, jenis kelamin dan masa kerja//lama bekerja. Terdapat hubungan positif antara usia dan kepuasan kerja. Karyawan yang berusia lebih lanjut akan lebih puas daripada karyawan muda (Roznowski, & Hachiya, 1985 dalam Berry). Selain itu, pendapatan dan pekerjaan yang lebih tinggi pada tingkat organisasi yang lebih tinggi pula berkaitan dengan kepuasan yang lebih besar, dan ini lebih memungkinkan datang pada teller yang lebih senior. Pada teller yang berusia lebih lanjut, lebih maju karirnya daripada teller yang masih muda dan ini juga berkaitan dengan kepuasan kerja yang lebih besar.

Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kepuasan kerja juga. Tanpa menghiraukan tingkat organisasi pekerjaan mereka, teller yang berpendidikan lebih tinggi diberikan tugas yang lebih penting daripada rekan-rekan mereka yang pendidikannya masih kurang. Teller yang berpendidikan lebih tinggi dapat lebih puas pada pekerjaan mereka.

(57)

19

Universitas Kristen Maranatha

(58)

20

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Teller

Bank “X” cabang Bengkulu Kepuasan kerja

Puas

Tidak puas

Dua puluh aspek kepuasan kerja (Dawis dan Lofquist, 1984): - Activity (aktivitas) - Ability Utilization

- Independence (kemandirian) - Company policies and practices - Variety (variasi) - Compensation (imbalan)

- Advancement (kemahiran) -Responsibility (tanggung jawab) - Social status (status sosial) - Creativity (kreativitas)

- Supervision-human relation - Working Condition (kondisi kerja) - Supervision technical - Co-Worker (rekan kerja)

- Moral values (nilai-nilai moral) - Recognition (pengakuan) - Security (keamanan) - Achievement (prestasi) - Social service (pelayanan sosial)

- Authority (otoritas)

Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:

 Usia  Pendidikan  Jenis kelamin

(59)

21

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

Asumsi yang dapat diperoleh dari bagan kerangka pemikiran tersebut : 1. Teller memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya. 2. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja dapat dilihat dari dua puluh

indikator, yaitu Activity (aktivitas), Independence (kemandirian), Variety (variasi), Social status (status sosial), Supervision-human relation (hubungan dengan atasan), Supervision technical (kemampuan teknikal atasan), Moral values (nilai-nilai moral), Security (keamanan), Social service (pelayanan sosial), Authority (otoritas), Ability Utilization (pemanfaatan kemampuan), Company policies and practices (kebijakan perusahaan), Compensation (imbalan), Responsibility (tanggung jawab), Advancement (kemahiran), Creativity (kreativitas), Working Condition (kondisi kerja), Co-Worker (rekan kerja), Recognition (pengakuan), Achievement (prestasi)

3. Apabila indikator-indikator yang menjadi tolok ukur kepuasan kerja dirasakan terpenuhi, maka teller Bank “X” cabang Bengkulu akan merasakan kepuasan kerja.

4. Apabila aspek-aspek yang menjadi tolak ukur kepuasan kerja dirasakan tidak terpenuhi, maka teller Bank “X” cabang Bengkulu akan merasakan ketidakpuasan kerja.

(60)

66 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan dan saran. Adapun saran yang disampaikan ditujukan kepada peneliti lain dan kepada beberapa pihak di Bank “X” cabang Bengkulu.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil mengenai kepuasan kerja pada teller Bank “X” cabang Bengkulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar teller (62,5%) Bank “X” cabang Bengkulu merasakan kepuasan kerja dan sebanyak 15 teller Bank “X” cabang Bengkulu (37,5%) merasakan ketidakpuasan kerja di Bank “X” cabang Bengkulu.

2. Berdasarkan hasil tabulasi silang kelompok puas dengan indikator-indikator kepuasan kerja pada teller Bank “X” cabang Bengkulu, diperoleh bahwa sebagian besar teller Bank “X” cabang Bengkulu puas pada indikator-indikator Kreativitas, Nilai-nilai moral, Kemandirian, Otoritas, Prestasi, Kondisi Kerja.

(61)

67

Universitas Kristen Maranatha

4. Berdasarkan hasil tabulasi silang kepuasan kerja dengan jenis kelamin, teller laki-laki (80,0%) lebih banyak yang merasa puas pada pekerjaannya mereka dibandingkan dengan teller perempuan (60%). Berdasarkan hasil tabulasi silang kepuasan kerja dengan usia, teller yang mempunyai usia > 33 tahun (66,7%) lebih banyak yang merasa tidak puas. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan masa bekerja/lama bekerja, teller yang bekerja 3-5 tahun (64,7%) merasa puas dengan pekerjaannya, sedangkan teller yang bekerja 1-3 tahun (60,9%) merasa tidak puas dengan pekerjaannya. 5. Berdasarkan hasil tabulasi silang kepuasan kerja dengan pendidikan terakhir

teller tidak berpengaruh pada kepuasan dan ketidakpuasan kerja.

5.2. Saran

5.2.1 Saran Teoretis

1. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian mengenai kepuasan kerja disarankan untuk meneliti hubungan antara kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.

5.2.2 Saran Praktis

(62)

68

Universitas Kristen Maranatha

Pada Kreativitas (creativity), Bank “X” cabang Bengkulu dapat tetap membuat teller untuk memunculkan gagasan-gagasan seperti untuk menyelesaikan suatu persoalan.

Pada Nilai-nilai moral (moral values), Bank “X” cabang Bengkulu dapat tetap mempertahankan teller untuk melakukan hal-hal yang tidak bertentangan dengan paham yang dianut.

Pada Kemandirian (independences), Bank “X” cabang Bengkulu dapat tetap membuat teller menggunakan pertimbangan-pertimbangannya sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan atasannya.

Pada Otoritas (authority), Bank “X” cabang Bengkulu dapat tetap membuat teller memiliki kesempatan memberitahu serta membimbing teller baru tentang apa yang harus dilakukan.,

Pada Prestasi (achievement), Bank “X” cabang Bengkulu dapat tetap mempertahankan kemampuan diri teller Bank “X” cabang Bengkulu untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat menantang seperti dalam hal menyelesaikan masalah, memecahkan masalah yang bersifat menantang, mempertahankan keberhasilan, dan menghayati hasil kerja.

Pada Kondisi Kerja (work condition), Bank “X” cabang Bengkulu dapat tetap mempertahankan lingkungan fisik yang mendukung teller Bank “X” cabang Bengkulu dalam bekerja.

(63)

69

Universitas Kristen Maranatha

2. Untuk Supervisor Pelayanan Operasional Bank “X” cabang Bengkulu agar lebih memperhatikan indikator-indikator yang tidak terpuaskan oleh teller Bank ”X” cabang Bengkulu yang berpengaruh pada kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Indikator-indikator tersebut yaitu Aktivitas (activity) dan Status sosial (social status).

(64)

70 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Berry, Lilly M & John P. Houston. 1993. Psychology At Work. USA: Brown & Benchmark

Davis, K dan Newstroom John. W. 1985. Human Behavior at Work :Organizational Behavior. Seven Edition Mc. Grow-Hill, Inc.

Fineman, S., Sims, D., and Gabriel, Y. 2005. Organizing and Organizations Third Edition. British : Sage Publication, Ltd.

Gulo, W. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Hasibuan, S.P. Malayu. 2001. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Lofquist, Lloyd H. & Rene V. Dawis. 1984. A Psychological Theory of Work Adjustment : An Individual-Differences Model and its applications. Minnesota : University of Minnesota Press.

Nazir, Ph. D, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Santrock, John W. 2004. Life Span Development. Dubuqu, Iowa : Wm. C. Brown Publisher. Nineth edition

Weis, David J., Rene V. Dawis, George W. England, Lloyd Lofquist. 1967. Manual for the Minnesota Satisfaction Questionnaire. Minnesota: Work Adjustment Project Industrial Relations Center University of Minnesota.

(65)

71 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Fakultas Psikologi. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Iriana, Tresy. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kepuasan Kerja Pada Personel Pusat Pendidikan ”X” Kota Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Undang-Undang Ketenagakerjaan. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 beserta Penjelasannya. Jakarta: Cemerlang. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1998 tentang Perbankan

Rakyat Bengkulu, 15 maret 2013

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Oleh karena itu dukungan yang diperoleh remaja dari teman sebayanya dapat memberikan informasi terkait dengan hal apa yang harus dilakukan remaja dalam upaya

Dengan adanya re-design Hotel Resort Pines Garden dirancang dengan suasana baru, yang jauh berbeda dari keadaan sekarang, menerapkan konsep yang memadukan

(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk

Dewan Komisaris merasa puas dengan kepemimpinan dan kinerja Direksi, terutama dalam menjalankan strategi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mempertahankan

Pada tabel tersebut tampak bahwa terdapat 95 orang guru (14%) yang memilih diklat jenjang tinggi sebagai kebutuhan pelatihannya. Walaupun persentase ini bukan merupakan persentase

bahwa untuk Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah merupakan salah satu jenis retribusi daerah yang merupakan sumber pendapatan asli daerah yang penting dan guna membiayai