STRUKTUR KOMUNITAS EPIFAUNA DI AREAL PASCA
BUDIDAYA RUMPUT LAUT PERAIRAN KUTUH,
KECAMATAN KUTA SELATAN,
KABUPATEN BADUNG, BALI
Skripsi
Sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana
OLEH
IDA BAGUS LAMPITA PRABAWA 1214521003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
SKRIPSI
STRUKTUR KOMUNITAS EPIFAUNA DI AREAL PASCA BUDIDAYA
RUMPUT LAUT PERAIRAN KUTUH KECAMATAN KUTA SELATAN
KABUPATEN BADUNG BALI
OLEH
IDA BAGUS LAMPITA PRABAWA 1214521003
Telah dipertahankan di depan Tim penguji dan telah dinyatakan lulus pada Senin, 1 Agustus 2016
Menyetujui
ii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan anugerah-Nya sehingga Skripsi yang berjudul “Struktur Komunitas Epifauna di Areal Pasca Budidaya Rumput Laut di Perairan Kutuh Kuta Selatan Kabupaten Badung Bali” dapat terselesaikan. Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
Skripsi ini merupakan studi struktur komunitas epifauna di areal pasca
budidaya rumput laut perairan Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas epifauna melalui kelimpahan, indeks dominansi, indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman epifauna.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.
Penulis,
iii ABSTRAK
Kawasan budidaya rumput laut merupakan tempat yang ideal untuk kehidupan organisme laut seperti epifauna karena dapat dimanfaatkan sebagai tempat mencari makan, berlindung, dan reproduksi. Pada awal tahun 2015 budidaya rumput laut Perairan Kutuh tidak beroperasi karena terserang virus dan termakan ikan, namun tali ris dan patok tali ditinggalkan begitu saja sehingga ditumbuhi oleh makroalga. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui struktur komunitas epifauna yang terdapat areal pasca budidaya rumput laut di Perairan Kutuh Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Bali melalui Kelimpahan epifauna, Indeks Dominasi, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman. Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat 15 Januari 2015. Pengambilan dan pengamatan sampel dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengamatan epifauna dan parameter kualitas perairan. Hasil penelitian menunjukkan kualitas perairan normal dan mendukung kehidupan epifauna dengan kisaran pH 8,06-8,31, salinitas 31,67 - 32,33 ppt, suhu dan 29,83oC. Hanya nilai DO yang masuk dalam kategori rendah untuk mendukung kehidupan epifauna. Kisaran nilai DO perairan berkisar antara 4,2-4,8 mg/L. Epifauna diperoleh sebanyak 31 jenis dari 6 kelas yang berbeda. Kelimpahan tertinggi yaitu spesies Ophiomastix janualis sebesar 6,76 individu/m2. Indeks Keanekaragaman (H’) menunjukkan nilai pada kategori rendah sebesar 1,9375, Indeks Dominansi (C) berada pada kategori rendah sebesar 0.35087, dan nilai Indeks keseragaman (E) berada pada kategori sedang sebesar 0.5642.
iv ABSTRACT
Seaweed farming is an ideal place for the life of marine organisms such as epifauna because it can be used as a place to find food, shelter, and reproduction. In early 2015 the cultivation of seaweed is not operating because of viruses and inedible fishes, but the rope and peg rope ris abandoned so overgrown by macroalgae. The aimed of this research was to identify the community structure of epifauna areas of the post seaweed farming in waters Kutuh District of South Kuta Badung Bali through epifauna abundance, dominance index, diversity index and uniformity index. This research was divided into two parts, namely the observation epifauna and water quality parameter retrieval. The results showed normal water quality condition to support epifauna life with a pH range from 8.06 to 8.31, salinity from 31.67 to 32.33
ppt, and temperature 29.83 oC. Disolved oxygen was a little bit low to support
epifauna life. The range values of disolved oxygen from 4.2 to 4.8 mg/L. There found 31 spesies of epifauna from six different classes (Gastropoda, Bivalvia, Asteroidea, Echinoidea, Stelleroidea and Ophiuroidea). The highest abundance of species Ophiomastix janualis of 6.76 individuals/m2. Diversity index (H‘) was equal to 1.9375. Dominance index (C) was 0.35087, and similarity index (E) was 0.5642.
v DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... ii
Pernyataan Orisinalitas Skripsi ... iii
Kata Pengantar ... iv
Ucapan Terimakasih... v
Daftar Lampiran ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Umum Perairan Kutuh ... 4
2.2 Ekosistem Perairan Pesisir ... 4
2.3 Zona Intertidal ... 5
2.4 Makrozoobenthos ... 5
2.4.1 Infauna... 6
2.4.2 Epifauna ... 7
2.4.2.1 Peranan Epifauna ... 12
2.4.2.2 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Epifauna ... 13
2.5 Indeks Dominansi ... 16
2.6 Indeks Keanekaragaman ... 16
2.7 Indeks Keseragaman ... 17
vi
3.1.1 Waktu dan Tempat ... 18
3.1.2 Bahan dan Alat ... 19
3.1.3 Teknik Pengambilan Sampel... 20
3.2 Analisis Data ... 23
3.2.1 Kelimpahan ... 23
3.2.2 Indeks Dominasi ... 23
3.2.3 Indeks Keanekaragaman ... 23
3.2.4 Indeks Keseragaman ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 25
4.1.1 Parameter Kualitas Perairan ... 25
4.1.2 Kelimpahan Epifauna ... 28
4.1.3 Kelimpahan Spesies Ophiomastx janualis ... 34
4.1.4 Substrat Perairan ... 35
4.1.5 Struktur Komunitas Epifauna ... 36
4.1.6 Komparasi Spesies ... 38
4.2 Pembahasan ... 40
4.2.1 Parameter Kualitas Perairan ... 40
4.2.2 Kelimpahan Epifauna ... 42
4.2.3 Kelimpahan Ophiomastix janualis ... 43
4.2.4 Indeks Dominansi Epifauna ... 45
4.2.5 Indeks Keanekaragaman ... 45
4.2.6 Indeks Keseragaman ... 46
4.2.7 Komparasi Spesies ... 47
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 50
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
vii DAFTAR TABEL
No Teks Hal
2.1 Kategori Indeks Dominasi ... 16
2.2 Kategori Indeks Keanekaragaman ... 17
2.3 Kategori Indeks Keseragaman ... 17
3.1 Bahan Penelitian dan Kegunaannya ... 19
3.2 Alat Penelitian dan kegunaannya ... 20
4.1 Kelimpahan Epifauna Stasiun 1 ... 29
4.2 Kelimpahan Epifauna Stasiun 2 ... 30
4.3 Kelimpahan Epifauna Stasiun 3 ... 31
4.4 Kelimpahan Epifauna Stasiun 4 ... 32
4.5 Kelimpahan Epifauna Stasiun 5 ... 34
4.6 Kondisi Substrat Areal Pasca Budidaya Rumput Laut Perairan Kutuh ... 35
4.7 Komparasi Spesies Antar Stasiun ... 39
4.8 Perbandingan Kualitas Perairan Kutuh dan Perairan Lainnya ... 30
8 DAFTAR GAMBAR
No Teks Hal
2.1 Siput Gonggong ... 8
2.2 Bulu Babi ... 9
2.3 Bintang Mengular... 10
2.4 Bintang Laut ... 11
3.1 Peta Lokasi Penelitian ... 19
3.2 Ilustrasi Stasiun Pengambilan Sampel Epifauna ... 21
4.1 Rata-rata Nilai pH Perairan Kutuh ... 26
4.2 Nilai DO Perairan Kutuh ... 26
4.3 Rata-rata Nilai Salinitas Perairan Kutuh ... 27
4.4 Rata-rata Nilai Suhu Perairan Kutuh... 28
4.5 Kelimpahan Ophiomastix janualis Stasiun 1, 2, 3, 4 dan 5 ... 35
4.6 Indeks Dominansi (C) Epifauna Stasiun 1, 2, 3, 4, dan 5 ... 36
4.7 Indeks Keanekaragaman (H’) Epifauna Stasiun 1, 2, 3, 4, dan 5 ... 37
4.8 Indeks Keseragaman (E) Epifauna Stasiun 1, 2, 3, 4, dan 5 ... 38
9 DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Hal
Lampiran 1. Keragaman Jenis Epifauna ... 57
Lampiran 2. Foto Epifauna yang didapatkan ... 58
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian ... 61
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Struktur Komunitas Epifauna Stasiun 1-5 ... 62
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Struktur Komunitas di Areal Pasca Budidaya Rumput Laut ... 68