A. Latar Belakang Masalah
Asthma bronkhiale merupakan suatu penyakit yang ditandai serangan, bisa berupa obstruksi jalan nafas yang bersifat refersibel dengan gejala sesak nafas yang disertai dengan terdengarnya suara wheezing pada saat ekspirasi, batuk dengan sputum dalam jumlah sedikit dan lengket. Asthma bronkhiale dapat timbul pada semua tingkat umur (Manglufti, 2007).
Asma adalah suatu penyakit kronis dengan angka penderita tertinggi tahun 2005 diperkirakan jumlah penderita di seluruh dunia akan mencapai 400 juta orang. Asma di kalangan anak Indonesia mencapai hingga 17% dan angka ini masih terus meningkat setiap tahunnya (Firshein, 2006)
Penyakit ini bisa menjadi kronik dan penderita akan mengalami sesak nafas walaupun tidak dalam keadaan serangan. Keadaan ini sering membawa penderita sampai kegagalan bernafas berupa hiperventilasi. Faktor penyebab asma bronkhiale antara lain: alergi, psikis, infeksi bakteri, influenza, pneumonia, mycoplasmal dan lain-lain.
Penderita asthma bronkhiale bila tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sedini mungkin akan mengakibatkan kegagalan bernafas, sehingga fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan untuk menangani problem tersebut.
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan, (fisik, elektroterapi dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi (KepMenKes).
Modalitas fisioterapi yang digunakan pada asthma bronkhiale antara lain infra merah dan chest physioteraphy. Infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7700- 4 juta A°. Sehingga dapat merelaksasikan otot-otot pernafasan. Sedangkan chest physiotherapy merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang digunakan untuk menangani masalah obstruksi saluran pernafasan oleh karena sputum.
Heating dan chest physiotherapy sebagai jenis terapi baik dalam masa
kuratif maupun rehabilitasi untuk bisa menjadi tindakan penyerta pada pasien dengan kondisi asthma bronkhiale disertai retensi sputum, karena heating berguna untuk relaksasi otot-otot pernafasan dan sedangkan chest physiotherapy meliputi postural drainage, tapottement, breathing exercise, vibrasi, dan coughing exercise dapat membantu mengeluarkan sputum dari saluran pernafasan.
Asthma Bronkhiale yang sudah kronis menimbulkan emphysema yang
inversibel, sehingga akan menimbulkan kelainan-kelainan sikap seperti barrel chest (dada tong), kyposis, bahkan penderita meninggal dunia akibat kegagalan bernafas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemberian infra merah dan chest physiotherapy dapat
membantu menurunkan spasme otot bantu pernafasan pada asthma bronchiale?
2. Bagaimanakah pemberian infra merah dan chest physiotherapy dapat membatu
mengurangi sputum pada asthma bronchiale?
3. Bagaimanakah pemberian infra merah dan chest physiotherapy dapat
meningkatkan ekspansi sangkar thorak pada asthma bronkhiale?
4. Bagaimanakah pemberian infra merah dan chest physiotherapy dapat
mengurangi derajat sesak nafas pada asthma bronchiale?
C. Tujuan Penulis 1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi persyaratan program D III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui manfaat pemberian infra merah dan chest physiotherapy bisa membantu mengurangi spasme otot pernafasan pada asthma bronkhiale.
b. Untuk mengetahui manfaat pemberian infra merah dan chest physiotherapy
c. Untuk mengetahui manfaat pemberian infra merah dan chest physiotherapy bisa membantu meningkatkan ekspansi sangkar thorak pada asthma bronchiale.
d. Untuk mengetahui manfaat pemberian infra merah dan chest physiotherapy bisa mengurangi derajat sesak nafas pada asma asthma bronchiale.
D. Manfaat Penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan IPTEK, sehingga bermanfaat pada ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan. Yang memberikan gambaran bahwa Infra Red (IR) dan Chest Physiotherapy (Postural Drainase, Tapottement, Breating exercice,Vibrasi,dan
Coughing exercise) sebagai salah satu modalitas dari fisioterapi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk diterapkan pada pasien dengan kondisi asthma bronkiale untuk menyelesaikan problem spasme otot-otot pernafasan,
sesak nafas, pengeluaran sputum. Dimana pelaksanaannya dengan mengindahkan atau tetap mengacu pada ketrampilan dasar dari praktek klinik dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Institusi Pendidikan
fisioterapi dengan modalitas Infra Red (IR) dan Chest Physiotherapy (Postural Drainase, Tapottement, Breating exercise,Vibrasi, dan Coughing exercise) pada kondisi asthma bronkiale.
3. Bagi Penulis
Manfaat hasil penelitian ini bagi penulis sendiri diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan, serta pengetahuan penulis tentang asthma bronkiale dengan modalitas Infra Red (IR) dan Chest Physiotherapy
(Postural Drainage, Tapottement, Breating exercise,Vibrasi, dan Coughing exercise)
4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberitahukan serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang asthma bronkiale dan permasalahannya serta mengetahui program fisioterapi pada kondisi ini.