• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Antara Penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 Oleh Internal Auditor Dengan Perwujudan Good Corporate Governance di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan Antara Penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 Oleh Internal Auditor Dengan Perwujudan Good Corporate Governance di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Sarbanes-Oxley Act 2002 adalah sebuah produk hukum dari Amerika yang dikeluarkan untuk menanggapi kasus-kasus kecurangan yang terjadi saat itu. Seiring dengan perkembangan ekonomi global maka Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan yang di sahkan oleh presiden George W. Bush, terutama perusahaan-perusahaan yang sahamnya ada di New York Exchange. Salah satu perusahaan-perusahaan Indonesia yang terdaftar di New York Exchange Security adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Maka dari itu peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian pada PT Telekomunikasi Indonesia yang berlokasi di Bandung yang secara keseluruhan telah mengimplementasikan undang-undang ini di dalam perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah penerapan Sarbanes-Oxley section 404 yang diterapkan oleh internal auditor memiliki hubungan yang positif dengan perwujudan Good Corporate Governance di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Semua Indikator dari Oxley Act 2002 berpedoman kepada The Sarbanes-Oxley 2002, sedangkan untuk indikator perwujudan Good Corporate Governance mengacu kepada Surat keputusan No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang praktek Good Corpotrate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dan menggunakan statistik parametrik dengan korelasi pearson. Data yang diperoleh didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada internal auditor PT Telkom yang ada di Bandung. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan diantara kedua variabel tersebut, yaitu dapat terlihat sebesar 0,877 (87,7%). Variabel antara penerapan Sarbanes-oxley act 2002 section 404 oleh internal auditor memiliki kekuatan hubungan yang kuat dan positif terhadap perwujudan Good Corporate Governance di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Artinya, semakin baik penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404, maka semakin baik pula perwujudan Good Corporate Governance-nya.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Sarbanes – Oxley Act 2002 is a law product of United States released to perceive treacherous cases at that time. Along with the global economic development, Indonesia is asserted to obey the law legalized by the president of United States George W Bush, especially the companies which shares are in the New York Exchange. One of Indonesian companies registered is PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. This is why the analyst initiated to do a research on PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk located in Bandung which has totally implemented the law on its company.

This research is done to prove whether the applying of Sarbanes – Oxley section 404 by the internal auditors has a positive connection by the realization of Good Corporate Governance in PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. All of the indicators of Sarbanes Oxley Act 2002 are based on The Sarbanes – Oxley 2002, while the indicators of Good Corporate Governance implementation are based on the government circulating letter KEP – 117/M – MBU/2002 concerning the practice of Good Corporate Governance on government agency.

The method used is descriptive analysis and statistic parametric by Pearson correlation method. The data acquired by distributing questioners to the internal auditors of PT. Telkom in Bandung. From the result of this research, it is concluded that there is significant correlation between those two variables, which can be counted in 0,877 (87,7%). The implemented variable of Sarbanes – Oxley Act 2002 section 404 by the internal auditors contains a strong and positive connection upon the implementation of Good Corporate Governance in PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. This means, the better applying of Sarbanes – Oxley Act section 404, the better realization of Good Corporate Governance is achieved.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

ABSTRAK………iv

ABSTRACT………..v

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR GAMBAR………..x

DAFTAR TABEL……….xi

DAFTAR LAMPIRAN………...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….1

1.2 Identifikasi Masalah……….8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….8

1.4 Kegunaan Penelitian……….9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori………...………..11

2.1.1 Definisi Audit……….11

2.1.1.1.Jenis-Jenis Audit………12

2.1.1.2 Jenis-Jenis Auditor……….15

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Sarbanes-Oxley Act………20

2.1.2.1 Manfaat Sarbanes-Oxley Act………22

2.1.2.2 Klasifikasi Sarbanes-Oxley Act………24

2.1.2.3 Sarbanes-Oxley Act Section 404………..28

2.1.3 Internal Audit………..33

2.1.3.1 Peran Internal Audit………..36

2.1.3.2 Tanggung jawab dan Wewenang Internal Auditor………...38

2.1.4 Good Corporate Governance………..39

2.1.4.1 Definisi Good Corporate Governance………..39

2.1.4.2 Latar Belakang Good Corporate Governance………...41

2.1.4.3 Tujuan Good Corporate Governance………42

2.1.4.4 Manfaat Good Corporate Governance………..44

2.1.4.5 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance………...45

2.2 Rerangka Pemikiran………...47

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….………53

3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan………54

3.1.1.1 Sekilas Tentang PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk………...54

3.1.1.2 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk……….56

3.1.1.3 Visi dan Misi perusahaan……….58

3.1.1.4 Unit Bisnis PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk………58

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.1.1.6 Internal Audit PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk………...61

3.2 Metode Penelitian………...64

3.2.1 Jenis Penelitian………...64

3.2.2 Operasionalisasi Variabel………...64

3.2.3 Instrumen Penelitian………...67

3.2.4 Penetapan Hipotesis………69

3.2.5 Penetapan Populasi dan Sampel……….69

3.2.5.1 Populasi………69

3.2.5.2Sampel………...69

3.2.6 Pengumpulan Data………..……71

3.2.6.1 Teknik pengumpulan Data………71 3.2.6.2 Teknik Analisis Data………....73

3.2.7 Pengujian Instrumen………...75

3.2.7.1 Pengujian Validitass……….76

3.2.7.2 Pengujian Reliabilitas………...79

3.2.8 Pemilihan Tes Statistik dan Pengujian Hipotesis………...81

3.2.8.1 Pemilihan Tes Statistik……….81

3.2.8.2 Pengujian Hippotesis………83

3.2.9 Penarikan Kesimpulan………84

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian………..84

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.1.1 Analisa Kuesioner………...………86

4.1.2 Responden………...87

4.1.2.1 Gambaran Umum Responden………...87

4.1.2.2 Analisa Responden………...88

4.1.3 Pengolahan Data……….91

4.1.3.1 Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian……...………91

4.1.3.2 Analisis Variabel Independen………...95

4.1.3.3 Analisis Variabel Dependen……….99

4.1.4 Hubungan Antara Penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 Oleh Internal Auditor Dengan Perwujudan Good Corporate Governance di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk...102

4.1.4.1 Analisi Korelasi………...102

4.1.5 Pengujian Hipotesis………..103

4.2 Pembahasan……….…105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..………...106

5.2 Saran………...……….107

(7)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe Audit……….15

Gambar 2.2 Tipe Auditing, Auditor dan Pekerjaan Mereka………18

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar profesi Akuntan Publik………..19

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel……….65

Tabel 3.2 Pemberian Kode untuk Jawaban Pertanyaan Positif Tertutup…………74

Tabel 3.3 Derajat Tingkat Hubungan Antar Variabel………...83

Tabel 4.1 Editing Terhadap Responden dan Instrumen Penelitian………..88

Tabel 4.2 Jenis Kelamin……….88

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan………...89

Tabel 4.4 Latar Belakang Pendidikan………..89

Tabel 4.5 Sertifikasi………90

Tabel 4.6 Lama Menjadi Internal Auditor………..91

Tabel 4.7 Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel X………..93

Tabel 4.8 Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Y……….94

Tabel 4.9Reliability Statistic untuk variabel X………95

Tabel 4.10 Reliability Statistic untuk variabel Y……….95

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.12 Distribusi Persepsi responden terhadap Kerangka yang digunakan

Internal Auditor untuk mengevalusi efektivitas pengendalian

internal………..97

Tabel 4.13 Distribusi Persepsi responden terhadap manajemen atas system pengendalian internal………..98

Tabel 4.14 Distribusi Persepsi responden terhadap Laporan atestasi auditor eksternal atas penilaian manajemen………..…98

Tabel 4.145 Distribusi Persepsi Responden terhadap Transparansi……….99

Tabel 4.16 Distribusi Persepsi Responden terhadap Kemandirian………100

Tabel 4.17 Distribusi Persepsi Responden terhadap Akuntabilitas………100

Tabel 4.18 Distribusi Persepsi Responden terhadap Pertanggungjawaban……...101

Tabel 4.19 Distribusi Persepsi Responden terhadap Kewajaran………102

(10)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

2. Kuesioner

3. Data Kuesioner

4. Struktur Organisai PT. Telekomunikasi Indonesia

5. Struktur Organisai Divisi Internal Audit PT. Telekomunikasi Indonesia

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Masyarakat pada umumnya mengira bahwa akuntansi hanya sekedar pembukuan yang mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Setelah terjadi kasus-kasus seperti Enron, World Com dan Xerox, masyarakat dunia cukup terperanjat karena skandal-skandal perusahaan besar yang menipu masyarakat justru terjadi di negara yang selama ini dianggap sebagai barometer berbagai aturan dan standar mengenai bursa saham, profesi akuntan, dan transparansi dalam laporan keuangan.

(12)

2

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha internal kontrol yang baik yang dilakukan oleh auditor internal perusahaan yang menyebabkan tidak adanya Good Corporate Governance di dalam perusahaan.

Misalnya saja dalam kasus Enron yang terjadi di Amerika Serikat tahun 2002 yang lalu. Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Pengumuman kepada pers menyatakan bahwa performa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta pada triwulan ketiga tersebut, dibandingkan dengan $292 juta pada tahun sebelumnya. Pimpinan perusahaan Enron, Kenneth Lay menyatakan bahwa Enron „secara berkesinambungan memberikan

prospek yang sangat baik‟ dan ia memilih untuk tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge / expense) sebesar $1 miliar yang menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut, bila dilaporkan sesuai dengan GAAP ( generally accepted accounting principles) akan menjadi kerugian sebesar $644 juta.

(13)

3

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha keuangan Enron, cara yang digunakan Enron untuk melaporkan pendapatan dan budaya peusahaan secara umum. Harga saham perusahaan turun drastis dari $36,00 per lembarnya pada minggu sebelum 16 Oktober 2001 hingga menjadi $0,26 per lembar pada tanggal 30 November. Enron mengajukan permohonan untuk dinyatakan bangkrut pada tanggal 2 Desember 2001, yang merupakan kebangkrutan paling besar dalam sejarah Amerika Serikat.

Dari kasus diatas, terdapat dua senator yang bereaksi terhadap skandal ini, mereka adalah Paul Sarbanes dari Maryland dan Michael Oxley wakil rakyat dari Ohio. Akibat dari reaksi mereka adalah timbulnya Sarbanes Oxley Act atau disebut juga Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002 yang ditandatangani oleh presiden Amerika Serikat pada waktu itu yaitu George W Bush pada pada 30 Juli 2002. Undang- undang ini diharapkan dapat mengangkat kembali citra akuntan yang baik. Semua perusahaan publik yang listing di New York Exchange diwajibkan untuk mematuhi (comply) terhadap aturan ini. Perusahaan

publik di Indonesia yang listing di New York Exchange (NYSE) juga harus tunduk pada ketentuan Sarbanes-Oxley Act tersebut, selain terikat oleh ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga keuangan (Bapepam-LK). Di Indonesia masih sedikit perusahaan yang sudah menerapkan Sarbanes Oxley Act, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Dalam Sarbanes-Oxley Act terdiri dari 11 title dan 68 section ini diatur tentang akuntansi, pengungkapan (disclosure) dan pembaharuan Good Corporate Governance (corporate governance), yang mensyaratkan adanya pengungkapan

(14)

4

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Dengan demikian, diharapkan dapat memperbaiki praktek Good Coporate Governance. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut :

Membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) yang

bertujuan untuk mengawasi audit atas perusahaan publik dan melindungi kepentingan investor.

 Melarang jasa non audit, hukum secara spesifik melarang kantor akuntan publik

untuk melakukan 8 jasa non audit, yaitu pembukuan, desain dan implementasi sistem keuangan, jasa penilaian, jasa aktuaris, outsourching jasa audit intern, fungsi manajemen atau sumber daya manusia, broker pialang, penasehat investasi atau jasa investement banking, jasa hukum, dan jasa professional lainnya yang tidak berhubungan dengan audit.

Perputaran partner, pemimpin atau coordinating partner audit atau concurring

reviewer tidak dapat memberikan jasa audit kepada klien yang sama lebih dari 5

tahun berturut-turut.

 Laporan kepada komite audit, auditor diharuskan untuk melaporkan kepada

komite audit tentang semua kebikjakan akuntansi yang berlaku, perlakuan informasi keuangan dan informasi penting lainnya yang telah didiskusikan dengan manajemen.

 Penugasan auditor, dibutuhkan 1 tahun “Cooling off Period

 Studi tentang kewajiban perputaran kantor akuntan public akan dilaksanakan

(15)

5

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha  Perusahaan harus membuat Sistem Pengendalian interen melalui jasakantor

akuntan publik.

Singkatnya, Sarbanes-Oxley Act adalah suatu ketentuan mengenai akuntabilitas, praktik akuntansi dan keterbukaan informasi pada perusahaan publik yang listing di NYSE serta termasuk pula tata cara pengelolaan data. Ketentuan mengenai audit kontrol internal sangatlah esensial bagi Good Corporate Governance. Adanya audit kontrol internal meyakinkan baik investor maupun

stakeholder lainnya bahwa perusahaan memiliki sistem dan prosedur kontrol internal

yang baik.

Salah satu seksi yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act adalah seksi 404 yang mengatur tentang penilaian manajemen atas pengendalian internal (Management Assesment of Internal Controls). Seksi 404 memuat ketentuan yang mewajibkan

(16)

6

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha a. Tanggung jawab manajemen terhadap internal controls over financial reporting

(ICOFR)

b. Atestasi manajemen terhadap efektifitas internal control over financial reporting (ICOFR) berdasarkan pengujian yang dilakukan

c. Auditor harus melakukan atestasi dan melaporkan evaluasi atas laporan manajemen.

Untuk mendukung pernyataan atas efektivitas pengendalian internal dalam perusahaan adalah upaya manajemen dalam memastikan dilakukannya pengujian atas efektifitas pengendalian internal adalah dengan melibatkan internal audit dalam memantau dan melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian internal perusahaan.

Penerapan Sarbanes-Oxley Act sangat berdampak pada tugas dan tanggung jawab manajemen perusahaan, khususnya pada bagian internal audit. Hal ini dikarenakan penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 mewajibkan manajemen untuk memberikan laporan atas pengendalian internal perusahaan. Artinya, internal auditor harus memeriksa pelaksanaan pengendalian internal di perusahaan, untuk dapat dilaporkan dan diberikan opini oleh auditor eksternal.

(17)

7

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha Internal audit menjadi bagian yang penting dalam penerapan Sarbanes-Oxley Act terutama dalam kaitannya dengan perwujudan Good Corporate Governance.

Laporan atas pengendalian internal yang diwajibkan dalam Sarbanes-Oxley Act Section 404 dilaksanakan oleh manajemen, dengan mengacu pada hasil pemeriksaan

yang dilaksanakan oleh internal audit. Oleh karena itu, penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 tidak dapat dilepaskan dari bagian internal audit perusahaan. Dengan

demikian maka dengan adanya Sarbanes-Oxley Act, internal auditor mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab yang baru sehubungan dengan keterlibatannya dalam proses implementasi Sarbanes-Oxley Act di perusahaan yang menerapkannya.

Secara umum istilah Good Corporate Governance sendiri lebih ditujukan untuk sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan, dalam arti lebih ditujukan pada tindakan yang dilakukan eksekutif perusahaan agar tidak merugikan para stakeholder. Good Corporate Governance memang menyangkut orang (moralitas),

etika kerja, dan prinsip-prinsip kerja yang baik.

Menurut Surat keputusan NO. KEP-117/M-MBU/2002 prinsip Good Corporate Governance sendiri dikalsifikasikan menjadi 5 hal yaitu transparansi,

kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjaawaban dan kewajaran. Pelaksanaan Good Corporate Governance yang efektif dapat menciptakan sistem pengendalian pada

perusahaan sehingga dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan seperti praktek KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) yang mungkin terjadi di dalam perusahaan.

(18)

8

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha Sarbanes Oxley Act. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk telah mengimplementasikan

program Internal Control Over Financial Reporting (ICFR) sesuai dengan Sarbanes Oxley Act section 404 yang dikeluarkan oleh SEC dan ketentuan Committee of

Sponsoring Organizations (COSO).

Dari uraian latar belakang penelitian sebelumnya terutama dengan melihat penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 yang dilaksanakan oleh internal auditor dalam mewujudkan Good Coorporate Governance di dalam perusahaan, maka penulis bermaksud untuk mengangkat topik tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul : Analisis Hubungan Antara Penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 Oleh Internal Auditor Dengan Perwujudan Good Corporate Governance di PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebaga berikut :

Bagaimana hubungan antara penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 oleh internal auditor dengan perwujudan Good Corporate Governance.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(19)

9

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha perwujudan Good Corporate Governance serta peneliti ingin mengembangkan kembali kasus dari peneliti sebelumnya yaitu analisis hubungan Sarbanes-Oxley Act Section 404 terhadap kinerja auditor dan Sarbanes-Oxley section 404 terhadap

perwujudan Good Corporate Governance dengan harapan di penelitian kali ini peneliti dapat mendapatkan hasil yang lebih baik serta dapat menggali kembali kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji lebih jauh mengenai hubungan antara penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 oleh internal auditor dengan perwujudan Good Corporate Governance di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Penelitian mengambil permasalahan mengenai Sarbanes-Oxley Act section 404 karena Sarbanes-Oxley Act merupakan hal yang cukup baru bagi

perusahan-perusahaan di Indonesia sehimgga penelitian tentang Sarbanes-Oxley Act di Indonesia masih sedikit.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis berharap penelitian ini akan memberikan manfaat, yaitu :

1. Manfaat Bagi Internal Auditor

(20)

10

BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 2. Manfaat Bagi Penulis

 Untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan, khususnya dalam hal penerapan

Sarbanes-Oxley Section 404 dan Good Corporate Governance.

 Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan program sudi

S1 akuntansi di Universitas Kristen Maranatha.

 Sebagai tambahan informasi dan referensi bagi pihak akademisi dan masyarakat

(21)

109 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 dengan perwujudan Good Corporate Governance di PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dari perhitungan korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Pearson, didapatkan hasil yang menunjuka adanya hubungan yang positif dan kuat sebesar 87,7% antara penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 oleh Internal Auditor dengan Good Corporate Governance pada PT. Telkom, yang artinya semakin banyak penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404, maka semakin baik pula perwujudan Good Corporate Governance-nya. Berdasarkan pada persepsi internal auditor PT.

Telkom, diketahui bahwa penerapan Sarbanes-Oxley section 404 telah dijalankan dengan baik di perusahaan tersebut, dan terkaitnya dengan perwujudan Good Corporate Governance, menunjukan bahwa perwujudan Good Corporate Governance di

(22)

110

Universitas Kristen Maranatha pengendalian internal perusahaan, untuk kemudian dilaporkan kepada eksternal auditor, yang kemudian akan memberikan opini atas laporan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan diatas, maka terdapat beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu sebagai berikut :

1. Saran Bagi Perusahaan

Jika dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, adanya hubungan yang positif antara penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 oleh internal auditor dengan perwujudan Good Corporate Governance mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan sebagai pihaak yang bertanggung jawab atas perwujudan Good Corporate Governance dapat lebih mengefektifkan penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 di

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk agar perwujudan Good Corporate Governance dapat lebih sempurna dan tercapai.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan efektifitas pelaksanaan Control Self Assesment yang dapat menilai pengendalian internal perusahaan melalui internal

(23)

111

Universitas Kristen Maranatha 2. Saran Bagi Perusahaan Lain

Penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 sebaiknya tidak hanya diterapkan pada PT. Telkom saja, melainkan di seluruh perusahaan-perusahaan yang memiliki skala yang besar atau perusahaan-perusahaan yang sudah go public terutama pada BUMN. Hal ini sehubungan dengan adanya Surat Keputusan No. KEP-117/M-MBU/2002 yang berisi tentang penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Oleh karena itu untuk membantu terwujudnya GCG, diharapkan pengimplementasian Sarbanes-Oxley Act section 404 pada perusahaan-perusahaan besar yang sudah go

public dan BUMN dapat diterapkan agar dapat mewujudkan GCG di dalam perusahaan.

3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

(24)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens & Loebbecke. 1997. Auditing : Pendekatan Terpadu, edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvins A; Elder, Randel J. and Beasley, Mark S. 2005. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu. Edisi kesembilan. Jakrta : Index.

Armeyn. J.S. 2008. Analisis Hubungan Penerapan Sarbanes-Oxley Act section 404 dengan Perwujudan Good Corporate Governance. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Bandung : FE Unpad.

Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook. London : Gee Publishing Ltd. Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komitee Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan. Jakarta.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Buni Aksara. Internal Audit Charter, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Jogianto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Yogyakarta : BPFE.

Kaen, Fred. R, 2003. A Blueprint for Corporate Governance : Strategy, Accountability, and the Preservation of Shareholder Value. USA : AMACOM.

Keputusan Mentri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan usaha Milik Negara (BUMN).

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia. Jakarta.

M.N. Huda D. Santoso, 2003. Keterkaitan Sarbanes-Oxley Act, SAS NO. 99, dan Corporate Governance : Hal-hal Apa Saja yang Perlu Kita Ketahui. Jakarta.

Masri Singarimbun & Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3S Moeller, Robert, 2005. Brink’s Modem Internal Auditing, 6th Edition. New Jersey : Jonh

Wiley & Sons.

(25)

Universitas Kristen Maranatha Nur Indrianto dan Bambang Supomi. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Mulyadi dan Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing. Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir, H.S. 1995. Auditing Modern. Buku 1. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sekaran. U. 2000. Reaserch Methods For Business : A Skill-Building Approach. 3rd Edition. New Jersey : John Wiley & Sons.

Sekarang, U. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono, Prof, Dr. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sutoji Siswanto dan E. John Aldrige. 2005. Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat. Jakarta : PT. Damar Mulia Pustaka.

Tjager, I Nyoman, F. Antonius Alijoyo, Humphrey R. Djemat, dan Bambang Soembodo. 2003. Corporate Governance : Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta : PT Prenhalindo.

Tunggal, Imam Sjahputra, SH,LLM dan Tunggal, Amin Widjaja, Drs,Ak,MBA. 2008. Auditing dan Undang-Undang Sarbanes-Oxley.Jakarta : Harvarindo

Tugiman, Hiro. 1997.Pandangan Baru Internal Auditing. Yogyakarta. Kanisius. www.bapepam.go.id

www.bpkp.go.id www.google.com

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan masyarakat sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak-anak, namun masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya pendidikan bagi

Terampil dalam mengiris rusuk kubus dan balok sehingga membentuk jaring- jaring kubus dan balok serta terampil dalam menghitung luas masing-masing bangun datar

Selain berinteraksi dengan lingkungan internal atau lingkungan domestik, sistem politik  juga melakukan interaksi dengan sistem politik lain dalam lingkungan internasional

[r]

MENIMBANG: Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme RAK HMI Cabang Malang Komisariat Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang maka dipandang perlu untuk menetapkan Tata

[r]

menyanyikan lagu Melayu yang dipelajari secara tradisi lisan secara tahap

Metode yang digunakan di dalam penelitan ini adalah metode penelitian kualitatif analitis, yaitu menjelaskan dan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik