• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Menurut Undang-undang No.19 tahun 2003 adalah BUMN atau Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik.

BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian Indonesia yang berperan menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.

BUMN terdapat dalam berbagai sektor salah satunya sektor keuangan (www.artikelsiana.com).

Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam 9 sektor BEI. Ke 9 sektor BEI tersebut didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEI. Salah satu sektor yaitu keuangan yang terdiri dari 6 sub sektor. Sub sektor diantaranya adalah sektor perbankan.

Dalam undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998, diuraikan bahwa, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Terdapat 4 perbedaan fungsi bank, salah satunya dilihat dari segi kepemilikannya. Siapapun yang turut andil dalam pendirian suatu bank, kepemilikan bank dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimilikinya, salah satu jenis bank yaitu Bank Umum Milik Negara.

Dalam penelitian ini penulis membahas beberapa gambaran objek penilitian bank BUMN yang terdaftar di BEI.

(2)

2

1.1.1 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

Didirikan pada tahun 1946 oleh Pemerintah Republik Indonesia dan awalnya sempat berfungsi sebagai bank sentral di Indonesia, sebelum akhirnya beroperasi sebagai sebuah bank komersial sejak tahun 1955. Pada tahun 1996, BNI melakukan penawaran umum saham perdana untuk 25% sahamnya, dan menjadi bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. Serangkaian aksi korporasi kemudian menyusul, termasuk proses rekapitalisasi oleh Pemerintah, dinvestasi saham Pemerintah, dan Penawaran umum saham terbatas. Pada tahun 2011, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60%

saham BNI, sementara 40% saham selebihnya dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. (www.bni.co.id).

1.1.2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Indonesia banyak terdapat perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau pelayanan baik milik swasta maupun milik pemerintah (BUMN). Salah satu contoh perusahaan milik pemerintah yang bergerak dibidang jasa perbankan adalah PT.

Bank Rakyat Indonesia. BRI didirikan pada 16 Desember 1895 merupakan bank tertua yang memiliki unit kerja terbanyak dan berada sampai ke pelosok pelosok.

bank BRI juga memiliki 2 kantor cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan Singapura, 2 kantor perwakilan yang berlokasi di New York dan Hong Kong serta memiliki lima anak perusahaan yaitu Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, PT bank

BRI Syariah, PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera (BRI Life), BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong dan PT BRI Multifinance Indonesia, dimana masing masing anak usaha ini dimiliki oleh bank BRI sebesar 87,23%, 99,99875%, 91,001%, 100% dan 90% di total saham yang dikeluarkan (www.Britama.com).

1.1.3 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Didirikan pada 2 Oktober 1998, bank Mandiri merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dari sisi aktiva, kredit yang diberikan dan simpanan. Kegiatan utama bank Mandiri adalah corporate banking, commercial banking dan consumer

(3)

3

banking. Kegiatan corporate banking dan consumer banking menyediakan berbagai produk dan jasa termasuk produk simpanan dan kredit, serta berbagai jasa yang memiliki nilai tambah seperti jasa pembiayaan perdagangan (trade finance), jasa cash management, jasa treasury,dan jasa corresponden banking.Pada bulan juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi bank Mandiri, dimana masing masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Hingga Desember 2013, total aset bank Mandiri telah mencaapai Rp 733,099 Triliun, dimana jumlah ini berlipat ganda dari total aset ditahun 2006 (sebesar Rp 267 Triliun). Ini mengukuhkan posisi bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia. Sedangkan net profit Bank Mandiri tumbuh menjadi Rp 18,829 Triliun, meningkat dari tahun 2006 yang sebesar Rp 2,4 Triliun. Selain menjadi bank pemberi pinjaman terbesar di Indonesia secara konsilidasi (www.bankmandiri.co.id).

1.1.4 PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk

Telah berdiri sejak tahun 1897 dengan nama postpaarbank, Di era kemerdekaan tepatnya tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postspaarbank menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963. Pada tahun 1974 perseroan ditunjuk Pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan pemerintah yang telah menggalakkan program perumahan untuk rakyat.

Perseroan mencatatkan saham perdana pada 17 desember 2009 di Bursa Efek Indonesia dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritas aset melalui pencatatan transaksi. Sebagai bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam

(4)

4

menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas, perseroan juga sukses meningkatkan posisinya menjadi peringkat ke-9 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta pnyaluran kredit (www.btn.co.id).

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk Domestik Bruto yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional/ PN (Tambunan, 2001).

Salah satu yang menggambarkan keadaan perekonomian di Indonesia yaitu pertumbuhan produk domestik bruto, berikut ini ada diagram pertumbuhan PDB:

Diagram 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia Sumber : data yang telah diolah

Dapat dilihat dari diagram 1.1 bahwa perubahan PDB di Indonesia dapat dikatakan stabil yaitu dari tahun 2012 sebesar 6 persen mengalami penurunan yang tidak signifikan hingga 4.9 persen di tahun 2015, tetapi dari tahun 2015 ke tahun 2016 pertumbuhan PDB Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 0.1 persen yaitu sebesar 5 persen.

6% 5.6% 5% 4.9% 5%

0 2 4 6 8

2012 2013 2014 2015 2016

Pertumbuhan PDB Indonesia

perubahan PDB

(5)

5

Keadaan industri perbankan yang stabil akan mempengaruhi keadaan perekonomian di suatu Negara, karena perbankan memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membangun ekonomi dalam membangun ekonomi dan menjaga stabilitas ekonomi. Hal itu dapat terwujud jika perbankan memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik tercermin dari seberapa besar laba atau profit yang diperoleh oleh suatu bank (Belangkaehe et.al 2014:4 (3)).

Salah satu proksi untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan atau industri adalah profit yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri tersebut. Secara umum, profitabilitas dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur pasar, perilaku pasar maupun proksi lain dari kinerja pasar. Secara khusus, profitabilitas dapat dipengaruhi oleh kolusi yang terjadi dalam sebuah industri, diferensiasi produk yang dilakukan agar perusahaan dan efisiensi perusahaan. Kolusi dilakukan agar perusahaan dapat menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi sehingga profit perusahaan dan industri akan meningkat. Tingkat harga lebih tinggi juga dapat diperoleh perusahaan dengan cara melakukan diferensi produk. Diferensiasi produk yang dilakukan sebuah perusahaan kemudian akan berpengaruh positif pada profitabilitas dan ketika perusahaan melakukan diferensiasi produk, maka perusahaan itu pun dapat meningkatkan pangsa pasarnya. Profit yang tinggi tidak hanya diperoleh dengan tingkat harga yang tinggi, tetapi juga dapat dicapai bila perusahaan beroperasi secara efisien, diamana perusahaan efesien tersebut kemudian akan berkembang dan dapat memperoleh pangsa pasar yag lebih besar.

Sehingga industri dengan tipe perusahaan seperti itu akan cenderung terkonsentrasi (Amalia dan Nasution; 2007 (2),159-179).

Elemen struktur pasar terdiri dari pangsa pasar dan konsentrasi pasar. Pangsa pasar adalah seberapa besar suatu perusahaan menguasai pasar yang diperhitungkan dengan persen. Pangsa pasar dalam praktik bisnis merupakan motivasi perusahaan.

Perusahaan dengan pangsa pasar yang kebih baik akan menikmati keuntungan dan penjualan produk dan kenaikan harga sahamnya (Wihana, 2008:45).

(6)

6

Berikut ini adalah gambaran pangsa pasar yang terjadi pada bank BUMN tahun 2016:

Tabel 1.1 Pangsa Pasar Bank BUMN dan Konsentrasi Pasar

BANK BUMN

PANGSA PASAR ASET

2012 2013 2014 2015 2016

BNI 20% 21% 19% 21% 21%

BRI 34% 33% 36% 36% 35%

BTN 7% 7% 7% 7% 7%

MANDIRI 39% 39% 39% 37% 36%

CR2 73% 72% 75% 72% 71%

CR4 100% 100% 100% 100% 100%

BANK BUMN

PANGSA PASAR DPK

2012 2013 2014 2015 2016

BNI 21% 21% 19% 20% 20%

BRI 37% 36% 39% 38% 37%

BTN 7% 7% 7% 7% 8%

MANDIRI 41% 36% 36% 35% 35%

CR2 78% 72% 75% 73% 72%

CR4 105% 100% 100% 100% 100%

Sumber : data yang telah diolah

Persaingan pasar merupakan point untuk menilai kesehatan sebuah industri.

Indikasi untuk menilai tingkat persaingan yang digunakan adalah konsentrasi pasar.

Konsentrasi pasar dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan pangsa pasar bank BUMN dari segi aset dan DPK yang dikenal dengan CR4. Dapat dilihat pada tabel 1.1.bahwa pada tahun 2016 diketahui nilai konsentrasi Bank BUMN untuk pangsa pasar aset dan pangsa pasar DPK Bank BUMN sebesar 100 persen. Hal ini menunjukkan dengan berdsarkan kriteria J.S. Bain, struktur pasar Bank BUMN pada periode 2012-2016 dikategorikan sebagai pasar yang struktur pasar dengan konsentrasi pasar monopoli, dimana hanya perusahaan tersebut yang menjual produk kepada banyak pembeli dan tidak ada produsen baru yang dapat memasuki pasar.

(7)

7

Fenomena yang terkait dengan kondisi industri perbankan Indonesia yang mencerminkan kinerja profitabilitas dan efisiensi operasional yang tidak sehat dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini disebabkan lemahnya struktur aktiva produktif bank-bank, pendapatan perbankan yang sebagian berasal dari aktivitas tradisional yang fluktuatif dan rendahnya rasio aset per nasabah yang membuat biaya operasional perbankan Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain. Di samping itu, sebagian besar bank terutama bank domestik belum memaksimalkan pendapatan fee base income (pendapatan non bunga adalah komisi yang diterima bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan yang dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa yang dinikmatinya) (Subandi dan Gozali, 2013).

Bank BUMN sudah merilis kinerja keuangan sepanjang 2015-2016, berikut ini adalah diagram pertumbuhan laba bank BUMN:

Diagram 1.2 Pertumbuhan Laba Bank BUMN tahun 2015-2016 Sumber : data yang telah diolah

Dapat dilihat dari diagram 1.2 dapat dikatakan bahwa rata-rata bank BUMN tahun 2015-2016 mencatatkan kinerja yang cukup baik karena dari ketiga bank BUMN mampu menaikkan laba perusahaan, tetapi hanya bank Mandiri yang mencatatkan kinerja kurang baik karena laba perusahaan menurun. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan laba perusahaan sehingga kinerja perusahaannya baik.

9.141

25.411

1.85

21.152

11.41

26.228

2.618

14.65

0 10 20 30

BNI BRI BTN Mandiri

Pertumbuhan Laba Bank BUMN tahun 2015- 2016 (Rp Triliun)

2015 2016

(8)

8

Dalam melakukan pemberian kredit kepada nasabah, bank akan dihadapkan pada risiko kredit yang tidak mampu dibayar oleh debitur sehingga menimbulkan kredit bermasalah yang dapat mempengaruhi performa perusahaan. Kredit bermasalah yaitu dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan (Ismail, 2009:224).

Non Performing Loan (NPL) adalah kredit yang menunggak melebihi 90 hari.

Dimana NPL terbagi menjadi kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Kriteria penilaian berdasarkan peringkat komponen NPL, semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh bank (Ismail, 2009:226).

Tabel 1.2 Kondisi NPL Bank BUMN tahun 2015-2016

2015 2016

BNI 2.67% 2.96%

BRI 2.01% 2.03%

BTN 3.57% 3.01%

Bank Mandiri 2.35% 3.49%

Sumber : data yang telah diolah

NPL terjadi ketika kredit tidak dapat dipulihkan dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan yang menimbulkan kredit macet. Dilihat dari tabel 1.2 hanya bank BTN yang mampu menunrukan kredit macet dari tahun 2015-2016 sebanyak 0.56%, tetapi untuk bank BNI, BRI dan Mandiri belum bias menunrukan penyaluran kredit yang bermasalah. Dilihat nilai rasio NPL dapat dikatakan bahwa rata-rata NPL bank BUMN 2012-2016 masih berada dibawah 5% sesuai dengan ketentuan yang berarti performa bank dapat dikatakan cukup baik.

Pengendalian biaya operasional juga bisa mempengaruhi peningkatan laba perusahaan yang dikur dengan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional dalam terhadap

(9)

9

pendapatan operasionalnya. Semakin tinggi angka BOPO maka akan menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya sehingga dapat menimbulkan ketidakefisienan. Hal ini akan menimbulkan alokasi biaya yang lebih tinggi sehingga menurunkan pendapatan bank (Liora, et:al, 2014:8). Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar (Dendawijaya,2009).

Tabel 1.3 BOPO Bank BUMN tahun 2015-2016

Bank 2015 2016

BNI 144% 135%

BRI 102% 109%

BTN 177% 160%

Bank Mandiri 109% 167%

Sumber : data yang telah diolah

Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih lambat, Industri perbankan terus berbenah memperbaiki kondisi keuangannya, termasuk dari sisi efisiensi. Hal itu bisa tercermin dari kondisi rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Dilihat dari table 1.3 Tercatat rasio BOPO berada rata- rata dari periode 2015-2016 Bank BUMN masih belum berada pada range ideal yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu pada range 60%-65%.

Agung herlianto selaku Direktur Pengawas Perbankan mengatakan, beberapa penyebab biaya operasional bank tinggi adalah dari biaya overhead untuk ekspansi, investasi, dan gaji karyawan. Rasio BOPO yang tinggi ini berimbal ke hasil aset atau ROA (keuangan.kontan.co.id).

Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan OJK, Nelson Tampubolon menambahkan, kenaikan rasio BOPO perbankan ini disebabkan rasio kredit bermasalah (NPL) bank meningkat, sehingga bank banyak membentuk pencadangan (keuangan.kontan.co.id).

(10)

10

Salah satu komponen faktor permodalan adalah kecukupan modal. Rasio untuk menguji kecukupan modal bank yaitu rasio CAR (Darmawi 2011:91).

Capital Adequacy Ratio (CAR) rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank (capital adequacy) didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) (Wahyuningsih, Swandari 2016: 4(2)).

Tabel 1.4 CAR Bank BUMN tahun 2015-2016

Bank 2015 2016

BNI 23.81% 23.56%

BRI 25.81% 29.22%

BTN 19.66% 22.19%

Bank Mandiri 22.44% 26.21%

Sumber : data yang telah diolah

Dilihat dari tabel 1.4 `tersebut hanya bank BNI yang nilai CARnya mengalami penurunan dari 2015-2016 sebanyak 0.25% yaitu dari 23.81% menjadi 23.56%, dan bank BRI, BTN dan mandiri berhasil meningkatkan nilai CAR. Dilihat nilai rasio CAR bank BUMN tahun 2015-2016 rata-rata diatas 8% yang berarti bahwa bank BUMN dapat meyediakan modal yang besar sehingga dapat menampung resiko yang akan terjadi.

Dengan mengalami naik atau turun rasio dalam kecukupan modal tidak berpengaruh dengan nilai rasio ROA.

Penelitian yang terkait struktur pasar, telah banyak dilakukan misal, (Belangkaehe, et.al (2016) menunjukkan bahwa industri perbankan Indonesia

(11)

11

mendukung hipotesis diferensiasi dan hipotesis efisiensi. Artinya bahwa peningkatan pasar merupakan hasil diferensiasi produk dan profit yang dihasilkan adalah hasil dari efisiensi perbankan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Yuhanah (2016) menunjukkan bahwa struktur pasar tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas industri perbankan syariah di Indonesia. Variabel kontrol yang berpengaruh hanya BOPO dan NPF, sedangkan CAR dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Penelitian Lu Zhengchao, Liu Qin (2012) menunjukkan bahwa Market Share, Pertumbuhan PDB perkapita, dan porsi industri tersier ouput dalam PDB tidak berdampak signifikan terhadap kinerja perbankan di China.

Berdasarkan fenomena, teori dan penelitian terdahulu, maka peneliti memilih judul “ PENGARUH STRUTKTUR PASAR TERHADAP KINERJA INDUSTRI PERBANKAN, STUDI KASUS BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2016”.

1.3 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu, pengaruh struktur pasar terhadap kinerja industri perbankan di Indonesia penting untuk diteliti lebih lanjut.

Dilihat dari fenomena latar belakang penelitian ini bahwa besarnya Market Share tidak berkontribusi terhadap kinerja keuangan pada perbankan, untuk itu pada penelitian ini peneliti mengidentifikasi setiap variabel yang digunakan di penelitian ini yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank BUMN periode 2012-2016.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang studi penelitian ini, maka dapat disimpulkan pertanyaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan variabel independen yang terdapat pada pengaruh struktur pasar yaitu Market Share, dengan menambahkan variabel kontrol BOPO, CAR, NPL dan GrowthPDB terhadap kinerja keuangan

(12)

12

Bank BUMN yang dikur dengan profitabilitas yaitu ROA sebagai variabel dependen periode 2012 – 2016.

2. Apakah terdapat pengaruh struktur pasar dengan menambahkan variabel kontrol terhadap kinerja keuangan secara simultan pada Bank BUMN yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016.

3. Apakah terdapat pengaruh struktur pasar dengan menambahkan variabel kontrol terhadap kinerja keuangan secara parsial pada Bank BUMN yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016.

1.5 Tujuan Penilitian

Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur pasar terhadap kinerja industri perbankan di Indonesia (studi kasus Bank BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2012 - 2016) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perkembangan variabel independen yang terdapat pada pengaruh struktur pasar yaitu Market Share dengan menambahkan variabel kontrol BOPO, CAR, NPL dan GrowthPDB terhadap kinerja keuangan Bank BUMN yang diukur dengan profitabilitas yaitu ROA sebagai variabel dependen periode 2012 – 2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh struktur pasar dengan menambahkan variabel kontrol terhadap kinerja keuangan secara simultan pada Bank BUMN yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh struktur pasar dengan menambahkan variabel kontrol terhadap kinerja keuangan secara parsial pada Bank BUMN yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak-pihak yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :

1.6.1 Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dalam menganalisis rasio keuangan untuk menilai kinerja indsutri

(13)

13

Bank Umum Milik Negara dilihat dari struktur pasar sehingga berdampak pada perekonomian di Indonesia. Dan bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.6.2 Aspek Praktis 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi perusahaan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja Bank Umum Milik Negara, sehingga selanjutnya dapat mengambil keputusan dengan tepat dan membuat kinerja Bank semakin baik untuk perekonomian bagi Indonesia.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu dan pengetahuan terhadap peneliti mengenai analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan struktur pasar sebuah industri.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Lokasi dan Objek penelitian

Objek penelitian ini berdasarkan dari laporan keuangan Bank BUMN periode 2012 – 2016 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian

Waktu dan periode penelitian ini dilakukan pada tahun 2017-2018.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan urutan penyajian dari masing-masing bab secara terperinci, singkat dan jelas serta diharapkan dapat mempermudah dalam memahami laporan penelitian. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penelitian menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

(14)

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari teori teori yang digunakan dan menjelaskan secara ringkas tentang kerangka pemikiran serta menyertakan referensi dengan penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian,variabel operasional, tahapan penelitian, serta populasi dan sampel.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Bab ini akan menguraikan tentang karakteristik responden, hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN : Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi peneliti selanjutnya.

Gambar

Diagram 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia  Sumber : data yang telah diolah
Tabel 1.1 Pangsa Pasar Bank BUMN dan Konsentrasi Pasar
Diagram 1.2 Pertumbuhan Laba Bank BUMN tahun 2015-2016  Sumber : data yang telah diolah
Tabel 1.2 Kondisi NPL Bank BUMN tahun 2015-2016
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan hasil penelitian dan fenomena yang terjadi di bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2014 mendasari penulis untuk melakukan

a) Mengidentifikasi potensi dan pengaruh yang terjadi akibat terjadinya kerugian penurunan nilai aset terhadap profitabilitas, struktur modal, dan nilai pasar

Apakah Risk-Based Bank Rating (RBBR) secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laba pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode

Apakah variabel makro yang diproksikan dengan nilai tukar berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar

Telkomsel yang terus menerus mengembangkan industri telekomunikasi dengan teknologi yang merupakan ciri dari millenium (generasi Y) dan Telkomsel yang memiliki pangsa pasar

Cipta, dan Ni Nyoman Yulianthini, 2016), dan (Nicolae Petria, Bogdan Capraru, dan Iulian Ihnatov, 2015) untuk mengukur kinerja kuangan perbankan terutama pada tingkat

Produsen smartphone Realme pada pasar smartphone Indonesia yang menjadi penantang baru industri ini telah berhasil pada kuartal III-2019 memiliki pangsa pasar yang sama dengan

Melalui Program Pasar Sejahtera di Daerah Pekalongan Terhadap Citra Perusahaan” yang akan mencoba mengkaji bahwa apakah program CSR PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini