• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menganut sistem ekonomi terbuka telah menjadikan perdagangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menganut sistem ekonomi terbuka telah menjadikan perdagangan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menganut sistem ekonomi terbuka telah menjadikan perdagangan internasional memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan indikator untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong pembangunan ekonomi yang stabil. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan negara, Indonesia masih sangat mengandalkan penerimaan dari kegiatan ekspor baik ekspor migas dan non migas (Ibrahim, 2004).

Berdasar dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2019 nilai total ekspor Indonesia adalalah sebesar, USD 167.683 juta dimana migas memberikan kontribusi sebesar USD 11.789,3 juta sedangkan non migas memberikan kontribusi sebesar USD 155.893,7 juta. Apabila dilihat perbandingan kontribusinya ekspor non migas memberikan sumbangan sebesar 93 persen sedangkan ekspor migas hanya menyumbangkan sebesar 7 persen terhadap total ekspor Indonesia.

Tingginya kontribusi ekspor non migas Indonesia ini tidak terlepas dari fakta bahwa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam yang sangat berlimpah dan beragam. Dikarenakan Indonesia beriklim tropis menjadikan Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terluas yakni menempati urutan ketiga didunia setelah Brazil dan Republik Demokrasi Kongo dan hal ini jugalah alasan negara Indonesia sebagai negara terpenting penghasil kayu bulat tropis di dunia.

(2)

2 Adapun beberapa hasil industri hilir pengolahan kayu dengan berbahan dasar kayu bulat diantaranya adalah kayu gergajian, pulp (bubur kertas), dan salah satunya adalah kayu lapis. Kayu lapis ini merupakan komoditi ekspor non migas Indonesia khususnya dari sektor kehutanan yang banyak digunakan di sektor kontruksi sebagai bahan struktur, eksterior dan interior dan sebagai bahan baku utama di industri furniture. Kayu lapis bernilai cukup besar untuk menyumbang penerimaan negara dan tercatat bahwa Indonesia menempati posisi kedua eksportir kayu lapis terbesar di dunia setelah China (Marbun, 2015). Oleh karena itu komoditi kayu lapis Indonesia memiliki peluang yang cukup besar dan menjanjikan di pasar Internasional sehingga dalam upaya pengoptimalan ekspor kayu lapis Indonesia perlu mencari pangsa pasar yang bagus dan stabil untuk tujuan ekspor.

Berikut ini disajikan data perkembangan dari lima negara tujuan ekspor kayu lapis terbesar Indonesia selama periode tahun 2016-2020.

Tabel 1.1

Negara Tujuan Ekspor Kayu Lapis Terbesar Indonesia Dalam Satuan Tons Periode 2018 – 2020

Tahun Jepang Amerika Korsel China Saudi Arabia 2016 564.991 174.997 250.002 188.564 85.044 2017 550.651 210.924 280.616 85.819 99.403 2018 596.455 276.633 279.666 67.105 71.740 2019 526.127 257.898 295.203 94.650 81.480 2020 462.406 430.005 320.779 108.123 105.362 Rata-rata 528.329 321.512 298.549 89.959 86.194

Sumber: Trademap, 2021

Berdasarkan data tabel 1.1 diperoleh data dimana ada lima negara sebagai negara tujuan dari ekspor komoditi kayu lapis terbesar Indonesia selama periode

(3)

3 2016-2020 yakni di posisi pertama adalah Jepang dengan rata-rata volume ekspornya sebesar 528.329 tons, kedua Amerika Serikat dengan rata-rata volume ekspornya sebesar 321.512 tons, ketiga Korea Selatan dengan rata-rata volume ekspornya sebesar 298.549 tons, kemudian disusul pleh negara China dengan rata- rata ekspornya sebesar 89.959 tons dan terakhir Saudi Arabia dengan rata-rata volume ekspor sebesar 86.194 tons.

Negara Korea Selatan menjadi salah satu pangsa pasar yang ideal untuk komoditi kayu lapis Indonesia. Hal ini dilandasi karena pertumbuhan ekonomi negara Korea Selatan yang cukup signifikan. Dengan cepatnya pertumbuhan ekonomi negara Korea Selatan ini nantinya juga akan mendorong perkembangan dan pergerakan sektor-sektor industri di Korea Selatan. Data dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia menjelaskan mengenai pasar Korea Selatan bahwa diantara sektor industri di Korea Selatan yang ikut berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonominya secara signifikan adalalah sektor Industri Konstruksi dan sektor industri furniture. Dimana kedua sektor industri ini merupakan penyerap kayu lapis terbesar di pasar Korea Selatan. Peningkatan kebutuhan kayu lapis dipasar Korea Selatan akan menyebabkan impor kayu lapis Korea Selatan akan terus meningkat.

Berikut ini disajikan data perkembangan dari lima negara pemasok kayu lapis terbesar ke negara Korea Selatan selama periode tahun 2016-2020.

(4)

4 Tabel 1.2

Lima Negara Pemasok Kayu Lapis Terbesar Ke Korea Selatan Dalam Satuan Tons Periode 2016-2020

Tahun Vietnam Indonesia China Malaysia Russian Federation 2016 245.915 231.776 311.039 231.781 19.687 2017 326.861 242.144 254.996 224.996 26.906 2018 431.565 261.592 164.923 148.858 38.616 2019 420.015 269.315 122.039 99.724 32.098 2020 418.604 300.787 100.165 83.904 44.714 Rata-Rata 368.592 261.123 190.632 157.853 32.404 Sumber: Trademap, 2021

Berdasarkan data tabel 1.2 dapat dilihat besaran impor kayu lapis Korea Selatan dari lima negara pemasok kayu lapis terbesar. Data menunjukkan bahwa dari sisi kuantitas negara Viet Nam menjadi negara paling banyak kayu lapisnya di impor oleh negara Korea Selatan dengan rata-rata sebesar 368.592 tons serta rata-rata nilainya sebesar USD 189.151 ribu. Indonesia menempati posisi ke dua dengan rata-rata volume impor sebesar 261.123 ton dengan rata-rata nilai USD 234.431 ribu. Walaupun Indonesia kalah dengan negara Viet Nam dari segi kuantitas impor namun dari segi nilai jual Indonesia unggul artinya nilai jual kayu lapis Indonesia di pasar Korea Selatan dibandingkan Viet Nam lebih tinggi.

China berada di urutan ke tiga dengan rata-rata volume impor sebesar 190.632 tons serta nilainya adalah USD 131.048 ribu. Disusul oleh negara Malaysia dengan rata-rata volume impornya sebesar 157.853 tons dan nilainya USD 109.692 ribu. Kemudian negara Russian Federation dengan rata-ra volume impor dan nilainya adalah sebesar 32.404 tons dan USD 40.690 ribu.

(5)

5 Berikut ini disajikan data perkembangan impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia pada periode tahun 2001-2020.

Tabel 1.3

Perkembangan Impor Kayu Lapis Korea Selatan dari Indonesia periode tahun 2001-2020

Tahun

Volume Impor Kayu Lapis

(Ton)

Perkembangan (%)

Nilai Impor Kayu Lapis (ribu USD)

Perkembangan (%)

2001 282.591 11 115.000 16

2002 274.699 7 124.275 9

2003 302.571 -33 137.411 -20

2004 165.614 -6 96.402 1

2005 138.256 -34 84.550 -20

2006 159.298 -17 67.974 -5

2007 110.620 -16 86.758 -14

2008 99.075 -7 82.802 -17

2009 90.031 -21 70.954 -15

2010 82.033 21 69.405 35

2011 84.202 -24 84.447 -15

2012 74.458 12 80.124 12

2013 92.992 58 95.128 44

2014 131.586 38 129.215 30

2015 194.335 42 175.828 30

2016 250.002 4 214.498 7

2017 280.616 8 245.719 28

2018 279.666 3 290.537 -14

2019 295.203 12 251.654 4

2020 320.779 23 256.069 17

Rata-rata 185.431 4,05 138.000 5,65

Sumber: Trademap, 2021

Tabel 1.3 menunjukkan perkembangan impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia periode 2001-2020 yang cenderung berfluktuatif. Ekspor kayu lapis tertinggi terjadi pada tahun 2020 yakni sebesar 320.779 ton dengan nilai sebesar USD 246.069 ribu dan merupakan impor kayu lapis Korea Selatan tertinggi

(6)

6 sepanjang periode 2001-2020. Sedangkan untuk volume impor kayu lapis berada pada tahun 2012 yakni sebesar 74.458 ton dengan nilai sebesar USD 80.124 ribu.

Terjadinya fluktuasi pada periode 2001-2020 ini diakibatkan karena adanya negara pesaing yang juga mengekspor komoditi kayu lapisnya ke Korea Selatan.

Negara produsen kayu lapis berusaha meningkatkan keunggulan kompetitif dan komparatifnya agar mampu mempertahankan pangsa pasar di Korea Selatan. Dalam 20 tahun terakhir Vietnam menjadi pesaing terkuat serta negara kedua pengekspor kayu lapis terbesar ke Korea Selatan setelah Indonesia.

Berikut ini disajikan data perkembangan ekspor kayu lapis Vietnam ke Korea Selatan periode 2010-2020.

Tabel 1.4

Perkembangan ekspor Kayu Lapis Vietnam ke Korea Selatan Periode Tahun 2010-2020

Tahun

Volume ekspor Kayu Lapis

(Ton)

Perkembangan (%)

Nilai ekspor Kayu Lapis (ribu USD)

Perkembangan (%)

2010 26.023 -3 28.516 8

2011 24.607 5 31.683 10

2012 27.774 20 36.675 27

2013 44.676 36 49.502 44

2014 52.276 15 62.188 14

2015 66.830 90 72.788 84

2016 155.669 33 133.134 25

2017 219.336 32 172.581 42

2018 159.661 -3 226.585 -6

2019 128.155 -37 220.630 -4

2020 113.031 -45 208.165 -20

Rata-rata 92.549 13 112.950 20

Sumber: Trademap, 2021

Dari tabel 1.4 menunjukkan tren positif ekspor kayu lapis negara Vietnam ke Korea Selatan. Tahun 2020 ekspor sebesar 128.555 ton dengan nilai sebesar

(7)

7 USD 208.165 ribu. Ekspor terendah terjadi tahun 2011 sebesar 24.607 ton dan tertinggi tahun 2017 sebesar 219.336 ton dengan nilai sebesar USD 172.581 ribu.

Dalam kegiatan impor suatu negara ada beberapa faktor yang menjadi tolak ukur penting penentuan besaran barang yang akan di impor oleh negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat dari kenaikan Gross Domestic Product merupakan salah satu faktor penting karena dapat mengukur baik tidaknya kondisi perekonomian suatu negara.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara Korea Selatan dari periode 2010-2020.

Tabel 1.5

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Negara Korea Selatan Periode 2010- 2020

Tahun GDP Korea Selatan (USD)

Pertumbuhan ekonomi Korea

Selatan (%) 2010 1.144.066.965.324,50 6,81 2011 1.253.223.044.718,99 3,69 2012 1.278.427.634.342,59 2,40 2013 1.370.795.199.976,18 3,17 2014 1.484.318.219.633,63 3,20 2015 1.465.773.245.547,15 2,81 2016 1.500.111.596.236,37 2,95 2017 1.623.901.496.835,79 3,16 2018 1.724.845.615.629,26 2,91 2019 1.646.739.219.509,89 2,04 2020 1.580.869.650.728,40 -0,96 Rata-rata 1.461.188.353.498,43 2,93 Sumber: World Bank, 2021

Tabel 1.5 menunjukkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dengan tren positif. Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2011

(8)

8 sebesar 6.8 persen, sedangkan untuk nilai GDP tertinggi periode ini tejadi pada tahun 2018 yaitu sebesar USD 1.724.845.635.629,6. Untuk pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar -0.9 persen penurunan ini sebagai akibat adanya pandemi covid-19 selama dua tahun terakhir sejak 2019-2020.

Harga komoditi dipasar internasional juga menjadi faktor penting dalam kegitan impor karena akan menjadi acuan nilai komoditi yang akan diperdagangkan dipasar internasional. Semakin tinggi harga barang impor di pasar internasional akan menyebabkan kapasitas impor menurun begitupun sebaliknya.

Berikut adalah data yang menunjukkan perkembangan harga internasional kayu lapis periode tahun 2010-2020.

Tabel 1.6

Perkembangan Harga Pasar Internasional Kayu Lapis Periode 2010-2020 Tahun Harga kayu lapis

(USD/Tons)

2010 875

2011 978

2012 1.095

2013 1.099

2014 1.005

2015 947

2016 865

2017 884

2018 1.050

2019 880

2020 817

Rata-rata 954

Sumber: Trademap, 2021

Tabel 1.6 menunjukkan perkembangan harga kayu lapis Indonesia di pasar internasional yang cukup berfluktuatif. Harga kayu lapis tertinggi terjadi pada selama periode 2010-2020 adalah tahun 2013 yaitu sebesar USD 1.099. Untuk harga rata-rata kayu lapis di pasar Internasional berada di angka USD 954 per tons

(9)

9 nya. Untuk harga terendah terjadi pada tahun 2020 dengan nilai USD 817.

Penurunan ini diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan perekonomian dunia selama dua tahun terakhir akibat covid-19 yang sedang melanda dunia.

Faktor lain yang juga mempengaruhi impor suatu negara adalah nilai tukar mata uang negara terhadap mata uang negara lain. Perubahan nilai tukar mata uang suatu negara dapat mengakibatkan harga barang yang akan di impor menjadi lebih mahal ataupun sebaliknya.

Berikut adalah data yang menunjukkan perkembangan nilai tukar mata uang Won Korea Selatan terhadap dollar Amerika periode 2010-2020.

Tabel 1.7

Perkembangan Nilai Tukar Won Korea Selatan Terhadap Dollar Amerika Periode 2010-2020

Tahun Nilai Tukar Won terhadap Dollar (KRW)

2010 1.156

2011 1.108

2012 1.126

2013 1.095

2014 1.052

2015 1.131

2016 1.160

2017 1.131

2018 1.100

2019 1.165

2020 1.086

Rata-rata 1.119 Sumber: World Bank, 2021

Tabel 1.7 menunjukkan perkembangan nilai tukar won Korea Selatan terhadap dollar Amerika Serikat. Dalam periode tahun 2010-2020 negara Korea Selatan mampu mempertahankan nilai tukarnya dengan sangat stabil. Tercatat nilai tukar won Korea Selatan terhadap dollar Amerika terlemah periode 2010-

(10)

10 2020 terjadi pada tahun 2019 yakni hanya sebesar 1.165 KRW / USD 1. Nilai tukar terkuat terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 1.052 KRW / USD 1.

Sedangkan untuk nilai tukar won Korea Selatan tahun 2020 adalah sebesar 1.086 KRW / USD 1.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut maka perlu diketahui dan diteliti bagaimana tingkat daya saing kayu lapis Indonesia serta bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi negara Korea Selatan, harga kayu lapis di pasar internasional kurs rupiah terhadap permintaan impor Korea Selatan untuk produk kayu lapis Indonesia. Maka peneliti mengambil judul “Analisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi Impor kayu lapis Korea Selatan dari Lapis Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Kayu lapis merupakan salah satu komoditi ekspor non migas Indonesia khususnya dari sektor kehutanan yang bernilai cukup besar dalam meyumbang penerimaan negara. Komoditi kayu lapis ini juga memiliki peluang yang cukup besar serta menjanjikan di pasar luar negeri. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengoptimalan ekspor kayu lapis Indonesia salah satunya adalah mencari pangsa pasar yang bagus dan stabil untuk tujuan ekspor. Negara Korea Selatan sendiri memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil dan cukup signifikan, sehingga dapat menjadi pangsa pasar yang bagus bagi komoditi kayu lapis Indonesia.

Adapun beberapa faktor yang mampu mempengaruhi impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi Korea Selatan itu sendiri, karena kenaikan pendapatan nasional akan menaikkan impor suatu negara

(11)

11 sebagai akibat dari meningkatnya daya beli masyarakat tersebut baik untuk barang konsumsi maupun bahan baku (Junaidi, 2018). Namun berdasarkan data yang diperoleh terdapat ketimpangan antara teori dengan fakta yang dimana saat terjadi penurunan pendapatan nasional impor Korea Selatan akan kayu lapis dari Indonesia justru mengalami peningkatan.

Selanjutnya ada faktor harga internasional dari kayu lapis tersebut. Ihza (2018) dalam penelitianya mengungkapkan bahwa setiap kenaikan harga dari barang di pasar internasonal akan menurunkan jumlah permintaan barang yang akan diimpor. Berdasarkan data yang diperoleh juga terdapat ketimpangan antara teori dengan fakta yang dimana saat terjadi peningkatan harga kayu lapis di pasar internasional impor kayu lapis Korea Selatan justru meningkat yng harusnya menurun.

Nilai tukar won Korea Selatan terhadap dollar Amerika Serikat juga ikut menjadi salah satu faktor penentu impor kayu lapis Korea Selatan. Pada saat nilai mata uang terapresiasi terhadap dolar akan meningkatkan permintaan impor suatu negara karena harga barang impor tersebut akan lebih murah (Wardhana, 2011).

Namun fakta yang diperoleh dari data menunjukkan bahwa terdapat beberapa kondisi dimana depresiasi won Korea Selatan terhadap dollar Amerika Serikat justru meningkatkan impor kayu lapis Korea Selatan yang harusnya menurunkan impor berdasarkan teori. begitupun sebaliknya pada saat terjadi apresiasi mata uang won terhadap dollar impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia justru menurun.

(12)

12 Berdasarkan dengan uraian yang telah dijelaskan maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perkembangan impor kayu lapis Korea Selatan, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan, harga internasional kayu lapis dan nilai tukar won Korea Selatan terhadap dollar Amerika?

2. Bagaimana tingkat daya saing komoditi kayu lapis Indonesia di pasar Korea Selatan?

3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi negara Korea Selatan, harga internasional kayu lapis dan kurs won Korea Selatan terhadap impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan uraian yang telah dijelaskan maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan, harga internasional kayu lapis dan nilai tukar won Korea Selatan terhadap dollar Amerika.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat daya saing komoditi kayu lapis Indonesia di pasar Korea Selatan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi negara Korea Selatan, harga internasional kayu lapis dan kurs won Korea Selatan terhadap impor kayu lapis Korea Selatan dari Indonesia.

(13)

13 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat dan informasi kepada :

1. Secara akademis, penelitian ini bermanfaat sebagai sumber bacaan dan referensi bagi peneliti yang tertarik meneliti topik yang sama.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pendapat dalam rangka peningkatan ekspor kayu lapis Indonesia dan diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil analisis yaitu sebagian besar berita bertipe liputan satu sisi, yaitu dari sisi partai NasDem atau Hary Tanoesoedibjo. Tokoh

Musik yang ada pada tari Getih Pamulang lebih mengacu pada alur cerita. tari yang bertema atau ber ide gagasan tentang cerita Drupadi dan

Dalam penelitian ini sumber data primer didapatkan dari wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, guru Baca Tulis Al- Qur’an dan siswa kelas VII,

Uji Coba Ujian Nasional Tahap II – 2016 dipindai oleh : sulisriyanto@gmail.com Downloded From://ikiguru.com... Uji Coba Ujian Nasional Tahap II – 2016 dipindai oleh

In 2016, unprocessed cheese recorded a 48% value share of total cheese, which was an increase on its share from the previous year due to strong performances from portion and

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum

Tank circuit yaitu rangkaian yang menentukan frekuensi kerja dari osilator frekuensi pembawa (carrier), yang digunakan pada aplikasi ini digunakan komponen L dan

“Ini bermakna penubuhan muzium adalah untuk menempatkan segala penulisan- penulisan hasil kajian dan rekod-rekod bahan pensejarahan tersebut,” ujarnya pada majlis