• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Database Lingkungan Implementasi Perancangan XML HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Database Lingkungan Implementasi Perancangan XML HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

dimasukkan akan diperiksa apakah bersifat tunggal atau jamak serta ada tidaknya kata masukan dalam database yang digunakan. Jika kata yang dimasukkan bersifat tunggal dan terdapat di dalam database, kata tersebut akan diproses ke tahap selanjutnya. Selain itu, tahap praproses juga digunakan untuk memeriksa nilai kata masukan yakni kata masukan yang akan diproses hanya kata masukan yang berupa karakter.

Perancangan Database

Tahap perancangan database dilakukan untuk membatasi kata masukan dari kata sifat yang digunakan pada penelitian. Tahap ini diperlukan pada kata berimbuhan untuk memisahkan kata dasar dengan imbuhan yang dimiliki pada kata masukan guna memperoleh id pola pada aturan word graph kata sifat. Tahap ini juga dibutuhkan untuk mendapatkan kata sifat dasar yang diambil dari KBBI. Perancangan XML

a Penamaan tag

Pada penggunaan XML, dibutuhkan penamaan tag yang dapat mendeskripsikan data yang digunakan. Hal ini dilakukan karena tag XML tidak didefiinisikan pada XML. Pada tahap ini, digunakan penamaan tag yang disesuaikan dengan konsep knowledge graph. b Pembentukan XML

Pembentukan XML dilakukan untuk mendapatkan format XML yang sesuai dengan konsep knowledge graph, yaitu berisi informasi mengenai komponen pembentuk pola word graph kata sifat. Pola word graph yang digunakan dari penelitian sebelumnya dianalisis komponennya terlebih dahulu kemudian dibentuk dokumen XML.

Implementasi Java

Bahasa pemrograman Java digunakan untuk menampilkan berkas XML. XML yang diimplementasikan dalam Java memberikan informasi berupa kata dasar dan id pola dari kata masuka. Id pola yang sesuai dengan kata masukan selanjutnya akan menentukan dokumen XML yang akan ditampilkan. Analisis Hasil dan Pengujian

Proses analisis hasil dilakukan setelah tahap implementasi Java berhasil dikerjakan. Analisis hasil ini diperlukan untuk mengetahui kesesuaian berkas XML yang ditampilkan berdasarkan kata masukan yang diberikan. Pengujian dilakukan secara dua tahap. Tahap

pertama ialah pengujian bentuk XML yang divalidasi menggunakan XML Schema Definition (XSD). Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kebutuhan bentuk dokumen XML yang digunakan. Pengujian kedua dilakukan menggunakan viewer pada sistem yang sedang dibangun Dean Apriana Ramadhan untuk mengetahui bentuk pola word graph kata sifat berdasarkan XML yang telah dibuat. Tingkat akurasi pada pengujian tahap kedua dihasilkan dari perhitungan sebagai berikut:

akurasi=∑ kata yang benar

∑ kata yang diujix 100% Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi yang digunakan adalah:

1 Perangkat lunak:

 Windows 7 Professional sebagai sistem operasi.

 NetBeans 6.9.1 sebagai IDE (Integrated Development Environment).

 MySQL 5.0.21 sebagai tempat penyimpanan database.

 Java 6.0.180.7 sebagai bahasa pemrograman.

 XAMPP Version 2.3 sebagai server control panel.

 Notepad++ sebagai editor.

 Mozilla Firefox sebagai web browser. 2 Perangkat keras:

 Processor Intel® Core™ i3 @2.13 GHz.  RAM 2 GB.

 Keyboard.  Layar monitor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pemahaman Bidang Kajian dan Identifikasi Masalah

Pola pembentukan word graph jenis kata sifat menggunakan konsep KG sudah dibuat oleh Rahmat (2009). Terdapat 19 pola word graph kata sifat yang terbentuk dari kata sifat turunan yang dibentuk dengan pengafiksan, yaitu se-Kata Sifat, ter-Kata Sifat dengan kualitas paling tinggi, ter-Kata Sifat dengan kualitas paling rendah, ber-Kata Bilangan, me-Kata Benda, pe-Kata Sifat, Kata Benda-em-, Kata Benda-an, Kata Benda-al, Kata Benda-il, Kata Benda-iah, Kata Benda-i, Kata Benda-if, Kata Benda-ik, Kata Benda-is, Kata Benda-istis, ke-Kata Sifat-an, me-Kata Dasar-kan, dan me-Kata Benda-kan.

(2)

Penambahan pola word graph untuk kata sifat berdasarkan konsep KG dilakukan pada penelitian Zahara (2010), yaitu pola Kata Sifat Dasar. Identifikasi masalah dalam penelitian ini mencakup pembatasan penelitian berdasarkan ruang lingkup, penggunaan KBBI dalam penelitian, perancangan database, perancangan XML, implementasi Java, analisis hasil, dan pengujian.

Praproses

Praproses merupakan tahap awal representasi word graph menggunakan XML untuk kata sifat dalam bahasa Indonesia. Praproses dilakukan untuk membatasi kata masukan. Distribusi daftar kata sifat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Distribusi daftar kata sifat Aturan Pola Pola Kata

Sifat

Jumlah Kata Pola se-Kata Sifat Pola_1 18 Pola ter-Kata Sifat

dengan kualitas paling tinggi

Pola_2 25

Pola ter-Kata Sifat dengan kualitas paling rendah Pola_3 15 Pola ber-Kata Bilangan Pola_4 9 Pola me-Kata Benda Pola_5 12 Pola pe-Kata Sifat Pola_6 15 Pola Kata

Benda-em-

Pola_7 14 Pola Kata Benda-an Pola_8 11 Pola Kata Benda-al Pola_9 9 Pola Kata Benda-il Pola_10 5 Pola Kata

Benda-iah

Pola_11 10 Pola Kata Benda-i Pola_12 19 Pola Kata Benda-if Pola_13 24 Pola Kata Benda-ik Pola_14 12 Pola Kata Benda-is Pola_15 25 Pola Kata

Benda-istis

Pola_16 16 Pola ke-Kata

Sifat-an

Pola_17 14 Pola me-Kata Sifat

–kan Pola_18a 9 Pola me-Kata Kerja-kan Pola_18b 4 Pola me-Kata Benda-kan Pola_19 6 Kata Sifat Dasar Pola_20 5281

Total 5353

Terdapat 272 daftar kata sifat yang diambil dari penelitian sebelumnya milik Usep Rahmat (2009), yaitu daftar kata sifat yang diambil dari majalah Trubus nomor 474 (Mei 2009/XL), Trubus nomor 462 (Mei 2008/XXXIX), dan Trubus nomor 457 (Desember 2007/XXXVIII) dan daftar kata sifat dasar yang digunakan diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga yang juga digunakan oleh penelitian sebelumnya yaitu Annissa Zahara (2010).

Daftar kata tersebut sebelumnya disesuaikan kembali dengan daftar kata yang terdapat pada KBBI secara manual. Hal ini diperlukan karena terdapat jenis kata dasar yang diteliti Rahmat (2009) yang tidak sesuai dengan KBBI edisi ketiga dan agar tidak terjadi lagi kesalahan kata masukan pada data. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan jenis kata dasar sesuai KBBI tersebut.

Perancangan Database

Hasil perancangan database ialah dibuat sebuah database yang diberi nama „kamus‟, terdiri atas tiga tabel, yaitu tabel „kata_sifat‟, tabel „kata_sifat_dasar‟, dan tabel „pola_ks‟. Tabel „kata_sifat‟ berisi tujuh kolom, yaitu „kata_masukan‟ yang berisi 272 daftar kata sifat berimbuhan, kolom „kata_dasar‟ yang berisi daftar kata dasar dari kata masukan, kolom „jenis_kata_dasar‟ yang berisi informasi jenis kata dasar, kolom „awalan‟ berisi imbuhan awal yang terdapat pada kata masukan, kolom „sisipan‟ berisi sisipan yang terdapat pada kata masukan, kolom „akhiran‟ berisi imbuhan akhir yang terdapat pada kata masukan, dan kolom „quality‟ berisi informasi yang diperlukan untuk membedakan pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi dan ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah. Daftar kata sifat berimbuhan yang ada dalam database dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel „kata_sifat_dasar„ juga berisi tujuh kolom yang sama. Tabel ini digunakan untuk memroses kata masukan yang berupa kata sifat dasar.

Tabel pola_ks‟ memiliki enam kolom, yaitu kolom „id_pola‟ yang berisi nomor id untuk setiap pola, kolom „jenis_kata_dasar‟ yang berisi informasi jenis kata dasar, kolom „awalan‟ berisi imbuhan awal yang terdapat pada kata masukan, kolom „sisipan‟ berisi sisipan yang terdapat pada kata masukan, kolom „akhiran‟ berisi imbuhan akhir yang terdapat pada kata masukan, dan kolom „quality‟ berisi informasi yang diperlukan untuk membedakan pola ter-Kata Sifat dengan

(3)

makna paling tinggi dan ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah.

Perancangan XML a Penamaan tag

Hasil yang didapatkan dari proses penamaan tag ialah daftar tag yang diperlukan dalam pembentukan pola word graph secara umum. Penamaan tag disesuaikan dengan konsep KG agar dapat mendeskripsikan data sesuai tujuan penggunaan XML. Berikut ini daftar tag yang diperlukan pada pembentukan XML untuk pola word graph jenis kata sifat:  <graph> </graph>, tag ini mewakili

keseluruhan dokumen pola. <graph>

merupakan root element dari dokumen karena setiap dokumen XML harus memiliki sebuah elemen yang menampung seluruh elemen lain dan teks yang ada.  <components> </components>, tag ini

mewakili keseluruhan komponen-komponen pembentuk pola.

 <relationships> </relationships>, tag ini mewakili keseluruhan arah yang menghubungkan suatu komponen dengan komponen lainnya sesuai pembentukan pola.

 <id> </id>, tag ini menunjukkan id suatu tag.

 <value> </value>, tag ini menunjukkan nilai dari suatu tag.

 <replace> </replace>, tag ini menunjukkan suatu kebutuhan nilai yang dapat diubah atau tidak berdasarkan kata masukan dan pola pembentuk pola word graph.

 <from> </from>, tag ini menunjukkan arah panah masuk.

 <to> </to>, tag ini menunjukkan arah panah keluar.

 <token> </token>, tag ini menunjukkan suatu token.

 <focus> </focus>, tag ini menunjukkan suatu fokus.

 <text> </text>, tag ini menunjukkan suatu kebutuhan yang berupa teks.

 <relation> </relation>, tag ini menunjukkan tipe relasi yang digunakan.  <frame> </frame>, tag ini menunjukkan

suatu frame.

 <tokenid> </tokenid>, tag ini menunjukkan suatu token sesuai id yg digunakan.

 <focusid> </focusid>, tag ini menunjukkan suatu fokus sesuai id yg digunakan.

 <textid> </textid>, tag ini menunjukkan suatu teks sesuai id yg digunakan.

 <frameid> </frameid>, tag ini menunjukkan suatu frame sesuai id yg digunakan.

 <relationid> </relationid>, tag ini menunjukkan suatu tipe relasi sesuai id yg digunakan.

b Pembentukan XML

Pembentukan XML disesuaikan dengan konsep KG. Selain itu, format yang dibuat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan kembali untuk penelitian selanjutnya, yaitu ketika kata masukan bertambah maka pada dokumen XML hanya akan ditambahkan komponen pembentuk pola pada tag <components> dan relasinya ditambahkan pada tag <relationships>.

Dihasilkan 21 dokumen berformat XML pada penelitian ini. Salah satu pola aturan word graph kata sifat yang sudah diteliti Rahmat (2009) ialah aturan ber-Kata Bilangan seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Pola aturan word graph kata sifat ber-Kata Bilangan.

Contoh kalimat yang diberikan Rahmat (2009) ialah: “Para petani kita bersatu membasmi hama”. Kata bersatu pada kalimat tersebut memiliki makna menjadi satu atau berkumpul bergabung menjadi satu atau membentuk himpunan menjadi satu. Word graph kata sifat bersatu terdiri atas dua token. Token pertama menyatakan petani berkumpul atau bergabung yang mengakibatkan token kedua yang menyatakan satu. Gambar pola word graph untuk contoh kata masukan bersatu terlihat pada Gambar 4.

Ber-KBil CAU EQU ALI ALI KBil sesuatu

(4)

Gambar 4 Pola word graph bersatu. Analisis kebutuhan komponen yang terdapat pada masing-masing pola word graph kata sifat dilakukan pada pembentukan XML. Dari contoh di atas, analisis yang dilakukan ialah menentukan terlebih dahulu komponen-komponen yang terdapat pada masing-masing pola word graph tersebut. Pada penelitian ini, jenis tag token dan fokus dibedakan. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan pengguna untuk memperoleh informasi sesuai dengan pola yang telah digambarkan Rahmat (2009). Token, fokus, frame, dan jenis relasi yang terdapat pada setiap pola word graph diberi id secara manual agar dokumen XML yang dibentuk dapat mendeskripsikan data dengan jelas.

Berdasarkan contoh pola word graph kata sifat dengan aturan pola ber-Kata Bilangan, terdapat lima komponen yang diperlukan dalam pembentukan XML di antaranya tag <token>, <fokus>, <text>, <relation> dan <frame>. Kelima tag tersebut menjadi elemen bagi tag <components> pada penelitian ini. Masing-masing tag yang menjadi elemen dari <components> memiliki tag <id>. Hal ini diperlukan untuk mengetahui keterhubungan antarkomponen pada pembentukan pola word graph kata sifat. Dokumen XML yang dibentuk dari pola word graph ber-Kata Bilangan dapat dilihat pada Gambar 5. Terdapat sebuah tag <token>, sebuah tag <fokus>, tiga buah tag <text>, empat buah tag <relation>, dan sebuah tag <frame> pada pembentukan pola word graph dengan aturan ber-Kata Bilangan. Tag <token> memiliki elemen <id> bernilai satu. Tag <fokus> memiliki tag <id> bernilai satu. Tag <text> memiliki tiga buah elemen, yakni <id>, <value> dan <replace>. Tag <value> berisi teks yang terdapat pada aturan pola word graph kata sifat. Nilai dari tag <value> dapat diubah sesuai kebutuhan yang terdapat pada pola tersebut. Tag <replace> menandakan sebuah nilai pada tag <value> dapat diubah atau

tidak. Sebagai contoh, tag <text> dengan <id> bernilai satu memiliki tag <value> yang berisi „ber-Kbil‟ dan tag <replace> yang berisi „YES‟ sehingga pada tampilan pola word graph kata sifat dengan aturan ber-Kata Bilangan, teks „ber-Kbil‟ akan diganti dengan kata masukan yang diberikan. Hal yang sama terjadi pada teks dengan tag <value> berisi „Kbil‟ yang memiliki tag <replace> berisi „YES‟. Tampilan pola word graph kata sifat akan berubah sesuai kata dasar dari kata masukan yang diberikan. Sedangkan untuk tag <text> yang memiliki tag <replace> berisi „NO‟, teks yang ditampilkan pada tampilan pola word graph kata sifat tidak akan berubah.

1 <?xml version="1.0"?> 2 <graph> <components>

3 <focus> <id>1</id> </focus> 4 <token> <id>1</id> </token> 5 <text> <id>1</id> 6 <value>ber-KBil</value> 7 <replace>YES</replace> </text> 8 <text> <id>2</id> 9 <value>sesuatu</value> 10 <replace>YES</replace> </text> 11 <text> <id>3</id> 12 <value>KBil</value> 13 <replace>YES</replace> </text> 14 <relation> <id>1</id> 15 <type>ALI</type></relation> 16 <relation> <id>2</id> 17 <type>EQU</type> </relation> 18 <relation> <id>3</id> 19 <type>ALI</type> </relation> 20 <relation> <id>4</id> 21 <type>CAU</type> </relation> 22 <frame> <id>1</id> 23 <focusid>1</focusid> 26 <textid>3</textid> 27 <relationid>2</relationid> 28 </frame> 29 </components> 30 <relationships> 31 <relationid> 1

32 <from> <textid>1</textid> </from> 33 <to> <frameid>1</frameid> </to> 34 </relationid>

35 <relationid> 2

36 <from> <textid>3</textid> </from> 37 <to> <focusid>1</focusid> </to> 38 </relationid>

39 <relationid> 3

40 <from> <textid>2</textid> </from> 41 <to> <tokenid>1</tokenid> </to> 42 </relationid>

43 <relationid> 4

44 <from> <tokenid>1</tokenid> </from> 45 <to> <focusid>1</focusid> </to> 46 </relationid>

47 </relationships> 48 </graph>

Gambar 5 Dokumen XML pola ber-Kata Bilangan.

(5)

Tag <relation> pada contoh yang telah disebutkan memiliki dua buah elemen, yaitu tag <id> dan tag <type>. Tag <type> berisi jenis relasi yang digunakan pada setiap pola. Komponen kelima yang terdapat pada aturan word graph ber-Kata Bilangan ialah frame. Tag <frame> tidak memiliki aturan elemen baku, artinya yang elemen yang berada di dalam tag <frame> disesuaikan dengan komponen yang ada pada pola word graph kata sifat. Pada aturan pola word graph ber-Kata Bilangan, komponen-komponen yang terdapat di dalam frame ialah fokus, teks, dan relasi. Pembentukan XML yang berada di dalam frame ialah jenis komponen yang sudah diberi id. Berdasarkan contoh di atas, yang terdapat di dalam tag <frame> pada aturan pola ber-Kata Bilangan ialah tag <id> yang memiliki nomor id 1, <focusid> dengan nomor id 1, tag <relationid> dengan nomor id 2, dan tag <textid> dengan nomor id 3.

Tidak terdapat aturan penomoran khusus pada tag <id>. Yang perlu diperhatikan hanyalah kesesuaian pembentukan XML dengan gambar aturan pola word graph kata sifat yang telah diteliti Rahmat (2009). Implementasi Java

Tampilan pola word graph kata sifat dalam bentuk XML dihasilkan pada tahap implementasi Java. Representasi word graph kata sifat dalam bahasa Indonesia yang sudah dibentuk dalam dokumen berformat XML selanjutnya digunakan sebagai acuan pembuatan XML pada Java. Potongan kode program untuk pembentukan XML, berkas XML pada Java terlihat pada Gambar 6. 120 Element rootEle = dom.createElement("graph"); 121 dom.appendChild(rootEle); 122 Element components = dom.createElement("components"); 123 rootEle.appendChild(components); 124 Element token1 = dom.createElement("token"); 125 Element id1 = dom.createElement("id"); 126 Text id1txt = dom.createTextNode("1"); 127 id1.appendChild(id1txt); 128 token1.appendChild(id1); 129 components.appendChild(token1);

Gambar 6 Potongan kode program berkas XML pada Java.

Diagram alir representasi word graph kata sifat pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada tahap ini, yang diperlukan

hanya penentuan bentuk dokumen XML yang dihasilkan dari kata masukan sehingga pengguna dapat mengetahui pola yang dibentuk pada aturan word graph kata sifat. Tampilan input dialog pada implementasi Java terlihat pada Gambar 7. Tampilan kata masukan yang terdapat di dalam database dengan contoh kata bersatu (Gambar 8).

Gambar 7 Tampilan input dialog.

Gambar 8 Tampilan kata masukan bersatu. Tampilan kata masukan yang terdiri atas dua kata terlihat pada Gambar 9. Pesan peringatan yang ditampilkan dari kata masukan tersebut terlihat pada Gambar 10. Tampilan pesan peringatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 9 Kata masukan bersatu padu.

Gambar 10 Pesan peringatan kata masukan lebih dari satu kata.

Implementasi pada Java juga terletak pada saat menampilkan dokumen XML untuk setiap aturan pola word graph pada kata sifat. Pola kata sifat dengan aturan ber-Kata Bilangan akan memiliki tampilan XML seperti pada Gambar 11 setelah kata bersatu dimasukkan. Lingkaran yang diberi angka satu menandakan bahwa tag <text> memiliki tag <replace> yang diberi tulisan „YES‟. Oleh sebab itu, isi pada tag <value> akan

(6)

berubah sesuai dengan kata yang dimasukkan seperti yang telah dijelaskan pada tahap pembentukan XML. Begitu pula pada tag yang diberi lingkaran dengan angka dua.

Gambar 11 Tampilan pola word graph kata sifat.

Analisis Hasil dan Pengujian

Hasil representasi word graph kata sifat menggunakan XML sudah dapat dibuat sesuai dengan aturan KG yang dibentuk berdasarkan penelitian sebelumnya. Terdapat 21 dokumen XML pada hasil representasi word graph untuk kata sifat dalam bahasa Indonesia.

Pengujian dilakukan terhadap daftar kata sifat yang sudah dimasukkan ke dalam database. Pengujian yang dilakukan ialah dengan mengambil empat kata pada setiap pola yang terdapat pada database. Di bawah ini hasil pengujian dari setiap pola word graph untuk kata sifat dalam bahasa Indonesia: 1 Pola se-Kata Sifat

Terdapat 18 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola se-Kata Sifat. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu sebaik, secepat, secukup, dan sedingin. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola se-Kata Sifat. Tampilan kata masukan dan kata dasar juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola se-Kata Sifat dapat dilihat pada Lampiran 4.

2 Pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi

Terdapat 25 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu teradil, terbaik, terbanyak, dan terbaru. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ter-Kata Sifat dengan makna paling tinggi dapat dilihat pada Lampiran 5.

3 Pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah

Terdapat 15 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu terburuk, terlemah, termuda, dan termurah. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ter-Kata Sifat dengan makna paling rendah dapat dilihat pada Lampiran 6. 4 Pola ber-Kata Bilangan

Terdapat sembilan daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ber-Kata Bilangan. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu bersatu, berdua, bertiga, dan berempat. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ber-Kata Bilangan. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ber-Kata Bilangan dapat dilihat pada Lampiran 7.

5 Pola me-Kata Benda

Terdapat 12 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola me-Kata Benda. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu melembaga, melepuh, merakyat, dan meradang. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola me-Kata Benda. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat.

(7)

Dokumen XML untuk pola me-Kata Benda dapat dilihat pada Lampiran 8.

6 Pola pe-Kata Sifat

Terdapat 15 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola pe-Kata Sifat. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu pemalu, pemarah, pemurah, dan peramah. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola pe-Kata Sifat. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola pe-Kata Sifat dapat dilihat pada Lampiran 9. 7 Pola Kata Benda-em-

Terdapat 14 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-em-. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu gemetar, gemuntur, gemunung, dan gemulung. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-em-. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-em- dapat dilihat pada Lampiran 10.

8 Pola Kata Benda-an

Terdapat 11 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-an. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu belakangan, halimunan, kodian, dan sendirian. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-an. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-an dapat dilihat pada Lampiran 11.

9 Pola Kata Benda-al

Terdapat sembilan daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-al. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu fenomenal, struktural, regional, dan potensial. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-al. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-al dapat dilihat pada Lampiran 12.

10 Pola Kata Benda-il

Terdapat lima daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-il. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu prinsipiil, materiil, moril, dan personil. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-il. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-il dapat dilihat pada Lampiran 13.

11 Pola Kata Benda-iah

Terdapat 10 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-iah. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu alamiah, lahiriah, insaniah, dan jasmaniah. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-iah. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-iah dapat dilihat pada Lampiran 14.

12 Pola Kata Benda-i

Terdapat 19 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-i. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu abadi, alami, hayati, dan hewani. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-i. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-i dapat dilihat pada Lampiran 15.

13 Pola Kata Benda-if

Terdapat 24 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-if. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu agresif, akumulatif, edukatif, dan fluktuatif. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-if. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-if dapat dilihat pada Lampiran 16. 14 Pola Kata Benda-ik

Terdapat 12 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-ik. Empat kata masukan diambil

(8)

sebagai pengujian, yaitu diplomatik, motorik, pariotik, dan simpatik. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-ik. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-ik dapat dilihat pada Lampiran 17.

15 Pola Kata Benda-is

Terdapat 25 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ber Kata Benda-is. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu magnetis, psikologis, strategis, dan sosiologis. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-is. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-is dapat dilihat pada Lampiran 18. 16 Pola Kata Benda-istis

Terdapat 16 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola Kata Benda-istis. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu humoristis, militeristis, optimistis, dan pesimistis. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Benda-istis. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Benda-istis dapat dilihat pada Lampiran 19.

17 Pola Ke-Kata Sifat-an

Terdapat 14 daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola ke-Kata Sifat-an. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu kemiskinan, kepayahan, kesakitan, dan kepanasan. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola ke-Kata Sifat-an. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola ke-Kata Sifat-an dapat dilihat pada Lampiran 20.

18 Pola Me-Kata Sifat-kan

Terdapat sembilan daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola me-Kata Sifat-kan. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu menguatkan, memalukan, menyedihkan, dan merugikan. Representasi word graph kata sifat dengan

menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola me-Kata Sifat-kan. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola me-Kata Sifat-kan dapat dilihat pada Lampiran 21.

19 Pola Me-Kata Kerja-kan

Terdapat empat daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola me-Kata Kerja-kan. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu memandikan, menaikkan, melemparkan, dan melukiskan. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola me-Kata Kerja-kan. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola me-Kata Kerja-kan dapat dilihat pada Lampiran 22.

20 Pola Me-Kata Benda-kan

Terdapat enam daftar kata sifat yang dimasukkan ke dalam database pada pola me-Kata Benda-kan. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu menguntungkan, mengejutkan, mengesankan, dan membahayakan. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola me-Kata Benda-kan. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola me-Kata Benda-kan dapat dilihat pada Lampiran 23. 21 Pola Kata Sifat Dasar

Daftar kata sifat dasar diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga untuk pola Kata Sifat Dasar. Empat kata masukan diambil sebagai pengujian, yaitu asam, manis, besar, dan tinggi. Representasi word graph kata sifat dengan menggunakan XML berhasil mengenali keempat kata tersebut sebagai pola Kata Sifat Dasar. Tampilan kata masukan juga sesuai dengan aturan word graph kata sifat. Dokumen XML untuk pola Kata Sifat Dasar dapat dilihat pada Lampiran 24.

Pengujian tahap pertama dilakukan dengan memvalidasi bentuk XML yang telah dibuat berdasarkan validatornya. Dalam hal ini, pembuatan XSD dilakukan sesuai dengan ketentuan pembuatan dokumen XML yang relevan. Dokumen XSD yang telah dibuat dapat dilihat pada Lampiran 25. Dokumen XML yang valid berhasil merepresentasikan pola word graph kata sifat yang telah diteliti Rahmat (2009) dan Zahara (2010). Bentuk

Gambar

Gambar 3  Pola aturan word graph kata sifat  ber-Kata Bilangan.
Gambar 4  Pola word graph bersatu.
Diagram alir representasi word graph kata  sifat  pada  penelitian  ini  dapat  dilihat  pada  Lampiran  2

Referensi

Dokumen terkait

“masa pemerintahan Habibie adalah masa transisi menuju kehidupan politik yang demokratik di7.

Resiko pada pipa terjadi korosi memang besar, tetapi resiko ini masih dapat di proteksi oleh anoda korban yang masih bekerja pada pipa sehingga apabila korosi terjadi yang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIMPUNAN KELAS

Selanjutnya, kepuasan konsumen yang diuraikan dalam tiga dimensi yaitu dimensi setelah mempertimbangkan segalanya, responden merasa sangat puas terhadap merek, dimensi

Based on the explanation above, the researcher formulated the research question as follows: Can the implementation of information gap develop the speaking skill of the

3 2014 – ISSN 2331-1841 Page 7 After conducting the treatment to students, the researcher gave post-test in order to know their progress as well as to find whether or not

This is shown by result of test that 80% students strongly agreed about wordlist effectiveness in their speaking ability.. The use of wordlist also opened their

Pada kondisi seperti ini, penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan juga dapat mengambil sampel (split sample) untuk cross check. Mewajibkan pihak penanggungjawab usaha