4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap atau aset tetap adalah suatu aset berwujud yang dimiliki untuk dipergunakan dalam suatu produksi atau suatu penyediaan jasa atau barang, baik disewakan kepada pihak lain, ataupun untuk tujuan administrasi lain. Suatu aktiva tetap diperkirakan dapat dimanfaatkan lebih dari satu periode (Diana dan Setyawati, 2017: 213).
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.16 P.5 “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Aktiva tetap menurut IAI melalui PSAK No.16 (Revisi 2011) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aktiva tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen dalam setiap periode atau setiap tahun, aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. (Juan, 2012; 340) .
2. Jenis-jenis Aktiva Tetap
Suatu aktiva tetap dapat digolongkan dalam tiga jenis. (Harahap dan
Syafri, 2010: 104)
5 a. Aktiva Tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva tetap yang disebabkan suatu batas umur ekonomisnya yang dapat dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, diantaranya :
1) Aktiva tetap yang jika sudah habis masa pemanfaatannya dapat diganti dengan aktiva ain yang sejenisnya, misal bangunan, mesin, alat, meubel, kendaraan, dan sebagainya.
2) Aktiva tetap yang jika sudah habis masa pemanfaatannya tidak bisa diganti dengan aktiva lain maupun sejenisnya, misal sumber daya alam seperti tambang, hutan, dan sebagainya.
b. Aktiva Tetap yang tidak dapat disusutkan
Aktiva Tetap yang tidak dapat disusutkan adalah aktiva tetap yang umur ekonomisnya tidak terbatas sehingga tidak dapat dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya, misal tanah untuk letak perusahaan, perternakan dan pertanian.
c. Aktiva Tetap tidak berwujud
Aktiva dengan masa pemanfaatan yang dibatasi oleh suatu hukum (ketentuan, persetujuan atau sifat aktiva). Aktiva yang masa manfaatnya tidak terbatas. Misal goodwill dan merk dagang.
3. Pengertian Penyusutan
Menurut Warren dkk (2014: 499) penyusutan adalah suatu pemindahan dari biaya ke beban secara berkala.
Penyusutan adalah suatu proses pengalokasian biaya untuk memperoleh aktiva tetap menjadi suatu beban selama masa pemanfaatan dengan cara rasional dan sistematis. Pengalokasian suatu biaya perolehan dibutuhkan agar dapat dilakukan suatu penandingan tetap antara pendapatan dengan beban-beban, sebagaimana diminta oleh prinsip penandingan. Penyusutan adalah suatu proses pengalokasian biaya perolehan, bukan penilaian aset. (Jusup, 2017: 144).
Menurut Martani (2012: 313) penyusutan adalah metode
pengalokasian biaya tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis
selama periode manfaat dari aset tersebut. Berdasarkan pengertian yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa penyusutan adalah suatu metode pengalokasian harga perolehan aset setelah dikurangi nilai sisa yang dialokasikan ke periode-periode yang menerima manfaat dari aset tetap tersebut. Jumlah penyusutan menunjukkan bahwa penyusutan bukan merupakan suatu proses pencadangan, melainkan proses pengalokasian harga perolehan aset tetap.
4. Faktor-faktor Penyusutan Aset Tetap
Menurut Warren (2014: 500) terdapat tiga faktor yang dapat menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui tiap periode. Tiga faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Biaya awal suatu aset.
b. Masa manfaat yang diharapkan.
c. Estimasi nilai pada akhir masa manfaatnya yang disebut sebagai nilai sisa.
5. Metode Penyusutan
Tiga metode penyusutan yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut. Warren dkk (2014: 500-504)
a. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method).
Metode garis lurus adalah metode yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama disetiap tahun selama masa pemanfaatan. Rumus untuk menghitung penyusutan dengan metode garis lurus yaitu,
Penyusutan Tahunan =
Biaya−Nilai SisaMasa Manfaat
……….(1) Persentase Penyusutan =
100%Masa Manfaat
……….…(2) b. Metode Penyusutan Unit Produksi (Units-Of-Production Method)
Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan
yang sama untuk setiap unit yang diproduksi atau setiap kapasitas
yang digunakan oleh aset. Metode unit produksi dapat dinyatakan
dalam jumlah jam, mil atau suatu kuantitas produksi tergantung aset
yang digunakan. Rumus untuk menghitung penyusutan dengan metode unit produksi yaitu,
Beban Penyusutan = Penyusutan per unit × Total unit produksi yang digunakan ………(3)
c. Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda (Double-Declining-
Balance Method)Metode saldo menurun ganda menghasilkan beban periodik yang semakin menurun selama masa pemanfaatan aset. Metode ini diaplikasikan dalam tiga tahap, yaitu :
1) Menentukan presentasi garis lurus, menggunakan masa manfaat yang diharapkan.
2) Menentukan saldo menurun ganda dengan mengalihkan tarif garis lurus dari tahap 1 dengan 2.
3) Menghitung beban penyusutan dengan mengalihkan tarif saldo menurun ganda dari tahap 2 dengan nilai buku aset.
Tarif Penyusutan = Tarif garis lurus × 2……….(4) 6. Pemilihan Metode Penyusutan
Ada beberapa pendapat tentang pemilihan metode penyusutan yang sebaiknya digunakan. Pemilihan metode penyusutan sebaiknya beedoman kepada peraturan perudangan-undangan perpajakan sehingga tidak diperlukan lagi penyesuaian guna keperluan pelaporan perpajakan. Hal ini dapat mengurangi kompleksitas dan biaya pembukuan.
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 mengatur tentang metode penyusutan yang digunakan bagi keperluan perpajakan sebagai berikut. Surya (2012: 179-180).
a. Untuk aset kelompok 1 sampai dengan kelompok IV disusutkan dengan cara memakai metode penyusutan garis lurus (straight line
method) atau metode penyusutan saldo menurun (decline balance method).b. Untuk aset kelompok bangunan harus disusutkan dengan metode
penyusutan garis lurus.
c. Masa manfaat dan tarif penyusutan aset untuk masing-masing kelompok telah ditetapkan sebagai berikut.
Tabel 2. 1. Masa Manfaat Dan Tarif Penyusutan Aset
Kelompok Harta Berwujud
Masa Manfaat
Tarif Penyusutan Metode Garis
Lurus
Tarif Penyusutan Metode Saldo
Menurun I. Bukan Bangunan :
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun
25,00 % 12,50 % 6,25 % 5,00 %
50,00 % 25,00 % 12,50 % 10,00 % II. Bangunan :
Permanen Tidak Permanen
20 Tahun 10 Tahun
5,00 % 10,00 %
Sumber : Surya (2012: 179-180).
Jenis harta yang termasuk dalam masing-masing kelompok harta berwujud bukan bangunan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan. Yaitu sebagai berikut:
1) Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 1 Tabel 2. 2. Jenis-Jenis Harta Berwujud Kelompok 1
No Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua Jenis Usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.
f. Dies, jigs, dan mould.
g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.
2 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.
3 Industri Makanan Dan Minuman
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.
4 Transportasi dan Pergudangan
Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.
5 Industri Semi Konduktor Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker.
6 Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam
Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.
7 Jasa telekomunikasi selular Base Station Controller
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 2) Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 2 Tabel 2. 3. Jenis-Jenis Harta Berwujud Kelompok 2
No Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua Jenis Usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan.
Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.
2 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
3 Industri Makanan Dan Minuman
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan.
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minya kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.
4 Industri Mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).
Lanjutan
5 Perkayuan, kehutanan a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.
6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.
7 Transportasi dan Pergudangan
a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya;
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;
e. Kapal balon.
8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
9 Industri semi konduktor Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.
11 Jasa Telekomunikasi Seluler
Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Anten.
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009
Lanjutan
3) Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 3 Tabel 2. 4. Jenis-Jenis Harta Berwujud Kelompok 3
No Jenis Usaha Jenis Harta
1 Pertambangan selain minyak dan gas
a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.
f. Dies, jigs, dan mould.
g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.
2 Permintalan, pertenunan dan pencelupan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk- produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule).
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.
3 Perkayuan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk- produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4 Industri kimia a. Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet c. sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan
kulit mentah).
5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).
6 Transportasi dan Pergudangan
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat diatas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
.
7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009
Lanjutan
4) Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 4 Tabel 2. 5. Jenis-Jenis Harta Berwujud Kelompok 4
No Jenis Usaha Jenis Harta
1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi 2 Transportasi dan
Pergudangan
a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
g. Dok-dok terapung.
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009
7. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Hery (2013: 4) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian proses pencatatan dari pengikhtisaran data transaksi dalam suatu bisnis. Laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan pihak perusahaan dengan pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja dalam suatu perusahaan.
Laporan keuangan pada dasarnya disusun untuk memberitahukan
informasi mengenai keadaan suatu perusahaan yang akan bermanfaat bagi
sebagian besar pemakai laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan
disusun dan disajikan selama setahun disajikan untuk memenuhi
kebutuhan pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat berbeda dan berhak untuk memperoleh informasi keuangan. Laporan keuangan dipergunakan oleh manajemen puncak untuk dapat mengambil keputusan yang bermanfaat bagi perkembangan perusahaan sedangkan bagi investor laporan keuangan juga berguna dalam pengambilan keputusan, apakah ingin menanamkan saham atau tidak dalam perusahaan tersebut. Pengertian laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:
1) adalah : “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada akhir periode akuntansi yang meliputi:
a. Neraca, yaitu laporan sistematis yang memuat informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan juga ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Neraca memiliki manfaat, yaitu :
1) Sebagai alat untuk menganalisis pengaruh perubahan kondisi keuangan secara periodik dari tahun ke tahun, baik secara historikal, maupun futuristik. Hal ini bertujuan untuk membantu Anda dalam mengambil keputusan finansial di masa mendatang.
2) Sebagai alat untuk menganalisis solvabilitas suatu usaha, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk segera melunasi hutang jangka pendek mereka sebelum tanggal jatuh tempo.
b. Laporan laba-rugi, yaitu laporan sistematis yang memuat informasi berupa pendapatan dan beban yang dimiliki perusahaan dalam satu periode tertentu. Laporan Laba-rugi memiliki manfaat, yaitu : 1) Untuk mengetahui Perkembangan Perusahaan, yaitu perusahaan
yang memiliki prospek besar memiliki keuntungan atau laba yang
besar dibandingkan dengan beban diikuti dengan penambahan
alat produksi, sumber daya manusia, dan sebagainya. Namun,
perusahaan tak memiliki prospek yang menjanjikan jika kerugiannya lebih besar dari keuntungan.
2) Pengambilan Keputusan, yaitu terkait dengan pembiayaan. Jika di dalam laporan terdapat banyak kerugian, maka di tahun berikutnya, bisa diganti dengan metode bisnis yang lebih menguntungkan.
c. Laporan perubahan posisi keuangan, yaitu laporan yang memuat informasi mengenai kegiatan-kegiatan pembelanjaan serta investasi yang dilakukan oleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan Laba-rugi memiliki manfaat, yaitu :
1) Likuiditas, yaitu menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakan akan dibutuhkan hingga suatu aktiva terealisasikan atau bahkan bisa sebaliknya. Jika hal tersebut terjadi maka akan dikonversikan menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar.
2) Solvabilitas, yaitu laporan ini bisa mengacu pada kemampuan sebuah instansi untuk membayar semua hutang ketika jatuh tempo.
3) Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas.
Sehingga laporan ini bisa bereaksi terhadap kebutuhan hingga peluang yang mungkin terjadi di saat tak terduga.
d. Laporan arus kas, yaitu laporan yang memuat tentang ringkasan dai penerimaan atau pembayaran kas selama periode tertentu. Laporan arus kas memiliki manfaat, yaitu :
1) Memberikan informasi berhubungan dengan arus kas sebagai landasan dalam menyusun strategi keuangan di periode berikutnya.
2) Mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan mampu
membayar deviden, serta membayar kewajiban seperti menggaji
karyawan.
e. Catatan atas laporan keuangan, yaitu laporan yang memuat tentang penjelasan rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba- rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas, serta informasi lain yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Catatan atas laporan keuangan memiliki manfaat, yaitu :
1) Untuk menilai kondisi usaha, yaitu laporan ini berguna sebagai penilai kondisi usaha. Maksudnya adalah jika dari catatan keuangan terlalu banyak kerugian, berarti perusahaan sedang mengalami kemunduran. Sebaliknya jika di dalam laporan tersebut banyak data profit, berarti usaha sedang berkembang.
2) Sebagai bahan evaluasi, yaitu patokan untuk menjelaskan permasalahan dan solusinya. Jika evaluasi ini berjalan maksimal, tentu kebijakan selanjutnya lebih mudah. Karena sudah ditemukan penyebab masalahnya dan solusi terbaiknya.
3) Sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan, yaitu laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban perusahaan, baik kepada investor maupun kepada pemerintah yang terkait dengan pajak dan lain sebagainya.
8. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan menurut Diana dan Setyawati (2017: 17), adalah sebagai berikut :
a. Memberkan informasi mengenai posisi keuangan b. Memberkan informasi mengenai kinerja keuangan
c. Memberkan informasi mengenai arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan ekonomi
d. Memberkan informasi mengenai hasil pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil perbandingan antara penelitian dulu dan penelitian sekarang adalah:
Tabel 2. 6. Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek
Ajeng Citralarasati Mardjani, Lintje Kalangi, dan Robert
Lambey (2015)
Noor Aminnudin Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin
(2020)
Megawati Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin
(2021)
Judul
“Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Peraturan Perpajakan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada PT.
Hutama Karya Manado”
“Penyusutan Aktiva tetap berwujud dan
pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT Adimanunggal Cipta Padanusa”
“Penyusutan Aktiva tetap berwujud dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada Wedding Organizer Ranysaid”
Institusi Yang Diteliti
PT. Hutama Karya Manado
PT Adimanunggal Cipta Padanusa
Wedding Organizer Ranysaid
Periode Akuntansi 2013 2019 2020
Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan metode penyusutan yang digunakan dalam laporan keuangan perusahaan, baik menurut standar akuntansi keuangan maupun ketentuan perpajakan dan pengaruh terhadap perbedaan
perhitungan tersebut?
1. Bagaimana perhitungan penyusutan aktiva tetap pada PT Adimanunggal Cipta Padanusa di
Banjarmasin?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT Cipta Padanusa di Banjarmasin?
1. Bagaimana perhitungan penyusutan aktiva tetap pada Wedding
Organizer Ranysaid di Batulicin?
2. Bagaimana
pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada Wedding Organizer Ranysaid di Batulicin?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penerapan metode penyusutan yang digunakan dalam laporan keuangan perusahaan, baik menurut standar akuntansi keuangan maupun ketentuan perpajakan dan pengaruh terhadap perbedaan
perhitungan tersebut.
1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud pada PT Adimanunggal Cipta Padunusa di Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penyusutan aktiva tetap berwujud terhadap laporan keuangan pada PT Adimanunggal Cipta Padunusa di
Banjarmasin
1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud Wedding Organizer Ranysaid di Batulicin.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penyusutan aktiva tetap berwujud terhadap laporan keuangan pada Wedding Organizer Ranysaid di Batulicin.
Hasil Penelitian
1. Penerapan metode penyusutan garis lurus yang belum konsisten
2. Adanya perbedaan perhitungan menurut SAK maupun peraturan perpajakan disebabkan penggunaan metode penyusutan dan ketentuan yang berlaku.
3. Dengan adanya perbedaan perhitungan penyusutan aset tetap, dimana beban penyusutan menurut SAK menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan beban penyusutan menurut peraturan pajak, maka ditemukan adanya koreksi fiskal negatif.
1. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dicatat berdasarkan harga perolehannya.
2. Perusahaan tidak pernah melakukan depresiasi aktiva tetap berwujudnya.