• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI HIMPUNAN: STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 CIBADAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI HIMPUNAN: STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 CIBADAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Symmetry | Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Volume 3 Nomor 2, Desember 2018 ISSN 2548-2297

H a l a m a n| 93

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI HIMPUNAN: STUDI KASUS

DI SMP NEGERI 1 CIBADAK

Yuyun Rahayu1, Heni Pujiastuti2

1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yu2nrahayu80@yahoo.com

2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa henipujiastuti@untirta.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk untuk mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dalam menyelesaikan masalah, khususnya terkait dengan konsep himpunan. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cibadak Kabupaten Lebak Tahun Ajaran 2018/2019 sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan pemahaman matematis yang berbentuk uraian. Data yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui mean, modus, persentase dari skor ideal, standar deviasi dan varians. Selain itu, diuraikan juga kemampuan pemahaman matematis siswa untuk setiap indikatornya. Hasil analisis diperoleh:1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan pemahaman matematis siswa sebesar 70% dari skor ideal; 2) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 1 sebesar 56% dari skor ideal; 3) Rata-rata kemampuan siswa pada indikator 2 sebesar 88%; 4) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 3 sebesar 79%

dari skor ideal; 5) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 4 sebesar 54% dari skor ideal; 6) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 5sebesar 84% dari skor ideal.Kemampuan pemahaman matematis siswa berdasarkan rata-rata masing-masing indikator, yang paling rendah adalah indikator keempat yaitu kemampuan menyajikan konsep. Dan rata- rata paling tinggi adalah indikator kedua, yaitu kemampuan mengidentifikasi contoh dan bukan contoh karena soal yang diberikan terhitung mudah. Sedangkan yang termasuk dalam kategori kemampuan pemahaman matematis sangat tinggi ada 7 orang, tinggi 11 orang, cukup 8 orang, dan rendah 4 orang. Secara keseluruhan siswa yang mampu memahami matematis 18 orang yang memperoleh nilai diatas KBM (Kriteria Belajar Minimal) dari 30 siswa.

Kata Kunci: himpunan, pemahaman konsep matematika.

ABSTRACT

This research is a type of descriptive research that aims to describe the ability to understand students' mathematical concepts in solving problems, especially related to the concept of set. The subjects of this study were seventh grade students of SMP Negeri 1 Cibadak Lebak Regency 2018/2019 Academic Year as many as 30 people. The instrument used in this study is a test of mathematical comprehension ability in the form of description. The data obtained were analyzed descriptively to find out the mean, mode, percentage of ideal scores, standard deviations and variances. In addition, it also describes the ability of students' mathematical understanding for each indicator. The results of the analysis are obtained: 1) Overall the average ability of students' mathematical understanding is 70% of the ideal score; 2) The average mathematical ability of students on indicator 1 is 56% of the ideal score; 3) The average ability of students on indicator 2 is 88%; 4) The average mathematical ability of students on indicator 3 is 79% of the ideal score; 5) The average mathematical ability of students on indicator 4 is 54% of the ideal score; 6) The average mathematical ability of students on indicator 5 is 84% of the ideal score. The ability of

(2)

H a l a m a n| 94 students' mathematical understanding based on the average of each indicator, the lowest is the fourth indicator, namely the ability to present the concept. And the highest average is the second indicator, namely the ability to identify examples and not examples because the questions given are counted easily. Included in the category of very high mathematical understanding ability there are 7 people, 11 people high, 8 people enough, and 4 people low. Overall students who are able to understand mathematically 18 people who get a score above KBM (Minimum Learning Criteria) of 30 students.

Keywords: set, understanding mathematical concepts.

PENDAHULUAN

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, salah satu unsurnya adalah guru yang memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang luas. Selain sebagai pengajar, guru juga dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik. Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas sebaiknya sudah banyak melibatkan aktivitas siswa dalam belajar. Para siswa dituntut aktivitasnya tidak hanya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan guru. Akan tetapi para siswa diharapkan aktif bertanya kepada guru pada saat guru memberikan pertanyaan, sehingga menuntut siswa untuk menjawabnya.

(Kurniawan, 2017) salah satu hambatan dalam pembelajaran matematika adalah bahwa siswa kurang tertarik pada matematika karena banyak siswa yang mengalami kesulitan dan merasa tertekan bila menghadapi soal-soal matematika, sehingga dapat mengakibatkan prestasi belajar matematika sangat rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain Hal itu dapat dilihat pada hasil penilaian ulangan harian yang rata- ratanya dibawah KBM (Kriteria Belajar Minimal) yaitu kurang dari 70.

Menurut Purwasih (Tianingrum & Sopiany, 2017: 441) proses penyelesaian masalah dalam matematika yang saat ini banyak dilakukan oleh siswa adalah dengan cara menghafal rumus matematika yang akan digunakan, sehingga siswa merasa terbebani dengan banyaknya rumus yang ada, hal ini yang menyebabkan pelajaran matematika menjadi menakutkan, susah untuk dipelajari dan masih banyak lagi paradigma yang kurang bagus terhadap pelajaran matematika.

Pelaksanakan pembelajaran matematika memerlukan beberapa kecakapan guru untuk menentukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, baik untuk materi maupun situasi dan kondisi pembelajaran. Kecakapan itu diantaranya adalah dalam penyampaian pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan pengorganisasian pembelajaran. Sehingga pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk memperoleh kompetensi yang

(3)

H a l a m a n| 95

diharapkan. Salah satu kompetensi tersebut adalah meningkatkan kemampuan pemahaman siswa.

Pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman menurut Bloom (Ferdianto & Ghanny, 2014:

48) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu terlebih dahulu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari materi yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Menurut Ruseffendi (Sumarmo, 2017) mengemukakan terdapat tiga macam pemahaman sebagai berikut: a) pengubahan (translation) yaitu mengubah suatu soal kata- kata menjadi bentuk simbol ataupun sebaliknya; b) Interpretasi (Interpretation) yaitu menggunakan konsep-konsep yang tepat dalam menyelesaikan soal; c) Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menerapkan konsep-konsep dalam perhitungan matematis. Ferdianto

& Ghanny (2014) mengatakan, pengertian pemahaman matematis dapat dipandang sebagai proses dan tujuan dari suatu pembelajaran matematika. Peningkatkan pemahaman siswa terhadap soal cerita memerlukan strategi pembelajaran matematika yang dapat mendorong siswa untuk terwujudnya peningkatan pemahaman siswa. Selain itu diharapkan dalam penyampaian materinya, nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran matematika dapat disampaikan dan terserap dengan baik oleh siswa.

Pemahaman matematis merupakan satu kompentensi dasar dalam belajar matematika yang meliputi, kemampuan menyerap suatu materi, mengingat rumus dan konsep matematika serta menerapkannya dalam kasus sederhana atau dalam kasus serupa, memperkirakan kebenaran suatu pernyataan, dan menerapkam rumus dan teorema dalam penyelesaian masalah (Sumarmo, 2014). Pada Kurikulum 2013, tujuan pembelajaran matematika terlihat pada kompetensi inti dan kompetensi dasar tiap satuan pendidikan.

Terlihat bahwa kemampuan pemahaman matematis perlu dimiliki siswa, karena ketika siswa memahami konsep-konsep matematika, maka siswa tersebut mulai merintis kemampuan-kemampuan berpikir matematis yang lainnya.

Menurut Suherman (Wibawa, 2017) mengatakan bahwa dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik ataukon p selanjutnya.

Sehingga kemampuan pemahman konsep matematika merupakan hal penting karena

(4)

H a l a m a n| 96 dalam matematika mempelajari konsep atau topik secara berkesinambungan dan saling terhubung.

Salah satu pemahaman konsep matematika adalah pada materi himpunan.

Adapun materi himpunan yang harus dikuasai siswa sesuai dengan standar isi yang memuat kompetensi dasar meliputi: memahami pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya, memahami konsep himpunan bagian, memahami operasi irisan, gabungan, kurang, dan komponen dalam himpunan, menyajikan himpunan dalam diagram Venn, menggunakan konsep himpunandalam pemecahan masalah. Sehingga dalam materi himpunan, siswa bisa menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah.

Merujuk pada hasil penelitian (Anggraeni, 2017) mengatakan bahwa pemahaman konsep menjadi syarat penting bagi pengembangan konsep oleh siswa. Tanpa pemahaman, pengembangan konsep sulit untuk dilakukan sendiri oleh siswa sehingga harus selalu didorong oleh guru. Jadi berdasarkan pendapat mengenai pemahaman matematis diatas, dapat dirangkumkan bahwa pemahaman matematis merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika. Pemahaman matematik juga merupakan landasan penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun persoalan- persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut (Kiki, 2017) ciri dari siswa yang mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang baik, apabila siswa tesebut dapat menunjukkan indikator-indikator pemahamn konsep dalam tes. Indikator-indikator pemahaman konsep menurut (Sumarmo, 2014) yaitu, (1) Menyatakan ulang sebuah konsep; (2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya); (3) Memberikan contoh dan non-contoh dari konsep; (4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; (6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; (7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Menurut Kilpatrick (2002) indikator pemahaman konsep matematis siswa yaitu, (1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari; (2) Mengidentifikasi contoh dan bukan contoh;(3)mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya yaitu, (1) Menyajikan konsep; (2) Menerapkan atau mengaplikasikan konsep secara algoritma. Siswa bisa disebut memiliki kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika jika indikator pada pemahaman konsep terpenuhi. Sebagai contoh pembelajaran pada materi himpunan, jika siswa telah menguasai konsep himpunan

(5)

H a l a m a n| 97

maka siswa tersebut mampu menyatakan ulang kembali tentang konsep himpunan.

Selanjutnya, siswa tersebut mampu mengidentifikasi contoh dan bukan contoh himpunan.

Setelah itu, siswa mampu mengklasifikasi obyek-obyek himpunan berdasarkan sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya dan siswa mampu menyelesaikan soal rutin dengan konsep himpunan serta menerapkan dalam permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep himpunan sehingga konsep tersebut dapat dipahami.

Konsep irisan himpunan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seorang guru menanyakan kepada siswanya siapa yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola, ada 30 orang yang mengangkat tangan. Untuk ekstrakurikuler voli ternyata ada 20 orang. Guru tersebut terkejut karena di dalam kelas hanya ada 40 orang, sedangkan menurut hitungannya ada 50 orang yang ada di dalam kelas, di manakah letak kesalahannya? Ternyata di dalam kelas itu ada siswa yang mengangkat tangan dua kali karena mereka mengikuti dua ekstrakurikuler, yaitu voli dan sepak bola. Selain konsep irisan, konsep gabungan juga banyak penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukan peranan penting pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika maka peneliti berminat untuk mendesripsikan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menurut indikator yang diterangkan oleh (Kilpatrick, 2002). Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul ”Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Pada Materi Himpunan”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2010) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cibadak Kabupaten Lebak. Waktu penelitian selama 2 minggu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang terdiri dari 30 siswa.

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes soal. Tes yang dipergunakan berupa tes uraian yang berjumlah enam soal bertujuan untuk mendapatkan data kemampuan pemahaman konsep matematis. Tes dibuat berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika Data hasil penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi himpunan di SMP Negeri 1 Cibadak kabupaten Lebak. Data yang diperoleh, dianalisis

(6)

H a l a m a n| 98 secara deskriptif untuk mengetahui mean, modus, persentase dari skor maksimal (ideal), standar deviasi dan varians. Selain itu, diuraikan juga kemampuan pemahaman matematis siswa untuk setiap indikatornya.

Tabel 1 kualifikas hasil persentase skor analisis yang dimodifikasi dari Pramita Dewiatmini (2010: 55). Persentase hasil skor yang diperleh kemudian dikualifikasi untuk menentukan seberapa tinggi kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

Tabel 1. Kategori Pemahaman Konsep Siswa

No Persentase Tingkat Pemahaman

1 85% ≤ ≤100% Sangat tinggi

2 70% ≤ < 85% Tinggi

3 55% ≤ < 70% Cukup

4 40% ≤ < 55% Rendah

5 0% ≤ < 40% Sangat Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian berupa soal tes uraian. Soal tersebut terdiri dari 5 butir soal tentang materi himpunan. Data yang diolah dan dianalisis dalam penelitian ini merupakan hasil tes uraian dari pemahaman konsep. Berikut dibawah ini merupakan hasil perhitungan secara statistiknya.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Data Statisik

Mean 70,27

Modus 63,25

Persentase 70%

Standar Deviasi 1,697

Varians 1,691

Dari hasil perhitungan secara statistik peneliti menginterpretasikan: 1) Mean atau rata-rata kemampuan pemahaman matematisnya adalah 70,27; 2) Modus adalah data dengan frekuensi terbanyak, jadi data kemampuan pemahaman matematis yang paling banyak atau sering muncul adalah 63,25; 3) Persentase kemampuan pemahaman siswa 70% ini berarti tingkat pemahamannya dikategorikan tinggi; 4) Standar Deviasi adalah 1,697 dan varians 1,691 menunjukan tingkat keberagaman data. Dengan standar deviasi 1,697 dan tingkat kepercayaannya 95% maka kemampuan pemahaman matematisnya 30 siswa berkisar antara 45,12-95,41.

Tabel 3. Deskripsi Kategori Pemahaman Matematis Tingkat Pemahaman Banyaknya siswa Persentase

Sangat tinggi 7 23,3%

Tinggi 11 36,7%

Cukup 6 26,7%

Rendah 4 13,3%

Jumlah 30 100%

(7)

H a l a m a n| 99

Dari data pada Tabel 3 terlihat diperoleh bahwa untuk kategori pemahaman matematis dengan tingkat pemahaman 1) kategori sangat tinggi ada 7 orang dengan persentase 23,3% terdapat pada indikator ke-2; 2) kategori tinggi ada 11 orang dengan persentase 36,7% terdapat pada indikator ke-2; 3) kategori cukup ada 6 orang dengan persentase 26,7% terdapat pada indikator ke-2; sedangkan 4) kategori rendah ada 4 orang dengan persentase 13,3% terdapat pada indicator ke-2. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematis siswa cukup baik pada indicator ke-2, yaitu kemampuan mengidentifikasikan contoh dan bukan contoh.

Tabel 4 Rerata Hitung Setiap Indikator dari Kemampuan Pemahaman Konsep

Indikator 1 2 3 4 5 Rata-rata

Skor Maksimal 150 120 180 240 210 180

Skor 84 105 142 129 176 127,2

Persentase 56% 87,5% 78,89% 53,75% 83,80% 70%

Kriteria cukup Sangat tinggi Tinggi rendah tinggi tinggi

Dari data hasil tes kemampuan pemahaman matematis, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah dan penyebabnya. Pada indikator pertama, yaitu kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep hanya 3 subjek yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar yang terdapat pada soal nomor 1, yaitu subjek 3, subjek 5, dan subjek 19.

Siswa yang mampu menyelesaikan soal no 1, namun terdapat sedikit kekurangan dalam menyebutkan anggota suatu himpunan ada 3 subjek yaitu subjek 4, subjek 6, dan subjek 25. Sedangkan siswa yang lainnya masih ada yang belum dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Siswa belum memahami konsep faktor dari 8 sehingga terdapat kesalahan dalam menuliskan anggota himpunannya sehingga tidak tepat dalam menyelesaikan soal tersebut. Pada indikator ini memperoleh rata-rata 56%, terbukti banyak siswa yang masih bingung dengan himpunan bagian.

Indikator yang kedua yaitu kemampuan mengidentifikasi contoh dan bukan contoh diterapkan pada soal nomor 2. Soal tentang mengidentifakasi yang manakah yang termasuk himpunan dan bukan himpunan. Ada 19 subjek yang menjawab dengan benar, 7 subjek mendekati benar, dan 4 subjek sedikit keliru dalam menjawab soal. Terlihat pada tabel rata-rata, diperoleh 87,5%, indikator yang kedua ini termasuk yang paling besar rata- ratanya diantara semua indikator. Bisa Jadi ini dikarenakan soalnya yang terlalu mudah atau siswa benar-benar paham dan mengerti tentang konsep himpunan. Terbukti sebagian siswa mampu menjawab.

Indikator yang ketiga yaitu kemampuan mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, diterapkan pada soal nomor 3. Soal tentang menyebutkan anggota suatu himpunan, dan menyelesaikan operasi himpunan yaitu irisan

(8)

H a l a m a n| 100 dan gabungan himpunan. Terdapat 10 subjek yang menjawab dengan benar sedangkan subjek yang lainnya masih keliru dalam menjawabnya, terutama dalam meyebutkan anggota himpunan bilangan yang kurang dari 10. Dominan menuliskan anggota himpunannya yaitu {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Sehingga siswa tidak dapat mengklasifikasi objek objek yang dimaksud.

Indikator yang keempat yaitu kemampuan menyajikan konsep, diterapkan pada soal nomor 4. Soal tentang menyebutkan anggota himpunan bagian. Hampir seluruh siswa belum mencapai indikator ini, siswa tidak hafal rumus untuk menghitung banyaknya himpunan bagian. Sehingga siswa tidak dapat melakukan perhitungan dengan benar.

Indikator yang keempat ini memiliki memperoleh rata-rata 54%, yang merupakan indikator terendah.

Indikator kelima menyatakan, kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Soal cerita tentang aplikasi konsep himpunan. Hanya ada 10 subjek yang menjawab dengan benar, sedangkan yang mendekati jawaban benar ada 12 subjek ini disebabkan kurang teliti siswa dalam proses berhitungnya. Dan ada beberapa subjek yang belum paham dalam proses menyelesaikannya. Indikator yang kelima ini memperoleh rata- rata 84%, ini menunjukan bahwa sebagian siswa mampu menjawabnya.

Dari uraian hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi himpunan yang diperoleh dari tabel rata-rata dapat dikategorikan tinggi hal ini berarti siswa memiliki kemampuan matematis yang lumayan baik. Hal ini terlihat pada indikator pemahaman konsep matematis yang kedua yaitu kemampuan mengidentifikasi contoh dan bukan contoh.

Hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan penelitian sebelumnya, antara lain penelitian yang dilakukan oleh (Wibawa, 2017) tentang analisis pemahaman konsep matematika siswa dalam menyelesaikan soal materi himpunan berdasarkan taksonomi Solo (Structure of Observed Learning Outcomes). Hasil penelitiannya menyimpulkan pemahamanan konsep siswa tentang materi himpunan pada siswa yang memperoleh skor di atas KKM telah mampu menggunakan informasi tunggal untuk menyelesaikan permasalahan.

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh (Sriyanti & Yaniawati, 2017) yang menyatakan bahwa kemampuan pemahaman matematisnya telah tercapai dengan baik.

Tapi lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kiki, 2017) hasil penelitiannya menunjukkan hasil seluruh indikator pemahaman matematisnya belum terpenuhi.

(9)

H a l a m a n| 101 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil analisis data tentang kemampuan pemahaman matematis pada materi himpunan, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Cibadak Kabupaten Lebak1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan pemahaman matematis siswa dapat dikategorikan tinggi; 2) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 1 dapat dikategorikan cukup; 3) Rata-rata kemampuan siswa pada indikator 2 dapat dikategorikan tinggi; 4) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 3 dapat dikategorikan tinggi; 5) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 4 dapat dikategorikan rendah; 6) Rata-rata kemampuan matematis siswa pada indikator 5 dapat dikategorikan tinggi.

Kemampuan pemahaman matematis siswa berdasarkan rata-rata masing-masing indikator, yang paling rendah adalah indikator keempat yaitu kemampuan menyajikan konsep. Dan rata- rata paling tinggi adalah indikator kedua, yaitu kemampuan mengidentifikasi contoh dan bukan contoh karena soal yang diberikan terhitung mudah.

Sedangkan yang termasuk dalam kategori kemampuan pemahaman matematis sangat tinggi ada 7 orang, tinggi 11 orang, cukup 8 orang, dan rendah 4 orangSecara keseluruhan siswa yang mampu memahami matematis adalah 18 orang yang memperoleh nilai diatas KBM (Kriteria Belajar Minimal) dari 30 0rang.

UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan hasil penelitian ini.

REFERENSI

Anggraeni, F. (2017). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika dan Kemandirian Belajar. Retrieved from https://www.academia.edu/2975444/Analisis_

Kemampuan_Pemahaman_Konsep_Matematis_Dan_Kemandirian_Belajar_Siswa Ferdianto, F., & Ghanny. (2014). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa Melalui Problem Posing. Euclid, 1(1), 47–54. Retrieved from http://www.fkip- unswagati.ac.id

Kiki, N. (2017). Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIII Pada Materi Kubus dan Balok.

Symmetry | Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education, 2(4), 87–94.

Kilpatrick. (2002). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. D C Press, Academy, 34(6).

Kurniawan, A. W. K. (2017). Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika.

Ums.ac.id, 91, 399–404.

Pramita Dewiatmini. (2010). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Pada

(10)

H a l a m a n| 102 Pokok Bahasan Himpunan Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 14 Yogyakarta dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Sriyanti, I., & Yaniawati, R. P. (2017). Peningkatan Kemamapuan Pemahaman Matematika Siswa SMP PGRI Pamanukan Melalui Model Pembelajaran STAD.

Symmetry | Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education, 2, 108–115.

Sugiyono. (2010). Metode Peneltian Kuantitatif, dan R&D.

https://doi.org/10.21831/PEP.V5I6.2056

Sumarmo, U. (2014). Asesmen Soft Skill dan Hard Skill Matematik Siswa Dalam Kurikulum 2013, 1–30. Retrieved from https://anzdoc.com/asesmen-soft-skill-dan- hard-skill-matematik-siswa-dalam-kuri.html

Tianingrum, R., & Sopiany, H. N. (2017). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa, 440–446.

Wibawa, H. (2017). Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa dalam Menyelesaikan soal Materi Himpunan Berdasarkan Taksonomi Solo (Structure of Ob served Learning Outcomes).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis

Hasil penelitian menunjukan: Siswa dengan prestasi tinggi memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis yang baik pada materi sistem persamaan linear dua

Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan bahwa siswa berkemampuan tinggi dapat memahami soal serta menguasai kemampuan pemahaman konsep matematis dengan baik,

Hasil penelitian menunjukan: Siswa dengan prestasi tinggi memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis yang baik pada materi sistem persamaan linear dua

Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan bahwa siswa berkemampuan tinggi dapat memahami soal serta menguasai kemampuan pemahaman konsep matematis dengan baik,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) capaian kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti discovery learning berbantu Cabri 3D, 2) capaian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan pemahaman konsep siswa pada

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis dari 36 peserta didik kelas VIII-2 SMPN 5 Tambun Selatan Tahun Pelajaran 20022/2023 dalam menyelesaikan soal relasi dan