i
EVALUASI JALAN ANGKUT DARI FRONT TAMBANG BATUBARA MENUJU STOCKPILE PADA PT. JAMBI PRIMA COAL, KECAMATAN
MANDIANGIN, PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Oleh
HERIANSYAH 1310024427051
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG 2018
ii
EVALUASI JALAN ANGKUT DARI FRONT TAMBANG BATUBARA MENUJU STOCKPILE PADA PT. JAMBI PRIMA COAL, PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Oleh : HERIANSYAH
NPM :1310024427051
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG 2018
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
iii
Judul : Evaluasi Jalan Angkut Dari Front Tambang Batubara Menuju Stockpile Pada PT. Jambi Prima Coal,
Kecamatan Mandiangin, Provinsi Jambi
Nama : Heriansyah
Npm : 1310024427051
Program Studi : Teknik Pertambangan Jurusan : Teknik Pertambangan
Padang 26 juli 2018 Menyetujui:
Pembimbing I, pembimbing II,
Refky Adi Nata, MT Ali Sutan Nasution, ST. MM
NIND 102899002 NIND 1003087503
Ketua jurusan, ketua STTIND Padang,
Dr.murad, MS. MT H. Riko Ervil, MT NIND 007116308 NIND 1014057501
iv
Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Batubara menuju Stockpile pada PT. Jambi Prima Coal, Desa Pemusiran Kecamatan
Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
Nama : Heriansyah
NPM : 1310024427051
Pembimbing I : Refky Adi Nata, MT Pembimbing II : Ali Sutan Nasution, ST, MM
RINGKASAN
Penelitian ini membahas geometri jalan mengacu terhadap standar AASTHO (American Association Of State Highway And Transportation Officials). Dalam operasi penambangan, jalan angkut tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan kondisi jalan angkut yang sempit, tanjakan yang curam, permukaan jalan licin bila terkena hujan dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa lebar jalan lurus dan jalan tikungan, dan menganalisa nilai kemiringan/grade dan cross slope yang sesuai dengan standarisasi berdasarkan alat angkut dump truck Hino DJ 500. Metode penelitian yang dilakukan di lapangan dengan cara mengukur jalan hauling dari front menuju stokpile dengan memperhitungkan geometri jalan angkut dengan menyesuaikan standarisasi perhitungan teknis. Proses pengambilan data dilapangan dengan melakukan pengukuran secara langsung mengenai studi kasus seperti pengukuran lebar jalan lurus, lebar tikungan, grade dan cross slope, aspek pendukung kegiatan pengangkutan melihat alat angkut yang digunakan di lapangan. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa lebar jalan lurus yaitu 4,7 m s/d 8,5 m, jalan tikungn 7,2 m s/d 9,3 m dan cross slope 0 mm s/d 672 mm, kemudian data tersebut di design mengunakan autocad 2007, map info dan google sketcup 8.
kesimpulan yang di dapatkan bahwa jalan keadaan lurus di perlukan penambahan selebar 0,09 m s/d 4,092 m pada tiap segmen dan jalan tikungan selebar 3,827 m s/d 5,927 m, dan pada kemiringan melintang diperlukan pembuatan dan penurunan cross slope sebesar 34 mm s/d 632 mm pada tiap segmen.
Kata Kunci: Jalan Lurus, Jalan Tikungan, Grade dan Cross Slope.
v
Evaluation of Road Transport from the Front towards the coal mine Stockpile on PT. Jambi Prima Coal, the village of Pemusiran Sub-district
Mandiangin, Sarolangun Regency, Jambi province
Name : Heriansyah NPM : 1310024427051 Supervisor I : Refky Adi Nata, MT
Supervisor II : Ali Sutan Nasution, ST, MM
ABSTRACT
This study discusses about geometry of the streets against a standard reference to AASTHO (American Association Of State Highway And Transportation Officials). In miningoperation road transport cannot operate optimally due to transport the narrow road conditions, climbs a steep, slippery road surface when exposed to rain and so on. The purpose of this research is to analyze the wide straight and bend roads, and the analyse the slope rating/grade and cross slope that complies with standards based tools transport dump truck Hino 500 DJ. The method of research done in the field by means of measuring the road hauling from the front toward stockpile taking into account the taking of data from field by adjusting the calculation of technical standardization. Field data capture process by doing the measurement directly, wiht case studies such as the measurement of the width of the road is straight, wide bend, grade and cross slope, aspect of transportation saw the activities supporting tools used in transport the field. Results of the study suggested that the width of the road straight i.e. 4.7 m s/d 8.5 m, wide bend 7.2 m s/d 9.3 m and cross slope of 0 mm s/d 672 mm, then the data in the design using autocad 2007, folder info and google sketcup 8. conclusions on the State of the roads get that straight in need the addition of 0.09 m wide s/d 4.092 m on each segment and the road bends wide 3.827 m s/d 5.927 m, and on transverse slope of the required production and a decrease in cross slope of 34 mm s/d 632 mm on each segment.
Keywords: Stringht road, Wide Bend, Grade and Cross Slope.
vi
KATA PENGANTAR
ﻢﻴﺤﺮﻠﺍﻦﻤﺤﺮﻠﺍﷲﻢﺴﺒ
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penelitian ini sesuai waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita umatnya dari zana kebodohan dan kejahilan menuju kezaman yang kita rasakan saat ini.
Dalam penyelesaian penelitian ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak ,H. Riko Elvil MT, selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
2. Bapak Dr. Murad, MS, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan.
3. Bapak Refky Adinata, MT selaku pembimbing I dalam penulisan proposalini.
4. Bapak Ali Sutan Nasution,ST, MM selaku pembimbing II dalam penulisan Tugas proposal ini.
5. Dosen dan Stap Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
6. Bapak Imamul Arsyad, selaku pembimbing lapangan di PT. Jambi Prima Coal.
7. Senior Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
8. Rekan-rekan Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
vii
Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis mengharapkan krtitik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Padang, agustus 2018
(Heriansyah)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... V DAFTAR GAMBAR ... IV DAFTAR LAMPIRAN ... V BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Rumusan Masalah ... 3
1.5. Tujuan Penelitian ... 3
1.6. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5 2.1. Landasan Teori ... 5
2.1.1 Deskripsi Perusahaan ... 5
2.1.2 Lokasi Kesampaian Daerah ... 5
2.1.3 Struktur Geologi Secara Umum ... 6
2.1.4 Statigrafi ... 7
2.1.5 Keadaan Marfologi ... 7
2.1.6 Iklim… ... 7
2.2.1 Pengertian Pertanambangan ... 8
ix
2.2.2. Sistem Penambangan ... 9
2.2.3 Aktifitas Penambangan ... 10
2.3.1 Jalan Tambang ... 11
2.3.2 Geometri Jalan Produksi ... 12
2.4.1 Kerangka Konseptual ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21
3.1. Jenis Penelitian ... 21
3.2.Tempat dan Waktu penelitian ... 21
3.2.1. Tempat Penelitian ... 21
3.2.2. Waktu Penelitian ... 21
3.3. Variabel Penelitian ... 22
3.4. Data dan Sumber Data ... 22
3.4.1. Data Primer ... 22
3.4.2. Data Skunder ... 22
3.4.3. Sumber Data ... 22
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 23
3.5.1. Studi Lapangan ... 23
3.5.2 Studi Pustaka ... 24
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 25
3.6.1. Teknik Pengolahan Data ... 25
3.6.2. Analisa Data ... 25
3.7. Kerangka Metodologi ... 26
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 28
x
4.1 Pengumpulan Data ... . 28
4.2 Pengolahan Data ... . 31
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA... 35
5.1. Geometri Jalan Angkut... 35
5.1.1. Perhitungan Geometri Jalan... 35
6.1 Rancangan Geometri Jalan Angkut Ideal Bentuk 2 Dimensi... 38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
6.1 Kesimpulan ... 41
6.2 Saran ... 42 LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Lebar Jalan Lurus Aktual PT. JPC... 28
Tabel 4.2 Data Lebar Jalan Tikungan Aktual PT.JPC... 29
Tabel 4.3 Data Kemiringan Jalan/Grade PT.JPC... 30
Tabel 4.4 Data Pengukuran Cross Slope PT. JPC... 31
Tabel 5.1 Upaya Perbaikan Lebar Jalan Lurus PT. JPC... 35
Tabel 5.2 Upata Perbaikan Pada Jalan Tikungan PT. JPC... 36
Tabel 5.3 Grade Resistan Aktual PT. JPC... 37
Tabel 5.4 Upaya Perbaikan Cross Slope PT. JPC... 38
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Dearah ... 6
Gambar 2.2 Lebar Jalan Lurus ... 13
Gambar 2.3 Lebar Jalan Tikungan ... 14
Gambar 2.4 Kemiringan Jalan /Grade ... 15
Gambar 2.5 Cross Slope ... 16
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Konseptual ... 20
Gambar 3.1 Peta Penelitian... 24
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ... 27
Gambar 4.1 Pengukuran Jalan Lurus ... 29
Gambar 4.2 Pengukuran Lebar Jalan Tikungan ... 30
Gambar 4.3 Pengambilan Grade... ... 30
Gambar 4.4 Pengambilan Cross Slope ... 31
Gamabar 5.1 Grade Resisten aktual ... 37
Gambar 5.2 Lebar Jalan Lurus Ideal 2 Dimensi ... 38
Gambar 5.3 Lebar Jalan Tikungan Ideal 2 Dimensi ... 39
Gambar 5.4 Rancangan Grade 2 Dimensi... 39
Gambar 5.5 Rancangan Cross Slope 2 Dimensi ... 40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lebar Jalan Lurus.
Lampiran 2 : Lebar Jalan Tikungan.
Lampiran 3 : Kemiringan Jalan ( Grade) Lampiran 4 : Cross Slope
Lampiran 5 : Alat Angkut PT. JPC Lampiran 6 : Spesifikasi Dump Truck Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Batubara merupakan bahan galian yang strategis, dan salah satu sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar untuk produksi industri baja, industri semen, industri pupuk, dan sebagainya. Informasi mengenai sumber daya dan cadangan, batubara menjadi hal yang mendasar dalam merencanakan strategi kebijaksanaan energi nasional.
PT. Jambi Prima Coal adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam operasi penambangannya menerapkan metode tambang terbuka (Open pit) yang erat kaitannya dengan aktifitas pengangkutan di jalan tambang. Industri pertambangan batubara merupakan salah satu industri yang padat modal, teknologi, dan resiko kerja yang sangat besar. Jalan berfungsi sebagai sarana infrastruktur yang vital sebagai penghubung lokasi dalam area penambangan, antara lain seperti dari front tambang menuju stockpile, area disposal, perkantoran, mes karyawan dan lain sebagainya.
Kondisi jalan yang tidak sesuai standar AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials) akan berpotensi menyebabkan kecelakan tambang, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi operasi pengangkutan antara lain kondisi jalan, kondisi peralatan, kondisi cuaca dan sebagainya. Kondisi jalan angkut (hauling) yang baik akan meningkatkan nilai efisiensi dan efektifitas kerja alat angkut serta tingkat
keamananya. Dalam operasional penambangan alat angkut tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan kondisi (hauling road) yang sempit, tanjakan yang curam, permukaan jalan licin bila terkena hujan dan lain sebagainya, yaitu masih terdapat lebar jalan lurus
xv
yang masih kurang ukuran standar yang mencapai 4.7 m jalan 2 jalur, lebar lebar jalan tikungan mencapai 8.1 m jalan 2 jalur, kemiringan/grade jalan yang cukup terjal dengan nilai 10% dan masih ditemukan badan jalan yang belum memiliki cross slope. Oleh karena itu diperlukan evaluasi terhadap kondisi jalan tambang dengan memperhitungkan lebar jalan angkut keadaan lurus, lebar jalan pada tikungan, kemiringan jalan (grade) dan cross slope.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan penelitian yang telah dilakukan Aldiyansah mengenai analisa geometri jalan dan Rifandi mengenai kajian teknis jalan hauling, maka diperlukan penelitian pada jalan tambang di PT. Jambi Prima Coal dalam bentuk suatu tugas akhir dengan judul “ Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Batubara menuju Stockpile pada PT. Jambi Prima Coal, Kecamatan Mandiangin, Propinsi Jambi”
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kondisi lebar jalan lurus 2 jalur yang belum memenuhi standar pada segmen 1 memiliki lebar 4,7 m.
2. Kondisi jalan pada tikungan kurang lebar, pada tikungan 1 memiliki ukuran lebar 8,1 m.
3. Kondisi kemiringan jalan/grade dengan nilai 10°.
4. Masih terdapat kondisi badan jalan yang belum memiliki Cross slope sesuai standar.
xvi
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur, terorganisir dan mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah sebagai berikut:
1. Kegiatan penelitian dan pengambilan data dilakukan pada jalan angkut dari front tambang menuju stockpile dengan jarak 2 km dan di bagi menjadi 5 segmen pada tiap penelitian berdasarkan keadaan dan elevasi jalan pada tambang batubara di PT.
Jambi Prima Coal.
2. Pengambilan geometri jalan berupa lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan,
kemiringan jalan/grade dan cross slope. Dan menghitung berdasarkan terori standar AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials).
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka diperoleh rumusan masalah, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan aktual dan ideal di PT. Jambi Prima Coal.
2. Berapakan nilai kemiringan/grade dan cross slope aktual dan ideal di PT. Jambi Prima Coal.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisa lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan aktual dan ideal di PT.
Jambi Prima Coal berdasarkan standar AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials).
xvii
2. Menganalisa nilai kemiringan/grade dan cross slope aktual dan ideal di PT. Jambi Prima Coal berdasarkan standar AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials).
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Penulis
a. Penulis memperoleh pengalaman penelitian di lapangan.
b. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat di perkuliahan ke lapangan.
2. Manfaat penelitian bagi perusahaan.
a. Perusahaan dapat menentukan model hauling road yang sesuai dengan standar berdasarkan parameter AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
xviii
2.1.1 Deskripsi Perusahaan
PT. Jambi Prima Coal merupakan salah satu perusahaan di Provinsi Sumatera yang bergerak dibidang pertambangan batubara. Sistem penambangan pada PT. Jambi Prima Coal adalah tambang terbuka dengan metoda tambang terbuka (open pit mining), dengan tata cara penambangan searah jurus lapisan dan kedudukan batubara (strip mining).
Sebagai acuan Striping Ratio (SR) adalah 1: 4.
Dengan metode ini, maka resiko dapat diperkecil dan biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis. Berdasarkan Keputusan Bupati Sarolangun No.16 tahun 2007 pada tanggal 28 Desember 2007, tentang perpanjangan dan Penciutan Kuasa Pertambangan Ekplorasi Batubara PT. Jambi Prima Coal KW 06 KP270905, seluas 1000 Ha, dengan cadangan batubara kurang lebih 75 juta ton, profil perusahaan, (PT. Jambi Prima Coal 2007) PT.
Jambi Prima Coal yang berkantor pusat di UOBPl aza Unit 4 Lt. 35 Jln. M. H. Thamrin 8-9 Jakarta Pusat.
2.1.2 Lokasi kesampaian Daerah
PT. Jambi Prima Coal terletak di Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun.
Jarak dan lokasi ke Kota Jambi sekitar ± 3 jam, sedangkan jarak dari Desa Pemusiran menuju Lokasi IUP dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ±20 menit.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 pada halaman 7.
xix
Sumber : Jambi Prima Coal (2018) Gambar 2.1 Peta Lokasi Kesampai Daerah
2.1.3 Struktur Geologi Secara Umum
Struktur geologi pada (IUP) PT. Jambi Prima Coal didominasi oleh struktur lipatan sinklin. Hal ini disebabkan sebagian besar batuannya didominasi oleh batu lempung yang relatif lunak sehingga ketika ada dorongan maka batuan akan terlipat bukan patah, kemudian juga terdapat sesar-sesar minor.
xx
Geomorfologi daerah penelitian termasuk pada bentukan lahan perbukitan bergelombang lemah hingga kuat. Hal ini dicirikan dengan kenampakan bentang alam yang relatif dominan dikontrol oleh aktifitas erosi.
2.1.4 Stratigrafi
Stratigrafi pada (IUP) PT. Jambi Prima Coal, dari muda ke tua yaitu pada permukaan terdapat top soil atau lapisan tanah paling atas yang digunakan sebagai penimbunan lokasi di disposal, kemudian sub soil merupakan tanah di bawah top soil, lalu dibawahnya terdapat sand clay atau batuan lempung berpasir, clay stone atau batu lempung bersifat lanauan, black silt atau batu lanau berwarna hitam.
2.1.5 Keadaan Morfologi
Keadaan morfologi daerah penambangannya merupakan perbukitan terjal yang terdapat pada lembah sungai. Vegetasi daerah sekitarnya merupakan khas tanaman hutan tropis Indonesia dengan ciri pepohonan yang lebat dan besar. Batuan penyusun batubara pada daerah penelitian mulai dari atas terdapat sup soil atau tanah subur, di bawah sup soil terdapat fragmen-fragmen muda yaitu batu lempung putih kemerahan yang bersifat lunak, batu lempung abu–abu agak cerah bersifat agak lunak sampai agak keras, batu lanau abu- abu cerah, batubara, batu lempung abu–abu agak gelap, batu lanau hitam, parting batu lumpur (mudstone), batu lanau pasiran (agak keras), batu pasir lanauan (keras), batu lanau hitam (blacksilt), batu lumpur (mudstone), batu pasir halus.
2.1.6 Iklim
Pada prinsipnya iklim pada daerah penambangan PT. Jambi Prima Coal sama dengan iklim Indonesia pada umumnya yaitu iklim tropis dengan dua musim, musim panas dan musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi pada musim hujan akan mengakibatkan
xxi
terhentinya proses penambangan, hal ini disebabkan karena genangan air pada daerah penambangan, kondisi jalan yang licin sehingga mempengaruhi kegiatan penambangan.
2.2.1 Pengertian Pertambangan
Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang (UU No 4 tahun 2009).
Kemudian pengertian lain yaitu suatu penggalian yang dilakukan di bumi untuk memperoleh mineral yang berharga. Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu tidak dapat diperbaharui (non renewable), mempunyai resiko relatif lebih tinggi dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun lingkungan yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Pentingnya penerapan kegiatan industri atau pembangunan yang berbasis lingkungan, perlu disadari oleh setiap elemen bangsa, karena persoalan lingkungan merupakan permasalahan bersama. Hanya saja dalam pratiknya, diperlukan lembaga formal pengendali yang secara yuridis berwenang untuk itu. Pengendalian kegiatan dan operasionalisasi industri, dalam prakteknya terwujud dalam konsep dan program kerja sistematis dalam bentuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup harus bermuara pada terjaminnya kelestarian lingkungan, seperti tercantum dalam Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.2.2 Sistem Penambangan
xxii
Sistem Penambangan secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah dan tambang bawah air.
1. Sistem tambang terbuka (Surface mining)
Merupakan metoda penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
2. Sistem tambang bawah tanah (Underground mining)
Tambang bawah tanah merupakan suatu metoda penambangan yang segala kegiatan dan aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Tambang bawah air
Merupakan metoda yang segala kegiatan dan aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan air.
Pemilihan metoda yang cocok dipilih berdasarkan pada metoda yang dapat memberikan keuntungan yang terbesar dan bukan pada kedalaman yang dangkal letaknya endapan bahan galian, serta perolehan tambang yang terbaik. Pemilihan berdasarkan keuntungan perlu dilakukan karena industri pertambangan dalam usahanya dikenal sebagai wasting assets, dengan resiko tinggi, sedangkan mineral atau endapan bahan galian tersebut tidak dapat diperbaharui (Non Renewable Resources).
2.2.3 Aktifitas Penambangan
xxiii
Secara umum aktivitas penambangan Batubara yang dilakukan PT. Jambi Prima Coal melalui beberapa tahap yaitu:
1. Survey dan Pemetaan
Survey dan pemetaan merupakan faktor penting dalam semua kegiatan pertambangan, karena perencanaan yang diambil dari hasil data survey selanjutnya dibuat pemetaan yang menjadi pedoman untuk kegiatan selanjutnya di area penambangan, serta penentu dalam pembuatan lokasi seluruh fasilitas tambang seperti tempat tinggal (camp), bengkel (workshop), posisi jalan angkut, posisi disposal (dumping area), stockpile, stock top soil.
Kegiatan survey yang saat itu dilakukan untuk mengetahui perubahan bentuk Topografi akibat proses penambangan. Perubahan ini digunakan untuk mengetahui tonase batubara dan volume overburden yang digali. Tujuannya untuk sebagai analisa efektifitas kerja alat berat, sehingga diketahui apakah alat berat bekerja dengan optimal atau tidak. Selain itu dilakukan juga survey terhadap sarana tambang yang baru dibuat seperti jalan tambang.
2. Pembersihan Lahan dan Pemindahan Tanah Pucuk (Land Clearing and Top Soil ).
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pepohonan dan tanah maupun bongkah-bongkah batu yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di tempat tertentu, lalu ditanami rerumputan dan semak-semak agar tidak mudah tererosi, sehingga kelak dapat dipakai untuk reklamasi bekas tambang. Pembuatan ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis (bulldozer).
3. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden)
xxiv
Pengupasan overburden (OB) dengan menggunakan excavator dimaksudkan untuk membuang tanah penutup agar mempermudah proses pengambilan batubara yang akan ditambang.
4. Penggalian.
Proses pengalian bertujuan untuk pengambilan batubara. (Coal Getting) 5. Pemuatan (loading).
Setelah pengalian maka dilakukan pekerjaan selanjutnya, yaitu pemuatan atau loading kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material bahan galian kedalam alat angkut.
6. Pengangkutan (hauling).
Hauling batubara bertujuan untuk memindahkan batubara ke area penimbunan Rom Of Material.
7. Penimbunan Overburden di disposal (dumping).
Overburden yang telah dimuat dan diangkut akan ditimbun di tempat penimbunan Overburden (disposal).
2.3.1 Jalan Tambang
Pada pengertiannya, geometri jalan tambang yang memenuhi syarat adalah bentuk dan ukuran dari jalan tambang tersebut yang sesuai dengan tipe bentuk ukuran dan spesifikasi alat angkut yang digunakan, dan kondisi medan yang dilalui dapat menjamin serta menunjang dari segi keamanan dan keselamatan operasi pengangkutan.
xxv
Geometri jalan yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya umumnya, yaitu lebar jalan angkut, kemiringan jalan dan sebagainya. Alat angkut atau truck tambang umumnya berdimensi lebih besar, panjang dan lebar dibanding dengan alat angkut dijalan raya, oleh karena itu geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar alat angkut dapat bergerak leluasa pada kecepatan normal dan aman.
2.3.2 Geometri Jalan Produksi
Fungsi utama jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran operasional pengangkutan dalam kegiatan penambangan. Alat angkut umumnya berdimensi besar, oleh sebab itu geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar dapat bergerak leluasa pada kecepatan normal dan aman. Geometri jalan angkut yang harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1. Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan produksi penting ditentukan untuk kelancaran dan keselamatan operasi pengangkutan. Perhitungan mengenai lebar jalan disesuaikan dengan kebutuhan yaitu dapat untuk satu jalur, dua jalur atau lebih.
a. Lebar Jalan Pada Keadaan Lurus
Penentuan lebar jalan minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of thumb yang dikemukakan oleh AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials) (1990) yaitu jumlah jalur kali lebar dump truck ditambah setengah lebar truck untuk tepi kiri, kanan jalan dan jarak antara dua dump truck yang sedang bersilangan lebar jalan minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih pada jalan lurus adalah sebagai berikut:
xxvi
n Wt
Wt n
Lm
12
1 ...(2.1)
Sumber: Thony Rianto. (2016) dengan:
Lm = lebar jalan minimum (m)
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut (m)
Sumber: Kurniawan Nur Pratomo( 2016) Gambar 2.2 lebar jalan keadaan lurus
b. Lebar Jalan keadaan Tikungan
Penentuan lebar jalan pada saat dump truck membelok berbeda dengan keadaan jalan lurus, karena pada belokan terjadi pelebaran jalan yang sangat tergantung dari jari-jari tikungan, sudut tikungan dan kecepatan rencana pelebaran jalan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
U Fa Fb Z
Cn
W ...(2.2)
xxvii
U Fa Fb
Z
C 0,5 ...(2.3)
Sumber: Thony Rianto ( 2016)
dengan:
W = lebar jalan angkut pada tikungan (m).
n = Jumlah jalur.
Fa = lebar juntai (over hang) depan (m).
Fb = lebar juntai (over hang) belakang (m).
U = Lebar jejak roda (center to center tyre) (m).
C = Jarak antara dua dump truck yang akan bersimpangan (m).
Z = Jarak sisi luar dump truck ketepi jalan (m)
Sumber: Kurniawan Nur Pratomo (2016).
Gambar 2.3 Jalan pada tikungan
W
Z
U Fb
C Fa
Fa
Fb
U
xxviii
c. Kemiringan Jalan (grade)
Kemiringan (grade) adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.
Berdasarkan kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persen, kemiringan 1 % adalah kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter atau 1 feet secara vertikal dalam jarak horizontal 100 meter atau 100 feet.
Grade (kemiringan) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
100%
x
Grade h ...(2.4)
Sumber: Thony Rianto(2016)
dengan:
h= beda tinggi antara dua titik yang diukur (m).
x= jarak datar antara dua titik yang diukur (m).
Sumber: Ir Yanto Indinesianto, (2005)
h
x A
B
xxix
Gambar 2.4 Kemiringan jalan (grade)
Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut khususnya dump truck, berkisar antara 7% - 8%. Sedangkan untuk jalan naik maupun jalan turun pada daerah perbukitan lebih aman kemiringan jalan maksimum 8%.
d. Cross Slope.
Adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap bidang horizontal. Dibuat demikian bertujuan untuk memperlancar penyaliran.
Rumus perhitungan jalan melintang (cross slope).
α x x 100%...(2.5)
Sumber: Thoni Riyanto (2016)
dengan:
α = cross slope
b = Tinggi vertikal pada poros memenjang jalan
a = Jarak horizontal
xxx
Sumber: Thoni Riyanto (2016)
Gambar 2.5 Cross slope
Alsiyansyah, menyatakan, Penelitian ini lebih ditekankan pada geometri jalan yaitu pada lebar jalan dan kemiringan memanjang (grade) jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan geometri jalan yang dibuat sesuai dengan standarisasi, untuk mendapatkan kemiringan memanjang (grade) yang sesuai. Metode penelitian yang dilakukan di lapangan yaitu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front penambangan dengan memperhitungkan jarak, lebar, dan kemiringan dengan menyesuaikan standarisasi perhitungan teknis, kemudian dari data tersebut diolah menggunakan autocad 2007 sehingga memudahkan dalam proses analisis. Proses pengambilan data yang dilakukan di lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung mengenai studi kasus seperti melakukan pengukuran jarak, lebar, dan kemiringan jalan dan aspek pendukung kegiatan pengangkutan seperti melihat alat angkut yang digunakan di lapangan
Rifandy, menyatakan mengetahui kemampuan alat angkut dalam melakukan pekerjaan perlu dilakukan pengontrolan secara berkesinambungan terhadap kapabilitasnya
xxxi
dengan memperkirakan kemampuan produksi alat angkut tersebut. Geometri jalan tersebut berdasarkan teori ASHTOO sehingga memperoleh rekomendasi upaya perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan dari geometri jalan angkut agar dapat mengoptimalkan kemampuan produksi alat angkut batubara. Lebar jalan angkut batubara Lebar jalan angkut pada tikungan, Jari – jari tikungan, Superelevasi, Kemiringan melintang (cross slope), Kemiringan jalan ( grade), Daya dukung material. Perbaikan jalan lurus jalan tikungan secara teori AASHTO lebar jalan angkut untuk 2 lajur pengangkutan menggunakan Dumpt Truck Hino FM 320 TI pada jalan lurus adalah 8,592 meter, dan lebar jalan lurus yang belum memenuhi standar teori di lapangan. Jadi superelevasi yang dianjurkan menurut teori (AASHTO) saat kendaraan melaju dengan kecepatan 40 km/jam pada jalan menikung adalah 0,23 m. Cross slope sesuai dengan lebar jalan yang ada membutuhkan 20 cm. Lebar jalan angkut Secara teori lebar jalan angkut untuk 2 lajur menggunakan Dump Truck Hino FM 320 TI pada jalan lurus adalah 8.592 m.
2.4.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan rancangan penelitian terhadap hubungan masalah yang diteliti, pada pendahuluan penulis menggunakan judul “Evaluasi Jalan Angkut Dari Front Tambang Batubara Menuju Stockpile PT. Jambi Prima Coal”
1. Input, yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu terdiri:
a. Data Primer:
1.) Lebar jalan pada lurus.
2.) Lebar jalan pada tikungan.
3.) Kemiringan Jalan (grade).
4.) Cross slope.
xxxii
b. Data Sekunder:
1.) Peta kesampaian daerah.
2.) Peta layout Tambang.
3.) Spesifikasi alat angkut
2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri atas:
a. Menghitung lebar jalan lurus dan jalan tikungan.
b. Menghitung kemiringan jalan/grade dan cross slope.
c. Design jalan tambang 2 D mengunakan Autocad 2007, peta layout jalan tambang mengunkan Map Info dan untuk peta Design jalan tambang 3 D mengunakan Skethup 8.
3. Output, yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
Menganalisa Geometri Jalan Angkut PT. Jambi Prima coal.
a. Menganalisa lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan.
b. Grade dan cross slope PT. Jambi Prima Coal.
xxxiii
Input Data Primer :
a. Panjang Jalan Tambang.
b. Lebar Jalan pada lurus.
c. Lebar Jalan pada tikungan.
d. Kemiringan jalan (Grade).
e. Cross slope Data Sekunder;
1.) Peta kesampaian daerah.
2.) Peta layout jalan tambang.
3.) Peta geologi 4.) Peta kontur.
Proses : Perhitungan Geometri Jalan Angkut.
a. Menghitung lebar jalan keadaan lurus dan jalan kedaan tikungan.
b. Menghitung kemiringan jalan/grade dan cross slope.
c. Design jalan tambang 2 D mengunakan Autocad 2007, peta layout jalan tambang mengunkan Map Info dan untuk peta Design jalan tambang 3 D mengunakan Skethup 8.
Outpu
a. Menganalisa lebar jalan keadaan lurus dan lebar jalan keadaan tikungan.
b. Menganalisa kemiringan jalan/grade dan cross slope.
xxxiv
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Konseptual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat Deskriptif (deskriptif rsearch) tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. (Menurut Sedarmayanti, 2002).
Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada jalan angkut dari front tambang menuju stockpile pada PT. Jambi Prima Coal. Desa Pemusiran, Kecematan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.
1. Dari Padang ke Sarolangun menempuh jalan darat dengan mengunakan mobil menempuh jalan raya dengan jarak 512 km dengan waktu ± 11 jam.
2. Kemudian dari Sarolangun ke lokasi penambangan hanya memakan waktu ± 90 menit dengan jarak sekitar 45 km, sedangkan kondisi jalan berupa jalan pengerasan dan sebagian jalan tanah.
xxxv
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Jambi Prima Coal, Desa Pemusiran, kecematan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Dilakukan Pada Mei s/d Juni 2018.
3.3. Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian meliputi: geometri hauling road (lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, grade dan cross slope) batubara di PT. Jambi Prima Coal 3.4. Data dan Sumber Data
3.4.1. Data Primer
Data primer yang dibutuhkan adalah berupa data geometri jalan angkut sebagai berikut:
1. Lebar jalan lurus pada PT. Jambi Prima Coal.
2. Lebar jalan tikungan pada PT. Jambi Prima Coal.
3. Kemiringan melintang cross slope pada PT. Jambi Prima Coal.
4. Kemiringan jalan/grade pada PT. Jambi Prima Coal.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Peta kesampaian daerah PT. Jambi Prima Coal.
2. Peta layout jalan tambang PT. Jambi Prima Coal.
3. Spesifikasi alat angkut PT. Jambi Prima Coal.
3.4.3. Sumber Data
xxxvi
Sumber data yang didapatkan berasal dari pengukuran langsung, arsip-arsip dari perusahaan, dokumentasi dari PT. Jambi Prima Coal dan studi kepustakaan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:
3.5.1. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan atau tempat penelitian. Jalan angkut yang digunakan PT. Jambi Prima Coal dalam pengangkutan batubara menghubungkan front penambangan (pit) dengan Room Stockpile dengan jarak 2 Km, penulis membagi menjadi 5 segmen untuk pengamatan tiap penelitian berdasarkan elevasi dan keadaan jalan. Untuk lebar jalan lurus pengukuran pada Segmen 1, 2, 3, 4 dan 5, untuk jalan tikungan pada segmen 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan ukuran lebar yang berbeda, peneliti mengukur keadaan aktualnya mengunakan alat meteran sepanjang 50 m dengan cara mengukur bagian tepi kiri dan kanan pada bagian badan jalan. Untuk nilai kemiringan (grade) pada tanjakan 1 dan 2, dengan cara meletakan waterpass pada posisi searah jalur jalan. Sedangkan untuk nilai cross slope penulis juga membagi menjadi 5 segmen. Berikut peta penelitian dan pengambilan data pada PT. Jambi Prima Coal.
xxxvii
Gambar 3.1 peta penelitian 3.5.2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku, literatur, data-data serta arsip perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah.
xxxviii
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data bertujuan untuk menganalisa bagaimana cara dan proses untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Data yang diperoleh di lapangan berupa segmen jalan, lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, kemiringan jalan (grade) dan cross slope Segmen jalan produksi dibagi kedalam lima segmen. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu:
Mengikuti, mengamati dan mengukur secara langsung data di lapangan.
1. Perhitungan lebar jalan pada keadaan lurus seperti berikut: Mengunakan persamaan 2.1.
2. Perhitungan lebar jalan angkut pada tikungan akan menggunkan persamaan sebagai berikut: Mengukanakan persamaan 2.2 dan 2.3.
3. Perhitungan kemiringan jalan (grade): Mengunakan persamaan 2.4.
4. Perhitungan Cross slope: Mengunakan persamaan 2.5.
5. Design jalan tambang 2 D mengunakan Autocad 2007, peta layout jalan tambang mengunakan program Map Info dan untuk peta Design jalan 3 D mengunakna Skethup 8.
3.6.2. Analisa Data
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka dilakukan analisa data dari pengolahan data yang didapat pada analisa nantinya akan terlihat beberapa geometri jalan angkut lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, serta kemiringan (grade) dan cross slope jalan angkut pada PT. Jambi prima Coal.
xxxix
3.7. Kerangka Metodologi
Kerangka metodologi yang digunakan adalah seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Batubara menuju Stockpile pada PT Jambi Prima Coal, Desa Pemusiran, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun,
Propinsi Jambi”
xl
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
BAB IV
Jalan angkut yang ideal di PT. Jambi Prima Coal.
Data Primer 1.) Lebar jalan pada lurus.
2.) Lebar jalan pada .tikungan.
3.) Kemiringan Jalan (grade).
4.) Cross slope.
Analisa
Menganalisa kondisi (lebar jalan lurus, jalan tikungan, kemiringan (grade) dan cross slope) aktual dan ideal.
Tujuan penelitian
1. Menganalisa lebar jalan keadaan lurus.
2. Menganalisa jalan pada tikungan.
3. Menganalisa kemiringan jalan grade.
4. Menganalisa cross slope.
Pengolahan Data
1. Perhitungan Geometri Jalan Angkut, Perhitungan pada jalan lurus, perhitungan pada jalan tikungan, kemiringan jalan/grade dan cross slope.
2. Design jalan tambang 2D mengunakan Autocad 2007, peta layuot jalan tambang mengunakan program Map Info dan untuk Design Jalan 3 D mengunakan Skechup 8.
Identifikasi Masalah
1. Kondisi lebar jalan lurus 2 jalur yang belum memenuhi standar pada segmen 1 memiliki lebar 4,7 m, seperti terlihat pada (Lampiran A).
2. Kondisi jalan pada tikungan kurang lebar, pada tikungan 1 memiliki ukuran 8,1 seperti terlihat pada (Lampiran B).
3. Kondisi kemiringan jalan/grade yang cukup terjal dengan nilai 10° seperti terlihat pada (Lampiran C).
4. Masih terdapat kondisi badan jalan yang belum memiliki Cross slope sesuai standar (Lampiran D).
Pengumpulan Data
Data Sekunder
1. Peta kesampaian daerah.
2. Peta layout jalan Tambang.
3. Peta geologo 4. Peta kontur
xli
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data
Pada bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang diperlukan.
Dalam penelitian ini mengevaluasi jalan angkut dari front tambang batubara menuju stockpile pada penambang batubara di PT. Jambi Prima Coal.
Dari hasil kegiatan pengumpulan data, maka data-data yang didapatkan sebagai berikut:
1. Pengamatan lebar jalan lurus aktual di lapangan di PT. Jambi Prima Coal dibagi menjadi 5 segment. Hasil pengukuran jalan lurus aktual dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Data Lebar Jalan Lurus Aktual PT. Jambi Prima Coal.
No Jalan lurus Lebar (m) Keterangan
1 SG-1 4,7 m
Dua Jalur
2 SG-2 4,5 m
3 SG-3 8,5 m
4 SG-4 8,2 m
5 SG-5 6,1 m
xlii
Gambar 4.1 Pengukuran Jalan Lurus
2. Pengamatan lebar jalan tikungan aktual PT. Jambi Prima Coal dibagi menjadi 5 tikungan. Hasil pengukuran jalan tikungan aktual dapat dilihat sebagai berikut ini:
Tabel 4.2
Data Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Jambi Prima Coal.
No Tikungan Lebar Jalan Tikungan Keterangan
1 T-1 8,1 M
Dua Jalur
2 T-2 8,2 M
3 T-3 9 M
4 T-4 7,2 M
5 T-5 9,3 M
xliii
Gambar 4.2 Pengukuran Lebar Jalan Tikungan
3. Pengamatan kemiringan jalan/grade aktual di lapangan PT. Jambi Prima Coal terdapat 2 tanjakan. Hasil pengamatan kemiringan aktual dilapangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Data Pengukuran Kemiringan Jalan/Grade PT. Jambi Prima Coal.
No Tanjakan Grade Resisten
1 Tanjakan 1 10°
2 Tanjakan 2 9°
xliv
Gambar 4.3 Pengambilan Grade
4. Pengamatan kemiringan melintang atau cross slope aktual di lapangan pada PT.
Jambi Prima Coal dibagi menjadi 5 segment. Hasil pengukuran cross slope aktual dapat dilat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Data Pengukuran Cross Slope PT. Jambi Prima Coal No Segment Cross Slope
1 CS-1 0°
2 CS-2 1°
3 CS-3 1°
4 CS-4 9°
5 CS-5 2°
xlv
Gambar 4.4 pengambilan cross slope 4.2. Pengolahan Data
Pada pengolahan data didalam penelitian ini akan menggunakan teori sesuai standar AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials) tentang lebar jalan angkut pada keadaan lurus, lebar jalan pada tikungan, kemiringan jalan/grade dan cross slope.
1. Perhitungan Lebar Jalan Pada Keadaan Lurus.
Guna memenuhi standar lebar jalan lurus menurut AASHTO dengan spesifikasi alat angkut dumpt truck Hino FM 500 DJ yang memiliki lebar (Wt) = 2.455 meter.
Perhitungannya mengunakan persamaan (2.1) sebagai berikut:
n Wt
Wt n
Lm
12
1
L = ( 2 x 2.455 ) + {( 2+1 ) x ( x 2.455)}
= ( 4.91 ) + {( 3 ) x 1.2275 )}
= ( 4.91 ) + ( 3.6825 )
xlvi
= 8.592 M
Jadi lebar jalan angkut ideal pada PT. Jambi Prima Coal berdasarkan teori AASHTO adalah 8.592 M.
2. Perhitungan Lebar Jalan Pada tikungan.
Lebar jalan ditikungan selalu dibuat lebih besar dari jalan lurus, hal ini bermaksud untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan dump truck saat melintasi tikungan. Untuk perhitungan lebar jalan tikungan mengunakan persamaan (2.2) dan (2.3) sebagai berikut:
Lebar juntai depan ( Fa ) : 1,255 m Lebar juntai belakang ( Fb ) : 1,795 m Jarak antara jejak roda ban ( U ) : 2,02 m Sudut penyimpangan roda max :35º Fa = 1,255 m x sin 35º = 0,72 m Fb = 1,795 m x sin 35º = 1,029 m C-Z = ( U + Fa +Fb )
= (2,02 + 0,72 + 1,029 )
= 1,875 m
W = n ( U + Fa = Fb + Z ) + C
= 2 ( 2,02 + 0,702 + 1,029 + 1,875 ) + 1,30
= 2 x ( 5,626 ) + 1,875
= 13,127 m
xlvii
Jadi lebar jalan tikungan ideal pada PT. Jambi Prima Coal berdasarkan teori AASHTO adalah 13.127 m.
3. Perhitungan kemiringan jalan/grade.
(%)
x100%= x 100%
= 2,7%
= x100%
=2,5%
Jadi kemiringan jalan/grade aktual di PT. Jambi Prima Coal adalah 10° atau setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan 2,5%.
4. Kemiringan Melintang (Cross Slope).
Standar cross slope pada jalan angkut menurut AASTHO berkisar antara 20 mm sampai dengan 40 mm yang di analisa untuk tiap meternya.
Sin(°)x
Sin (0°) x = 0 m 0 mm
xlviii
Sin (1°) x
= 0,074 m 74 mm Sin (1°) x
= 0,0074 m 74 mm Sin (9°) x
= 0,672 m 672 mm Sin (2°) x
= 0.149 mm 149 mm
xlix
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1. Geometri Jalan Angkut
5.1.1. Perhitungan Geometri Jalan
1. Analisa Jalan Angkut Keadaan Lurus
Kondisi jalan angkut yang menghubungkan front penambangan ke stokpile mengunakan dump truck pada PT. Jambi Prima Coal yaitu Hino FM 500 JD dari hasil analisa perhitungan data lebar jalan lurus secara teori AASTHO jalan angkut minimum ideal adalah 8.592 meter, sedangkan jalan aktual di lapangan adalah 4,5 meter sampai 8,5 meter, maka perlu dilakukan upaya pelebaran jalan lurus agar aktivitas pengangkutan operasi produksi batubara dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari kecelakaan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1
Upaya Perbaikan Lebar Jalan Lurus
No Segment (SG) Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 SG-1 4,7 m
8,592 m
Dilebarkan 3,892 m
2 SG-2 4,5 m Dilebarkan 4,092 m
3 SG-3 8,5 m Dilebarkan 0,09 m
4 SG-4 8,2 m Dilebarkan 0,39 m
5 SG-5 6.1 m Dilebarkan 2,492 m
2. Analisa Perhitungan Pada Keadaan Tikungan
Untuk analisa lebar jalan angkut pada tikungan, hasil perhitungan lebar tikungan ideal adalah 13.127 meter, sedangkan lebar aktual jalan dilapang adalah 7.2 meter sampai dengan 9,3 meter, dari hasil dengan perhitungan yang berarti
l
jalan angkut batubara masih belum bisa dikatakan memenuhi standar, maka perlu dilakukan pelebaran jalan angkut operasi produksi batubara pada PT. Jambi Prima Coal berjalan dengan lancar dan terhindar dari kecelakaan kerja terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2
Upata Perbaikan Pada Jalan Tikungan No Tikungan Aktual Ideal
(AASTHO)
Keterangan
1 T-1 8,1 m
13,127 m
Perlu Pelebaran 5,027 m
2 T-2 8,2 m Perlu Pelebaran 4,297 m
3 T-3 9 m Perlu Pelebaran 4,127 m
4 T-4 7,2 m Perlu Pelebaran 5,927 m
5 T-5 9,3 m Perlu Pelebaran 3,827 m
3. Analisa Perhitungan Pada Kemiringan Jalan/Grade.
Dari hasil analisa data aktual dilapangan kemiringan jalan/grade pada jalan angkut grade PT. Jambi Prima Coal adalah sebesar 10° atau sama dengan 2,7% dan 9° sama dengan 2,5% sedangkan stadarisasi menurut teori AASTHO kemiringan jalan/grade maksimum yang aman untuk jalan naik maupun turun dilalui oleh alat angkut dump truck Hino 500 DJ adalah sebesar berkisar 7%-8%
Tabel 5.3
Grade Resisten Aktual PT. Jambi Prima Coal
li
No Grade Resisten (GR) Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 GR-1 2,7%
8% Ideal
(AASTHO)
2 GR-2 2,5%
Gamabar 5.1 Grade Resisten Aktul PT. Jambi Prima Coal
4. Analisa kemiringan melintang (Cross Slope).
Berdasarkan pengamatan dilapangan cross slope jalan pada PT. Jambi Prima Coal dibentuk menjadi double cross slope yang paling rendah 0º Dan Paling Tinggi 9º. Hasil perhitungan secara teori maka didapatkan tinggi vartikal untuk poros memanjang adalah sebesar 0 mm sampai dengan 672 mm, untuk tiap meternya, maka diperlukan penurunan dan pembuatan cross slope pada PT. Jambi Prima Coal bartujuan pada saat hujan turun air tidak tergenang pada badan jalan sehinga menyebabkan licin dan jalan rusak terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4
Upaya Perbaikan Cross Slope.
No Segment Aktual Ideal Keterangan
2,5 % 2,7 %
lii
(SG) (AASTHO)
1 SG-1 0 mm
40 mm/m
Pembuatan CS
2 SG-2 74 mm Penurunan CS 34
mm
3 SG-3 74 mm Penurunan CS 34
mm
4 SG-4 672 mm Penurunan CS 632
mm
5 SG-5 149 mm Penurunan CS 109
mm
6.1 Rancangan Geometri Jalan Angkut Ideal Dalam Bentuk 2 Dimensi 1. Rancangan lebar jalan angkut lurus 2 dimensi.
Rancangan lebar jalan lurus ideal 2 dimensi dengan lebar 8.5 meter.
Gambar 5.2 Lebar Jalan Lurus Ideal 2 Dimensi
2. Rancangan lebar jalan tikungan 2 dimensi.
Rancangan lebar jalan ideal 2 dimensi dengan lebar 13 meter.
liii
Gambar 5.3 Lebar Jalan Tikungan Ideal 2 Dimensi 3. Rancangan kemiringan jalan/grade 2 dimensi.
Rancangan grade jalan maksimum dengan tinggi 8%.
Gambar 5.4 Rancangan Grade 2 Dimensi
4. Rancangan Kemiringan Melintang (Cross Slope).
liv
Rancangan cross slope 2 dimensi dengan tinggi 20 mm.
Gambar 5.5 Rancangan Cross Slope 2 Dimensi
lv
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan antara lain:
1. Jarak jalan angkut pada penelitian adalah 2 km terbagi menjadi 5 segmen untuk lebar jalan lurus, lebar jalan angkut secara teori lebar jalan angkut untuk dua jalur mengunakan dump truck Hino 500 DJ pada jalan lurus adalah 8.592 meter dengan lebar aktual di lapangan adalah 4.5 sampai 8.5 meter. Lebar jalan tikungan terbagi menjadi 5 tikungan untuk pengukuran, jalan minimum ideal menurut teori dan hasil analisa data, didapatkan lebar jalan tikungan sebesar 13.127 meter, sedangkan lebar aktual jalan pada tikungan di lapangan sebesar 7.2 meter sampai 9.3 meter.
2. Keadaan kemiringan jalan/grade pada jalan angkut pada PT. Jambi Prima Coal ada 2 kemiringan jalan/grade berdasarkan teori AASTHO 8%, dan ideal dilapangan terdapat kemiringan jalan/garde sebesar 10° atau setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan 2,5%. Pada beberapa segmen jalan masih ditemukan cross slope yang kemiringan kurang dari 20 mm dan melebihi 40 mm.dengan nilai 0 mm, 74 mm 672 mm dan 147 mm, maka diperlukan perbaikan cross slope pada PT. Jambi Prima Coal bartujuan pada saat hujan turun air tidak tergenang pada badan jalan sehinga menyebabkan licin dan jalan rusak .
6.2 Saran
Adapun saran untuk perusahaan sebagai berikut:
lvi
1. Hendaknya pengawas melalukan pengecekan secara berkala.
2. Pada jalan keadaan lurus hendaknya dibuat penambahan lebar jalan pada segmen 1 selebar 3,895 m, segmen 2 4,092 m, segmen 4 0,39 m dan segmen 5 2,492 m untuk kondisi dua jalur.
3. Pada jalan tikungan hendaknya dilakukan penambahan lebar jalan pada tikungan 1 sebesar 5,027 m, tikungan 2 4,297 m, tikungan 3 4,127 m, tikungan 4 5,927 m, dan tikungan 5 3,827 m, utuk jalan kondisi 2 jalur.
4. Hendaknya memperhatikan kemiringan melintan/cross slope sehinga diperlukan pembuatan cross slope pada segmen 1 setinggi 20-40 mm, segmen 2 dan 3 diperlukan penurunan sebesar 34 mm, segmen 4 penurunan sebesar 632 mm dan segmen 5 penurunan sebesar 109 mm.
lvii
Lampiran A Dokumentasi lapangan Lebar Jalan Lurus
Gambar 1. Kondisi lebar jalan pada segmen 1 dengan ukuran lebar 4,7 meter.
Gambar 2. Kondisi lebar jalan pada segmen 2 dengan ukuran lebar 4,5 meter.
Gambar 3. Kondisi jalan pada segmen 3 dengan ukuran lebar 8,5 meter.
SG 1= 4,7M
SG 3=8,5 SG 2= 4,5 M
lviii
Gambar 4. Kondisi jalan pada segmen 4 dengan ukuran lebar 8,2 meter.
Gambar 5. Kondisi jalan segmen 5 dengan ukuran lebar 6,1 meter.
SG 5=6,1 M SG 4= 8,2 M
lix
Lampiran B Dokumentasi Lapangan Lebar Jalan Tikungan.
Gambar 1. Kondisi lebar jalan pada tikungan 1 dengan ukuran 8,1 meter.
Gambar 2. Kondisi lebar jalan pada tikungan 2 dengan ukuran 8,2 meter.
T 1= 8,10 M
T 3= 9 M
T 2=8,2 M
lx
Gambar 3. Kondisi lebar jalan pada tikungan 3 dengan ukuran 9 meter.
Gambar 4. Kondisi jalan pada tikungan 4 dengan ukuran 7,2 meter.
Gambar 5. Kondisi jalan pada tikungan 5 dengan ukuran 9,3 meter.
T 4= 7,2 M
T 5= 9,3 M
lxi
Lampiran C Dokumentasi Lapangan Kemiringan Jalan (Grade)
Gambar 1. Kondisi kemiringan jalan/grade 1 dengan nilai 10°
Gambar 2. Kondisi miringan jalan /garade 2 dengan nilai 9°.
lxii
Lampiran D Dokumentasi Lapangan
Cross Slope
Gambar 1. Kondisi kemiringan jalan pada cross slope 1 dengan nilai 0°.
Gambar 2. Kondisi kemiringan jalan pada cross slope 2 dengan nilai 1°.
Gambar 3. Kondisi kemiringan jalan pada cross slope 3 dengan nilai 1°.
CS 1- 0°
CS 2= 1°
CS 3= 1°
lxiii
Gambar 4. Kondisi kemiringan jalan pada cross slope 4 dengan nilai 9°.
Gambar 5. Kondisi kemiringan jalan pada cross slope 5 dengan nilai 2°.
CS 4= 9°
CS 5= 2°
lxiv
Lampiran E. Alat Angkut PT. JPC Dokumentasi lapangan
Jalan Angkut Lurus SG-4
Jalan Angkut T-1 SG 4= 8,2 M
SG 1= 8.1 M
lxv
Jalan Angkut Grade-1
Jalan Angkut Grade-2 G 1= 10°
G 2=9°
lxvi
Lampiran F
Spesifikasi Hino Dj 500
Dimensi
Tangki Solar = 200 Lt Total Panjang = 8,48 Total Lebar = 2,455 Total Tinggi = 2,700 Lebar Jejak Depan = 1,930 Lebar Jejak Belakang = 1,855 Lebar Jejak Roda = 2,02 Lebar Juntai Depan Fa = 1,255 Lebar Juntai Belakang Fb = 1,795 Sudut Penyimpangan Roda = 35°
lxvii
Lampiran F
lxviii
lxix
lxx
lxxi
lxxii
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ”Data-data dan Arsip-Arsip Laporan” PT. Jambi Prima Coal dan kontraktor PT. Load Houl Energi.
Aldiyansah, dkk. Analisi Geometri Jalan. “Jurnal geomine”. vol 4, No,2. Agustus 2016.
Akhmad rifandi, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Hauling. ”Jurnal Geologi Pertambangan”. Vol,1 Februari 2016.
Kurniawan Nur Pratomo, dkk. Evaluasi Jalan Angkut dari front Tambang andesit ke Crusher. ”Jurnal Teknik Pertambangan”. Vol 2, No 2, 2016.
Riko Ervil, dkk, “Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi”, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. 2013.
Thony Riyanto, dkk. Evaluasi Jalan Tambang Berdasarkan Geometri dan Daya Dukung Pada Lapisan Tanah. “Jurnal Himasapta”. Vol 1, No 2, 2016.
Zulkifli Sayuti, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Angkut Tambang dan Rencana Pembuatan Saluran Peniris di Tepi Jalan Angkut Tambang. “Jurnal Geosains”.
Vol 9, No 1, 2013.
Yanto Indonesianto. Pemindahan Tanah Mekanis. ”Jurusan Teknik Pertambangan”.
UPN “Veteran”, Jogyakarta., 2005.
lxxiii
BIODATA WISUDAWAN
Nama : Herianstah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tgl Lahir : Desa Bukit / 04 Oktober 1994 Nomor Pokok
Mahasiswa
: 1310024427051
Program Studi : Teknik Pertambangan Tanggal Lulus : 09 Juli 2018
IPK : 3,00
Predikat Lulus : Memuaskan
Judul Skripsi :
Evaluasi Jalan Angkut Dari Front Tambang Batubara Menuju Stokpile PT. Jambi Prima Coal Kecamatan, mandiangin, Propisi Jambi.
Dosen Pembimbing :
1. Refky Adinata, MT
2. Ali Sutan Nasution, ST, MM
Asal SMA : SMA N 8 Sarolangun
Nama Orang Tua : M. Rukbi
Alamat :
Desa Pelawan, Kec, Pelawan, Kab, Sarolangun Prop Jambi.
Email : [email protected]