• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang sangat pokok, sehingga belajar merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang karena dengan belajar manusia dapat berkembang dan berubah dalam sikap dan perilakunya. Belajar merupakan kewajiban bagi semua siswa selaku pelajar. Melalui belajar, siswa dapat mempersiapkan diri untuk masa depannya. Dalam melakukan kegiatan belajar dibutuhkan kerja keras, kesiapan, keuletan, ketekunan dan kerajinan. Oleh karena itu belajar tidak bisa dilakukan seenaknya atau sambil lalu. Semakin giat siswa dalam belajar akan semakin baik hasil belajar yang akan diperolehnya. Belajar tidak selamanya dilakukan di sekolah melainkan juga di rumah. Belajar dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok atau klasikal. Maka kemandirian dalam belajar harus terus ditingkatkan guna memperoleh hasil belajar yang diinginkan.

Kemandirian belajar merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar (Tahar, 2006). Berkaitan dengan hal tersebut, Sugilar (2000) merangkum pendapat Guglielmino, West & Bentley menyatakan bahwa karakteristik individu yang memiliki kesiapan belajar mandiri dicirikan oleh:

(2)

keterbukaan terhadap tantangan belajar, (4) sifat ingin tahu, (5) pemahaman diri dalam hal belajar, dan (6) menerima tanggung jawab untuk kegiatan belajarnya. Dalam kemandirian belajar, inisiatif merupakan indikator yang sangat mendasar.

Menurut Del Siegle (dalam Slameto, 2008) kemandirian belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas pemahaman tentang disiplin ilmu tertentu melalui proses pencaritahuan yang di bawah panduan minat yang sama. Sedangkan menurut Hoshi (dalam Slameto, 2008) dalam kemandirian belajar siswa bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut.

Tahar (2006) berpendapat kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menentukan pendekatan strategi belajar, dan melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai.

Kemandirian belajar menuntut tanggung jawab yang besar pada diri peserta ajar sehingga peserta ajar berusaha melakukan berbagai kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Hiemstra yang dikutip Darmayanti (2004) menyatakan tentang kemandirian belajar sebagai bentuk belajar yang memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi usahanya.

(3)

Dari hasil wawancara penulis dengan guru BK dan wali kelas XI IPA mengenai kemandirian siswa di kelas XI IPA menunjukkan bahwa siswa sangat sulit konsentrasi saat pelajar, siswa cenderung mengerjakan tugas rumah di sekolah saat pagi hari dengan mencontek pekerjaan teman lain, pada saat ulangan maupun tes siswa jarang belajar dan mempersiapkan jauh hari sebelumnya.

Untuk memperoleh data awal mengenai kemandirian belajar, penulis membagikan skala sikap kemandirian belajar siswa (berdasarkan teori dari Thoha, 1996) kepada siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Plus Salatiga, yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel 1.1

Tabel hasil skala sikap kemandirian belajar di Kelas XI IPA Interval Kategori Frekuensi Presentase 177 - 185 Sangat rendah 1 4.2

186 - 194 Rendah 9 37.5

195 - 203 Sedang 10 41.6

204 - 212 Tinggi 3 12.5

213 - 222 Sangat tinggi 1 4.2

Total 24 100.0

Hasil dari penyebaran skala sikap kemandirian belajar siswa diketahui bahwa hanya 3 siswa yang berkategori tinggi dan satu siswa yang berkategori sangat tinggi. Sedangkan 10 siswa lain berada pada kategori sedang, 9 siswa berkategori rendah dan 1 siswa sangat rendah. Dari hasil tersebut kemandirian belajar siswa perlu ditingkatkan karena akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sakti Puri

(4)

Belajar Matematika pada siswa kelas XI IPA” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemadirian belajar dan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan r = 0,242 dan p = 0,000 < 0,050.

Permasalahan kemandirian belajar ini tidak hanya menjadi tanggung jawab guru bidang studi tetapi terlebih juga guru pembimbing, yaitu melalui layanan bimbingan dan konseling guna membantu siswa untuk merubah kebiasaan belajarnya. Layanan bimbingan konseling yang diberikan sekolah meliputi layanan informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individu. Dalam memberikan layanan ada yang bersifat pribadi ada juga yang bersifat kelompok. Salah satu layanan BK dalam upaya peningkatan kemandirian siswa adalah bimbingan kelompok.

Bimbingan kelompok dapat diartikan secara sederhana dan secara mendalam. Secara sederhana, bimbingan kelompok diartikan sebagai bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama (Romlah, 1989). Pada pengertian secara mendalam, bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Amti, 1993). Banyak teknik bimbingan kelompok yang dapat digunakan seperti homeroom, problem solving, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok,

organisasi siswa, psikodrama, sosiodrama (Romlah, 1989). Teknik problem solving merupakan teknik yang pokok untuk hidup dalam masyarakat yang penuh dengan perubahan dengan menggunakan langkah-langkah yang

(5)

sistematis sehingga membuat individu berpikir analitis sintetis (Romlah, 1989). Selain itu problem solving menggunakan proses yang kreatif pada dirinya dan lingkungan sehingga siswa yang mengalami masalah kemandirian belajar mampu menyesuaikan dirinya sehingga selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya. Maka penulis tertarik menggunakan teknik problem solving.

Penelitian Aristiani (2005) mengenai “Keefektifan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar siswa kelas X SMA N 15 Semarang tahun ajaran 2005/2006” mengemukakan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kemandirian siswa yang ditunjukkan dengan nilai hitung Z = 4,296 > nilai tabel Z = 1,96.

Purwanto (2007) meneliti tentang “Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar siswa X SMA N 1 Tuntang” menunjukkan bahwa ada perbedaan kemandirian belajar siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol terlihat dari t hitung = 5,656 dengan p = 0,020 < 0,050.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving dalam meningkatkan Kemandirian Belajar siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Plus Salatiga tahun pelajaran 2011/2012”.

(6)

B. Rumusan Masalah

Apakah layanan bimbingan kelompok melalui teknik problem solving secara signifikan dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Plus Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Plus Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi di bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemandirian belajar serta bimbingan kelompok.

2. Manfaat praktis :

a. Memberikan masukan kepada para pendidik khususnya guru BK untuk senantiasa mendorong siswa dengan cara atau metode yang dapat merangsang siswa untuk mau meningkatkan kemandirian belajarnya.

(7)

b. Memberikan masukan kepada guru BK untuk menciptakan suatu layanan BK untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan bimbingan kelompok.

c. Memberikan masukan kepada guru BK untuk mengadakan layanan bimbingan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa yang lebih tinggi.

d. Siswa dapat mengetahui cara meningkatkan kemandirian belajarnya sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, berisi tentang teori yang melandasi yaitu berisi tentang kemandirian belajar, layanan bimbingan kelompok, penelitian yang relevan dan hipotesis.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, prosedur penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian.

Bab V Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Hercules Banjarbaru, frame Work yang akan di gunakan dalam membuat perencanaan sistem Informasi adalah Ward dan Preppard, analisa Lingkungan Internal Klinik Besalin Bunda

Pendekatan Grass roots merupakan kebalikan dari pendekatan top down yaitu inisiatif pengembagan yang dimulai dari lapangan atau dimulai dari guru-guru sebagai implementator,

yang tinggi pada setiap karyawan akan mengurangi tingkat turnover intention... 3756 3) Stres kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap turnover intention. Hal. ini

Anggaplah umur tertua yang dapat dicapai oleh hewan betina dalam suatu populasi tertentu adalah 15 tahun dan populasi tersebut dibagi menjadi tiga kelas umur dengan durasi yang

Kerena masih kurangnya pelayanan pada beauty spa yang telah ada saat ini yang kebanyakan hanya menyediakan perawatan yang hanya focus pada perawatan bagian wajah

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah serta inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU TAJWID MATERI

Metode Penulisan yang digunakan oleh Penulis merupakan yuridis normatif yang akan dilakukan dengan cara melakukan studi kepustakaan dalam melakukan Analisis